Kajian Morfologis Dan Kelimpahan Ikan Sili (Famili: Mastacembelidae) Di Sungai Seruai Desa Namu Suro Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

1

Kajian Morfologis dan Kelimpahan Ikan Sili (Famili : Mastacembelidae)


di Sungai Seruai Desa Namu Suro Kabupaten Deli Serdang
Provinsi Sumatera Utara

“Morphological Studies and Abundance of Sili Fish (Family: Mastacembelidae)


in Seruai River Namu Suro Village Deli Serdang Regency
North Sumatera Province”
1
Ali Yunus, 2Miswar Budi Mulya, 3Irwanmay
1
Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara, Medan, Indonesia 20155, Email : Ululalbab.yunus53@gmail.com
2
Staff Pengajar di Fakultas Pertanian dan MIPA, Universitas Sumatera Utara, Medan.
3
Staff Pengajar di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

ABSTRACT

Sili Fish (Family: Mastacembelidae) can be characterized by an elongated


proboscis down the snout. Family Mastacembelidae are divided into three genera
namely Mastacembelus (61 species), Macrognathus (24 species), and Sinobdella
(1 species). The Research on Sili Fish is still limited, even for the North Sumatra
region has never been done before. Seruai River is one of the rivers in North
Sumatra that obtained Sili Fish populations. This raserch aimed to determine the
character of Morphological and Abundance of Sili Fish (Family:
Mastacembelidae) in Seruai River. This research was conducted in August 2016.
The result showed that Sungai Seruai only have two species of Sili Fish, They are
Mastacembelus unicolor (yellow hue on the parallel roundly body, caudal fin
separate from dorsal and anal fins) and Mastacembelus notophthalmus (there are
black vertical lines on the muzzle area nearby the eye , caudal fin merges with the
dorsal and anal fins). The abundance of Sili fish with the use of 0.15 ind/m² and
0.07 ind/m² nets are in station 1 and 3. The abundance value by using 2.13 ind/m²
traps is only found in the station 2. The attendance of Sili Fish is very rarely to be
found.

Keywords : Abundance, Mastacembelus unicolor, Mastacembelus


notophthalmus, Seruai River.

PENDAHULUAN keanekaragaman hayati yang dimiliki


adalah berbagai jenis ikan baik ikan
Latar Belakang air tawar maupun laut.
Indonesia sebagai Negara Ikan Sili salah satu jenis ikan
Megabiodiversiti menyimpan potensi air tawar dari Famili
keanekaragaman hayati yang tidak Mastacembelidae saat ini sudah sulit
ternilai harganya. Salah satu keberadaannya untuk didapatkan di
2

alam. Informasi mengenai Ikan Sili Kabupaten Tulungagung, Jawa


di Indonesia sangat minim data Timur semakin sulit untuk
khususnya di wilayah Sumatera ditemukan dan jumlahnya semakin
Utara belum didapatkan pendataan. sedikit. Untuk itu saya melakukan
Sungai Seruai adalah salah satu penelitian ini agar diketahui juga ciri
sungai di Sumatera Utara dimana Morfologis dan Kelimpahan Ikan sili
terdapat populasi Ikan Sili. Sungai yang terdapat di perairan Sungai
Seruai terletak di Desa Namu Suro Seruai Desa Namu Suro Kecamatan
Kecamatan Biru-biru Kabupaten Deli Biru-biru Kabupaten Deli Serdang
Serdang Provinsi Sumatera Utara. Provinsi Sumatera Utara.
Ikan Sili memiliki potensi ekonomis
selain sebagai ikan konsumsi juga
sebagai ikan hias, terlebih lagi Tujuan Penelitian
sebagai salah satu keanekaragaman Adapun tujuan dari penelitian
jenis ikan yang harus dilindungi ini adalah:
keberadaannya. 1. Untuk mengetahui ciri
Ikan Sili memiliki sebaran Morfologis Ikan Sili yang
yang cukup luas, ditemukan di terdapat di Sungai Seruai Desa
wilayah tropis dan subtropis Afrika, Namu Suro Kabupaten Deli
Asia Tenggara, dan Cina Utara. Di Serdang Provinsi Sumatera
Indonesia penyebarannya meliputi Utara.
Pulau Jawa (Lebak, Bogor, Cipanas, 2. Untuk mengetahui Kelimpahan
Jasinga, Pelabuhan Ratu), Sumatera Ikan Sili yang terdapat di Sungai
(Deli, Langkat, Solok, Payakumbuh, Seruai Desa Namu Suro
Way Lima, Palembang), Belitung, Kabupaten Deli Serdang Provinsi
dan Kalimantan (Ario, 2010) Sumatera Utara.
Ikan Sili memiliki morfologi
unik. Salah satu ciri dominan untuk METODE PENELITIAN
menentukan Ikan Sili adalah adanya
belalai yang memanjang kebawah Waktu dan Tempat Penelitian
pada bagian moncongnya. Menurut Penelitian ini telah
data Fishbase Identification (2013) dilaksanakan pada bulan Agustus
Famili Mastacembelidae dibedakan 2016 di Sungai Seruai Desa Namu
kedalam tiga genus yaitu Suro Kecamatan Biru-biru
Mastacembelus (61 spesies), Kabupaten Deli Serdang Provinsi
Macrognathus (24 spesies), dan Sumatera Utara. Peta lokasi
Sinobdella (1 spesies). Penelitian disajikan pada Gambar 1.
Berdasarkan informasi dari
IUCN Red List (2010) Famili
Mastacembelidae rata-rata masih
berada pada status Least Concern
(LC) yaitu dari genus
Mastacembelus dan Macrognathus..
Menurut Handayani dkk (2015) hasil
survei dilapangan menunjukkan
bahwa populasi Ikan Sili
(Macrognathus tapirus) yang
terdapat di Sungai Ngrowo Gambar 1. Peta lokasi Peneliatan
3

