Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

1

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK ORGANIK TERHADAP


PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merril)

GIVING EFFECT OF ORGANIC NPK FERTILIZER ON THE GROWTH


AND PRODUCTION OF SOYBEAN ( Glycine max ( L. ) Merril )

Eni Marlina1, Edison Anom2, Sri Yoseva2


Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, University of Riau
Email: Eniemarlina192@yahoo.com (082384268445)

ABSTRACT

Soybean crops are grain-producing potential to be developed and


improved production, because of the diversity of its benefits. Soybean production
can be enhanced by utilizing the existing land, tilling the soil well and provide
fertilizer according to the needs of plants. Organic NPK fertilizer is one of the
fertilizer that can be used to increase the production of soybean plants. This
research aimed to influence a wide range of organic NPK fertilizer doses and
getting the best dose for the growth and yield of soybean. This research has been
conducted in the experimental field of the Faculty of Agriculture, University of
Riau, Pekanbaru City for 4 months starting in July 2014 to October 2014. This
research was carried out experiments using a randomized block design (RBD)
with 6 treatments and 4 replications. The treatments used in this research is:
( 350, 400, 450, 500, 550 and 600 ) kg/ha. Data were analyzed statistically using
analysis of variance and tested further by using honest significant difference at 5%
level. Organic NPK fertilizer significant effect on dry weight of plants, plant
height, days to flowering, harvesting, amount pod, amount of pods pithy and
production of dry seeds/m2. Organic NPK fertilizer dose administration of
450 kg/ha showed good growth and production of the soybean.

Keywords: soybean, organic NPK fertilizer, production

PENDAHULUAN
Kedelai (Glycine max (L.) baku pada berbagai industri seperti
Merril) merupakan tanaman palawija pembuatan tahu, tempe dan susu
penghasil biji-bijian yang cukup kedelai.
potensial untuk dikembangkan dan
ditingkatkan produksinya, karena Kebutuhan kedelai nasional
banyak manfaatnya. Beberapa manfaat tahun 2010 sebanyak 1.829.184 ton,
yang diperoleh dari tanaman ini sedangkan produksi pada tahun yang
diantaranya adalah sebagai sumber sama hanya mencapai 908.170 ton dari
protein nabati, pakan ternak, bahan luas panen 661.711 ha. berdasarkan

1
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Faperta Vol 2 No 1 Mei 2015
2

data tersebut terlihat bahwa produksi yang bahan dasarnya, adalah pupuk
nasional tidak dapat memenuhi kandang, kompos, humus, pupuk hijau
masyarakat akan kedelai. Kebutuhan dan pupuk mikroba. Pupuk NPK
kedelai di Provinsi Riau tahun 2010 organik adalah pupuk yang cocok
sebanyak 27.022.28 ton sedangkan untuk semua jenis tanaman, misalnya
produksi kedelai pada tahun yang budidaya pada tanaman kedelai
sama hanya mencapai 5.864 ton dari dilakukan secara intensif, efesien dan
luas panen 5.282 ha (Dinas Tanaman ramah lingkungan.
Pangan dan Hortikultura, 2011).
Pemberian pupuk NPK organik
Rendahnya produksi kedelai bisa memperbaiki kesuburan tanah
nasional dan daerah ini dikarenakan sehingga meningkatkan pertumbuhan
kurangnya minat masyarakat untuk yang lebih baik dan produksi yang
berbudidaya kedelai. Lahan produktif lebih tinggi. Penelitian ini dilakukan
akhir-akhir ini juga sudah berkurang untuk mengetahui pengaruh berbagai
ketersediaannya karena dialih fungsi- dosis pupuk NPK organik dan
kan sebagai lahan non pertanian. mendapatkan dosis yang terbaik untuk
Upaya peningkatan produksi kedelai pertumbuhan dan produksi tanaman
dapat dilakukan dengan cara me- kedelai.
manfaatkan lahan yang ada, mengolah
tanah dengan baik dan memberikan BAHAN DAN METODE
pupuk sesuai kebutuhan tanaman.
Penelitian ini dilaksanakan di
Penggunaan pupuk tersebut Kebun Percobaan Fakultas Pertanian
masih sering dibarengi dengan pupuk Universitas Riau, Jl. Bina Widya KM
anorganik atau pupuk kimia. Bahkan 12,5 Panam Kota Pekanbaru. Jenis
untuk saat ini penggunaan pupuk tanah yang digunakan tergolong
anorganik sudah menjadi keharusan inseptisol dan ketinggian tempat 10
dalam budidaya pertanian. Hanya saja meter diatas permukaan laut.
kenyataan di lapangan sering kali Penelitian ini dilakukan selama 4
penggunaan pupuk anorganik tanpa bulan mulai bulan Juli 2014 sampai
aturan, berlebihan dan tidak ber- Oktober 2014.
imbang sehingga sangat merugikan
lahan pertanian yang sebenarnya Bahan yang digunakan dalam
masih produktif. penelitian ini adalah benih kedelai
varietas Willis berasal dari
Salah satu cara yang dapat BALITKABI Malang, pupuk NPK
dilakukan untuk mengembalikan organik (5:5:5), TSP, KCl, Decis 25
kesuburan dan meningkatkan produksi EC, Dithane M-45, dan papan label.
tanaman kedelai adalah dengan Sedangkan alat yang digunakan adalah
pemupukan. Salah satu pupuk yang cangkul, parang, meteran, tali plastik,
bisa digunakan adalah pupuk NPK ajir, timbangan, handsprayer, gembor,
organik. Selain mengandung unsur kamera, alat tulis, dan lain-lain.
hara nitrogen (N), posfor (P), dan
kalium (K), pupuk NPK organik juga Penelitian ini dilakukan secara
mengandung unsur hara Ca, Mg, dan S eksperimen menggunakan Rancangan
yang sangat dibutuhkan tanaman. Saat Acak Kelompok (RAK) dengan 6
ini dikenal adanya pupuk NPK organik perlakuan dan 4 ulangan sehingga

