Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR (KUBUS DAN BALOK)


Ahmad, Ahmad Sehabuddin

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP PENINGKATAN


PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG
SISI DATAR (KUBUS DAN BALOK)

Ahmad1, Ahmad Sehabuddin2


STMIK BUMIGORA MATARAM1,2
Email: ahmad_mountshaf@yahoo.co.id, ahmad_den26@yahoo.com

Abstract
A props is a tool when learning. In the case on the subject of plane geometry, props are urgently
needed to visualize the material taught by the teacher, so that students can see firsthand the real
forms of flat-side building. Learning by using props can focus students and can increase
student’s activity and motivation. The purpose of this study is to determine the effectiveness of
the use of props in improving student achievement on the subject of plane geometry in class V MI
Nurul Yaqin Kelanjur. This research is a quasi-experimental research where the researcher only
control the variables in the class. Research method used in this research is quantitative method
by using t-test formula. The research population is class V MI Nurul Yakin Kelanjur which
amounted to 12 people by given preetest and posttest.Based on the results of hypothesis test data
analysis with t-test, it’s found that there are significant differences between student achievement
before and after using props, this can be seen from tcount = 3.782 > ttable = 1.717, so H0 rejected.
To find out whether the learning by using props effectively or not, seen from the mastery of
individual and classical mastery. Students' mathematics learning achievement after using props
has been found that many students are 91.67% complete. Because the complete student achieves
85%, the student is said to be thoroughly classical. Based on research result, it can be concluded
that learning by using props on the subject of plane geometry effective to do.
Keywords: props, understanding of cube and beam.
Abstrak
Alat peraga merupakan alat bantu ketika melakukan pembelajaran. Pada materi bangun ruang
sisi datar (kubus dan balok), alat peraga sangat dibutuhkan guna memvisualisasi materi yang
diajarkan oleh guru agar siswa dapat melihat secara langsung bentuk-bentuk bangun ruang sisi
datar secara nyata. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dapat memfokuskan siswa
serta dapat meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar siswa. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan alat peraga dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa pada materi bangun ruang sisi datar (kubus dan balok) pada kelas V MI Nurul
Yaqin Kelanjur. Penelitian ini merupakan penelitian ekperimen semu dimana peneliti hanya
mengontrol variabel-variabel di dalam kelas. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan rumus uji-t. Adapun populasi penelitian
adalah kelas V MI Nurul Yakin Kelanjur yang berjumlah 12 orang dengan cara diberikan Pree
test dan Post test. Berdasarkan hasil analisa data uji hipotesis dengan uji-t diperoleh bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi siswa sebelum dan sesudah menggunakan alat
peraga, hal ini bisa dilihat dari thitung = 3.782 > ttabel = 1.717 sehingga H0 ditolak. Untuk
mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga efektif atau tidak, dilihat dari
ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal. Prestasi belajar matematika siswa setelah
menggunakan alat peraga diperoleh bahwa banyak siswa yang tuntas adalah 91.67%. Karena
banyak siswa yang tuntas  85%, maka dikatakan siswa tuntas secara klasikal. Dengan
demikian, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga pada
bangun ruang sisi datar efektif dilakukan.
Kata Kunci : alat peraga, pemahaman kubus dan balok._______________________
82
JURNAL VARIAN
VOL.1 NO.2 MARET 2018 e-ISSN 2581-2017
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR (KUBUS DAN BALOK)
Ahmad, Ahmad Sehabuddin

