Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine Max L. Merril) PADA GENERASI M
Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine Max L. Merril) PADA GENERASI M
SKRIPSI
Oleh :
RICI S. MANALU
040307033
BDP – PET
SKRIPSI
Oleh :
RICI S. MANALU
040307033
BDP – PET
Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing
Mengetahui,
Rici sandi manalu, lahir di P. Siantar pada tanggal 10 mei 1985. Anak
ke dua dari lima bersaudara dari pasangan bapak Alm T. Manalu dan ibu
T. Br. sirait
Tahun 2003 penulis lulus dari tingkat SMU dan pada tahun yang 2004
dan IMK ( ikatan mahasiswa katolik) dan menjadi asisten laboratorium Adaptasi
Kebun Pabatu, Tebing Tinggi dan tahun 2008 melaksanakan penelitian di lahan
Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Judul dari skripsi ini adalah ”Pengaruh radiasi sinar gamma terhadap
pertumbuhan dan produksi beberapa varietas kedelai ( Glicine max L.) pada
generasi M1”
Ibu Ir.Eva sartini bayu MP selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak
Ir. Isman Nuriadi selaku anggota yang telah banyak memberikan arahan dan
Prof.DR.Ir. Mugiono dan bapak prayetno selaku pemulia dari Badan Tenaga
Atom Nasional (BATAN) yang telah membantu penulis dalam meradiasi benih
kedelai yang digunakan untuk penelitian penulis serta arahan dan masukan dalam
penelitian yang dilakukan penulis. Terima kasih yang tulus dan sebesar-besarnya
juga penulis ucapkan kepada ayahku yang disurga dan ibunda tercinta, saudara
penulis yang tersayang (kakak ku lidia, dan adik adiku melki, junita, dan valentin)
atas segala doa, bantuan, perhatian, nasehat, dorongan, dan usaha kerja kerasnya
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada bang oy, goido (setia budi street),
liker, ipol, andar, couster 101 all stambuk atas segala inspirasinya seluruh teman-
teman BDP’04 yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak
itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi bidang
ilmu pengetahuan.
Penulis
Hal
ABSTRACK ........................................................................................................ i
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang .......................................................................................... 1
Tujuan penelitian....................................................................................... 3
Hipotesa Penelitian ................................................................................... 3
Kegunaan Penelitian ................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani tanaman.......................................................................................... 4
Syarat Tumbuh .......................................................................................... 6
Iklim .............................................................................................. 6
Tanah ............................................................................................. 6
Mutasi........................................................................................................ 7
Pengaruh Radiasi Sinar gamma ................................................................ 9
Varietas ..................................................................................................... 14
Heritabilitas ............................................................................................... 19
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 16
Bahan dan Alat .......................................................................................... 16
Metode Penelitian ..................................................................................... 16
Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 19
Penyinaran Benih .......................................................................... 20
Persiapan areal Pertanaman .......................................................... 20
Penanaman........ ........................................................................... 20
Pemupukan ................................................................................... 20
Pemeliharaan Tanaman ............................................................................. 20
Penyiraman.................................................................................... 21
Penyulaman ................................................................................... 21
Penjarangan ................................................................................... 21
Penyiangan .................................................................................... 21
Pengendalian hama dan penyakit .................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Hal
1. Rataan persentase perkecambahan ( %) pada perlakuan
2.Rataan tinggi tanaman (cm) pada perlakuan Radiasi dan Varietas .................. 25
3. Rataan jumlah cabang ( cabang) pada perlakuan Radiasi dan Varietas .......... 26
5. Rataan umur berbunga (hari) pada perlakuan Radiasi dan Varietas ............... 29
9. Rataan umur panen ( hari) pada perlakuan Radiasi dan Varietas ................... 34
10. Rataan produksi per sampel ( g) pada perlakuan Radiasi dan Varietas ........ 35
11. Rataan bobot 100 biji (g) pada perlakuan Radiasi dan Varietas ................... 36
Hal
1. Grafik pertumbuhan persentase perkecambahan (%) terhadap perlakuan
radiasi dan varietas .......................................................................................... 25
4.Histogram jumlah cabang ( cabang) pada perlakuan radiasi dan varietas ....... 28
5.Grafik jumlah cabang ( cabang) pada perlakuan radiasi dan varietas ............ 28
6.Histogaram jumlah buku (buah) pada perlakuan radiasi dan varietas ............. 30
8.Hitogaram umur berbunga (hari) pada perlakuan radiasi dan varietas ............ 31
9.Grafik umur berbunga (hari) pada perlakuan radiasi dan varietas ................... 32
11.Histogaram umur panen ( hari) pada perlakuan radiasi dan varietas ............. 34
12.Grafik umur panen ( hari) pada perlakuan radiasi dan varietas .................... 35
13.Histogram bobot 100 biji (g) pada perlakuan radiasi dan varietas................ 37
Hal
1. Bagan Lahan Penelitian .................................................................................. 53
18. Analisa Sidik Ragam jumlah polong per tanaman ( polong) ........................ 64
Latar Belakang
Kedelai merupakan salah satu bahan pangan yang paling penting selain
beras, karena hampir 90% digunakan sebagai pangan. Oleh karena itu, kedepan
tani kedelai. Syarat benih bermutu adalah murni dan diketahui nama varietasnya,
memiliki daya tumbuh yang tinggi (>85%)dan vigor yang baik untuk tumbuh dan
berkembang. (balai penelitian Kacang kacangan dan umbi umbian Malang, 2006).
