J-Soap: Sabun Antibakteri Ekstrak Daun Jarak Pagar: Sebagai Produk Ramah Lingkungan

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

51 | J u r n a l I l m i a h P e n a l a r a n d a n P e n e l i t i a n M a h a s i s w a

Volume 4 Nomor 2, 2020


J-SOAP: SABUN ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN JARAK PAGAR
SEBAGAI PRODUK RAMAH LINGKUNGAN
Hafiizhoh Hanafia1, Ilyas Gistiana2, Asmi Aris3
1
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta
2
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta
3
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta
1
hafiizhoh@gmail.com, 2ilyasgistiana@gmail.com, 3asmiaris03@gmail.com

Abstract
Currently, garbage is a chronic problem that is troubling the community. One of
the final disposal sites (TPS) is very concern is in Piyungan integrated TPS. The
presence of pathogenic microorganisms such as bacteria in trash can make healthty
problems. Therefore, there is needed preventive effort, one of which is the use of
antibacterial soap. In this paper, the author presents J-SOAP as an environmentally
friendly antibacterial soap product. J-SOAP is made from used cooking oil and
jatropha leaf extract (Jatropha curcas Linn.) with formulations and test results that
are in accordance with the Indonesian National Standard (SNI) regarding soap
products. The use of used cooking oil as a basic ingredient for soap was chosen.
Used cooking oil has a high content of free fatty acids and can be used as a basis
for soap through the saponification process using an alkaline solution. The use of
jatropha leaf extract (Jatropha curcas Linn.) in J- SOAP products is intended as an
antibacterial agent because it of some active compounds. Based on research that
has been done J-SOAP is proven to show the antibacterial activity of Staphylococus
aureus and Escherichia coli. In addition, the results of the analysis of water content,
pH, free alkali, and the amount of foam also meet the requirements of SNI 06-3532-
1994. Based on these results, the presence of J-SOAP is able to become an
environmentally friendly antibacterial soap product to support Indonesia towards
zero waste.

