Layanan Urun Dana Shariah (Sharia Equity Crowdfunding) Bagi UMKM Mana Yang Harus Jadi Prioritas?

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Available at http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.

php/jie
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1234-1246

Layanan Urun Dana Shariah (Sharia Equity Crowdfunding) Bagi UMKM Mana
Yang Harus Jadi Prioritas?
Atika Rukminastiti Masrifah1*), Fitriyati Sukma Novitasari22)
1,2
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Universitas Darussalam Gontor
*Email korespondensi: atikamasrifah@unida.gontor.ac.id

Abstract
Equity crowdfunding has emerged as one of many alternative financing options chosen by start-ups that cannot
be financed by banks. There have been numerous studies conducted on equity crowdfunding. However, there have
been few studies on Sharia equity crowdfunding. This research is expected to provide start-ups with the priorities
they need to pursue in the use of Sharia equity crowdfunding, analyze their problems, and develop authority
strategies to develop Sharia equity crowdfunding in Indonesia using the Interpretative Structural Modeling (ISM)
approach. According to the findings of the study, information disclosure is still regarded as a critical issue in the
development of Sharia equity crowdfunding. The main strategy for developing Sharia equity crowdfunding is the
existence of regulations as a foundation for community protection and security, as well as Sharia aspects such as
Sharia declarations, contractual aspects, Sharia issuers, Sharia stock instruments, Sharia banks as transaction
intermediaries, and the Sharia Supervisory Board, which thoroughly oversees and evaluates them. Furthermore,
Sharia equity crowdfunding is highly recommended as a financing solution for start-ups. As a result, it was
deemed critical for this study to create a Sharia equity crowdfunding model as a form of advanced acceleration
to provide new budgeting for a start-up, which then graduates to a sustainable business.

Keywords: Start-up Business, Sharia Equity Crowdfunding, Information Disclosure, Interpretive Structural
Modelling.

Saran sitasi: Masrifah, A. R., & Novitasari, F. S. (2021). Layanan Urun Dana Shariah (Sharia Equity
Crowdfunding) Bagi UMKM Mana Yang Harus Jadi Prioritas?. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 1234-1246.
doi:http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v7i3.2854

DOI: http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v7i3.2854

1. PENDAHULUAN pertumbuhan ekonomi domestik dengan munculnya


Seiring dengan pertumbuhan kemajuan teknologi perusahaan-perusahaan e-commerce maupun
dan pengguna internet di Indonesia, masyarakat transportasi online (MIKTI Indonesia Digital
terdorong untuk memunculkan banyak perusahaan Creative Industry Society, 2018).
rintisan (start-up) teknologi yang memudahkan Telah disebutkan bahwa UMKM dan startup
mobilitas masyarakat. Di tahun 2018, merujuk kepada digital bertumbuh dengan pesat di Indonesia. Namun
Mapping dan Database Startup Indonesia 2018 yang beberapa masalah yang masih banyak dihadapi oleh
disusun oleh Indonesia Digital Creative Industry para pelaku UMKM dan startup adalah kurangnya
Society, jumlah perusahaan rintisan teknologi di akses permodalan dan sumber daya manusia.
Indonesia telah mencapai 992 startup. Sebagian besar Berdasarkan pada hasil survei 992 startup oleh Badan
startup berada di wilayah Jabodetabek dengan jumlah Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF) dengan
total 522 startup berkembang. Kemudian wilayah Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan
terbanyak kedua adalah wilayah Sumatera dengan Komunikasi Indonesia (MIKTI) dalam Laporan
jumlah 115 startup dan wilayah Jawa Timur dengan Mapping dan Database Startup Indonesia 2018
jumlah 113 startup. Bertumbuhnya startup teknologi menunjukkan bahwa akses permodalan masih menjadi
menimbulkan adanya multiplier effect pada sebagian kendala terbesar bagi startup di tanah air, yaitu sebesar
besar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 38,83%. Sedangkan permasalahan sumber daya
dan memberikan banyak dampak positif pada manusia pada angka 29,41%, fasilitas sebesar 15%,

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1235
peraturan pemerintah sebesar 8,82% dan kendala akan mudah untuk ditingkatkan dan masyarakat akan
pasar sebesar 7,95% (MIKTI Indonesia Digital dengan mudah menyesuaikan diri.
Creative Industry Society, 2018). Crowdfunding muncul sebagai salah satu
alternatif pembiayaan tahap awal yang banyak dipilih
oleh pelaku usaha start up. Sesuai dengan namanya,
crowdfunding berarti pengumpulan dana oleh
sekolompok orang untuk diambil manfaatnya. Banyak
dari pelaku usaha kreatif yang tidak bisa mendapatkan
pendanaan dari bank karena tingginya resiko pelaku
usaha start up terhadap bank karena tidak terjaminnya
tingkat pengembalian modal usaha serta kecukupan
Gambar 1. Permasalahan Start-Up di Indonesia assetnya (Hornuf & Schmitt, 2016). Crowdfunding
Sumber:https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2 memiliki beberapa macam jenis yaitu, donation-based
019/03/25/permodalan-masih-menjadi-masalah- crowdfunding, sponsoring crowdfunding, pre-selling
utama-bagi-startup-indonesia, dimodifikasi oleh crowdfunding, loan-based crowdfunding dan equity-
penulis. based crowdfunding. Masing-masing dari jenis
tersebut memiliki pengertian dan tujuan yang berbeda
Salah satu inovasi layanan keuangan berbasis (Piliyanti, 2018).
teknologi yang dapat dipergunakan masyarakat untuk Salah satu platform crowdfunding yang
mengakses layanan keuangan secara lebih cepat, menggunakan sistem pembelian saham adalah Equity-
murah serta efisien adalah Financial Technology based Crowdfunding. Platform ini sangat cocok untuk
(fintech). Fintech memiliki potensi yang besar karena digunakan oleh start up company untuk memperoleh
dapat memberikan solusi yang tidak dapat diberikan akses pendanaan di pasar modal. Sistem pendanaan ini
oleh lembaga keuangan tradisional. Telah membantu para pelaku usaha start up tetap bertahan
dikemukakan bahwa sebagian besar permasalahan dalam mengembangkan bisnisnya dengan tetap
pelaku usaha UMKM dan startup adalah adanya tercukupinya modal (Hornuf & Schmitt, 2016).
kendala pada permodalan. Dapat dikatakan bahwa Beberapa contoh platform equity crowdfunding yang
para pelaku usaha UMKM dan startup belum terdapat di Indonesia dan telah mendapatkan izin dari
memenuhi syarat jika menginginkan permodalan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah Santara sebagai
lembaga keuangan tradisional karena belum memiliki platform equity crowdfunding yang bergerak di
jaminan kestabilan pendapatan dan kecukupan asset bidang pendanaan UMKM, Bizhare sebagai platform
sebagai jaminan pengembalian. Perkembangan fintech yang bergerak pada pendanaan bisnis franchise dan
di Indonesia juga didasari oleh adanya kebutuhan Crowddana sebagai platform yang bergerak pada
konsumen, nasabah, dan merchant, terlebih dengan pendanaan asset property.
adanya penetrasi internet dan teknologi, maka lahan Dengan adanya sistem pendanaan ini para
untuk peningkatan industry ini semakin besar pengusaha start up bisa tetap bertahan dalam
(Rusydiana, 2018b). mengembangkan bisnisnya karena masalah utama
Adanya krisis keuangan global pada tahun 2008 yang sering terjadi adalah permasalahan sumber
menunjukkan bahwa sistem keuangan perbankan pendanaan atau modal (Mokhtarrudin et al., 2017).
tradisional yang meyebabkan krisis adalah salah satu Dalam skema ini pengusaha start up maupun pelaku
alasan utama munculnya perusahaan fintech usaha tidak berkewajiban untuk memberikan agunan
(Prawirasasra, 2018), disusul adanya teknologi baru demi mendapatkan pendanaan (Waltho et al., 2018).
yang muncul dan mempermudah mobilitas, Perusahaan penggalang dana akan menawarkan
kemudahan akses serta rendahnya biaya penggunaan beberapa bagian saham dalam perusahaannya kepada
(Saksonova & Kuzmina-Merlino, 2017). Dalam hal para investor sebagai kompensasi atas investasi yang
ini tugas fintech adalah membantu untuk mendorong diberikan (Tomczak & Brem, 2013). Dengan begitu
inklusi keuangan dengan memberikan akses kepada para investor akan mendapatkan sebagian
masyarakat yang belum tersentuh oleh lembaga kepemilikan perusahaan dan menerima hasil
keuangan (Barata, 2019). Kemudian dengan segala keuntungan sesuai dengan besaran saham yang
kemudahan yang ditawarkan di era digital ini, efisiensi mereka miliki (Busenits et al., 2017).