________
I. PENDAHULUAN Para siswa terlihat lebih senang main-main
Pendidikan adalah pengalaman atau segala ketika proses pembelajaran berlangsung.
sesuatu yang dialami seseorang dalam Permasalahan di atas tentu harus segera
kehidupannya baik secara formal maupun non dicarikan pemecahannya agar proses
formal. Secara formal pendidikan dilakukan di pembelajaran berlangsung sesuai dengan
lembaga-lembaga resmi baik yang negeri tujuannya. Dalam proses pembelajaran
maupun swasta. Pendidikan non formal adalah matematika, seorang guru harus
pendidikan yang dilakukan oleh individu, membangkitkan minat dan semangat siswa
kelompok maupun lembaga tanpa adanya ijin untuk belajar matematika, sehingga siswa
oprasional dari pemerintah, pendidikan memiliki kesiapan intelektual untuk menerima
semacam ini biasanya dilakukan secara pelajaran yang disampaikan. Kegiatan ini
sukarela. misalnya dengan cara menggunakanan media
Proses pembelajan di sekolah atau pembelajaran berupa alat peraga. Manakala
madrasah merupakan kegiatan interaksi antara kita melihat manfaat media dalam kegiatan
guru dan siswa yang dilakukan secara intens pembelajaran tidak lain adalah memperlancar
dan berkesinambungan. Proses belajar tersebut proses interaksi aantara guru dengan siswa,
melibatkan beberapa aspek yang saling dalam hal ini membantu siswa belajar secara
berkaitan, diantaranya adalah cara ngajar guru, optimal [5].
media apa yang digunakan, penguasaan guru Dalam memberikan pembelajaran
terhadap materi yang diajarkan, ketertarikan matematika dengan menggunakan media
siswa terhadap materi pelajaran. Untuk pembelajaran guru harus berusaha mengaitkan
meningkatkan ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan dengan materi
materi pelajaranm guru harus memiliki cara- yang diajarkan sehingga bisa meningkatkatkan
cara yang kreatif dan dan inovatif dalam aktivitas belajar siswa, dengan demikian maka
menyampaikan materi yang diajarkan. siswa akan menjadi lebik aktif dan termotivasi
Siswa sebagai subyek dan obyek dalam dalam mengikuti pelajaran yang diberikan. Di
dunia pendidikan perlu dilibatkan dalam samping itu guru juga harus memberikan
kegitan pembelajaran. Guru secara cermat perhatian dan bimbingan secara individu atau
harus memperhatikan perkembangan kelompok kepada para siswa sehingga mereka
lingkungan, karakteristik dan potensi yang ada merasakan kemudahan dalam belajar
disiswa, sehingga dapat melakukan kegaitan khususnya dalam belajar matematika. Ketiga,
pembelajaran yang melibatkan siswa secara seorang guru matematika tidak hanya dituntut
maksimal. Sebagai seorang pendidik guru untuk menguasai materi yang diberikan,
harus peka dan responsif dalam menyiapkan melainkan yang terpilih adalah bagaimana
alat atau bahan pendukung dalam proses materi tersebut dapat dengan mudah diserap
pembelajaran. dan dipahami oleh siswa. Kemp dan Dayton
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara (1985) mengidentifiakasi tidak kurang dari
peneliti dengan siswa pada tanggal 17 juli delapan manfaat media dalalm kegiatan
2017, pelajaran matematika di Madrasah pembelajaran, yaitu:
ibtidaiyah masih dianggap sangat sulit dan 1. Penyampaian materi pembelajaran dapat
pada umumnya tidak disukai oleh siswa. Hal diseragamkan.
ini terlihat ketika proses pembelajaran sedang 2. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
berlangsung, banyak siswa yang kelihatan 3. Proses belajar siswa menjadi lebih interkatif
bingung dan sama sekali tidak mengerti serta 4. Jumlah waktu belajar mengajar dapat
memahami materi yang diajarkan oleh guru. dikurangi
5. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.
83
JURNAL VARIAN
VOL.1 NO.2 MARET 2018 e-ISSN 2581-2017
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR (KUBUS DAN BALOK)
Ahmad, Ahmad Sehabuddin

6. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kepada siswa. Pada dasarnya Guru harus
kapan saja. menyadari bahwa tanpa bantuan media, maka
7. Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran bahan pelajaran sukar dicerna dan dipahami
maupun terhadap proses belajar itu sendiri oleh setiap siswa, terutama bahan pelajaran
dapat di tingkatkan. yang rumit atau kompleks.
8. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih Setiap materi pelajaran tentu memiliki
positif dan produktif [5]. tingkat kesukaran yang berprestasi. Pada suatu
Media adalah salah satu alat yang dipakai sisi lain ada bahan pelajaran yang tidak
oleh guru dalam menyampaikan materi yang memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada
sulit digambarkan/divisualisasi dalam bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat
kehidupan nyata. Media merupakan alat yang bantu berupa media pengajaran seperti grafik,
bisa mewakili materi yang disampaikan oleh gambar dan lain sebagainya.
guru sehingga siswa diharapkan dapat dengan Salah satu materi pelajaran matematika yang
mudah memahami materi yang disampaikan sangat memerlukan alat bantu yaitu materi
oleh guru. Dengan adanya media dalam proses bangun ruang sisi datar khususnya kubus dan
pembelajaran, diharapkan dapat mempermudah balok. Kenyataan yang ada di lapangan, siswa
guru dalam menyampaikan materi di MI Nurul Yaqin Kelanjur mereka masih
pembelajaran terutama dalam pembelajaran belum sepenuhnya paham. Sehingga alat bantu
matematika pada pendidikan dasar. Siswa yang atau alat peraga pada bahan materi ini sangat
masih duduk dibangku SD/MI perlu diberikan diperlukan yaitu alat peraga berupa kerangka
motivasi dan di doktrin bahwa semua mata dan jaring-jaring kubus dan balok yang dapat
pelajaran tidak ada yang terlalu sulit. membantu mempermudah mereka dalam
Pemikiran tersebut perlu ditanamkan karena mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan
kebanyakan siswa yang sudah duduk dibangku kubus dan balok.
sekolah menengah keatas menganggap Pengadaan dan penggunaan alat peraga
matematika adalah momok pelajaran yang dianggap sangat perlu, karena disamping untuk
menakutkan dan pada umumnya menjadi mempercepat dan mempermudah pemahaman
pelajaran yang paling tidak disenangi oleh pada materi kubus dan balok, di MI Nurul
siswa. Dengan adanya media pembelajaran Yaqin kelanjur belum tersedia alat peraga
yang dipakai oleh guru diharapkan dapat tersebut. Dengan adanya alat peraga ini
mengubah anggapan siswa tersebut sehingga diharapkan dapat melengkapi alat peraga yang
dapat memahami materi pelajaran dengan lain dan bermanfaat bagi kelancaran proses
mudah terutama mata pelajaran matematika. belajar mengajar matematika.
Dalam proses pembelajaran matematika
guru diharapakan peka terhadap permasalahan II. METODE PENELITIAN
yang diahadapi siswa terutama terkait dengan Adapun tempat dilaksanakan penelitian ini
permasalahan minat belajarnya. Guru harus di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Yaqin Kelanjur
dapat menciptakan suasana belajar yang efektif yang dilaksanakan pada bulan Juli –
dan kondusif di dalam kelas. Dengan demikian September 2017.
maka guru harus memiliki keterampilan sendiri Dalam penelitian ini, metode yang
dalam menyampaikan dan mengelola kelas digunakan adalah metode eksperimental semu
ketika proses pembelajaran. karena peneliti tidak bisa mengontrol semua
Media sebagai alat bantu dalam proses variabel yang mempengaruhi. Budiono
belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang menyatakan bahwa tujuan penelitian
tidak dapat dipungkiri, karena memang gurulah eksperimental semu adalah untuk memperoleh
yang menghendakinya untuk membantu tugas informasi yang merupakan perkiraan bagi
guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari informasi yang dapat diperoleh dengan
bahan pelajaran yang diberikan oleh guru eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan
84
JURNAL VARIAN
VOL.1 NO.2 MARET 2018 e-ISSN 2581-2017
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR (KUBUS DAN BALOK)
Ahmad, Ahmad Sehabuddin