1
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Faperta Vol 2 No 1 Mei 2015
3

jumlah keseluruhan terdiri dari 24 umur berbunga (HST), umur panen


satuan percobaan (plot). Satuan (HST),jumlah polong pertanaman
percobaan terdiri dari 25 tanaman dan (buah), jumlah polong bernas per-
4 tanaman dijadikan sampel, jadi tanaman (buah), produksi biji
jumlah tanaman keseluruhan adalah kering/m2 (g) dan berat 100 biji (g).
600 tanaman. Perlakuan yang Data yang diperoleh dari hasil
digunakan dalam penelitian ini adalah: penelitian dianalisis secara statistik
P1:NPK Organik 350 kg/ha dengan menggunakan sidik ragam
P2: NPK Organik 400 kg/ha (ANOVA) dan dianalisis lebih lanjut
P3: NPK Organik 450 kg/ha menggunakan uji lanjut beda nyata
P4: NPK Organik 500 kg/ha jujur (BNJ) pada taraf 5%.
P5:NPK Organik 550 kg/ha
P6:NPK Organik 600 kg/ha HASIL DAN PEMBAHASAN

Parameter yang diamati adalah Berat bintil akar (g)


berat bintil akar (g), berat kering
tanaman (g), tinggi tanaman (cm),

Tabel 1. Rerata berat bintil akar (g) dengan pemberian berbagai dosis pupuk NPK
organik

Dosis NPK organik (kg/ha) Rerata berat bintil akar (g)

P4 = 500 3.79 a
P2 = 400 2.48 a
P5 = 550 2.44 a
P3 = 450 2.30 a
P1 = 350 2.13 a
P6 = 600 2.07 a
KK = 25.8 %
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata menurut uji lanjut BNJ pada taraf 5% setelah di transformasi ¾U.

Berdasarkan rerata berat bintil butuhan energi bagi bakteri rhizobium.


akar Tabel 1. diketahui bahwa Sesuai dengan pendapat Novriani
pemberian pupuk NPK organik (2011) hal yang mempengaruhi
berbeda tidak nyata terhadap berat pertumbuhan bintil akar adalah
bintil akar kedelai. Hal ini disebabkan lingkungan yaitu cahaya yang ber-
karena perkembangan bintil akar pengaruh terhadap proses fotosintesis
dipengaruhi oleh faktor lingkungan untuk menyediakan kebutuhan energi
yaitu kandungan hara dan cahaya, bakteri rhizobium. Pemberian unsur
dimana pupuk NPK organik yang hara yang mengandung unsur N, P dan
diberikan mampu menyediakan unsur K juga dapat memperbaiki per-
hara yang dibutuhkan untuk tumbuhan bintil akar.
pertumbuhan bintil akar. Fungsi
cahaya yaitu membantu dalam proses Fageria (1997) berpendapat
fotosintesis yang menghasilkan bahwa pemberian pupuk N yang
fotosintat untuk menyediakan ke- cukup saat tanam dapat memper-
1
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Faperta Vol 2 No 1 Mei 2015
4

tahankan pertumbuhan tanaman yang dalam pembntukan bintil akar dan


bagus dan perkembangan bintil yang bekerjanya proses penambatan N2 oleh
cepat, sehingga dapat meningkatkan Rhizobium. Unsur K berperan penting
jumlah dan berat bintil akar. Mulyadi dalam fotosintesis, karena secara
(2012) mengemukakan unsur P langsung meningkatkan pertumbuhan
berperan penting dalam sintesis ATP dan indeks luas daun, sehingga
dan NADPH sebagai suplai energi asimilasi CO2 juga meningkat.

