Professional Documents
Culture Documents
Tingkat Pencemaran Lingkungan Perairan Ditinjau Dari Aspek Fisika, Kimia Dan Logam Di Pantai Kartini Jepara
Tingkat Pencemaran Lingkungan Perairan Ditinjau Dari Aspek Fisika, Kimia Dan Logam Di Pantai Kartini Jepara
ABSTRACT
Increasing the human activities, especially in coastal areas could waste product from aquaculture activities,
domestic waste, tourism, and fisheries activities. The objective of this research to calculate Water pollution index
value consist parameter Physics, chemistry and heavy metals, among others, is the transparency,turbidity,
temperature, TSS, DO, BOD5, pH, salinity, detergents, oils and fats as well as heavy metals Pb,Hg and Cd. This
study was conducted in April 2015. The survey method used in this study. The results showed that water quality
of the estuary area has 1-2.5 m transperancy, turbidity from 1.2 to 14.3, temperature 30 ° C, TSS 18-30
mg / l, DO 4.1 to 6.22 mg / l, BOD5 6.08 to 15.71 mg / l, pH 7.9, Salinity ranges between 34- 35 ‰,
Detergents 0.01 to 1.2 mg / l MBAs, Oils and fats 0.1 to 1.3 mg / l, Pb <0.003 mg / l, Hg <0.001
mg / l, Cd <0.001 mg / l. Water pollution index showed a value below the threshold range, but there
are some stations that have exceeded the threshold value and are included in the category of lightly
polluted on st1 (IP = 2,11), st2 (IP = 1.08) and st5 (IP = 1.02) according to the Decree of the Minis-
ter of Environment No. 115 2003.
ABSTRAK
Peningkatan aktivitas manusia terutama di daerah pesisir menghasilkan limbah dari kegiatan budidaya
perikanan, limbah domestik, pariwisata, dan kegiatan perikanan tangkap. Tujuan dari penelitian ini adalah
menghitung nilai indeks pencemaran Perairan di Pantai Kartini meliputi parameter Fisika, kimia dan
Logam berat antara lain adalah kecerahan, kekeruhan, Suhu, TSS, DO, BOD5, pH, Salinitas, Deterjen,
Minyak dan lemak serta logam berat Pb,Hg dan Cd. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2015.
Metode survey digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan Kualitas perairan kawasan
muara memiliki kecerahan 1-2,5 m, kekeruhan 1,2 – 14,3 , Suhu 30o C, TSS 18 - 30 mg/l, DO 4,1 – 6,22
mg/l, BOD5 6,08 – 15,71 mg/l, pH 7,9 Salinitas berkisar antara 34- 35‰, Deterjen 0,01 – 1,2 mg/l
MBAS, Minyak dan Lemak 0,1 – 1,3 mg/l, Pb <0,003 mg/l, Hg <0,001 mg/l, Cd <0,001 mg/l. Indek
pencemaran perairan menunjukan nilai di bawah kisaran ambang batas, namun ada beberapa stasiun
yang telah melampaui nilai ambang batas dan termasuk dalam kategori tercemar ringan yaitu pada st1
(IP = 2,11), st2 (IP = 1,08) dan st5 (IP = 1,02) menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 115 tahun 2003.
53
Indonesian Journal of Conservation Volume 04 (01), tahun 2015
kat, pertemuan drainase dengan laut, dan Kartini jepara tahun 2014.
pasar ikan). Pencemaran Dari hasil uji laboraturium
Stasiun 2, daerah yang diperkirakan selanjutnya dilakukan perhitungan dengan in-
sebagai daerah masukan pencemar ke laut deks pencemaran sesuai dengan Keputusan
(meliputi muara sungai outlet tambak intensif Menteri Lingkungan Hidup No. 115 Tahun
BBPBAP Jepara, sekitar pembuangan limbah 2003 Tentang Status Mutu Air. Dengan rumus
rumah tangga pemukiman pantai kartini, untuk perhitungan indeks pencemaran sebagai
pelabuhan PELNI penyeberangan pulau kari- berikut.
mun jawa).
