Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 12

Arifin dan Sundahri, Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi ........

PERTANIAN

PENGARUH KONSENTRASI DAN FREKUENSI PEMBERIAN EKSTRAK


SILIKA JERAMI PADI MENGGUNAKAN PELARUT HCl TERHADAP HASIL
DAN DAYA SIMPAN BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum L.)

The Effect of Concentration and Frequency of Rice Straw Silica Extract Using HCl
Solvents Againts Yield and Tomato Fruit Storage (Solanum lycopersicum L.)
Firda Nur Arifi dan Sundahri*
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember Jl. Kalimantan no. 37 Jember
* e-mail: sundahri@yahoo.com

ABSTRACT
Silica content in the soil is very abundant. However, the available Si content is not directly proportional to the total content.
So even though the total content in the soil is high, the available Si content can be low. The availability of Si in the soil, especially in the
tropics, often undergoes desiccation, leaching, and continuous intensification of rice cultivation which can cause Si in paddy soil to
decrease. On the other hand, agricultural land in Indonesia is mostly used for rice or sugar cane where these plants require very large
amounts of silica which causes low silica availability. Efforts are being made to overcome this problem by adding Si from the outside
through fertilization. Silica is beneficial for plants, especially tomato plants that are in unfavorable climatic conditions such as the rainy
season and dry season which have the potential to decrease tomato crop yields. In addition, Si can strengthen the epidermal cells on the
skin of the fruit so that it can inhibit the respiration rate of the fruit on storage. The use of natural Si containing high levels of Si such as
rice straw waste is an alternative to overcome the use of Si from synthetic materials and increase the availability of Si in the soil.
Therefore, to activate Si raw material, an extraction process using HCl solvent is needed. This study aims to determine the effect of the
interaction between the concentration and frequency of administration of rice straw silica extract and determine the best treatment on
the yield and shelf life of the fruit. This research was carried out in the Jalan Srikaya greenhouse, Patrang Village, Patrang District,
Jember Regency on June 1 - December 10, 2020. The research method used a completely randomized design (CRD) with two factors,
namely silica concentration (0, 100, 200, and 300 ppm). and frequency of administration (1, 2, and 3 times) which was repeated 3 times
to obtain 36 experimental units. The data obtained, then they wereanalyzed by using ANOVA (Analyisis of Variance). If the ANOVA
result showed significantly different, it was continued by Duncan's Multiple Range Test (DMRT) with a confidence level of 95%. Based
on the summary of the results of the analysis of variance, it showed that the interaction between concentration and frequency of silica
administration was significant on fruit weight per plant and fruit volume, the rest of the interactions were not significantly different. The
effect of a single factor of silica concentration was significantly different on the shelf life of the fruit and the rest was not significantly
different. While the effect of a single factor of frequency is significantly different to the total dissolved solids. The results of the Duncan
Multiple Range test showed that the interaction effect of 300 ppm treatment and the frequency of administration twice could reduce the
yield of tomato plants. The single factor concentration of 300 can increase the shelf life of tomatoes. The single factor of silica
application frequency is not significantly different from all observation variables
Keywords: Extraction, production, silica, tomato, corn cobs.

ABSTRAK
Kandungan Si di dalam tanah sangat berlimpah. Namun, kandungan Si tersedia tidak berbanding lurus dengan kandungan
totalnya. Sehingga walaupun kandungan totalnya di dalam tanah tinggi, namun kandungan Si tersedia dapat rendah. Ketersediaan Si di
dalam tanah terutama daerah tropis sering mengalami desilikasi, pecucian, dan intensifikasi penanaman padi yang berkelanjutan secara
terus menerus dapat menyebabkan Si di dalam tanah sawah berkurang. Disisi lain, lahan pertanian di Indonesia sebagian besar bekas dari
tanaman padi atau tebu dimana tanaman tersebut membutuhkan silika dalam jumlah yang sangat besar yang menyebakan ketersediaan
silika rendah. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan penambahan Si dari luar melalui pemupukan. Silika
bermanfaat bagi tanaman terutama tanaman tomat yang berada pada kondisi iklim yang tidak menguntungkan seperti musim hujan dan
musim kemarau yang berpotensi terhadap penurunan hasil tanaman tomat. Selain itu, Si dapat memperkuat sel-sel epidermis pada kulit
buah sehingga dapat menghambat laju respirasi buah pada penyimpanan. Penggunaan Si alami yang mengandung kadar Si yang tinggi
seperti limbah jerami padi merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi penggunaan Si dari bahan sintetis serta meningkatkan
ketersediaan Si dalam tanah. Untuk itu, untuk mengaktivasi bahan baku Si diperlukan proses ekstraksi menggunakan pelarut HCl.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi antara konsentrasi dan frekuensi pemberian ekstrak silika jerami padi serta
menentukan perlakuan terbaiknya terhadap hasil dan daya simpan buah. Penelitian ini dilaksanakan di greenhouse Jalan Srikaya,
Kelurahan Patrang, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember pada 1 Juni - 10 Desember 2020. Metode penelitian yaitu menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor yaitu konsentrasi silika (0, 100, 200, dan 300 ppm) dan frekuensi pemberian (1, 2, dan 3
kali) yang diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 36 satuan percobaan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan
sidik ragam ANOVA. Apabila hasil ANOVA menunjukkan perbedaan nyata maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan
dangan taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan rangkuman hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara konsentrasi
dan frekuensi pemberian ekstrak silika jerami padi secara signifikan terhadap berat buah per tanaman dan volume buah, selebihnya
interaksi berbeda tidak nyata. Pengaruh faktor tunggal konsentrasi silika berbeda nyata pada daya simpan buah dan selebihnya berbeda
tidak nyata. Sedangkan pengaruh faktor tunggal frekuensi berbeda tidak nyata terhadap semua variabel pengamatan. Hasil uji Duncan
Multiple Range menunjukkan bahwa pengaruh interaksi perlakuan 300 ppm dan frekuensi pemberian sebanyak dua kali dapat
menurunkan hasil tanaman tomat. Faktor tunggal konsentrasi 300 dapat meningkatkan daya simpan buah tomat. Adapun faktor tunggal
frekuensi aplikasi silika berbeda tidak nyata terhadap semua variabel pengamatan.
Kata Kunci: Ekstraksi, produksi, silika, tomat, tongkol jagung.

How to citate: Arifin, FN. dan Sundahri. 2021. Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Ekstrak Silika Jerami Padi Terhadap Hasil
dan Daya Simpan Buah Tomat (Solanum lycopersicum L.) Berkala Ilmiah Pertanian 1(1): xx-xx.

Berkala Ilmiah PERTANIAN. Volume 1, Nomor 1, Bulan xxxx, hlm x-x.


Arifin dan Sundahri, Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi ........

Berkala Ilmiah PERTANIAN. Volume 1, Nomor 1, Bulan xxxx, hlm x-x.


Arifin dan Sundahri, Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi ........