Alat dan Bahan Penelitian Stasiun 3


Alat yang digunakan dalam Stasiun ini secara geografis
penelitian ini adalah GPS (Global terletak pada 03°11'25" LU dan
Positioning System), pH meter, 98°56'02" BT. Merupakan daerah
jarum suntik, bola duga, termometer, sungai dengan karakteristik arus
Secchi Disk , meteran, penggaris, yang lebih tenang dan dijumpai
jala, bubu, ember, sterofom, jarum bebatuan serta tumbuhan-tumbuhan
pentul, buku identifikasi ikan, alat di pinggiran sungai. Tumbuhan di
tulis dan kamera digital. pinggiran sungai juga merupakan
Bahan yang digunakan adalah habitat ikan dalam mencari makan.
larutan Alkohol 70%, MnSO4,
KOHKI, H2SO4, Na2S2O3, amilum, Pengambilan Sampel Ikan
akuades (Metode Winkler), Ikan sili Pengambilan sampel ikan
dan sampel air. menggunakan alat tangkap Jala
(mesh size 3 cm) dan Bubu (mesh
Prosedur Penelitian size 1 cm). Terdapat 6 plot
penangkapan per stasiun dengan 3
Penentuan Stasiun Pengambilan
kali ulangan dalam waktu satu bulan
Sampel Ikan
(30 hari). Penangkapan dilakukan
Metode yang digunakan dalam
pada hari ke-1, ke-15, dan hari ke-30.
penentuan stasiun pengambilan
Penebaran jala dilakukan pada sore
sampel ikan adalah “Purposive
hari (Pukul 15.00 WIB) dengan
Random Sampling”. Terdapat 3
menyisiri sungai yang berpotensi
stasiun penelitian dengan deskripsi
terdapat Ikan Sili pada tiap
tiap stasiun sebagai berikut :
stasiunnya dengan bantuan nelayan
setempat. Penggunaan alat tangkap
Stasiun 1
jala ditebar ke Sungai sampai
Stasiun ini secara geografis
menyentuh dasar perairan. Pada
terletak pada 03°37 '58" LU dan
daerah bebatuan penebaran jala
98°44'05" BT. Merupakan daerah
menggunakan teknik khusus dengan
sungai yang memiliki karakteristik
melingkari daerah bebatuan sungai
bebatuan yang banyak, dengan
sampai ke dasar kemudian mengusik
perairan relatif dangkal. Bebatuan
lubang-lubang di bebatuan dengan
merupakan salah satu habitat Ikan
tangan dan buluh guna untuk
Sili dalam mencari makan dan
mengeluarkan Ikan Sili yang sedang
berlindung.
berlindung/bersembunyi.
Pemasangan bubu dilakukan
Stasiun 2
pada waktu yang sama kemudian
Stasiun ini secara geografis
didiamkan dan di angkat esok pagi
terletak pada 03°34 '03" LU dan
(Pukul 07.00 WIB) karena Ikan Sili
98°56'56" BT. Merupakan daerah
merupakan ikan nokturnal. Jumlah
sungai yang memiliki karakteristik
bubu yang dipasang per stasiun
perairan dalam atau lubuk sungai dan
sebanyak 6 unit. Umpan bubu adalah
bebatuan. Kedalaman sungai
usus ayam yang dibungkus dengan
mengidentifikasikan kemungkinan
kain jarring, guna untuk menghindari
banyaknya ikan yang menempati
hilangnya umpan karena arus. Bau
areal tersebut.
amis pada usus ayam akan
memancing masuknya ikan ke dalam
4

