Fullpapers Kmp31ce4c51eafull

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016

Implementasi Kebijakan E-Formasi SDM Aparatur dalam Rekrutmen Pegawai


di Pemerintah Kota Surabaya

Lia Safitri1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga

Abstract
Therefore, the purpose of this study was to portray and describe the implementation of e-formation in the recruitment process of
human resource apparatus of the Regional Government of Surabaya.The research was conducted using the Edward III’s theory of
policy implementation models with four influencing variables, i.e. communication, resources, disposition, and bureaucracy structure.
Descriptive qualitative with purposive sampling technique was the method used in this study. The data was obtained through in-
depth interview and documentation. For the data analysis, the obtained data was classified and combined as well as data inter-
correlation was set. Meanwhile, the data validity was tested through data triangulation where the data presented was validated data.
The result of the study shows that the implementation of human resources e-reformation policy in staff recruitment taken by the
Government of Surabaya City was considered as fair. From all the steps of recruitment process, starting from identifying the needs
and placement of the staffs, the e-formation implementation conducted by the Government of Surabaya City, the staff identification
and planning was found not optimally conducted due to the mechanism obscurity following the formation proposal submitted by the
Government of Surabaya City to the Central Government. This was influenced by the lack of information resources, i.e. the
government regulation on mechanism of the recruitment of civil servant candidates synergized with the e-formation policy under the
Act No. 5 of 2014.

Keywords: policy implementation, good governance, bureaucracy reformation, e-formation, recruitment

Pendahuluan mengakibatkan rendahnya kualitas Sumber Daya


Dalam pelaksanaan pembangunan bangsa Manusia (PNS).
dibutuhkan aparatur pemerintah yang bersih, Terkait dengan hal itu, untuk mewujudkan
berwibawa dan mempunyai kemampuan atau manajemen aparatur negara yang optimal dan dapat
kompetensi yang tinggi. Aparatur Negara harus dipertanggungjawabkan, pada tahun 2012 yang lalu
menjalankan fungsinya untuk melayani masyarakat, Pemerintah Indonesia mencanangkan RUU ASN. Pada
profesional, transparan, bebas dari korupsi, kolusi dan akhir tahun 2013 tepatnya pada tanggal 19 Desember,
nepotisme, agar pelaksanaan pembangunan bangsa Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
dapat berjalan dengan baik. Aparatur pemerintah juga Aparatur Sipil Negara (ASN) telah disahkan oleh DPR
membutuhkan sistem kerja yang professional, yang dan selang sebulan setelahnya UU ASN ini
dapat dimulai dari proses rekrutmen pegawai yang ditandatangani oleh Bapak Susilo Bambang
lebih selektif, yang mengutamakan kualitas tanpa Yudhoyono tepatnya pada tanggal 15 Januari 2014, UU
adanya kolusi dan nepotisme dari orang dalam. ini menggantikan Undang-Undang nomor 8 tahun
(Sedarmayanti, 2007 : 113) 1974 juncto Undang-Undang nomor 43 tahun 1999
Maka dari itu, salah satu unsur pemerintahan yang tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
perlu memperoleh perhatian dalam upaya mewujudkan Terkait dengan Undang-Undang ASN tersebut,
good governance adalah penataan aparatur Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan
pemerintahan yang meliputi penataan kelembagaan moratorium perekrutan Pegawai Negeri Sipil selama 5
birokrasi pemerintahan, sistem dan penataan tahun (2015-2019), rencana tersebut dilakukan karena
manajemen sumber daya pegawai (PNS). biaya belanja pegawai semakin membengkak dan
Rekrutmen pegawai yang dilaksanakan oleh membuat APBN dan APBD kewalahan. Berikut adalah
organisasi pemerintahan, belum mampu data jumlah pegawai negeri sipil di Indonesia kurun
mengungkapkan kompetensi aparatur yang sesuai waktu Desember 2012-Desember 2014 menurut masa
dengan kebutuhan. Proses prosedur rekrutmen Pegawai kerja:
Negeri Sipil selama ini menurut opini yang Tabel 1
berkembang di masyarakat, cenderung diwarnai Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Masa Kerja
praktik-praktik kolusi, nepotisme, sehingga Desember 2012 - Desember 2014 di Indonesia

1
1. Korespondensi Lia Safitri, Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga,
Jl Airlangga 4-6 Surabaya
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016