PENDAHULUAN pertumbuhan sampai pembuahan atau disimpan dalam


bentuk biji atau buah (Muller et al., 2003). Hal ini juga
Silika atau silikon dioksida (SiO2) merupakan berpeluang untuk dimanfaatkan dalam meningkatkan daya
senyawa yang terbentuk dari atom silikon dan oksigen. simpan buah dengan memberikan kekakuan atau rigiditas
Silika menempati 27,7% setelah oksigen yaitu sebesar pada struktur dinding sel (Sanchez et al., 2012). Sehingga
47% dari total berat di dalam tanah (Datnoff et al., 2001). dapat bertahan lebih lama dalam proses pengangkutan
Kandungannya di dalam tanah bervariasi yang tergantung apabila Si disimpan dalam epidermis buah tomat
pada jenis tanahnya yaitu dalam setiap kilogram tanah liat Mengingat buah tomat merupakan buah
terkandung sekitar 200-350 g Si, sedangkan dalam tanah klimaterik yang memerlukan penanganan pasca panen
berpasir terdapat sekitar 450-480 g Si (Kovda, 1973). yang kurang mendapatkan perhatian sehingga hasil
Sementara itu, Si terus mengalami proses leaching pada produksi sering rusak sebelum sampai ditangan konsumen.
lahan pertanian di Indonesia. Kandungan Si tersedia di Tomat memiliki umur simpan yang pendek karena
dalam tanah tidak berbanding lurus dengan kandungan dipanen lebih awal oleh petani. Proses pemanenan yang
totalnya. Sehingga walaupun kandungan totalnya dalam dilakukan lebih awal bertujuan untuk meningkatkan daya
tanah tinggi yaitu sebesar 43-70% wt, namun kandungan simpan dan pemeliharaan fisik tomat supaya mempunyai
Si tersedia dapat rendah. Kandungan Si tersedia dalam kondisi yang baik hingga sampai ke tangan konsumen. Hal
tanah relatif rendah yaitu sebesar 0,29% (Yohana dkk., ini menyebabkan rendahnya kualitas produksi tomat akibat
2013). perubahan biokimia pada buah yang belum optimal.
Ketersediaan Si di dalam tanah terutama daerah Kerusakan bahan pangan hortikultura tersebut dapat
tropis sangat rendah akibat proses desilikasi. Proses mencapai 20-50% (Kader, 2002). Maka dari itu, untuk
desilikasi merupakan proses pemindahan silika secara mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan pemberian Si.
kimia keluar dari solum tanah sehingga konsentrasi Fe dan Pengaplikasian silika (Si) saat budidaya agar tanaman
Al dalam solum meningkat (Rayes, 2017). Kondisi ini tumbuh dengan optimal merupakan salah satu upaya
menandakan bahwa kehilangan Si seringkali terjadi pada dalam meningkatkan hasil dan daya simpan buah lebih
daerah tropis yang berkaitan dengan curah hujan tinggi, lama.
sehingga kandungan Si dalam tanah relatif rendah. Disisi Penggunaan Si alami yang berasal dari limbah
lain, lahan pertanian di Indonesia sebagian besar bekas tanaman yang mengandung kadar Si yang tinggi seperti
dari tanaman padi atau tebu dimana kebutuhan silika limbah jerami padi merupakan salah satu alternatif yang
sangat besar. Selain itu, intensifikasi penanaman padi yang tepat untuk mengatasi penggunaan Si dari bahan sintetis
berkelanjutan secara terus menerus dapat menyebabkan Si serta untuk mendukung sistem pertanian berkelanjutan.
di dalam tanah sawah berkurang. Menurut Datta (1981), Jerami merupakan hasil samping tanaman padi selain
ketersediaan Si dalam tanah semakin berkurang akibat sekam padi yang kaya Si sehingga dapat dimanfaatkan
tidak adanya pengembalian hasil panen ke lahan serta sebagai penghasil silika apabila dibakar (Karyasa, 2014).
pencucian tanpa diiringi penambahan unsur Si. Silika yang terkandung dalam jerami padi cukup tinggi
Kemampuan jaringan tanaman dalam menyerap yaitu memiliki kandungan Si sekitar 60-80% (Nandiyanto
Si memiliki kadar konsentrasi yang bervariasi. Menurut et al., 2016). Kebutuhan Si tersedia yang dapat diserap
Ma and Yamaji (2006), kemampuan Si dalam jaringan oleh tanaman dapat dipenuhi dengan mengaktivasi bahan
tanaman diklasifikasikan ke dalam akumulator (>4% Si), baku Si, salah satunya dengan metode ekstraksi.
menengah (2-4% Si) dan non-akumulator Si (<2% Si). Ekstraksi Si yang dihasilkan dari limbah
Menurut Datnoff et al. (2001), tanaman padi memiliki pertanian dilakukan agar mudah tersedia bagi tanaman.
kemampuan yang lebih unggul dibandingkan tanaman Terdapat beberapa metode ekstraksi dalam menghasilkan
tomat dalam mengakumulasi Si. Tanaman tomat termasuk Si yaitu metode termal, metode mikrobial, dan metode
dalam spesies yang kemampuan serapan silikanya rendah. kimia. Metode kimia merupakan metode dengan
Tanaman tomat selama siklus hidupnya membutuhkan Si menggunakan beberapa jenis pelarut, salah satunya pelarut
sebesar 60-75 kg/ha (Gowda et al., 2005). Tanaman tomat asam. Pelarut asam yang digunakan untuk pelarutan unsur-
memiliki kadar silika pada jaringan yang rendah sehingga unsur logam pada sampel yaitu H 2SO4, HNO3, dan HCl
dibutuhkan tambahan silika dari luar untuk menunjang (Anggia dan Suprapto., 2016). Penggunaan pelarut HCl
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat dapat meningkatkan rendemen Si dan menurunkan
(Rosmarkam dan Yuwono, 2002). beberapa logam seperti Al, K, dan Ca (Kheloufi, 2009).
Penambahan Si memiliki efek menguntungkan Menurut Scherban dalam Alwin dkk. (2021), penggunaan
yang dikaitkan dengan toleransi terhadap cekaman biotik HCl bertujuan untuk mendapatkan Si yang murni karena
dan abiotik seperti salinitas, toksisitas, transpirasi, kandungan unsur-unsur yang dianggap sebagai
penetrasi dan pengembangan hifa jamur serta cekaman pengganggu dapat larut dalam pelarut asam, sedangkan Si
suhu tinggi dan rendah (Ma and Yamaji, 2006). Silika tidak dapat larut. Menurut Pratomo dkk. (2013),
berfungsi pada tanaman yang berada pada kondisi iklim penggunaan sampel sekam padi mendapatkan kadar Si
yang tidak menguntungkan (Meena et al., 2014). Seperti tertinggi sebesar 97,30% dengan menggunakan pelarut
yang diketahui kondisi seperti ini sering terjadi yang HCl dan teknik pengadukan.
mengakibatkan penggenangan akibat banjir, hujan lebat Silika selain memiliki efek menguntungkan juga
atau terpaan angin hujan pada musim hujan yang memiliki efek negatif seperti keracunan pada tanaman
menyebabkan tanaman menjadi lunglai atau rebah dalam konsentrasi dan frekuensi yang berlebihan yang
(Sundahri, 2007). Selain itu, kekurangan air pada tanaman menganggu proses pertumbuhan hingga produksi tanaman.
tomat karena musim kemarau menyebabkan kekeringan Semakin tinggi konsentrasi yang diberikan maka
yang berdampak pada gugurnya bunga disertai angin kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan
kering (Pracaya, 1998). Silika juga dapat meningkatkan semakin tinggi, begitu pula dengan semakin seringnya
ketegakan daun, intersepsi radiasi matahari dan frekuensi yang diaplikasikan pada tanaman, maka
fotosintesis (Marodin et al., 2014). Sehingga merangsang kandungan unsur hara juga semakin tinggi. Namun,
produksi fotosintat yang akan digunakan untuk proses pemberian konsentrasi yang berlebihan merupakan

Berkala Ilmiah PERTANIAN. Volume 1, Nomor 1, Bulan xxxx, hlm x-x.


Arifin dan Sundahri, Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi ........

pemborosan bahkan menyebabkan keracunan. Sedangkan yang telah berumur 21 hari siap dipindahkan ke polybag
jika konsentrasi terlalu rendah tidak akan berpengaruh berukuran 40×40 cm, 3) Pemeliharaan, pemeliharaan
signifikan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dapat dilakukan dengan penyiraman pada pagi atau sore
melakukan penelitian mengenai ekstraksi silika dengan hari, penyulaman yang dilakukan 1 minggu setelah
memanfaatkan limbah pertanian dari jerami padi tanaman, dan pengendalian organisme penggangu tanaman
menggunakan metode pelarut HCl. Selain itu, pemilihan (OPT), pemasangan ajir, pemupukan, penyemprotan
konsentrasi dan frekuensi yang tepat perlu diketahui oleh silika, dan pemanenan hingga penanganan pasca panen. .
peneliti melalui pengujian di lapangan, sehingga dapat Parameter Pengamatan. Parameter yang diamati
diketahui batas tertentu kombinasi antara konsentrasi dan dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah buah
frekuensi aplikasi ekstrak Si jerami padi yang dapat per tanaman, berat buah per tanaman, daya simpan buah,
meningkatkan hasil dan daya simpan buah tomat. kekerasan buah, total padatan terlarut, kecepatan panen,
. sudut daun, volume buah, dan daya hantar listrik.
METODOLOGI
HASIL
Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan pada
01 Juni- 10 Desember 2020. Pelaksanaan ekstraksi dilakukan di Tabel 1. Rangkuma n nilai F-hitung variabel
Laboratorium Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian UNEJ dan
penelitian dilakukan di green house Jalan Srikaya Gang Delima,
pengamatan
F-hitung
Kelurahan Patrang, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Variabel Pengamatan Interaksi
Alat dan Bahan. Alat yang digunakan antara lain Konsentrasi Frekuensi
(K × F)
mortar, cawan porselin, furnace (tanur), neraca analitik, Tinggi tanaman (cm) 1,42 ns
0,60 ns
1,94ns
magnetic stirrer, gelas piala, gelas ukur, hot plate, pH Jumlah buah 3,07ns 2,11ns 1,96ns
Berat buah per tanaman (g) 5,00** 1,30ns 2,82*
meter, kertas saring, termometer, alat tulis, penggaris, Kekerasan buah (kg/cm3) 0,91ns 1,53ns 1,43ns
cangkul, sekop, masker, sarung tangan, sabit, gunting, Total padatan terlarut (°Brix) 2,68ns 4,02* 0,97ns
handsprayer, dan kamera. Sedangkan bahan yang Volume buah (cm3) 16,47** 5,19* 2,63*
Kecepatan panen (hari) 5,21ns 19,08ns 6,05ns
dibutuhkan dalam penelitian ini diantaranya bibit tanaman Daya hantar listrik (µs/cm) 0,13ns 1,58ns 0,52ns
tomat varietas tymoti F1, jerami padi, HCl teknis, akuades, Daya simpan buah 6,17** 2,00ns 1,80ns
akuabides, polibag, pupuk urea, pupuk SP36, pupuk KCl, Sudut daun (ᴼ) 0,83ns 1,03ns 0,90ns
Keterangan:** = berbeda sangat nyata, *= berbeda nyata, ns = berbeda tidak nyata
pasir dan alumunium foil.
Rancangan Percobaan. Penelitian ini dilakukan Berdasarkan nilai analisis ragam tabel 1
dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan
dua faktor yaitu konsentrasi silika 0, 100, 200 dan 300 konsentrasi dan frekuensi pemberian silika berbeda nyata
ppm dan frekuensi pemberian silika yaitu 1, 2 dan 3 kali terhadap variabel berat buah per tanaman dan volume
dalam 28 HST. Terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan buah. Faktor tunggal konsentrasi silika berbeda sangat
3 kali ulangan sehingga terdapat 36 percobaan. Data yang nyata terhadap variabel daya simpan buah, selebihnya
diperoleh kemudian dianalisis menggunakan sidik ragam berbeda tidak nyata. Faktor tunggal frekuensi aplikasi
ANOVA. Apabila hasil ANOVA menunjukkan perbedaan silika berbeda tidak nyata terhadap semua variabel
nyata maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda pengamatan.
Duncan dengan taraf kepercayaan 95%.
Prosedur Percobaan. Pelaksanaan penelitian Pengaruh Interaksi Antara Perlakuan Konsentrasi
dimulai dengan proses ekstraksi silika dari limbah jerami Silika dan Frekuensi Pemberian Silika terhadap
padi. Tahapan-tahapan dalam proses ekstrakasi yaitu Peningkatan Hasil Tanaman Tomat
dimulai dengan preparasi yaitu dibersihkan dari bahan- Berdasarkan analisis ragam dari seluruh variabel
bahan pengotor yang terbawa dari lahan. Jerami padi yang pengamatan menunjukkan bahwa pengaruh interaksi
telah dibersihkan ditimbang sebanyak 1 kg kemudian konsentrasi dan frekuensi pemberian ekstrak silika jerami
dibilas dengan air mengalir, lalu dikeringkan dibawah berbeda nyata terhadap variabel berat buah per tanaman
cahaya matahari. Limbah jerami dimasukkan dalam cawan dan volume buah.
porselin sebanyak 30 g dan dibakar dalam furnace dengan Berat Buah per Tanaman
suhu awal 200 ºC untuk proses pengarangan dengan waktu Tabel 2. Pengaruh interaksi konsentrasi dan frekuensi terhadap berat buah per tanaman
tahan 1 jam, kemudian dinaikkan menjadi 500 ºC dengan Konsentrasi
Frekuensi
waktu tahan 3 jam. Setelah itu dilanjutkan proses ekstraksi F1 F2 F3
K0 284,03 a 262,92 a 231,74 bc
silica yaitu jerami padi direndam dalam HCl teknis 3%. A AB B
Sampel dipanaskan di atas hot plate dengan suhu 200ºC K1 227,28 b 234,92 a 259,25 ab
dan diaduk dengan magnetic strirer pada kecepatan 240 A A A
rpm selama 2 jam. Kemudian dicuci menggunakan K2 274,06 a 272,23 a 278,90 a
A A A
akuabides berulang-ulang hingga bebas asam (diuji K3 251,59 ab 259,41 a 213,40 c
dengan pH meter). Selanjutnya, sampel disaring dengan A A B
kertas saring dan dikeringkan. Pengeringan dilakukan Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom (vertikal)
yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji DMRT 5%.
dengan cara dioven pada suhu 70ºC selama 17 jam. Silika Angka yang diikuti oleh huruf besar yang sama pada baris (horisontal)
hasil oven selanjutnya didinginkan dan dihaluskan yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji DMRT 5%.