Berat kering tanaman (g)

Tabel 2. Rerata berat kering tanaman (g) dengan pemberian berbagai dosis pupuk
NPK organik

Dosis NPK organik (kg/ha) Rerata berat kering tanaman (g)

P1 = 350 29.43 a
P2 = 400 26.69 a
P3 = 450 24.28 ab
P4 = 500 14.85 bc
P5 = 550 13.69 bc
P6 = 600 12.14 c
KK = 25.1%
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama menunjukkan berbeda
nyata menurut uji lanjut BNJ pada taraf 5%.

Berdasarkan rerata berat kering dungan unsur hara pada pupuk NPK
tanaman Tabel 2. menunjukkan bahwa organik mampu mencukupi kebutuhan
pemberian pupuk NPK organik dengan hara tanaman kedelai terutama hara
dosis 350 kg/ha, berbeda nyata dengan makro yaitu unsur N, P dan K. Unsur
perlakuan dosis 500 kg/ha, 550 kg/ha, hara yang terkandung pada pupuk
dan 600 kg/ha. Hal ini disebabkan oleh NPK organik terutama unsur N, P dan
pupuk NPK organik yang diberikan K berfungsi membantu pertumbuhan
dengan dosis yang tepat dapat vegetatif tanaman. Lingga dan
memperbaiki kesuburan tanah, Marsono (2006) menyatakan bahwa
mempermudah akar menyerap air peranan N yaitu mempercepat
sehingga meningkatkan metabolisme pertumbuhan keseluruhan tanaman
tanaman yang kemudian akan terutama pada batang dan daun.
mempengaruhi berat kering tanaman Lakitan (2007) menjelaskan bahwa N
kedelai. Menurut Hunt et al. (1985), merupakan penyusun klorofil,
pemupukan nitrogen dengan dosis sehingga bila klorofil meningkat maka
yang tepat dapat berpengaruh nyata fotosintesis juga meningkat. Unsur
terhadap peningkatan bobot kering hara P berperan penting pada berat
tanaman dan hasil biji kedelai. tanaman. Ketersediaan P yang cukup
bagi tanaman akan berpengaruh
Rerata berat kering tanaman terhadap berat kering tanaman.
pada perlakuan 350 kg/ha, 400 kg/ha, Semakin tinggi ketersediaan P bagi
450 kg/ha terlihat berbeda tidak nyata. tanaman maka transfer energi dan
Hal ini menunjukkan bahwa kan- metabolisme tanaman akan semakin

1
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Faperta Vol 2 No 1 Mei 2015
5

baik, berat kering tanaman yang berpengaruh terhadap berat kering


dihasilkan juga semakin tinggi. Jumin tanaman, produksi berat kering
(2005) menyatakan bahwa unsur K tanaman merupakan proses pe-
berperan sebagai aktivator enzim numpukan asimilat melalui proses
dalam pembentukan karbohidrat yang fotosintesis.

Tinggi tanaman (cm)

Tabel 3. Rerata tinggi tanaman (cm) dengan pemberian berbagai dosis pupuk
NPK organik

Dosis NPK organik (kg/ha) Rerata tinggi tanaman (cm)

P4 = 500 99.85 a
P5 = 550 97.32 ab
P3 = 450 95.72 abc
P6 = 600 88.32 bcd
P2 = 400 86.47 cd
P1 = 350 83.48 d
KK = 4.83 %
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama menunjukkan berbeda
nyata menurut uji lanjut BNJ pada taraf 5%.

Berdasarkan rerata tinggi penyediaan unsur-unsur hara yang


tanaman Tabel 3. diketahui bahwa dibutuhkan tanaman. Selanjutnya
pemberian pupuk NPK organik Wibawa (1998) menjelaskan bahwa
berbeda nyata terhadap tinggi tanaman pertumbuhan tanaman yang baik dapat
kedelai. Tanaman kedelai tertinggi tercapai apabila unsur hara yang
diperoleh dari perlakuan dosis dibutuhkan dalam pertumbuhan dan
500 kg/ha dengan tinggi 99.85 cm. Hal perkembangan berada dalam bentuk
ini disebabkan karena pada dosis tersedia, seimbang dan dalam
tersebut unsur hara yang dibutuhkan konsentrasi yang optimum serta
tanaman kedelai tersedia dalam jumlah didukung oleh faktor lingkungannya.
yang cukup dan seimbang, sehingga
dapat memicu pertumbuhan dan hasil Perbedaan tinggi tanaman
menjadi lebih baik. Sedangkan pada dipengaruhi oleh ketersediaan unsur
perlakuan dosis 350 kg/ha mem- nitrogen, unsur nitrogen yang ada di
perlihatkan tinggi tanaman yang pupuk NPK organik bermanfaat bagi
cenderung lebih rendah, tetapi sudah pembentukan klorofil yang sangat
melebihi deskripsi tinggi tanaman penting untuk proses fotosintesis
kedelai. Kartasapoetra (1988) me- sehingga dapat meningkatkan per-
nyatakan bahwa penggunaan pupuk tumbuhan tanaman. Lingga dan
organik dapat memperbaiki struktur Marsono (2006) mengungkapkan
tanah menjadi lebih baik, memperbaiki bahwa peran utama N adalah
tata air dan udara dalam tanah serta mempercepat pertumbuhan vegetatif
memperbaiki sifat kimia tanah, karena tanaman seperti tinggi tanaman, besar
adanya absorbsi dan daya tukar kation batang, dan pembentukan daun.
yang besar sehingga mempengaruhi Humphries dan Wheler (1963)
1
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Faperta Vol 2 No 1 Mei 2015
6

