Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/332997960

Khazanah Kitab Kuning di Madrasah Al Jam‘iyat Al Washliyah

Article · December 2017


DOI: 10.25299/althariqah.2017.vol2(2).1041

CITATIONS READS

3 50

1 author:

Ja'Far Ja'far
Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe
40 PUBLICATIONS   83 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Ja'Far Ja'far on 11 February 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


P-ISSN 2527-9610 E-ISSN 2549-8770

Khazanah Kitab Kuning di Madrasah


Al Jam‘iyat Al Washliyah

JA‘FAR

Pascasarjana UIN Sumatera Utara, Jl. IAIN No. 1, Sutomo Ujung, Medan
website: www.jafaruinsumaterautara.org
Email: jafarisyraqi@gmail.com

Abstract: The ulama and Islamic organizations in Indonesia have proven to play a role
as a preserver of yellow book treasury. Al Washliyah as an Islamic organization founded
by Muslims from the Mandailing tribe in East Sumatra, for example, has demonstrated
its work as an organization that conserves Islamic teachings through its educational
institutions, whether madrassas, schools or universities. Using this historical approach,
this article yields the findings that Al Washliyah attempted and was relatively successful
in preserving Islamic teachings using the yellow book media that became his mainstay
of madrassas. The introduction of the yellow book in this organization can’t be
separated from the influence of the teachers of the founders of Al Washliyah who did get
the teaching of the madrassas that also rely on yellow books, and these influences also
affect the curriculum of Al Washliyah madrasa education. As an impact of the
organization's religious principles and beliefs, Al Washliyah only teaches yellow books
in the Shafi'iyah and Ash'ariy schools.

Keywords: Khazanah, Yellow Book, Madrasah, Al Jami’yat Al Washliyah

Abstrak: Para ulama dan organisasi-organisasi Islam di Indonesiaterbukti telah turut


memainkan peran sebagai pelestari khazanah kitab kuning. Al Washliyah sebagai
organisasi Islam yang didirikan oleh kaum Muslim yang berasal dari suku Mandailing di
Sumatera Timur, misalnya, telah menunjukkan kiprahnya sebagai organisasi yang ikut
melestarikan ajaran Islam melalui lembaga pendidikannya, baik madrasah, sekolah
maupun perguruan tinggi. Dengan menggunakan pendekatan historis, artikel ini
menghasilkan temuan bahwa Al Washliyah berusaha dan relatif sukses dalam
melestarikan ajaran Islam dengan memakai media kitab kuning yang menjadi andalan
madrasah-madrasahnya. Pengenalan kitab kuning dalam organisasi ini tidak bisa
dilepaskan dari pengaruh guru para pendiri Al Washliyah yang memang mendapatkan
pengajaran dari madrasah yang juga mengandalkan kitab kuning, dan pengaruh
tersebut turut memengaruhi kurikulum pendidikan madrasah-madrasah Al Washliyah.
Sebagai dampak dari asas dan paham keagamaan organisasi, Al Washliyah hanya
mengajarkan kitab kuning dalam mazhab Syâfi‘iyah dan Asy‘ariyah.

Kata Kunci: Khazanah, Kitab Kuning, Madrasah, Al Jami’yat Al Washliyah

124 Jurnal Al-Thariqah Vol. 2, No. 2, Desember 2017


P-ISSN 2527-9610 E-ISSN 2549-8770

PENDAHULUAN dan baik ulama maupun madrasah


Al Jam‘iyatul Washliyah (Al tersebut berhasil mengkader ulama-ulama
Washliyah) merupakan organisasi sosial Al Washliyah masa depan. Sebab itu,
keagamaan yang muncul di luar pulau khazanah kitab kuning harus terus
Jawa, dan didirikan oleh para pelajar dibudayakan dalam organisasi ini dalam
Muslim Mandailing yang belajar agama rangka memunculkan ulama-ulama
kepada Syaikh Hasan Maksum dan Syaikh berbakat masa depan, dan pencapaian
Muhammad Yunus. Di antara mereka tujuan pendirian Al Washliyah.
adalah Ismail Banda, Abdurrahman
Syihab, Muhammad Arsyad Thalib Lubis, TUJUAN DAN PAHAM KEAGAMAAN AL
dan Muhammad Yusuf Ahmad Lubis. Al WASHLIYAH
Washliyah diresmikan di gedung Maktab Sebagai sebuah organisasi modern,
Islamiyah Tapanuli (MIT) di Medan pada para pendiri Al Washliyah telah menyusun
tanggal 09 Rajab 1349/30 November konsep tentang tujuan dan paham
1930 (Saragih, 2016: 141-143). Syaikh organisasi. Dari aspek tujuan, ditegaskan
Hasan Maksum memiliki madrasah yang bahwa Al Washliyah bertujuan untuk
dinamakan Madrasah Hasaniyah, “memadjukan, mementingkan, dan
sedangkan Syaikh Muhammad Yunus menambah tersiarnya agama Islam,”
menjadi direktur sekaligus guru MIT. diawal pendirian dan belakangan menjadi
Kedua madrasah tersebut menjadi “berusaha menunaikan tuntutan agama
institusi pendidikan penting bagi Al Islam,” dan akhirnya “melaksanakan
Washliyah karena para pendiri Al tuntutan agama Islam untuk kebahagiaan
Washliyah belajar kitab kuning di sana, dunia dan akhirat” (Sjamsuddin, 1955: 1-
dan berhasil mengantarkan mereka 3). Meskipun redaksi bahasanya terus
menjadi ulama-ulama terkenal dan ahli mengalami perubahan, tetapi dapat
dalam kitab kuning. Pembelajaran kitab disimpulkan bahwa Al Washliyah hendak
kuning di kedua madrasah tersebut juga memajukan dan melaksanakan tuntutan
menjadi contoh bagi madrasah-madrasah agama Islam agar umat Islam meraih
Al Washliyah yang kelak mampu kebahagiaan dunia dan akhirat.
melahirkan ulama-ulama terkemuka di Dalam rangka mencapai tujuan itu,
Nusantara. Dari sini dapat dikatakan maka Al Washliyah merumuskan beragam
bahwa Al Washliyah berasal dari ulama usaha organisasi. Syaikh Muhammad
dan telah melahirkan banyak ulama Arsyad Thalib Lubis pernah menjelaskan
sebagai dampak dari pembelajaran kitab sebelas macam usaha-usaha Al Washliyah,
kuning di lembaga pendidikannya. di antaranya adalah, “...mengusahakan
Artikel ini akan mengkaji khazanah berlakunya hukum Islam; memperbanyak
kitab kuning yang dipelajari di madrasah- tabligh, tazkir, dan pengajian di tengah-
madrasah Al Washliyah yang dinilai tengah umat Islam; menerbitkan kitab-
berhasil melahirkan ulama-ulama kitab, surat kabar, majalah serta siaran,
terkenal. Secara khusus, akan dilihat akar- mengadakan taman pembacaan dan
akar pengajaran kitab kuning dalam perpustakaan; mengadakan pertemuan-
organisasi Al Washliyah, serta pertemuan yang bersifat mempercerdas
penggunaan kitab kuning sebagai media fikiran dan memperdalam pengetahuan;
belajar di madrasah-madrasah Al membangunkan perguruan dan mengatur
Washliyah sebelum dan sesudah era kesempurnaan pelajaran, pendidikan dan
reformasi. Artikel ini akan menunjukkan kebudayaan...” (Djamil, 1976). Tujuan
bahwa para pendiri Al Washliyah sangat organisasi Al Washliyahmustahil dapat
ahli kitab kuning, madrasah-madrasah Al direalisasikan tanpa pelaksanaan dan
Washliyah mentradisikan kitab kuning, penegakan usaha-usaha itu. Dalam