menggunakan mortar dan diayak dengan ayakan ukuran


Pada tabel 4, interaksi pada K0 yang sama
100 mesh.
menunjukkan F1 yang sama karena memiliki berat buah
Setelah proses ekstraksi, dilanjutkan dengan
per tanaman tertinggi yaitu 284,03 g. Pada K1 yang sama
penanaman tanaman tomat di greenhouse, tahapan
menunjukkan F3 karena memiliki berat buah per tanaman
penanaman yaitu diantaranya: 1) Pembibitan tanaman,
tertinggi yaitu 259,25 g. Berdasarkan efisiensi pemberian
pembibitan dilakukan di media sosis dengan varietas yang
silika dapat direkomendasikan penggunaan F1, karena
digunakan yaitu tymoti F1. 2) Penanaman, bibit tomat

Berkala Ilmiah PERTANIAN. Volume 1, Nomor 1, Bulan xxxx, hlm x-x.


Arifin dan Sundahri, Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi ........

dengan pemberian sebanyak satu kali (F1) mampu karena dengan konsentrasi yang lebih rendah (K1) mampu
meningkatkan berat buah per tanaman. Pada K2 yang meningkatkan volume buah.
sama menunjukkan F3 karena memiliki berat buah per
tanaman tertinggi yaitu 278,90 g. Berdasarkan efisiensi Pengaruh Konsentrasi Pemberian Ekstrak Silika
pemberian silika dapat direkomendasikan penggunaan F1, Jerami Padi Terhadap Daya Simpan Buah Tomat
karena dengan pemberian satu kali (F1) mampu
meningkatkan berat buah per tanaman. Pada K3 yang
sama kita menunjukkan F2 karena mampu meningkatkan
berat buah per tanaman tertinggi sebesar 259,41 g.
Berdasarkan efisiensi pemberian silika dapat
direkomendasikan penggunaan F1, karena dengan
pemberian sebanyak satu kali (F1) mampu meningkatkan
berat buah per tanaman.
Pada F1 yang sama menunjukkan yaitu K0, karena
memiliki berat buah per tanaman tertinggi dibandingkan
konsentrasi lainnya. Pada F2 yang sama kita memilih K2,
karena memiliki berat buah per tanaman tertinggi yaitu
sebesar 272,23 g. Perlakuan ini berbeda tidak nyata
dengan K0, K1, dan K3. Berdasarkan efisiensi
penggunaan konsentrasi silika dapat direkomendasikan
penggunaan perlakuan K0, karena tanpa perlakuan silika
mampu meningkatkan berat buah per tanaman. Pada F3 Gambar 1. Pengaruh konsentrasi silika terhadap daya simpan buah

yang sama menunjukkan K2, karena memiliki berat buah


per tanaman tertinggi yaitu 278,90 g. Perlakuan ini Pada gambar 1 ditampilkan pengaruh konsentrasi
berbeda tidak nyata dengan K1. Berdasarkan efisiensi silika terhadap daya simpan buah berdasarkan kualitas
penggunaan konsentrasi silika dapat direkomendasikan visual. Berdasarkan analisis ragam menunjukkan bahwa
penggunaan perlakuan K1. Hal ini karena dengan pengaruh faktor tunggal konsentrasi ekstrak silika jerami
pemberian konsentrasi yang lebih rendah (100 ppm) padi berbeda sangat nyata terhadap variabel daya simpan
mampu meningkatkan berat buah per tanaman. buah. Berdasarkan hasil uji lanjut duncan taraf 5% bahwa
Volume Buah kualitas tomat secara visual atau daya simpan (≥3) terbaik
ditemukan pada taraf perlakuan K3 (300 ppm) yang dapat
Tabel 3. Pengaruh interaksi konsentrasi dan disimpan selama 21 hari dengan nilai analisis kualitas
frekuensi terhadap volume buah visual sebesar 3,44. Sedangkan nilai analisis kualitas
Konsentrasi
Frekuensi visual atau daya simpan terendah ditemukan pada taraf
F1 F2 F3 perlakuan 0 ppm sebesar 3.78 yang dapat disimpan selama
K0 34,95 b 41,05 b 34,13 b
B A B 14 hari. Konsentrasi K3 (300 ppm) dapat meningkatkan
K1 39,98 b 42,13 b 38,00 ab daya simpan buah sebesar 9,88%, K2 (200 ppm) dapat
AB A B meningkatkan daya simpan buah sebesar 8,73% dan K1
K2 39,69 b 37,62 b 41,A65 a (100 ppm) dapat meningkatkan daya simpan buah sebesar
A A A
K3 45,43 a 51,14 a 42,89 a 5,82% dibandingkan dengan kontrol.
B A B
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom (vertikal)
yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji DMRT 5%. PEMBAHASAN
Angka yang diikuti oleh huruf besar yang sama pada baris (horisontal)
yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji DMRT 5%.
Hasil uji Duncan 5% menunjukkan bahwa
Pada tabel 5 ditampilkan pengaruh sederhana faktor interaksi antara konsentrasi dan frekuensi pemberian silika
konsentrasi (K) pada frekuensi pemberian silika (F) yang berpengaruh sangat nyata terhadap hasil tanaman tomat
sama dan pengaruh sederhana frekuensi pemberian silika yaitu pada variabel berat buah per tanaman dan volume
(F) pada konsentrasi (K) yang sama pada setiap variabel. buah. Hal ini berarti bahwa konsentrasi dan frekuensi
Interaksi K0 yang sama terdapat pada F2. Pada K1 yang silika ekstrak jerami padi berpengaruh positif terhadap
sama menunjukkan F2 yang sama. Perlakuan ini berbeda hasil dan daya simpan buah tomat. Namun, pada setiap
tidak nyata dengan F1. Berdasarkan efisiensi pemberian parameter hasil, pengaruh konsentrasi dan frekuensi silika
silika dapat direkomendasikan frekuensi pemberian satu ekstrak jerami padi yang optimal tidak konstan
kali (F1), karena dengan pemberian dengan yang lebih pengaruhnya.
rendah (F1) dapat meningkatkan volume buah sebesar Berat buah per tanaman memiliki hasil yang
39,98 cm3. Pada K2 yang sama menunjukkan F3 yang terbaik pada interaksi K0 (0 ppm), K1 (100 ppm), K2 (200
sama. Hal ini karena F3 memiliki volume buah tertinggi ppm), dan K3 (300 ppm) yang sama yaitu pada F1 (1 kali
dibandingkan perlakuan lainnya yaitu sebesar 41,65 cm3. pemberian). Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi
Pada K3 yang sama menunjukkan F2. pemberian silika yang diberikan sebanyak 1 kali pada
Pada F1 yang sama menunjukkan K3, karena tanaman tomat saat memasuki fase vegetatif yaitu 14 hst
memiliki volume buah tertinggi dibandingkan perlakuan memberikan berat buah per tanaman tertinggi. Menurut
lainnya yaitu sebesar 45,43 cm3. Pada F2 yang sama Timotiwu et al. (2018), pertumbuhan vegetatif yang baik
menunjukkan K3 karena memiliki volume buah yang akan menghasilkan produksi yang tinggi. Sehingga secara
paling tinggi yaitu sebesar 51,14 cm3. Pada F3 yang sama tidak langsung silika berfungsi dalam meningkatkan berat
menunjukkan K3. Perlakuan ini berbeda tidak nyata buah per tanaman. Pada interaksi F1 dan F2 yang sama
dengan K1. Berdasarkan efisiensi pemberian silika dapat menunjukkan K0 yang sama karena menghasilkan nilai
direkomendasikan konsentrasi 100 ppm (K1). Hal ini rerata berat buah per tanaman tertinggi dibandingkan
perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian

Berkala Ilmiah PERTANIAN. Volume 1, Nomor 1, Bulan xxxx, hlm x-x.


