1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

JIEP-Vol.

20 , No 1, Maret 2020
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

TANTANGAN INDONESIA DALAM MEWUJUDKAN


PERTUMBUHAN EKONOMI YANG KUAT DAN
PEMBANGUNAN EKONOMI BERKELANJUTAN MELALUI
INDONESIA GREEN GROWTH PROGRAM OLEH BAPPENAS

Alya P. Rany1, Salsabila A. Farhani2, Vidya R. Nurina3, Laila M. Pimada4

1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Indonesia


2. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Indonesia
3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Indonesia
4. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Indonesia
E-mail: alyaprastika_@student.ub.ac.id
Abstract

The Ministry of National Development Planning of Indonesia established the Green Growth
Program in order to address the problems of climate change caused by economic activities.
Along with the Global Green Growth Institute (GGGI), the idea of Green Growth becomes
important to discuss due to the nation’s priority for strong economic growth and sustainable
development. Green economic growth tries to develop its program in several ways, namely
the development of bankable projects, increasing green economy investment in several
sectors, and designing creative and innovative economic instruments and policies. In addition,
the Green Growth Program has several programs implemented, namely energy programs,
energy landscape programs, special economic zones (KEK) programs, and climate fund
programs. In its implementation, yet the Green Growth Program encounters many challenges.
The challenges faced relate to human resources, institutional design, and trade offs faced by
the state. With a qualitative approach the descriptive method the researcher explains the
importance of the Green Growth Program and the challenges faced in carrying out these
programs.

Keywords: Green Growth; Economic growth; Sustainable Development.


JEL Classifications: O21; Q56
1. PENDAHULUAN sebesar 20,7%. Menurut United Na-
Selama 15 tahun terakhir, per- tions Statistics Division, Indonesia me-
tumbuhan ekonomi Indonesia berada di nempati peringkat keempat dunia dari
posisi 6%. Pertumbuhan ekonomi me- 15 negara dengan kontribusi industri
nandakan kenaikan pada output suatu manufaktur terhadap PDB lebih dari 10
negara yang akan berpengaruh pada pe- persen pada tahun 2016.
menuhan kebutuhan masyarakat akan Namun, di balik meningkatnya
barang dan jasa. Perekonomian Indo- pencapaian negara dalam pertumbuhan
nesia diharapkan terus membaik de- ekonomi terdapat eksternalitas negatif
ngan terus meningkatnya pertumbuhan yang terjadi. Eksternalitas negatif ter-
ekonomi. sebut terjadi terhadap lingkungan alam
Perkembangan pertumbuhan e- Indonesia. Melihat kondisi geografis
konomi tidak terlepas dari peran indus- Indonesia yang kaya akan Sumber Da-
trialisasi. Sektor industri merupakan ya Alam (SDA), menjadikan Indonesia
kontributor besar terhadap pertumbuh- bergantung kepada penggunaan SDA
an perekonomian Indonesia. Badan Pu- sebagai faktor produksi dalam mengha-
sat Statistik menunjukkan adanya per- silkan output. Selain itu, penggunaan
sentase kontribusi sektor industri terha- SDA tidak terbarukan untuk memfasi-
dap pertumbuhan ekonomi Indonesia litasi produktivitas (seperti pengguna-