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1236
Sebagaimana perusahaan penyelenggara Sharia berbasis dengan keuntungan yang halal (Abidin,
equity crowdfunding, pelaku usaha yang akan 2019). Dalam hal ini konsep good corporate
menerbitkan efek syariah kepada pemodal harus governance dianggap memenuhi kriteria dalam
menjamin usahanya sesuai dengan prinsip syariah dan persyaratan syariah yang diterapkan di dalam
prinsip-prinsip keadilan dalam Islam. Maka tidak mekanisme sharia equity crowdfunding yaitu
diperbolehkan bagi pemilik usaha untuk melakukan keadilan, tawazun (keseimbangan), mas’uliyah
penipuan, serta praktik-praktik yang merugikan para (akuntabilitas), akhlak (moralitas), amanah
investor (Othman, 2010). Penerapan ini mempunyai (kepercayaan), fathanah (kecerdasan), tabligh
peran yang sangat penting sebagi proses untuk (transparency) (Hamdani et al., 2019), hurriyah
menjaga keseimbangan usaha antara ekonomi, sosial (independensi yang bertanggungjawab), ihsan
dan antar individu masyarakat dalam perusahaan yang (professional), wasathan (kewajaran), ghirah
mengutamakan kepentingan para investor dan (militansi syariah), idarah (tata kelola), khilafah
stakeholders (Jummaini et al., 2019). (kepemimpinan), aqidah (keimanan), ijabiyah
Sesuai dengan prinsip Al-Qur’an dan sunnah, (berfikir positif), raqabah (pengawasan), qira’ah (terus
dalam menjalankan suatu kegiatan ekonomi secara belajar) dan islah (selalu melakukan perbaikan)
syariah harus menghindari adanya kagiatan yang (Juliardi, 2017). Berikut rangkuman variable yang
mengandung riba, gharar, maysir, tadlis, dan diguanakan dalam penelitian ini:
menjalankan kegiatannya dengan amanah dan
Tabel 1. Ringkasan Literatur Sub-Elemen
Research Focus Authors
Sharia Equity Crowdfunding Regulation (Moritz et al., 2015); (Muneeza et al., 2018); (Biancone &
Secinaro, 2016)
Human Resources of Sharia Equity (Ahlers et al., 2015); (Piva & Rossi-lamastra, 2017)
Crowdfunding Platform
Administration and accounting system (Ahlers et al., 2015); (Andaleeb & Mishra, 2016)
Information protection (Beaulieu et al., 2016); (Belleflamme & Lambert, 2014)
Stakeholder interest and experience (Ralcheva & Roosenboom, 2016); (Vismara, 2016b)
Education and outreach (Moritz et al., 2015); (Piva & Rossi-lamastra, 2017)
Protection of intellectual property rights (Ralcheva & Roosenboom, 2016); (Finance, 2017)
Islamic banks intermediaries channeling funds (Wahjono et al., 2015)
Internet network for promotion & transaction (Piliyanti, 2018); (Vismara, 2016a)
Platform in accordance with sharia (Wahjono et al., 2015); (Biancone & Secinaro, 2016);
(Biancone et al., 2019)