Jurnal Al-Thariqah Vol. 2, No. 2, Desember 2017 125


P-ISSN 2527-9610 E-ISSN 2549-8770

konteks ini ada relevansi antara tradisi (PB Al Jam’iyatul Washliyah, 2015: 2 dan
kitab kuning dengan tujuan organisasi Al Ja’far, 2016: 1-29). Dengan demikian,
Washliyah. Sebab, tanpa penguasaan pasca muktamar tersebut, Al Washliyah
terhadap kitab kuning dalam bidang tafsir, hanya menganut mazhab Syâfi‘i.
hadis, tauhid, fikih dan usul fikih, maka Dari aspek kurikulum, asas Al
sangat sulit melaksanakan usaha-usaha Al Washliyah sangat berpengaruh terhadap
Washliyah (terutama usaha kurikulum lembaga pendidikan Al
memberlakukan hukum Islam, Washliyah. Secara historis tercatat bahwa
memperbanyak dakwah dan menerbitkan madrasah-madrasah Al Washliyah hanya
kitab-kitab) dan akhirnya, tujuan para menggunakan dan mengajarkan kitab
ulama mendirikan Al Washliyah tidak kuning yang berasal dari khazanah
akan tercapai. Karena itulah, selama ini mazhab Syâfi‘iyah saja. Untuk pelajaran
ulama-ulama Al Washliyah memandang agama khususnya pelajaran fikih dan
penting pengkajian terhadap khazanah tauhid di sekolah maupun universitas
kitab kuning. yang dikelola Al Washliyah, hanya
Sebagai organisasi yang hendak diajarkan mazhab Syâfi‘i dalam bidang
mengamalkan ajaran Islam dalam hukum, dan mazhab Asy‘ari dalam bidang
berbagai aspek kehidupan, Al Washliyah teologi.Fakta ini dapat dilihat dari
telah menentukan paham keagamaannya kurikulum madrasah Al Washliyah
secara tegas. Dalam Anggaran Dasar Al sepanjang sejarah.
Washliyah tahun 1955 telah disebutkan
bahwa “Al Washliyah melaksanakan AL WASHLIYAH DAN KHAZANAH KITAB
tuntutan agama Islam, dalam hukum fikih KUNING
bermazhab Syâfi‘i, dan dalam iktikad Akar Tradisi Kitab Kuning
Ahlussunnah Waljamaah” (Sjamsuddin, Al Washliyah telah memainkan
1995: 4). Sampai tahun 1977 tetap peran penting bagi pengkajian dan
disebutkan bahwa “perkumpulan ini pelestarian kitab kuning di Nusantara.
berasaskan Islam, dalam hukum fikih Peran ini dapat dilihat dari tiga hal.
bermazhab Syâfi‘i dan dalam iktikad Pertama, para ulama generasi awal dan
Ahlussunnah Waljamaah” (PB Al pendiri Al Washliyah memiliki perhatian
Jam’iyatul Washliyah, 1997: 3 dan PB Al serius terhadap dan dibesarkan dalam
Jam’iyatul Washliyah, 1992: 69). Redaksi tradisi kitab kuning. Kedua, diketahui
mengenai asas Al Washliyah tersebut bahwa sebagian ulama Al Washliyah
tetap bertahan hingga di awal reformasi menulis karya dalam bahasa Arab
mengalami perubahan menjadi “Al sehingga masuk dalam gugusan kitab
Washliyah berasaskan Islam dalam kuning, dan menggunakan referensi kitab
iktikad, dalam hukum fikih bermazhab kuning dalam penulisan karya-karya
Ahlussunnah Waljamaah dengan mereka. Ketiga, madrasah-madrasah Al
mengutamakan mazhab Syâfi‘i” (PB Al Washliyah sampai sekarang masih
Jam’iyatul Washliyah, 2003: 4). Tampak menggunakan kitab kuning sebagai
bahwa sudah ada keinginan dari sebagian referensi wajib bagi para pelajarnya,
ulama Al Washliyah untuk tidak hanya terutama Madrasah al-Qismul ‘Aly. Ketiga
berpegang kepada satu mazhab Sunni hal ini menjadi argumen kuat bahwa Al
sajadalam mazhab fikih, meskipun Washliyah ikut melestarikan tradisi kitab
akhirnya keinginan tersebut terganjal oleh kuning di Nusantara.
hasil Muktamar XXI Al Washliyah di Ulama-ulama generasi awal Al
Jakarta pada 22-24 April 2015 yang Washliyah meraih ilmu-ilmu keislaman
akhirnya memperkuat kembali kesetiaan dalam tradisi kitab kuning. Syaikh Hasan
Al Washliyah terhadap mazhab fikihSyâfi‘i Maksum yang pernah menjadi Ketua