63
JIEP-Vol. 20 , No 1, Maret 2020
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

an minyak bumi, dan batu bara) juga bahwa semakin tinggi nya GDP, maka
memberikan dampak buruk kepada kerusakan lingkungan yang akan dite-
kondisi lingkungan, seperti menimbul- rima juga semakin tinggi. Namun, pada
kan pengurangan kualitas pada udara, titik tertentu tingkat kerusakan lingku-
dan tanah. Degradasi lingkungan juga ngan akan mengarah kepada pengura-
terjadi pada kondisi hutan di Indonesia ngan walaupun tetap terjadi kenaikan
yang disebabkan oleh deforestasi. Kon- pada pertumbuhan perkapita (GDP)
disi kerusakan hutan di Indonesia di- (Pratiwi, Santosa, & Ashar, 2018; Vi-
buktikan oleh data pada Kementerian nod, 2001).
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Trade-offs yang terjadi antara
(KLHK) di mana KLHK melakukan pertumbuhan ekonomi dengan keles-
penanganan kasus kebakaran hutan tarian lingkungan menjadi suatu dilema
yang melibatkan lebih dari 200 pe- untuk negara berkembang, salah satu-
rusahaan (terdiri dari perkebunan kela- nya Indonesia. Sebagaimana terdapat
pa sawit, karet, dan lain-lain) pada ta- pada coase theorem, adanya peran pe-
hun 2015 (Bram, Muhajir, & Setiawati, merintah dapat menciptakan efektivitas
2013; Everett, Ishwaran, Ansaloni, & dalam mengatasi permasalahan ekster-
Rubin, 2010; Hardini, 2011; Mukhlis, nalitas negatif. Oleh karena itu, peme-
2014; Winterbotham & Sophister, rintah Indonesia melakukan program
2012). yang sejalan dengan Rencana Jangka
Kehadiran kawasan industri yang Menengah Pemerintah Nasional (RPJ-
ada di Indonesia dapat memberikan MN) 2014-2019, di mana arah kebija-
kontribusi besar kepada perubahan i- kan RPJMN 2014-2019 berfokus pada
klim, berupa pencemaran udara, air, ta- pembangunan nasional yang meliputi
nah oleh emisi gas rumah kaca serta gas pertumbuhan ekonomi yang inklusif
polutan karbon dioksida (CO2) yang sa- dan berkelanjutan, serta peningkatan
at ini juga menjadi isu penting dalam kualitas lingkungan hidup, mitigasi a-
lingkup global. Pengolahan limbah dari lam dan penanganan perubahan iklim.
kegiatan industri yang tidak tepat me- Ditambah dengan adanya komitmen
nyebabkan pencemaran lingkungan. dari Pemerintah Indonesia untuk meng-
Lebih dari 550 sungai di seluruh Indo- geser paradigma pembangunan menja-
nesia, 52 sungai strategis dalam kondisi di pembangunan berkualitas dengan
tercemar, diantaranya Sungai Citarum menggunakan metode low-carbon dan
di Jawa Barat dan Sungai Ciliwung di pembangunan ramah lingkungan. De-
DKI Jakarta versi World Wide Fund for ngan adanya hal tersebut, Kementerian
Nature (WWF) tahun 2019 (Baiquni, Perencanaan Pembangunan Nasional
2009; Kwanda, 2000; Sapariah, 2015; (BAPPENAS) melakukan kerjasama
Yuliana, 2017; Zuraya, 2019). dengan The Organisation for Econo-
Dengan ini dapat dilihat bahwa a- mic Co-operation and Development
danya trade-off antara pertumbuhan e- (OECD) bersama dengan Kementerian
konomi dengan kelestarian lingkungan lain seperti Kementerian Lingkungan
menjadi suatu tantangan yang harus di- Hidup dan Kehutanan (KLHK), melak-
tempuh oleh pemerintah Indonesia. sanakan komitmen yang diwujudkan
Melihat pada Environmental Kuznet dalam program pembangunan ramah
Curve (EKC), hubungan antara per- lingkungan “Green Growth”. Meski-
tumbuhan ekonomi per kapita dengan pun ide Green Growth Program ini cu-
kualitas lingkungan alam menjadi se- kup menggiurkan, namun masih terda-
buah hipotesis yang selayaknya sering pat tantangan yang harus dihadapi In-
terjadi pada negara-negara di dunia. Di donesia dalam implementasi “green
mana hipotesis EKC ini menyatakan growth program”. Oleh karena itu, pe-

64
JIEP-Vol. 20 , No 1, Maret 2020
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

nelitian ini bertujuan untuk mengana- menyebutkan bahwa pemerintah harus


lisis tantangan yang dihadapi Indonesia mendukung perubahan ekonomi yang
dalam green growth program (BKF semula hanya mengenai profit dan ke-
Kementerian Keuangan RI, 2019; sejahteraan menjadi ekonomi hijau
Global Green Growth Institute, n.d.; yang lebih berorientasi pada kelestari-
Makmun, 2016; Yusuf, 2019; Zaini & an lingkungan. Dengan adanya ekono-
Darmawanto, 2015). mi hijau diharapkan dapat mengatasi
Berdasarkan latar belakang yang permasalahan lingkungan yang ada
telah disampaikan, terdapat rumusan khususnya permasalahan iklim yang
permasalahan yang akan dijawab pada saat ini menjadi topik utama di seluruh
penelitian ini, pertama, bagaimana pen- dunia (Shachi, 2018). Menurut Meier
tingnya program green growth di In- (1995) dengan adanya kesinambungan
donesia? Kedua, bagaimana implemen- antara pembauran antara perekonomi-
tasi program green growth yang dila- an dan kawasan dapat memberikan ber-
kukan oleh BAPPENAS? Ketiga, ba- bagai manfaat, yaitu aktualisasi dan
gaimana tantangan program green gro- perluasan industri manufaktur regional,
wth untuk mewujudkan pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi melalui pe-
ekonomi yang kuat serta pembangunan ningkatan perdagangan dan persaingan
berkelanjutan? intensif.
Penelitian ini memiliki tujuan an- Hipotesis Environmental Kuznet
tara lain, pertama, untuk mengetahui Curve (EKC) oleh Kuznet (1950) men-
pentingnya program green growth di jadi konsep yang kerap dibicarakan jika
Indonesia. Kedua, untuk mengetahui melihat permasalahan mengenai dam-
kinerja dan implementasi dari program pak lingkungan dan pertumbuhan eko-
green growth yang dilakukan oleh BA- nomi. Hipotesis EKC melihat bahwa
PPENAS. Ketiga, untuk mengetahui seiring dengan meningkatnya pertum-
tantangan program green growth untuk buhan ekonomi, maka degradasi ling-
mewujudkan pertumbuhan ekonomi kungan yang diterima semakin besar
yang kuat serta pembangunan berke- (Beyene & Kotosz, 2019; Churchill,
lanjutan. Inekwe, Ivanovski, & Smyth, 2018).
Dengan ini Mukhlis (2014) melihat
2. TINJAUAN PUSTAKA DAN HI- bahwa semakin besarnya kegiatan eko-
POTESIS nomi masyarakat akan menyebabkan
Menurut Yasa (2010), pem- meningkatnya permasalahan lingkung-
bangunan ekonomi akan berkembang an. Hal ini sejalan dengan studi pada
cepat dengan menganut sistem ekono- Lopez, Thomas, dan Thomas dalam
mi hijau atau green growth. Sistem Vinod (2001), perusahaan yang menja-
ekonomi green growth ini berorientasi dikan sumber daya alam menjadi mo-
pada hubungan antara ekosistem alam dal utamanya untuk mendapatkan ke-
dan sumber daya manusia dengan ber- untungan maka perusahaan tersebut ti-
dasarkan pengetahuan dan teknologi. dak dapat mengkompensasi kerusakan
Ekonomi hijau tidak mengandalkan ba- alam yang disebabkan oleh aktivitas e-
han bakar fosil. Dengan ini, keberadaan konominya. Menurut Djojohadikusu-
ekonomi hijau berguna untuk memini- mo dalam Utomo (2009), daya dukung
malkan dampak dari aktivitas ekonomi alam akan terus berkurang sehingga ek-
manusia terhadap perubahan iklim dan sploitasi pada lingkungan yang dilaku-
pemanasan global (Putthiwanit, 2016). kan terus-menerus hanya untuk menda-
United Nation Environment Pro- patkan keuntungan pada akhirnya akan
gramme (UNEP), dalam kesepakatan menyebabkan terganggunya keseimba-
global baru (global green new deal) ngan alam itu sendiri. Kondisi tersebut