Keywords: antibacterial soap, jatropha leaf, saponification, used cooking oil


E - I S S N : 2 5 9 8 - 0 2 6 2 | 52

1. PENDAHULUAN Administration (FDA) telah


Permasalahan mengenai melarang peredaran sabun
sampah menjadi perhatian besar antibakteri. Hal ini dikarenakan
dan pekerjaan rumah bersama pada bahan tertentu terdapat zat
bagi seluruh elemen masyarakat. yang terbukti tidak aman untuk
Objek yang sering atau bahkan penggunaan jangka panjang,
lebih mendapat sorotan adalah bahan kimia yang paling sering
pada tempat pusat pembuangan digunakan yaitu triclosan dan
atau yang lebih sering disebut triclocarban. Salah satu cara
sebagai tempat pembuangan menghindari efek samping yang
sampah (TPS) (Mahyudin, 2017). ditimbulkan oleh triclocarban
Salah satu TPS yang dinilai adalah penggunaan antibakteri
memprihatinkan karena dari bahan alam sebagai alternatif.
banyaknya sampah yang tidak Meninjau permasalah
dikelola dengan baik bahkan tersebut maka perlu
menyebabkan berbagai masalah dikembangkan agen-agen
lingkungan maupun kesehatan antibakteri baru yang berasal dari
adalah TPS-Terpadu Piyungan, bahan alam. Salah satu tanaman
Bantul, Yogyakarta. yang berpotensi sebagai
Tumpukan sampah yang tidak antibakteri adalah jarak pagar
dikelola dan hanya dibiarkan (Jatropha curcas Linn.). Beberapa
begitu saja dapat menjadi tempat penelitian sebelumnya
pertumbuhan berbagai bakteri menunjukkan bahwa aktivitas
patogen. Bakteri tersebut tidak antibakteri ekstrak bagian
hanya terdapat pada daerah tanaman jarak pagar terkait
tumpukan sampah saja namun dengan adanya senyawa metabolit
juga dapat berada di lingkungan sekunder yang terkandung di
sekitar TPS baik pada lingkungan dalamnya (Arekemase, Kayode,
tanah maupun perairan and Ajiboye 2011).
(Riskawati, 2016). Contoh dari Menurut
bakteri patogen tersebut adalah Sisunandar, dkk., (2002)
Staphylococcus aureus dan menunjukkan bahwa ekstrak
Escherichia coli yang dapat etanol daun jarak mampu
menyebabkan infeksi dan menghambat pertumbuhan
penyakit diare bagi masyarakat bakteri Staphylococcus aureus
sekitar TPS (Fatimah et al., 2016). dengan konsentrasi 8% dan
Salah satu upaya yang dapat bakteri Escherichia coli dengan
dilakukan untuk mencegah hal konsentrasi 5%. Daun jarak pagar
tersebut adalah dengan mempunyai kandungan senyawa
penggunaan sabun antibakteri. kimia yang sama yaitu flavonoid,
Pada tahun 2016 Food and Drug
53 | J u r n a l I l m i a h P e n a l a r a n d a n P e n e l i t i a n M a h a s i s w a
Volume 4 Nomor 2, 2020
saponin, dan tanin masyarakat Indonesia yang
(Syamsuhidayat, 2000). dibuktikan dengan tingginya
Flavonoid merupakan konsumsi minyak goreng
senyawa metabolit sekunder masyarakat Indonesia sebesar
sangat melimpah di alam. Fungsi 16,67 juta ton atau meningkat
senyawa flavonoid sangatlah sebanyak 23,57% atau pada tahun
penting bagi tanaman pada 2019
pertumbuhan dan (https://industri.kontan.co.id).
perkembangannya. Flavonoid Selain itu, asam lemak bebas
memiliki kemampuan untuk pada limbah minyak goreng
pertahanan tanaman dari dipilih sebagai bahan dasar karena
herbivora dan penyebab penyakit berbahaya apabila dikonsumsi
(Zuhra dkk., 2008). Saponin sehingga lebih baik diubah
banyak dimanfaatkan untuk menjadi produk baru yang lebih
kepentingan manusia karena bermanfaat.
saponin memiliki aktivitas yang Berdasarkan uraian yang
luas seperti antibakteri dan telah penulis sebutkan di atas,
antifungi (Yanuartono, 2017). maka penulis berinovasi untuk
Tanin dalam tanaman berfungsi menghadirkan suatu produk sabun
untuk pertahanan diri tanaman antibakteri J-SOAP.
dari serangan bakteri, fungi, virus, Dilakukannya penelitian ini
insekta herbivora dan vertebrata bertujuan untuk mengetahui
herbivora (Hagerman, 2002). karakteristik dan aktivitas
Proses pembuatan sabun antibakteri dari produk sabun
pastinya membutuhkan bahan antibakteri yang dihasilkan. J-
dasar berupa asam lemak yang SOAP diharapkan mampu menjadi
akan disabunkan dengan larutan produk sabun antibakteri yang
alkali dalam proses saponifikasi. ramah lingkungan dan mampu
Saponifikasi sendiri merupakan mendukung Indonesia menuju
proses hidrolisis basa terhadap zero waste.
lemak dan minyak yang bukan Sebagai suatu produk sabun,
merupakan reaksi kesetimbangan. pastinya J-SOAP harus memenuhi
Produk utama dari reaksi tersebut syarat mutu sabun sehingga dapat
adalah sabun yang terdiri dari dikatakan memiliki mutu yang
garam asam-asam lemak (Naomi baik, dapat diterima masyarakat
dkk., 2013). Dalam penelitian ini, dan mampu bersaing di pasaran.
digunakan limbah minyak goreng Syarat mutu yang paling penting
sebagai bahan dasar pembuatan pada sabun terdiri dari parameter
sabun antibakteri karena total asam lemak, asam lemak
keberadaanya yang melimpah bebas, dan alkali bebas. Pengujian
serta murah di kalangan parameter tersebut dapat
dilakukan sesuai
E - I S S N : 2 5 9 8 - 0 2 6 2 | 54