126 Jurnal Al-Thariqah Vol. 2, No. 2, Desember 2017


P-ISSN 2527-9610 E-ISSN 2549-8770

Dewan Fatwa Al Washliyah dan Mufti wajib dalam bidang logika (Sulaiman,
Kerajaan Deli, mendalami ilmu-ilmu Islam 1956: 35 dan Yunus, 1993: 193). Tentu
di bawah asuhan ulama-ulama Haramain saja, penggunaan kitab-kitab berbahasa
(Makkah dan Madinah), terutama Syaikh Arab tersebut memungkinkan setiap
Ahmad Khatib al-Minangkabawi, dengan pelajar untuk mendapatkan dasar-dasar
mengkaji beragam kitab kuning dalam agama secara orisinal, sehingga kelak
bidang fikih, tauhid dan tasawuf (Ja’far, mereka dapat mengikuti pendidikan yang
2015: 269-293). Syaikh Muhammad lebih tinggi. Ulama-ulama Al Washliyah
Yunus, direktur MIT, pernah belajar di generasi kedua banyak mendapatkan
Makkah kepada Syaikh Abdul Kadir al- manfaat dari kurikulum MIT tersebut.
Mandili, Syaikh Abd. Rachman dan Syaikh Dari aspek kurikulum, MIT berkontribusi
Hamid (MUI-SU, 1983: 177-180). untuk bagi pelestarian tradisi kitab kuning di
mengkaji kitab kuning dalam banyak Sumatera Timur.
bidang. Kedua ulama ini adalah guru Para pendiri Al Washliyah juga
utamadari para pendiri Al Washliyah. mendapatkan pengajaran kitab kuning di
Para pendiri Al Washliyah, seperti Madrasah Hasaniyah, Sumatera Timur,
Ismail Banda, Abdurrahman Syihab, yang diasuh oleh Syaikh Hasan Maksum.
Muhammad Arsyad Thalib Lubis dan Menurut Zulkifli, Syaikh Hasan Maksum
Muhammad Yusuf Ahmad Lubis, (Ja’far: membuka pengajian kitab kuning. Kitab-
2015). juga mendapatkan pendidikan kitab yang menjadi acuan adalah adalah
agama dari kedua ulama di atas lewat Tafsîr Jalâlain karya Jalâl al-Dîn al-Mahalli
pengkajian kitab kuning. Mereka adalah (w. 1455) dan Jalâl al-Dîn al-Suyuthi (w.
alumni Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) 1505), Fath al-Mubîn:Syarh Matan al-
yang didirikan oleh para perantau Arba‘in karya Ibn Hajar al-Haitami (w.
Mandailing di Sumatera Timur dan 1566), Shahîh al-Bukhârî karya Imam al-
diresmikan pada tanggal 19 Mei 1918. Bukhârî (w. 870), Syarh Jam‘u al-Jawami‘
Menurut Muaz, MIT bertujuan untuk Syarh Warâqat karya Jalâl al-Dîn al-
mengajarkan mazhab resmi Kesultanan Mahalli (w. 1455), dan Minhaj al-Thâlibîn
Deli: mazhab Syâfi‘i; mendidik kader- karya al-Nawâwî (w. 1278) (Zulkifli, 2011:
kader ulama; menyebarluaskan 55). Tampak bahwa Madrasah Hasaniyah
kebudayaan Muslim; dan menciptakan memfokuskan kajian dalam bidang tafsir,
kesejahteraan umat Islam. Dalam sistem hadis, fikih dan usul fikih; mengandalkan
pendidikan MIT, setiap pelajar wajib kitab-kitab kuning yang sangat standar
menghapal semua pelajaran. Sebab itu, dalam semua bidang tersebut; dan turut
mereka menghabiskan waktu untuk memperkuat pelestarian khazanah kitab
menghapal kitab yang menjadi referensi kuningdalam mazhab Sunni (Syâfi‘i dan
setiap matapelajaran (Tanjung, 2012: 67- Asy‘ari) di Sumatera Timur.
68). Menurut Nukman dan Yunus, setiap Budaya kitab kuning terus
pelajar wajib menghapal Matan Alfiyah dilestarikan oleh para ulama Al
karya Ibn Malikyang berjumlah seribu bait Washliyah. Prof. Nukman Sulaiman,
sebagai pelajaran nahu, Matan al-Zubad misalnya, membuka pengajian kitab Tafsîr
karya Ahmad ibn Ruslân yang berjumlah Jalâlain selama 13 tahun. Sedangkan Ustaz
lebih dari seribu bait sebagai pelajaran Muhammad Nizar Syarif mengajar
fikih, Matn Jauhar al-Maknûn karya sejumlah kitab kuning di Madrasah
‘Abdurrahmân al-Akhdhârîyang meliputi Muallimin UNIVA Medan semacam
ilmu ma‘ani, bayan dan badi‘, dan Jauhar Bidâyah al-Mujtahid, Qawâ‘id al-Lughah,
al-Tauhîd karya Ibrâhîm ibn Hasan dan al-Luma‘. Pengkajian kitab kuning
Laqqânî yang merupakan kitab pelajaran tersebut berhasil melatih pelajar-pelajar
tauhid, dan Sullam yang merupakan buku Al Washliyah, dan tidak jarang, hasil