65
JIEP-Vol. 20 , No 1, Maret 2020
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

dikenal dengan krisis lingkungan yaitu tor untuk mengembangkan bisnis in-
kondisi yang diakibatkan oleh kekeli- dustri dengan ramah lingkungan sekitar
ruan dalam pengelolaan lingkungan. (Palm Oil Green Economic Zone atau
Lain halnya menurut Berry, et.al kawasan tidak berpolusi).
(1993) dalam Utomo (2009) menyata- Menurut Indonesia Green Eco-
kan bahwa dalam memenuhi kebutu- nomy Model (I-GEM) oleh Sukhdev,
han ekonominya manusia melakukan Varma, Bassi, Mumbunan, & Sonny
kegiatan ekonomi dan industri yang (2015), agar transisi Ekonomi Hijau
kemudian memberikan dampak buruk yang efektif dapat berlangsung, pen-
berupa pencemaran lingkungan. Selan- ting bagi Indonesia untuk memiliki in-
jutnya ditemukan hubungan positif a- dikator makro yang tepat untuk mem-
tau berbanding lurus antara kebutuhan bantu mengukur kemajuan. Keempat
manusia melalui industri dengan pen- tujuan atau indikator tersebut adalah
cemaran lingkungan, yang artinya se- pro-growth, pro-job, pro-poor, pro-
makin tinggi kebutuhan manusia me- environment. Melalui tujuan tersebut,
lalui industri maka pencemaran lingku- ditemukan bahwa indikator ekonomi
ngan juga akan semakin tinggi. Jika makro (seperti pertumbuhan PDB, per-
kondisi tersebut terjadi dalam intensi- tumbuhan PDB per kapita) tidak cocok
tas tinggi maka akan terjadi keadaan di untuk mengukur pembangunan berke-
mana pertumbuhan ekonomi stuck dan lanjutan. Yang dibutuhkan Indonesia
kondisi lingkungan semakin membu- adalah tiga indikator baru yaitu “Inclu-
ruk tidak dapat diperbaiki kembali. sive Wealth” dan “Green GDP”, “De-
Kondisi tersebut disebut the limits to cent Green Jobs” dan “PDB of the Ru-
growth yang diperkenalkan oleh Mead- ral Poor” untuk membangun jalur me-
ows. nuju pembangunan yang berkelanjutan,
Program Pertumbuhan Ekonomi adil dan kompetitif secara ekonomi.
Hijau Phase II: 2016-2020 yang ditu- Ketiga indikator tersebut dihi-
angkan dalam Perpres No. 82 Tahun tung oleh I-GEM untuk membantu In-
2014 tentang Pengesahan Persetujuan donesia membangun strategi pemba-
Pembentukan Lembaga Internasional ngunan dan memasukkan perubahan ke
Pertumbuhan Hijau. Dengan adanya dalam kebijakan nasional dan sub-re-
program tersebut, Indonesia akan be- gional yang relevan, yang mencermin-
kerjasama dengan Malaysia dalam pro- kan kebutuhan sosial, lingkungan dan
gram Palm Oil Green Economic Zone kondisi yang nyata dari seluruh pro-
(POGEZ) atau biasa disebut dengan vinsi yang ada di Indonesia. Karena itu,
Kawasan Ekonomi CPO. ketiga indikator tersebut memungkin-
Implementasi dari program Palm kan pemerintah membuat strategi dan
Oil Green Economic Zone (POGEZ) rencana berdasarkan kekuatan regional
dilakukan di Kawasan Industri Dumai yang ada, dan juga memungkinkan pe-
yang berada di provinsi Riau dan Ka- merintah provinsi untuk menilai dam-
wasan Industri Berau yang berada di pak dari intervensi yang direncanakan.
provinsi Kalimantan Timur. Kawasan
ini dibentuk untuk mengatasi kesenja- 3. METODE PENELITIAN
ngan pembangunan sektor industri dan Peneliti menggunakan pendekat-
membangkitkan upaya pengembangan an deskriptif kualitatif. Menurut Jau-
industri di seluruh wilayah yang me- hari (2007), setiap penelitian menggu-
ngedepankan prinsip Green Industry. nakan pendekatan kualitatif membu-
Green industry merupakan program tuhkan data berupa kata-kata tertulis,
dua negara antara Malaysia dan Indo- data wawancara atau lisan, dan kela-
nesia, tujuan untuk menarik para inves- kuan yang diamati. Menurut Kuntoro

