Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

PENGARUH PENERAPAN FUNGSI PENGAWASAN

TERH ADAP DIS IPLIN K ERJA PEGAWAI


PADA K ANTOR K ECAMATAN GALELA
K ABUPATEN HALMAHERA UTARA
Linda gosan go
070811026

Abstract : Research in the preparation of the thesis Tahir degree ( S1 ) departs from the
observation that the employees at the District Office Galela North Halmahera has not shown
that the optimal behavior of labor discipline , it is something to do with the application
fungsinpengawasan by the leader ( Head ) are less strict . Thus , this study aimed to analyze
the effect of the application of the oversight function of the discipline employee working at the
district office Galela North Halmahera .
Methods and approaches used in this study is a quantitative and explanatory , where the data
were collected through questionnaires distributed instruments to 30 employees at the district
office Galela , after the data is collected , then analyzed dngan applying simple regression
analysis techniques and product moment correlation .
The results showed that the average implementation oversight functions performed by the
leadership , especially in the sub-district office Galela North Halmahera district has not been
optimal . Not optimal implementation oversight by district Galela and this is a negative effect
of the limited scope of authority that led to an attitude of doubt in taking action .
The conclusion that can be drawn from these results is that the oversight function by Head
penerapn very significant or noticeable effect on employee discipline at the district office
Galela North Halmahera district . For that to district needs to improve oversight , especially
effective monitoring instruments attached . In addition, the instrument needs to diefektifkn
rewards , both pemeberian awards for employees who commit disciplinary offenses.
Keyword : controlling, working discipline

PENDAHULUAN pemerintahan dan sangat sulitnya dalam


mencari solusi perbaikan. Demikian pula,
Kebijakan reformasi birokrasi
masih tingginya tingkat penyalahgunaan
sebagaimana ditetapkan dalam Perpres No.
kewenangan, banyaknya praktek KKN dan
7 Tahun 2005 diarahkan pada perubahan
kelembagaan, sistem ketatalaksanaan masih lemahnya pengawasan terhadap
kinerja aparatur negara merupakan
pemerintah, kualitas sumber daya manusia
cerminan dari kondisi birokrasi
aparatur dan sistem pengawan dan
pemerintahan yang masih jauh dari
pemeriksaan yang efektif.
harapan masyarakat.
Permasalahannya adalah reformasi
Kata “Pengawasan” sering
birokrasi selam ini belum berjalan sesuai
mempunyai konotasi yang kurang
dengan tuntutan masyarakat. Hal ini terkait
menyenangkan, karena dianggap akan
dengan tingginya kompleksitas
mengancam kebebasan dan otonmi
permasalahan yang dihadapi birokrasi
Jurnal Administrasi Publik
Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT
individu pegawai maupun kelompok Koontz (1984:123) berpendapat
pegawai. Padahal organisasi memerlukan bahwa “kontrol merupakan sistem
pengawasan untuk menjamin tercapainya sibernetik dan sistem masukan balik”.
tujuan organisasi. Sehingga tugas manejer/ Setiap sistem mempunyai naluri untuk
kepala unit adalah menemukan hidup, dan mengontrol dirinya sendiri
keseimbangan anatar pengawasan dan melalui sistem komunikasi yang
kebebasan pribadi pegawi atau mencari mentransfer informasi masukan balik agar
tingkat pengawasan yang tepat. bahaya dapat diketahui dengan segera
Pengawasan yang berlebihan kan dapat diambil.
menimbulkan birokratisme, mematikan Secara ringkas dapat dikatakan
kreativitas, inovasi dan sebagainya yang bahwa pengawasan adalah proses untuk
akhirnya merugikan organisasi itu sendiri. menjamin agar tujuan organisasi dan
Pengawasan merupakan fungsi manajemen tercapai. Dengan demikian
keempat dari proses manajemen, Handoko tujuan dan urgensi pengawasan meliputi :
(1984:359) mendefinisikan pengawasan 1). Untuk mengetahui apakah hasil
sebagai “proses untuk menjamin agar kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai
tujuan organisasi dan manajemen dengan rencana yang telah ditetapkan; 2).
tercapai”. Pengawasan pada dasarnya Apakah pelaksanaan visi, misi, tugas dan
merupakan aktivitas membandingkan fungsi organisasi telah sesuai dengan
kondisi yang ada dengan kondisi yang kebijaksanaan, pengarahan, prosedur, dan
seharusnya terjadi. Bila ternyata ditemukan pedoman-pedoman yang telah ditetapkan;
adanya penyimpangan atau hambatan 3). Untuk mengetahui apakah ada
segera diambil tindakan koreksi. Agar kesulitan-kesulitan, hambatan-hambatan,
dapat efektif mencapai tujuannya, tantangan, peluang dan potensi-potensi
pengawasan tidak dilakukan hanya pada yang penting diketahui untuk keberhasilan
saat akhir proses manajemen saja, akan pencapain tujuan dan bilamana perlu
tetapi berada pada setiap tingkatan proses melaksanakan tindakan koreksi; 4).
manajemen. Dengan demikian pengawasan Apakah pelaksanaan kegiatan tersebut
akan memberikan nilai tambah bagi dapat berjalan secara efisien, efektif dan
peningkatan pelayanan atau kinerja produktif dilihat dari tenaga, biaya
organisasi. perlengkapan/ peralatan dan saran