perangkap bubu. Ikan Sili yang dilanjutkan di Laboratorium


didapat kemudian di foto di atas Manajemen Sumberdaya Perairan
wadah yang terang (sterofom warna) Terpadu dengan menggunakan buku
agar morfologi ikan terlihat jelas. identifikasi Kottelat dkk., (1993).
Ikan dicuci, ditiriskan kemudian
dimasukkan ke dalam wadah Pengamatan Karakter Morfologis
spesimen dengan menambahkan Pengamatan karakter
alkohol 70% untuk tujuan morfologis meliputi karakter
pengawetan ikan. Pengidentifikasian morfometrik dan meristik. Karakter
ciri morfometrik-meristik dilakukan morfometrik dan meristik yang
segera mungkin di lapangan dan diukur disajikan pada Tabel 1 dan 2.
apabila waktu tidak cukup akan

Tabel 1. Karakter Morfometrik yang diukur.


No. Karakter Morfometrik Keterangan
1. Panjang total Jarak antara ujung bagian kepala terdepan
dengan sirip kaudal yang paling belakang.
2. Panjang standart Jarak antara ujung bagian kepala yang paling
depan dengan pelipatan pangkal sirip kaudal.
3. Panjang kepala Jarak antara ujung bagian kepala terdepan
dengan ujung terbelakang dari keping tutup
insang (operculum).
4. Tinggi kepala Panjang garis tegak antara pangkal kepala
bagian atas dengan pangkal kepala bagian
bawah.
5. Tinggi badan Jarak tertinggi antara dorsal dengan ventral.
6. Tinggi batang ekor Diukur pada bagian batang ekor pada tempat
yang terendah.
7. Tinggi sirip dorsal Jarak tegak yang tertinggi antara pangkal
sampai ujung sirip dorsal.
8. Tinggi sirip anal Jarak tegak yang tertinggi antara pangkal
sampai ujung sirip anal.
9. Panjang batang ekor Jarak miring antara ujung dasar sirip dengan
pangkal jari-jari tengah sirip caudal
10. Panjang Moncong Panjang antara ujung mulut ikan ke pangkal
dekat mata
11. Diameter mata Panjang garis tengah rongga mata
12. Panjang hidung Jarak antara ujung bagian kepala terdepan
dengan lubang hidung
13. Panjang dasar sirip dorsal Jarak antara pangkal jari-jari pertama dengan
tempat selaput sirip dibelakang jari-jari
terakhir sirip dorsal
14. Panjang dasar sirip anal Jarak antara pangkal jari-jari pertama dengan
tempat selaput sirip dibelakang jari-jari
terakhir sirip anal
15. Panjang sirip ventral Jarak antara pangkal sirip hingga ujung
terpanjang dari sirip ventral
16. Panjang sirip pectoral Jarak antara pangkal sirip hingga ujung
terpanjang dari sirip pectoral
5

Tabel 2. Karakter Meristik yang diukur


No. Karakter Meristik Keterangan
1. Jumlah jari-jari sirip Banyaknya jari-jari sirip dorsal
dorsal
2. Jumlah jari-jari sirip Banyaknya jari-jari sirip anal
anal
3. Jumlah jari-jari sirip Banyaknya jari-jari sirip ventral
ventral
4. Jumlah jari-jari sirip Banyaknya jari-jari sirip pektoral
pektoral
5. Jumlah jari-jari sirip Banyaknya jari-jari sirip caudal
caudal
6. Jumlah duri pada Banyaknya duri pada dorsal
sirip dorsal
7. Jumlah duri pada Banyaknya duri pada anal
sirip anal

Pengukuran Faktor Fisika-Kimia Frekuensi Kehadiran (FK)


Perairan Menurut Odum (1994),
Pengukuran faktor fisika-kimia frekuensi kehadiran merupakan nilai
perairan dilakukan setiap yang menyatakan jumlah kehadiran
pengambilan sampel ikan atau 3 kali suatu spesies sampling plot yang
ulangan per stasiun. Adapun dihitung dengan menggunakan
parameter yang diukur meliputi suhu, rumus :
pH, DO, kecerahan, kedalaman dan
arus.