Jurnal Al-Thariqah Vol. 2, No. 2, Desember 2017 127


P-ISSN 2527-9610 E-ISSN 2549-8770

pengajaran mereka berhasil mereka berbahasa Indonesia, sedikit


memunculkan ulama-ulama muda dalam bahasa Arab dan tidak pernah
berbakat yang diterima di universitas- dalam bahasa Inggris, akhirnya karya-
universitas di Timur Tengah seperti karya mereka tidak mendunia. Tentu saja
Universitas al-Azhar. fenomena ini dilatari oleh sasaran karya-
Sebagian ulama Al Washliyah juga karya mereka yaitu umat Islam Indonesia.
menulis sejumlah kitab dalam bahasa
Arab, sehingga karya-karya mereka masuk Khazanah Kitab Kuning di Madrasah Al
dalam gugusan kitab kuning karya ulama Washliyah
Nusantara. Syaikh Hasan Maksum menulis Dari aspek historis, Al Washliyah
kitab seperti Kutufat al-Saniyah, Samir al- didirikan oleh kaum pelajar dan ulama
Sibyân, Tazkir al-Muridîn, Durâr al-Bayân, yang sangat erat dengan khazanah dan
Fath al-Wadûd, Targhib al-Mustaqîm, dan tradisi kitab kuning dalam mazhab
Sullâm al-Sâlikîn (Mona: 1355). Syaikh Sunni.Kedekatan mereka dengan
Mahmud Isma‘il Lubis juga mewariskan khazanah dan tradisi tersebut tidak bisa
karya-karya seperti Sîratun Nabâwiyah, dilepaskan dari pengaruh guru mereka di
al-Tarjuman dan Târîkh Khulafâ’. Sangat Sumatera Timur maupun Timur Tengah.
di-sayangkan, karya-karya kedua ulama Tujuan pendirian organisasi Al Washliyah
ini sudah sangat langka dan sulit tidak lain, salah satunya, adalah untuk
diperoleh. Syaikh Muhammad Arsyad melestarikan ajaran Islam yang tertuang
Thalib Lubis menulis buku teologi, ulumul dalam berbagai kitab dalam mazhab
hadis, dan hukum Islam dengan berjudul Syâfi‘imaupun mazhab Asy‘ari. Salah satu
al-‘Aqâ’id al-Îmâniyah, Ishthilâhat al- usaha melestarikan kedua mazhab
Muhadditsîn, al-Qawâ‘id al-Fiqhiyah, dan tersebut adalah pendirian madrasah,
al-Ushûl min ‘Ilm al-Ushûl (Thaib: 2012). sekolah dan perguruan tinggi yang
Syaikh Hamdan Abbas juga menulis menjadi sarana penyebaran doktrin
sebuah kitab fikih ibadah dalam bahasa mahab-mazhab tersebut. Dengan
Arab yang berjudul Fiqh al-‘Ibâdat. demikian, lembaga pendidikan Al
Sedangkan Prof. Ramli Abdul Wahid Washliyah menjadi sarana efektif bagi
menulis buku teologi komparatif yang pelestarian ajaran Islam yang terkandung
berjudul al-Muqaranah bain al-‘Aqîdah Ahl dalam gugusan kitab kuning dalam tradisi
al-Sunnah wa al-Jamâ‘ah wa ‘Aqîdah Syâfi‘i maupun Asy‘ari.
Ahmadiyah (Ja’far, 2014: 8). Prof. Jelas bahwa lembaga pendidikan Al
Muhammad Hasballah Thaib menulis Washliyah terutama madrasah-
Musahamat al-Jam‘iyat al-Washliyah fî madrasahnya, menjadi media pengajaran
Ta‘lîm al-Lughah al-‘Arâbiyah wa Âdâbika Islam dengan menggunakan kitab kuning
fî Sumatrah Syamaliyah Indunisia, al- standar. Dari era kolonial sampai orde
Muhawarah wa al-Insya’ fi al-Lughat al- lama, dapat dilihat bahwa kurikulum
‘Arâbiyah, dan al-Ushûl fî ‘Ilm al-Ushûl Madrasah Tajhiziyah Al Washliyah,
(Hasballah: 2013). Madrasah Ibtida’iyah Al Washliyah,
Referensi penulisankarya-karya para Madrasah Tsanawiyah Al Washliyah, dan
ulama Al Washliyah Madrasah al-Qismul ‘Aly Al Washliyah
tersebutmenggunakan kitab-kitab kuning berbasis kitab kuning dan kitab Arab-Jawi
sehingga menambah bobot ilmiahnya. (Arab-Melayu). Ilmu-ilmu keislaman
Para ulama Al Washliyah sangat produktif diajarkan dengan mengandalkan kitab
menulis kitab demi memberikan kuning. Dalam buku Al Djam’ijatul
pencerahan kepada umat Islam, dan Washlijah ¼ Abad telah disebutkan bahwa
mengokohkan sendi-sendi perjuangan Al madrasah Al Washliyah tingkat Tajhiziyah
Washliyah. Tetapi, sebagian besar karya ini mengajarkan 13 mata pelajaran