Masa Kerja 2012 2013 2014 Dalam hal ini untuk mengoptimalkan dan
(tahun) Jumlah Jumlah Jumlah menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi
00-04 946091 753682 403865 pengambilan keputusan dalam manajemen ASN,
05-09 891225 1097942 1464965 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
10-14 339141 341126 360771 Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
15-19 365974 341574 341147 membuat sistem informasi ASN kebijakan perencanaan
20-24 557311 546548 460390 pegawai ASN berupa sistem e-Formasi. Hal ini
25-29 784738 690543 647458 merupakan hasil kesepakatan bahwa Perencanaan SDM
30-34 470191 492301 597189 Aparatur dalam rangka memenuhi kebutuhan Pegawai
35-39 109504 96461 166959 ASN di lingkungan kementerian/lembaga dan
Pemerintah Daerah dalam rangka mempercepat proses
40+ 3807 2628 12559
administrasi serta menjamin keakuratan data terkait
Jumlah 4467982 4362805 4455303
Sumber: Badan Kepegawaian Negara dengan peta jabatan, jumlah pegawai, posisi
penempatan pegawai, alokasi kekurangan dan
(BKN)(www.bps.go.id)
kelebihan pegawai.
Dari tabel 1 dapat disimpulkan bahwa jumlah
Adapun aplikasi e-Formasi adalah aplikasi yang
PNS di Indonesia dari tahun 2012 sampai dengan tahun
dibuat oleh Tim IT Kementrian Pendayagunaan
2013 mengalami penurunan sebesar 105174 jiwa
sedangkan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang dapat
mengalami kenaikan sebesar 92498 jiwa. diakses secara Online. Pada tahun 2015, setiap
Kementerian / Lembaga / Pemerintah Daerah harus
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
menggunakan aplikasi ini dalam menyusun Formasi,
Reformasi Birokrasi (MENPAN-RB) mengatakan
jika tidak maka kebutuhan formasi CPNS 2015 tidak
jumlah ideal pegawai negeri sipil (PNS) adalah 1,5
persen dari jumlah populasi penduduk atau sekitar 4 diberikan. Untuk menyusun e-Formasi, maka
juta. Tetapi MENPAN-RB mengatakan bahwa yang dibutuhkan admin lokal (dalam daerah) yang
mempunyai tugas mengisi Analisa Jabatan tiap-tiap
dibutuhkan hanya 3.5 juta, semenntara jumlah rill PNS
Pegawai dengan Jabatan Fungsional Umum dan
yang digaji negara saat ini sekita 4.5 juta orang.
Jabatan Fungsional Tertentu (JFU dan JFT), untuk
(Sihaloho, beritasatu.com)
jabatan yang memiliki Eselon, pihak BKD telah
Rasionalisasi jumlah pegawai negeri sipil di
Indonesia tersebut disinyalir karena besarnya belanja menyiapkannya.
pegawai di setiap tahunnya. Pada tahun 2012 sampai Penerapan sistem e-formasi ini diberlakukan
dalam pengusulan pegawai ASN, baik di lingkungan
dengan 2015 jumlah belanja pegawai mengalami
kemenetrian/lembaga (K/L) maupun pemerintah
kenaikan yang signifikan dan cukup besar. Lihat tabel
daerah. Menurut instruksi dari Menpan, E-formasi
2 dibawah ini:
paling lambat harus diselesaikan bulan April 2015 oleh
Tabel 2
Anggaran Belanja Pegawai Tahun 2012-2015 di seluruh kementrian/lembaga dan pemerintah daerah.
Indonesia (Miliar Rupiah) Dengan adanya e-formasi ini, gambaran struktur
organisasi, peta jabatan, jumlah PNS yang ada, hingga
Tahun 2012 2013 2014 2015 kebutuhan riil jumlah pegawai dapat diketahui.
Belanja Optimalisasi penggunaan e-formasi ini ditegaskan oleh
Pegawai 215862 241606 637842 647310 MenPAN-RB melalui surat resmi tentang optimalisasi
Sumber : BPS (data diolah) (www.bps.go.id) kebutuhan aparatur sipil negara (ASN) berdasarkan
Dari tabel I.2 belanja pegawai dari tahun ke tahun sistem e-formasi. Dengan demikian dapat diketahui
semakin meningkat, pada tahun 2012 belanja pegawai dengan pasti apakah instansi itu kekurangan atau
sebesar 215,8 triliun rupiah, meningkat menjadi 241,6 kelebihan pegawai.
triliun rupiah di tahun 2013. Di tahun 2014 belanja Instansi wajib mencantumkan hasil analisis beban
pegawai meningkat lebih dari 100% yaitu sebesar kerja (ABK) dalam pengajuan kuota CPNS berbasis e-
637,8 triliun rupiah, meningkat kembali menjadi 647,2 formasi. Analisis itu dipakai untuk mencegah potensi
triliun rupiah di tahun 2015. terjadi penumpukan PNS di unit-unit atau satuan kerja
Dalam instansi Kota/ Kabupaten di Provinsi Jawa tertentu.
Timur, daerah yang memiliki jumlah pegawai paling Tim Kementerian PANRB akan mengoreksi
banyak adalah Kota Surabaya yaitu sebanyak 18613 sesuai dengan Analisis Jabatan (Anjab) dan Analisis
orang pegawai di tahun 2013 dan 18149 orang pegawai Beban Kerja (ABK). Untuk itu, pemerintah daerah
di tahun 2014. (www.bps.go.id) diminta untuk memasukkan data-data yang lengkap
Pemerintah menegaskan bahwa moratorium ini untuk penyusunan alokasi formasi ASN. Kementerian
bukan berarti menghentikan perkrutan CPNS untuk PANRB juga telah mencantumkan syarat-syarat yang
tahun ini. Moratorium ini adalah untuk memperlambat digunakan untuk bahan pertimbangan tambahan
pertumbuhan jumlah PNS. Dengan demikian PNS yang formasi. Pemerintah daerah harus memperhatikan rasio
keluar, baik karena pensiun, dipecat, maupun APBD, selain itu, pemerintah daerah juga wajib
meninggal akan sama jumlah PNS yang akan diterima menyajikan data terkait dengan kebutuhan pegawai
dalam setiap perekrutan CPNS baru tiap tahunnya. minimal lima tahun, jumlah riil pegawai di setiap unit
Istilah ini dikenal dengan Zerogrowth.
2
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016

organisasi, jumlah pegawai yang akan mencapai batas KELEBIHAN 652


usia pensiun, dan perkiraan kekurangan/kelebihan USUL FORMASI 2014 454
pegawai. FORMASI 2014 116
Data yang perlu dimuat dalam e-formasi antara Sumber : BKD Surabaya (data diolah)
lain : Dari tabel 4 tentang formasi pegawai di
1. Peta jabatan pada setiap unit organisasi melalui Pemerintah Kota Surabaya tahun 2014 diatas, standart
analisis jabatan (nama jabatan, ikhtisar jabatan, kebutuhan SDM Aparatur melalui analisis beban kerja
tugas jabatan, kompetensi jabatan, dst); mencapai 30184 sedangkan jumlah rill PNS pada tahun
2. Jumlah kebutuhan pegawai dalam jangka waktu 2014 adalah sebanyak 18228 orang pegawai dan PNS
tertentu minimal lima (5) tahun yaitu dari tahun yang mengalami BUP, pindah dll sebesar 372, maka
2014 sampai dengan tahun 2018 pada setiap unit Pemerintah Kota Surabaya pada tahun 2014 mengalami
organisasi melalui hasil analisis beban kerja; kekurangan pegawai sebesar 12328 orang pegawai dan
3. Jumlah riil pegawai pada setiap unit organisasi; kelebihan sebesar 652. Jika kelebihan pegawai
4. Jumlah pegawai yang akan mencapai batas usia didistribusikan setidaknya Pemerintah Surabaya
pensiun setiap tahunnya dari tahun 2014 sampai membutuhkan pegawai sebesar 11676 orang pegawai.
dengan tahun 2018; Dilihat dari data proses rekrutmen di Pemerintah
5. Perkiraan kekurangan/kelebihan pegawai pada Kota Surabaya tahun 2013, ditemukan bahwa pada
setiap unit organisasi. tahap seleksi, para CPNS yang lolos tidak sesuai
Dibawah ini merupakan tabel perbandingan usulan dengan 375 formasi yang dibutuhkan Pemkot
formasi dari tahun ke tahun di Pemerintah Kota Surabaya, ada beberapa formasi yang kosong, karena
Surabaya : para pendaftar tidak ada yang mencapai passing great
Tabel. 3 yang telah ditetapkan. Mia Santi Dewi, Kepala BKD
Perbandingan Jumlah Usulan Formasi dan Jumlah Surabaya mengatakan, formasi yang kosong dibiarkan
Formasi yang Disetujui MENPAN di Pemerintah Kota tidak terisi. Meskipun Pemkot Surabaya masih butuh
Surabaya tenaga tersebut. Mia menambahkan, sebenarnya
Tahun 2012 2013 2014 Pemkot masih banyak memerlukan pegawai negeri.
Usulan Formasi 700 440 454 Sebab, setiap tahun yang pensiun kurang lebih 100
Formasi Disetujui orang. Sedangkan seleksi CPNS tahun 2013 hanya 361,
309 375 116
MENPAN berhasil lolos seleksi dari 375 formasi yang
Sumber: BKD Surabaya (data diolah) dibutuhkan. Saat ini, jumlah pegawai negeri di
Dari tabel 3 disimpulkan bahwa perbandingan lingkungan Pemkot Surabaya sekitar 18.000 orang.
jumlah usulan formasi dan jumlah formasi yang (Suyono, www.lensaindonesia.com)
disetujui MENPAN di Pemerintah Kota Surabaya Pada tahun 2015 di Jawa Timur masih dalam
sangatlah jauh, terlebih pada tahun 2014, jumlah tahap pelatihan penerapan aplikasi e-formasi tepatnya
formasi yang disetujui tercatat hanya sekitar 25% dari pada tanggal 2-3 Maret. Kasubbid Formasi dan
jumlah usulan formasi. Jumlah formasi yang diperoleh Pengadaan Pegawai Badan Kepegawaian Daerah
Pemerintah Kota Surabaya tahun 2014 juga jauh Provinsi Jawa Timur, Hasyim Asyhari menerangkan
menurun dibanding tahun sebelumnya. Berikut ini bahwa ini merupakan salah satu bentuk komitmen
merupakan formasi pegawai pemerintah Kota Surabaya Pemerintah Jawa timur untuk menyelesaikan e-Formasi
Tahun 2014 : pada akhir bulan April 2015. Untuk diketahui, aplikasi
Tabel 4 e-formasi nantinya akan menjadi dasar usulan formasi
Perencanaan SDM Aparatur Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2015. Seluruh usulan formasi CPNS diharuskan
Tahun Formasi 2014 melalui aplikasi yang dibangun oleh Kemenpan-RB
STANDAR KEBUTUHAN SDM tersebut. Dari pelatihan aplikasi e-formasi tersebut
30184
APARATUR (ABK) sebanyak 80% SKPD di Lingkungan Pemerintah
PNS TAHUN 2013 17867 Propinsi Jawa Timur telah menyelesaikan isian struktur
REALISASI PENERIMAAN CPNS TAHUN organisasi dari masing-masing instansi. Namun di Kota
361 Surabaya per tanggal 19 Mei 2015 pengentrian e-
2013
RIIL TERSEDIA PNS (TH 2014) 18228 formasi masih tercapai 26.2% dari total semua Pegawai
TAHUN 2014 372 yang ada di Surabaya.
TAHUN 2015 354 Studi terdahulu yang memberikan gambaran
PNS BUP, terhadap penelitian ini dilakukan oleh Sugiat dalam
TAHUN 2016 524
PINDAH, DLL eJurnal Ilmu Pemerintahan pada tahun 2013 yang
PNS TAHUN 2017 605
TAHUN TAHUN 2018 823 berjudul Peranan Badan Kepegawaian Daerah Dalam
2014 Pelaksanaan Rekruitmen Dan Penempatan Pegawai
TAHUN 2014 12328
Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Kota
TAHUN 2015 12682
KEKURANGA Samarinda. Dari hasil penelitian tersebut, pada tahap
TAHUN 2016 13206
N perencanaan kebutuhan pegawai diperoleh data bahwa,
TAHUN 2017 13811
formasi masing-masing satuan organisasi daerah
TAHUN 2018 14634 disusun berdasarkan analisia kebutuhan dan