Analisis Data
Perhitungan kelimpahan
dilakukan berdasarkan masing- Keterangan nilai FK :
masing luasan selimut area alat 0 - 25% = Sangat jarang
tangkap. Data ikan yang diproleh >25 - 50% = Jarang
dihitung nilai Kelimpahan Populasi, >50 - 75% = Sering
dan Frekuensi Kehadiran. dengan >75% = Sangat sering
persamaan sebagai berikut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelimpahan Populasi (KP)
Kelimpahan Populasi Hasil
merupakan jumlah individu dari Karakter Morfologis
suatu spesies yang terdapat dalam Berdasarkan hasil penelitian
suatu satuan luas atau volume. yang dilakukan di perairan Sungai
Perhitungan dapat dilakukan dengan Seruai Desa Namo Suro Kabupaten
menggunakan rumus menurut Odum Deli serdang Provinsi Sumatera
(1994). Utara didapatkan 2 jenis Ikan Sili
yang memiliki perbedaan karakter
morfologis. Perbedaan karakter
morfologis dapat dilihat pada
gambar 2 dan gambar 3. Suatu habitat dikataka
6

1. Mastacembelus unicolor

Gambar 2. Mastacembelus unicolor

Ikan Sili (Mastacembelus punggungnya, duri ini melidungi


unicolor) bagi masyarakat setempat dirinya dari bahaya yang mengancam
biasa disebut sebagai Ikan Belung hidupnya. Duri punggung pada
Poula. Secara kasat mata Mastacembelus unicolor sebanyak
Mastacembelus unicolor dapat 33 (D.XXXIII) duri dan 2 duri pada
ditandai dengan adanya pola warna sirip anal (A.II), kemudian memiliki
berbentuk bulat-bulat warna kuning jari-jari sirip lemah pada dorsal
pada tubuhnya, memanjang sejajar sebanyak 80 (D.80), jari sirip lemah
dari belakang overkulum sampai pada anal 62 (A.62), sirip lemah
pangkal ekor. Kemudian sirip ekor pektoral 21 (P.21), pada caudal 20
terpisah dengan sirip punggung dan (C.20) dan tidak memiliki sirip
dubur. Mastacembelus unicolor ventral.
memiliki duri-duri tajam pada bagian

2. Mastacembelus notophthalmus

Gambar 3. Mastacembelus notophthalmus

Ikan Sili (Mastacembelus hitam tegak yang terdapat pada


notophthalmus) bagi masyarakat bagian bawah moncong yaitu pada
setempat disebut sebagai Ikan Mirik. sekitar daerah mata ikan.
Secara kasat mata Mastacembelus Mastacembelus notophthalmus juga
notophthalmus dapat ditandai dengan memiliki duri-duri tajam pada
adanya corak warna kuning pada punggungnya. Hasil pengamatan
bagian sirip dorsal , sirip caudal dan terhadap Ikan Sili (Mastacembelus
sirip anal, kemudian adanya garis notophthalmus) terdapat 37 duri pada
7

dorsal (D.XXXVII) dan 2 duri pada caudal 20-21 (C.20-21) dan tidak
anal (A.II). Memiliki jari-jari sirip memiliki sirip ventral.
lemah pada dorsal 74-79 (D.74-79), Adapun ciri Morfologis Ikan
jari-jari lemah sirip anal 70-75 Sili yang didapat, secara lebih
(A.70-75), jari sirip lemah pektoral jelas disajikan pada Tabel 3.
16-17 (P.16-17), jari sirip lemah

Tabel 3. Hasil Pengamatan Karakter Morfometrik


No. Karakter Mastacembelus Mastacembelus
Morfometrik unicolor notophthalmus
1. Panjang Total 390 - 400 mm 152 - 158 mm
2. Panjang staandart 370 - 380 mm 146 - 152mm
3. Panjang kepala 50 - 60 mm 20 – 22 mm
4. Tinggi kepala 20 - 25 mm 10 - 12 mm
5. Tinggi badan 66 - 68 mm 16 - 18 mm
6. Tinggi batang ekor 10 - 14 mm 3- 5 mm
7. Tinggi sirip dorsal 14 - 15 mm 4- 6 mm
8. Tinggi sirip anal 11 - 12 mm 2 - 4 mm
9. Panjang batang ekor 18 - 20 mm 5 - 7 mm
10. Panjang moncong 24 - 25 mm 8 - 10 mm
11. Diameter mata 3 - 4 mm 2 - 4 mm
12. Panjang hidung 19 - 20 mm 4 - 6 mm
13. Panjang dasar sirip dorsal 150 - 153 mm 53 - 55 mm
14. Panjang dasar sirip anal 140 - 143 mm 50 - 52 mm
15. Panjang sirip ventral - -
16. Panjang sirip pektoral 20 - 23 mm 7 - 9 mm

Tabel 5. Pengamatan Karakter Meristik


No. Karakter Mastacembelus Mastacembelus
Meristik unicolor notophthalmus
1. Jumlah jari-jari D.80 D.74-79
sirip dorsal
2. Jumlah jari-jari A.62 A.70-75
anal
3. Jumlah jari-jari - -
sirip ventral
4. Jumlah jari-jari P.21 P.16-17
sirip pektoral
5. Jumlah jari-jari C.20 C.20-21
sirip caudal
6. Jumlah duri pada D.XXXIII D.XXXVII
sirip dorsal
7. Jumlah duri pada A.II A.II
sirip anal