dengan acuan prosedur standar stirrer, rotary evaporator, klem,


yang ditetapkan yaitu seperti spatula, pipet ukur, pipet tetes,
pada Standar Nasional Indonesia mikropipet dan tips, pH meter,
(SNI) 06-3532-1994 yang dapat penangas air, jerigen, oven,
dilihat pada tabel 1 berikut ini: cawan, mantel pemanas,
Tabel 1. Syarat mutu sabun pendingin bola, labu distilasi,
No. Uraian Nilai timbangan analitik dan batang
1. Asam lemak <2.5 pengaduk. Sedangkan bahan yang
bebas (%) digunakan terdiri dari (a) bahan
2. Alkali bebas Maks 0.1 utama yaitu daun jarak pagar dan
(%) minyak goreng; dan (b) bahan
3. Kadar air (%) Maks 15
pendukung yaitu minyak esensial,
Sumber: Badan Standarisasi Nasional,
larutan NaOH, FeCl3, serbuk Mg,
2011
2. METODE PENELITIAN akuades, etanol 95%, metanol
Metode penelitian yang netral, aseton, media Mueller
digunakan adalah eksperimen Hintoon Agar (MHA), asam
yang telah dilakukan di stearat, gula pasir, gliserin,
Laboratorium Penelitian FMIPA Staphylococcus aureus,
UNY. Penelitian ini memiliki Escherichia coli, indikator
ruang lingkup yaitu subjek fenolftalein, larutan HCl, kertas
penelitian yang berupa sabun saring, dan karbon aktif.
antibakteri dengan ekstrak daun Penelitian ini terdiri dari
jarak pagar (Jatropha curcas beberapa rancangan kegiatan,
Linn.) dan objek penelitian yang antara lain:
berupa karakteristik sabun dan a. persiapan bahan baku,
aktivitas antibakteri. b. ekstraksi daun jarak pagar,
Variabel yang digunakan c. pembuatan sabun,
dalam penelitian ini terdiri dari: d. uji fitokimia,
(1) variabel bebas yaitu e. uji organoleptik,
konsentrasi ekstrak daun jarak f. uji pH atau derajat keasaman,
pagar (Jatropha curcas Linn.), g. uji kadar air,
yaitu 5%, 10%, dan 15%; (2) h. uji alkali bebas,
variabel kontrol yaitu kecepatan i. uji penentuan jumlah busa,
mixing, jenis bakteri, suhu dan dan
konsentrasi NaOH; dan (3) j. uji aktivitas antibakteri dengan
variabel terikat yaitu karakteristik metode Kirby Bauer.
sabun dan aktivitas antibakteri. Adapun penjelasan mengenai
Alat yang digunakan dalam rancangan kegiatan di atas
penelitian ini adalah alat-alat sekaligus sebagai teknik
gelas, inkubator, chamber, cawan pengumpulan data yang telah
petri, mikropet, blender, jangka dilakukan adalah sebagai berikut:
sorong, hot plate, magnetic
55 | J u r n a l I l m i a h P e n a l a r a n d a n P e n e l i t i a n M a h a s i s w a
Volume 4 Nomor 2, 2020
a. Persiapan bahan baku, mL. Adonan sabun dicetak
dilakukan dengan dan didinginkan.
menambahkan adsorben d. Uji fitokimia, dilakukan
berupa arang aktif sebanyak untuk mengetahui ada
7,5% dari massa limbah tidaknya senyawa metabolit
minyak goreng, diaduk sekunder pada ekstrak daun
selama 30 menit, didiamkan jarak pagar. Uji ini dilakukan
selama 72 jam, dan disaring secara kualitatif dengan
untuk mendapatkan limbah mengamati perubahan yang
minyak goreng yang telah terjadi pada sampel ekstrak
bersih. daun jarak pagar.
b. Ekstraksi daun jarak pagar, e. Uji organoleptik, dilakukan
daun dicuci bersih dan dengan pengujian terhadap
dikeringkan di bawah sinar 30 orang responden
matahari kemudian dibuat mengenai bentuk, warna,
menjadi serbuk. Sebanyak aroma, tekstur, dan kekerasan
500 gram serbuk direndam produk sabun. Data yang
dalam 1,5 L etanol 95% diperoleh diolah
(perbandingan 1:3). Sampel menggunakan program SPSS
direndam selama 3x24 jam (Statistical Package for the
dan diaduk sekali setiap 24 Social Sciences).
jam. Ekstrak yang diperoleh f. Uji pH atau derajat keasaman,
dipekatkan menggunakan sebanyak 5 gram sampel
rotary evaporator pada suhu sabun dilarutkan dalam 10
70oC dengan kecepatan 100 mL akuades kemudian diukur
rpm. Selanjutnya dilakukan nilai pH larutanya. Nilai pH
uji fitokimia senyawa larutan sebanding dengan
metabolit sekunder (fenol, derajat keasaman sampel.
saponin, tanin, dan flavonoid) g. Uji kadar air, menggunakan
pada ekstrak. metode gravimetri, sebanyak
c. Pembuatan sabun, sebanyak 2 gram sampel sabun
60 gram sampel minyak ditempatkan dalam krus
dipanaskan pada suhu 40oC, porselen dan dipanaskan
ditambahkan larutan NaOH dalam oven pada suhu 105oC
30% sebanyak 30 mL dan selama 2 jam hingga
diaduk selama 20 menit. diperoleh berat tetap.
Ditambahkan 10 mL gliserin, h. Uji alkali bebas, sebanyak 5
1 mL minyak esensial, dan gram sampel sabun dilarutkan
ekstrak daun jarak pagar dalam 200 mL metanol netral,
dengan konsentrasi yang telah kemudian di- reflux hingga
ditentukan (5%, 10%, dan larut. Larutan
15%) dalam akuades 50
E - I S S N : 2 5 9 8 - 0 2 6 2 | 56