Selain penerapan good corporate governance, equity crowdfundung di Italia. Metode yang
penggunaan teknologi digital lebih memberikan digunakan adalah metode analisis deduktif induktif
dukungan atas transparansi dengan adanya system dengan dua kriteria kualitatif dan kuantitatif. Model
teknologi informasi yang lebih efektif dan efisien. syari’ah ini memperkenalkan beberapa aspek-aspek
Kemudian didukung dengan adanya pengawasan dari syariah dengan tujuan untuk bisa beralih kepada
pihak DPS secara langsung, maka pelaku teknologi keuangan Islam. Diantaranya dengan adanya
digital akan lebih berhati-hati dan memperhatikan keberadaan dewan syariah sebagai pemantau investasi
lebih jauh mengenai batasan-batasan yang harus serta pendidikan investor secara Islami sebagai
dipatuhi. Dengan adanya dukungan teknologi digital elemen paling utama dalam pengembangan pasar yang
dan pengawasan DPS, maka unsur ketidakpastian sehat.
(gharar), maysir maupun tadlis dapat dihindari . Abdullah & Oseni (2017) dengan judul Towards
Biancone & Secinaro (2016) dengan judul The Shari’ah Compliant Equity-Based Crowdfunding for
Equity Crowdfunding Italy: A Model Sharia the Halal Industry in Malaysia menyimpulkan bahwa
Compliant, melakukan kajian untuk mengetahui kebutuhan UKM terhadap platform pembiayaan dapat
prospek instrument keuangan Islam kaitannya dengan membantu UKM dalam mengembangkan bisnis halal.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1237
Kajian ini membahas terkait kesesuian crowdfunding akan lebih mudah untuk menyederhanakan proses dan
dalam pembiayaan UKM, menganalisis kerangka mendapatkan lebih banyak sinergi guna meningkatkan
hukum untuk equity-based crowdfunding dan efisiensi dan efektivitas dalam memecahkan suatu
mengusulkan model equity crowdfunding berdasarkan permasalahan.
metode pembiyaan yang biasa digunakan dalam Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
industry jasa keuangan Islam. adalah data primer yang diperoleh dari sumbernya dan
Thaker (2018) dengan judul Modelling SMEs’ dicatat secara langsung. Peneliti mengumpulkan data
Behavioral Intention to Adopt Islamic Crowdfunding primer dengan beberapa cara seperti observasi
– Small and Medium Enterprises (ICSMEs) Model as lapangan, brainstorming dan wawancara dengan
a Source of Financing in Malaysia, meneliti tentang berbagai responden. Responden adalah pakar yang
kemungkinan pengajuan model Islamic sangat memahami mengenai permasalahan yang
Crowdfunding untuk pembiayaan usaha kecil dan diangkat. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan
menengah dengan mekanisme akad dalam informasi secara mendalam yang berkaitan dengan
pembiayaan syariah. Hasil penelitian ini menunjukkan permasalahan yang akan diteliti. Dalam hal ini,
bahwa penggunaan model ini dirasakan dapat wawancara dibantu dengan adanya kuesioner yang
dipergunakan dengan mudah serta mempunyai telah disusun sesuai dengan metode Interpretive
pengaruh yang positif bagi para pelaku usaha kecil dan Structural Modelling dengan tujuan untuk
menengah, dan kemudian akan mengarahkan kepada memperoleh pendapat para pakar mengenai
kemudahan dalam mendapatkan pembiayaan bagi keterkaitan permasalahan pada setiap elemen (Attri et
para pengusaha kecil dan menengah di Malaysia. al., 2013). Selanjutnya akan dilakukan perbandingan
Diantara perkembangan platform-platform pendapat dari para responden tersebut (Ascarya et al.,
pendanaan ini, muncul adanya pertanyaan oleh para 2012). Jumlah responden pada penelitian ini
pemilik dana (investor) Muslim dan para pelaku usaha berjumlah 9 orang yang terdiri dari Regulator, Praktisi
syariah yang mempunyai keinginan untuk dan Akademisi.
memberikan pendanaan pada sektor usaha yang sesuai Secara keseluruhan elemen system dan alur
dengan prinsip-prinsip syariah. Maka tidak menutup hubungannya dapat digambarkan sebagai berikut:
kemungkinan bahwa platform Equity Crowdfunding
Syari’ah juga dapat dikembangkan dengan basis
penerbitan saham syari’ah tentunya dengan objek
kegiatan usaha berprinsip syariah dan memiliki dewan
pengawas syari’ah. Dengan peluang ini, penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui masalah dan strategi
dalam pengembangan sharia equity crowdfunding di
Indonesia menggunakan pendekatan Interpretative
Structural Modelling (ISM).
Gambar 2. Langkah – Langkah Penelitian
2. METODOLOGI Pendekatan ISM
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, Sumber: Liu (2018) dimodifikasi oleh penulis
dengan pendekatan Interpretive Structural Modelling
(ISM) sebagai metode deskripsi masalah, keterkaitan, Tahapan awal dalam merumuskan metode
evaluasi, dampak serta mengidentifikasi hubungan Interpretive Structural Modelling adalah dengan
antar sektor kebijakan (Jena et al., 2017). ISM adalah mengidentifikasi elemen dan sub-elemen melalui
alat strukturasi untuk membuat teknik permodelan penelitian atau diskusi. Kemudian merumuskan
deskriptif dalam sebuah hubungan langsung. Dasar hubungan kontekstual antara unsur-unsur berdasarkan
pengambilan keputusannya menggunakan teknik tujuan. Atas dasar hal tersebut maka dikembangkan
kelompok. Model struktural yang dihasilkan akan hubungan kontekstual antar beberapa faktor yang
menunjukkan masalah kompleks dari suatu system diidentifikasi. Kemudian dalam menunjukkan
melalui pola yang dirancang secara seksama dengan hubungan kontekstual antar variabel atau faktor (i dan
menggunakan bagan kelompok serta kalimat j) (Liu et al., 2018), terdapat empat symbol yang dapat
(Sianipar, 2012). Dengan teknik ini, decision maker

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1238
dipergunakan. Berikut ini empat simbol yang c. X : Sub-elemen i dan sub-elemen j saling
digunakan: mempengaruhi.
a. V : Sub-elemen i mempengaruhi sub-elemen j, d. O : Sub-elemen i dan sub-elemen j tidak saling
tapi tidak sebaliknya. mempengaruhi.
b. A : Sub-elemen j mempengaruhi sub-elemen i,
tapi tidak sebaliknya.
Tabel 2. Structural Self-Interaction Matrix (SSIM)
Enabler Enabler Descriptons 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
E1 Sharia Equity Crowdfunding Regulation V V V V V V V V O
Human Resources of Sharia Equity Crowdfunding
E2 X O O V V V V X
Platform
E3 Administration and accounting system X V O V O V V
E4 Information protection V O O X V V
E5 Stakeholder interest and experience A O O O A
E6 Education and outreach O O O O
E7 Protection of intellectual property rights V O O
E8 Islamic banks intermediaries channeling funds O O
E9 Internet network for promotion and transaction O
E10 Platform in accordance with sharia
Notes: V baris mempengaruhi kolom, A kolom mempengaruhi baris, X baris dan kolom saling mempengaruhi
dan O tidak ada hubungan diantara baris dan kolom.