66
JIEP-Vol. 20 , No 1, Maret 2020
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

(2005), metode deskriptif merupakan degradasi, seperti hilangnya hutan aki-


metode yang memberikan uraian atau bat penggundulan hutan oleh manusia
gambaran yang jelas tanpa memberi (deforestasi), penurunan kualitas tanah
perlakuan terhadap objek yang diteliti. (degradasi tanah), hilangnya keaneka-
Pemilihan data yang digunakan dalam ragaman hayati, dan masalah polusi.
penelitian ini adalah data sekunder Dengan ini, dicanangkannya pro-
yang bersumber dari jurnal dengan to- gram Green Growth Program adalah
pik yang sejenis serta bersumber dari untuk mewujudkan pembangunan ber-
website resmi Green Growth Bappenas kelanjutan, di mana kelestarian lingku-
(http://greengrowth.bappenas.go.id/). ngan alam dan pertumbuhan ekonomi
Peneliti memilih cara studi doku- dapat terintegrasi dengan baik sehingga
mentasi sebagai teknik pengumpulan terwujudnya Indonesia yang berkuali-
data. Menurut Arikunto (2006), “doku- tas. Program Pertumbuhan Ekonomi
mentasi” berasal dari kata dasar “do- Hijau Indonesia (Green Growth Pro-
kumen” yang berarti barang tertulis. gram) merupakan program bersama
Dokumentasi yang dimaksud dari pem- yang dilaksanakan oleh Badan Peren-
bahasan ini yaitu berupa karya ilmiah canaan Pembangunan Nasional (Ba-
seperti artikel, makalah, jurnal dan la- ppenas) dan Global Green Growth Ins-
innya. Dalam penelitian ini, peneliti titute (GGGI) serta melibatkan sejum-
menggunakan teknik analisis berupa lah kementerian dan pemerintah dae-
membahas/menjabarkan/dikomentari. rah. GGGI sendiri berdiri pada tahun
Menurut Jauhari (2007), terdapat 2012 dan Indonesia merupakan salah
beberapa hal yang harus diperhatikan satu pendirinya. Program ini diharap-
dalam penganalisisan data dengan cara kan mampu membantu Indonesia da-
pembahasan: (1) data yang digunakan lam mewujudkan pertumbuhan ekono-
haruslah data yang memiliki kesesuai- mi yang kuat serta pembangunan eko-
an dengan masalah yang akan diteliti; nomi yang berkelanjutan.
(2) jumlah data yang digunakan harus Program green growth atau per-
merepresentasikan sample; (3) menja- tumbuhan hijau memiliki 5 capaian tar-
dikan pertanyaan penelitian sebagai pe- get jangka panjang diantaranya; per-
doman dan (4) menentukan teori yang tumbuhan ekonomi berkelanjutan, per-
tepat. tumbuhan yang inklusif dan adil, keta-
hanan pada sosial-ekonomi dan lingku-
4. ANALISIS DATA DAN PEMBA- ngan, penyediaan jasa yang produktif
HASAN dan sehat pada ekosistem, pengurangan
Proses perkembangan industri- emisi gas rumah kaca.
alisasi yang cepat sejak tahun 1985- Dalam upaya melaksanakan pro-
1999 memberikan dampak yang baik gram Green Growth Program, OECD
bagi pertumbuhan ekonomi dan peng- memberikan beberapa rekomendasi ke-
entasan kemiskinan di Indonesia. Ter- bijakan, meliputi Economic Surveys,
bukti dengan tercapainya pertumbuhan Environmental Performance Review,
ekonomi sebesar 7,9% dan angka ke- Innovation Reviews, dan Investment
miskinan mengalami penurunan sebe- Policy Reviews. Program ini sangat
sar 49% (World Bank, 1999; dalam memperhatikan kelestarian lingkungan
Asian Development Bank, 2005). Na- serta efisiensi sumber daya melalui ca-
mun tidak hanya berdampak baik, in- ra:
dustrialisasi juga memberikan dampak 1) Mengembangkan proyek banka-
buruk pada kondisi modal alam (SDA) ble. Program ini akan mengem-
Indonesia. Bertambahnya industrialisa- bangkan proyek yang bankable la-
si membuat kondisi alam mengalami