Arifin dan Sundahri, Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi ........

silika dengan konsentrasi yang paling tinggi (300 ppm) pendapat Makarim dkk. (2007), pemberian silika
dapat menurunkan berat buah per tanaman. Konsentrasi mengakibatkan laju fotosintesis meningkat. Laju
yang terlalu tinggi (300 ppm) dapat menghambat fotosintesis dapat menentukan kandungan karbohidrat dan
penyerapan hara dan air yang berkaitan dengan proses biomassa. Dengan demikian hasil asimilasi berupa
fotosintesis. Berkurangnya air dalam sel mempengaruhi karbohidrat pada tanaman berbuah akan ditranslokasikan
tekanan turgor lebih tinggi sehingga membutuhkan banyak dalam produksi buah. Hal ini diperkuat dengan penjelasan
energi untuk transpirasi dan kehilangan banyak air dalam Pangestu dkk. (2019), ketersediaan karbohidrat merupakan
tubuh tanaman. Sedangkan tanaman membutuhkan banyak faktor yang sangat penting dalam perkembangan buah.
air karena fungsinya sebagai pelarut universal dalam Peningkatan jumlah buah berkaitan dengan hasil
proses translokasi fotosintat dan penyebaran unsur hara. fotosintesis (karbohidrat) yang digunakan selain untuk
Oleh karena itu, apabila proses fotosintesis terhambat pertumbuhan dan perkembangan juga ditranslokasikan ke
maka pertumbuhan tanaman akan terganggu. Variabel dalam jaringan penyimpanan seperti buah, apabila
volume buah menunjukkan pada interaksi K0 (0 ppm) dan kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan sudah
K3 (300 ppm) yang sama kita memilih F2 (2 kali tercukupi. Berdasarkan pendapat beberapa penelitian
pemberian). Perlakuan F2 diberikan sebanyak dua kali tersebut, menandakan bahwa pemberian silika sebanyak 1
yaitu 14 dan 21 hst, dimana pada fase pertumbuhan kali merupakan frekuensi yang optimal untuk memacu
tanaman tersebut sudah memasuki fase generatif. Dengan berat buah per tanaman yang dihasilkan. Hal ini diduga
demikian, frekuensi pemberian silika pada fase generatif ekstrak jerami padi tersebut mengandung silika yang dapat
memberikan pengaruh terhadap peningkatan volume buah mempengaruhi secara tidak langsung hasil tanaman
karena unsur hara yang diserap tanaman lebih banyak dengan mengoptimalkan pertumbuhan pada fase vegetatif.
digunakan untuk peningkatan ukuran buah. Pada F1, F2, Peran silika dalam hal ini berkaitan dengan
dan F3 yang sama menunjukkan K3 yang sama. Menurut kemampuannya dalam meningkatkan intersepsi cahaya
Islam et al. (2018), unsur silika dengan konsentrasi yang matahari, sehingga hasil fotosintat yang dihasilkan
tinggi dapat meningkatkan ukuran buah karena asimilasi nantinya dapat dimanfaatkan oleh tanaman untuk proses
silika yang lebih besar terkandung pada buah pertumbuhan hingga pembuahan.
dibandingkan K0 (tanpa pemberian silika). Interaksi pada F1 dan F2 yang sama
Perlakuan faktor tunggal konsentrasi silika menunjukkan K0 dan K2 yang sama karena menghasilkan
sebesar 300 ppm dapat meningkatkan daya simpan buah nilai rerata berat buah per tanaman tertinggi dibandingkan
dibandingkan konsentrasi 0, 100, dan 200 ppm. Taraf perlakuan lainnya. Namun, perlakuan K0 sudah mampu
perlakuan 300 ppm mampu mempertahankan daya simpan meningkatkan rerata berat buah per tanaman dan berbeda
buah selama 21 hari penyimpanan dibandingkan kontrol tidak nyata dengan nilai rerata berat buah per tanaman
perlakuan yang hanya bertahan pada hari ke-14 tertinggi sehingga K0 lebih efisien dan dapat
penyimpanan. Hal ini sesuai efek menguntungkan silika direkomendasikan untuk digunakan dalam meningkatkan
pada tanaman yang dilihat dari penguatan dinding sel berat buah per tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa
akibat endapan silika di lapisan sel permukaan terutama pemberian silika dengan perlakuan K3 (300 ppm) atau
epidermis yang berpengaruh pada sifat fisik permukaan konsentrasi yang lebih tinggi dapat menurunkan berat
terutama permukaan buah (Epstein, 1999). buah per tanaman. Menurut Humadi (2007), tanaman
memiliki batas tertentu terhadap konsentrasi unsur hara.
Pengaruh Interaksi Perlakuan Konsentrasi dan Lebih lanjut menurut Sari dkk. (2007) bahwa silika
Frekuensi Pemberian Ekstrak Silika terhadap Hasil bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dalam konsentrasi
Tanaman Tomat yang rendah, sedangkan pada konsentrasi yang tinggi
dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Menurut
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah Wulanjari dkk. (2016), pemberian pupuk daun silika
dianalisa, interaksi pemberian konsentrasi dan frekuensi dengan konsentrasi yang lebih tinggi membuat silika
ekstrak silika jerami padi berbeda nyata terhadap variabel mengendap di permukaan daun tanpa menembus ke dalam
berat buah per tanaman. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4 sel. Kondisi ini menandakan bahwa tanaman yang
bahwa interaksi pada K0 yang sama menunjukkan F1 yang pertumbuhannya terhambat dapat mempengaruhi produksi
sama karena memiliki rerata berat buah per tanaman buah menjadi menurun. Hal ini karena konsentrasi yang
tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Pada K1, K2, tinggi dapat menghambat penyerapan hara dan air yang
dan K3 yang sama kita memilih F3 dan F2 karena berkaitan dengan proses fotosintesis. Berkurangnya air
menghasilkan rerata berat buah per tanaman tertinggi. dalam sel mempengaruhi tekanan turgor lebih tinggi
Namun, perlakuan F1 sudah mampu meningkatkan rerata sehingga membutuhkan banyak energi untuk transpirasi
berat buah per tanaman dan berbeda tidak nyata dengan dan kehilangan banyak air dalam tubuh tanaman.
nilai rerata tertinggi sehingga F1 dapat direkomendasikan Sedangkan tanaman membutuhkan banyak air karena
untuk digunakan dalam meningkatkan berat buah per fungsinya sebagai pelarut universal dalam proses
tanaman karena lebih efisien dari segi frekuensi pemberian translokasi fotosintat dan penyebaran unsur hara. Oleh
silika. Sedangkan perlakuan F2 dan F3 tidak dapat karena itu, apabila proses fotosintesis terhambat maka
direkomendasikan untuk meningkatkan berat buah per pertumbuhan tanaman akan terganggu.
tanaman karena frekuensi pemberian sebanyak 2 dan 3 Pada F3 yang sama menunjukkan K2 yang
kali dapat mengakibatkan pemborosan pemberian pupuk sama, karena memiliki berat buah per tanaman tertinggi.
silika. Tanaman tomat yang diberi silika dengan frekuensi Namun, perlakuan K1 sudah mampu meningkatkan rerata
1 kali sudah efisien dalam meningkatkan berat buah per berat buah per tanaman dan berbeda tidak nyata dengan
tanaman. Hal ini karena frekuensi pemberian silika rerata berat buah per tanaman tertinggi, sehingga K1 lebih
diberikan sebanyak 1 kali pada tanaman tomat saat efisien dan dapat direkomendasikan untuk digunakan
memasuki fase vegetatif yaitu 14 hst. Menurut Timotiwu dalam meningkatkan berat buah per tanaman. Hal ini
et al. (2018), pertumbuhan vegetatif yang baik akan sesuai dengan hasil penelitian Sari dkk (2015), pemberian
menghasilkan produksi yang tinggi. Hal ini sesuai dengan unsur silika (Si) 100 ppm yang dicampur dengan unsur

Berkala Ilmiah PERTANIAN. Volume 1, Nomor 1, Bulan xxxx, hlm x-x.