Langkah selanjutnya adalah mengembangkan b. A : eij = 0 ; eji = 1


reachability matrix dari hasil structural self- c. X : eij = 1 ; eji = 1
interaction matrix (SSIM) (Attri et al., 2013) dengan d. O : eij = 0 ; eji = 0
mengubah empat simbol (V, A, X, atau O) dari hasil Kemudian setelah menyertakan konsep
SSIM dengan angka 1 atau 0 sebagai berikut: transitivitas diatas, maka akan diperoleh final
a. V : eij = 1 ; eji = 0 Reachability Matrix.
Tabel 3. Final Reachability Matrix (RM)
Enabler Enabler Descriptons 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Drv
E1 Sharia Equity Crowdfunding Regulation 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Human Resources of Sharia Equity
E2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8
Crowdfunding Platform
E3 Administration and accounting system 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8
E4 Information protection 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8
E5 Stakeholder interest and experience 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
E6 Education and outreach 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2
E7 Protection of intellectual property rights 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8
E8 Islamic banks intermediaries channeling funds 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
E9 Internet network for promotion and transaction 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
E10 Platform in accordance with sharia 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8
Dependence Power 6 6 6 8 7 9 2 7 6

Dari final Reachability Matrix untuk setiap (Jena et al., 2017). Faktor top-level adalah faktor-
faktor, diperoleh set reachability dan set anteseden. faktor yang tidak akan menggerakkan faktor-faktor
Set reachability terdiri atas faktor itu sendiri dan faktor lain di atas level faktor top-level itu sendiri. Setelah
lain yang mungkin mempengaruhi, sedangkan set faktor top-level teridentifikasi, maka akan dihapus
anteseden terdiri atas faktor itu sendiri dan faktor lain dari pertimbangan. Kemudian, proses yang sama
yang dapat mempengaruhinya (Rusydiana, 2018a). diulang untuk mengetahui faktor-faktor pada level
Selanjutnya, diperoleh interseksi set untuk semua berikutnya. Proses ini berlanjut sampai level masing-
faktor dan ditentukan level faktor yang berbeda. masing faktor ditemukan. Level tersebut membantu
Faktor-faktor dengan reachability dan interseksi set membangun diagraph dan model ISM (Jabeen &
yang sama menempati top level dalam hirarki ISM Faisal, 2018).

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1239
akses pendanaan di pasar modal. Dengan adanya
sistem pendanaan ini para pengusaha start up bisa
tetap bertahan dalam mengembangkan bisnisnya
(Mokhtarrudin et al., 2017). Dalam skema ini
pengusaha start up maupun pelaku usaha tidak
berkewajiban untuk memberikan agunan demi
Gambar 3. Level Interpretive Structural Modelling mendapatkan pendanaan (Waltho et al., 2018).
Sumber: data diproses oleh penulis Perusahaan penggalang dana akan menawarkan
beberapa bagian saham dalam perusahaannya kepada
Conical Matrix dikembangkan dengan cara para investor sebagai kompensasi atas investasi yang
clustering faktor pada tingkat yang sama lintas baris diberikan (Tomczak & Brem, 2013). Dengan begitu
dan kolom dari final Reachability Matrix (Thakkar et para investor akan mendapatkan sebagian
al., 2008). Berdasarkan driving power dan kepemilikan perusahaan dan menerima hasil
dependence power, sub-elemen dalam penelitian ini keuntungan sesuai dengan besaran saham yang
diklasifikasikan menjadi empat kelompok mereka miliki (Busenits et al., 2017).
(Rusydiana, 2018b), seperti yang dijelaskan di bawah Dalam pengembangan equity crowdfunding di
ini: Indonesia, otoritas jasa keuangan telah mengeluarkan
a. Autonomous Variable (Weak driver-weak peraturan pada POJK No. 37/POJK.04/2018 yang
dependent): Variabel ini tidak memiliki pengaruh mengatur tentang layanan urun dana melalui
atau ketergantungan yang tinggi terhadap variabel penawaran saham berbasis teknologi informasi (equity
lain. Variabel ini memiliki dampak sistem yang crowdfunding) (Otoritas Jasa Keuangan Republik
rendah. Indonesia, 2018). Peraturan tersebut telah dikeluarkan
b. Dependent Variable (Weak driver-strong dengan adanya beberapa pertimbangan seperti adanya
dependent): Variabel ini memiliki pengaruh rendah pertumbuhan teknologi informasi yang sekarang ini
tetapi sangat tergantung pada variabel lain. dipergunakan untuk mengembangkan industry
c. Linkage Variable (Strong driver-strong keuangan sebagai pendorong alternative pembiayaan
dependent): Variabel ini memiliki pengaruh tinggi bagi masyarakat (Barata, 2019) dan perlunya
dan sangat tergantung pada variabel lain. dukungan otoritas jasa keuangan dalam mendorong
d. Independent variable (Strong driver-weak start-up company atau pelaku usaha untuk
dependent): Variabel ini memiliki pengaruh tinggi berkontribusi terhadap perekonomian nasional
tetapi memiliki ketergantungan yang rendah. melalui penyediaan alternative sumber pendanaan
Variabel ini adalah variabel yang paling kuat dan berbasis teknologi informasi (Lin, 2017).
merupakan kunci variabel. Fungsi peraturan adalah sebagai perangkat yang
melindungi masyarakat dari resiko-resiko yang akan
terjadi terkait dengan kegiatan platform (Miglietta et
al., 2018). Dalam kaitannya dengan pengembangan
platform sharia equity crowdfunding dikatakan bahwa
secara umum peraturan equity crowdfunding dapat
dikatakan syariah, karena konsepnya adalah equity
dengan prinsip bagi hasil (Wijaya, 2020). Dalam
peraturan otoritas jasa keuangan disebutkan jika
emiten akan menawarkan efek syariah berupa saham
maka diharuskan untuk menyatakan dalam anggaran
dasar, kegiatan, jenis usaha dan cara pengelolaannya
Gambar 4. Driver Power-Dependence Matrix
sesuai dengan prinsip syariah di Pasar Modal dan
Sumber: data diproses oleh penulis
memiliki dewan pengawas syariah (Otoritas Jasa
Keuangan Republik Indonesia, 2018).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dinyatakan oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam
Equity Crowdfunding sangat cocok untuk
kaitannya dengan pasar modal syariah terdapat 2
digunakan oleh start-up company untuk memperoleh
macam emiten, yaitu emiten aktif dan emiten pasif.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1240
Emiten aktif adalah emiten yang anggaran dasarnya peraturan yang netral. Jika dikaji kembali, peraturan
menyatakan diri sebagai emiten syariah dan benar- equity crowdfunding dianggap sudah mengadopsi
benar menjalankan kegiatan usahanya secara syariah. nilai-nilai syariah seperti konsep good corporate
Emiten pasif adalah emiten yang tidak menyatakan governance dan dalam bertransaksi harus dengan
diri sebagai emiten syariah tetapi jika ditelaah oleh informasi yang jelas dan tidak menyesatkan, handal,
dewan pengawas syariah ternyata memenuhi kriteria adil, tidak boleh menggunakan harga palsu dan tidak
syariah (Rahman, 2020). Sama hal nya dengan ada manipulasi. Menurut mereka, peraturan sharia
platform equity crowdfunding, jika memang equity crowdfunding ini dianggap masih belum
mendeklarasikan diri sebagai platform syariah, maka dibutuhkan dengan adanya peraturan equity
harus benar-benar membuktikan bahwa platform crowdfunding yang telah dikeluarkan sebelumnya
tersebut telah menjalankan kegitan usahanya secara karena masih dibutuhkan banyak kajian dan praktek
syariah melalui anggaran dasarnya hingga adanya dengan pelaku equity crowdfunding syariah masih
dewan pengawas syariah. sedikit. Hal ini dimaksudkan karena otoritas jasa
Menurut Rahman (2020) Otoritas Jasa Keuangan keuangan dalam menyusun regulasi melalui
menyatakan bahwa peraturan equity crowdfunding serangkaian kajian dan mempertimbangan banyak
yang sudah ada sebelumnya dapat dikatakan sebagai aspek (Rahman, 2020).