yang tidak memungkinkan untuk mengontrol tidaknya sebuah penelitian tergantung dari data
dan atau memanipulasin semua variabel yang yang didapat dari sumber data. Adapun metode
relevan [4]. pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
Populasi adalah wilayah generalisasi yang pertama metode observasi merupakan suatu
terdiri atas objek atau subjek yang memiliki cara dimana peneliti mengamati langsung
kualitas dan karakteristik tertentu yang secara teliti obyek dan subyek penelitian.
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan Menurut suharsimi arikunto, mengatakan
kemudian ditarik kesimpulannya [7]. Populasi bahwa metode observasi adalah suatu teknik
bukan hanya orang, tetapi juga objek dan pengumpulan data dengan cara melakukan
benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan pengamatan atau penghlihatan langsung serta
sekedar jumlah yang ada pada objek atau melakukan pencatatan- pencatatan terhadap
subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh obyek yang diteliti [11]. Dalam penelitain ini
karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh metode observasi dilakukan untuk mengetahui
subjek atau objek itu. Sesuai dengan pendapat kondisi subyek/obyek penelitian secara
yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto langsung. Kedua metode wawancara adalah
bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek suatu metode atau cara yang digunakan untuk
penelitian”[10]. Jadi populasi merupakan mendapat informasi dengan dengan cara
seluruh subjek penelitian yang akan mejadi bertanya langsung kepada siswa, metode
wilayah generalisasi atas semua nilai baik hasil wawancara diapakai untuk mengetahui
perhitungan maupun pengukuran, baik secara motivasi dan minat belajar siswa ketika
kualitatif maupun kuantatif mengenai penelitian”[10]. Jadi populasi merupakan
karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti seluruh subjek penelitian yang akan mejadi
untuk pelajari dan ditarik kesimpulannya. wilayah generalisasi atas semua nilai baik hasil
Dengan demikian maka populasi dalam perhitungan maupun pengukuran, baik secara
penelitian ini adalah seluruh kelas V MI Nurul kualitatif maupun kuantatif mengenai
Yaqin Kelanjur yang berjumlah 12 orang. karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti
Setelah ditentukan populasi yang akan diteliti, untuk pelajari dan ditarik kesimpulannya.
selanjutnya peneliti melalukan pree test untuk Dengan demikian maka populasi dalam
mengetahui tingkat kemampuan awal siswa penelitian ini adalah seluruh kelas V MI Nurul
sebelum melakukan treatment/eksperimen. Yaqin Kelanjur yang berjumlah 12 orang.
Ada dua jenis variabel dalam penelitian ini Setelah ditentukan populasi yang akan diteliti,
yaitu variabel bebas (Independent variable) selanjutnya peneliti melalukan pree test untuk
dan variabel terikat (dependent mengetahui tingkat kemampuan awal siswa
variable).“variabel bebas adalah variabel yang sebelum melakukan treatment/eksperimen.
mempengaruhi (x), sedangkan variabel terikat Ada dua jenis variabel dalam penelitian ini
adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi yaitu variabel bebas (Independent variable)
akibat [9]. dan variabel terikat (dependent
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variable).“variabel bebas adalah variabel yang
penggunaan alat peraga sedangkan variabel mempengaruhi (x), sedangkan variabel terikat
terikatnya adalah prestasi belajar siswa. adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
Pengumpulan data dalam sebuah penelitian akibat [9].
merupakan keharusan untuk mendapatkan Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
informasi yang valid. Data yang didapat penggunaan alat peraga sedangkan variabel
tersebut kemudian diolah dan dibahas untuk terikatnya adalah prestasi belajar siswa.
mendapatkan kesimpulan penelitian. Dengan Pengumpulan data dalam sebuah penelitian
demikaian maka pengumpulan data merupakan merupakan keharusan untuk mendapatkan
salaha satu kegiatan yang paling urgen dalam informasi yang valid. Data yang didapat
sebuah penelitian, hal ini karena berhasil tersebut kemudian diolah dan dibahas untuk
85
JURNAL VARIAN
VOL.1 NO.2 MARET 2018 e-ISSN 2581-2017
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR (KUBUS DAN BALOK)
Ahmad, Ahmad Sehabuddin