Jurnal Administrasi Publik


Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT
prasarana yang ada; 5) untuk mengambil Disiplin adalah kondisi untuk
tindakan koreksi dan meluruskan kembali melakukan koreksi atau menghukum
bila terjadi penyimpangan tujuan pegawai yang melanggar ketentuan atau
organisasi serta ketidak beresan dalam prosedur yan telah ditetapkan organisasi.
pelaksanaan rencana dan program; 6). Disiplin merupakan bentuk pengendalian
Dengan adanya pengawasan dapat dicegah agar pelaksanaan pekerjaan pegawai selalu
terjadinya penyimpangan, pemborosan dan berada dalam koridor peraturan perundang-
kegagalan yang tidak perlu. undangan yang berlaku.
Berdasarkan uraian diatas, dapat Menurut Nitisemito (1992:199)
diketahui bahwa salah satu urgensi dan kedisiplinan diartikan sebagai suatu sikap,
tujuan pengawasan adalah untuk mencegah tingkah laku dan perbuatan yang sesuai
terjadinya penyimpangan dan dengan peraturan dari perusahaan, bauk
penyelewengan dari aturan dan perundang- yang tertulis maupun tidak. Dilingkungan
undangan yang berlaku dalam pelaksanaan pegawai negeri, dalam rangka menjamin
tugas dan fungsi manajemen. Dengan tata tertib dan kelancaran pelaksanaan
melakukan pengawasan yang baik, maka tugas pekerjaan, telah dibuat suatu
diharapkan para pegawai negeri sipil tidak ketentuan peraturan disiplin pegawai
melakukan pelanggaran disiplin, atau negeri sipil, sebagai peraturan yang
dengan kata lain dapat mendorong pegawai memuat keharusan, larangan dan sanksi
untuk meningkatkan disiplin kerja mereka. apabila keharusan tidak dilaksanakan atau
Ndraha (2003:197) Pengawasan larangan dilanggar (Anonimous, 1980).
sebagai proses, berlangsung dibawah Seseorang yang telah diangkat
empat prinsip pengawasan yang juga sebagai pegawai negeri sipil, berarti yang
adalah prinsip organisasi, yaitu (1) bersangkutan secara hukum telah terikat
koordinasi sebagai hubungan timbal balik dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku
semua faktor di dalam suatu situasi, (2) bagi seluruh pegawai negeri sipil. Di
koordinasi dengan kontak langsung antar samping memiliki sejumlah hak tertentu,
manusia yang berkepentingan, (3) pegawai negeri sipil yang bersangkutan
koordinasi pada tahap awal setiap kegiatan juga harus tunduk terhadap sejumlah
dan (4) koordinasi sebagai sebuah proses kewajiban yang harus diperhatikan
yang berjalan terus menerus. sepanjang masa karirnya