Gambar 5. Model Struktural


Sumber: data diproses oleh penulis

Tetapi hal ini belum cukup, karena aspek syariah syariah yang mengawasi dan mengevaluasi secara
yang harus diatur dalam platform sharia equity menyeluruh dan tidak hanya sebagai formalitas demi
crowdfunding harus mencakup keseluruhan kegiatan mendapatkan opini atau surat pernyataan syariah.
dan pelaku yang terdapat didalamnya. Aspek syariah Jika peraturan sharia equity crowdfunding diatur
yang harus ditekankan pada peraturan sharia equity secara jelas, maka tidak akan ada keragu-raguan yang
crowdfunding adalah deklarasi sebagai penyelenggara terjadi diantara para stakeholders. Investor muslim
equity crowdfunding berbasis syariah pada anggaran menginginkan dananya disalurkan secara jelas dan
dasar usaha, aspek akad yang dipergunakan, emiten membutuhkan transaparansi laporan atas dana yang
dengan kegiatan usaha yang tidak melanggar prinsip telah disalurkan. Kebutuhan penyelenggara sharia
syariah sebagai penerbit, adanya bank syariah sebagai equity crowdfunding terhadap emiten yang melakukan
perantara transaksi dan adanya dewan pengawas usahanya sesuai dengan prinsip syariah dan timbal

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1241
balik diantara keduanya. Penggunaan bank syariah Sharia equity crowdfunding juga dapat menjadi
dan adanya dewan pengawas syariah menjadi aspek solusi untuk muslim yang menganggap pasar modal
pendukung utama yang erat kaitannya dengan syariah masih belum memenuhi prinsip syariah dalam
platform sharia equity crowdfunding pada beberapa aspek dan dengan adanya pengecualian
pelaksanaan kegiatan bisnisnya. Disamping itu sebesar 45%. Mekanisme syariah dalam sharia equity
komitmen platform pada kesesuaian syariah dalam crowdfunding dianggap lebih murni (Wijaya, 2020).
akad, instrument saham, pelaku usaha maupun para Disamping itu, sharia equity crowdfunding tidak
stakeholder dengan pengawasan Dewan Pengawas hanya diperuntukkan kepada stakeholders muslim,
Syariah erat kaitannya dengan aturan ini. tetapi setiap lapisan masyarakat bisa ikut
Dalam mekanisme equity crowdfunding syariah, berkontribusi. Bahkan platform sharia equity
saham syariah sebagai sertifikat bukti kepemilikan crowdfunding dapat menunjukkan bahwa syariah
sebagian modal suatu perusahaan dengan pengelolaan lebih baik dari segala aspek. Meskipun peraturan
yang sesuai dengan prinsip syariah pada akad, cara equity crowdfunding sebelumnya telah bisa
pengelolaan dan kegiatan usahanya (Aloui et al., dipergunakan, tetapi beberapa aspek syariah belum
2015). Asset yang menjadi landasan akad dan asset disebutkan didalamnya. Dengan adanya peraturan
lainnya tidak bertentangan dengan prinsip syariah, sharia equity crowdfunding maka peraturan akan lebih
tidak melakukan kegiatan yang memiliki unsur lengkap meskipun diantara stake-holders yang
perjudian, riba dan hal-hal yang diharamkan berkontribusi bukanlah dari masyarakat muslim.
(Komisioner & Indonesia, 2015). Penyertaan modal Bahkan peraturan ini akan memberikan keuntungan
ini dapat dilakukan dengan akad musyarakah maupun dan tidak akan memberikan kerugian kepada
mudharabah (Awaludin, 2016). Bank syariah siapapun.
berperan penting sebagai perantara dalam transaksi Kemudian system administrasi dan akuntansi
yang dilakukan antara investor dengan emiten yang di yang fleksibel, dengan penggunaan teknologi digital
danai (Touriq, 2020), mendukung segala aspek yang telah diuji dan divalidasi oleh otoritas jasa
syariah, melengkapi skema sharia equity keuangan, dewan pengawas syariah dan sumberdaya
crowdfunding dan membantu adanya pelaksanaan manusia yang kompeten, maka akan memberikan
mekanisme mudharabah dan musyarakah yang dukungan transparansi, efektifitas dan efisiensi yang
digunakan dalam transaksi (Wijaya, 2020). dapat mempermudah akses transaksi melalui system
Dewan Pengawas Syariah berperan dalam (Touriq, 2020). Selain itu, pelaku teknologi digital
pengawasan lembaga keuangan syariah. Tugas dan akan lebih berhati-hati dan memperhatikan lebih jauh
tanggungjawab Dewan Pengawas Syariah adalah mengenai batasan-batasan yang harus dipatuhi
menilai dan memastikan kemurnian pemenuhan (Biancone & Secinaro, 2016). Dengan adanya
rukun, syarat akad, pelaksanaan prinsip syariah, dukungan teknologi digital dan pengawasan DPS,
pengawasan terhadap pengembangan produk, maka unsur ketidakpastian (gharar), maysir maupun
melakukan review atas pelaksanaan prinsip syariah tadlis dapat dihindari.
dalam kegiatan usaha dan meminta data dan informasi Tetapi dalam pegembangan equity crowdfunding
yang berhubungan dengan aspek syariah pada pelaku syariah, sebagian masyarakat menilai keterbukaan
usaha dan penyelenggara (Injas et al., 2016). informasi masih dianggap sebagai kendala utama,
Optimalnya peran DPS sangat penting untuk karena kurangnya pemahaman masyarakat sejauh
memastikan bahwa setiap transaksi yang dilakukan mana hal-hal yang dianggap rahasia dan hal-hal yang
oleh setiap stakeholders sesuai dengan prinsip syariah memang selayaknya untuk dipublikasikan. Maka,
yang berlandaskan Al-Qur’an dan sunnah (Prabowo & dengan adanya proteksi informasi dan kemanan
Jamal, 2017) dalam prinsip keterbukaan database yang terdaftar dalam ISO27001, keamanan
(transparency), akuntabilitas (accountability), data dan informasi dapat dijamin dengan baik dan
pertanggungjawaban (responsibility), professional masyarakat tidak perlu khawatir mengenai
(professional) dan kewajaran (fairness). permasalahan tersebut (Wijaya, 2020).