Salah satu upaya yang dilakukan agar produksi kedelai tetap tinggi adalah
mendapatkan benih yang baik dan stabil dari karakter agronomi tanaman
sebelumnya dari pemulian mutasi kita bisa mendapatkan bentuk polong yang
terhadap hama dan penyakit dan stres abiotik yang terjadi pada lingkungan
sehingga meningkatkan jumlah produksi tanaman dan potensi hasil tanaman itu
sendiri. dengan dosis radiasi yang tepat sehingga terbentuk tanaman yang
dipasaran sangat di butuhkan bibit bibit unggul yang menghasilkan biji besar dan
memiliki kandungan protein yang tinggi untuk mendapatkan benih unggul itu
banyak teknik dilakukan dalam memodifikasi benih yaitu salah satunya adalah
teknik radiasi. Untuk itu ukuran benih adalah hal penting yang harus diperhatikan
pasar. para konsumsi sangat memperhatikan hal tersebut, seperti halnya yang
dilakukan di Iowa state University (ISU), banyak penelitian telah dilakuan dalam
memodifikasi benih baik benih ukuran besar maupun kecil. Dengan teknik ini
Dalam penelitian yang dilakukan dihasilkan benih yang besar yang dimanfaatkan
untuk kultivar baru dan benih yang kecil untuk kebutuhan masyarakat dan mampu
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun
RNA), baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf
kromosom. Mutasi terjadi pada frekwensi yang rendah dialam, biasanya lebih
mutasi. Hal ini ditunjukkan misalnya oleh variasi kandungan gizi atau morfologi
dan penampilan tanaman. Semakin besar variasi, seorang pemulia atau orang yang
bekerja merakit kultivar unggul, semakin besar peluang untuk memilih tanaman
atau tanaman yang mengalami mutasi dengan sifat sifat yang diharapkan setelah
Mutasi induksi dapat menggunakan mutagen fisik, yaitu sinar gamma yang
berasal dari Cobalt 60, karena mudah diaplikasikan dan menghasilkan frekuensi
mutasi yang tinggi. Pemuliaan mutasi adalah salah satu metode yang sudah
(http://puslit.mercubuana.ac.id/file/4-ITA-ALIZAR-FTSP.pdf, 2009)
(ionizing radiation) yang dapat melepas energi (ionisasi), begitu melewati atau
radiasi beta, neutrons, dan partikel dari akselerator sudah umum digunakan dalam
akan terjadi dalam jaringan dan dapat menyebabkan perubahan pada jaringan itu
sendiri Perubahan yang ditimbulkan pada tingkat genom, kromosom, dan DNA
mengatakan bahwa mutasi dari radiasi sifatnya tidak bisa ditentukan, artinya
untuk merubah sifat tidak ada patokan dosis yang tepat. Penelitian yang pernah
dilakukan untuk tanaman kedelai dengan menggunakan sinar gamma adalah dosis
mati.
teknik radisi sinar gamma menunjukkan adanya nomor kedelai yang berpotensi
memiliki daya hasil lebih tinggi, metode ini telah berhasil meningkatkan
Tujuan Penelitian
Hipotesa penelitian
tanaman kedelai
3. Diduga ada interaksi sinar gamma dan varietas terhadap pertumbuhan dan
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Polypetales
Family : Leguminosae
Genus : Glycine
pada kedalaman 10 sampai 15 cm, jika ada bakteri Rhizobium japonicum akan
Batang kedelai berasal dari poros janin. Bagian terpenting dari proses janin
ialah hipokotil dan bakal akar, yang merupakan sebagai dari poros hipokotil akar.
vegetatif, titik tumbuh dari epikotil membentuk primordial daun dan kuncup
diantara kedua kotiledon, jaringan batang dan daun terbentuk dari pertumbuhan
ordo pertama dari batang utama. Jumlah buku dan ruas yang membentuk batang
utama tergantung dari reaksi genetipa terhadap panjangnya hari dan dari tipe
Apabila kultivar tipe interminat yang sesuai untuk daerah hari pendek ditanam
didaerah berhari panjang maka tanaman cenderung merambat dan batang dapat
daunn panjang terutama untuk daun-daun yang berada dibagian bawah, anak daun
bundar telur sampai bentuk lanset (3-10) cm x (2-6) cm, pinggirannya rata,
alat kelamin jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat masih tetutup
kedelai dapat berwarna ungu atau putih. Tangkai bunga yang tumbuh dari ketiak
berkembang menjadi bunga. Jumlah bunga yang terbentuk pada ketiak daun amat
beragam. Saat bunga terbuka penuh merupakan saat pembuahan atau mungkin
satu hari setelah pembuahan (Hidajat, 1985 dalam Somaatmadja, dkk, 1985).
buah biji. Polong kedelai berbentuk rata atau agak melengkung dan panjangnya
berkisar antara 2 cm hingga 7 cm. Polong muda berwarna hijau dan ditumbuhi
trikhoma. Warna polong matang beragam antara kuning hingga kuning kelabu,
cokelat atau hitam. Warna polong disebakan oleh adanya pigmen karotin dan
santofil, oleh warna trikhona dan oleh ada atau tidaknya pigmen antosiani
Iklim
dan sub tropis. Sebagian barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila
cocok bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada
jagung. Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di darah yang memiliki curah hujan
dikehendaki antara 21-24 oC, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan
tanaman kedelai antara 23-27 oC. Pada proses perkecambahan benih kedelai
o
memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 C.
(http://warintek.ristek.go.idpertanian/kedelai.pdf, 2008).
Perkecambahan optimal terjadi pada suhu 30oC. Pada lingkungan yang optimal,
biji kedelai berkecambah setelah 4 hari tanam, sedangkan pada suhu sekitar 10oC
terjadi pada suhu 29,4oC dan menurun bila suhu lebih rendah.Pada tanaman
kedelai, radiasi matahari optimum untuk fotosintesis maksimal adalah sebesar 0,3-
Tanah
Tetapi air tetap tersedia, kedelai tidak menuntun struktur tanah yang khusus
dan agak asam pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air
yang akar menyebabkan busuknya akar. Kedelai juga membutuhkan tanah yang
kaya akan humus atau bahan organik. Toleransi keasaman tanah sebagai syarat
tumbuh bagi kedelai adalah pH 5,8-7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai dapat
topograpi tanahanya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras atau tanggul.
Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl
(http://warintek.ristek.go.idpertanian/kedelai.pdf, 2008).
Mutasi
Mutasi adalah perubahan pada materi genetik suatu makhluk yang terjadi
secara tiba-tiba, acak, dan merupakan dasar bagi sumber variasi organisma hidup
yang bersifat terwariskan (heritable). Mutasi dapat terjadi secara sepontan di alam
(spontaneous mutation) dan dapat juga terjadi melalui induksi (induced mutation).