mengatakan pertumbuhan tinggi yang terjadi pada dasar ruas


batang terjadi dalam meristem (Interkalar). Meningkatnya jumlah sel
interkalar dari ruas, kemudian me- dan meluasnya sel sangat ditentukan
manjang sebagai akibat meningkatnya oleh nutrisi terutama unsur nitrogen
jumlah sel dan terutama meluasnya sel yang tersedia bagi tanaman.

Umur berbunga (HST)

Tabel 4. Rerata umur berbunga (HST) dengan pemberian berbagai dosis pupuk
NPK organik

Dosis NPK organik (kg/ha) Rerata umur berbunga (HST)

P5 = 550 34.25 a
P6 = 600 34.00 a
P3 = 450 32.50 a
P2 = 400 32.25 ab
P1 = 350 30.75 ab
P4 = 500 28.25 b
KK = 8.05%
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama menunjukkan berbeda
nyata menurut uji lanjut BNJ pada taraf 5%.

Berdasarkan rerata umur bungaan. Marsono dan Sigit (2005)


berbunga (Tabel 4) menunjukkan menyatakan unsur P me-rupakan unsur
bahwa pemberian pupuk NPK organik yang sangat berperan dalam fase
dengan dosis 500 kg/ha berbeda nyata pertumbuhan generatif yaitu proses
dengan perlakuan dosis 550 kg/ha, pembungaan, pembuahan, pemasakan
600 kg/ha dan 450 kg/ha. Hal ini biji dan buah. Syarif (1986) me-
disebabkan pupuk NPK organik yang nyatakan unsur K berperan dalam
diberikan dapat membantu keter- merangsang pertumbuhan fase awal,
sediaan unsur hara nitrogen dalam dan sebagai aktivator dari berbagai
tanah. Pemberian pupuk NPK organik enzim esensial dalam reaksi
juga dapat meningkatkan efektifitas fotosintesis dan respirasi yang mem-
bakteri Rhizobium, dimana bakteri pengaruhi proses terbentuknya bunga.
yang bersimbiosis dengan tanaman
kedelai mampu menambat N2 udara Rerata umur berbunga dengan
sehingga nitrogen dapat terpenuhi dari pemberian pupuk NPK organik pada
penambatan N2 tersebut. Pupuk NPK dosis 550 kg/ha, 600 kg/ha, 450 kg/ha,
organik juga menyediakan unsur hara 400 kg/ha dan 350 kg/ha berbeda tidak
N, P dan K yang berperan dalam nyata. Hal ini disebabkan pupuk NPK
proses pembungaan. Hal ini sesuai yang diberikan dapat dimanfaatkan
dengan pendapat Lingga (2003) oleh tanaman dan fotosintesis dapat
menyatakan bahwa faktor yang mem- berjalan dengan baik. Damanik (2013)
pengaruhi pembungaan diantaranya menyatakan bahwa kandungan klorofil
metabolisme karbohidrat dan N ratio yang tinggi akan meningkatkan
yang tinggi biasanya dapat me- fotosintesis tanaman, karena semakin
rangsang cepatnya terbentuk pem- banyak klorofil maka semakin banyak

1
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Faperta Vol 2 No 1 Mei 2015
7

cahaya yang diserap untuk digunakan untuk mendukung perkembangan


dalam fotosintesis, dan semakin munculnya bunga.
banyak pula energi yang dihasilkan

Umur panen (HST)

Tabel 5. Rerata umur panen (HST) dengan pemberian berbagai dosis pupuk NPK
organik

Dosis NPK organik (kg/ha) Rerata umur panen (HST)

P5 = 550 87.75 a
P6 = 600 87.50 a
P2 = 400 86.50 a
P3 = 450 86.00 ab
P1 = 350 84.50 bc
P4 = 500 83.00 c
KK = 0.91%
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama menunjukkan berbeda
nyata menurut uji lanjut BNJ pada taraf 5%.