128 Jurnal Al-Thariqah Vol. 2, No. 2, Desember 2017


P-ISSN 2527-9610 E-ISSN 2549-8770

dengan buku teks tertentu. Dalam bal-Lughat al-‘Arabiyah. Pelajaran al-


pelajaran al-Qira’ah, guru menggunakan Khat/menulis dengan menggunakan buku
kitab Hidja’ijah Jilid I dan II karya A. Chat Nasach, Req’ah, Menulis Indah.
Rahman Ond. Dalam pelajaran al-‘Ibadah Pelajaran fikih dengan menggunakan
digunakan kitab Istindja’, Sembahjang kitab Matan Taqrib karya Abû Suja’ dan
dengan Praktek dan Pelajaran Ibadat Fath al-Qarîb karya Ibn Qasim. Pelajaran
karya Muhammad Arsyad Thalib Lubis. tauhid dengan menggunakan al-‘Aqâ’id al-
Dalam mata pelajaran tauhid, dipakai Diniyah II-III karya Abdurrahman Saggaf,
kitab Peladjaran Iman karangan Kifâyat al-Awwâm, dan al-Dasûqi ‘ala Umm
Muhammad Arsyad Thalib Lubis. Dalam al-Barahin karya al-Dasûqi. Pelajaran al-
pelajaran tajwid diajarkan kitab Akhlâq dengan menggunakan kitab Taisir
Peladjaran Tadjwid karangan Muhammad al-Akhlâq, Wasajal Aba li al-Abna karya M.
Arsyad Thalib Lubis. Dalam pelajaran Sjakir dan Âdâb al-Fata/Fatat karya Ali
Alquran digunakan kitab Djuzu’ I-VI. Fikri. Pelajaran al-Qur’an dengan
Dalam pelajaran al-Mufradat dipakai buku menggunakan buku al-Qur’ân Tammat
Mufradat al-Lughah karya Ibrahim Latif. dan Ulangan Mujawwadan. Pelajaran
Madrasah ini mengajarkan juga pelajaran Tajwid dengan menggunakan kitab
Khat, Membaca dan Menulis Latin, Hadayat al-Mustafid. Pelajaran sejarah
Berhitung, Imlak/Dikte dan Bahasa dengan menggunakan kitab Khulasah Nûr
Indonesia (Sulaiman, 1956: 5-9). al-Yaqîn I-II karya Umar A. Djabbar, al-
Madrasah ini memang masih Naba’ Yaqin karya Hafîz Hasan al-Mas’udi
menggunakan referensi berbahasa Arab dan Nûr al-Yaqîn karya Chudari Beyk.
Melayu yang sudah mulai jarang Pelajaran Mahfuzat dengan menggunakan
digunakan dalam tradisi akademik Al kitab Muntakhab I-IIkarya Umar A.
Washliyah, padahal tradisi Arab Melayu Djabbar dan Majmu‘an min al-Nazhamwa
dapat menjadi gerbang bagi pengkajian Nastar. Pelajaran Balaghah dengan
kitab kuning berbahasa Arab. menggunakan kitab Risâlahfî al-Istirah,
Di Madrasah Ibtidaiyah Al Dardier karya al-Sawi, Matan Jauhar al-
Washliyah, setiap pelajar Al Washliyah Maknun karya al-Achudari. Pelajaran ilmu
disuguhi 21 mata pelajaran. Pelajaran al- waris dengan menggunakan kitab Tuhfah
Lughah al-‘Arabiyah dengan menggunakan al-Saniyah karangan Hasan Masysyath dan
kitab Durus al-Lughah al-‘Arâbiyah dan Syarh al-Rahbiyah karya Sibt al-Maridini.
Muthala’ah al-Haditsah I-IV karya M. Pelajaran hadis dengan menggunakan
Junus, al-Qirâ’ah al-Râsyidah I-II karya A. Matan al-Arba‘înkarya al-Nawawi.
Fattah Sabri Byk, dkk., Lughat Takhatub Pelajaran Ma’na al-Qur’ân, Membaca Latin,
al-Musawwarah I-II dan Muhadasat al- Berhitung, Ilmu Bumi, Sejarah Indonesia,
Awwalijah karya Umar A. Djabbar serta serta Ilmu Alam dan Bahasa Indonesia
Madarij al-Insja dan Ta’lim al-Insja (Sulaiman, 1956: 5-9)
karangan M. Araby dan M. Di Madrasah Tsanawiyah Al
Taufik.Pelajaran al-Nahwu dengan Washliyah, setiap mata pelajaran
menggunakan kitab Matan al-Jurumiyah menggunakan kitab-kitab yang lebih
karya Sanhadji, Fushûl al-Fikriyah karya tinggi dari sebelumnya. Di madrasah ini,
Abdullah Fikry, dan Mutamminah Imâm dikaji kitab Tafsîr Jalâlain karya Jalâl al-
al-Hattab. Pelajaran al-Sharf dengan Dîn al-Mahalli dan Jalâl al-Dîn Suyuthî,
menggunakan kitab Amsilat al- Riyâdh al-Shâlihîn karya al-Nawani,
Mukhtalifah, Matan al-Bina karya Tuhfah al-Thullâb karya Zakariyâ’ al-
Abdullah Dangqazie dan Matan al-Maqsud Anshârî, Hushûn al-Hamidiyah karya Said
karya A. Hanafiah Kailani. Pelajaran al- Husain Effendi, Mau‘izhat al-Mu’minîn
Imla’/Dikte dengan menggunakan kata karya M. Djamaluddin al-Dim Sjaqy, al-