Berdasarkan hasil penelitian notophthalmus. Penggunaan jala


yang telah dilakukan didapatkan hanya didapatkan Ikan Sili dari jenis
hasil tangkapan sebanyak 8 ekor Ikan Mastacembelus unicolor sebanyak 3
Sili yang terbagi atas 3 ekor dari ekor ikan yaitu pada stasiun 1 dan 3,
jenis Mastacembelus unicolor dan 5 sedangkan penggunaan bubu hanya
ekor dari jenis Mastacembelus didapatkan Ikan Sili dari jenis
8

Mastacembelus notophthalmus stasiun 2. Hasil tangkapan tiap


sebanyak 5 ekor ikan yaitu pada stasiun disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Tangkapan Ikan Sili


No. Stasiun Jumlah ikan Alat Spesies
yang didapat tangkap
1. Pertama 2 ekor Jala Mastacembelus
unicolor
2. Kedua 5 ekor Bubu Mastacembelus
notophthalmus
3. Ketiga 1 ekor Jala Mastacembelus
unicolor

Penggunaan Jala Frekuensi Kehadiran Ikan Sili tiap


Kelimpahan Populasi (KP) stasiun dapat dilihat pada Gambar 5.
Berdasarkan hasil analisis
data lapangan, grafik Kelimpahan
Populasi Ikan Sili tiap stasiun
dengan menggunakan Jala dapat
dilihat pada Gambar 4.

Gambar 5. Frekuensi Kehadiran Ikan Sili


Menggunakan Jala

Berdasarkan gambar 5
Frekuensi Kehadiran Ikan Sili
Gambar 4. Kelimpahan Populasi Ikan Sili menggunakan jala hanya didapat
Menggunakan Jala pada stasiun 1 sebesar 11,1 % dan
pada stasiun 3 sebesar 5,5 %,
Berdasarkan gambar 4 sedangkan pada stasiun 2 tidak
Kelimpahan Populasi Ikan Sili didapatkan atau Frekuensi Kehadiran
menggunakan jala hanya didapat sama dengan 0,0 %.
pada stasiun 1 sebesar 0,15 ind/m²
dan pada stasiun 3 sebesar 0,07 Penggunaan Bubu
ind/m², sedangkan pada stasiun 2 Kelimpahan Populasi (KP)
tidak didapatkan atau Kelimpahan Berdasarkan hasil analisis
Populasi sama dengan 0,00 ind/m². data lapangan, Kelimpahan Populasi
Ikan Sili tiap stasiun dengan
Frekuensi Kehadiran (FK) menggunakan Bubu dapat dilihat
Berdasarkan hasil analisis pada Gambar 6.
data lapangan, Grafik rata-rata
9

Frekuensi Kehadiran (FK)


Berdasarkan hasil analisis
data lapangan, Grafik rata-rata
Frekuensi Kehadiran Ikan Sili tiap
stasiun dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 6. Kelimpahan Populasi Ikan Sili


Menggunakan Bubu

Berdasarkan gambar 6
Kelimpahan Populasi Ikan Sili
dengan menggunakan bubu hanya Gambar 7. Frekuensi Kehadiran Ikan Sili
didapat pada stasiun 2 sebesar 2,13 Menggunakan Bubu
ind/m², Sedangkan pada stasiun 1
dan 3 tidak didapatkan atau Berdasrkan gambar 7 nilai
Kelimpahan Populasi sama dengan Frekuensi Kehadiran Ikan Sili hanya
0,00 ind/m². terdapat pada stasiun 2 sebesar 11,1
%. Pada stasiun 1 dan 2 tidak
diproleh atau rata-rata Frekuensi
Kehadiran yaitu 0,00 %.

Faktor Fisika-Kimia Perairan


Berdasarkan hasil penelitian faktor fisika-kimia perairan Sungai Seruai
Desa Namo Suro dapat dilihat pada Tebel 5.

Tabel 5. Hasil Pengukuran Parameter fisika-kimia perairan


Parameter Satuan Alat Stasiun Stdev
Fisika 1 2 3
0
Suhu C Termometer 29 30 31 1,22
Kecerahan cm Secchidisc 50 45 27 10,60
Kedalaman m Tali dan Pemberat 1 2 0,8 0,64
Arus m/dtk Tali dan Bola 1,4 1,1 0,6 0,41
Kimia
pH - pH Meter 8,1 7,9 7,6 0,61
DO mg/L Metode Winkler 3,6 3,4 3,1 0,25