Data pada Tabel 5 me- semakin cepat faktor muncul bunga


nunjukkan bahwa pemberian pupuk maka mempengaruhi umur panen pada
NPK organik berpengaruh nyata tanaman tersebut. Hal ini juga
terhadap umur panen pada tanaman disebabkan oleh unsur hara N, P dan K
kedelai. Pemberian pupuk NPK terkandung di dalam pupuk yang
organik dengan dosis 550 kg/ha, dibutuhkan untuk pematangan biji
600 kg/ha, 400 kg/ha dan 450 kg/ha tersedia bagi tanaman. Lingga dan
tidak berbeda nyata. Perlakuan dosis Marsono (2006) menyatakan N
450 kg/ha dan 350 kg/ha tidak berbeda merupakan hara esensial yang
nyata, namun pada dosis 550 kg/ha berfungsi sebagai bahan penyusun
berbeda nyata dengan dosis 350 kg/ha asam amino, protein dan klorofil yang
dan 500 kg/ha. Hal ini disebabkan penting dalam proses fotosintesis, N
pupuk NPK organik yang diberikan juga berperan dalam proses
pada dosis tersebut dapat diserap oleh pembungaan dan pemasakan biji.
tanaman dengan baik dan proses Novizan (2005), menyatakan bahwa
munculnya bunga tidak berbeda jauh unsur P berperan dalam proses
pada beberapa perlakuan tersebut. pembungaan dan pembuahan serta
pemasakan biji. Lakitan (2007),
Cepatnya umur panen tanaman menambahkan bahwa unsur P
kedelai pada perlakuan dosis merupakan bagian yang esensial dari
500 kg/ha lebih disebabkan karena berbagai gula fosfat yang berperan
faktor umur muncul bunga tanaman, dalam reaksi fotosintesis, respirasi dan
dimana pada dosis tersebut bunga berbagai metabolisme lainnya.
lebih dahulu muncul dibandingkan Marsono dan Sigit (2005) menyatakan
dengan perlakuan lain. Cepatnya umur unsur hara K berperan dalam
berbunga dapat mempengaruhi umur pembentukan protein dan karbohidrat
panen pada tanaman kedelai, dimana serta mempercepat pemasakan biji.
1
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Faperta Vol 2 No 1 Mei 2015
8

Jumlah polong pertanaman (buah)

Tabel 6. Rerata jumlah polong pertanaman (buah) dengan pemberian berbagai


dosis pupuk NPK organik
Rerata Jumlah polong pertanaman
Dosis NPK organik (kg/ha)
(buah)
P3 = 450 149.37 a
P4 = 500 148.93 a
P1 = 350 129.87 ab
P2 = 400 121.31 ab
P5 = 550 120.00 ab
P6 = 600 113.43 b
KK = 10.2%
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama menunjukkan berbeda
nyata menurut uji lanjut BNJ pada taraf 5%.

Data pada Tabel 6 me- penambatan nitrogen oleh bakteri


nunjukkan bahwa pemberian pupuk Rhizobium yang menurun akibat kadar
NPK organik berbeda nyata terhadap nitrogen dalam tanah yang tinggi.
jumlah polong pertanaman pada Sesuai dengan pendapat Rao (1994)
tanaman kedelai. Pemberian pupuk dan Basra (1994) adanya penambatan
NPK organik dengan dosis 450 kg/ha nitrogen yang dilakukan oleh
dan 500 kg/ha berbeda nyata dengan Rhizobium pada tanaman kedelai dan
perlakuan dosis 600 kg/ha. Hal ini senyawa nitrogen hasil dekomposisi-
disebabkan karena dengan pemberian nya menyebabkan kandungan N dalam
pupuk NPK organik pada dosis jaringan tanaman kedelai meningkat
600 kg/ha merupakan dosis yang dan konsentrasi N yang terlalu tinggi
tertinggi dari semua perlakuan, hal ini dapat menyebabkan terhambatnya
dapat menyebabkan kelebihan unsur proses penambatan N2.
hara bagi tanaman, sehingga per-
tumbuhan tanaman tidak dapat Rerata jumlah polong per-
berkembang dengan baik dan pada tanaman pada perlakuan 450 kg/ha,
akhirnya akan mempengaruhi 500 kg/ha, 350 kg/ha, 400 kg/ha dan
produksi. Sesuai dengan pendapat 550 kg/h berbeda tidak nyata. Hal ini
Syarif (1986) pemberian unsur hara disebabkan pupuk NPK organik yang
dengan dosis yang tinggi dapat diberikan dapat memperbaiki kondisi
menyebabkan kelebihan unsur hara tanah sehingga tanah mampu
bagi tanaman. Kelebihan unsur hara memenuhi kebutuhan unsur hara yang
tidak baik bagi pertumbuhan dan dibutuhkan oleh tanaman demikian
perkembangan tanaman karena unsur juga mempengaruhi perkembangan
hara yang berlebih akan menyebabkan jumlah polong. Menurut pendapat
terhambatnya pertumbuhan tanaman Lingga (2003) bahwa respon pupuk
dan menghasilkan produksi yang tidak yang diberikan sangat ditentukan oleh
maksimal. berbagai faktor, antara lain sifat
genetis dari tanaman, iklim, tanah,
Jumlah polong pertanaman dimana faktor-faktor tersebut tidak
juga dipengaruhi oleh aktifitas

Jom Faperta Vol 2 No 1 Mei 2015


9

berdiri sendiri melainkan faktor yang satu berkaitan dengan faktor yang lain.