Secara mendasar tidak terdapat perbedaan antara mutasi yang terjadi secara alami
dan mutasi hasil induksi. Keduanya dapat menimbulkan variasi genetik untuk
dijadikan dasar seleksi tanaman, baik seleksi secara alami (evolusi) maupun
induksi dapat dilakukan pada tanaman dengan perlakuan bahan mutagen tertentu
terhadap organ reproduksi tanaman seperti biji, stek batang, serbuk sari, akar
secara sangat lambat maka percepatan, frekuensi dan spektrum mutasi tanaman
dapat diinduksi dengan perlakuan bahan mutagen tertentu. Pada umumnya bahan
mutagen bersifat radioaktif dan memiliki energi tinggi yang berasal dari hasil
disebut DNA (RNA dalam kasus beberapa virus). Empat nukliotida yang berbeda
terdiri dari basa purine (adenine dan gaunine) dan pyrimidine (thymine dan
basa dalam struktur DNA. Perubahan yang terjadi disebut mutasi gen yang
Microlesions adalah mutasi dimana terjadi substitusi pasangan basa, transisi atau
pasangan basa. Mutasi microlesions sering juga disebut mutasi titik pada tanaman
besarnya dosis radiasi . dosis radiasi di ukur dalam satuan gray (Gy). 1 Gy sama
dengan 0,10 krad yakni J energi per kilogram iradiasi yang dihasilkan. Dosi
radiasi di bagi tiga yaitu tinggi (<10 k Gy), sedang (1-10 k Gy), dan rendah (< 1k
Gy).perlakuan dosis tinggi akan mematikan bahan yang akan di mutasi atau akan
(perubahan) dari individu asalnya dan bersifat baka (turun-temurun). Mutasi dapat
terjadi secara alamiah, tetapi frekuensinya sangat rendah, yaitu 10-6 pada setiap
bagian-bagian tanaman baik bentuk maupun warnanya juga perubahan pada sifat-
dimutasi. Hal itu ditunjukkan misalnya oleh variasi kandungan gizi atau morfologi
dan penampilan tanaman. Semakin besar variasi, seorang pemulia semakin besar
peluang untuk memilih tanaman yang dikehendaki. Melalui tehnik ini tanaman
yang diradiasi dapat menghasilkan mutan atau tanaman yang mengalami mutasi
eksitasi atau ionisasi dalam suatu atom atau molekul pada tingkat energi yang
lebih tinggi tanpa pengusiran elektron. Jika radiasi memiliki cukup energi untuk
mengusir satu atau lebih elektron orbital dari atom atau molekul disebut ionisasi
radiasi menghasilkan kerusakan pada sel yang secara lebih mendetail berupa
kerusakan DNA yang merupakan sasaran utama pajanan radiasi. Ketika suatu
bentuk radiasi, baik sinar-X, gamma atau partikel bermuatan maupun tidak
bermuatan mengenai atau berada dalam suatu jaringan tubuh organisme, maka ada
kemungkinan akan berinteraksi langsung dengan sel atau sub seluler dengan
sasaran kritis dalam sel seperti inti sel yang mengandung kromosom. Atom dalam
sasaran dapat tereksitasi atau terionisasi dan akan memulai serangkaian kejadian
Radiasi juga dapat berinteraksi dengan atom atau molekul lain dalam sel
(terutama air) untuk menghasilkan radikal bebas yang dapat erdifusi lebih jauh
untuk mencapai dan melukai sasaran kritik dalam sel . Semua perubahan yang
terjadi akibat interaksinya dengan radiasi pengion dalam materi biologik dapat
(http://digilib.batan.go.id/e- PTAPB%20Juli%202006/Zubaidah%20I%2087-94)
beberapa karakter khusus dari suatu kultivar/galur, (2) untuk membentuk penanda
morfologi (warna, rambut, braktea, dan lain-lain) sebagai identitas pada galur-
galur harapan, (3) untuk membentuk galur mandul jantan yang berguna bagi
semasa pembahagian seldan oleh ledakan kepada ultra ungu atau radiasi mengion,
mutagen kimia, atau virus biologi atau boleh berlaku secara sengaja dibawah
mutation) yang boleh diwarisi dan mutasi somatik. Mutasi menghasilkan kelainan
dalam kolam gen dan mutasi yang tidak di ingini (melemahkan) akan disingkirkan
dari kolam gen melalui pilihan semulajadi, sementara yang lebih baik (membawa
limfosit secara drastis sehingga perkiraan dosisnya kurang tepat. Hal ini dapat
diatasi dengan penggunaan teknik PCC. Masalah lain muncul yakni perlunya
memperoleh informasi dosis dalam waktu yang dapat diterima. Hal ini selain
dapat diatasi dengan teknik PCC, juga dapat diatasi dengan uji mekronuklei
Adalah merupakan hal yang penting untuk menetapkan dosis serap sebelum
Mutasi tidak dapat diamati pada generasi M1, kecuali yang termutasi
adalah gamet haploid. Adanya mutasi dapat ditentukan pada generasi M2 dan
seterusnya. Semakin tinggi dosis, maka semakin banyak terjadi mutasi dan makin
banyak pula kerusakannya. Hubungan antara tinggi bibit dan kemampuan hidup
berupa translokasi, inversi, duplikasi dan defisiensi. Kromosom terdiri dari gen-
gen yang bertanggung jawab atas pengendalian sifat-sifat yang diturunkan dari
bergabung kembali dengan cara baru. Patahan kromosom yang satu berpindah
atau bertukar pada kromosom yang lain, sehingga terbentuk kromosom baru yang
telah beradaptasi baik tanpa terjadi perubahan yang besar dalam susunan
genotipnya. Mutan tersebut selanjutnya digunakan sebagai tetua dari kultivar asal.
Sebagai contoh ; kultivar padi dengan daya hasil tinggi telah dikembangkan di
Filipina dengan dengan ciri-ciri batang pendek dan kokoh hasil mutasi spontan
klorophil telah dipengaruhi), maka tingkat mutasi (mutatiton rate) pada mutasi
induksi jauh lebih besar, yaitu diantara 10.000 buah tanaman pada satu keturunan
banyak akibat jelek (mutan klorofil, tanaman cacat, tidak dapat hidup terus,
pemulia tanaman dalam hal mencari pengaruh yang menguntungkan. Cara normal
bagi seorang pemulia tanaman yaitu mengirimkan satu kantong biji ke institut
nuklir minta agar biji diperlakukan, ditumbuhkan dan dicari mutasinya. Orang-
orang tersebut sering kecewa apabila mutan yang bermanfaat tidak timbul,
kira 500.000 bibit dari biji yang diradiasi. Dengan jarak tanam 3 x 1.5 kaki (90 x
45 cm) untuk tiap tanaman dia dapat memindahkan 10.000/acre, yaitu 50 acres
karena kerusakan kromosom dan juga bagian sel diluar kromosom akibat
pengaruh yang baik dibidang pertanian. Dengan perlakuan dosis radiasi sinar
gamma yang tepat akan diperoleh tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul
seperti hasil yang tinggi, umur panen yang singkat dan tahan terhadap serangan
Perlakuan dengan mutasi fisik atau kimia dapat dibedakan menjadi 4 efek
dan kerusakan sel diluar kromosom. Kedua kerusakan tersebut sukar dibedakan
karena keduanya terjadi pada generasi M1 sebagai akibat dari perlakuan mutagen.