Stasiun 3, daerah yang diperkirakan
sebagai daerah masukan pencemar ke laut
(meliputi muara sungai outlet pemukiman
tempat pariwisata pantai kartini Jepara, alur Lij = konsentrasi parameter kuali-
transportasi perahu wisata pulau panjang). tas air yang dicantumkan da-
Stasiun 4, daerah yang diperkirakan lam baku mutu peruntukan
sebagai muara sungai inlet areal pertamba- air (j).
kan dan kegiatan pembudidayaan BBPBAP Ci = konsentrasi parameter kuali-
Jepara dan alur transportasi laut Pelabuhan tas air hasil survey.
Pantai Kartini dan Jobokuto. Pij = Indeks pencemaran bagi pe-
Stasiun 5, daerah yang diperkirakan se- runtukan (j)
bagai outlet muara sungai dari kegiatan bak (Ci/ = Nilai rata-rata dari jumlah
kerapu, udang supra intensif dan kultur masal Lix)R konsentrasi dari parameter
Lab Pakan Alami BBPBAP Jepara dan alur yang diuji.
transportasi laut pelabuhan pantai Jobokuto. (Ci/ = Nilai maksimal dari hasil
Stasiun 6, sebagai kontrol, kualitas air Lix)M pembagian hasil nilai konsen-
laut lepas, sampel diambil pada bagian agak trasi dengan bakumutu.
tengah (pada daerah bukan pasang surut)
yang diperkirakan tidak terpengaruh oleh Metode ini dapat langsung menghub-
masukan limbah-limbah yang teridentifikasi. ungkan tingkat pencemaran dengan suatu
Pemilihan lokasi uji sampel didasarkan perairan dipakai untuk peruntukan tertentu dan
pada keterwakilan terhadap kegiatan yang dengan nilai parameter-parameter tertentu.
ada di sekitar perairan, yang dapat memberi
pengaruh terhadap kualitas air. Data dan esti-
masi dispersi ini kemudian digunakan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
memprediksi sejauh mana pengaruh kegiatan
terhadap kondisi lingkungan perairan. Hasil Uji Laboratorium
Peralatan yang digunakan dalam penelitian
ini diantaranya yaitu: Global Positioning Sys- Hasil uji laboraturium dilakukan setelah
tem (GPS), botol sampel, plastik sampel, pH pengambilan sampel air dilokasi penelitian
meter, thermometer raksa, refraktometer, DO dengan beberapa parameter menghasilkan
meter. data pada tabel 1. Berdasarkan data parame-
Analisis laboraturium dilakukan di La- ter kualitas perairan tersebut, kemudian dil-
boraturium Pengujian Kualitas Lingkungan akukan perhitungan Indeks Pencemaran (IP)
Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran pada masing-masing stasiun penelitian tersaji
Industri Semarang. dalam tabel 2
Pengumpulan data meliputi data pri- P erh itu n gan I n deks pen cem ar an
mer dan sekunder. Data primer didapatkan menunjukkan nilai 2,11 pada stasiun 1 , 1,08
dari survey dan wawancara dengan 10 re- pada stasiun 2 dan 0,80 pada stasiun 3, 0,81
spon den di wilayah pen elitian . D ata pada stasiun 4, 1,02 pada stasiun 2 dan 0,77
sekunder penelitian ini meliputi data dan pada stasiun 6 dengan status tercemar ringan
peta gambaran umum, data pemanfaatan pada stasiun 1,2 dan 5. Sedangkan pada sta-
perairan pantai Kartini jepara dan profil siun 3, 4 dan 6 pada kondisi baik . Hasil
perairan, dan data kegiatan usaha di pantai pengamatan secara visual stasiun 1dan 2 ter-
54
Tingkat Pencemaran Lingkungan… — Faisal Riza, dkk.