Jumlah polong bernas pertanaman (buah)

Tabel 7. Rerata Jumlah polong bernas pertanaman (buah) dengan pemberian


berbagai dosis pupuk NPK organik
Rerata Jumlah polong bernas
Dosis NPK organik (kg/ha)
pertanaman (buah)
P3 = 450 147.75 a
P4 = 500 147.31 a
P5 = 550 130.37 ab
P1 = 350 126.87 ab
P2 = 400 120.56 ab
P6 = 600 112.93 b
KK = 9.55%
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama menunjukkan berbeda
nyata menurut uji lanjut BNJ pada taraf 5%.

Data pada Tabel 7 menunjuk- Perlakuan dosis 600 kg/ha


kan bahwa pemberian pupuk NPK merupakan jumlah polong pertanaman
organik berbeda nyata terhadap yang paling rendah yaitu
jumlah polong bernas pertanaman (112.93 buah). Hal ini disebabkan
pada tanaman kedelai. Pemberian pemberian pupuk NPK organik dengan
pupuk NPK organik dengan dosis dosis 600 kg/ha akan meningkatkan N
450 kg/ha memperlihatkan jumlah tersedia dalam tanah, rusaknya sistem
polong yang tertinggi yaitu transportasi dan menurunkan laju
(147.75 buah) diikuti 500 kg/ha, fotosintesis, akibatnya penumpukan
550 kg/ha, 350 kg/ha dan 400 kg/ha. fotosintat dalam daun akan sulit
Hal ini disebabkan karena fase ditranslokasikan ke seluruh organ
vegetatif berkembang dengan sem- tanaman dan menjadikan lambatnya
purna sehingga mempengaruhi fase pertumbuhan polong tanaman se-
generatif pada tanaman dan hingga mempengaruhi jumlah polong
ketersediaan unsur hara NPK pada bernas dan banyaknya polong yang
perlakuan ini optimal atau tersedia tidak terisi atau hampa. Hidayat (1985)
dalam jumlah yang cukup bagi menyatakan bahwa pemberian unsur
tanaman kedelai. Lingga (2003) hara yang tepat berpengaruh secara
mengatakan bahwa pupuk organik langsung terhadap translokasi hasil
berfungsi menambah unsur hara. Hara fotosintesis dari daun menuju ke
yang dikandungnya dapat dimanfaat- tempat penyimpanan.
kan tanaman untuk pertumbuhan
vegetatif maupun generatif tanaman. Jumlah polong bernas juga
Untuk mendapatkan hasil yang sangat dipengaruhi oleh faktor
optimal, pupuk harus diberikan dalam lingkungan yaitu unsur hara yang
jumlah yang mencukupi kebutuhan diberikan seperti pupuk NPK organik
tanaman, tidak berlebih dan tidak dapat memperbaiki sifat fisik, kimia
kurang. dan biologi tanah. Hal ini sejalan

1
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Faperta Vol 2 No 1 Mei 2015
10

dengan penelitian Rasyad dan Idwar (2010) menyatakan bahwa jumlah


polong bernas lebih dominan nanaman dibanding faktor genetik
dipengaruhi oleh lingkungan pe- tanaman.

Produksi biji kering / m2 (g)

Tabel 8. Rerata Produksi biji kering / m2 (g) dengan pemberian berbagai dosis
pupuk NPK organik

Dosis NPK organik (kg/ha) Rerata Produksi biji kering / m2 (g)

P4 = 500 786.47 a
P2 = 400 760.01 a
P3 = 450 697.70 ab
P5 = 550 687.47 ab
P1 = 350 670.20 ab
P6 = 600 607.89 b
KK = 8.29%
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama menunjukkan berbeda
nyata menurut uji lanjut BNJ pada taraf 5%.