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1242

Gambar 6. Model Struktural


Source: data diproses oleh penulis

Perihal perlindungan hak kekayaan intelektual memiliki peran yang sangat penting dalam
oleh platform kepada para pelaku usaha adalah dengan pengambangan platform ini. Otoritas Jasa keuangan
membatasi kepemilikan saham. Investor dengan sebagai regulator memiliki pengaruh besar dalam
penghasilan mencapai Rp 500 juta pertahun hanya kaitannya pemberian perizinan dan perlindungan
dapat membeli saham maksimal sebesar 5% dari keamanan terhadap para stakeholders. Keberadaan
penghasilannya pertahun. Sedangkan investor dengan platform sharia equity crowdfunding membantu para
penghasilan diatas Rp 500 juta pertahun hanya dapat investor dalam menginvestasikan dananya secara
membeli saham maksimal sebanyak 10% dari prinsip syariah dan membantu start-up dan pelaku
penghasilannya pertahun (Otoritas Jasa Keuangan usaha untuk mendapatkan pendanaan yang selama ini
Republik Indonesia, 2018). Seluruh aktivitas investor menjadi kendala utama dalam pengembangan usaha.
dan emiten hanya melalui platform, investor tidak Bank syariah sebagai perantara transaksi
boleh ikut campur tangan dengan kegiatan usaha yang menunjang adanya transaksi syariah yang dibutuhkan
dilakukan oleh emiten. oleh platform dan para stakeholders. Sebagai platform
Adanya sosialisasi dan edukasi terhadap digital, maka tugas sharia equity crowdfunding
masyarakat mengenai platform sharia equity sebagai rekan bank syariah dalam melakukan edukasi
crowdfunding melalui social media, forum-forum dan memberikan dorongan kepada masyarakat yang
pertemuan, seminar-seminar dan lain sebagainya sebelumnya belum tersentuh oleh lembaga keuangan
dengan berkolaborasi dengan otoritas jasa keuangan dan memberikan akses kepada para masyarakat
maupun dewan syariah nasional dapat mempengaruhi muslim untuk bertransaksi dengan cara yang syariah.
adanya minat para stakeholders untuk berkontribusi Keberadaan investor, pelaku usaha dan penyedia
kedalam platform secara menyeluruh. Pemahaman jaringan internet sebagai sector utama pelaku dalam
terhadap komitmen syariah adalah rahmatan lil- pengembangan platform, tanpa adanya investor dan
alamin dan bertujuan untuk mencapai maslahah pada pelaku usaha, maka platform tidak akan berkembang.
setiap aspek kehidupan. Karena pendekatan setiap Jaringan internet sebagai proof sistem adalah wadah
masyarakat berbeda maka harus diberikan contoh promosi dan transaksi bagi para stakeholders sebagai
kebaikannya kepada masyarakat agar mudah diterima sarana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
dan dirasakan manfaatnya. syariah secara bersama-sama. Dengan adanya
Maka dalam hal ini semua sector mencakup teknologi maka pelaksanaan dakwah ekonomi akan
regulator, sharia equity crowdfunding platform, bank lebih efektif dan efisien mengingat tingginya
syariah, Investor, strat-up atau pelaku usaha, penyedia mobilitas digital masyarakat saat ini.
jaringan internet dan Dewan Pengawas Syariah