67
JIEP-Vol. 20 , No 1, Maret 2020
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

lu akan membantu dalam proses manfaatan energi surya, pengola-


koneksinya. han limbah kelapa sawit, dan so-
2) Memasukkan faktor investasi per- lusi bioenergi lainnya.
tumbuhan hijau dalam setiap pe- 2) Program Lanskap Berkelanjutan
rencanaan sektoral. Program ini Program ini merupakan program
berusaha memasukkan unsur–un- kerjasama antara BAPPENAS dan
sur yang dapat membantu kema- Kementerian Lingkungan Hidup
juan dari investasi pertumbuhan dan Kehutanan (KLHK). Latar be-
hijau dalam setiap perencanaan lakang program ini berbasis lans-
sektoral. kap dikarenakan hutan, gambut
3) Merancang instrumen dan kebija- dan lahan memiliki peran besar da-
kan ekonomi yang kreatif dan ino- lam kehidupan masyarakat di In-
vatif. Program ini bersama peme- donesia. Green Growth Program
rintah mencoba menciptakan kon- membantu program ini dari sisi fis-
disi ekonomi yang stabil agar ali- kal maupun teknis. Tak jauh ber-
ran modal pada investasi hijau te- beda dengan program energi, pada
rus meningkat. Hal ini juga di- Green Growth program juga ber-
lakukan untuk membangun keper- upaya membantu proyek-proyek
cayaan dari investor baik dari da- di bidang kehutanan atau lanskap
lam negeri maupun luar negeri. agar mencapai tahap bankable dan
Memasuki pada fase ke-2 Pro- kemudian mendapat koneksi yang
gram Pertumbuhan Hijau, program ter- tepat sehingga dapat meningkat-
sebut memiliki 4 program utama yaitu: kan aliran dana pada proyek-pro-
1) Program Energi yeknya yang nantinya akan berim-
Program ini merupakan program bas pada meningkatnya investasi
Pertumbuhan Ekonomi Hijau yang hijau.
dilaksanakan oleh Bappenas de- 3) Program Kawasan Ekonomi Khu-
ngan Kementerian Energi dan sus
Sumber Daya Mineral (KESDM). Program ini merupakan kerjasama
Program energi dilaksanakan pada antara BAPPENAS dan Dewan
sub-sektor energi terbarukan se- Nasional Kawasan Ekonomi Khu-
hingga dapat menghasilkan efisi- sus (DN KEK) di bawah Kemen-
ensi energi. Untuk memenuhi ke- terian Koordinator Bidang Pereko-
butuhan energi nasional, program nomian. Sedikit berbeda dengan
energi ini digunakan untuk me- dua program sebelumnya, selain
ningkatkan porsi EBT (Energi Ba- membantu proyek-proyek di bi-
ru Terbarukan) hingga 23% pada dang KEK agar mencapai tahap
tahun 2025. Green Growth pro- bankable, program KEK juga me-
gram membantu proyek-proyek di nerapkan eCBA untuk studi ke-
bidang energi agar mencapai tahap layakan proyek. Selain aliran mo-
bankable dan kemudian mendapat dal pada proyek-proyek ini terus
koneksi yang tepat sehingga dapat meningkat kualitas kelayakan pro-
meningkatkan aliran dana pada yek berbasis lingkungan juga se-
proyek-proyeknya yang nantinya makin baik.
akan berimbas pada meningkatnya 4) Program Green Climate Fund
investasi hijau. Misalnya dalam Program Green Climate Fund ada-
pengaturan pendanaan dan mem- lah sebuah mekanisme pembiaya-
pertemukan para investor dan pe- an dari UNFCCC. UNFCCC sen-
ngembang proyek. Saat ini pro- diri merupakan perjanjian yang di-
gram energi tengah fokus pada pe- buat untuk membantu negara-ne-