tersebut kemudian tidak kontaminasi dan


dipanaskan hingga mendidih diinkubator selama 24 jam
dan ditambahkan 1 mL pada suhu 37o֯ C. Setelah 24
indikator fenolftalein 1%. jam, dilakukan pengamatan
Larutan dititrasi dengan dan pengukuran DHP
larutan standar HCl hingga (Daerah Hambat
warna merah hilang. Pertumbuhan) menggunakan
i. Uji penentuan jumlah busa, jangka sorong. Replikasi
sebanyak 3 gram sampel dilakukan sebanyak tiga kali.
sabun dilarutkan dalam 10 Data yang diperoleh
mL akuades. larutan di-mixer selanjutnya dianalisis
dan dicatat ketinggian menggunakan Analisys of Varian
busanya pada waktu 30 detik (ANOVA) pada tarap α=0,05 dan
(T0) dan 60 detik (Ts). SPSS untuk mengetahui pengaruh
Ketinggian busa dihitung perlakuan yang diberikan.
menggunakkan persamaan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini adalah
(1).
telah dilakukannya proses
Tb = ………(1) pembuatan sabun antibakteri
j. Uji aktivitas antibakteri dengan formulasi yang telah
dengan metode Kirby Bauer, disebutkan dalam subbab
suspensi bakteri uji (1,5 x sebelumnya. Adapun produk
105 CFU/ mL) sabun yang dihasilkan terdapat
Staphylococcus aureus dan dalam gambar 1 berikut ini:
Escherichia coli diambil
sebesar 100 μL dan dituang
15 mL media agar Mueller
Hinton yang telah Gambar 1. Produk sabun ekstrak daun
disterilisasi. Ratakan dengan jarak pagar (a) ekstrak 5%; (b)
membuat putaran ekstrak 10%; (c) ekstrak 15%; (d)
membentuk angka 8. ekstrak 0%
Preinkubasi pada suhu kamar Ekstrak daun jarak pagar
selama kurang lebih 90 menit. yang ditambahkan memberikan
Media yang telah padat efek antibakteri sehingga sabun
dilubangi dengan ini baik digunakan untuk
menggunakan ujung tips menunjang kebersihan dan
mikropipet steril dengan kesehatan. Kelayakan sabun diuji
diameter 6 mm. Masing- berdasarkan SNI 06-3532-1994
masing lubang ditetesi larutan untuk mengetahui karakter fisik
uji sebesar 40 μL dan kimia sabun sehingga aman
menggunakan mikropipet. untuk digunakan. Berikut adalah
Cawan ditutup rapat supaya
57 | J u r n a l I l m i a h P e n a l a r a n d a n P e n e l i t i a n M a h a s i s w a
Volume 4 Nomor 2, 2020
hasil analisis kulaitas sabun yang distribusi frekuensi SPSS,
diperoleh: sehingga dapat diketahui
a. Uji Fitokimia produk sabun yang diminati
Dilakukan untuk oleh responden. Hasil analisis
mengetahui kandungan dapat dilihat pada tabel 3.
senyawa aktif pada daun jarak Berdasarkan analisis
pagar. Senyawa yang diuji yang telah dilakukan dapat
meliputi fenol, flavonoid, diketahui bahwa sabun II
tanin, dan saponin. Senyawa dengan konsentrasi ekstrak
tersebut merupakan senyawa daun jarak sebesar 10%
yang memiliki aktivitas menunjukkan respon paling
sebagai antibakteri. Adapun baik yang diberikan oleh 30
hasil uji dapat dilihat pada responden.
tabel 2 sebagai berikut: c. Uji Kadar Air
Tabel 2. Hasil uji fitokimia Kadar air merupakan
ekstrak daun jarak pagar parameter yang harus
Senyawa Hasil Keterangan diperhatikan dalam proses
Fenol + Hijau pembuatan sabun, karena
kebiruan kadar air sangat berpengaruh
Flavonoid + Jingga terhadap karakter fisik sabun.
Tanin + Hijau
Hasil uji yang dilakukan
kehitaman
Saponin + Muncul menunjukan
buih bahwa sampel sabun telah
Berdasarkan hasil memenuhi standar dengan
analisis dapat dilihat bahwa nilai kadar air <15%. Hasil uji
pada sampel ekstrak etanol kadar air ditunjukkan pada
daun jarak pagar gambar 2 yang menunjukkan
mengandung senyawa fenol, bahwa terdapat
flavonoid, tannin, dan kecenderungan semakin
saponin yang mampu menjadi banyak ekstrak yang
agen antibakteri. ditambahkan, kadar air
b. Uji Organoleptik semakin tinggi. Hal tersebut
Dilakukan dengan diakibatkan oleh adanya
menyebar angket kepada 30 senyawa organik (pada
responden. Adapun ekstrak) yang hilang pada
karakteristik produk sabun saat proses pemanasan
yang diuji meliputi warna, dilakukan.
aroma, tekstur, dan Hasil analisis sidik ragam
kekerasan. Data yang kadar air dari sampel sabun
diperoleh selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.
dianalisis menggunakan Berdasarkan hasil
E - I S S N : 2 5 9 8 - 0 2 6 2 | 58