3
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016

penyediaan pegawai sesuai dengan jabatan yang mampu berkontribusi dalam pengembangan Ilmu
tersedia, dengan memperhatikan norma, standar, dan Administrasi Negara dalam bidang Manajemen Sumber
prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Daya Manusia Sektor Publik khususnya masalah
Sebelum melakukan penetapan formasi BKD terlebih pengadaan pegawai, penelitian ini juga dapat
dahulu menetapkan beberapa syarat yang telah digunakan sebagai referensi bagi penelitian
diajukan oleh BKN dan Menpan seperti jenis selanjutnya. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan
pekerjaan, sifat pekerjaan, analisa beban kerja dan dapat memberikan informasi dan konstribusi pemikiran
perkiraan kapasitas seseorang pegawai negeri sipil yang bermanfaat bagi peningkatan sistem formasi
dalam jangka waktu tertentu, prinsip pelaksanaan aparatur SDM dalam rekrutmen pegawai kota
pekerjaan, dan peralatan yang tersedia. Formasi Surabaya.
dibentuk oleh BKD Kota Samarinda, BKN dan
Menpan dengan sistem perencanaan kebutuhan Implementasi Kebijakan Edward III
pegawai yang telah disetujui oleh gubernur atau Implementasi adalah suatu proses yang
walikota/ bupati dengan anggaran yang telah melibatkan sejumlah sumber-sumber yang di dalamnya
ditetapkan oleh kepala daerah. (Sugiat, 2013 : 57-67) termasuk manusia, dana, dan kemampuan
Dari studi Ellyta Yulianti dalam Jurnal Ilmu organisasional, baik oleh pemerintah maupun swasta
Administrasi dan Organisasi, Sept-Des 2009 yang (individu atau kelompok) untuk mencapai tujuan yang
berjudul Analisis Proses Rekrutmen dan Seleksi pada telah ditetapkan sebelumnya oleh pembuat kebijakan.
Kinerja Pegawai berdasarkan hasil penelitian maka (Widodo, 2001 : 193)
diperoleh kesimpulan. Pertama, ditemukan bahwa Implementasi kebijakan menurut Nugroho
seleksi signifikan dipengaruhi oleh rekrutmen yang terdapat dua pilihan untuk mengimplementasikannya
mencakup perencanaan dan waktu pelaksanaan dalam bentuk program-program dan melalui formulasi
rekrutmen. Kedua, ditemukan bahwa kinerja kebijakan derivate atau turunan dari kebijakan tersebut.
dipengaruhi secara signifikan oleh seleksi yang Oleh karena itu, implementasi kebijakan yang telah
tercermin dari prosedur seleksi, peserta seleksi, dan dijelaskan oleh Nugroho merupakan dua pilihan,
pelaku seleksi. Ketiga, rekrutmen memengaruhi secara dimana yang pertama langsung mengimplementasikan
tidak langsung terhadap kinerja melalui proses seleksi. dalam bentuk program dan pilihan kedua melalui
Hasil ini berbeda dengan temuan sebelumnya, yang formulasi kebijakan. (Nugroho, 2004 : 158)
menyatakan bahwa rekrutmen berpengaruh langsung Implementasi merupakan sebuah kegiatan yang
terhadap kinerja. Tingkat generalisasi kinerja memiliki tiga unsur penting dan mutlak dalam
organisasi yang dipengaruhi oleh rekrutmen dan seleksi menjalankannya. Adapun unsur-unsur implementasi
hanya berlaku pada konteks penelitian ini, dan belum kebijakan meliputi :
tentu berlaku pada bagian lainnya. (Yullyanti, 2009 : 1. Adanya program yang dilaksanakan
131-139) 2. Adanya kelompok target, yaitu masyarakat yang
Maka dapat ditarik garis besar / kesimpulan menjadi sasaran dan diharapkan akan menerima
bahwa dalam penelitian terdahulu masih terfokus pada manfaat dari program tersebut.
model rekrutmen tahap pendaftaran dan seleksi saja 3. Adanya pelaksanaan, baik organisasi atau
dan tidak melihat pada proses keseluruhan rekrutmen, perorangan yang bertanggung jawab dalam
terutama pada tahap perencanaan kebutuhan pegawai pengelolaan, pelaksanaan maupun pengawasan
yang merupakan proses dan tahap awal dalam dari proses penerapan tersebut.(Solichin, 2002:
manajemen sumber daya manusia sektor publik. Di 45)
tahun penelitian terdahulu juga masih menggunakan Dari definisi diatas menekankan bahwa
proses manual pada tahap perencanaan kebutuhan implementasi kebijakan merupakan sesuatu tahapan
pegawai, sehingga masih membutuhkan proses yang kebijakan yang membutuhkan sumber daya paling
panjang dalam pengusulan formasi sampai disetujui besar diantara tahapan-tahapan lainnya. Implementasi
oleh MENPAN sampai dengan proses seleksi dan kebijakan publik dilaksanakan setelah tahapan
penetapan pegawai. Oleh karena itu penelitian ini lebih formulasi kebijakan yang dapat berupa Undang-
terfokus pada kebijakan serta sistem baru dalam Undang, Peraturan Pemerintah, keputusan peradilan
mengoptimalkan kebutuhan pegawai yaitu sistem e- dan kebijakan yang dibuat lembaga-lembaga
formasi, dan tidak terlepas dari tahapan rekrutmen pemerintah dalam kehidupan bernegara.
seluruhnya. Menurut Nugroho, tidak ada pilihan model
Berdasarkan latar belakang masalah di atas implementasi kebijakan yang terbaik. Yang kita miliki
peneliti merumuskan masalah penelitian adalah adalah pilihan-pilihan model yang harus kita pilih
bagaimana implementasi kebijakan e-formasi SDM secara bijaksana sesuai dengan kebutuhan dari sebuah
aparatur dalam rekrutmen pegawai di Pemerintah Kota kebijakan itu sendiri.(Nugroho, 2004 : 179)
Surabaya?. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk Maka dari beberapa teori yang diutarakan di atas,
menggambarkan dan mendiskripsikan tentang dalam penelitian ini teori yang digunakan sebagai
implementasi kebijakan e-formasi SDM aparatur dalam konsep operasional adalah teori dari George C. Edward
rekrutmen pegawai di Pemerintah Kota III. Teori George C. Edward III mengandung
Surabaya.Secara akademis penelitian ini diharapkan serangkaian variabel pelaksanaan yang relevan dan