Arifin dan Sundahri, Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi ........

boron (B) 10 ppm sebagai pupuk daun berpengaruh nyata akan meningkatkan elastisitas sel dan berpengaruh pada
terhadap variabel pertumbuhan yaitu jumlah bunga. peningkatan volume buah.
Jumlah bunga merupakan salah satu faktor yang Perlakuan konsentrasi K2 yang sama
mempengaruhi pembentukan buah. Apabila jumlah bunga menunjukkan F3 yang sama. Perlakuan ini berbeda nyata
yang mekar tinggi, maka jumlah bunga yang terbentuk dengan perlakuan lainnya dan menghasilkan nilai rerata
menjadi buah juga akan tinggi. Sehingga semakin banyak volume buah tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya.
jumlah buah, maka bobot buah per tanaman akan semakin Menurut Soedomo Prasodjo (2009), frekuensi pemberian
tinggi (Hapsari dkk., 2017). Menurut penelitian Jarosz pupuk cair hayati diberikan 2-3 kali dengan cara
(2014), peningkatan berat buah per tanaman berkaitan penyemprotan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.
dengan pembungaan. Pemberian silika yang berfungsi Hal ini diduga pemberian silika sebanyak tiga kali pada
untuk mengurangi stres abiotik (suhu, cahaya, dan 14, 21, dan 28 hst merupakan pemberian yang optimal
salinitas) dapat meningkatkan pembungaan dan karena diberikan pada fase pertumbuhan (vegetatif) hingga
pembentukan buah. Pada kondisi ini, pemberian silika terbentuknya cikal bakal buah (generatif). Apabila
ekstrak jerami padi dengan konsentrasi 100 ppm (K1) tanaman memiliki kondisi yang optimal pada masa
berkontribusi dalam peningkatan pertumbuhan tanaman vegetatif maka akan berpengaruh pula terhadap masa
salah satunya yaitu jumlah bunga. Dugaan hasil penelitian generatifnya. Menurut Febriantini (2013), pertumbuhan
mengarah bahwa semakin banyak jumlah bunga maka generatif merupakan pertumbuhan yang menentukan
jumlah buah akan semakin tinggi dan berpengaruh dalam pembentukan bunga dan buah. Pembentukan organ
terhadap berat buah per tanaman. tanaman seperti bunga dan buah ditentukan pada fase
Berdasarkan tabel 5, interaksi konsentrasi dan pertumbuhan vegetatif. Dengan demikian, frekuensi
frekuensi pemberian ekstrak silika jerami padi berbeda pemberian silika pada fase vegetatif hingga generatif
nyata terhadap rerata volume buah. Konsentrasi K0 dan memberikan pengaruh terhadap peningkatan volume buah
K3 yang sama menunjukkan F2 yang sama. Hal ini karena karena unsur hara yang diserap tanaman lebih banyak
F2 menghasilkan rerata volume buah tertinggi digunakan untuk peningkatan ukuran buah.
dibandingkan perlakuan lainnya. Menurut Soedomo Pada F1, F2, dan F3 yang sama menunjukkan
Prasodjo (2009), frekuensi pemberian pupuk cair hayati K3 yang sama karena menghasilkan rerata volume buah
diberikan 2-3 kali dengan cara penyemprotan dapat tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Konsentrasi 300
meningkatkan pertumbuhan tanaman. Hal ini diduga ppm (K3) termasuk ke dalam konsentrasi tertinggi
pemberian silika sebanyak dua kali pada 14 dan 21 hst dibandingkan konsentrasi 100 (K1) dan 200 ppm (K2).
merupakan pemberian yang optimal karena diberikan pada Konsentrasi silika yang semakin tinggi menghasilkan
fase pertumbuhan (vegetatif). Pertumbuhan tanaman volume buah yang lebih tinggi. Tanaman tomat yang
sangat ditentukan pada fase pertumbuhan vegetatif. diberikan silika dalam konsentrasi yang tinggi akan
Apabila pada fase vegetatif tanaman tomat tumbuh dengan tumbuh dan berkembang secara maksimal. Silika diduga
baik, maka selama proses fotosintesis berlangsung, berperan pada struktur sel-sel jaringan penyusun buah
fotosintat yang dihasilkan akan berpengaruh terhadap fase selama proses pembesaran buah. Selain itu, diduga silika
generatif seperti volume buah. Sebaliknya ketika pada fase terakumulasi pada dinding sel, sehingga dapat
vegetatif mengalami keterhambatan dalam proses mempengaruhi buah menjadi sink yang kuat. Ukuran buah
pertumbuhan akan berdampak pada laju pertumbuhan, laju sangat sangat ditentukan oleh tahapan pembelahan dan
perbanyakan dan perbesaran sel serta terhambatnya pembesaran sel dalam proses pertumbuhan dan
pembentukan bunga sehingga akan berpengaruh terhadap perkembangan buah. Menurut Makarim dkk. (2007), silika
volume buah tomat. pada dinding sel primer akan berikatan dengan pektin dan
Perlakuan konsentrasi K1 yang sama polifenol sehingga meningkatkan elastisitas sel selama
menunjukkan F2 yang sama. Perlakuan ini berbeda tidak proses pembesaran organ. Menurut Sundahri (2007),
nyata dengan F1. Berdasarkan efisiensi pemberian silika silikon pada tanaman berpengaruh secara tidak langsung
dapat direkomendasikan F1, karena dengan pemberian terhadap kemampuan penggunaan cahaya matahari pada
yang lebih rendah (F1) mampu meningkatkan rerata proses fotosintesis. Daun tanaman menjadi lebih tegak
volume buah dan berbeda tidak nyata dengan rerata sehingga lebih efisien dalam menangkap cahaya matahari,
volume buah tertinggi. Menurut Sundahri (2007), silikon karena itu senyawa karbohidrat yang dihasilkan akan
pada tanaman berpengaruh secara tidak langsung terhadap digunakan untuk mempercepat proses pertumbuhan
kemampuan penggunaan cahaya matahari pada proses sampai pembuahan. Menurut Islam et al. (2018), unsur
fotosintesis. Daun tanaman menjadi lebih tegak sehingga silika dengan konsentrasi yang tinggi dapat meningkatkan
lebih efisien dalam menangkap cahaya matahari, karena ukuran buah karena asimilasi silika yang lebih besar
itu senyawa karbohidrat yang dihasilkan akan digunakan terkandung pada buah dibandingkan kontrol. Tanaman
untuk mempercepat proses pertumbuhan sampai proses tomat yang mengakumulasi kandungan silika yang lebih
pembuahan atau disimpan dalam bentuk biji atau buah. tinggi akan mempengaruhi ketebalan dinding sel yang
Hal serupa dikatakan oleh Savant et al (1999), Si mungkin berpengaruh terhadap ukuran buah. Hasil ini didukung
saja terlibat dalam pemanjangan atau pembelahan sel yang oleh penelitian Marissa et al (2016), pemberian silika pada
dapat berguna dalam proses pertumbuhan dan tanaman tomat secara signifikan menghasilkan buah tomat
perkembangan tanaman. Kegiatan penambahan ukuran lebih besar dibandingkan tanaman kontrol.
diameter mengarah pada perkembangan organ tanaman
yang tidak lain adalah hasil proses perkembangan atau Pengaruh Konsentrasi Pemberian Ekstrak silika
pemanjangan sel yang dapat meningkatkan ukuran volume Jerami Padi terhadap Daya Simpan Buah Tomat
buah tomat. Dengan demikian, peran silika dalam hal ini
yaitu berfungsi pada tahap pembelahan dan pembesaran Pemberian ekstrak silika jerami padi 300 ppm
sel dalam proses pertumbuhan dan perkembangan buah. berpengaruh baik terhadap peningkatan daya simpan buah
Sehingga, selama proses pembesaran organ buah, silika dibandingkan dengan konsentrasi 0, 100 dan 200 ppm.
Taraf perlakuan 300 ppm mampu mempertahankan daya

Berkala Ilmiah PERTANIAN. Volume 1, Nomor 1, Bulan xxxx, hlm x-x.


Arifin dan Sundahri, Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi ........