Besarnya kerusakan fisiologis tergantung pada besarnya dosis yang digunakan dan
semakin tinggi dosis yang digunakan makin tinggi kerusakan fisiologis yang
metabolisme sel karena adanya gangguan sintesa RNA sehingga sintesis enzim
tinggi. Namun hal ini bisa juga disebabkan oleh faktor lain yaitu, akibat DNA
tumbuh dalam jumlah besar. Hormon itu menekan pertumbuhan cabang dan daun
rumah kaca, atau dapat langsung dikebun percobaan. Analisis pada tanaman hasil
radiasi (mutan) dapat diarahkan atau dibandingkan dengan tanaman kontrol pada
sifat-sifat yang dikehendaki seperti sifat genetik, morfologi, sifat agronomi (hasil
Varietas
Varietas adalah kelompok tanaman dalam jenis atau spesies tertentu yang
dapat dibedakan dari kelompok lain berdasarkan suatu sifat atau sifat-sifat tertentu
(Nurhayati, 2005).
tertentu, misalnya umur panen, produksi per hektar, daya tahan terhadap hama dan
produksi, umur produksi, maupun daya tahan terhadap hama dan penyakit
tidak rumit karena hanya mengganti varietas kedelai dengan varietas yang lebih
Tersedianya varietas unggul yang beragam sangat penting artinya guna menjadi
banyak pilihan bagi petani baik untuk pergiliran varietas antar musim, mencegah
dan penyakit, dan menjadi pilihan petani sesuai kondisi lahan. Pengenalan atau
identifikasi varietas unggul adalah suatu teknik untuk menentukan apakah yang
genotif. Respon genotif terhadap faktor lingkungan ini biasanya terlihat dalam
mereka berada pada lingkungan yang sesuai, dan sebaliknya tidak ada pengaruh
perbedaan gen yang dibawa oleh individu yang berlainan dan terhadap variabilitas
Heritabilitas
Salah satu sifat yang paling penting dari suatu karakter yang tumbuh
(tumbuhan) adalah heritabilitas. Hal ini menunjukkan seperti yang telah kita lihat
proporsi dari jumlah perbedaan yang diakibatkan oleh efek dari gen rata-rata dan
inilah yang menentukan tingkat derajat kemiripan diantara famili. Hanya nilai
fenotip dari suatu individu yang dapat langsung diukur, tetapi nilai
h = Vg / (Vg + Ve).
Heritabilitas dalam arti yang luas adalah semua aksi gen termasuk sifat dominan,
aditif, dan epistasis. Nilai heritabilitas secara teoritis berkisar dari 0 sampai 1.
Nilai 0 ialah bila seluruh variasi yang terjadi disebabkan oleh faktor lingkungan,
sedangkan nilai 1 ialah bila seluruh variasi disebabkan oleh faktor genetik. Yang
misalnya dalam hasil, tinggi tanaman, ketahanan terhadap lingkungan dan sifat-
sifat lain. Jika dilakukan seleksi secara acak dari dua tanaman dalam suatu
populasi dan diukur hasilnya maka terdapat perbedaan diantara kedua tanaman
tersebut yang diakibatkan oleh sebahagian pengaruh genetik dan sebahagian lagi
keragaman yang disebabkan oleh faktor genetis terhadap keragaman penotip dari
suatu populasi. Keragaman dari suatu populasi disebabkan oleh faktor genetis
penelitian ini dilaksanakan pada bulan september 2008 sampai desember 2008.
Bahan yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah benih kedelai, varietas
seulawah, varietas kerinci, Varietas baluran, sebagai objek yang diamati, tanah top
soil, kompos sebagai media tanam, pupuk urea, TSP dan KCL, insektisida decis
2,5EC, fungisida dithne M-4,5 dan bahan bahan lain yang mendukung
Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, parang,
buku tulis, kalkulator, penggaris, leaf color chart, serta alat alat lain yang
Metode Penelitian
1. faktor yang di teliti sebagai petak utama (Main Plot) adalah dosis
R1 = 20 krad
R2 = 30 krad
V1 = Kerinci
V2 = Seulawah
V3 = Baluran
Kombinsi peralakuan :
R0 V1 R0 V2 R0 V3
R1 V1 R1 V2 R0 V3
R2 V1 R2 V2 R0 V3
Ukuran plot : 70 x 50
Jarak tanam : 25 cm x 25 cm
Dimana :
µ = Nilai tengah
(αβ) jk = Pengaruh interaksi antara main plot ke- j dengn sub plot ke- k
jika dari hasil penelitian berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji
Heritabilitas
σ 2G
h = 2
2
σ P
σ2 P = σ2G + σ2E
σ 2G
h2 =
σ 2G + σ 2 E
dimana :
h2 = heritabilitas
σ2 G = varians genotipe
σ2 P = varians penotipe
σ2 E = varians lingkungan
Penyinaran benih
cell 220 kemudian pintu gamma cell di tutup. Dengan menggunakan saklar yang
terdapat di sebelah kanan alat iradiator tersebut, alat di hidupkan (switch on).
Bagian alat yang berada diatas alat iradiator ( yang berisi bahan untuk di radiasi)
turun ke bawah, setelah selesai alat dihentikan dan benih yang di radiasi dlam
wadah iradiator kan naik ke atas. Lamanya radisi tergantung dari besarnya dosis
yang digunakan untuk meradiasi dan laju dosis, makin besar dosis radiasi, makin
lama dosis di hidupkan. Dosis radiasi sinar gamma untuk tanaman kedelai.
Persiapan Lahan
yang tumbuh pada areal tersebut. Kemudian dibuat plot percobaan dengan ukuran
70cm x 50 cm. Dibuat parit drainase dengan jarak antar plot 30 cm dan jarak antar
ulangan 50 cm.
Penanaman
sebanyak dua butir perlubang kemudian ditutup dengan tanah atau kompos.
anjuran dalam bentuk 100 kg/ha Urea ( 0.06g/tan), 200 kg/ha TSP (0.12g/tan)dan
dilakukan dengan 2 tahap yaitu pada saat awal penanaman sebanyak setengah
dosis anjuran dan setengah dosis lagi pada saat tanaman berumur 30 hari setelah
tanam ( HST), sedangkan untuk pupuk TSP dan KCL dilakukan saat penanaman.
Pemeliharaan
Penyiraman
dilakukan pagi atau sore hari. Apabila terjadi hujan maka tanaman tidak perlu
disiram.
Penyulaman
tanaman cadangan yang masih hidup. Penyulaman dilakukan pada saat tanaman
Penjarangan
satu pada setiap lobang tanam dengan mencabut tanaman tersebut. Penjarangan
dengan penyemprotan fungisida Dithane M-45 dengan dosis 1 cc/liter air. Masing-
Pemanenan
daun telah menguning dan gugur, polong telah terisi penuh, umur tanaman 90-95
hari.
Pengamatan Parameter
yang tumbuh dengan jumlah contoh benih yang diuji. Persentase perkecambahan
Jumlah cabang pada batang utama dihitung pada saat stadia vegetatipe –
stadia matang penuh atau panen (V1-R8). Cabang yang dihitung adalah cabang
Jumlah buku per tanaman dihitung pada saat stadia vegetatipe – stadia
matang penuh atau panen (V1-R8). Buku yang dihitung adalah buku yang terdapat
Umur berbunga dihitung saat bunga pertama sudah muncul dalam satu
tanaman.
dipanen.