mendapatkan kesimpulan penelitian. Dengan instrumen tes prestasi belajar siswa


demikaian maka pengumpulan data merupakan dimaksudkan untuk menguji apakah tes
salaha satu kegiatan yang paling urgen dalam tersebut mampu mempresentasikan seluruh isi
sebuah penelitian, hal ini karena berhasil hal yang akan diukur. Menurut Budiyono,
tidaknya sebuah penelitian tergantung dari data supaya tes mempunyai validitas isi, harus
yang didapat dari sumber data. Adapun metode diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: (1) Bahan ujian (tes) harus merupakan sampel
pertama metode observasi merupakan suatu yang representatif untuk mengukur sampai
cara dimana peneliti mengamati langsung seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai
secara teliti obyek dan subyek penelitian. ditinjau dari materi yang diajarkan maupun
Menurut suharsimi arikunto, mengatakan dari sudut proses belajar.
bahwa metode observasi adalah suatu teknik (2) Titik berat bahan yag harus diujikan harus
pengumpulan data dengan cara melakukan seimbang dengan titik berat bahan yang
pengamatan atau penghlihatan langsung serta telah diajarkan.
melakukan pencatatan- pencatatan terhadap (3) Tidak diperlukan pengetahuan lain yang
obyek yang diteliti [11]. Dalam penelitain ini tidak atau belum diajarkan untuk
metode observasi dilakukan untuk mengetahui menjawab soal-soal ujian dengan benar.
kondisi subyek/obyek penelitian secara Adapun pada penelitian ini suatu instrumen
langsung. Kedua metode wawancara adalah dikatakan valid jika memenuhi kriteria
suatu metode atau cara yang digunakan untuk penelaah instrumen sebagai berikut.
mendapat informasi dengan dengan cara (a) Butir tes sesuai dengan kisi-kisi soal yang
bertanya langsung kepada siswa, metode telah dibuat.
wawancara diapakai untuk mengetahui (b) Materi pada butir tes sesuai dengan
motivasi dan minat belajar siswa ketika proses indikator pada silabus.
pembelajaran belangsung. Ketiga metode (c) Materi pada butir tes sudah pernah
dokumentasi, dokumen yang peneliti ambil dipelajari peserta didik.
dalam penelitian ini adalah data dari hasil ujian (d) Materi pada butir tes tidak memberikan
akhir siswa pada mata pelajaran matematika. interpretasi ganda.
Data tersebut yang akan di analisis untuk (e) Butir tes bukan termasuk kategori soal
mengetahui perbedaan prestasi belajar yang terlalu mudah atau terlalu sulit.
matematika siswa sebelum dan sesudah (f) Butir tes menggunakan bahasa yang dapat
menggunakan alat peraga, apakah ada dipahami peserta didik [4].
peningkatan hasil belajara ataukah tidak. Setelah divalidasi oleh validator selanjutnya
Uji coba Instrumen tes akan diujicobakan, instrumen Tes yang
Untuk menjamin bahwa penelitian ini telah telah diujicobakan kemudian dianalisis taraf
memenuhi kelayakan, sebelum dilakukan kesukaran, daya pembeda, serta reliabilitas
penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen penelitian tersebut.
terhadap instrumen tes prestasi dengan uji b. Tingkat Kesukaran
validitas dan reliabilitas untuk mengetahui Menurut Azwar Anas, tingkat kesukaran
kualitas butir tes. butir soal adalah rasio anatra penjawab butir
a. Validitas Isi soal dengan benar dan banyaknya penjawab
Soal tes prestasi belajar siswa sebelum butir soal [1]. Tingkat kesukaran butir soal
diujicobakan divalidasi terlebih dahulu oleh disimbolkan dengan P karena secara teoritik
validator yang dianggap ahli dalam bidangnya. merupakan probabilitas empiric untuk lukusan
Menurut Anderson et al., sebagaimana dikutip butir soal tertentu bagi kelompok siswa
oleh Suharsimi Arikunto, suatu tes dikatakan tertentu. Pendapat serupa juga dikemukakan
valid apabila tes tersebut mengukur apa yang oleh Budiyono, bahwa tingkat kesukaran butir
hendak diukur [12]. Uji validitas pada soal menyatakan proporsi banyaknya peserta
86
JURNAL VARIAN
VOL.1 NO.2 MARET 2018 e-ISSN 2581-2017
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR (KUBUS DAN BALOK)
Ahmad, Ahmad Sehabuddin