4
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016

sesuai dengan pelaksanaan e-formasi SDM aparatur mampu melaksanakan tugas pokok yang ditetapkan
dalam rekrutmen pegawai. Variabel communication, oleh pejabat tinggi yang berwenang. Formasi
resources, dispositions, dan bureaucratic structure ditetapkan untuk jangka waktu tertentu berdasarkan
memiliki kemampuan untuk dioperasionalkan dengan jenis, sifat, dan beban kerja yang harus dilaksanakan.
fenomena permasalahan yang muncul dalam Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003
implementasi e-formasi SDM aparatur dalam Pasal 1 menyebutkan bahwa:
rekrutmen pegawai di Pemerintah Kota Surabaya. 1. Formasi Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya
Edward III dalam Widodo mengajukan empat disebut dengan formasi adalah jumlah dan
faktor atau variabel yang berpengaruh terhadap susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang
keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan. diperlukan dalam suatu satuan organisasi negara
Empat variabel atau faktor tadi antara lain meliputi untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam
variabel atau faktor communication, resources, jangka waktu tertentu.
dispositions, dan bureaucratic structure. (Widodo, 2. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat adalah
2009 : 96) Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan
1. Komunikasi Lembaga Kepresidenan, Kepala Kepolisian
Menurut Edward III, komunikasi sangat Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non
menentukan keberhasilan pencapaian tujuan dari Departemen, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga
implementasi kebijakan publik. Implementasi yang Tertinggi/ Tinggi Negara, Kepala Pelaksana
efektif terjadi apabila para pembuat keputusan sudah Harian Badan Narkotika Nasional serta Pimpinan
mengetahui apa yang akan mereka kerjakan. Kesekretariatan Lembaga lain yang dipimpin oleh
Terdapat tiga indikator yang dapat dipakai dalam pejabat struktural eselon I dan bukan merupakan
mengukur keberhasilan variabel komunikasi yaitu : bagian dari Departemen/Lembaga Pemerintah
a. Transmisi; Non Departemen.
b. Kejelasan; 3. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi
c. Konsistensi; adalah Gubernur
2. Sumber daya 4. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah
Variabel kedua yang mempengaruhi keberhasilan Kabupaten/Kota adalah Bupati/Walikota.
implementasi suatu kebijakan adalah sumber daya. Dari pernyataan diatas diketahui bahwa Pejabat
Indikator sumber daya terdiri dari beberapa Pembina Kepegawaian Daerah Kota termasuk
elemen, yaitu : Surabaya adalah Walikota.
a. Sumber Daya Manusia Adapun tujuan penetapan formasi adalah agar
b. Sumber Daya Keuangan organisasi mempunyai jumlah dan mutu pegawai yang
c. Sumber Daya Peralatan memadai sesuai beban kerja dan tanggung jawab
3. Disposisi masing-masing satuan organisasi. Formasi ditetapkan
Edward III dalam Widodo menegaskan bahwa berdasarkan analisis kebutuhan dalam jangka waktu
keberhasilan implementasi kebijakan bukan hanya tertentu dengan mempertimbangkan macam-macam
ditentukan oleh sejauh mana para pelaku kebijakan pekerjaan, rutinitas pekerjaan, keahlian yang
(implementors) mengetahui apa yang harus dilakukan diperlukan untuk melaksanakan tugas dan hal-hal lain
dan mampu melakukannya, tetapi juga ditentukan oleh yang mempengaruhi jumlah dan sumber daya manusia
kemauan para pelaku kebijakan tadi memiliki disposisi yang diperlukan. Sesuai dengan perundang-undangan
yang kuat terhadap kebijakan yang sedang berikut ini:
dimplementasikan. (Widodo, 2009 : 104) 1. Jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri
4. Struktur birokrasi Sipil yang diperlukan ditetapkan dalam formasi.
Dua karakteristik, menurut Edward III, yang 2. Formasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
dapat mendongkrak kinerja struktur ditetapkan untuk jangka waktu tertentu
birokrasi/organisasi kearah yang lebih baik, yaitu berdasarkan jenis, sifat, dan beban kerja yang
dengan melakukan : harus dilaksanakan. (UU Nomor 43 Tahun 1999
a. Standar Operating Prosedures (SOPs); adalah Pasal 15)
suatu kegiatan rutin yang memungkinkan para Dalam Undang-Undang tentang ASN formasi
pegawai (atau pelaksana dijelaskan melalui Pasal 56 tentang penyusunan dan
kebijakan/administrator/birokrat) untuk penetapan kebutuhan yang berisikan :
melaksanakan kegiatan-kegiatannya setiap hari 1. Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun
sesuai dengan standar yang ditetapkan atau kebutuhan jumlahdan jenisjabatan PNS
standar minimum yang dibutuhkan. berdasarkananalisisjabatan dan
b. Fragmentasi; adalah upaya penyebaran analisisbebankerja.
tanggungjawab kegiatan-kegiatan atau aktivitas- 2. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan
aktivitas pegawai diantara beberapa unit kerja. PNSdilakukan untuk jangkawaktu5 (lima) tahun
Formasi SDM Aparatur yang diperinci per 1 (satu) tahunberdasarkan
Formasi SDM Aparatur adalah penentuan jumlah prioritas kebutuhan.
dan susunan SDM aparatur yang diperlukan untuk