Di hitung jumlah polong hampa tiap tanaman, yaitu polong yang tidak
berisi biji, pada saat tanaman telah matang penuh, dihitung setelah panen.
polong telah mencapai warna polong matang ± 95% yang ditandai dengan warna
analitik.
perlakuan.
Penghambatan Pembungaan
radiasi.
perubahan daun yang diamati adalah bentuk fisik daun akibat pengaruh mutasi.
Hasil
Dari hasil sidik ragam diketahui bahwa varietas berbeda nyata terhadap
parameter tinggi tanaman 2 mst, tinggi tanaman 4 mst, tinggi tanaman 6mst,
tinggi tanaman 8 mst, jumlah buku 8 mst, umur berbunga, bobot 100 biji, umur
panen, jumlah polong per tanaman, dan tidak berbeda nyata terhadap jumlah
buku 2 mst, polong hampa, dan persentase perkecambahan. Radiasi berbeda nyata
terhadap parameter tinggi tanaman 4 mst, tinggi tanaman 6 mst, tinggi tanaman 8
mst, jumlah buku 4 mst, jumlah buku 6 mst, jumlah buku 8 mst, persentase
perkecambahan, umur berbunga, umur panen, jumlah cabang dan tidak berbeda
nyata terhadap parameter tinggi tanaman 2 mst, jumlah buku 2 mst, bobot 100
biji, jumlah polong per tanaman dan polong hampa sedangkan interaksi antara
Dari hasil sidik ragam dapat diketahui bahwa radiasi berbeda nyata
tertinggi pada perlakuan dosis radiasi terdapat pada R0 (98.14) dan terendah pada
R2 (79.60).
120,00
100,00
% Perkecambahan
80,00
60,00
40,00
20,00
0,00
R0 R1 R2
Radiasi
Tinggi Tanaman
Dari hasil sidik ragam dapat diketahui bahwa varietas berbeda nyata
terhadap tinggi tanaman pada 2 mst, 4 mst, 6 mst, 8 mst , sedangkan radiasi
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 4 mst, 6 mst dan 8 mst.
Rataan tinggi tanaman dari perlakuan verietas dan radiasi dapat dilihat
Radiasi
R0 = kontrol 11,34 32,07 a 59,57 a 77,68 a
R1= 20 krad 10,94 26,08 b 47,14 b 65,64 b
R2 = 30 krad 10,18 24,92 b 46,38 b 65,74 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata menurut Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5 %
V3 (57,31 cm).
90,00
80,00
70,00
tinggi tanaman
60,00
50,00
40,00
V1 = kerinci
30,00 V2 = seulawah
20,00 V3 = baluran
10,00
0,00
2 4 6 8
minggu setelah tanam (MST)
perlakuan dosis radiasi terdapat pada R0 (77,68 cm) dan terendah pada R1 (65,64
cm).
100,00
80,00
tinggi tanaman
R0
60,00
R1
40,00
R2
20,00
0,00
2 4 6 8
minggu setelah tanam (MST)
Dari hasil sidik ragam diketahui bahwa varietas dan radiasi berbeda nyata
terhadap jumlah cabang, sedangkan interaksi antara keduanya tidak berbeda nyata.
Rataan jumlah cabang dari perlakuan varietas dan radiasi dapat dilihat
25,00
20,00
jumlah cabang
15,00
10,00
5,00
0,00
V1 V2 V3
varietas
perlakuan dosis radiasi terdapat pada R2 (20.67) dan terendah pada R0 (14.39).
25,00
jumlah cabang (cm)
20,00
15,00
10,00
5,00
0,00
R0 R1 R2
varietas
Dari hasil sidik ragam dapat diketahui bahwa varietas berbeda nyata
terhadap jumlah buku pada 4 mst, 8 mst , dan radiasi berpengaruh nyata
terhadap jumlah buku pada 4 mst, 6 mst dan 8 mst. Sedangkan interaksi antara
Rataan jumlah buku dari perlakuan verietas dan radiasi dapat dilihat pada
tabel berikut.
Radiasi
R0 = kontrol 1,94 7,33 a 13,56 a 16,06 a
R1= 20 krad 1,83 5,44 b 11,28 b 13,78 b
R2 = 30 krad 1,72 5,50 a 11,11 b 14,17 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata menurut Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5 %
V3 (12,50).
V1= kerinci
10,00
V2= seulawah
8,00
V3= baluran
6,00
4,00
2,00
0,00
2 4 6 8
minggu setelah tanam (MST)
Dari tabel 4. diketahui bahwa rataan jumlah buku tertinggi pada perlakuan
Grafik pertumbuhan jumlah buku pada beberapa dosis radiasi dapat dilihat
18,00
16,00
14,00
jumlah buku
Dari hasil sidik ragam diketahui bahwa varietas dan radiasi berbeda nyata
nyata.
Rataan umur berbunga dari perlakuan varietas dan radiasi dapat dilihat
25,00
20,00
umur berbunga (hari)
15,00
10,00
5,00
0,00
V1 V2 V3
varietas
perlakuan dosis radiasi terdapat pada R2 (20,00) dan terendah pada R0 (17,67).
30,00
25,00
umur berbunga
20,00
15,00
10,00
5,00
0,00
R0 R1 R2
radiasi
Dari hasil sidik ragam dapat diketahui bahwa varietas berbeda nyata
terhadap jumlah polong per tanaman sedangkan radiasi dan interaksi antara
Rataan jumlah polong per tanaman dari perlakuan varietas dan radiasi
Tabel 6. Rataan jumlah polong per tanaman Pada Perlakuan Varietas dan
radiasi
Dosis radiasi
Perlakuan
R0 R1 R2 Total Rataan
V1 = kerinci 179.6 185.33 201.50 566.50 188.83a
V2 = seulawah 271.50 211.33 194,00 676.83 225.61a
V3 = baluran 113.33 94.67 108.83 316.83 105.61b
Total 564.50 491.33 504.33 1560.17
Rataan 188.17 163.78 168.11
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata menurut Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5 %
pada perlakuan varietas terdapat pada V2 (225.61) dan terendah pada V3 (105.61).
dari tabel 6. diketahui bahwa rataan jumlah polong per tanaman tertinggi pada
perlakuan dosis radiasi terdapat pada R0 (188.17) dan terendah pada R1 (163.78)
250,00
jumlah polong per tanaman
200,00
150,00
100,00
50,00
0,00
V1 V2 V3
varietas
Gambar 10. Histogram jumlah polong per tanaman Pada Beberapa Varietas
kedelai
Dari hasil sidik ragam dapat diketahui bahwa varietas dan radiasi serta
Rataan jumlah polong hampa dari perlakuan varietas dan radiasi pada tabel
berikut.