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1243
Bagi Dewan Pengawas Syariah, platform ini juga crowdfunding platform, bank syariah, Investor, strat-
mendukung misi dalam mendorong industry keuangan up atau pelaku usaha, penyedia jaringan internet dan
syariah era teknologi digital dengan pemahaman dan Dewan Pengawas Syariah memiliki peran yang sangat
pelaksanaan syariah yang mendalam. Keberadaan penting dalam pengambangan platform ini.
Dewan Pengawas Syariah sebagai perangkat yang Sesuai dengan hasil penelitian yang telah
bertanggungjawab untuk memberikan nasihat, saran, dilakukan oleh penulis, maka terdapat beberapa saran
dan pengawasan terhadap pelaksanaan prinsip syariah yang mungkin dapat diterapkan dalam pengembangan
dalam kegiatan usaha serta memberikan pernyataan sharia equity crowdfunding di Indonesia, diantaranya
kesesuaian syariah atas jasa maupun produknya pertama, melakukan proteksi informasi dengan
menjadi sangat penting, mengingat platform ini adalah mendaftarkan keamanan database platform sharia
platform yang mendeklarasikan diri sebagai platform equity crowdfunding untuk menghindari adanya
syariah. keragu-raguan masyarakat terhadap platform sharia
equity crowdfunding dan keamanan data dan
4. KESIMPULAN informasi dapat dijamin dengan baik. Kedua, adanya
Hasil penelitian terhadap strategi pengembangan peraturan yang mengatur secara jelas mengenai sharia
sharia equity crowdfunding menggunakan metode equity crowdfunding untuk platform yang ingin
Interpretive Structural Modelling terdapat beberapa mendeklarasikan diri sebagai platform yang sesuai
beberapa hal yang menjadi pengaruh utama. dengan syariah untuk memberikan perlindungan dan
Keterbukaan informasi menjadi kendala utama dalam mengurangi keragu-raguan masyarakat muslim
pengembangan sharia equity crowdfunding karena terhadap platform, dan menjadi pegangan utama
kurangnya pemahaman masyarakat sejauh mana hal- platform syariah untuk menjalankan usahanya sesuai
hal yang dianggap rahasia dan hal-hal yang memang dengan paraturan yang ada dengan. Adanya dewan
selayaknya untuk dipublikasikan. Dan strategi yang pengawas syariah yang memahami secara menyeluruh
dapat dilakukan dalam pengembangan sharia equity mengenai fatwa, aspek fiqh muamalah dan
crowdfunding adalah dengan mendorong otoritas jasa kompetensi terkait platform sharia equity
keuangan untuk mengeluarkan peraturan mengenai crowdfunding dan melakukan pengawasan secara
sharia equity crowdfunding, deklarasi sebagai menyeluruh didukung dengan konsistensi dan
penyelenggara equity crowdfunding berbasis syariah transparansi dari pihak dewan pengawas syariah dan
pada anggaran dasar usaha, aspek akad, emiten pihak penyelenggara sharia equity crowdfunding,
syariah, instrument saham syariah, adanya bank serta adanya dukungan infrastruktur terkait sharia
syariah sebagai perantara transaksi dan adanya dewan equity crowdfunding, seperti dukungan akad
pengawas syariah yang mengawasi dan mengevaluasi transaksi, bank syariah sebagai sarana penyalur dana
secara menyeluruh, adanya system administrasi dan dan emiten dengan bisnis syariah.
akuntansi yang fleksibel dan adanya sumberdaya
manusia yang kompeten sesuai dengan prinsip good 5. REFERENSI
corporate governance, perlindungan hak kekayaan Abdullah, S., & Oseni, U. A. (2017). Towards a
intelektual oleh platform kepada para pelaku usaha Sharī‘Ah Compliant Equity -Based
serta adanya sosialisasi dan edukasi terhadap Crowdfunding For The Halal Industry In
masyarakat. Malaysia. International Journal of Business and
Selain itu, sharia equity crowdfunding juga dapat Society, 18(1).
menjadi solusi untuk muslim yang menganggap pasar Abidin, Z. (2019). Analisis Penerapan Islamic Good
modal syariah masih belum memenuhi prinsip syariah Corporate Governance (IGCG) pada Bank
dalam beberapa aspek. Sharia equity crowdfunding Pembiayaan Rakyat Syariah Hikmah Wakilah
tidak hanya diperuntukkan kepada stakeholders Banda Aceh. Tadabbur: Jurnal Peradaban
muslim, bahkan dapat menunjukkan bahwa syariah Islam, 1(2).
lebih baik dengan adanya kemudahan akses transaksi Achsien, I. H., & Purnamasari, D. L. (2016). Islamic
melalui system tanpa adanya praktek gharar, maysir Crowd-funding as the Next Financial Innovation
dan tadlis dan memberikan keuntungan tanpa in Islamic Finance : Potential and Anticipated
memberikan kerugian kepada siapapun. Maka dalam Regulation in Indonesia. European Journal of
hal ini semua sector mencakup regulator, sharia equity Islamic Finance, 5.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1244
Ahlers, G. K. C., Cumming, D., Günther, C., & Biancone, P. Pietro, & Secinaro, S. (2016). The Equity
Schweizer, D. (2015). Signaling in Equity Crowdfunding Italy: a Model Sharia Compliant.
Crowdfunding. Entrepreneurship Theory and European Journal of Islamic Finance IV, 5.
Practice. Biancone, P. Pietro, Secinaro, S., & Kamal, M.
Aloui, C., Hammoudeh, S., & Hamida, H. ben. (2019). Crowdfunding and Fintech : Business
(2015). North American Journal of Economics Model Sharia Compliant. European Journal of
and Finance Global factors driving structural Islamic Finance, 12.
changes in the co-movement between sharia Busenits, W. D. L., Matusik, S., Towndend, D.,
stocks and sukuk in the Gulf Cooperation Anglin, A., & Dushnitsky, G. (2017). A Review
Council countries. North American Journal of and Road Map of Entrepreneurial Equity
Economics and Finance, 31. Financing Research : Venture Capital , Corporate
Amuna, Y. M. A. (2019). Entrepreneurship , Venture Capital , Angel Investment ,
Crowdfunding Platforms and Sponsors Crowdfunding , and Accelerators. Journal of
Interaction. International Journal of Academic Management, XX(X).
Management Science Research (IJAMSR), 3(1). Đurđenić, K., & Ll, M. (2016). Crowdfunding –
Andaleeb, U., & Mishra, A. K. (2016). Equity Croatian Legal Perspective and Comparison to
Crowdfunding in Shariah Compliant Nations : an Other Sources of Financing.
outlook in the middle-east. Global Journal of Finance, A. I. of. (2017). Crowdfunding Malaysia’s
Finance and Management, 8(1). Sharing Economy : Alternative Financing for
Ascarya, Gunadi, W., Cahyono, W., Anwar, E., & Micro, Small and Medium Enterprises.
Syarifuddin, F. (2012). Strategi Meningkatkan Hamdani, Basri, Y. Z., Khomsiyah, & Surbakti, S.
(2019). Implementation of Islamic Work Values
Preferensi Perbankan Syariah Indonesia dalam
in Realizing Sharia Good Corporate Governance
Menggunakan Pembiayaan Bagi Hasil. Central
and Its Implications in Stakeholders Oriented
Banking Education and Studies Department,
Values (SOV) and Financial Performance of
Bank Indonesia.
Islamic Banking in Indonesia. Journal of
Attri, R., Dev, N., & Sharma, V. (2013). Interpretive
Economics and Business, 2(2).
Structural Modelling (ISM) approach : An
Hamzah, L. M., & Agustien, D. (2019). Pengaruh
Overview. Research Journal of Management
Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan
Sciences, 2(2).
Menengah Terhadap Pendapatan Nasional pada
Awaluddin. (2016). Pasar Modal Syariah : Analisis
Sektor UMKM Di Indonesia. Jurnal Ekonomi
Penawaran Efek Syariah di Bursa Efek
Pembangunan, 8(2).
Indonesia. Maqdis: Jurnal Kajian Ekonomi
Hornuf, L., & Schmitt, M. (2016). Success and Failure
Islam, 1(2).
in Equity Crowdfunding. CESifo DICE Report,
Barata, A. (2019). Strengthening National Economic
14(2).
Growth and Equitable Income through Sharia Indonesia, G. B. (2009). Peraturan Bank Indonesia
Digital. Journal of Islamic Monetary Economics No. 11/33/PBI/2009 Tentang Pelaksanaan Good
and Finance, 5(1). Corporate Governance Bagi Bank Umum
Beaulieu, T., Sarker, S., & Sarker, S. (2016). A Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Conceptual Framework for Understanding Injas, M. M. yousef, Haron, M. S., Ramli, R., & Injas,
Crowdfunding a Conceptual Framework for R. A. (2016). The Importance of the Shari’ah
Understanding Crowdfunding. Communications Supervisory Boards (SSBS) in the Islamic
of the Association for Information Systems, 37(8). Banking System. South East Asia Journal of
Belleflamme, P., & Lambert, T. (2014). Contemporary Business, Economics and Law,
Crowdfunding : Some Empirical Findings and 9(2).
Microeconomic Underpinnings. Revue Bancaire Ivashchenko, A., Britchenko, I., Dyba, M.,
et Financi`ere. Polishchuk, Y., Sybirianska, Y., & Vasylyshen,
Bhattacharya, S., & Momaya, K. S. (2009). Y. (2018). Fintech Platforms in SME’s
Interpretive Structural Modeling of Growth Financing : Eu Experience and Ways of Their
Enablers in Construction Companies. Singapore Application in Ukraine. Investment Management
Management Review, 31(1). and Financial Innovations, 15(3).