5
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016

3. Berdasarkan penyusunan kebutuhan, Sipil Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat


Menterimenetapkankebutuhanjumlah dan (1) dan ayat (2) dilakukan berdasarkan usul dari :
jenisjabatanPNS secaranasional. (UU Nomor 5 a. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat; dan
Tahun 2014 Pasal 56) b. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah yang
Kebutuhan sumber daya manusia di waktu yang dikoordinasikan oleh Gubernur
akan mendatang merupakan pusat kegiatan E-Formasi SDM Aparatur
perencanaan kepegawaian. Di dalam organisasi publik, E-formasi atau sistem aplikasi e-formasi ASN/
harus mempunyai prediksi kebutuhan pegawai/ CPNS adalah merupakan salah satu sistem yang
karyawan di waktu yang akan datang. Berdasarkan hal berguna untuk penyusunan kebutuhan formasi cpns
tersebut, perencanaan sumber daya manusia sering setiap tahunnya. Sistem ini merupakan salah satu
hanya diartikan sebagai kegiatan penentuan jumlah program percepatan reformasi birokrasi yang mulai
(kuantitas) dan jenis (kualitas) pegawai/ karyawan dicanangkan oleh Azwar Abubakar (ketua MENPAN-
yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. RB tahun 2011 sampai dengan 2014).
Penentuan kebutuhan pegawai/ karyawan Optimalisasi kebutuhan ASN menggunakan
merupakan bagian terpenting dan tersulit untuk sistem e-Formasi dipertegas dengan Surat Edaran
dilaksanakan dalam perencanaan MSDM. Pertama Menpan RB Nomor : B/5548/M.PAN-RB/12/2014.
yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi berbagai Surat Edaran tersebut sekaligus mempertegas Surat
tantangan yang mempengaruhi permintaan, baik faktor- Edaran Menpan sebelumnya Nomor B-
faktor pengaruh langsung, seperti persediaan SDM atau 2156/M.PAN.RB/5/2014 tentang Penerapan Sistem e-
aspek-aspek organisasional lainnya, faktor-faktor tidak Formasi.
langsung dan perubahan-perubahan lingkungan E-formasi lahir dari landasan pemikiran untuk
ekstern. Yang kedua, organisasi harus melakukan bisa mempercepat proses administrasi serta menjamin
forecast kebutuhan pegawai/ karyawan dalam suatu keakuratan data terkait dengan peta jabatan, jumlah
periode di waktu yang akan datang. Forecast pegawai, posisi penempatan pegawai, alokasi
kebutuhan karyawan dibuat dengan kekurangan dan kelebihan pegawai.
mempertimbangkan keakuratan teknik peramalan yang Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi
digunakan. (Handoko, 2000 : 54) pengambilan keputusan dalam manajemen ASN
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun diperlukan sistem informasi ASN kebijakan
2003 Pasal 2 menyebutkan bahwa : perencanaan pegawai ASN. Selanjutnya
1. Formasi Pegawai Negeri Sipil secara nasional Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah
setiap tahun anggaran ditetapkan oleh Menteri menyampaikan/edit data Profil masing-masing instansi
yang bertanggung jawab di bidang melalui e-Formasi.
pendayagunaan aparatur negara, setelah Adapun Data yang perlu dimuat dalam e-Formasi
memperhatikan pendapat Menteri Keuangan dan antara lain :
pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian 1. Peta jabatan pada setiap unit organisasi melalui
Negara. analisis jabatan (nama jabatan, ikhtisar jabatan,
2. Formasi Pegawai Negeri Sipil secara nasional tugas jabatan, kompetensi jabatan, dst);
terdiri dari : 2. Jumlah kebutuhan pegawai dalam jangka waktu
a. Formasi Pegawai Negeri Sipil Pusat. tertentu minimal lima (5) tahun yaitu dari tahun
b. Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah. 2014 sampai dengan tahun 2018 pada setiap unit
Dan Pasal 3 menyebutkan bahwa : organisasi melalui hasil analisis beban kerja;
1. Formasi Pegawai Negeri Sipil Pusat untuk 3. Jumlah riil pegawai pada setiap unit organisasi;
masing-masing satuan organisasi Pemerintah 4. Jumlah pegawai yang akan mencapai batas usia
Pusat setiap tahun anggaran ditetapkan oleh pensiun setiap tahunnya dari tahun 2014 sampai
Menteri yang bertanggung jawab di bidang dengan tahun 2018;
pendayagunaan aparatur negara setelah mendapat 5. Perkiraan kekurangan/kelebihan pegawai pada
pertimbangan dari Kepala Badan Kepegawaian setiap unit organisasi.
Negara. Perencanaan Sumber Daya Manusia
2. Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah untuk Perencanaan SDM merupakan kegiatan
masing-masing satuan organisasi Pemerintah pendahulu dari semua kegiatan yang ada dalam proses
Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota setiap tahun MSDM. Perencanaan dalam manajemen memegang
anggaran ditetapkan oleh Kepala Daerah masing- peran dan fungsi sangat penting untuk menentukn arah
masing setelah mendapat persetujuan tertulis dari organisasi.
Menteri yang bertanggung jawab di bidang Terdapat beberapa pengertian perencanaan SDM
pendayagunaan aparatur negara, berdasarkan yang ditawarkan beberapa ahli. Reilly dalam Irianto,
pertimbangan dari Kepala Badan Kepegawaian mendifinisikan perencanaan SDM (human resource
Negara. planning) sebagai berikut :
3. Penetapan dan persetujuan formasi Pegawai “A process in which on organization attempts to
Negeri Sipil Pusat dan formasi Pegawai Negeri estimate the demand for labour and evaluate the size,