Berdasarkan rerata produksi


biji kering / m2 Tabel 8. menunjukkan Rerata produksi biji / m2 pada
bahwa pemberian pupuk NPK organik dosis 500 kg/ha dan 400 kg/ha berbeda
berbeda nyata. Pemberian pupuk NPK nyata dengan perlakuan dosis
organik dengan dosis 500 kg/ha, 600 kg/ha. Hal ini disebabkan pupuk
400 kg/ha, 450 kg/ha, 550 kg/ha, dan NPK organik yang diberikan dapat
350 kg/ha berbeda tidak nyata. Hal ini menciptakan kondisi tanah yang baik,
disebabkan oleh pemberian pupuk seperti tersedianya unsur hara, oksigen
NPK organik dengan dosis yang tepat dan air yang dibutuhkan oleh tanaman
mampu memperbaiki sifat fisik, kimia kedelai dalam jumlah optimal dan
dan biologi tanah sehingga tanah dapat seimbang, sehingga pertumbuhan dan
menyediakan ruang pada tanah untuk produksi tanaman meningkat. Refliaty
udara dan air, memperbaiki struktur dan Hendriansyah (2011) menyatakan
tanah menjadi lebih gembur sehingga bahwa sifat fisik, kimia dan biologi
akan mendukung perkembangan akar tanah yang cukup baik dan didukung
tanaman. Dengan begitu tanaman oleh faktor lingkungan yang sesuai
mudah menyerap unsur hara sehingga maka memudahkan perakaran tanaman
dapat tumbuh dengan baik dan dalam menyerap hara sehingga
berproduksi tinggi. Menurut Meirina pertumbuhan dan hasil tanaman
(2007) unsur N yang terdapat dalam menjadi lebih baik.
pupuk merupakan penyusun bahan
organik dalam biji seperti asam amino,
protein, koenzim, klorofil dan
sejumlah bahan lain dalam biji,
sehingga pemberian pupuk yang
mengandung N pada tanaman akan
meningkatkan berat kering biji.
1
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Faperta Vol 2 No 1 Mei 2015
11

Berat 100 biji (g)

Tabel 9. Rerata Berat 100 biji (g) dengan pemberian berbagai dosis pupuk NPK
organik

Dosis NPK organik (kg/ha) Rerata Berat 100 biji (g)

P2 = 400 12.99 a
P6 = 600 12.96 a
P4 = 500 12.75 a
P3 = 450 12.60 a
P1 = 350 12.33 a
P5 = 550 12.12 a
KK = 3.80 %
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata menurut uji lanjut BNJ pada taraf 5%.

Berdasarkan rerata berat 100 berat biji tanaman kedelai. Semakin


biji Tabel 9. menunjukkan bahwa banyak unsur Posfor tersedia bagi
pemberian pupuk NPK organik tidak tanaman, maka semakin banyak pula
berbeda nyata terhadap berat 100 biji yang dapat diserap tanaman, sehingga
pada tanaman kedelai. Hal ini fotosintesis akan meningkat dan pada
disebabkan pupuk NPK organik yang akhirnya akan meningkatkan berat biji
diberikan dapat menyumbangkan per tanaman.
unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman kedelai sehingga berpengaruh KESIMPULAN DAN SARAN
baik terhadap pembentukan biji. Hal
ini juga disebabkan oleh faktor Kesimpulan
varietas yang digunakan sama yaitu
varietas wilis sehingga berat 100 biji Dari hasil penelitian ³3HQJDUXK
relatif sama. Pemberian Pupuk NPK Organik
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Pemberian pupuk NPK organik Kedelai (Glycine max (L.) Merril)´
mampu menyediakan unsur hara dapat disimpulkan sebagai berikut:
Posfor yang cukup bagi kedelai 1. Pemberian pupuk NPK organic
sehingga membantu mempercepat memberikan pengaruh nyata
pembungaan dan pembentukan biji. terhadap, berat kering tanaman,
Menurut Indriati (2009), posfor tinggi tanaman, umur berbunga,
berperan dalam pembentukan biji, umur panen, jumlah polong,
mempercepat pembentukan bunga jumlah polong bernas dan
serta masaknya buah dan biji, me- produksi biji kering / m2.
ningkatkan rendemen dan komponen 2. Pemberian dosis pupuk NPK
hasil panen tanaman biji-bijian. organik 450 kg/ha (70.31
Sutedjo (2002) mengatakan bahwa gram/plot) memperlihatkan per-
unsur Posfor berperan dalam me- tumbuhan dan produksi yang baik
ningkatkan pengisian biji tanaman terhadap kedelai (Glycine max
kedelai sehingga dengan pemberian (L.) Merril) bila dibandingkan
Posfor yang tinggi akan meningkatkan dengan dosis yang lain.
1
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Faperta Vol 2 No 1 Mei 2015
12