yang menjawab benar butir soal tersebut kesukaran sedang dalam mengambil data,
terhadap seluruh peserta tes. Lebih lanjut lagi sementara butir soal dengan kriteria tingkat
dijelaskan pula untuk menghitung indeks kesukaran lainnya tidak digunakan.
tingkat kesukaran butir tes pilihan ganda c. Daya Pembeda
digunaka rumus sebagai berikut. Menurut Azwar Anas, daya pembeda butir
tes adalah kemampuan butir tes dalam
= membedakan antara siswa yang mempunyai
Dengan: kemampuan tinggi (dalam hal ini diwakili oleh
P : indeks tingkat kesukaran suatu butir soal siswa yang termasuk kelompok tinggi) dan
B :banyaknya peserta tes yang menjawab siswa yang mempunyai kemampuan rendah
benar butir soal tersebut (diwakili oleh siswa yang termasuk dalam
N : banyaknya seluruh peserta tes [3]. kelompok rendah) [1]. Suatu butir soal
Menurut Witherington dalam Sudijono, memiliki daya beda yang baik jika kelompok
angka indeks kesukaran item itu berkisar antara siswa pandai menjawab benar butir soal lebih
0,00 sampai dengan 1,00. Angka indeks banyak dari pada kelompok siswa yang tidak
kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa butir item pandai. Dengan demikian daya beda butir soal
tersebut terlalu sukar, sebab seluruh testee yang dapat digunakan untuk membedakan
tidak dapat menjawab item dengan betul [6]. siswa yang pandai dan tidak pandai. Terdapat
Sebaliknya, apabila angka indeks kesukarab beberapa cara untuk mengukur daya beda,
item 1,00 mengandung makna bahwa butir namun dalam penelitian ini indeks daya beda
item tersebut terlalu mudah, sebab seluruh suatu butir soal dicari dengan menggunakan
testee dapat menjawab item dengan betul. koefisien korelasi antara skor butir tersebut
Mengenai bagaimana cara memberikan dengan skor total peserta tes.
penafsiran (interprestasi) terhadap indeks Daya pembeda menggunakan rumus
kesukaran item, Thorndike dan Hagen dalam korelasi product moment dari Karl Pearson
Sudijono, mengemukakan interpretasi indeks sebagai berikut:
kesukaran seperti pada Tabel 1.1 sebagai ∑ − (∑ )(∑ )
berikut. =
( ∑ − (∑ ) )( ∑ − (∑ ) )
Tabel 1.1. Interpretasi Indeks Kesukaran Butir
Tes dengan:
Indeks Kesukaran Interpretasi : indeks daya pembeda
(P) : banyaknya subyek yang dikenai tes
Kurang dari 0,30 Terlalu Sukar : skor untuk butir ke-i
0,30 – 0,70 Cukup (sedang) : total skor
Lebih dari 0,70 Terlalu Mudah Dalam penelitian ini butir soal yang
Lebih lanjut Sudijono menyatakan butir- digunakan adalah butir soal yang memiliki nilai
butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan ≥ 0,30 dan jika < 0,30 maka dikatakan
sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir soal tidak digunakan.
butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan Berdasarkan hasil perhitungan tingkat
tidak terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran, daya pembeda dan penyesuaian
kesukaran item itu adalah sedang atau cukup dengan kisi-kisi diperoleh simpulan bahwa
[6]. Sebuah butir mempunyai tingkat kesukaran banyak butir soal yang digunakan untuk
baik, dalam arti dapat memberikan distribusi keperluan penelitian adalah 25 butir yaitu
yang menyebar, jika tidak terlalu sukar dan nomor 1, 2, 4,5, 6, 8, 10, 11, 12, 14, 17, 18, 19,
tidak terlalu mudah. Untuk memperoleh skor 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 33 dan
yang menyebar, nilai P harus semakin 34.
mendakati 0,5. Oleh karena itu, pada penelitian d. Uji Reliabilitas
ini digunakan butir soal dengan tingkat
87
JURNAL VARIAN
VOL.1 NO.2 MARET 2018 e-ISSN 2581-2017
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR (KUBUS DAN BALOK)
Ahmad, Ahmad Sehabuddin