Pembahasan (1832) di Indonesia M. unicolor


Karakter Morfologis tersebar di wilayah Kapuas dan
Hasil analisis studi literatur Kalimantan barat. Secara kasat mata
Ikan Belung Poula adalah spesies M. unicolor dapat ditandai dengan
Mastacembelus unicolor (Kottelat pola warna berbentuk bulat-bulat
dkk., 1993). Menurut data Cuvier warna kuning pada tubuhnya,
10

memanjang sejajar dari belakang Sungai Seruai, terdapat 37 duri pada


operkulum sampai pangkal ekor, dorsal (D.XXXVII) dan 2 pada
kemudian sirip ekor terpisah dengan daerah anal (A.II). Memiliki jari-jari
sirip punggung dan dubur. Kottelat sirip lemah pada dorsal sebanyak 74-
dkk (1993) menjelaskan M. unicolor 79 (D.74-79), jari-jari lemah sirip
memiliki jari-jari sirip ekor yang anal 70-75 (A.70-75), jari sirip lemah
agak terpisah dengan jari-jari sirip pektoral 16-17 (P.16-17), jari sirip
punggung dan sirip dubur. Memiliki lemah caudal 20-21 (C.20-21) dan
duri-duri tajam pada bagian tidak memiliki sirip ventral. Kottelat
punggung, duri ini melindungi diri dkk (1993) menyebutkan duri yang
dari bahaya yang mengancam terdapat pada dorsal M.
hidupnya. notophthalmus adalah 37-39 duri.
Duri punggung pada M. Memiliki sirip lemah dorsal
unicolor sebanyak 33 duri sebanyak 73-86 dan sirip lemah pada
(D.XXXIII) dan 2 duri pada sirip anal 69-85.
anal (A.II). Memiliki jari-jari sirip
lemah pada dorsal 80 (D.80), jari Kelimpahan Populasi
sirip lemah pada anal 62 (A.62) , Sedikitnya jumlah ikan yang
sirip lemah pektoral 21 (P.21), pada didapat dikarenakan memang
caudal 20 (C.20) dan tidak memiliki menurunnya kelimpahan populasi
sirip ventral. Kottelat dkk (1993) Ikan Sili di Sungai Seruai pada saat
mengatakan yang membedakan sekarang. Masyarakat setempat juga
antara Macrognathus dan membenarkan akan hal ini.
Mastacembelus adalah pada jumlah Dikatakan dahulu sekali menangkap
duri. Pada Genus Mastacembelus ikan di Sungai Seruai bisa
memiliki duri sirip punggung 33-40 mendapatkan 8 sampai 10 ekor ikan
duri, Sedangkan Genus sili tetapi sekarang 1 saja sudah
Macrognathus memiliki 14-31 duri. jarang. Penangkapan sudah
M. unicolor memiliki Jari-jari lemah dilakukan semaksimal mungkin
sirip punggung 79-90, jari-jari lemah dengan menggunakan dua alat
sirip anal 73-86 dan jari lemah sirip tangkap yaitu Jala dan Bubu.
ekor 19-21.
Menurut Roberts (1989) Ikan Pada stasiun 1 didapat 2 ekor
mirik yang dikatakan masyarakat Ikan Sili jenis M. unicolor. Ikan ini
setempat adalah spesies didapat dengan menggunakan jala
Mastacembelus notophthalmus. Hal yaitu di daerah pinggiran sungai
ini dapat ditandai dengan adanya yang ditumbuhi oleh tumbuh-
corak-corak warna kuning pada tumbuhan atau semak belukar dan
bagian sirip dorsal , sirip caudal dan pada daerah bebatuan. Pada stasiun 2
sirip anal, Kemudian adanya garis didapat Ikan Sili jenis M.
hitam tegak yang terdapat pada notophthaalmus sebanyak 5 ekor
bagian bawah moncong yaitu pada dengan alat tangkap bubu. Ikan ini
sekitar daerah mata ikan. Kottelat didapat dibawah pohon rindang yang
dkk (1993) menyebutkan juga di aliran sungainya terdapat ranting-
terdapat pita warna gelap tegak di ranting pohon yang menyangkut.
bawah mata pada M. notophthalmus. Pada stasiun 3 didapatkan 1 ekor
Dari hasil pengamatan M. ikan sili dari jenis M. unicolor. Ikan
notophtalmus yang terdapat di ini didapat pada daerah bebatuan
11