Jurnal Al-Thariqah Vol. 2, No. 2, Desember 2017 129


P-ISSN 2527-9610 E-ISSN 2549-8770

Wariqât karya Ahmad al-Dimyati dan al- dalam lingkup akidah, fikih/usul fikih,
Luma‘ karya Abû Ishâq al-Syîrâzî, Futuhât tafsir/ilmu tafsir, hadis/ilmu hadis, akhlak
al-Ba’ish: Syarh Taqhir Mabuqhis, Nûr al- tasawuf, filsafat/logika, sejarah dan
Yaqîn dan Itmâm al-Wafâ’ karya Chudary pendidikan Islam. Penulisan kurikulum
Beyk, Qawâ’id al-Lughah al-‘Arâbiyah menggunakan bahasa Arab, dan kitab-
karya Hafny Beyk Nashif, Jawâhir al- kitab berbahasa Arab menjadi buku-buku
Balâghahkarya Ahmad al-Hasyim, Qirâ’at daras dalam pembelajaran agama.
al-Râsyidah karya A. Fattah Sabry Beyk, al- (Sulaiman, 1988: 353-362). Calon
Asybâh wa al-Nazhâ’ir karya al-Suyuthi, mahasiswa Fakultas Syariah dan Fakultas
‘Ilm al-Mantiq karya M. Nur al-Ibrahimi, Ushuluddin wajib menguasai bahasa Arab.
Manihat al-Mughist karya Hasan al- Akan tetapi, kurikulum Fakultas Agama
Mas’udy,dan Syarah Baiquniyah karya Islam (FAI) UNIVA Medan mengalami
Mohd. al-Zuqoni (Sulaiman, 1956: 5-9). kemunduran. Calon mahasiswa tidak
Tampak bahwa bahasa Arab menjadi dituntut menguasai bahasa Arab, dan
media penting untuk mengakses kitab- literatur-literatur kitab kuning sudah
kitab tersebut. mulai ditinggalkan meskipun sudah ada
Kurikulum Madrasah al-Qismul usaha pimpinan FAI UNIVA Medan untuk
‘AlyAl Washliyah semakin memperkuat menghidupkan kembali tradisi kitab
budaya kitab kuning, dimana kitab-kitab kuning dengan membuka jurusan
berbahasa Arab menjadi buku daras. Pendidikan Agama Islam kelas khusus
Madrasah ini mengajarkan beragam (khusus kitab kuning).
bidang keislaman seperti tafsir, hadis,
fikih, usul fikih, tasawuf, sejarah dan Kitab Kuning di Madrasah Al Washliyah
retorika. Dalam bidang tafsir, diajarkan Kontemporer
kitab Anwâr al-Tanzîl wa Asrâr al-Ta’wîl, Pada era terkini, kurikulum
Lubâb al-Ta’wîl fî man al-Tanzîl, Madaruk Madrasah al-Qismul ’Aly mengalami
al-Tanzîl, al-Khâzin, dan Tanwîr al-Miqbas sejumlah perubahan. Berdasarkan
(Tafsîr Ibn ‘Abbâs). Dalam bidang hadis, kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al
diajarkan kitab Shahîh Muslim dan Shahîh Washliyah, Madrasah al-Qismul ’Aly Al
al-Bukhârî. Dalam bidang hukum Islam, Washliyah dan Madrasah Aliyah
diajarkan kitab al-Mahalli, Syarh al-Jalâl Muallimin Al Washliyah sebagaimana
al-Dîn al-Mahalli ‘ala Jam‘ al-Jawani, disahkan oleh PB Al Washliyah tahun
Minhâj al-Thâlibîn, dan al-Asybâh wa al- 2004, disebutkan bahwa madrasah-
Nazhâ’ir. Dalam bidang tasawuf, dikaji madrasah Al Washliyah kontemporer
Risâlat al-Qusyairiyah. Dalam bidang masih membudayakan tradisi kitab
sejarah, dikaji Muhadharat Târîkh Umâm kuning. Setiap pelajar tingkat Tsanawiyah
al-Islâmiyah. Dalam bidang retorika, mengkaji kitab-kitab seperti Ishthilâhât al-
dibahas Âdâb al-Munazharah (Sulaiman, Muhadditsîn (musthalah hadis) karya
1956: 5-9). Kurikulum Al Washliyah di Muhammad Arsyad Thalib Lubis,
atas telah mampu melahirkan ulama- Khulâshah Nûr al-Yaqîn, al-Kailâni (sharf),
ulama terkemuka Al Washliyah. Tafsîr Jalâlain (tafsir), al-Hushûn al-
Kurikulum Universitas Al Washliyah Hamîdiyah (tauhid), Bulugh al-Maram dan
(UNIVA) Medan menunjukkan bahwa Jawâhir al-Bukhârî (hadis), Qawâ‘id al-
kitab kuning memiliki peran strategis Lughah al-‘Arabiyah (nahu) karya Fu’âd
dalam melahirkan ulama-ulama masa Ni‘mah, al-Ushûl min ‘Ilm al-Ushûl (ushul
depan. Sebelum tahun 1990, UNIVA terdiri fikih) karya Muhammad Arsyad Thalib
atas Fakultas Ushuluddin, Fakultas Lubis, Tuhfah al-Saniyah dan Matn al-
Tarbiyah, dan Fakultas Syariah. Ruhbiyah (faraidh), Mau‘izhah al-Mu’minin
Mahasiswa mempelajari matakuliah dan Ta‘lîm Muta‘allim (akhlak), Qawâ‘id