Jurnal Administrasi Publik


Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT
Sebagai unsur aparatur negara yang dengan disiplin kerja pegawai, namun
secara langsung menjalankan kegiatan apabila dilihat dari tujuan dan urgensi
kepemerintahan dan pembangunan serta pengawasan itu sendiri, di mana
pelayanan masyarkat, Pegawai negeri sipil pengawasan di maksudkan untuk
memiliki kewajiban yang lebih banyak dan menghindarkan pegawai dari tindakan dan
lebih strategis dibandingkan dangan perilaku yang menyimpang dari ketentuan
kewajiban pegawai perusahaan swasta dan peraturan yang berlaku serta outcome
pengawasa merupakan feedback bagi
Pegawai negeri sipil pada kantor
pimpinan untuk melakukan pembinaan
kecamatan galela Kabupaten Halmahera
kepada pegawai/ bawahan dalam
Utara sebagai salah satu birokrasi publik di
meningkatkan disiplin kerja mereka.
tingkat kecamatan menjalankan fungsi
pelayanan kepada masyarakat, sesuai hasil Dalam konteks ini, dapat dikatakan
pengamatan awal memperlihatkan bahwa pengawasan sangat penting bahkan
kecenderungan belum optimalnya berpengaruh terhadap peningkatan disiplin
penerapan peraturan disiplinkerja pegawai, kerja pegawai, sehingga dengan demikian,
terutama berkaitan dengan disiplin dalam maka penerapan fungsi pengawasan punya
menggunakan waktu kerja. Kondisi ini hubungan kontributis dengan disiplin kerja
diindikasikan dengan perilaku sebagian pegawai itu sendiri.
pegawai yang cenderung mengabaikan
METODE PENELITIAN
pemanfaatan waktu kerja yang lebih efisien
1. Metode yang digunakan
dan efektif. Salah satu contoh klasik adalah
Metode dan pendekatan yang
bahwa sebagian pegawai sering datang dan
digunakan dalam penelitian ini adalah
pulang kerja kurang tepat waktu serta
kuantitatif dan eksplanatoris survei.
melakuan kegiatan lain pada saat jam
Vredenbreght (1981) mengemukakan
kerja, seperti menjemput anak sekolah,
bahwa metode eksplanatoris survei
berjalan-jalan/ makan siang diluar kantor,
adalah metode yang digunakan untuk
tertama dipusat-pusat perbelanjaan.
menguji suatu hipotesis atau lebih
Secara teoritis, belum ditemukan umum lagi menjelaskan hubungan-
pendapat para ahli tentang hubungan hubungan antar variabel.
secara langsung antara faktor pengawasan

Jurnal Administrasi Publik


Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT
2. Variabel Penelitian dan Definisi kerja secara efisien. Variabel ini diamati
Operasional
melalui beberapa indikator seperti:
Variabel yang diteliti dalam penelitian
a. Masuk dan pulang kerja tepat
ini terdiri dari dua(2) variabel yakni waktu
b. Tingkat absensi rata-rata dalm tiga
variabel bebas (independent variabel)
bulan terkhir
atau variabel berpengaruh yakni c. Tingkat loyalitas pegawai pegawai
kepada pimpinan
pengawasan, dan variabel terikat
d. Tingkatan ketaatan pegawai
(dependent variabel) atau variabel terhadap aturan-aturan yang berlaku
dalam proses pelaksanaan tugas.
terpengaruh yakni disiplin kerja
pegawai. Adapun definisi operasional 3. Populasi dan Sampel
masing-masing variabel dapat Populasi dalam penelitian ini
dijelaskan sebagai berikut: dimaksudkan ialah semua karekteristik
Pengawasan sebagai kegiatan yang menyangkut penerapan fungsi
pengamatan, pemantauan, pengawasan dan pengaruhnya terhadap
pemeriksaan, pengukuran dan evaluasi disiplin kerja pegawai pada kantor
terhadap pelaksanaan tugas pokok dan Kecamatan Galela Kabupaten Halmahera
fungsi pegawai. Pengawasan Utara. Sudjana (1989:6) yang menyatakan
dimaksud ialah pengawasan yang bahwa, Populasi merupakan totalitas
dilakukan baik oleh pejabat-pejabat semua nilai yang mungkin, hasil
yang berwenang maupun oleh atasan menghitung maupun pengukuran,
langsung. kuantitatif maupun kualitatif; daripada
Variabel ini diukur melalui beberapa karekteristik tertentu mengenai
indikator, sebagai berikut : sekumpulan objek yang lengkap dan jelas,
a. Personalia petugas yang dilibatkan yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Dengan
dalm melakukan pengawasan
b. Metode atau sistem prosedur demikian yang dijadikan populasi dalam
c. Sarana yang digunakan penelitian ini ialah seluruh pegawai negeri
d. Tindak lanjut hasil pengamatan,
evaluasi. yang bekerja pada Kantor Kecamatan
Disiplin kerja didefinisikan sebagai Galela Kabupaten Halmahera Utara, sesuai
suatu sikap dan perilaku pegawai yang data terakhr berjumlah 32 orang.
berorientasi pada penggunaan waktu Sampel menurut arikunto(1989) yaitu
totalitas atau sebagian atau wakil dari