Baku Stasiun
Parameter satuan
mutu* 1 2 3 4 5 6
Fisika
Kecerahan m >3 1,2 1 1,5 1,8 1,3 2,5
kekeruhan NTU <5 14,3 5,73 4,38 1,98 6,74 1,2
Suhu Air C0 20 30 30,1 30,3 30,4 30,8 31
TSS Mg/l 20 30 28 20 22 24 18
Kimia
DO mg/l >5 4,1 4,7 6,19 6,12 5,03 6,22
BOD5 mg/l 20 15,71 13,55 7,182 6,19 9,22 6,08
pH 7-8,5 7,9 7,8 7,8 7,9 7,9 8
Salinitas %0 33-34 35,2 34,8 35,1 35,4 35 35,3
Detergen µg/l 1 1,2 0,8 0,2 0,047 0,74 0,01
minyak le-
mak mg/l 1 1,3 1,1 0,2 0,1 0,8 0,1
Logam berat
Pb mg/l 0,008 <0,003 <0,003 <0,003 <0,003 <0,003 <0,003
Hg mg/l 0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001
Cd mg/l 0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001
Stasiun
Mutu Perairan Nilai IP*
1 2 3 4 5 6
Baik 0 < Pij < 1 0,80 0,81 0,77
tercemar ringan 1 < Pij < 5 2,11 1,08 1,02
tercemar sedang 5 < Pij < 10
tercemar berat Pij > 10
dapat limbah domestik yang terbawa melalui ditunjukkan oleh secchidisk, kedalaman sec-
sungai demaan. Oleh karena berdekatan chidisk berhubungan erat dengan intensitas
dengan pasar tradisional dan pasar ikan sinar matahari yang masuk ke suatu perairan.
maka cukup banyak limbah yang langsung Semakin tinggi kedalaman secchidisk, maka
dibuang di lokasi ini dari pemukiman akan semakin dalam penetrasi cahaya ma-
penduduk sekitarnya. Pengaruh pelabuhan tahari kedalam lapisan air. Penetrasi cahaya
penyeberangan juga turut menyumbang ba- matahari yang baik ke dalam lapisan air akan
han pencemar ke perairan. Pada umumnya meningkatkan laju proses fotosintesis di-
limbah domestik mengandung sampah padat perairan, sehingga sangat menentukan
(berupa dedaunan kulit buah, sayur, plastik, produktivitas dari perairan tersebut. Hasil
kaleng, botol) dan cair yang berasal dari sam- p en gu ku r an m en u n j u k k an k ec er ah an
pah rumah tangga serta limbah cair sisa bu- perairan pada kisaran 1-2,5 m, hal ini
angan pasar ikan. disebabkan muara sebagai daerah pertemuan
arus dan adanya pengadukan sedimen. Kece-
Kecerahan rahan perairan selama penelitian tersaji da-
Menurut Effendi (2003), kecerahan lam gambar 2 berikut.
merupakan salah satu parameter fisika yang
menggambarkan ukuran transparansi dan
sifat optik perairan terhadap transmisi caha-
ya. Pengukuran kecerahan perairan dapat
55
Indonesian Journal of Conservation Volume 04 (01), tahun 2015
Suhu Perairan
Suhu merupakan faktor yang berperan
dalam ekosistem perairan. Sifat sifat kimia
seperti kelarutan oksigen, proses respirasi
biota perairan, dan kecepatan degradasi ba-
han pencemaran atau kecepatan reaksi kimia
Gambar 4. Nilai TSS (Mg/L )
56
Tingkat Pencemaran Lingkungan… — Faisal Riza, dkk.
Salinitas
Salinitas adalah jumlah garam-garam
terlarut yang terdapat dalam satu kilogram air
laut yang dinyatakan dalam satuan perseribu
(ppt) (Nybakken, 1992). Jenis-jenis garam
Gambar 5. Nilai Oksigen terlarut (Mg/L ) Pada
yang terdapat didalam air laut yang paling
Masing-masing Lokasi Pengamatan. utama adalah garam natrium klorida, selain
itu juga terdapat pula garam-garam yang lain
57
Indonesian Journal of Conservation Volume 04 (01), tahun 2015
seperti garam magnesium kalsium dan lain han buangan minyak yang di buang ke ling-
sebagainya (Nontji,1987). Dari hasil peman- kungan perairan akan mengapung dan me-
tauan menunjukkan nilai salinitas berkisar 35 nutupi permukaan air. Lapisan minyak terse-
ppt masih dalam kisaran normal suatu but akan mengganggu kehidupan mikroor-
perairan laut. ganisme di dalam air, hal ini dikarenakan
lapisan minyak akan menghalangi difusi
Deterjen/Surfaktan oksigen dari udara ke air sehingga jumlah
oksigen yang terlarut dalam air akan berku-
Deterjen merupakan bahan yang rang. Selain itu adanya lapisan minyak terse-
mengandung Methylene Blue Active Substance but, juga akan menghalangi masuknya sinar