6
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016

nature and sources of the supply which will be required Arti penting aktivitas rekrutmen semakin besar
to meet the demand” dewasa ini karena beberapa sebab antara lain:
“Bahwa perencanaan SDM merupakan sebuah a. Mayoritas organisasi baik swasta maupun publik
proses dimana organisasi berupaya untuk berasumsi bahwa mengalami kekurangan pegawai
memperkirakan permintaan (kebutuhan) adanya tenaga yang memiliki keahlian-keahlian yang dibutuhkan
kerja dan mengevaluasi ukuran, sifat dan sumber- untuk pegawai-pegawai modern.
sumber pasokan yang dibutuhkan untuk memenuhi b. Perampingan organisasi dan langkah-langkah
oermintaan tersebut.” (Irianto, 2012 : 37) penghematan biaya yang dilancarkan dalam
Sementara itu The Institute of Personnel and tahun-tahun terakhir telah menyebabkan anggaran
Development menguraikan pengertian perencanaan semakin kecil dibandingkan sebelumnya.
SDM seperti di bawah ini : (Sulistiyani dan Rosidah, 2009 :168)
“The systematic and continuing process of Terdapat berbagai pengertian tentang rekrutmen.
analysing an organization’s human resource needs Dundas dalam Irianto menyatakan bahwa rekrutmen
under changing conditions and developong personnel merupakan langkah-langkah lanjutan setelah organisasi
policies appropriate to the longer-term effectiveness of menyelesaikan perencanaan SDM untuk organisasi.
the organization. It is an integral part of the corporate Dalam hal ini perencanaan tersebut akan menentukan
planning and budgeting procedures since human kebutuhan SDM untuk organisasi. Ditambahkan oleh
resource costs and forecasts both affect and are Dundas bahwa jika terdapat kebutuhan ekstra, maka
affected by longer-term corporate plans.” organisasi harus memutuskan untuk segera
“Perencanaan SDM adalah proses analisis mengadakan rekrutmen.(Irianto, 2012 : 69)
kebutuhan SDM bagi organisasi secara sistematik dan Secara esensial rekrutmen oleh Stone dalam
terus menerus di bawah perubahan kondisi dan Irianto dapat diuraikan sebagai :
perkembangan kebijakan kepegawaian yang sesuai “.......is concerned both with meeting the
dengan efektifias jangka panjang organisasi.”(Irianto, organization’s HR requirements and with helping
2012 : 37) potential candidate decide whether they meet the job
Perencanaan SDM selalu berkaitan dengan requirements, are interested in the position and want to
permintaan (demand) dan (supply) tenaga keja. Oleh join the organization. “
karena itu, perencanaan SDM merupakan tanggung “Rekrutmen berkaitan baik dengan pemenuhan
jawab bagi semua manajer dalam organisasi. kebutuhan SDM organisasi maupun dengan membantu
Terdapat empat tahapan dalam proses calon pekerja potensial untuk memutuskan apakah
perencanaan SDM meliputi : mereka memenuhi persyaratan pekerjaan, tertarik
1. a. Pengumpulan, analisis, dan peramalan data dengan posisi (pekerjaan) dan ingin bergabung dengan
dalam rangka mengembangkan perkiraan pasokan organisasi”.
SDM (dan membuat sistem informasi SDM). Rekrutmen, kata Dundas dalam Irianto,
b. Pengumpulan, analisis, dan peramalan data merupakan proses penempatan dan penarikan pelamar
dalam rangka mengembangkan permintaan SDM kerja yang potensial pada suatu pekerjaan yang tersedia
(dan menambahkannya ke sistem informasi di dalam organisasi. Oleh karena itu, ditambahakan
SDM). oleh Dundas bahwa secara khusus tujuan rekrutmen
2. Menetapkan tujuan dan kebijakan SDM dan adalah :
mendapatkan persetujuan dan dukungan dari  Menentukan kebutuhan staffing untuk masa kini
manajemen puncak, dan masa mendatang bagi organisasi (dalam
3. Merancang dan mengimplementasikan rencana kaitannya dengan hasil yang diperoleh dari
dan program tindakan dalam berbagai bidang kegiatan perencanaan SDM dan analisis jabatan).
kegiatan seperti rekrutmen, pelatihan dan promosi  Meningkatkan jumlah pelamar kerja potensial
yang memungkinkan organisasi mampu mencapai dengan biaya minimum
tujuan SDM-nya  Meningkatkan keberhasilan proses seleksi dengan
4. Mengendalikan dan mengevaluasi rencana dan mengurangi jumlah pelamar yang tidak memenuhi
program kepegawaian untuk memfasilitasi syarat atau yang tidak tepat dengan kebutuhan
kemajuan ke arah tujuan SDM.(Irianto, 2012 : 42) organisasi.
Dari beberapa uraian tentang perencanaan SDM  Mengurangi kemungkinan calon pekerja terpilih
tersebut maka dapat ditarik garis besar bahwa untuk secara cepat meninggalkan organisasi dan
perencanaan SDM merupakan sebuah kegiatan yang berpindah ke organisasi lain
mendahului kegiatan-kegiatan MSDM lainnya. Dan  Memenuhi kebutuhan organisasi untuk syarat-
inti dari perencanaan SDM adalah persoalan syarat equal employment opportunity dan
permintaan (demand) dan pasokan (supply) SDM. affirmative action.(Irianto, 2012 : 70)
Dilihat dari prosesnya, perencanaan meliputi banyak Dari penjelasan mengenai rekrutmen pegawai
kegiatan dalam MSDM salah satunya adalah rekrutmen diatas maka dapat ditarik garis besar bahwa rekrutmen
pegawai. pegawai adalah kegiatan untuk menarik pelamar
Rekrutmen Pegawai pekerjaan untuk di tempatkan pada jabatan tertentu
yang membutuhkan sumber daya manusia sesuai

7
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016

dengan spesifikasi jabatan dan sesuai dengan beban Pemerintah Kota Surabaya ini meliputi proses
kerja dan kebutuhan perusahaan. perhitungan jumlah rill pegawai, perhitungan BUP,
Rekrutmen yang efektif dipengaruhi oleh perhitungan mutasi keluar masuk pegawai dan
bagaimana organisasi dapat melaksanakan sejumlah perhitungan kebutuhan dan kelebihan pegawai melalui
kegiatan inti dalam proses tersebut. Menurut Stone analisis jabatan dan analisis beban kerja di setiap
dalam Irianto kegiatan inti dalam proses rekrutmen SKPD di seluruh kota Surabaya.
meliputi : Di Pemerintah Kota Surabaya, usulan formasi
 Menentukan dan membuat kategori kebutuhan sebelum adanya e-formasi adalah tidak sesuai dengan
SDM baik jangka pendek maupun jangka kebutuhan karena hanya melihat dari sisi kekurangan
panjang. pegawai tanpa melihat dari sisi kelebihan pegawai serta
 Selalu memperhatikan perubahan kondisi dalam tidak adanya proses peredistribusian kelebihan dan
pasar tenaga kerja kekurangan kebutuhan pegawai dulu sebelum
 Mengembangkan media (promosi) rekrutmen pengusulan ke pemerintah pusat. Pengusulan formasi
yang paling sesuai pegawai sebelum adanya e-formasi juga dinilai tidak
 Menyimpan data tentang jumlah kualitas pelamar efektif dan efisien karena dengan pengusulan
pekerjaa dari setiap sumber. kebutuhan formasi manual bentuk hardcopy, secara
 Menindaklanjuti setiap permohonan pelamar kerja tidak langsung hal tersebut membutuhkan banyak
untuk kemudian melakukan evaluasi efektifitas kertas, membutuhkan banyak waktu untuk estimasi
upaya rekrutmen yang telah dilakukan. (Irianto, pengiriman usulan, membutuhkan banyak dana dan
2012 : 71) banyak tenaga.
Kegiatan int tersebut ditindaklanjuti dengan Perbedaan yang jauh sangat terlihat pada
melakukan beberapa tahapan proses rekrutmen. perhitungan analisis beban kerja sebelum dan sesudah
Menurut Cushway dalam Irianto beberapa tahapan pelaksanaan e-formasi yang mempunyai selisih jumlah
dalam proses rekrutmen adalah sebagai berikut . yang sangat besar yaitu sekitar 30% (sekitar 10ribu).
1. Identifikasi kebutuhan rekrutmen Hal ini membuktikan bahwa sebelum adanya e-formasi
2. Identifikasi persyarata kerja perhitungan analisis beban kerja pada setiap unit SKPD
3. Memutuskan sumber-sumber potensial untuk di Pemerintah Kota Surabaya dinilai belum efektif dan
rekrutmen tidak dapat dipertanggungjawabkan secara bijak. Dari
4. Memutuskan metode seleksi. pengisian analisis beban kerja ke dalam aplikasi
5. Membuat daftar (shortlisting) kandidat atau calon formasi berbasis online ini juga didapatkan output yang
pekerja. valid yaitu menghasilkan data kebutuhan pegawai yang
6. Memilih (selecting) kandidat yang memenuhi benar-benar konkrit. Perencanaan formasi yang
syarat. didasarkan pada hasil perhitungan beban kerja
7. Mengumumkan atau memberi tahu (notifying) organisasi yang benar-benar kongkrit dan dapat
kandidat tentang hasil seleksi dipertanggungjawabkan dapat menghasilkan susunan
8. Membuat kesepakatan (oppointing) dengan formasi pegawai yang dapat memenuhi kebutuhan
kandidat yang berhasil melewati proses seleksi. organisasi untuk melaksanakan tugas secara
(Irianto, 2012 : 72) profesional, efektif dan efisien.
Dari penelitian yang dilakukan juga diketahui
Metode Penelitian bahwa daerah yang mendapatkan formasi pegawai
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian adalah daerah yang alokasi belanja pegawainya kurang
diskriptif kualitatif yakni untuk menggambarkan dari 50% dari total APBD, hal ini dilakukan agar
implementasi kebijkaan e-formasi SDM aparatur dalam alokasi untuk pembangunan tetap berjalan. Di
rekrutmen pegawai di Pemerintah Kota Surabaya. Pemerintah Kota Surabaya sendiri alokasi belanja
Teknik penentuan informan menggunakan teknik pegawai hanya sebesar 20%-30% hal ini menjadi
purposive sampling. Teknik pengumpulan data pertimbangan pusat untuk memberikan formasi kepada
menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Pemerintah Kota Surabaya.
Teknik analisis data yang digunakan peneliti dengan Berdasarkan pada surat edaran MENPAN-RB dan
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan BKN tentang penerapan sistem e-formasi, maka setiap
serta teknik keabsahan data dalam penelitian ini daerah harus memulai proses penginputan data
menggunakan triangulasi. kepegawaian tentang jumlah rill, bup, mutasi keluar
masuk, kelebihan/ kekurangan pegawai di setiap
Implementasi Kebijakan E-Formasi SDM Aparatur instansi yang ada di Indonesia. Berdasarkan hasil
dalam Rekrutmen Pegawai di Pemerintah Kota penelitian yang dilakukan di Badan Kepegawaian dan
Surabaya Diklat Pemerintah Kota Surabaya, diketahui bahwa di
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa Kota Surabaya dalam melaksanakan penyelesaian
implementasi kebijakan e-formasi SDM Aparatur pengentry-an e-formasi mengalami sedikit
dalam Rekrutmen Pegawai di Pemerintah Kota keterlambatan kurang lebih 1 bulan dari batas akhir
Surabaya telah berjalan dengan cukup baik. pengentry-an yang telah diberikan oleh MENPAN-RB.
Implementasi kebijakan e-formasi SDM aparatur di
8
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016