68
JIEP-Vol. 20 , No 1, Maret 2020
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

gara berkembang di bawah bende- pemerintah (Driedger, 2007; da-


ra PBB. Green Climate Fund lam Bram et al., 2013).
memberikan dana kepada proyek- 2) Investasi dengan Pola Konvensio-
proyek di Program Ekonomi Hi- nal
jau. Pembiayaan atau dana terse- Masih banyak investasi di Indone-
but dapat diperoleh jika proyek- sia yang menggunakan pola–pola
proyek tersebut sudah memenuhi konvensional di mana hanya me-
berbagai persyaratan yang telah di- mentingkan keuntungan semata
tetapkan. Setiap proyek dapat me- tanpa memikirkan dampak terha-
ngajukan proposal pembiayaan dap lingkungan. Investasi-investa-
melalui sebuah entitas yang juga si dengan pola ini justru dalam
telah diakui secara nasional mau- ekspansinya akan memperparah
pun internasional. National Desig- kondisi lingkungan. Poin kedua ini
nated Authority (NDA) adalah didasarkan oleh poin pertama di
jembatan komunikasi utama antara mana bentuk kesadaran masyara-
suatu negara dan Green Climate kat akan eksternalitas negatif men-
Fund. NDA untuk Indonesia yaitu jadikan sebuah action plan men-
Badan Kebijakan Fiskal di bawah jadi action di mana pada tingkat
Kementerian Keuangan. perusahaan (firm) maupun perseo-
Dalam pelaksanaannya Program rangan melakukan investasi yang
Pertumbuhan Ekonomi Hijau memiliki berbasiskan pada Green Invest-
beberapa hambatan yang dapat mem- ment. Sebagaimana dalam pro-
perlambat kinerja dari program ini, di- gram green growth, Green Invest-
antaranya: ment bertujuan untuk menciptakan
1) Kurangnya Penghargaan terhadap peluang pada model bisnis hijau
Sumber Daya Alam (SDA) yang berorientasikan tetap pada
Pada hambatan ini berhubungan e- profit, namun juga bertanggung ja-
rat dengan Sumber Daya Manusia wab atas pelaksanaan mitigasi
(SDM) di mana masih banyak ma- lingkungan.
syarakat Indonesia yang belum 3) Masalah Desain Kelembagaan
memberikan perhatiannya pada Hambatan ini merupakan hamba-
lingkungan alam. Masih banyak tan yang cukup sulit untuk dipe-
dari masyarakat Indonesia yang cahkan karena berhubungan de-
belum peka terhadap kondisi ling- ngan berbagai stakeholders. Ke-
kungan yang semakin menurun a- lembagaan di Indonesia bisa dibi-
kibat kegiatan mereka sendiri. Pa- lang masih kurang efisien. Hal ini
dahal semakin terkikisnya kondisi dikarenakan oleh mahal nya biaya
modal alam yang dimiliki Indone- transaksi (transaction cost), ting-
sia ini akan berdampak besar ter- ginya asimetri informasi , serta
hadap kesejahteraan masyarakat. tumpang tindihnya aturan atau ke-
Public awareness akan isu peruba- bijakan di Indonesia yang meng-
han iklim sangat diperlukan guna akibatkan terhambatnya program
mewujudkan kelestarian alam. A- ekonomi hijau. Dikutip dari World
danya kesadaran masyarakat akan Bank, terdapat dua alasan menga-
dampak dari kegiatan ekonomi pa kinerja Indonesia dalam me-
yang menghasilkan eksternalitas nanggapi isu degradasi lingkungan
negatif berlebih nantinya dapat sekaligus menjalankan pertumbu-
mengarah kepada penentuan kebi- han ekonomi masih kurang, yaitu
jakan yang akan dilakukan oleh (1) Kurangnya komitmen yang
kuat untuk mengimplementasikan

69
JIEP-Vol. 20 , No 1, Maret 2020
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

kebijakan yang telah dibuat untuk nologi memadai yang dapat meng-
mengatasi, dan mitigasi degradasi atasi masalah dampak dari indus-
lingkungan, dan (2) Integrasi yang trialisasi. Berdasarkan teori dan
kecil dari segi mempertimbangkan konsep inovasi oleh Schumpeter
dampak yang akan terjadi pada (1928), Research & Development
lingkungan akibat dari perencana- merupakan bentuk dari penciptaan
an pembangunan. Dapat diartikan inovasi sehingga nantinya dapat
bahwa desain kelembagaan yang menghasilkan berbagai teknologi
belum mapan menjadi suatu tanta- memadai untuk menghindari eks-
ngan bagi pemerintah Indonesia ternalitas negatif dari industriali-
dalam mengatasi permasalahan isu sasi. Oleh karena itu, peran peme-
degradasi lingkungan tersebut. rintah dalam menyediakan pelaya-
4) Trade-offs antara pertumbuhan e- nan publik melalui pemberian ak-
konomi dengan kelestarian lingku- ses pendidikan dan penelitian yang
ngan. mudah dan murah dapat mewujud-
Hipotesis Environmental Kuznet kan percepatan dalam mencipta-
Curve (EKC) mengindikasikan kan sebuah inovasi. Instrumen ke-
bahwa walau terjadinya peningka- bijakan fiskal oleh Kementerian
tan GDP dapat meningkatkan ke- Keuangan berupa anggaran ber-
rusakan lingkungan alam, namun fungsi sebagai alat untuk mensta-
pada titik tertentu (stage 3) akan bilkan ekonomi serta mendorong
terjadi penurunan pada kerusakan pertumbuhan ekonomi di mana
lingkungan seiring dengan me- melalui pemberian fasilitas kepada
ningkatnya GDP. Hal ini dikarena- masyarakat. Dengan prinsip Value
kan pada tahap ini masyarakat su- for Money, perencanaan dan pe-
dah lebih memilih untuk melaku- nyusunan anggaran yang dilaku-
kan peningkatan pada kualitas kan oleh pemerintah bertujuan un-
lingkungan alam daripada kon- tuk mewujudkan 3 (tiga) elemen
sumsi yang tidak memperhatikan dasar dalamnya, yaitu ekonomi,
eksternalitas. Pada kurva di bawah efisiensi, dan efektivitas. Dengan
dapat mendeskripsikan kondisi ini, perencanaan dan penyusunan
trade-offs antara pertumbuhan e- anggaran harus bertujuan kepada
konomi dengan kelestarian lingku- output dan outcome yang akan di-
ngan alam. hasilkan sehingga nantinya peng-
Seperti hal nya dalam teori eko- gunaan sumber daya ekonomi (be-
nomi ekonomi klasik dimana me- rupa anggaran) menjadi terman-
lihat kenaikan output dapat me- faatkan secara efisien.
ningkatkan pertumbuhan ekono-
mi, artinya akan semakin banyak 5. KESIMPULAN, IMPLIKASI,
juga dampak lingkungan yang ter- SARAN, DAN BATASAN
jadi akibat produktivitas tersebut. Program green growth sudah
Dengan ini, green growth program mulai diterapkan di Indonesia. Pro-
berinisiasi untuk mengatasi tanta- gram ini akan membawa dampak yang
ngan dari adanya trade-off terse- baik untuk peningkatan iklim investasi
but. di era industrialisasi di Indonesia se-
5) Allocative efficiency pada Angga- karang ini. Peningkatan investasi itu
ran Belanja Pemerintah untuk Re- sendiri nantinya akan mempengaruhi
search and Development. peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Dalam mendukung green growth Namun, dalam mengimplementasikan
program tentunya dibutuhkan tek- Green Growth Program Indonesia ma-