Jurnal Administrasi Publik


Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT
populasi yang hendak diteliti. Lebih lanjut c. Survei lapangan, digunakan untuk
ditambahkan arikunto (1986) bahwa jika menjaring data sekunder, yaitu data
anggota populasi kurang dari 100, maka statistik yang diperoleh melalui
bisa dijadikan sampel penelitian, sehingga Kantor Kecamatan Galela Kabupaten
jadi penelitian popolasi, dan jika anggota Halmahera Utara, seperti : data
populasi lebih dari 100, maka bisa diambil kepegawain, absensi, DP3. Daftar
antara 10-15 % atau 20 -25 % dan hadir,dll.
seterusnya. Mengingat besar populasi
5. Teknik Analisis Data
kurang dari 100, maka penelitian ini
Teknik analisis data yang sesuai untuk
mengambil seluruh anggota populasi untuk digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
dijadikan anggota sampel sehingga a. Untuk menidentifikasi variabel –
penelitian ini disebut sebagai penelitian variabel penelitian digunakan analisis
populatif dengan besar sampel responden
tabel(tabel frekuensi) dan dilanjutkan
sebanyak 30 orang pegawai. dengan analisis rata-rata hitung (mean
4. Instrumen Penelitian dan teknik test).
pengumpulan data
b. Untuk menguji hipotesis tentang
Untuk mendapatkan data yang pengaruh variabel bebas terhadap
dibutuhkan dalam penelitian ini, baik data variabel tak bebas digunakan teknik
primer maupun data sekunder, maka akan analisis regresi sederhana dengan
digunakan beberapa alat/ instrumen dan menyelesaikan persamaan :¥ = 𝑎 +
cara/ teknik pengumpulan data sebagai 𝑏𝑋 (Sudjana, 1983).
berikut : c. Untuk menaksir besarnya pengaruh
a. Kuesioner, digunakan untuk menjaring variabel bebas terhadap variabel ta
data primer yang didistribusikan bebas, digunakan harga koefisien
langsung kepada 30 responden eterminasi (𝑟 2 ) dari hasil analisis
pegawai di Kantor Kecamatan Galela korelasi korelasi sederhana (korelasi
Kabupaten Halmahera Utara product moment) dengan langkah-
b. Wawancara, dengan menggunakan langkah analisis sebagai berikut :
interview guide (pedoman wawancara)
(1) Menghitung koefisien korelasi
digunakan untuk melengkapi data
digunakan rumus r-Pearson yang
primer

Jurnal Administrasi Publik


Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT
dimodifikasi oleh sudjana (1983), Tabel 1 Distribusi frekuensi skor variabel
Pengawasan (X1)
sebagai berikut :
Kelas f-
Kategori f-rel f-kum
𝑛∑𝑋𝑌 − ∑𝑋 (∑𝑌) Interval abs
𝑟= Rendah 17- 20 5 16.7 16.7
𝑛∑𝑋 2 − (∑𝑋)2 𝑛∑𝑌 2 − (∑𝑌)2
Sedang 21-24 13 43.3 60.0
(2) Untuk mengetahui derajad deterinasi Tinggi 25-29 12 40.0 100.0