sungai. Semak belukar dan bebatuan 5,5%, sedaangkan pada stasiun 2


di sungai merupakan tempat tidak didapatkan ikan sama sekali
berlindung dan habitat bagi atau nilai Frekuensi Kehadiran sama
organisme-organisme kecil seperti dengan 0,00%. Menurut Odum
udang, kerang, kepiting dan larva (1994) apabila nilai frekuensi
serangga. organisme-organisme kehadiran 0 - 25 % maka dikatakan
tersebut merupakan makanan bagi kehadiran suatu organisme tersebut
Ikan Sili karena Ikan Sili adalah ikan sangat jarang untuk dapat ditemukan.
karnivora. Menurut Nurdawati dan Penggunaan bubu juga dapat
Yuliani (2009) dari hasil penelitian dikatakan bahwa Frekuensi
yang dilakukannya di Sungai Musi Kehadiran Ikan Sili sangat jarang
mengenai kebiasaan makan Ikan untuk dapat ditemukan dengan nilai
Tilan atau Sili, didapatkan bahwa FK pada stasiun 2 sebesar 11,1% dan
Ikan Sili memakan udang, kepiting, pada stasiun 1 dan 3 kehadiran ikan
kerang, larva serangga serta sili tidak ditemukan atau nilai FK
kelompok pisces. sama dengan 0,00 %.
Perhitungan Kelimpahan Menurunnya populasi Ikan
Populasi Ikan Sili dibedakan Sili (Famili : Mastacembelidae) di
berdasarkan masing-masing luasan Sungai Seruai dapat disebabkan oleh
alat tangkap yang digunakan. Hal ini adanya kegiatan penambangan pasir
dilakukan agar perhitungan lebih pada beberapa segmen aliran Sungai
efisien dan penggambaran Seruai. Penambangan pasir
kelimpahan ikan lebih akurat serta menyebabkan air menjadi keruh
dimaksudkan untuk dapat karena partikel-partikel tanah naik
menggambarkan seberapa besar kepermukaan akibat pengerukan
masyarakat dapat menangkap Ikan pasir di dasar perairan. Penambangan
Sili (Famili : Mastacembelidae) di pasir juga menyebabkan perubahan
Sungai Seruai. Kelimpahan Populasi habitat secara drastis dan tidak sesuai
Ikan Sili menggunakan jala didapat dengan alamiahnya yaitu yang biasa
pada stasiun 1 sebesar 0,15 ind/m², menjadi habitat bagi ikan di sungai.
pada stasiun 2 sebesar 0,00 ind/m² Menurut Sentosa dan Adisukma
atau sama dengan tidak didapatkan (2009) Ikan Berod (Mastacembelus
Ikan Sili dan pada stasiun 3 sebesar sp.) banyak ditemukan di perairan
0,07 ind/m². Perhitungan sungai dengan dasar berpasir dan
Kelimpahan Populasi menggunakan berlumpur kemudian di tepian sungai
Bubu hanya didapat pada stasiun 2 yang banyak ditemukan tumbuhan
sebesar 0,15 ind/m² sedangkan pada air.
stasiun 1 dan 3 tidak didapatkan atau
kelimpahan populasi sama dengan Kualitas Air
0,00 ind/m². Hasil penelitian didapatkan
rata-rata suhu perairan di Sungai
Frekuensi kehadiran Seruai adalah 30°C. Menurut
Frekuensi kehadiran Ikan Sili Nurudin (2013) organisme perairan
dengan menggunakan jala dapat seperti ikan maupun udang mampu
dikatakan sangat jarang untuk dapat hidup baik pada kisaran suhu 20-
ditemukan . Pada stasiun 1 didapat 30°C. Secara keseluruhan suhu
nilai Frekuensi Kehadiran sebesar perairan di Sungai Seruai masih
11,1% dan pada stasiun 3 sebesar dikatakan baik dan dapat ditolerir
12