70
JIEP-Vol. 20 , No 1, Maret 2020
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

sih mengalami berbagai tantangan. Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.


Tantangan tersebut berupa kurangnya Asian Development Bank. (2005).
penghargaan terhadap SDA, investasi Indonesia: Country Environment
dengan pola konvensional, masalah de- Analysis. Retrieved from Asian
sain kelembagaan, trade-offs antara Development Bank website:
pertumbuhan ekonomi dengan pelesta- https://www.adb.org/sites/default
rian lingkungan, dan allocative effici- /files/institutional-
ency pada anggaran belanja pemerintah document/32184/ino-cea-
untuk research and development. Se- aug2005.pdf
hingga tersedianya teknologi yang me- Baiquni, M. (2009). Revolusi Industri,
madai untuk melakukan produktivitas Ledakan Penduduk, dan Masalah
dalam menghasilkan output. Dalam Lingkungan. Jurnal Sains Dan
mengatasi masalah degradasi lingku- Teknologi Lingkungan, 1(1), 38–
ngan, pemerintah mewujudkan komit- 59.
mennya melalui green growth pro- https://doi.org/https://doi.org/10.2
gram. Dengan 2 (dua) capaian utama- 0885/jstl.vol1.iss1.art3
nya, yaitu capacity building, dan green Beyene, S. D., & Kotosz, B. (2019).
investment menjadikan program ini Testing the Environmental
memiliki nilai manfaat tinggi untuk Kuznets Curve Hypothesis: an
pembangunan Indonesia ke depan yang Empirical Study for East African
berkelanjutan. Countries. International Journal
Program green growth ini tidak of Environmental Studies.
hanya mempertimbangkan mengenai https://doi.org/https://doi.org/10.1
masalah kerusakan kerusakan lingku- 080/00207233.2019.1695445
ngan, namun juga mengenai green in- BKF Kementerian Keuangan RI.
vestment. Sehingga Program green (2019). Tunjukkan Komitmen
growth ini diharapkan bisa diimple- Serius Terhadap Lingkungan,
mentasikan ke setiap sektor industri OECD dan Pemerintah Indonesia
yang ada di Indonesia, untuk mencip- Luncurkan Tinjauan Kebijakan
takan iklim investasi yang baik untuk Pertumbuhan Hijau. Retrieved
menarik para investor. Pengimplemen- from Badan Kebijakan Fiskal
tasian program ini juga haruslah ke se- Kementerian Keuangan Republik
tiap daerah yang ada di Indonesia atau Indonesia website:
ke 34 provinsi yang ada di Indonesia https://fiskal.kemenkeu.go.id/dw-
melalui regulasi-regulasi Pemerintah konten-
Daerah. Sehingga nantinya seluruh ma- view.asp?id=2019071513075052
syarakat Indonesia akan memahami 1862823
dan sadar betapa pentingnya program Bram, D., Muhajir, M., & Setiawati, M.
green growth untuk keberlangsungan (2013). Dinamika Wacana
dalam perekonomian maupun lingku- Perubahan Iklim dan Keterkaitan
ngan. Selain itu, pelaksanaan prinsip dengan Hukum dan Tenurial di
good governance dalam menjalankan Indonesia: Sebuah Kajian
green growth program sangatlah pen- Kepustakaan. Jakarta: Epistema
ting agar program ini dapat terlaksana Institute.
dengan baik. Churchill, S. A., Inekwe, J., Ivanovski,
K., & Smyth, R. (2018). The
DAFTAR PUSTAKA Environmental Kuznets Curve in
the OECD: 1870–2014. Energy
Arikunto, S. (2006). Prosedur Economics, 75(C), 389–399.
Penelitian Suatu Pendekatan https://doi.org/10.1016/j.eneco.20