analisis di atas dapat signifikan terhadap kadar air


diketahui bahwa variasi sabun. Hal tersebut
ekstrak daun jarak pagar ditunjukkan dengan nilai F <
tidak berpengaruh secara F crit.

Tabel 3. Hasil uji organoleptik


Sampel Warna Aroma Tekstur Kekerasan
Kontrol Cukup Baik Sangat Sangat baik
baik
Sabun I Sangat Baik Cukup Baik
baik
Sabun Baik Sangat Sangat Sangat baik
II baik baik
Sabun Cukup Baik Baik Baik
III
16
kadar air (%)

15
14
13
12
11
control sabun ektraksabun ektraksabun ektrak
5% 10% 15 %
sampel sabun

Gambar 2. Hubungan konsentrasi ekstrak dengan kadar air

Tabel 4. Hasil analisis sidik ragam kadar air


Source of
SS df MS F F crit
Variation
Between Groups 10.5 3 3.5 3.230769 4.066181
Within Groups 8.666667 8 1.083333
Total 19.16667 11
d. Uji pH atau Derajat menunjukkan bahwa sabun
Keasaman yang dihasilkan memenuhi
Nilai derajat keasaman standar. Kecenderungan
(pH) merupakan parameter kenaikan pH berbanding
yang penting dalam lurus dengan kadar ekstrak
pembuatan sabun karena erat (terdapat dalam gambar 3),
kaitannya dengan kelayakan hal ini terjadi akibat adanya
sabun saat digunakan. gugus –OH yang bersifat basa
Berdasarkan SNI rentang pH pada senyawa fenol,
yang dianjurkan untk sabun flavonoid, tanin, dan saponin
yaitu 8–11. Hasil pada ekstrak.
59 | J u r n a l I l m i a h P e n a l a r a n d a n P e n e l i t i a n M a h a s i s w a
Volume 4 Nomor 2, 2020
Hasil analisis sidik ragam berpengaruh secara
keasaman pada sampel sabun signifikan terhadap nilai pH
dapat dilihat pada tabel 5. sabun. Hal tersebut
Berdasarkan hasil analisis di ditunjukkan dengan nilai F >
atas dapat diketahui bahwa F crit.
variasi ekstrak daun jarak
pagar
10,6
10,4
pH