(daya penentu) atau besarnya Jumlah 30 100

pengaruh dari variabel bebas


Distribusi tabel menunjukkan bahwa
terhadap variabel tak bebas,
sebaran skor variabel pengawasan
diperoleh dengan cara
berada pa kelas interval 21-24 dengan
mengkuadratkan harga/ nilai
jumlah frekuensi sebanyak 13
koefisien korelasi, yaitu((𝑟 2 ).
responden atau 43,3% dari 30
d. Untuk uji signifikan hubungan antara
responden. Realitas ini menunjukkan
variabel, maka nilai r-hitung langsung
bahwa hamper separuh dari responden
dikonsutasikan dengan nilai r-tabel
menyatakan bahwa penerapan fungsi
pada taraf uji 1% dengan dk = n.
pengawasan oleh pimpinan pada
HASIL DAN PEMBAHASAN Kantor Kecamatan Galela Kabupaten
1. Variabel Pengawasan Halmahera Utara berada pada kategori

Hasil analisis data menunjukkan “sedang” cenderung “tinggi”. Hal ini

bahwa variabel pengawasan (X) diindikasikan dengan skor rata-rata

mempunyai rentang skor teoritik variabel pengawasan mencapai 23.7

antara 8 – 40 dan rentang skor empiric atau sebesar ± 78.9 % dari skor

(R) anatara 17 – 29), dengan rata-rata maksimum teoritik sebesar 40

(M)=23,7 simpangan baku(SD) = 2. Variabel Disiplin kerja pegawai


4,46, median (me) = 24, dan modus Hasil analisis data menunjukkan
(Mo) =21. Dengan menggunakan kelas bahwa variabel Disiplin kerja pegawai
interval (bki) sebanyak 3 kelas dan 3 (Y) mempunyai rentang skor teoritik
kategori, dengan panjang interval (P) antara 8 – 40 dan rentang skor empiric
sebesar 4, maka selnjutnya dapat (R) antara 17 – 30), dengan rata-rata
disusun distribusi fekuensi skor (M)=25, simpangan baku(SD) = 3.86,
variabel Pengawasan (X1) median (me) = 25.5, dan modus (Mo)

Jurnal Administrasi Publik


Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT
=30. Dengan menggunakan kelas versi 12.0 for windows, diperoleh koefisien
interval (bki) sebanyak 3 kelas dan 3 korelasi (r) sebesar 0.788.
kategori, dengan panjang interval (P) Uji signifikansi dengan cara
sebesar 5, maka selanjutnya dapat mngkosultasi nilai koefisien korelasi hasil
disusun distribusi fekuensi skor penelitian (r-hitung) dengan nilai r-tabel,
variabel Pengawasan (X1). ternyata sangat signifikan pada taraf uji 1

Tabel 1 Distribusi frekuensi skor variabel %, dimana rhitung = 0.788 jau lebih besar
Disiplin kerja pegawai (Y) dari rtabel = 0.463 pada taraf signifikansi 1
Kelas f-
Kategori f-rel f-kum % dengan dk = 30. Jadi koefisi korelasi
Interval abs
sebesar 0. adalah sangat signifikansi dan
Rendah 17- 20 7 23.3 23.3
Sedang 22 - 26 13 43.3 66.7
dapat diberlakukan untuk populasi yang
Tinggi 27 - 31 10 33.3 100.0 berjumlah 30 orang dengan taraf kesalahan
Jumlah 30 100 1 %. Ini berari dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang positif dan
3. Distribusi tabel menunjukkan bahwa
signifikan sebesar 0.788 antara penerapan
sebaran skor variabel Disiplin kerja
fungsi pengawasan dengan disiplin kerja
pegawai berada pada kelas interval 22-
peawai, khususnya pada Kantor
26 dengan jumlah frekuensi sebanyak
Kecamatan Galela Kabupaten Halmahera
13 responden atau 43,3% dari 30
Utara.
responden. Hal ini mengindikasikan
Koefisien korelasi sebesar 0.788
bahwa Disiplin kerja pegawai. berada
tersebut kemudian dikuadratkan untuk
pada kategori “sedang” atau
mendapatkan harga koefisien determinasi
“menengah”.
atau koefisien penentu (𝑟 2 ) yaitu sebesar
B. PEMBAHASAN 0.620. hal ini bermakna bahwa variasi
Pengaruh Penerapan Fungsi yang terjadi pada variabel disiplin kerja
Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja
pegawai sebesar ± 62 % ditentukan oleh
Setelah dilakukan analisis dengan
variasi yang terjadi pada variabel
menerapkan rumus korelasi product
penerapan fungsi pengawasan terhadap
moment atau korelasi sederhana dari r-
disiplin kerja pegawai 62 %, sedangkan
Pearson dan dibantu dengan program SPSS
sisanya sebesar 38 % ditentukan oleh