Saran Hunt, P.G, R.E. Sojka, Y.A. Matheny


and A.G. Wohn. 1985.
Berdasarkan hasil penelitian, Soybean Response to
disarankan menggunakan pupuk NPK Rhizobium Japonicum.
organik dengan dosis 450 kg/ha Orientation and Irigation.
(70.31 gram/plot) untuk meningkatkan Agron J., 77(5): 720-725.
pertumbuhan dan produksi tanaman Indriati, T.R. 2009. Pengaruh dosis
kedelai pupuk organik dan populasi
tanaman terhadap per-
DAFTAR PUSTAKA tumbuhan serta hasil
tumpangsari kedela (Gly-
Basra, A.S. 1994. Mechanisms of cine max L.) dan jagung
Plant Growth and Im- (Zea mays L.). Tesis Program
proved Productivity. Marcel Pascasarjana. Universitas
Dekker, Inc. New York. Sebelas Maret.
Damanik. A. Rosmayati dan Hasyim, Jumin. H.B., 2005. Ekologi Tanaman
H. 2013. Respons Per- Suatu Pendekatan Fisio-
tumbuhan dan Produksi logis. Rajawali Press.
Kedelai Terhadap Pemberian Jakarta.
Mikoriza dan Penggunaan Kartasapoetra, A. G. 1988. Teknologi
Ukuran Biji Pada Tanah Konservasi Tanah dan Air.
Salin. Jurnal Fakultas Bina Aksara. Jakarta. 196
Pertanian USU. Medan. Vol.1. hlm.
No.2. Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar
Dinas Tanaman Pangan dan Fisiologi Tumbuhan. Raja
Hortikultura Provinsi Riau. Grapindo Persada. Jakarta.
2011. Data Statistik Per- Lingga dan Marsono. 2006. Petunjuk
tanian Tanaman Pangan. Penggunaan Pupuk. Penebar
Dinas Tanaman Pangan Swadaya. Jakarta.
DATI I, Riau. Pekanbaru. Lingga, P. 2003. Petunjuk Pe-
Fageria, N.K., V.C. Baligar and C.A. nggunaan Pupuk. Penebar
Jones. 1997. Growth and Swadaya. Jakarta.
Mineral Nutrition of Field Marsono dan Sigit P. 2005. Pupuk
Crop. Marcel Dekker. Inc. Akar, Jenis dan Aplikasi.
New York. Penebar swadaya. Jakarata.
Hidayat. 1985. Morfologi tanaman Meirina, T., S Darmanti dan S
kedelai. Badan penelitian Haryanti. 2007. Produk-
dan pengembangan per- tivitas Kedelai (Glycine max
(L.) Merril var. Lokon)
tanian. Bogor.
yang diperlakukan dengan
Humphries, E. C. dan A. W. Wheler. Pupuk Organik Cair
1963. Annu. Rev. Plant Lengkap pada Dosis dan
Physiol. Dalam Fisiologi Waktu Pemupukan yang
Tanaman Budidaya ed. berbeda. Jurnal Jurusan
Gardner, F. P. ; R. B. Pearce Biologi MIPA UNDIP.
dan R. L. Mitchell. 1991. Ter- Semarang. Hal 1-14.
jemahan : Herawati Susilo. Mulyadi. A. 2012. Pengaruh
UI Press, Jakarta. Pemberian Legin, Pupuk

1
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Faperta Vol 2 No 1 Mei 2015
13

NPK (15:15:15) dan Urea Rao, N.S.S. 1994. Mikroorganisme


pada Tanah Gambut Tanah dan Pertumbuhan
Terhadap Kandungan N,P Tanaman. (Diterjemahkan
Total Pucuk dan Bintil oleh : Herawati Susilo) Edisi
Akar Kedelai (Glycine max kedua. UI-Press. Jakarta.
(L.) Merr.). Jurnal Fakultas Refliaty, G.T dan Hendriansyah. 2011.
pertanian. Universitas Tan- Pengaruh pemberian kom-
jungpura Pontianak. Vol VIII pos sisa biogas kotoran sapi
(1): 21-29. terhadap perbaikan be-
Novizan, 2005.Petunjuk Pemupukan berapa sifat fisik ultisol
yang Efektif. Agromedia dan hasil kedelai (Glycine
Pustaka. Jakarta. Max (L.) Merril). Jurnal
Hidrolitan, volume 2 (3).
Novriani. 2011. Peranan Rhizobium
Sutedjo, M..M., A.G. Kartasapoetra
dalam Meningkatkan Ke-
dan S. Sastroatmodjo. 2002.
tersediaan Nitrogen bagi
Mikrobiologi Tanah. Rineka
Tanaman Kedelai. Jurnal
Cipta. Jakarta.
Agronobis. Universitas batu-
Syarif, E.S. 1986. Kesuburan dan
raja. vol 3 (5) : 35-42.
Rasyad, A. dan Idwar. 2010. Interaksi Pemupukan Tanah Per-
genetik x lingkungan dan tanian. Pustaka Buana.
stabilitas komponen hasil Bandung.
berbagai genotipe kedelai di Wibawa, A. 1998. Intensifikasi Per-
Provinsi Riau. Jurnal tanaman Kopi dan Kakao
Agronomi Indonesia, volume Melalui Pemupukan. Warta
38 (1) : 25 ± 29. pusat penelitian Kopi Kakao.
14 (3): 245-262.

1
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Faperta Vol 2 No 1 Mei 2015

You might also like