Azwar Anas, menyatakan bahwa reliabilitas dikatakan reliabel jika nilai reliabilitasnya lebih
adalah sejauh mana hasil dari suatu pengukuran besar dari 0,70.
dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat Untuk mengetahui apakah pembelajaran
dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali matematika dengan menggunakan media
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok efektif dilakuan ataukah tidak pada materi
subyek yang sama diperoleh hasil yang relative kubus dan balok di MI kelas V, perlu dilakukan
sama, selama aspek yang diukur dalam diri uji hipotesis. Akan tetapi Sebelum uji hipotesis
subyek belum berubah. Dengan demikian, dilakukan, maka terlebih dahulu harus
suatu instrumen yang reliabel memberi dilakukan Uji Prasyarat Analisis untuk
pengertian bahwa instrumen itu telah benar- mengetahui apakah data terdistribusi normal
benar memiliki taraf keajegan dalam mengukur dan homogen. Untuk uji normalitas yang
apa yang hendak diukur. Selanjutnya untuk digunakan dalam penelitian ini adalah uji
butir soal yang dipakai kemudian dihitung Liliefors. Data yang diuji normalitasnya pada
tingkat reliabilitas menggunakan rumus penelitian ini adalaha hasil sebelajar siswa
Cronbach Alpha, rumus Cronbach Alpha setelah menggunakan media pembelajaran.
(dalam Budiyono, 2003: 70) sebagai berikut. Untuk mengetahui kesimpulan dari uji
∑ normalitas dengan cara : Jika H0 ditolak maka
= 1− populasi tidak berdistribusi normal dan jika H0
−1
dengan : diterima maka populasi berdistribusi normal
r11 : koefisen reliabilitas tes atau H0 ditolak jika LDK dan H0 diterima
n : banyaknya butir tes jika L∉DK [2]. Adapun Uji Homogenitas
si2 : variansi skor butir ke-i, i = 1, 2, 3, … , dilakukan untuk mengetahui apakah variansi-
n variansi dari sejumlah populasi sama atau tidak
st2 : variansi skor total yang diperoleh disebut uji homogenitas variansi populasi.
subyek uji coba Adapun uji homogenitas yang digunakan
dengan rumus varians tes sebagai berikut. dalam penelitian ini adalah Uji homogenitas
menggunakan uji Bartlett dengan kesimpulan
(∑ ) H0 ditolak jika  2  DK [2].
∑ −
= Setelah dilakukan uji prasayarat analisis (uji
Keterangan: normalitas dan uji homogenitas), selanjutnya
: skor total dilakukan Uji Hipotesis untuk mengetahui
∑ : jumlah kuadrat skor total apakah terdapat perbedaan yang signifikan
: banyaknya subjek [1]. antara prestasi belajar siswa sebelum dan
Dalam penelitian ini tes prestasi belajar susadah menggunakan media pembelajaran.
dikatakan reliabel jika ≥ 0,70. Hal ini Karena akan membandingkan dua variabel
sesuai dengan pendapat Budiyono, “hasil yaitu yaitu nilai siswa yang diberiakan pree test
pengukuran yang mempunyai koefisien dan post test, maka rumus yang digunakan
reliabilitas 0,70 atau lebih cukup baik nilai dalam penelitian ini adalah Uji-t atau t-test
kemanfaatannya dalam arti instrumennya dapat (Student’s), untuk sampel berkorelasi
dipakai untuk melakukan pengukuran”[4]. digunakan rumus berikut.
Uji Reliabilitas dalam penelitian ini
X1  X 2
dilakukan dengan metode satu kali tes dan soal t
yang diujikan 25 butir. Teknik perhitungan s1
2
s2
2
 s1  s 2 
  2 r   
yang digunakan untuk menghitung indeks n1 n2  n  n 
reliabilitas menggunakan Teknik Cronbach  1  2 
Alpha. Perhitungan indeks reliabilitas Keterangan:
instrumen diperoleh sebesar 0,8322. Instrumen X 1 = Rata-rata 1

88
JURNAL VARIAN
VOL.1 NO.2 MARET 2018 e-ISSN 2581-2017
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR (KUBUS DAN BALOK)
Ahmad, Ahmad Sehabuddin