Tabel 7. Rataan jumlah polong hampa Pada Perlakuan Varietas dan radiasi
Dosis radiasi
Perlakuan
R0 R1 R2 Total Rataan
V1 = kerinci 4,50 13,00 15,00 32,50 10,83
V2 = seulawah 5,00 8,50 24,00 37,50 12,50
V3 = baluran 10,00 4,00 9,00 23,00 7,67
Total 19,50 25,50 48,00 93,00
Rataan 6,50 8,50 16,00
perlakuan varietas terdapat pada V2 (12,50) dan terendah pada V3 (7,67). dari
tabel 7. diketahui bahwa rataan jumlah polong hampa tertinggi pada perlakuan
Dari hasil sidik ragam diketahui bahwa varietas dan radiasi berbeda nyata
terhadap umur panen, sedangkan interaksi antara keduanya tidak berbeda nyata.
Rataan umur panen dari perlakuan varietas dan radiasi dapat dilihat pada
tabel berikut.
Histogram umur panen pada beberapa varietas kedelai dapat dilihat pada
gambar berikut.
umur panen
10,00
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
V1 V2 V3
varietas
Dari tabel 8. diketahui bahwa rataan umur panen tertinggi pada perlakuan
dosis radiasi terdapat pada R2 (14.11) dan terendah pada R0 (12.44). Grafik
pertumbuhan umur panen pada beberapa dosis radiasi dapat dilihat pada gambar
berikut.
50,00
45,00
40,00
35,00
umur panen
30,00
25,00
20,00
15,00
10,00
5,00
0,00
R0 R1 R2
varietas
Dari hasil sidik ragam dapat diketahui bahwa varietas dan radiasi serta
Rataan jumlah produksi per sample dari perlakuan varietas dan radiasi
Dari tabel 9. diketahui bahwa rataan jumlah produksi per sampel tertinggi
pada perlakuan varietas terdapat pada V2 (47.27) dan terendah pada V3 (36.19)
dari tabel 9. diketahui bahwa rataan jumlah polong hampa tertinggi pada
perlakuan dosis radiasi terdapat pada R0 (46.58) dan terendah pada R2 (39.26).
Dari hasil sidik ragam dapat diketahui bahwa varietas berbeda nyata
terhadap bobot 100 biji sedangkan radiasi dan interaksi antara keduanya tidak
Rataan bobot 100 biji dari perlakuan varietas dan radiasi pada tabel
berikut.
Tabel 10. Rataan bobot 100 biji Perlakuan Varietas dan Radiasi
Dosis radiasi
Perlakuan
R0 R1 R2 Total Rataan
V1 = kerinci 12.22 12.57 12.95 37.73 12.58b
V2 = seulawah 9.17 12.27 11.35 32.78 10.93b
V3 = baluran 18.67 25.43 17.73 61.83 20.61a
Total 40.05 50.27 42.03 132.35
Rataan 13.35 16.76 14.01
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata menurut Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5 %
Dari tabel 10. diketahui bahwa rataan bobot 100 biji tertinggi pada
perlakuan varietas terdapat pada V3 (20.61) dan terendah pada V2 (10.93). dari
Histogram bobot 100 biji pada beberapa varietas kedelai dilihat pada
gambar berikut
25,00
20,00
bobot 100 biji
15,00
10,00
5,00
0,00
V1 V2 V3
varietas
Gambar 13. Histogram bobot 100 biji Pada Beberapa Varietas kedelai
Penghambatan Pembungaan
Dari data umur berbunga dan pengamatan secara visual dapat dilihat
Dari hasil pengamatan secara visual dapat diketahui bahwa radiasi berbeda
nyata terhadap perubahan warna daun, dari hasil pengamatan secara visual dengan
I ket
R0V3 Hijau muda kekuning kuningan, bercak kuning 3
R2V3 hijau muda 2
R1V3 Hijau muda bercak kuning 3
R0V2 Hijau muda 2
R1V2 Hijau muda kekuning kuningan, bercak kuning 3
R2V1 Hijau muda 2
R0V1 Hijau muda 2
R1V1 Hijau muda kekuning kuningan, bercak kuning 3
R2V2 Hijau muda kekuning kuningan, bercak kuning 3
KOMBINASI Blok II
I ket
R1V1 Hijau muda kekuning kuningan, bercak kuning 3
R2V2 Hijau muda 2
R1V2 Hijau muda kekuning kuningan, bercak kuning 3
R0V1 Hijau muda 2
R2V3 Hijau muda kekuning kuningan, bercak kuning 3
R0V2 Hijau muda 2
R2V1 Hijau muda kekuning kuningan, bercak kuning 3
R1V3 Hijau muda 2
R0V3 Hijau muda 2
I ket
R1V3 Hijau muda 2
R0V3 Hijau muda kekuning kuningan, bercak kuning 3
R2V1 Hijau muda kekuning kuningan, bercak kuning 3
R1V1 Hijau muda 2
R0V2 Hijau muda 2
R2V3 Hijau muda kekuning kuningan, bercak kuning 3
R1V2 Hijau muda 2
R2V2 Hijau muda kekuning kuningan, bercak kuning 3
R0V1 Hijau muda 2
KOMBINASI Blok II
I ket
R1V1 Hijau muda 2
R2V2 Hijau tua kekuning kuningan bercak kuning 4
R1V2 Hijau tua kekuning kuningan, bercak kuning 4
R0V1 Hijau tua 5
R2V3 Hijau tua 5
R0V2 hijau tua bercak kuning/ kekuning kuningan 4
R2V1 Hijau muda 2
R1V3 Hijau muda 2
R0V3 Hijau tua 5
KOMBINASI Blok II
2.Hijau muda
3.Hijau muda bercak kuning
4.Hijau tua bercak kuning/kekuning-kuningan
5.Hijau tua
Heritabilitas
dievaluasi. Nilai duga heritabilitas (h2) dapat dilihat pada Tabel 12. Nilai
Keterangan :
r = rendah
s = sedang
t = tinggi
Pembahasan
Dari hasil analisis data secara statistik diperoleh bahwa perlakuan radiasi
4 mst, tinggi tanaman 6 mst, tinggi tanaman 8 mst, jumlah buku 4 mst, jumlah
buku 6 mst, jumlah buku 8 mst, umur berbunga, umur panen, dan jumlah cabang.
metabolisme sel, semakin tinggi tingkat radiasi maka semakin tinggi tingkat
tampak utuh dan baik dan setelah di radiasi terlihat pengerutan dan semakin kecil
yang diakibatkan oleh radiasi, hal ini terlihat dengan jelas dari perlakuan R2= 30
Semakin tinggi dosis radisi yang diberikan, maka semakin banyak terjadi mutasi
dan makin banyak pula kerusakannya (seperti tingkat kehampaan yang tinggi).