(MBAS) yang banyak dipakai masyarakat untuk matahari ke dalam air, sehingga proses
kegiatan schari- hari sebagai salah satu akibat fotosintesis oleh tanaman air menjadi ter-
daripada perkembangan budaya masyarakat hambat (Effendi, 2003). Hasil pengukuran
yang cenderung terus membutuhkan kelengka- minyak dan lemak menunjukkan nilai 0,1 –
pan alat-alat sebagai kebutuhan sekunder, 1,3 mg/l, nilai tersebut masih dibawah am-
dan menimbulkan masalah pencemaran. Sum- bang namun pada st1 dan st2 telah melampaui
ber utama pencemaran deterjen berasal dari nilai ambang batas yang dipersyaratkan bagi
Iimbah domestik, sisa buangan deterjen lebih biota laut dalam Kep Men LH No.51 tahun
tahan dan tidak berubah dalam berbagai media 2004, yaitu sebesar 1 mg/l. namun ada bebera-
baik dalam media asam dan alkali. lebih spesifik pa stasiun yang telah melampaui nilai ambang
dari deterjen adalah bahan pembersih yang batas. Sumber minyak berasal dari adanya
mengandung senyawa petrokimia atau surfak- aktivitas perahu motor nelayan, rumah tang-
tan sintetik lainnya. Surfaktan merupakan bahan ga, pasar ikan serta pasar tradisional. Untuk
pembersih utama yang terdapat dalam deterjen. lebih jelasnya hasil pengukuran tersaji dalam
Deterjen ini juga tidak menguntungkan karena gambar 8.
deterjen ternyata memiliki sifat sulit terurai yang
disebabkan oleh adanya rantai bercabang pada Kandungan logam berat Pb
strukturnya (Rompas, 2010). Hasil pengukuran Senyawa Pb yang terdapat pada emisi
Deterjen menunjukkan nilai 0,01 – 1,2 mg/l , kegiatan transportasi dan industri kemudian
nilai ini masih di bawah kisaran ambang batas masuk ke perairan melalui pengkristalan di
pencemaran, namun ada beberapa stasiun yang udara dan jatuh melalui hujan (Palar, 1994).
telah melampaui nilai ambang batas. Nilai deter- Logam Pb dapat berada di dalam badan
jen yang disarankan berdasarkan Keputusan perairan secara alamiah dan sebagai dampak
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 tahun dari aktivitas manusia. Peningkatan kadar Pb
2004, baku mutu kualitas perairan yang di badan perairan bersumber dari emisi gas
ditetapkan untuk parameter surfaktan sebesar 1 buang kendaraan bermotor dan limbah in-
mg/l. Hasil pengukuran kandungan deterjen dustri yang menggunakan Pb. Di perairan
selama penelitian tersaji dalam gambar 7. pantai kartini kadungan logam berat Pb
dapat berasal dari emisi gas buang perahu
motor yang digunakan untuk kegiatan peri-
kanan. Menurut Wittman (1979) dalam Con-
58
Tingkat Pencemaran Lingkungan… — Faisal Riza, dkk.
nel dan Miller (2006) bahwa salah satu sumber untuk biota laut dalam Kep Men LH No.51
utama pemasukan logam ke perairan adalah tahun 2004, yaitu sebesar < 0,001 mg/l. Hasil
cairan limbah rumah tangga. Hasil penguku- pengukuran tersaji pada gambar 10.
ran Timbal (Pb) pada semua stasiun penga-
matan, memiliki nilai sebesar < 0,003 mg/l. Kadmiun Cd.
Nilai tersebut berada dibawah ambang batas Logam kadmium (Cd), masuk ke
yang dipersyaratkan dalam Kep Men LH perairan akibat dari aktifitas manusia. Pada
No.51 tahun 2004, yaitu sebesar 0,008 mg/l. lokasi penelitian Kadmium (Cd) berasal dari
Hasil pengukuran selama penelitian tersaji kegiatan domestik. Logam berat Cd dapat be-
dalam gambar 9. rasal dari pestisida, pupuk, insektisida, limbah
domestik, limbah bengkel, limpasan jalan,
limbah rumah sakit dan limbah pasar. Suatu
kecenderungan para nelayan melakukan pen-
gecatan perahu atau kapal dengan
menggunakan cat yang mengandung unsur Cd
turut mempengaruhi konsentrasi Cd dalam
perairan. Secara umum kandungan Kadmium
di semua stasiun pengamatan masih berada
pada ambang batas baku mutu yang diper-
syaratkan untuk biota laut dalam Kep Men LH
No.51 tahun 2004, yaitu sebesar 0,001 mg/l.