Hal-hal yang menghambat progres pengisian e- kebutuhan pegawai yang masih belum jelas akan
formasi di Pemerintah Kota Surabaya antara lain langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh
adalah : pelaksana rekrutmen.
- Server e-formasi sering down / lemot sehingga Sumber daya
memperlambat proses pengisian e-formasi Implementasi e-formasi SDM aparatur dalam
- Sistem error yang terjadi saat penginputan di user rekrutmen pegawai di pemerintah Kota Surabaya
lokal sumber daya dana dirasa sudah cukup memadai. Hal ini
Pemecahan dari masalah tersebut adalah : dikarenakan bahwa sumber dana yang digunakan
- Pengisian data kepegawaian melalui e-formasi dalam seluruh proses rekrutmen adalah berasal dari
dijadwal secara bergantian untuk seluruh SKPD APBD, mempertimbangkan besarnya APBD, dan
di Pemerintah Kota Surabaya dan memakai user dalam perencanaan kebutuhan pegawai, jumlah formasi
induk dalam proses rekrutmen juga mempertimbangkan
Pemerintah Kota Surabaya telah melaksanakan alokasi belanja pegawai sesuai dengan kebijakan
kebijakan e-formasi sesuai dengan perintah pemerintah MENPAN-RB yaitu daerah yang mendapatkan formasi
pusat melalui surat edaran MENPAN-RB. Meskipun adalah daerah yang alokasi belanja pegawainya kurang
dalam pengentry-an data kepegawaian ke sistem e- dari 50% dengan alasan yang telah disebutkan
formasi mengalami sedikit kendala, tetapi Pemerintah sebelumnya. Di Surabaya sendiri besarnya alokasi
Kota Surabaya dapat mengatasi kendala tersebut belanja pegawai adalah sebesar 20%-30%.
dengan cukup baik. Dalam implementasi kebijakan e-formasi di Kota
Indikator Implementasi Kebijakan E-Formasi SDM Surabaya melibatkan seluruh pelaksana yaitu Badan
Aparatur dalam Rekrutmen Pegawai di Pemerintah Kepegawaian dan Diklat Kota Surabaya dan seluruh
Kota Surabaya SKPD yang ada di Kota Surabaya. Dalam hal
Komunikasi penyusunan analisis jabatan dan analisis beban kerja,
Pada tahap perencanaan pegawai melalui sistem dikarenakan sumber daya manusia yang ada di Badan
e-formasi ini melibatkan beberapa instansi yang ada di Kepegawian dan Diklat kurang, maka dilakukannya
dalam struktur birokrasi di Pemerintah Kota Surabaya. kerja sama antara BKD dan Bagian Organisasi dan
Implementor utama untuk melakukan perencanaan Tatalaksana Pemerintah Kota Surabaya yang
kebutuhan pegawai melalu sistem e-formasi adalah mempunyai kewenangan yang sama sehingga dalam
Walikota Surabaya sebagai Pejabat Pembina tahap ini dirasa sumber daya aparatur yang ada telah
Kepegawaian dibantu oleh instansi teknis yang efektif dan efisien. SKPD yang terlibat dalam proses
mengurusi kepegawaian yaitu Badan Kepegawaian dan pengenty-an data adalah semua SKPD yang ada di
Diklat Kota Surabaya. Walikota dalam hal ini Pemerintah Kota Surabaya. Maka dari itu disimpulkan
mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam bahwa ketersediaan aparat pelaksana atau sumber daya
perencanaan kebutuhan pegawai. Dalam melakukan manusia dalam tahap perencanaan kebutuhan pegawai
sosialisasi kepada kelompok sasaran yaitu Satuan Kerja melalui sistem e-formasi dinilai sudah cukup memadai
Perangkat Daerah di seluruh Kota Surabaya, BKD Sumber daya peralatan yang dibutuhkan disini
Surabaya dibantu oleh BKD Pemerintah Provinsi Jawa adalah tersedianya peraturan pemerintah yang
Timur dan BKN. Dalam menyusun analisis jabatan dan mengatur tentang manajemen kepegawaian sesuai
analisis beban kerja pihak BKD melakukan koordinasi dengan Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang
dengan Bagian Organisasi dan Tata Laksana Kota ASN. Dari pemerintah pusat sendiri peraturan
Surabaya. pemerintahtentang ASN belum ada. Maka dapat
Jika ditarik garis besar dalam melakukan disimpulkan bahwa di Pemerintah Kota Surabaya
implementasi kebijkan e-formasi SDM aparatur dalam sumber daya peralatan kurang memadai. Dan secara
rekrutmen pegawai pihak Badan Kepegawaian dan garis besar sumber daya dalam tahap perencanaan
Diklat Kota Surabaya merupakan pelaksana teknis kebutuhan pegawai melalui sistem e-formasi di
utama dari kebijakan ini, setiap proses ini akan selalu Pemerintah Kota Surabaya adalah cukup memadai.
melibatkan BKD Surabaya dan selanjutnya Disposisi
disampaikan kepada pelaksana kebijakan yang lain. Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan
Sehingga informasi yang berkaitan langsung dengan menunjukkan bahwa pemahaman aparat pelaksana
kebijakan e-formasi akan disampaikan melalui BKD dalam kebijakan e-formasi SDM aparatur sudah baik.
untuk diteruskan kepada pelaksana yang lain. Dari petikan yang telah disampaikkan sebelumnya,
Komunikasi yang terjadi secara vertical dalam proses para pelaksana memahami bahwa tujuan
perencanaan kebutuhan pegawai melalui e-formasi ini diimplementasikannya e-formasi adalah untuk
sudah cukup baik. Komunikasi yang berjalan sejak memantau dan mengetahui kebutuhan pegawai serta
adanya kebijakan dan pada saat sosialisasi kekelompok memotret kondisi rill data kepegawaian berdasarkan
sasaran adalah jelas. Komunikasi saat koordinasi dan analisis jabatan dan analisis beban kerja di setiap
proses penyusunan analisis jabatan dan analisis beban instansi (Kementrian/ Lembaga dan Pemerintah
kerja adalah cukup jelas. Dan komunikasi saat Daerah) hingga pada setiap unit terkecil sekalipun agar
pengentry-an SKPD ke sistem E-formasi adalah jelas. pergerakan pegawai bisa di pantau setiap tahunnya
Yang terakhir adalah mekanisme saat pengusulan sehingga ketika sebuah instansi mengusulkan