terjadi sekaligus sesuai dengan meningkatnya dosis. Benih masih ada yang
tumbuh meskipun dosis radiasi yang diberikan semakin meningkat. Hal ini
menunjukkan bahwa suatu molekul atau sel mempunyai kepekaan yang berbeda
terhadap mutagen. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mugiono (2001) yang
menyatakan bahwa jika radiasi terjadi pada bagian molekul atau sel yang peka
maka molekul atau sel tersebut akan rusak atau mati. Sebaliknya, apabila yang
terkena radiasi adalah molekul atau sel yang tidak peka, maka molekul atau sel
nyata dengan radasi 4 mst 6 mst dan 8 mst dari data diatas dapat dilihat dari ( tabel 2)
bahwa semakin tinggi dosis radiasi yang diberikan maka dapat merusak dan
menghambat pertumbuhan pada tanaman hal ini sesuai dengan literatur Mugiono
Pemisahan kedua penyebab tersebut sulit dilakukan, karena keduanya terjadi pada
fisiologis tergantung pada besarnya dosis yang digunakan dan semakin tinggi
dosis yang digunakan maka semakin tinggi kerusakan fisiologis yang timbul.
perlakuan radiasi 4 mst 6 mst dan 8 mst, semakin tinggi dosis radiasi yang di
berikan pada tanaman maka semakin rendah pula jumlah buku pada tanaman hal
ini sesuai Hal ini sesuai dengan pernyataan Nurtjahyo, dkk (1975) yang
genetis, fisiologis dan morfologis pada tanaman hasil mutan Dosis radiasi yang
umur berbunga, jumlah cabang dan umur panen. Dimana semakin tinggi dosis
radiasi maka umur berbunga dan umur panen semakin lambat dan jumlah cabang
semakin sedikit ataupun berkurang. Penggunaan energi seperti sinar gamma pada
perlakuan dosis radiasi sinar gamma yang tepat akan diperoleh tanaman yang
memiliki sifat-sifat unggul seperti hasil yang tinggi, umur panen yang singkat dan
tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Tetapi kenyataan yang ditimbulkan
sifatnya ’gambling’, artinya tidak pasti karena dapat bersifat positif (sifat unggul)
dan ada yang bersifat negatif (sifat yang tidak diinginkan) (Mugiono, 2001).
kerusakannya juga semakin tinggi. Namun hal ini bisa juga disebabkan oleh DNA
dalam jumlah besar. Hormon itu menekan pertumbuhan cabang dan daun,
Dari hasil penelitian juga di ketahui bahwa perubahan warna daun dan
warna daun mulai tampak pada saat berumur 4 mst sebagai pembanding
Varietas Seulawah
Varietas Baluran
Varietas Seulawah
Dari pengamatan diatas dapat dilihat perbedaan warna daun dari 4 mst, 6
mst, dan 8 mst ini terjadi karena semakin besar dosis radiasi yang di berikan
tanaman itu sendiri hal ini sesuai dengan literatur Mugiono ( 2001) yang
menyatakan bahwa varigeata disebabkan mutasi pada gen kloroplas yang terdapat
alias mutasi di luar inti sel. Mutasi itu menyebabkan kerusakan gen mutan
jumlah grana yang mengandung klorofil. Grana berperan menyerap sinar matahari
yang diperlukan untuk fotosintesis. Namun karena jumlah grana pada tanaman
varigeata terbatas, intensitas sinar matahari yang di perlukan pun hanya sedikit.
jaringan daun.
berbunga dari data yang diperoleh bahwa tanaman yang diradiasi lebih lambat
berbunga dari pada tanaman kontrol terutama pada tanaman yang radiasinya lebih
besar Hal ini sesuai dengan pernyataan Dr Soeranto Hoeman, peneliti Bidang
dalam sitoplasma. Itulah sebabnya kelainan itu juga disebut extranuclear mutation
alias mutasi di luar inti sel. Mutasi itu menyebabkan kerusakan gen mutan
menyerupai angin puting beliung. Soeranto berpendapat kelainan seperti itu akibat
kromosom yang patah sehingga kehilangan satu atau lebih segmen gen dalam
tak lazim.
Dari hasil analisis data secara statistik diperoleh bahwa varietas berbeda
nyata terhadap parameter, tinggi tanaman 2 mst, 4 mst, tinggi tanaman 6 mst,
tinggi tanaman 8 mst, jumlah buku 8 mst, umur berbunga, bobot 100 biji, jumlah
6mst, 8 mst dan jumlah buku 8 mst, Hal ini diduga karena adanya pengaruh
keragaman genotip dan fenotip, sehingga berbeda dalam tiap karakter yang
diamati, meskipun ada beberapa sifat dan ciri yang sama antar varietas. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Sitompul dan Guritno (1995) yang menyatakan bahwa
genetik yang berbeda dapat diekspresikan pada berbagai sifat tanaman ang
mencakup bentuk dan fungsi tanaman yang akhirnya akan menghasilkan beragam
pertumbuhan tanaman.
bobot 100 biji, jumlah polong per tanaman, dan jumlah cabang Hal ini diduga
karena adanya pengaruh perbedaan genetik dari ketiga varietas yang digunakan.
Setiap varietas memiliki ciri dan sifat khusus yang berbeda dengan varietas lain,
walaupun ada beberapa sifat dan ciri yang sama antar varietas. Hal ini sesuai
penampilan tanaman. Program genetik yang akan diekspresikan pada suatu fase
pertumbuhan yang berbeda dapat diekspresikan pada berbagai sifat tanaman yang
susunan genetik selalu mungkin terjadi sekalipun bahan tanaman yang digunakan
berbunga dan umur panen. Dari pengamatan dan sidik ragam (lampiran 9) dapat
dilihat dari rataan umur berbunga bahwa varietas yang paling cepat berbunga
adalah baluran (15,33) dan varietas yang paling lama berbunga adalah varietas
seulawah (22,00). Varietas yang paling cepat panen adalah baluran (14,22) dan
varietas yang paling lama panen adalah variets seulawah (11,67). Secara umum,
waktu yang digunakan ke tiga varietas untuk berbunga dan mencapai umur panen
sangat berbeda dari yang terdapat pada deskripsi masing-masing varietas kecuali
diduga disebabkan oleh factor genetik dan juga lingkungan yang berbeda dari
daeeah asalnya. Hal ini sesuai dengan literatur Mangoendidjojo (2003) yang
menyatakan bahwa variasi yang terjadi untuk setiap golongan tanaman dapat
Varietas baluran memiliki umur berbunga dan umur panen yang tidak jauh
berbeda dengan deskripsi asalnya. Diduga hal ini berasal dari genetik varietas
yang bersangkutan. Seperti yang dinyatakan oleh Sitompul dan Guritno (1995)
yang menyatakan bahwa jika ada dua jenis tanaman yang sama ditanam pada
lingkungan yang berbeda dan dari kedua jenis tanaman tersebut muncul variasi
yang sama, maka hal ini dapat disebabkan oleh genetik dari tanaman yang
bersangkutan.