simpan buah selama 21 hari penyimpanan dengan suhu sedangkan untuk suhu optimal pada tanaman tomat adalah
ruang 27,54 ᴼC (lampiran 6) dan nilai kualitas visualnya 18-29 °C pada siang hari dan 10-20 °C pada malam hari
sebesar 3,44. Menurut Islam et al. (2018), kualitas visual (Aidah dan Tim Penerbit KBM, 2020). Oleh karena itu,
atau daya simpan buah tomat yang baik menunjukkan nilai kondisi ini dapat menghambat pembentukan bunga karena
≥3 karena masih dinilai layak/baik/laku untuk dipasarkan. kondisi panas di dalam greenhouse. Suhu yang tinggi
Sedangkan taraf 0 ppm hanya bertahan pada hari ke-14 kurang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan
penyimpanan dengan nilai kualitas visual ≥3,56. Hal ini tanaman karena laju perombakan karbohidrat terlalu tinggi
sesuai dengan efek menguntungkan silika pada tanaman akibat laju respirasi yang tinggi serta mengakibatkan
yang dilihat dari penguatan dinding sel akibat endapan bunga mudah gugur atau rontok. Selain itu, suhu udara
silika di lapisan sel permukaan terutama epidermis yang yang terlalu panas dan kering akan menyebabkan kepala
berpengaruh pada sifat fisik permukaan terutama putik cepat kering dan tabung sari tidak banyak terjadi
permukaan buah (Epstein, 1999). Hal ini sejalan dengan pembentukan buah (Syakur, 2012). Penurunan
penelitian Triadiati (2019), pemberian silika dapat produktivitas tomat juga dipengaruhi oleh pemilihan jenis
memperkuat sel-sel epidermis pada kulit buah sehingga media tanam yaitu tanah pasir. Tanah pasir rendah akan
buah memiliki kulit yang lebih keras dan tidak mudah bahan organik dan kapasitas dalam menahan air. Pada saat
terserang patogen yang menyebabkan busuk buah pemberian pupuk ke dalam tanah, kandungan pupuk akan
sehingga kualitas buah lebih baik. Perlakuan 0 ppm mudah hilang tercuci bersama air perkolasi karena
memiliki daya simpan yang lebih pendek. Hal ini karena kapasitas tanah menahan air yang rendah (water holding
tanaman yang tanpa diberikan silika pada saat proses capacity). Selain itu, tanah berpasir memiliki kapasitas
budidaya, buahnya mudah terserang patogen dan memiliki tukar kation (KTK) yang rendah. Hal ini disebabkan tanah
umur simpan yang lebih pendek daripada buah dengan pasir memiliki kandungan lempung dan humus yang
pemberian silika. Tomat termasuk buah klimaterik yang sangat sedikit, sehingga kemampuan menyerap dan
masih terus melakukan proses respirasi dengan kadar air menyediakan unsur hara kurang baik dibandingkan tanah-
yang cukup tinggi yaitu 94% dari total beratnya tanah yang mempunyai kadar liat/ koloid tinggi dan/ atau
(Johansyah dkk., 2014). Hasil ini juga didukung oleh kadar bahan organik tinggi. Tanah pasir memiliki jumlah
penelitian Islam et al (2018), pemberian silika pada daun fraksi pasir yang tinggi sehingga menyebabkan luas
dapat mengurangi laju respirasi pada waktu panen karena permukaan yang kecil dan didominasi pori makro,
silika menutupi stomata pada buah tomat. Sehingga laju sehingga kurang mampu dalam mengikat dan
respirasi pada buah menurun selama periode penyimpanan mempertukarkan kation yang lebih banyak (Rajiman dkk.,
akibat suhu penyimpanan yang rendah dan buah 2008). Selain itu, konsentrasi silika yang terlalu tinggi
mempertahankan simpanan silika dalam sel epidermis dan yaitu sebesar 300 ppm dapat menurunkan produksi buah
pelunakan buah dapat terhambat. Menurut Adirahmanto tomat. Menurut Rusmawarni dkk (2016), bahwa
dkk. (2013), bahwa penyusutan daya simpan buah dapat pemberian dosis pupuk organik cair yang terlalu banyak
disebabkan oleh kerusakan kimia dan fisika akibat dari menyebabkan tanaman menjadi keracunan. Sedangkan
aktivitas mikroba. Menurut Nunes and Emond (2007), pada penyimpanan buah tomat didapatkan bahwa
kerusakan secara fisik pada buah tomat sebelum menjadi pemberian konsentrasi 300 ppm mampu mempertahankan
tidak layak untuk dipasarkan yaitu mengalami pelunakan, daya simpan buah selama 21 hari penyimpanan
penggelapan warna, kematangan lebih dan pengkerutan dibandingkan kontrol (0 ppm) yang hanya dapat bertahan
pada kulit buah. Berdasarkan gambar 22 sampel buah pada hari ke-14 penyimpanan. Hal ini diduga pemberian
tomat yang dilakukan penyimpanan selama 28 hari silika dapat menguatkan dinding sel akibat endapan silika
menunjukkan bahwa kontrol perlakuan mengalami kerutan di lapisan sel permukaan terutama epidermis yang
yang cukup parah dibandingkan buah tomat dengan berpengaruh terhadap sifat fisik permukaan khususnya
perlakuan konsentrasi 300 ppm, sehingga perlakuan permukaan buah.
konsentrasi 300 ppm atau konsentrasi yang lebih tinggi
menghasilkan penyimpanan buah tomat yang lebih lama KESIMPULAN
dibandingkan kontrol atau tanpa pemberian silika.
Berdasarkan hasil dan daya simpan buah tomat Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh
yang telah diberikan perlakuan konsentrasi dan frekuensi maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai jawaban
ekstrak silika jerami padi, diperoleh bahwa hasil tanaman dari rumusan masalah sebagai berikut:
tomat terbaik terdapat pada interaksi K0 yang sama pada 1. Terdapat pengaruh interaksi antara konsentrasi dan
F1. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi frekuensi pemberian ekstrak silika jerami padi
yang tinggi dapat menurunkan hasil tanaman. Tanaman terhadap hasil tanaman tomat. Pengaruh interaksi
tomat yang disemprot dengan silika ekstrak jerami padi perlakuan 300 ppm dan frekuensi pemberian
menghasilkan produktivitas sebesar 8,4 ton/ha. Hal ini sebanyak dua kali dapat menurunkan hasil tanaman
dikatakan bahwa tanaman tomat dengan penyemprotan tomat.
silika ekstrak jerami padi belum mampu meningkatkan 2. Perlakuan faktor tunggal konsentrasi silika berbeda
produktivitas jika dibandingkan dengan produktivitas di nyata terhadap daya simpan buah. Taraf K3 (300
Indonesia pada tahun 2018 sebesar 18,04 ton/ha (Badan ppm) menunjukkan hasil terbaik dalam meningkatkan
Pusat Statistika, 2018). Diduga penurunan produktivitas daya simpan buah.
tomat dalam penelitian ini disebabkan oleh suhu, 3. Pengaruh frekuensi pemberian silika sebagai faktor
penggunaan media tanam dan penyemprotan konsentrasi tunggal tidak signifikan terhadap peningkatan hasil
silika yang terlalu tinggi. Penelitian dimulai pada bulan dan daya simpan buah tomat.
September-November, dimana pada bulan tersebut sedang
memasuki musim kemarau yang mengakibatkan kenaikan DAFTAR PUSTAKA
suhu di dalam greenhouse. Rata-rata suhu udara di luar
greenhouse selama penelitian berlangsung tercatat di
Accuweather Kabupaten Jember yaitu 34,63 °C,

Berkala Ilmiah PERTANIAN. Volume 1, Nomor 1, Bulan xxxx, hlm x-x.


Arifin dan Sundahri, Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi ........

Adirahmanto, K. A., R. Hartanto., dan D. D. Novita. 2013.


Perubahan Kimia dan Lama Simpan Buah Salak Darmawan., K. Kyuma., A. Saleh., H. Subagjo., T.
Pondoh (Salacca edulis REINW) dalam Masunaga., and T. Wakatsuki. 2006. Effect of
Penyimpanan Dinamis Udara CO2. Teknik Long-Term Intensive Rice Cultivation on The
Pertanian Lampung, 2(3): 123-132. Available Silica Content of Sawah Soils: Java
Island, Indonesia. Soil Science and Plant
Adziimaa, A. F., D. D. Risanti., dan L. J. Mawarni. 2013. Nutrition, 1(52): 745-753.
Sintesis Natrium Silikat dari Lumpur Lapindo
sebagai Inhibitor Korosi. Teknik Pomits, 2(2): Datnoff, L. E., G. H. Snyder., and G. H. Korndorfer. 2001.
384-389. Silicon in Agriculture. Studies in Plant Science 8.
Amsterdam: Elsevier.
Agung, G. F., M. R. Hanafie., dan P. Mardina. 2013.
Ekstraksi Silika dari Abu Sekam Padi dengan Datta, S. K. D. 1981. Principles and Practices of Rice
Pelarut KOH. Konversi, 2(1): 28-31. Production. John Wiley and Sons: Canada.

Aidah, S. N., dan Tim Penerbit KBM. 2020. Ensiklopedi Dewantoro, T. G. 2017. Pengaruh Penyemprotan Silika
Tomat: Deskripsi, Filosofi, Manfaat, Budidaya dan Mangan terhadap Pertumbuhan, Produksi
dan Peluang Bisnisnya. Jogjakarta: Penerbit dan Mutu Benih Kedelai (Glycine max (L.)
KBM Indonesia. Merril). Skripsi: Universitas Lampung.

Alwin., M. Anas., dan Erniwati. 2021. Efek Variasi Edi, S., dan J. Bobihoe. 2010. Budidaya Tanaman
Konsentrasi HCl Terhadap Gugus Fungsi Silika Sayuran. Jambi: Balai Pengkajian Teknologi
yang Diekstrak dari Lumpur Teluk Kendari yang Pertanian.
Telah Dikalsinasi. Physics and its Apllication,
1(1): 1-6. Epstein, E. 1999. Silicon. Ann Rev Plant Physiol Plant
Mol Biol, 50:641-664.
Amrullah, 2015. Pengaruh Nano Silika terhadap
Pertumbuhan, Respon Morfofisiologi dan Febriantini, M. 2013. Pengaruh Pupuk Daun Green-Tama
Produktivitas Tanaman Padi (Oryza sativa L.). dan Zpt Atonik Terhadap Pertumbuhan dan
Disertasi. Bogor. Maypor Agronomi dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum
Hortikultura Institut Pertanian Bogor. Mill) Varietas Berlian. Agrifor, 7(2): 176-181.
Fitriani, H. P., dan S. Haryanti. 2016. Pengaruh
Anggia, D. M., dan Suprapto. 2016. Pemurnian Silika Penggunaan Pupuk Nanosilika Terhadap
pada Abu Layang dari Pembangkit Listrik di Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum
Paiton (PT YTL) dengan Pelarutan Asam lycopersicum) var.Bulat. Buletin Anatomi dan
Klorida dan Aqua Regia. Sains dan Seni ITS, Fisiologi, 24(1): 34-41.
5(2): 2337-3520.
Food and Drug Administration. 1977. United States
Apriliani, N. 2016. Jenis Pelarut dan Waktu Pemeraman Standards for Grades of Canned Tomato Paste.
pada Ekstraksi Silika dari Abu Sekam Padi
Varietas Ciherang. Skripsi. Bogor. Fakultas Gardjito, M., dan Y. R. Swasti. 2018. Fisiologi
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pascapanen Buah dan Sayur. Yogyakarta: Gajah
Pertanian Bogor. Mada University Press.