9
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016

kebutuhan formasi, pemerintah pusat sudah perencanaan kebutuhan pegawai hingga penetapan
mempunyai data yang akurat untuk selanjutnya pegawai, penerapan e-formasi di Pemerintah Kota
mengadakan rekrutmen CPNS. Pemahaman terhadap Surabaya pada tahap perencanaan kebutuhan pegawai
kebijakan tersebut mengarahkan respon mereka untuk belum berjalan dengan baik karena adanya
mendukung implementasi kebijakan e-formasi SDM ketidakjelasan mekanisme setelah usulan formasi dari
aparatur, hal ini ditunjukkan dengan dukungan, Pemerintah Kota Surabaya masuk ke Pemerintah Pusat.
kesediaan dan kemampuan untuk melakukan Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya sumber daya
koordinasi dan komunikasi untuk mencapai informasi yaitu peraturan pemerintah tentang
keberhasilan penyampaian tujuan kebijakan. mekanisme rekrutmen CPNS yang bersinergi dengan
Struktur Birokrasi kebijakan e-formasi sesuai dengan Undang-Undang
Selain Walikota Surabaya dalam implementasi Aparatur Sipil Negara.
kebijakan e-formasi SDM aparatur juga melibatkan
lembaga lain di bawah Pemerintah Kota Surabaya. Dari Daftar Pustaka
hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa Buku
instansi-instansi yang ikut terlibat dalam pelaksanaan Handoko, T. Hani. 2000. Manajemen Personalia dan
kebijakan e-formasi adalah Badan Kepegawaian dan Sumberdaya Manusia Edisi 2, Yogjakarta: BPFE
Diklat serta SKPD seluruh Kota Surabaya.
Selain membahas tentang susunan pelaksanaan Irianto, Jusuf. 2012. Buku Ajar : Manajemen Sumber
kebijakan, struktur birokrasi juga membahas tentang Daya Manusia. Surabaya: PT Revka Petra Media
mekanisme implementasi kebijakan e-formasi dalam
rekrutmen pegawai Kota Surabaya. Mekanisme Nugroho, Riant. 2004. Kebijakan Publik: Formulasi,
implementasi kebijakan e-formasi di Kota Surabaya
Implementasi, dan Evaluasi. Jakarta: Gramedia
secara berjenjang dimulai dari tingkat organisasi paling
bawah yaitu seluruh SKPD yang ada di Pemerntah
Sedarmayanti. 2007. Manajemen Sumber Daya
Kota Surabaya. Setelah dilakukan pengentry-an data
Manusia (Reformasi Birokrasi dan Manajemen
sesuai dengan analisis jabatan dan analisis beban kerja
Pegawai Negeri sipil). Bandung : PT. Refika
selanjutnya dipantau oleh BKD dan dilaporkan ke
Aditama
MENPAN-RB.
Sulistiyani, Ambar Teguh dan Rosidah. 2009.
Selain instansi-instansi yang disebutkan
sebelumnya, kebijakan e-formasi ini juga melibatkan Manajemen Sumber Daya Manusia : Konsep,
Bagian Organiasi dan Tatalaksana dalam pelaksanaan Teori dan Pengembangan dalam Konsep
penyusunan analisis jabatan dan analisis beban kerja. Organisasi Publik, Yogjakarta: Graha Ilmu
Sehingga Badan Kepegawaian dan Diklat melakukan
koordinasi dengan pihak Organisasi dan Tata Laksana Wahab A. Solichin. 2002. Pengantar Analisis
Pemerintah Kota Surabaya untuk penyusunan analisis Kebijakasanaan Negara. Jakarta: Reneka Cipta.
jabatan dan analisis beban kerja. Dalam penelitian ini, Widodo, Joko. 2001. Good Governance Telaah dari
seluruh aparat pelaksana sudah menjalankan tugasnya Dimensi: Akuntabilitas dan Kontrol Birokrasi
dengan baik, karena mereka sudah mengetahui tugas Pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah.
dan peran masing-masing dalam tahap perencanaan Surabaya: Insan Cendikia
pegawai melalui sistem aplikasi e-formasi SDM ____________. 2009. Analisis Kebijakan Publik,
aparatur. Malang: Bayumedia Publishing
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
Badan Kepegawaian dan Diklat Pemerintah Kota Winarno, Nudi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan
Surabaya tersebut, diketahui bahwa pelaksana teknis Publik. Yogyakarta: Media Pressindo.
utama dari semua tahapan rekrutmen adalah Badan Jurnal
Kepegawaian dan Diklat Kota Surabaya. Sugiat. 2013. “Peranan Badan Kepegawaian Daerah
Dalam Pelaksanaan Rekruitmen Dan Penempatan
Kesimpulan
Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah
Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa
implementasi kebijakan e-formasi SDM aparatur dalam Kota Samarinda.”.eJournal Ilmu Pemerintahan,
rekrutmen pegawai di Pemerintah Kota Surabaya dapat Vol 1 (1), hal 57-67
dikatakan sudah berjalan dengan cukup baik.Dari
pengisian analisis beban kerja ke dalam aplikasi Yullyanti, Ellyta. 2009. “Proses Rekrutmen dan Seleksi
formasi berbasis online ini juga didapatkan output yang pada Kinerja Pegawai”. Jurnal Ilmu Administrasi
valid yaitu menghasilkan data kebutuhan pegawai yang dan Organisasi. Vol 16 (3), hal. 131-139
benar-benar konkrit dan dapat dipertanggungjawabkan Peraturan- peraturan
serta menghasilkan susunan formasi pegawai yang
dapat memenuhi kebutuhan organisasi untuk Peraturan Kepala BKN Nomor 19 Tahun 2011
melaksanakan tugas secara profesional, efektif dan Tentang Pedoman Umum Penyusunan Kebutuhan
efisien. Dari semua tahapan rekrutmen mulai Pegawai Negeri Sipil

10
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016

Peraturan Kepala BKN Nomor 9 Tahun 2012 Tentang


Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Calon PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 Tentang
Pengadaan PNS
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 Tentang
Formasi Pegawai Negeri Sipil
Undang-undang No.5 Tahun 2014 Tentang Aparatur
Sipil Negara

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang


Pokok-Pokok Kepegawian

Internet
http://www.bps.go.id
http://www.menpan.go.id/
Sihaloho, Makus Junianto /FMB.Menteri PAN dan RB:
Jumlah PNS Ideal 3,5 Juta.
www.beritasatu.com/politik/368960-menpan-rb-
jumlah-pns-yang-ideal-cuma-35-juta.html
(diakses tanggal 10 Juni 2016)
Suyono. 2013. BKD Surabaya segera lakukan
pemberkasan
NIP.http://www.lensaindonesia.com/2013/12/25/b
kd-surabaya-segera-lakukan-pemberkasan-
nip.html (diakses tanggal 25 April 2015)

11

You might also like