Jurnal Administrasi Publik


Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT
faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam Unstandars
ized Standars
penelitian ini.
coefficients ized Sig
Model 1
Setelah diketahui adanya korelasi Std. coefficie .
positif antara penerapan fungsi B erro nts
r
pengawasan dengan disiplin kerja pegawai,
1 (consta 4.07 3.1 1.3 0.2
maka selanjutnya dilakukan analisis regresi nt) 3 26 0.788 03 03
sederhana untuk melihat kecenderungan X 0.88 0.1 6.7 0.0
4 31 62 00
pola hubungan fungsional antara kedua
variabel sekaligus menguji hipotesis Hasil uji statistic diatas menunjukkan
penelitian yang telah dikemukakan bahwa nilai koefisien regresi b, ternyata
sebelumnya. sangat siginfikan pada taraf uji 1
Dari hasil uji kergaman regresi %,sedangkan koefisien konstanta a tidak
sederhana, diperoleh rhitung = 45,722 signifika walaupun pada taraf uji 5%. Hal

ternyata jauh lebih besar bila disbanding ini mengindikasikan koefisien regresi

dengan rtabel = 7.64 pada taraf signifikansi menunjukkan signifikan bahwa baik uji

1 % dengan dk pembilang 1 dan dk model regresi maupun keberartian

penyebut 28. Hal ini ditafsirkan bahwa koefisien regresi menunjukkan signifikansi

variabel penerapan fungsi pengawasan pengaruh penerapan fungsi pengawasan

berpengaruh signifikan terhadap disiplin terhadap disiplin kerja pagawai.

kerja. Dengan demikia, hipotesis Hal ini berarti bahwa naik turunya

“penerapan fungsi pengawasan disiplin kerja pegawai karena pengaruh

berpengaruh positif dan signifikan penerapan fungsi pengawasan dapat

terhadap disiplin kerja pagawai pada diprediksi melalui persamaan regresi

kantor kecamatan Galela kabupaten tersebut. Persamaan Ý = 4.073 + 0.884(30)

Halmahera utara” secara empiric dapat = 30,59. Ternyata jika penerapan fungsi

diterima keberlakuannya pada tingkat pengawasan ditingkatkan hingga maksimal

kepercayaan 99%. (30), maka disiplin kerja pegawai akan

Untuk mengetahui keberartia naik dari rata-rata 25 menjadi 30,59.