varietas dan radiasi sinar gamma belum berpengaruh nyata terhadap seluruh
tinggi. Parameter yang memiliki nilai heritabilitas rendah terdapat pada parameter
jumlah polong hampa (0.15). Hal ini menunjukkan bahwa penampilan (fenotip)
Adapun nilai heritabilitas yang bernilai sedang terdapat pada produksi per sampel
(0.42), Sedangkan nilai heritabilitas bernilai tinggi terdapat pada parameter tinggi
tanaman (0.77), jumlah cabang (0.81), jumlah buku (0.72), umur berbunga (0.95),
jumlah polong per tanaman (0.82), umur panen (0.81), dan bobot 100 biji ( 1 ).
Welsh (1997) menyatakan nilai 0 ialah bila seluruh variasi yang terjadi
disebabkan oleh faktor lingkungan, sedangkan nilai 1 ialah bila seluruh variasi
yang terjadi disebabkan oleh faktor genetik Dengan demikian parameter yang
memiliki nilai heritabilitas > 0.5 dikatakan bernilai tinggi, apabila memiliki nilai
antara 0.2 – 0.5, dikatan bernilai sedang. Sedangkan memiliki nilai < 0.2
dibandingkan dengan faktor lingkungan Dari data nilai heritabilitas (tabel 13)
bobot 100 biji. Dari Nilai ini heritabilitas ini menunjukkan bahwa seluruh variasi
disebabkan oleh faktor genetik. Hal ini sesuai dengan literatur dari Welsh (2005)
yang menyatakan Nilai heritabilitas secara teoritis berkisar dari 0 sampai 1. Nilai
0 ialah bila seluruh variasi yang terjadi disebabkan oleh faktor lingkungan,
sedangkan nilai 1 ialah bila seluruh variasi disebabkan oleh faktor genetik.
Kesimpulan
tanaman 6 mst, tinggi tanaman 8 mst, jumlah buku 4 mst, jumlah buku 6 mst,
jumlah buku 8 mst, umur berbunga, umur panen, dan jumlah cabang dan tidak
berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman 2 mst, jumlah buku 2 mst,
bobot 100 biji, jumlah polong per tanaman dan polong hampa.
parameter tinggi tanaman 2 mst, tinggi tanaman 4 mst, tinggi tanaman 6mst,
tinggi tanaman 8 mst, jumlah buku 8 mst, umur berbunga, bobot 100 biji,
3. nilai heritabilitas tertinggi terdapat pada parameter bobot 100 biji (1) dan
4. Semakin tinggi dosis radiasi yang diberikan pada tanaman kedelai maka akan
tanaman itu, terutama untuk fisiologis tanaman, seperti yang terjadi pada
hasil penelitian yang dilakukan tanaman kontrol masih lebih baik dari segi
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk generasi M2, M3, dst untuk
dapat melihat pengaruh (morfologi dan fisiologi) radiasi sinar gamma yang
diberikan, sehingga dapat diperoleh hasil dan produksi yang maksimal dengan
Allard, R. W., 2005. Principles of Plant Breeding. Jhon Wiley and Sons, New
York. 485 pp
Andrianto, T. T., dan Indarto, N., 2004. Budidaya Dan Analisis Usaha Tani
Kedelai. Penerbit Absolut, Yogyakarta
Balai penelitian kacang –kacangan dan umbi umbian malang, 2006. hasil utama
penelitian kacang kacangan dan umbi umbian tahun 2005. balitkabi Malang.
Crowder, L.V., 1997. Genetika Tumbuhan. Diterjemahkan oleh Ir. Lilik Kusdiarti,
M.Sc. UGM-Press, Yogjakarta.
Gani, J. A., 2000. Kedelai Varietas Unggul Baru. Penerbit Instlasi Penelitian Dan
Pengkajian Teknologi Pertanian Mataram, Mataram
Hidajat. O. O., 1977. The inheritance and association of seedsize, fruiting period
and bacterial pustule in soybean (Glycine max. (L)
Merrill).Tesis.Miss.State.Unpublished dalam Somaatmadja, 1985.
Morfologi Tanaman Kedelai. Balai Penbelitian Tanaman Pangan
Sukamandi.
http://www.Trubus.online.co.id/mod.php?mod=publisher&op=printarticle&artid
http://www.damandiri.or.id/file/abdulkadiripbbab3.pdf.
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1166082098,32103
http://jurnal.sttn-batan.ac.id/wp-content/uploads/ 2009
http://puslit.mercubuana.ac.id/file/4-ITA-ALIZAR-FTSP.pdf, 2009
http://digilib.batan.go.id/e- PTAPB%20Juli%202006/Zubaidah%20I%2087-94
http://images.soemarno.multiply.com/attachment/0/RfuraQoKCpkAAE8SAjU1/k
kedelai5.doc?nmid=22330493, diakses Tanggal 14 februari 2009.
Joint FAO/IAEA divis Atomic Energy in Food and Agriculture, 1997. Manual
breeding on mutation. Second edition. International atomic egency, Viena.
Nurhayati, T. K., 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Eska Media, Jakarta
Sharma, O. P., 1993. Plant Taxonimy. Tata McGraw Hill Poblishing Company
Limited, New Delhi
Welsh, J. R., 2005. Fundamentals of Plant Genetics and Breeding. Jhon Wiley and
Sons, New York. 453 pp.
Keterangan:
a. jarak antar blok = 50 cm
b. jarak antar plot = 30 cm
c. panjang plot = 70 cm
d. lebar plot = 50 cm
NO Kegiatan Minggu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Persiapan Lahan X
2 Persiapan Media Tanam X
3 Penyiapan Benih X
4 Penanaman X
5 Pemupukan X X
Pemeliharaan tanaman
- Penyiraman Disesuaikan dengan kondisi lapangan
- penyulaman X
- penjarangan X
- Penyiangan
- Pengendalian Hama dan penyakit Disesuaikan dengan kondisi lapangan
7 Panen X
8 Pengamatan Parameter
- persentase perkecambahan X
- tinggi tanaman (cm) X
- jumlah cabang ( cabang) X
-Jumlah buku (buah) X X X X
- Umur berbunga (hari) X
-umur panen (hari)
- penghambatan pembungaan X X
- perubahan warna daun X
- jumlah polong pertanaman ( polong) X
- jumlah polong hampa pertanaman X
- produksi per sampel X
- bobot 100 biji (gr) X
V 1 : Varietas Kerinci