X 2 = Rata-rata 2 dan dalam keadaan homogen atau tidak. Uji


S1 = simpangan baku 1 normalitas terhadap populasi dalam penelitian
S2 = simpangan baku 2 ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada
S12 = varians 1 hasil ujian pree test dan hasil ujian post test
S22 = varians 2 siswa. Untuk mengetahui apakah masing-
r = korelasi antara X1 dan X2 masing populasi berdistribusi normal atau tidak
Harga t hitung, dibandingkan dengan harga t maka uji normalitas populasi dilakukan untuk
pada table dengan db = n1 + n2 – 2. Harga t setiap kelompok menggunakan metode
table dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Lilliefors. Hasil normalitas tersebut disajikan
Jika harga t hitung lebih besar daripada harga t dalam Tabel 1.2 sebagai berikut:
table H0 ditolak dan H1 diterima.
Untuk menganalisis apakah pembelajaran Tabel 1.2 Rangkuman Hasil Uji Normalitas
yang dilakukan dengan menggunakan alat Populasi Terhadap Data Prestasi Matematika
peraga efektif ataukah tidak, maka dicari Siswa
ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal Kelo Lo L0,0 Keputus Simpula
n
pada data prestasi siswa baik sebelum dan mpok bs 5;n an Uji n
sesudah dilakukannya pembelajaran dengan Sebel 0,1 0,1 H0
12 Normal
menggunakan alat peraga. um 73 9 diterima
1. Ketuntasan Individu Sesud 1,4 0,1 H0
12 Normal
Untuk mengetahui apakah nilai yang ah 97 9 diterima
diperoleh siswa tuntas ataukah tidak dilihat Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
dari ketuntasan secara individu. Ketuntasanbahwa hasil uji normalitas untuk data prestasi
belajar secara individu dikatakan tuntas belajar siswa sebelum dan sesudah
apabila siswa memperoleh nilai  65b [14]. diterapkannya pembelajaran dengan
2. Ketuntasan Klasikal menggunakan media alat peraga kubus dan
Kelas akan dikatakan tuntas secara balok. Dari kedua uji normalitas tersebut dapat
klasikal terhadap materi pelajaran yang diketahui bahwa nilai Lobs kurang dari L0,05;n.
diajarkan jika ketuntasan klasikal mencapaiKarena Lobs DK berarti H0 diterima dan dapat
 85%. Hal ini dapat dihitung dengan rumus disimpulkan bahwa populasi berdistribusi
sebagai berikut : normal.
X Setelah data diuji normalitasnya
KK = x 100 % selanjutnya dilakukan uji homogenitas variansi
Z
Keterangan : populasi untuk mengetahui apakah populasi-
KK : Ketuntasan Klasikal populasi yang dibandingkan mempunyai
X : Banyaknya siswa yang memperoleh variansi yang sama atau tidak. Uji homogenitas
variansi populasi ini dilakukan sebanyak satu
nilai  65
Z : Banyaknya siswa yang ikut test [13]. kali, yakni dengan membandingkan variansi
prestasi belajar matematika siswa sebelum dan
III.HASIL DAN PEMBAHASAN sesudah menggunankan alat peraga bangun
Sebelum menganalisis data menggunakan ruang sisi datar (kubus dan balok). Berdasarkan
rumus analisis varians satu jalan terlebih hasil uji homogenitas variansi populasi
dahulu dilakukan uji prasyarat analisis. Uji terhadap data tersebut, diperoleh nilai  obs
2

prasyarat analisis yang dilakukan adalah uji sebesar -4,3776 sedangkan DK = {  2 | 2 >
normalitas dan homogenitas terhadap prestasi
belajar matematika siswa sebelum dan sesudah 5,991}. Karena
 2 0bs  DK berarti keputusan
menggunakan alat peraga. Hal ini dilakukan uji homogenitas variansi populasi adalah H0
untuk mengetahui apakah semua data yang diterima. Dengan demikian maka diperoleh
akan dianalisis berdistrbusi normal atau tidak simpulan bahwa populasi-populasi yang
89
JURNAL VARIAN
VOL.1 NO.2 MARET 2018 e-ISSN 2581-2017
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR (KUBUS DAN BALOK)
Ahmad, Ahmad Sehabuddin