10,2
10
9,8
control sabun ektrak sabun ektrak sabun ektrak
5% 10% 15 %
sampel sabun

Gambar 3. Hubungan konsentrasi ekstrak dengan pH


Tabel 5. Hasil analisis sidik ragam pH
Source of
SS df MS F F crit
Variation
Between Groups 0.3 3 0.1 6.315789 4.066180551
Within Groups 0.126667 8 0.015833
Total 0.426667 11

e. Uji kadar alkali bebas kebasaan sabun sehingga


Kadar alkali bebas keberadannya dapat
merupakan parameter yang terdeteksi pada uji alkali
perlu diperhatikan dalam bebas. Data yang diperoleh
proses pembuatan sabun pada percobaan disajikan
karena alkali dapat dalam gambar 4.
mengiritasi kulit jika Hasil analisis sidik ragam
melebihi kadar yang telah keasaman pada sampel sabun
ditentukan. Berdasarkan hasil dapat dilihat pada tabel 6.
penelitian, sabun dengan Berdasarkan hasil analisis di
umur 3 minggu tidak atas dapat diketahui bahwa
memenuhi standar pada variasi ekstrak daun jarak
parameter alkali bebas karena pagar berpengaruh secara
seharusnya sabun dapat signifikan terhadap kadar
digunakan setelah berumur 6 alkali bebas pada sabun. Hal
minggu. Keberadaan gugus – tersebut ditunjukkan dengan
OH pada senyawa aktif nilai F > F crit.
memberikan intervensi pada
sifat
E - I S S N : 2 5 9 8 - 0 2 6 2 | 60

0,6

kadar alkali bebas


0,4
0,2

(%)
0
control sabun ektrak sabun ektrak sabun ektrak
5% 10% 15 %
sampel

Gambar 4. Hubungan konsentrasi ekstrak dan kadar alkali bebas

Tabel 6. Hasil analisis sidik ragam kadar alkali bebas


Source of
SS df MS F F crit
Variation
Between Groups 0.01669166 3 0.0055 11.71345 4.06618055
Within Groups 0.0038 8 0.0004
Total 0.020491667 11
f. Uji Penentuan Jumlah Busa hasil dari penelitian ini dapat
Dilakukan untuk dilihat pada tabel 7.
mengetahui jumlah busa yang Berdasarkan analisis
dihasilkan dari larutan sabun sidik ragam dapat diketahui
persatuan waktu. Jumlah busa bahwa jumlah busa yang
merupakan salah satu dihasilkan berbanding lurus
parameter yang menunjukkan dengan penambahan ekstrak
kemampuan mencuci dari yang dilakukan. Sampel
sebuah sabun, sehingga dengan ektrak daun jarak
semakin besar nilai jumlah memiliki busa yang lebih
busa maka kualitas sabun banyak dan lebih lama hilang
semakin baik. Adapun daripada sabun kontrol.

Tabel 7. Analisis kebusaan pada sampel sabun


Sampel Nilai jumlah busa
Kontrol 1.027397
Ekstrak 5% 1.053333
Ekstrak 10% 1.076923
Ekstrak 15% 1.1