koefisien regresi b dan kostanta a, Dengan demikian dapat dijelaskan lebih

digunakan statistic “t” lanjut bahwa apabila penerapan fungsi


pengawasan ditingkatkan sampai maksimal

Jurnal Administrasi Publik


Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT
(100%), maka disiplin kerja pegawai akan atau nyata terhadap disiplin kerja
mengalami peningkatan melebihi 100%. pegawai pada kantor kecamatan
Hal ini diindikasikan pula dengan harga Galela kabupaten Halmahera utara.
koefisien kostanta a yang hanya sebesar
2. SARAN
4.073, yag berarti bahwa tanpa
Berdasarkan keseluruhan hasi
diterapkannya fungsi pengawasan oleh temuan dalam penelitian ini, maka
pimpinan, maka disiplin kerja pegawai dipandang perlu untuk memberikan
hanya sebesar 4.073 atai 13.57%. beberapa saran, antara lain:
KESIMPULAN Dan SARAN 1. Untuk mendorong peningkatan
1. KESIMPULAN disiplin kerja pegawai, khususnya
Mengacu pada hasil-hasil penelitian pada kantor kecamatan Galela
sebagaimana telah diuraikan pada bagian kabupaten Halmahera utara, maka
sebelumnya, maka pada bagian ini akan camat perlu meningkatkan
dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai pengawasan, terutama
berikut : mengefektifkan istrumen pegawasan
melekat.
1. Hasil analisis data memperlihatkan
2. Diperlukan instrument ganjaran perlu
bahwa rata-rata penerapan fungsi
diefektifkan, baik pemeberian
pengawasan yang dilakukan oleh
penghargaan bagi pegawai yang
pimpinan, khususnya camat di kantor
berprestasi maupun pemberian
kecamatan Galela kabupaten
sanksi/hukuman bagi pegawai yang
Halmahera utara belum optimal.
melakukan pelanggaran disiplin.
Belum optimalnya penerapan fungsi
pengawasan oleh camat galela dan
DAFTAR PUSTAKA
ini merupakan efek negative dari Anonymous. 1980. Peraturan Pemerintah
ruang lingkup kewenangannya yang Nomor. 30 Tahun 1980 Tentang
terbatas sehingga memunculkan Peraturan Disiplin Pegawai Negeri
sikap keragu-raguan dalam Atmosudirdo, P. 1986. Dasar-dasar
mengambil tindakan. Administrasi Manajemen dan Office
2. Penerapan fungsi pengawasan oleh Management. Jakarta : Pustaka
camat berpengarh sangat signifikan Reptak Jantop.

Jurnal Administrasi Publik


Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT
Arikunto, S. 1986. Prosedur Penelitian. Sudjana. 1983. Teknik Analisis Regresi
Bina Aksara. Jakarta Dan Korelasi (bagi para
Dessler garry. 1987. Human Resource peneliti).Bandung :Tarsito
Management. Terjemahan: Benjamin ----------.1989. Metode Statistika, Edisi ke-
Molan. Manajemen Sumberdaya 6. Bandung:tarsito
Manusia. Jakarta: Prehallindo Terry George. 1961. Principles of
Gibson, john ivacevich, james h.donelly. Management. New York: Richard d.
1986. Organization, behavior, Irwin,inc.
structural and process. Teremahan: Wijono, Djoko. 1997. Manajemen
abdul rosyid. Jakarta : pustaka Kepemimpinan Dan Organisasi
pressindo Kesehatan. Surabaya : Airlangga
Hadi, S.1989. Metodologi Research. Jilid University Press.
III.Yogyakarta: Andi Offset Winardi, J. 2000. Perencanaan dan
Handoko, T. Hani. 1984. Manajemen. Pengawasan Dalam Bidang
Edisi kedua. Jakarta : gunung agung Manajemen. Bandung : Mandar
Koontz, Harold J And Cyril O’donnel. Maju.
1984. Management. Eight Edition. Inpres No.1 Tahun 1989 Pedoman
Mcgraw-Hill, Kogakusha,ltd. Pelaksanaan Pegawasan Melekat
Lembaga Administrasi Negara(LAN). Kepmen PAN NO.KEP/46/M.PAN/4/2004
2003. Sistem Administrasi Negara Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan
Kesatuan Republik Indonesia Melekat dalam Penyelenggaraan
(SANKRI). Jakarta: Sti Press. Pemerintah sebagai pengganti
Ndraha, t. 2003. Kybernology (Ilmu Kepmen PAN No. 93/Menpan/1989
Pemerintahan Baru). Jakarta: PT. tentang Petunjuk Pelaksanaan
Rineka cipta Pengawasan Melekat sebagaimana
Nitisemito,A , S. 1992. Manajemen telah diubah denga n Kepmen PAN
Personalia, Jakarta : Ghalia No.30 Tahun 1994
Indonesia

Jurnal Administrasi Publik


Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT

You might also like