dibandingkan mempunyai variansi yang sama penjumlahan dan pengurangan didalam soal
(homogen). cerita dalam pembelajaran matematika kelas 1
Karena data berdistribusi normal dan juga SDN 6 Tolitoli[16].
homogen maka, selanjutnya dilakukan uji
hipotesis. Setelah dilakukan uji hipotesis IV. KESIMPULAN DAN SARAN
dengan uji-t diperoleh nilai t hitung = 3.782 Berdasarkan hasil penelitian dan
dan t tabel = 1.717 pada taraf signifikasi 5% pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
sehingga bisa kita lihat bahwa t hitung lebih 1. Ada yang signifikan prestasi belajar
besar daripada t tabel sehingga H0 ditolak dan matematika siswa sebelum dan sesudah
H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan menggunakan alat peraga. Hal ini dapat
yang signifikan prestasi belajar siswa sebelum dilihat hasil uji-t diatas bahwa terdapat
dan sesudah menggunakan alat peraga. Dengan perbedaan yang signifikan antara prestasi
demikian maka dapat disimpulkan bahwa siswa sebelum dan sesudah menggunakan
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga alat peraga, dimana
berpengaruh terhadap peningkatan prestasi thitung=3.782.>ttabel=1.717 sehingga H0
belajar matematika siswa. ditolak.
Selanjutnya untuk mengetahui apakah 2. Prestasi belajar matematika siswa setelah
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga menggunakan alat peraga diperoleh bahwa
efektif ataukah tidak, dilakukan perhitungan banyak siswa yang tuntas adalah 91.67%.
untuk mencari ketuntasan individu dan Karena banyak siswa yang tuntas  85%
ketuntasan klasikal dengan cara menghitung maka dikatakan siswa tuntas secara kalsikal.
berapa persentase siswa sebelum dan sesudah Dengan demikian maka dapat disimpulkan
menggunakan alat peraga yang memperoleh bahwa pembelaran dengan menggunakan
nilai  65. Dari data prestasi belajar alat peraga pada bangun ruang sisi datar
matematika siswa sebelum menggunakan alat efektif dilakukan.
peraga diperoleh bahwa siswa yang tuntas Dari proses penelitian dan hasil penelitian
(memperoleh nilai  65) sebanyak 66.67%. yang telah dilakukan, maka dapat diajukan
Karena banyak siswa yang tuntas belum saran sebagai berikut: dalam penelitian analisa
mencapai  85% maka dikatakan belum tuntas datanya menggunakan uji-t, Bagi peneliti lain
secara klasikal. Dari data prestasi belajar diharapkan mengadakan penelitian lanjutan
matematika siswa setelah menggunakan alat dengan menggunakan uji hipotesis yang lain
peraga diperoleh bahwa banyak siswa yang dan melakukan perencanaan yang matang
tuntas adalah 91.67%. Karena banyak siswa sehingga dapat menggali informasi secara lebih
yang tuntas  85% maka dikatakan siswa mendalam tetang masalah-masalah yang belum
tuntas secara kalsikal. Dengan demikian maka terungkap dalam penelitian ini.
dapat disimpulkan bahwa pembelaran dengan
menggunaka alat peraga pada bangun ruang V. DAFTAR PUSTAKA
sisi datar efektif dilakukan. Hal ini sasuai [1] Azwar Anas, 2002. Tes Prestasi Fungsi
dengan hasil penelitian yang dilakulan oleh Pengembangan pengukuran prestasi
Ujeng dkk mengatakan bahwa penggunaan alat belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
peraga pada Mata Pelajaran IPA dengan pokok [2] Budiyono. 2013. Statistika Untuk
bahasan gaya dapat meningkatkan hasil belajar Penelitian Edisi Ke-3. Surakarta: UNS
siswa kelas IV di SD Inpres 1 Siney [15] dan Press.
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [3] _________,2011. Penilaian hasil belajar.
Dahniar, I Nyoman Murdiana, dan Sukayasa Surakarta: UNS
yang menyatakan bahwa Pembelajaran yang [4] _________,2003. Metode Penelitian
menggunakan alat peraga dapat memudahkan Pendidikan. Sarakarta : Sebelas Maret
dan meningkatkan pemahaman sistem University Press.
90
JURNAL VARIAN
VOL.1 NO.2 MARET 2018 e-ISSN 2581-2017
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR (KUBUS DAN BALOK)
Ahmad, Ahmad Sehabuddin

[5] Martinis Yamin, 2008. Desain


pembelajaran berbasis tingkat satuan
pendidikan. Jakarta : GP Press.
[6] Sudijono, 2005. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
[7] Sugiyono, 2008. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta:
Alfabeta.
[8] _____________. 2005. Metode Penelitian
Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
[9] __________, (2003). Metode Penelitian
Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta.
[10] Suharsimi Arikunto, 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineke Cipta.
[11] _____________, 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineke Cipta.
[12] ________________, 2009. Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
[13] Subana, 2005. Dasar – Dasar Penelitian
Ilmiah Bandung: Pustaka Setia.
[14] Muh. Uzer Usman, 2000. Menjadi Guru
Profesional. Jakarta: Rineka Cipta.
[15] Ujeng, Sarjan N. Husain, dan Ritman
Ishak Paudi, Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga
IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney. Jurnal
Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6
ISSN 2354-614X.
[16] Dahniar, I Nyoman Murdiana, dan
Sukayasa Penggunaan Alat Peraga Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siwa Kelas 1
SD Negeri 6 Tolitoli dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Tentang
Penjumlahan Dan Pengurangan. Jurnal
Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 3
ISSN 2354-614X.

91
JURNAL VARIAN
VOL.1 NO.2 MARET 2018 e-ISSN 2581-2017

You might also like