Gambar 9. Nilai Timbal (Mg/L ) Pada Masing-masing Hasil pengukuran tersaji dalam gambar 11.
Lokasi Pengamatan.
SIMPULAN
59
Indonesian Journal of Conservation Volume 04 (01), tahun 2015
masyarakat sekitarnya, limbah kegiatan peri- Connel, D.W. dan GJ.Miller, 2006, Kimia dan
kanan, aktivitas kapal nelayan serta Pelni, Ekotoksikologi Pencemaran, Y. Koestoer
akan memberikan dampak terhadap (Penerjemah), Universitas Indonesia Press,
penurunan kualitas perairan. Beberapa dam- Jakarta.
Effendi,H.2003. Telaah kualitas air bagi pengel-
pak yang ditimbulkan diantaranya adalah
olaan sumberdaya dan lingkungan
menurunnya kecerahan perairan, tingginya perairan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
kandungan TSS dan kekeruhan, menurunnya Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
kandungan oksigen terlarut (DO), tingginya Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mu-
kandungan BOD5, dan tingginya kandungan tu Air Laut untuk Biota Laut.
lemak dan minyak terutama pada st1, st2 dan Kementrian Lingkungan Hidup, 2003. Keputusan
st5. Kondisi kualitas lingkungan perairan Menteri Negara Lingkungan Hidup, No. 115
pantai kartini berdasarkan beberapa parame- tahun 2003, tentang Pedoman Penentuan Sta-
ter fisika, kimia dan logam telah mendekati tus Mutu Air, Jakarta.
dan melebihi baku mutu yang dipersyaratkan Langmore, 1998. Minimum Requirement For
Water Monitoring At Waste Management
bagi lingkungan perairan untuk biota laut
Facilities, 2nd Edition, Departement Of
Kep Men LH No.51 tahun 2004. Water Affairs And Forestry, Republic Of
South Africa.
MENLH. 2003. Keputusan Menteri Negara Ling-
UCAPAN TERIMA KASIH kungan Hidup. Nomor 112 Tahun 2003.
Tentang Baku Mutu Limbah Domestik.
Mukhtasor,2007. Pencemaran pesisir dan laut.
Ucapan terima kasih disampaikan Pro- PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
gram Pascasarjana Magister Ilmu Ling- Nybakken,J.W.1992. Biologi laut suatu pendeka-
kungan Universitas Diponegoro yang telah tan ekologis. PT Gramedia, Jakarta.
membantu kelancaran penelitian ini, serta Pemerintah Kabupaten Jepara. 2004. Neraca
semua pihak yang telah membantu kelanca- Kualitas Lingkungan H idup Daerah
ran penelitian ini. (NKLHD) Kabupaten Jepara.
Rompas, 2010. Toksikologi Kelautan. Diterbitkan
Oleh Dewan Kelautan Indonesia. Dicetak
DAFTAR PUSTAKA Oleh PT Walaw Bengkulen. Jakarta.
Salmin.2005. Oksigen terlarut (DO) dan kebu-
tuhan oksigen biologi sebagai salah satu
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Dae-
indikator untuk menentukan kualitas
rah (BAPEDALDA). 2007. Analisis Kuali-
perairan. Jurnal Oseana, 30(3):21-26.
tas Air Sungai Pada 21 Sungai Lintas Ka-
Tahril, Said, dan Ika, 2012. Analisis Logam Timbal
bupaten / Kota Di Provinsi Bali Pada
(Pb) Dan Besi (Fe) Dalam Air Laut Di Wila-
Musim Hujan. Denpasar – Bali.
yah Pesisir Pelabuhan Ferry Taipa Kecamatan
Palu Utara. Jurnal Akademika Kimia Uni-
versitas Tadulako. I (4): 181-186.
60