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1245
Jabeen, F., & Faisal, M. N. (2018). Imperatives For Moritz, A., Block, J., & Lutz, E. (2015). Investor
Improving Entrepreneurial Behavior among communication in equity-based crowdfunding: a
Females in the UAE. Gender in Management: An qualitative-empirical study. Qualitative Research
International Journal Emerald Publishing in Financial Markets, 7(3).
Limited. Muneeza, A., Arshad, N. A., & Arifin, A. T. (2018).
Jena, J., Sidharth, S., Thakur, L. S., Pathak, D. K., & The Application of Blockchain Technology in
Pandey, V. C. (2017). Total Interpretive Crowdfunding : Towards Financial Inclusion via
Structural Modeling (TISM): Approach and Technology. International Journal of
Application. Journal of Advances in Management and Applied Research, 5(2).
Management Research, 14(2). Othman, R. (2010). Islamic Social Reporting of Listed
Juliardi, D. (2017). Model Good Corporate Companies in Malaysia. International Business
Governance dari Perspektif Syariah untuk & Economics Research Journal, 9(4).
Mengatasi Permasalahan Penerapan Corporate Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia. (2018).
Governance di Indonesia. Indonesia Sebagai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik
Kiblat Ekonomi Syariah. Indonesia Nomor 37/POJK.04/2018. Tentang
Jummaini, Azis, N., Faisal, & Basri, H. (2019). Layanan Urun Dana Melalui Penawaran Saham
Intellectual Capital and Financial Performance : Berbasis Teknologi Informasi (Equity
The Role of Good Corporate Governance (Study Crowdfunding). Peraturan Otoritas Jasa
on Islamic Banking in Indonesia). Social Keuangan.
Sciences on Sustainable Development for World Pardiansyah, E. (2017). Investasi dalam Perspektif
Challenge. Ekonomi Islam: Pendekatan Teoritis dan
Komisioner, D., & Indonesia, O. J. K. (2015). Empiris. Economica: Jurnal Ekonomi Islam,
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 8(2).
15/POJK.04/2015 Tentang Penerapan Prinsip Piliyanti, I. (2018). Fintech Achieving Sustainable
Syariah di Pasar Modal. Development the Side Perspective of
Lin, L. (2017). Managing the Risks of Equity Crowdfunding Platform. Shirkah Journal of
Crowdfunding : Lessons from China. Journal of Economics and Business, 3(2).
Corporate Law Studies, 17(2). Piva, E., & Rossi-lamastra, C. (2017). Human Capital
Liu, P., Li, Q., Bian, J., Song, L., & Xiahou, X. (2018). Signals and Entrepreneurs’ Success in Equity
Using Interpretative Structural Modeling to Crowdfunding. Small Business Economics.
Identify Critical Success Factors for Safety Prabowo, B. A., & Jamal, J. bin. (2017). Peranan
Management in Subway Construction : A China Dewan Pengawas Syariah terhadap Praktik
Study. International Journal of Environmental Kepatuhan Syariah dalam Perbankan Syariah di
Research and Public Health, 15. Indonesia. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum
Lubis, P., & Zulam, S. Bin. (2016). Analisis Faktor- Faculty of Law, 24(1).
Faktor yang Memengaruhi Permintaan Investasi Prawirasasra, K. P. (2018). Financial Technology in
di Indonesia. Jurnal Perspektif Ekonomi Indonesia : Disruptive or Collaborative ? Reports
Darussalam, 2(2). on Economics and Finance, 4(2).
Miglietta, N., Battisti, E., & Graziano, E. A. (2018). Ralcheva, A., & Roosenboom, P. (2016). On the Road
Equity Crowdfunding and Risk Management : to Success in Equity Crowdfunding. Presented at
The Attitude of Italian Platforms: Springer the 33rd International Conference of the French
International Publishing. Finance Association in Liege, Belgium, at the
MIKTI Indonesia Digital Creative Industry Society. 2016 ENTFIN Conference in Lyon, France, and
(2018). Mapping dan Database Startup Indonesia the 14th Corporate Finance Day in Antwerp,
2018. In Badan Ekonomi Kreatif Indonesia. Belgium.
Mokhtarrudin, A., Masrurah, I. M. K., & Muhamad, Rusydiana, A. S. (2018a). Aplikasi Interpretive
S. C. R. (2017). Crowdfunding as a Funding Structural Modeling untuk Strategi
Opportunity for Youth Start-Ups in Malaysia. Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia. Jurnal
Pertanika Journals Social Sciences & Ekonomi Dan Bisnis Islam, 4(1).
Humanities, 25.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1246
Rusydiana, A. S. (2018b). Developing Islamic Tomczak, A., & Brem, A. (2013). Venture Capital :
Financial Technology in Indonesia. Hasanuddin An International Journal of Entrepreneurial
Economics and Business Review, 2(2). Finance a Conceptualized Investment Model of
Saksonova, S., & Kuzmina-Merlino, I. (2017). Crowdfunding. Venture Capital, 15(4).
Fintech as Financial Innovation-the Possibilities Vismara, S. (2016a). Equity Retention and Social
and Problems of Implementation. European Network Theory in Equity Crowdfunding. Small
Research Studies Journal, XX(3). Business Economics, 46(4).
Sianipar, M. (2012). Penerapan Intrepretative Vismara, S. (2016b). Information Cascades Among
Structural Modeling (ISM) dalam Penentuan Investors in Equity Crowdfunding.
Elemen Pelaku dalam Pengembangan Entrepreneurship Theory and Practice.
Kelembagaan Sistem Bagi Hasil Petani Kopi Dan Vulkan, N., Åstebro, T., & Fernandez, M. (2016).
Agroindustri Kopi. Agrointek, 6(1). Equity Crowdfunding : A New Phenomena.
Stasik, A. (2018). How do We Study Crowdfunding ? Journal of Business Venturing Insights, 5.
An Overview of Methods and Introduction to Wahjono, S. I., Marina, A., & Widayat. (2015).
New Research Agenda. Journal of Management Islamic Crowdfunding : Alternative Funding
and Business Administration. Central Europe, Solution. 1st World Islamic Social Science
26(1). Congress.
Thaker, M. A. bin M. T. (2018). Modelling SMES’ Waltho, X., Schwienbacher, A., & Vanacker, T.
Behavioral Intention to Adopt Islamic (2018). Equity crowdfunding : First Resort or
Crowdfunding-Small And Medium Enterprises Last Resort ? Journal of Business Venturing, 33.
(ICMES) Model as a Source of Financing in Watson, R. H. (1978). Interpretive Structural
Malaysia. Journal of Islamic Monetary Modeling-a Tool for Technology Assessment?
Economics and Finance, 4(2). Technological Forecasting and Social Change,
Thakkar, J., Kanda, A., & Deshmukh, S. G. (2008). 11.
Interpretive Structural Modeling (ISM) of IT- Wilson, K. E., & Testoni, M. (2014). Improving the
enablers for Indian Manufacturing SMEs. Role of Equity Crowdfunding in Europe's Capital
Information Management & Computer Security, Markets. Bruegel Policy Contribution, 9.
16(2).

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534

You might also like