Ariyani, E. 2019. Pengaruh Radiasi Extremely Low Gomez, K. A and A. A. Gomez. 2007. Prosedur Statistik
Frequency Magnetic Field Terhadap Daya untuk Penelitian Pertanian. Penerjemah E.
Hantar Listrik (Nilai pH) sebagai Indikator Sjamsuddin dan B. S. Bahaharsjah. Edisi Kedua.
Kadaluarsa Edamame. Skripsi. Jember. Fakultas Universitas Indonesia, Jakarta.
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gowda, D. C. M, H. B. Lingaiah, V. Nachegowda, and S.
Jember. A. Kumar. 2015. Effect of Specialty Fertilizers
On Growth And Yield of Tomato (Solanum
Badan Pusat Statistik. 2016. Produksi Padi, Jagung, dan Lycopersicum L.). Plant Archives, 15 (1): 335-
Kedelai (Angka Sementara Tahun 2015). 338.
Jakarta.
Gunes, A., A. Inal., E. G. Bagci., S. Coban., and O. Sahin.
Badan Pusat Statistik. 2018. Tanaman Sayuran dan Buah- 2007. Silicon Increases Boron Tolerance and
Buahan Semusim Indonesia. Jakarta: Badan Reduces Oxidative Damage of Wheat Grown In
Pusat Statistik. Soil With Excess Boron. Biologia Plantarum,
Badan Pusat Statistika. 2018. Kecamatan Patrang dalam 51(3): 571-574.
Angka. Jember: BPS Jawa Timur.
Hidayati, N., dan R. Dermawan. 2012. Tomat Unggul.
Balai Penelitian Tanah. 2010. Mengenal Silika Sebagai Jakarta: Penebar Swadaya.
Unsur Hara. Warta Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, 32(3): 19-20. Humadi, F. M., and H. A. Abdulhadi. 2007. Effect on
Different Sources and Rates of Nitrogen and
Cahyono, B. 2008. Tomat Usaha Tani dan Penanganan Phosphorus Fertilizer on the Yield and Quality of
Pasca Panen. Yogyakarta: Kanisius.

Berkala Ilmiah PERTANIAN. Volume 1, Nomor 1, Bulan xxxx, hlm x-x.


Arifin dan Sundahri, Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi ........

Brassica juncea L. Agriculture Resources, 7(2): Ma, J. F., and N. Yamaji. 2006. Silicon Uptake and
249-259. Accumulation In Higher Plants. Elsevier, 11 (8):
393-397.
Husnain., T. Wakatsuki., and T. Masunaga. 2009.
Dissolved Silica Dynamics and Phytoplankton Ma, J. F., and N. Yamaji. 2008. Functions and Transport
Population in Citarum Watershed, Indonesia. of Silicon in Plants. Cellular and Molecular Life
Food, Agriculture and Environment. 7(34): 132- Science, 65: 3049-3057.
139.
Malhotra, C. CH., R. T. Kapor., and D. Ganjewala. 2016.
Iler, R. K. 1979. The Chemistry of Silica: Solubility, Alleviation of Abiotic and Biotic Stresses in
Polymerization, Colloid and Surface Properties Plants by Silicon Sumpplementation.
and Biochemistry. Canada: John Wiley and Sons. Agricultural Science, 13(2): 59-73.

Islam, M. Z., M. A. Mele., K. Choi., H. Kang. 2018. The Marliah, A., M. Ayati., dan I. Muliansyah. 2012.
Effect of Silicon and Boron Foliar Application on Pemanfaatan Pupuk Organik Cair Terhadap
The Quality and Shelf Life of Cherry Tomatoes. Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Tomat
Zemdirbyste-Agrculture, 105(2): 159-164. (Lycopersicum esculentum L.). Agrista, 16(3):
122-128.
Jarosz, Z. 2014. The Effect of Silicon Application and
Type of Medium on Yielding and Chemical Marodin, J. C., J. T.V. Resende., R. G. F. Morales., M. L.
Composition of Tomato. Acta Scientiarum S. Silva., A. G. Galvao., D. S. Zanin. 2014. Yield
Polonorum Hortorum Cultus, 13(4): 171-183. of Tomato Fruits in Relation to Silicon Sources
and Rates. Horticultura Brasileira, 32(2): 220-
Jayawardana, H. A. R. K., H. L. D. Weerahhewa., and M. 224.
D. J. S. Saparamadu. 2015. Effect of Root or
Foliar Application of Soluble Silicon on Plant Marschner, H. 1995. Mineral Nutrition of Higher Plants.
Growth, Fruit Quality and Anthracnose San Diego: Academic Press.
Development of Capsicum. Tropical Agriculture,
2-8. Maskar dan S. Gafur. 2006. Budidaya Tomat. BPTP
Sulawesi Tengah.
Johansyah, A., E. Prihastanti., dan E. Kusdiyantini. 2014.
Pengaruh Plastik Pengemas Low Density Meena, V. D., M. L. Dotaniya., V. Coumar., S.
Polyethylene (LDPE), High Density Polyethylene Rajendiran., Ajay., S. Kundu., A. S. Rao. 2014.
(HDPE) dan Polipropilen (PP) terhadap A Case For Silicon Fertilization to Improve Crop
Penundaan Kematangan Buah Tomat Yields in Tropical Soils. National Academy of
(Lycopersicum esculentum. Mill). Buletin Sciences.
Anatomi dan Fisiologi, 22(1): 46-57.
Mele, M. A., M. Z. Islam., J. P. Baek., H. M Kang. 2017.
Kader, A. A. 2002. Postharvest Technology of Quality, Storability, and Essential Oil Content of
Horticultural Crops. University of California Lingularia fischeri during Modified Atmosphere
Agriculture and Natural Resources: 3rd edition. packaging Storage. Food Science Technology.
54(3): 743-750.
Karyasa, I. W. 2014. Pembuatan Ultra Fine Amorphous Meli, V.S., S. Ghosh, T. N. Prabha, N. Chakraborty, S.
Silica (UFAS) dari Jerami dan Sekam Padi. Sains Chakraborty andsis Datta. 2010. Enhancement of
dan Teknologi, 3(1): 263-274. Fruit Shelf Life by Suppressing N-Glycan
Kheloufi, A., Y. Berbar., A. Kefaifi., S. A. Medjahed., and Processing Enzymes. PNAS, 107(6):2413-2418.
F. Kerkar. 2011. Improvement of Impurities
Removal from Silica Sand by Using a Leaching Mitani N., and J. F. Ma. 2005. Uptake System of Silicon
Process. Chemical Engineering Transactions, in Different Plant Species. Experimental Botany,
24(1): 1513-1518. 56(414): 1255-1261.
Khosiatun, N., A. Suryawati., dan O. S. Padmini. 2020. Morgan, J, B., and Connolly, E. L. 2013. Plant Soil
Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Pupuk Interactions: Nutrient Uptake. Nature Education,
Organik Cair Biourin Sapi “Plus” Terhadap 4(8): 2.
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat Cherry
(Solanum lycopersicum Var. Cerasiforme). Muller, W. E. G., Ph. Jeanteur., I. Kostovic., Y. Kuchino.,
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian A. Macieira Coelho., R. E. Rhoads. 2003. Silicon
UPN “Veteran” Yogyakarta. Biomineralization. 1st ed. Berlin: Springer.
Kovda, V. A. 1973. The Bases of Learning About Soils. Nafilah. 2017. Aplikasi Pupuk Organik Cair dan Silika
Nauka, 2(8), Terhadap Pertumbuhan, Produksi, dan Kualitas
377-428. Buah Tanaman Tomat (Lycopersicum
esculentum). Skripsi. Jember. Fakultas Pertanian
Lingga, P., dan Marsono. 1986. Petunjuk Penggunaan Universitas Jember.
Pupuk. Bogor: Penebar Swadaya.
Nandiyanto, A. B. D., T. Rahman., M. A. Fadhlulloh., A.
G. Abdullah., I. Hamidah., and B. Mulyanti.

Berkala Ilmiah PERTANIAN. Volume 1, Nomor 1, Bulan xxxx, hlm x-x.


Arifin dan Sundahri, Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi ........

2016. Synthesis of Silica Particles from Rice Pikukuh, P., Djajadi., S. Y. Tyasmoro., dan N. Aini. 2015.
Straw Waste Using a Simple Extraction Method. Pengaruh Frekuensi dan Konsentrasi
IOP Science. Penyemprotan Pupuk Nano Silika (Si) Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Tebu (Saccharum
Nasution, I. S., Yusmanizar., dan K. Melianda. 2012. Officinarum L.). Produksi Tanaman, 3(3): 249-
Pengaruh Penggunaan Lapisan Edibel (Edible 258.
Coating), Kalsium Klorida, dan Kemasan Plastik
Terhadap Mutu Nanas (Ananas Comosus Merr.) Pitojo, S. 2005. Penangkaran Benih Tomat. Yogyakarta:
Terolah Minimal. Teknologi dan Industri Kanisius.
Pertanian Indonesia, 4(2): 21-26.
Pratomo, I., S. Wardhani., dan D. Purwonugroho. 2013.
Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Pengaruh Teknik Ekstraksi dan Konsentrasi HCl
Jakarta: Agro Media Pustaka. dalam Ekstraksi Silika dari Sekam Padi untuk
Sintesis Silika Xerogel. Kimia Student, 2(1): 358-
Nugraheni, E. D., dan Paiman. 2011. Pengaruh 364.
Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Pupuk
Urin Kelinci Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2017. Outlook
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill). Agro- Tanaman Pangan dan Hortikultura. Jakarta: Pusat
UPY, 3(1): 30-39. Data dan Sistem Informasi Pertanian.