oleh suatu organime. Perubahan bentuk badan dan warna yang


fluktuasi suhu perairan yang drastis menarik. Hasil pengamatan
baru dapat mempengaruhi suatu menunjukkan, yang lebih berpotensi
organisme bahkan sampai dijadikan ikan hias adalah
mengakibatkan kematian. Huet Mastacembelus unicolor, tetapi tidak
(1971) diacu oleh Suriati (2002) menutup kemungkinan juga untuk
menyatakan, ikan merupakan mastacembelus notophthalmus
organisme yang bersifat karena keduanya sama-sama
poikilotermal yaitu suhu tubuh ikan memiliki bentuk yang unik. M.
sesuai dengan suhu perairan. unicolor lebih berpotensi untuk
Fluktuasi harian suhu perairan sangat menjadi ikan hias karena memiliki
mempengaruhi organisme corak warna pada tubuh lebih
didalamnya, fluktuasi suhu air yang menarik.
terlalu besar dapat mematikan Pemanfaatan Ikan Sili
organisme perairan. sebagai ikan hias di Indonesia masih
Secara keseluruhan untuk terdengar jarang. Hal ini karena
kualitas perairan sungai seruai yang ketidak tahuan masyarakat akan
kurang baik adalah pada parameter potensi tersebut dan juga bagaimana
kecerahan yaitu pada kisaran pemeliharaan yang baik agar
kecerahan antara 27-50 cm dengan mengikuti habitat aslinya. Kisaran
kedalaman 1-2 m. Keruhnya air harga untuk ikan sili sebagai ikan
membuat intensitas cahaya yang hias di Indonesia masih belum dapat
masuk ke perairan semakin rendah. diketahui secara jelas. Menurut
Intensitas cahaya yang masuk (Yuli, 2014) Ikan Sili atau
berguna untuk proses fotosintesis Mastacembelus armatus merupakan
fitoplankton untuk dapat salah satu ikan hias air tawar yang
menghasilkan oksigaen di perairan. cukup populer di Negeri Paman Sam.
Keruhnya air disebabkan oleh Ikan ini memiliki motif batik zig zag
aktivitas penambangan pasir di (Zigzag eel) dengan bentuk pipih
beberapa sub aliran sungai seruai. memanjang sangat digemari oleh
penggemar ikan hias. Mereka bisa
Potensi Ekonomis dibandrol dengan harga hingga $16.5
Berdasarkan hasil penelitian untuk ikan ukuran 9 cm atau setara
Ikan Sili yang terdapat di Sungai dengan Rp.164.000,- per ekor.
Seruai hanya dimanfaatkan sebagai
ikan konsumsi . Harga Ikan Sili DAFTAR PUSTAKA
berkisar Rp.40.000,-/kg. Menurut
Olgunoglu (2011) diacu oleh Ario, A. 2010. Mengenal Satwa
Handayani dkk (2015) Ikan Sili Taman Nasional Gunung
mengandung nutrisi dan mineral Gede Pangrango.
yang cukup tinggi yaitu Cu, Zn, Fe, Conservation International
vitamin A dan E yang dibutuhkan (IC), Jakarta.
oleh manusia. Bismark dan Sawitri
(2014) mengatakan harga ikan sili Cuvier. 1832. Mastacembelus
yang terdapat di Sungai Sangata unicolor [Diakses 2016 Des
adalah Rp.60.000,-/kg. 15] Diakses melalui
Ikan Sili dapat dikembangkan www.fishbase.org/summary
sebagai ikan hias, karena memiliki /25160
13

Handayani, B.K.T., S.E. Rahayu dan Odum, E.P. 1994. Dasar-Dasar


D. Listyorini. 2015. Ekologi. Edisi Ketiga
Identifikasi Ikan Sili Gadjah Mada University
Berdasarkan Karakter Prees, Yogyakarta
Morfologi dan DNA
Barcode Cytochrome-C Roberts. 1989. Mastacembelus
Oxidace Sub Unit 1. notophthalmus. [Diakses
Universitas Negeri Malang, 2016 Okt 25] Melalui
Malang. fish.asia/?p=none&o=ss&id
=850
Kottelat, M., J. W. Anthony., K.S.
Nurani dan W. Soetikno. Sentosa, A.A dan A. Adisukma.
1993. Freshwater Fishes of 2011. Konservasi Sumber
Western Indonesia and Daya Ikan Berod
Sulawesi. Periplus Editios (Mastacembelus sp.) di
(HK), Jakarta. Sungai Cimanuk Bagian
Tengah, Kabupaten
Mastacembelidae. 2010. Status Sumedang. Universitas
Konservasi [Internet]. Gajah Mada.
[Diakses 2016 Okt 25]
Melaluai www.iucnredlist.org Suriati, L. 2002. Studi Ekologi Ikan
/search Betutu (Oxyeleotris
marmorata BLKR) di
Mastacembelidae. 2013. See List Of Sungai Seruai Kabupaten
Species Below [Internet]. Deli Serdang Sumatera
[Diakses 2016 Okt 25] Utara. [Tesis] Universitas
Melaluai fishbase.cn/identifi Sumatera Utara, Medan.
cation/SpeciesList.php
Yuli, E. 2014. Mengenal Ikan Sili
Nurdawati, S dan W. Yuliani. 2009. [Internet]. [Diakses 2016
Kebiasaan Makan Ikan Tilan Okt 30] Diakses
(Mastacembelus Melalui www.Ikanhias-
Erythrotaenia, Bleeker 1850) yuli.org/2014/11/mengenal-
di Sungai Musi. Fakultas ikan-sili-si-ikan-hias yang.
Perikanan dan Ilmu html?m=
Kelautan. Institut Pertanian
Bogor, Bogor. Vol. 9 (2):
129-138.

Nurudin, F.A. 2013.


Keanekaragaman Jenis Ikan
di Sungai Sekonyer Taman
Nasional Tanjung Putting
Kalimantan Tengah.
[Skripsi] Universitas Negeri
Semarang, Semarang

You might also like