71
JIEP-Vol. 20 , No 1, Maret 2020
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

18.09.004 Pratiwi, N., Santosa, D. B., & Ashar, K.


Everett, T., Ishwaran, M., Ansaloni, G. (2018). Analisis Implementasi
P., & Rubin, A. (2010). Economic Pembangunan Berkelanjutan di
Growth and The Environment Jawa Timur. Jurnal Ilmu Ekonomi
(No. MPRA Paper 23585). Dan Pembangunan, 18(1), 1–14.
Munich. Putthiwanit, C. (2016). An Analysis of
Global Green Growth Institute. (n.d.). Joseph Schumpeter’s Life,
Mewujudkan Pertumbuhan Concept of Innovation, and
Ekonomi Hijau di Indonesia: Peta Application for Estonia (No.
Jalan untuk Kebijakan, MPRA Paper No. 71126).
Perencanaan, dan Investasi. Retrieved from
Jakarta: Bappenas. https://mpra.ub.uni-
Hardini, A. (2011). Hubungan antara muenchen.de/id/eprint/71666
Pertumbuhan Penduduk , Sapariah, S. (2015). Perizinan di Sektor
Kemiskinan dan Pertumbuhan Kehutanan dan Kawasan Industri
Ekonomi terhadap Kualitas jadi Lebih Mudah, Kabar Baik
Lingkungan di Kota Semarang Atau…? Retrieved from
Tahun 2001-2008. Universitas www.mongabay.co.id website:
Negeri Semarang. https://www.mongabay.co.id/201
Jauhari, H. (2007). Pedoman Penulisan 5/09/30/perizinan-di-sektor-
Karya Ilmiah. Bandung: Pustaka kehutanan-dan-kawasan-industri-
Setia. jadi-lebih-mudah-kabar-baik-
Kuntoro, R. (2005). Metode Penelitian. atau/
Jakarta: PPM. Shachi, S. M. (2018). Indonesia
Kwanda, T. (2000). Pengembangan Commits to Low Carbon
Kawasan Industri di Indonesia. Development and a Green
Dimensi Teknik Arsitektur, 28(1), Economy at COP24. Retrieved
54–61. from www.ekuatorial.com
https://doi.org/https://doi.org/10.9 website:
744/dimensi.28.1. https://www.ekuatorial.com/en/2
Makmun. (2016). Green Economy: 018/12/12727/
Konsep, Implementasi dan Peran Sukhdev, P., Varma, K., Bassi, A. M.,
Kementerian Keuangan. Jurnal Mumbunan, & Sonny, E. A. and.
Ekonomi Dan Pembangunan, (2015). Indonesia Green
19(2), 1–15. Economy Model (I-GEM). LECB
https://doi.org/https://doi.org/10.1 Indonesia and UNDP.
4203/JEP.19.2.2011.1-15 Utomo, T. W. W. (2009).
Meier, G. M. (1995). Leading Issues in Keseimbangan Kepentingan
Economic Development. New Ekonomis dan Ekologis dalam
York: Oxford University Press. Menunjang Kebijakan
Mukhlis, I. (2014). Eksternalitas, Pembangunan Berkelanjutan
Pertumbuhan Ekonomi dan (Sustainable Development).
Pembangunan Berkelanjutan Retrieved from
dalam Perspektif Teoritis. Jurnal http://nurma.staff.uns.ac.id/files/2
Ekonomi Bisnis, (3), 191–199. 009/03/keseimbanganekonekol-
Perpres No. 82 Tahun 2014 tentang 1.pdf
Pengesahan Persetujuan Vinod, T. (2001). The Quality of
Pembentukan Lembaga Growth: Kualitas Pertumbuhan.
Internasional Pertumbuhan Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Hijau. Utama.

72
JIEP-Vol. 20 , No 1, Maret 2020
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

Winterbotham, A., & Sophister, J. pabrik-semen-di-


(2012). The Solutions to rembang?page=all
Externalities: From Pigou to Yusuf, S. I. (2019). Review Kebijakan
Coase. The Student Economic Pertumbuhan Hijau, Ini
Review, 26, 172–180. Retrieved Rekomendasi OECD untuk
from KLHK. Retrieved from
https://www.tcd.ie/Economics/as kontan.co.id website:
sets/pdf/SER/2012/Externalities.p https://nasional.kontan.co.id/new
df s/review-kebijakan-pertumbuhan-
Yasa, I. G. W. M. (2010). Ekonomi hijau-ini-rekomendasi-oecd-
Hijau, Produksi Bersih dan untuk-klhk
Ekonomi Kreatif: Pendekatan Zaini, M., & Darmawanto, A. T.
Mencegah Resiko Lingkungan (2015). Implementasi
Menuju Pertumbuhan Ekonomi Pembangunan Berkelanjutan
Berkualitas di Provinsi Bali. Bumi Berwawasan Lingkungan Studi
Lestari Journal of Environment, pada Kelurahan Lempake
10(2), 285–294. Retrieved from Kecamatan Samarinda Utara Kota
https://ojs.unud.ac.id/index.php/b Samarinda. Jurnal Ilmu Ekonomi
lje/article/view/132 Dan Pembangunan, 15(2), 24–31.
Yuliana, R. (2017). Konflik dan Zuraya, N. (2019). 82 Persen Sungai di
Kerusakan Lingkungan Indonesia Tercemar dan Kritis.
(Pembangunan Pabrik Semen di Retrieved from republika.co.id
Rembang). Retrieved from website:
www.kompasiana.com website: https://nasional.republika.co.id/be
https://www.kompasiana.com/yel rita/nasional/umum/porsc1383/82
inrahmatwati/58e336fac223bdff0 -persen-sungai-di-indonesia-
d177295/konflik-dan-kerusakan- tercemar-dan-kritis
lingkungan-pembangunan-

73

You might also like