130 Jurnal Al-Thariqah Vol. 2, No. 2, Desember 2017


P-ISSN 2527-9610 E-ISSN 2549-8770

al-Lughah al-‘Arabiyah (balaghah) karya kitab-kitab seperti al-Tashrîf al-


Hifni Bika, dan Qawâ‘id al-Fiqhiyah Wâdhih(sharf) karya Muhammad Husein
(qawa‘id fiqh) karya Muhammad Arsyad Abdul Karim, Kifâyah al-Mubtadi’ fî ‘Ilm al-
Thalib Lubis (PB Al-Wqashliyah: 2005). Kalâm (tauhid) karya Muhammad Husein
Kemudian, setiap pelajar tingkat al-Qismul Abdul Karim, al-Nahw al-Wâdhih fî
’Aly mengkaji banyak kitab berbahasa Qawâ‘id al-Lughah al-‘Arabiyah (nahu)
Arab seperti Tafsîr Jalâlain (tafsir), karya ‘Aly al-Jazam Mushtafa Âmîn, Durus
Jawâhir al-Bukhârî (hadis), al-Hudihudî al-Lughah al-‘Arabiyah (bahasa Arab)
(tauhid), Minhâj al-Thâlibîn dan Mughni karya Mahmud Yunus, al-Ghayah wa al-
Muhtaj (fikih), ‘Ilm Ushûl al-Fiqh (usul Taqrîb (fikih) karya Abû Syuja‘, Khulashah
fikih) karya ’Abd al-Wahâb al-Khallâf, al- Nûr al-Yaqîn (tarikh) karya ‘Umar ‘Abd al-
Qawâ‘id al-Fiqhiyah (Qawaidul fiqh) karya Jabbâr, Matan Arba‘in karya Imam al-
Muhammad Arsyad Thalib Lubis, Nawawî, Akhlâq al-Banîn karya ‘Umar bin
Mau‘izhah al-Mu’minîn (akhlak), al- Ahmad, dan Khulashah Tafsîr karya
Kawâkib al-Durriyah (nahu), al-Kailânî al- Nukman Sulaiman. Karya-karya tersebut
Mathlûb bi Syarh al-Maqshûd (al-Sharf), digunakan oleh pelajar kelas III-V,
Jawâhir al-Balâghah (balaghah), Nûr al- sedangkan pelajar kelas I-II masih
Yaqîn fî Sîrah Sayyid al-Mursalîn (tarikh), menggunakan kitab-kitab berbahasa
al-Adyân (agama-agama) karya Mahmud Melayu. Meskipun pembelajaran
Yunus, dan ‘Ilm al-Manthiq (logika) karya berlangsung secara konvensional, tetapi
Muhammad Nûr Ibrâhîmî (PB Al para guru mengenalkan dasar-dasar
Washliyah: 2005). Dapat dilihat bahwa agama melalui bahasa Arab Melayu dan
sebagian kitab yang digunakan madrasah bahasa Arab, dan kurikulum semacam ini
Al Washliyah terdahulu tidak digunakan memungkinkan untuk memunculkan
oleh madrasah Al Washliyah saat ini, dan benih-benih ulama masa depan (Siddik:
diganti dengan kitab yang lebih 2016).
sederhana.
Dari segi pendidikan non-formal, Al PENUTUP
Washliyah juga menyelenggarakan Tampak bahwa sejak awal
lembaga pendidikan yang dikenal dengan berdirinya Al Washliyah mengenalkan,
Madrasah Diniyah Awaliyah (kini disebut mempertahankan dan melestarikan
Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah), budaya kitab kuning. Dari aspek akar
tetapi masyarakat Sumatera Timur keilmuan, tradisi kitab kuning dalam
menyebutnya dengan Sekolah Arab atau organisasi Al Washliyah tidak bisa
Sekolah Petang (potang: bahasa Melayu). dilepaskan dari peran dan pengaruh guru-
Disebut Sekolah Arab adalah karena guru para pendiri Al Washliyah yang
madrasah tersebut mengajarkan kitab- mengajar di MIT, Madrasah Hasaniyah,
kitab berbahasa Arab Melayu dan dan Masjidil haram, yang akhirnya tradisi
berbahasa Arab, sedangkan disebut tersebut dikembangkan dan dilestarikan
Sekolah Petang adalah karena oleh madrasah-madrasah Al Washliyah.
penyelenggaraan madrasah tersebut Dari aspek khazanah kitab kuning,
diadakan pada sore hari. Yang menarik madrasah-madrasah Al Washliyah
bahwa meskipun setingkat dengan menggunakan kitab kuning dalam
sekolah dasar, madrasah tersebut tidak berbagai aspek keilmuan sebagai media
memakai kurikulum Kementerian Agama, belajar bagi para pelajar Al Washliyah,
tetapi tetap mempertahankan kurikulum meskipun tidak dipungkiri bahwa ada
Al Washliyah yang sudah digunakan sejak perubahan kurikulum sebagai dampak
era kolonial. Dari segi kurikulum, dapat dari kebijakan pemerintah mengenai
dilihat bahwa madrasah ini memakai kurikulum pendidikan madrasah di

Jurnal Al-Thariqah Vol. 2, No. 2, Desember 2017 131


P-ISSN 2527-9610 E-ISSN 2549-8770

Indonesia, yang akhirnya berdampak


terhadap penggunaan kitab kuning di
madrasah-madrasah Al Washliyah.
Sebagai saran, organisasi Al
Washliyah harus menata kembali
penggunaan kitab kuning di madrasah-
madrasahnya. Penggunaan kitab kuning
dan metode pembelajarannya perlu
diperkuat, agar madrasah-madrasah Al
Washliyah mampu menghasilkan calon
ulama masa depan yang kelak diharapkan
menjadi pemimpin-pemimpin terbaik
organisasi, dan memahami arah
perjuangan organisasi secara mantap.[]