g. Uji Antibakteri bahwa bakteri tidak dapat


Aktivitas antibakteri dari tumbuh pada zona tersebut
sabun yang dihasilkan yang mengindikasikan
diujikan pada bakteri intervensi dari aktivitas sabun
Staphylococus aureus dan yang diuji. Adapun hasil uji
Escherichia coli. Uji dapat dilihat pada tabel 8.
antibakteri dilakukan dengan Berdasarkan data
cara mengukur zona bening. tersebut dapat diketahui
Zona bening menunjukkan
61 | J u r n a l I l m i a h P e n a l a r a n d a n P e n e l i t i a n M a h a s i s w a
Volume 4 Nomor 2, 2020
bahwa sabun antibakteri dapat membentuk sebuah
dengan ekstrak daun jarak kompleks ireversibel dengan
pagar positif memiliki steroid dalam dinding sel.
aktivitas antibakteri yang Kompleks yang terbentuk
dapat menghambat tersebut akan mengakibatkan
pertumbuhan bakteri rusaknya membran sel,
Staphylococus aureus dan sehingga bakteri tidak dapat
Escherichia coli. Senyawa tumbuh.
aktif pada ekstrak daun jarak

Tabel 8. Uji aktivitas antibakteri


Sampel Hasil
Kontrol -
Ekstrak 5% +
Ekstrak 10% +
Ekstrak 15% +

Sabun dari limbah sedemikian rupa agar


minyak goreng dengan diperoleh jumlah produksi
penambahan ekstrak daun yang maksimal. Hal ini
jarak pagar telah berhasil tentunya akan menjadi nilai
dibuat dan dilakukan analisis tambah bagi perekonomian
mengenai standar masyarakat sekitar. Tidak
karakteristik sabun. hanya masyarakat sekitar
Berdasarkan analisis yang TPS Piyungan pada
telah dilakukan, sabun khusunya, namun juga untuk
dengan konsentrasi ekstrak masyarakat luas pada
etanol daun jarak sebesar 10% umumnya.
memiliki kualitas yang paling Produk sabun ini diberi
baik dari variasi perlakuan nama J-SOAP yang dapat
konsentrasi dikembangkan menjadi
ekstrak yang lainnya. Hal produk sabun antibakteri
tersebut meliputi kualitas dari yang ramah lingkungan
segi organoleptik, kadar air, karena dapat mengurangi
keasaman/ pH, asam lemak limbah minyak goreng.
bebas, jumlah busa, dan Selain itu, produk ini juga
kemampuan antibakteri sabun tidak mengandung bahan
tersebut. kimia berbahaya seperti
Hasil tersebut menjadi triclosan dan triclocarban
acuan untuk keberlanjutan yang terdapat pada produk
produksi produk sabun sabun antibaktaeri yang lain.
apabila benar-benar Bahan berbahaya tersebut
dilakukan. Sumber bahan telah digantikan oleh bahan
baku minyak goreng juga alami yang terdapat dalam
harus harus dikelola ekstrak daun jarak pagar
E - I S S N : 2 5 9 8 - 0 2 6 2 | 62