Nunes, C. N., and J. P. Emond. 2007. Relationship Rahmawati, H., E. Sulistyaningsih, E., dan E. T. S. Putra.
between Weight Loss and Visual Quality of 2011. Pengaruh Kadar NaCl terhadap Hasil dan
Fruits and Vegetables. Proceedings of The Mutu Buah Tomat (Lycopersicum esculentum
Florida State Horticultural Society, 120: 235- Mill.). Vegetalika, 1(4): 44-54.
245.
Rahmawati, I. S., E. D. Hastuti., dan S. Darmawanti. 2011.
Nyalala, S. P. O., and H. Wainwright. 1998. The Shelf Pengaruh Perlakuan Konsentrasi Kalsium
Life of Tomato Cultivars at Different Storage Klorida (CaCl2) dan Lama Penyimpanan
Temperatures. 38(1): 151-154. terhadap Kadar Asam Askorbat Buah Tomat
(Lycopersicum esculentum Mill.). Buletin
Oktaviani, N. 2017. Pengaruh Konsentrasi HCl pada Anatomi dan Fisiologi, 14(1): 62-70.
Proses Ekstraksi Silika dari Daun Bambu Ampel. Rajiman., P. Yudono., E. Sulistyaningsih., dan E.
Skripsi. Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Hanudin. 2008. Pengaruh Pembenah Tanah
Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Terhadap Sifat Fisika Tanah dan Hasil Bawang
Merah Pada Lahan Pasir Pantai Bugel Kabupaten
Oosterhuis, D. 2009. Foliar Fertilization: Mechanism and Kulon Progo. Agrin, 12(1): 67-77.
Magnitude of Nutrient Uptake. Paper for The
Flui Fertilizer Foundation in Scottsdale, 15-17. Rao, G. B. and P. Susmitha. 2017. Silicon Management in
Oyinlola, E. Y., and S. S. Jinadu. 2012. Growth, Yield and Rice. International Journal of Chemical Studies,
Nutrient Concentrations of Tomato as Affected 5(6): 1359-1361.
by Soil Textures and Nitrogen. Agriculture
Research, 6 (1): 39-45. Rayes, L. M. 2017. Morfologi dan Klasifikasi Tanah.
Universitas Brawijaya Press: Malang.
Pangaribuan, D. H. 2010. Daftar Peubah Penelitian Tomat
Rosmarkam, A., dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu
Pangestu, S., R. Agustrina., E. Ernawiati., dan S. Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Kanisius.
Wahyuningsih. 2019. Pertumbuhan Generatif
Benih Lama Tanaman Tomat (Lycopersicum Rukmana, R. 1994. Tomat dan Cherry. Jakarta: Kanisius.
esculentum Mill.) di Bawah Pengaruh Lama
Pemaparan Medan Magnet 0,2 mT Yang Rusmawarni., Djufri., dan Supriatno. 2016. Pengaruh
Berbeda. Prosiding Seminar Nasional Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik Cair dari
Perhimpunan Biologi Indonesia XXV 25-27 Urin Sapi dan Pupuk Hayati Bioboost Terhadap
Agustus 2019. Pertumbuhan Tanaman Stroberi (Fragaria
Virginiana). Edubio Tropika, 4(2): 1-52.
Parnata. A. S. 2004. Pupuk Organik Cair (Aplikasi dan
Manfaatnya). Jakarta: AgroMedia Pustaka. Sahebi, M., M. M. Hanafi., A. S. N. Akmar., M. Y. Rafii.,
P. Azizi., F.F. Tenguo., J. N. M. Azwa., and M.
Patel, M., A, Karera., and P. Prasanna. 1987. Effect of Shabanimofrad. 2015. Importance of Silicon and
Thermal and Chemical Treatments on Carbon Mechanism of Biosilica Formation in Plants.
and Silica Contents in Rice Husk. Material Biomed Research International, 1(1): 2-16.
Science, 2457-2464.
Sanchez, F. T., A. V. Garcia., and F. C. Ferre. 2012. Effect
Permatasari, N., T. N. Sucahya., dan A. B. D. Nandiyanto. of The Application of Silicon Hydroxide on
2016. Review: Agricultural Wastes as a Source Yield And Quality of Cherry Tomato. Plant
of Silica Material. Science and Technology, 1(1): Nutrition, 34(4): 567-590.
82-106.

Berkala Ilmiah PERTANIAN. Volume 1, Nomor 1, Bulan xxxx, hlm x-x.


Arifin dan Sundahri, Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi ........

Santi, L. P., dan D. H. Goenadi. 2017. Pelarutan Silika


Asal Mineral Kuarsa oleh Bakteri Pelarut Silika Tim Penulis PS. 2009. Budidaya Tomat Secara Komersial.
Potensial. Menara Perkebunan, 85(2): 95-104. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sari, A. T., S. W. A. Suedy., dan S. Haryanti. 2017. Triadiati., M. Muttaqin., N. S. Amalia. 2019.
Pengaruh Pupuk Nanosilika terhadap Pertumbuhan, Produksi, dan Kualitas Buah
Pertumbuhan Produksi Tanaman Kapas Melon dengan Pemberian Pupuk Silika. Ilmu
(Gossypiun Hirsutum L. Var. Kanesia 8). Pertanian Indonesia. 24(4): 366-374.
Biologi, 6(2): 75-83.
Trivana, L., S. Sugiarta., dan E. Rohaeti. 2015. Sintetis
Savant, N. K., L. E. Datnoff., and G. H. Snyder. 1997. dan Karakterisasi Natrium Silikat (Na2SiO3) dari
Depletion of Plant-Available Silicon in Soils: a Sekam Padi. Sains dan Teknologi Lingkungan,
Possible Cause of Declining Rice Yields. 7(2): 66-75.
Communications in Soil Science and Plant Wibowo, E. A. P., A. W. Arzanto., K. D. Maulana., dan A.
Analysis, 28(13 dan 14): 1245-1252. D. Rizkita. 2018. Preparasi dan Karakterisasi
Nanosilika dari Jerami Padi. Ilmiah Sains, 18(1):
Soest, P. J. Van. 2006. Rice Straw, The Role of Silica and 36-39.
Treatments to Improve Quality. Animal Feed
Science and Technology, 130 (1):137-171. Wijaya, I., S. Zubaidah., dan H. Kuswantoro. 2016.
Sommer, M., D. Kaczorek., Y. Kuzyakov., and J. Breuer. Karakter Anatomi Galur-Galur Harapan Kedelai
2006. Silicon Pools and Fluxes in Soils and (Glycine Max L. Merill) Tahan Cowpea Mild
Landscapes: a Review. Plant Nutrition and Soil Mottle Virus (Cpmmv). Pendidikan Biologi, 7(1):
Science, 1(169): 310-329. 16-25.

Stamatakis, A., N. Papadantonakis., N. L. Simantiris., and Wijaya, K. A., A. Prawoto., dan S. Ihromi. 2009. Induksi
P. Kefalas. 2003. Effect of Silicon and Salinity Ketahanan Tanaman Kakao Terhadap Hama
on Fruit Yield and Quality of Tomato Grown Penggerek Buah Kakao dengan Aplikasi Silika.
Hydroponically. Acta Horticulturae, 609: 141- Pelita Perkebunan, 25(3): 184-198.
147.
Wijayanti, E., dan A. D. Susila. 2013. Pertumbuhan dan
Suharta, N. 2010. Karakteristik dan Permasalahan Tanah Produksi Dua Varietas Tomat (Lycopersicon
Marginal dari Batuan Sedimen Masam di Esculentum Mill.) Secara Hidroponik Dengan
Kalimantan. Litbang Pertanian, 29 (4): 139-146. Beberapa Komposisi Media Tanam. Buletin
Agrohorti, 1(1): 104-112.
Sundahri dan Restanto, D. P,. 2003. Penggunaan Silikon
untuk Meminimalkan Efek Negatif Yati, S. dan F. D. Siregar. 2009. Bertanam Tomat dalam
Penggenangan pada Pertumbuhan Tanaman dan Pot dan Polibag. Jakarta: Penebar Swadaya.
Kualitas Buah Tomat (The Silicon Use to
Minimize the Negative Effects of Waterlogging Yohana, O., H. Hanum, dan Supriadi. 2013. Pemberian
on the Plant Growth and Fruit Quality of Bahan Silika pada Tanah Sawah Berkadar Total
Tomato). Laporan Pengabdian Kepada Tinggi untuk Memperbaiki Ketersediaan P dan Si
Masyarakat. Jember: LPM Universitas Jember. Tanah, Pertumbuhan dan Produksi Padi (Oryza
sativa L.). Online Agrokoteknologi, 1(4): 1444-
Sundahri dan Sukowardojo, B., 2008. Implementasi Media 1452.
Berbasis Zeolit dan Silikon (Abu Sekam) dalam
Media Campuran Lumpur Lapindo terhadap Yukamgo, E., dan N. W. Yuwono. 2007. Peran Silikon
Karakter Tanaman serta Kuantitas dan Kualitas Sebagai Unsur Bermanfaat Pada Tanaman Tebu.
Benih Padi. Laporan Hasil Penelitian Research Ilmu Tanah dan Lingkungan, 7(2): 103-116.
Grant Program PHK A2 Agronomi. Fakultas
Pertanian Universitas Jember, Jember. Zaky, R. R., M. M. Hessein., A. A. El-Midany., M. H.
Khedr., E. A. Abdel-Aaal., and K. A. El-Barawy.
Sundahri. 2007. Efektivitas Limbah Sekam dan Jerami 2008. Preparation of Silica Nanoparticles from
Padi terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat, Semi-Burned Rice Straw Ash. Powder
Kulitas Buah, dan Ketahanannya terhadap Technology, 1(185): 31-35.
Penyakit Fusarium. Laporan Hasil Penelitian.

Syamsu, J. A. 2006. Analisis Potensi Limbah Tanaman


Pangan Sebagai Sumber Pakan Ternak
Ruminansia di Sulawesi Selatan. Disertasi.
Bogor.

Syukur, M., H. E. Saputra, dan R. Hermanto. 2015.


Bertanam Tomat di Musim Hujan. Jakarta:
Penebar Swadaya.

Takeuchi, Y. 2006. Pengantar Kimia. Tokyo: Iwanami


Publishing Co.

Berkala Ilmiah PERTANIAN. Volume 1, Nomor 1, Bulan xxxx, hlm x-x.

You might also like