132 Jurnal Al-Thariqah Vol. 2, No. 2, Desember 2017


P-ISSN 2527-9610 E-ISSN 2549-8770

DAFTAR RUJUKAN Majelis Pendidikan dan Kebudayaan


Pengurus Besar Al Jam‘iyatul
Djamil, Bahrum. Al Washliyah Buah Hati Washliyah.Kurikulum Madrasah
Umat Islam Indonesia Kini Sudah Diniyah Al Washliyah Tingkat al-
Berusia 46 Tahun, Medan: Majelis Qismul ‘Aly dan Aliyah Muallimin,
Tabligh dan Tazkir, 1976. Jakarta: MPK PB Al Washliyah, 2005.
Hasballah, Zamakhsyari. Pemikiran dan Mona, Matu. Riwajat Penghidoepan Al-
Sikap M. Hasballah Thaib dalam Fadhil Toean Sjech Hasan Ma’soem
Berbagai Dimensi, Bandung: (Biografie Sedjak Ketjil sampai
Citapustaka Media, 2013. Wafatnya), Medan: Sjarikat
Ja’far & Irwansyah (ed.). Anak Desa Tak Tapanoeli, 1355.
Bertuan Jadi Profesor: Kisah Nyata MUI Sumatera Utara.Sejarah Ulama-ulama
Kehidupan 60 Tahun Prof. Dr. Drs. H. Terkemuka di Sumatera Utara,
Ramli Abdul Wahid, Lc., MA, Medan: Medan: MUI-SU, 1983.
Manhaji, 2014. Pengurus Besar Al Jam‘iyatul Washliyah.
Ja’far. Biografi Ketua Umum Pengurus Al Jam‘iyatul Washliyah: Anggaran
Besar Al Jam’iyatul Washliyah 1930- Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan
2015, Medan: Perdana Publishing- Keputusan Muktamar XXI Al
Centre for Al Washliyah Studies, Jam‘iyatul Washliyah Periode 2015-
2015. 2020, Jakarta: Pengurus Besar Al
Ja’far. Peran Al Jam‘iyatul Washliyah dalam Jam‘iyatul Washliyah, 2015.
Merevitalisasi Madhhab Shafi’i di Era Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah.
Kontemporer,” dalam Justicia Al Jam’iyatul Washliyah, Medan:
Islamica: Jurnal Kajian Hukum dan Pengurus Besar Al Jam’iyatul
Sosial, Vol. 13, No. 1 (2016). Washliyah, 1977.
Ja’far. Respons Dewan Fatwa Al Jam’iyatul Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah.
Washliyah terhadap Isu Akidah dan Anggaran Dasar dan Anggaran
Syariah di Era Global,” dalam al- Rumah Tangga Al Jam’iyatul
Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam, Washliyah Periode 2003-2008,
Vol. 10, No. 1 (2016). Jakarta: PB Al Washliyah, 2003.
Ja’far. Tarekat dan Gerakan Sosial Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah.
Keagamaan Shaykh Hasan Maksum,” Keputusan Muktamar XVII Al
dalam Teosofi: Jurnal Tasawuf dan Washliyah, Jakarta: PP HIMMAH,
Pemikiran Islam, Vol 5, No 2 (2015). 1992.
Ja’far.Tradisi Intelektual Al Washliyah: Saragih, Aliman. "Kontribusi Al Jam'iyatul
Biografi Ulama Kharismatik dan Washliyah Terhadap Kemerdekaan
Tradisi Keulamaan, Medan: Perdana Indonesia (1930-1950)." MIQOT:
Publishing-Centre for Al Washliyah Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman 40.1
Studies, 2015. (2016).
M. Hasballah Thaib (ed.), In Memoriam Siddik. Dja’far, Rosnita dan Ja’far.
Bersama Alm. H. Zainal Arifin Abbas, ”Eksistensi MDTA Al Washliyah
Medan: Perdana Publishing, 2011. dalam Memajukan Pendidikan Islam
Majelis Pendidikan dan Kebudayaan di Kabupaten Batu Bara 2007-2014,
Pengurus Besar Al Jam‘iyatul Medan: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Washliyah, Kurikulum Madrasah Keguruan UIN Sumatera Utara, 2016.
Diniyah Al Washliyah Tingkat Sjamsuddin, Udin. Chutbah Pengurus Besar
Tsanawiyah, Jakarta: MPK PB Al Memperingati Ulang Tahun Al
Washliyah, 2005. Djam’ijatul Washlijah ¼ Abad (30
November 1930-30 November 1955,

Jurnal Al-Thariqah Vol. 2, No. 2, Desember 2017 133


P-ISSN 2527-9610 E-ISSN 2549-8770

Medan: Pengurus Besar Al


Djam’ijatul Washlijah, 1955.
Sulaiman, Nukman (ed.). Al Djamijatul
Washlijah ¼ Abad (Medan: Pengurus
Besar Al Djamijatul Washlijah, 1956.
Sulaiman, Nukman (ed.). Lustrum VI
Universitas Al Washliyah 18 Mei
1958-18 Mei 1988, Medan: UNIVA,
1988.
Tanjung, Muaz. Maktab Islamiyah Tapanuli
1918-1942: Menelusuri Sejarah
Pendidikan Islam Awal Abad ke-20 di
Medan, Medan: IAIN Press, 2012.
Thaib, Muhammad Hasballah (ed.). Syaikh
Muhammad Arsyad Thalib Lubis:
Pemikiran & Karya Monumental,
Medan: Perdana Publishing, 2012.
Yunus, Mahmud. Sejarah Pendidikan Islam
di Indonesia, Jakarta: Hidakarya
Agung, 1993.

134 Jurnal Al-Thariqah Vol. 2, No. 2, Desember 2017

View publication stats

You might also like