(Jatropha curcas Linn.) yaitu berjalan dengan baik berkaitan


senyawa aktif fenol, saponin, dengan permasalahan yang
tanin, dan flavonoid sebagai diangkat adalah sebagai berikut:
agen antibakteri. Kehadiran a. Perlu dilakukan pengujian
produk J-SOAP sebagai EC50 dari produk J-SOAP
sabun antibakteri diharapkan pada variasi konsentrasi yang
mampu telah dilakukan untuk
mencegah infeksi bakteri mengetahui konsentrasi yang
yang disebabkan oleh dapat menghasilkan respon
lingkungan yang kurang kematian terhadap bakteri.
sehat karena pengelolaan b. Perlu dilakukan pembuatan
sampah yang kurang baik di produk J-SOAP dalam skala
TPS-Terpadu Piyungan, yang lebih besar dan
Yogyakarta. diimplementasikan pada
4. KESIMPULAN DAN SARAN masyarakat sekitar TPS-
Berdasarkan penelitian yang Terpadu Piyungan untuk
telah dilakukan untuk mencegah penyakit yang
mendukung terbentuknya artikel disebabkan oleh infeksi
ilmiah ini dapat ditarik bakteri.
kesimpulan sebagai berikut: c. Perlu dilakukan sosialisasi
a. Karakteristik sabun tentang pemanfaatan limbah
antibakteri dari limbah minyak goreng kepada
minyak goreng dan ekstrak masyarakat baik dalam skala
daun jarak pagar (Jatropha rumah tangga maupun
curcas Linn.) adalah industri agar tidak langsung
memiliki standar kualitas membuang limbahnya
yang sesuai dengan SNI 06- namun diubah menjadi
3532-1994 yang terdapat produk sabun antibakteri yang
dalam Syarat Kualitas Sabun ramah lingkungan.
menurut Badan Standarisasi 5. UCAPAN TERIMA KASIH
Nasional tahun 2011. Ucapan terima kasih kami
b. Aktivitas sabun antibakteri sampaikan kepada Dr. Retno
dalam menghambat Arianingrum, M.Si. selaku
pertumbuhan bakteri pembimbing selama kegiatan
Staphylococcus aureus dan penelitian berlangsung hingga
Escherichia coli adalah baik, penulisan artikel ilmiah ini serta
ditunjukkan dengan positif kepada Fakultas Matematika dan
(+) terdapat zona bening yang Ilmu Pengetahuan Alam
muncul saat pengujian Universitas Negeri Yogyakarta
antibakteri. selaku institusi yang mendukung
Adapun saran agar proses penelitian.
pembuatan produk J-SOAP dapat
63 | J u r n a l I l m i a h P e n a l a r a n d a n P e n e l i t i a n M a h a s i s w a
Volume 4 Nomor 2, 2020
6. REFERENSI Dampak. Jurnal Teknik
Arekemase, M. O., R. M. O. Lingkungan 3(1): 66–74.
Kayode, and A.E. Ajiboye.
Naomi Phtalina,dkk. 2013.
2011. Antimicrobial Activity
Pembuatan Sabun Lunak
and Phytochemical Analysis
Dari Minyak Goreng Bekas
of Jatropha Curcas Plant
Ditinjau Dari Kinetika Reaksi
against Some Selected
Kimia.Jurnal Teknik Kimia
Microorganisms.
No. 2. Vol. 19.hal: 43-
International Journal of
44.
Biology 3(3): 52–59.
Riskawati. 2016. Isolasi Dan
Badan Standarisasi Nasional.
Karakterisasi Bakteri
2011. Standar Mutu Sabun
Patogen Pada Tanah Di
Mandi. SNI 06-3532-1994.
Lingkungan Tempat
Fatimah, Siti, Fitri Nadifah, and Pembuangan Akhir Sampah
Islami Burhanudin. 2016. Uji (TPAS) Kota Makassar. UIN
Daya Hambat Ekstrak Etanol Alauddin Makassar.
Kubis (Brassica Oleracea
fatSisunandar, Julianto, T., dan
Var. Capitata f. Alba)
Yulia, D., 2002, Senyawa
Terhadap Bakteri
Antibakteri Pada Jarak Cina
Staphylococcus Aureus
dalam Proceding Seminar
Secara In Vitro. Biogenesis:
Nasional Tumbuhan Obat
Jurnal Ilmiah Biologi 4(1):
Indonesia XXII, Purwokerto.
102–6.
Syamsuhidayat. 2000. Inventaris
Food and drug administration,.
Tanaman Obat Indonesia,
2016. FDA Drug Safety
Edisi Pertama, 134- 140,
Communication. Diakses 23
Departemen Kesehatan RI
Juli 2019.
dan Kesejahteraan Sosial,
Hagerman, A.E. 2002. Jakarta.
Condensed Tannin
Yanuartono. 2017. Saponin :
Structural Chemistry.
Dampak Terhadap Ternak.
Department of Chemistry and
Jurnal Peternakan
Biochemistry, Miami
Seriwijaya, 6 (2), 79-90.
University, Oxford, OH
45056. Zuhra, C.F, Juliarti, B.T,&
Herlince,S. 2008. Aktivitas
https://industri.kontan.co.id/.Gap
Antioksidan Senyawa
ki Catat Konsumsi Minyak
Flavonoid Dari Daun Katuk
Sawit dalam Negeri Tumbuh
(Sauropusandrogynus (L)
23,57% selama 2019.
Merr. Jurnal Biologi
diakses pada 06 Maret 2020.
Sumatra. Dapartemen Kimia
Mahyudin, Rizqi Puteri. 2017. FMIPA-USU. 3 (1).
Kajian Permasalahan
Pengelolaan Sampah Dan
E - I S S N : 2 5 9 8 - 0 2 6 2 | 64

You might also like