Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Variasi Trace Gases Selama 10 Tahun ....... (Novita Ambarsari et al.

VARIASI TRACE GASES SELAMA 10 TAHUN DAN PENCAMPURAN


DI SEKITAR LAPISAN TROPOPAUSE DI INDONESIA BERBASIS
SATELIT
(TRACE GASES VARIATION FOR 10 YEARS AND MIXING AROUND
THE TROPOPAUSE LAYERS IN INDONESIA BASED ON SATELLITE)
Novita Ambarsari1, Ninong Komala, Fanny Aditya Putri
Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
Jl. Dr. Djunjunan 133 Bandung 40173 Indonesia
1e-mail: novitaambar@yahoo.com, novita.ambarsari@lapan.go.id

ABSTRACT

Measurement of trace gases (CO, O3, CH3Cl, HCl, H2O, and HNO3) and temperatures around
upper troposphere/lower stratosphere (UT/LS) or rather around Tropical Tropopause Layer (TTL) in
Indonesia by using Microwave Limb Sounder (MLS) instrument board on Satellite AURA for 2005-2014
period to make variations of these gases over the 10 years around TTL allows to be studied more
deeply. TTL becomes the main route entry of chemical compounds and aerosols originating in the
troposphere into the stratosphere. The composition of minor gases in the TTL is very important
because it affects the global radiation budget. Analysis of vertical profiles of these gases in the TTL was
done to determine the suitability of the concept of TTL which starts from the upper troposphere to the
lower stratosphere. Other method are the time series diagram of the altitude (height versus time series
cross section) which shows the annual and interannual variations in vertical profiles of these gases in
the TTL and the possible influence of the dynamics of the atmosphere. The results showed correlation
of these gases with ozone showed most of the air in the stratosphere is experiencing mixing in the TTL.
In addition, changes in concentration and temperature values in the TTL have been calculated using
the trends of each parameter and it is known that the parameters of HCl, CH 3Cl, and temperature
show respective decreases of -0.036 ppmv, -0.024 ppmv, and -0.456 K. As for other parameters such
as ozone, CO, H2O, and HNO3 showed an increase of respectively 0.0036 ppmv, 0.0096 ppmv, 0.108
ppmv, and 0.06 ppmv.

Keywords: trace gases, tropopause, TTL, MLS, AURA

83
Jurnal Sains Dirgantara Vol. 14 No. 2 Juni 2017 :83—96

ABSTRAK

Pengukuran trace gases (CO, O3, CH3Cl, HCl, H2O, HNO3) dan temperatur di sekitar lapisan
troposfer atas/stratosfer bawah (UT/LS) atau tepatnya di sekitar Tropical Tropopause Layer (TTL) di
Indonesia menggunakan instrumen Microwave Limb Sounder (MLS) pada Satelit AURA periode 2005-
2014 menjadikan variasi gas-gas tersebut selama 10 tahun di sekitar TTL memungkinkan untuk
dikaji lebih dalam. TTL menjadi jalur utama masuknya senyawa-senyawa kimia dan aerosol yang
bersumber di troposfer ke stratosfer. Komposisi gas-gas minor di TTL sangat penting karena
mempengaruhi budget radiasi global. Analisis profil vertikal gas-gas tersebut di TTL dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian konsep TTL yang dimulai dari lapisan troposfer atas hingga ke stratosfer
bawah. Metode lainnya adalah dengan diagram time series terhadap ketinggian (time series versus
height cross section) yang menunjukkan variasi tahunan maupun antar tahunan profil vertikal gas-
gas tersebut di TTL serta kemungkinan adanya pengaruh dari proses dinamika atmosfer. Hasil
penelitian menunjukkan korelasi gas-gas tersebut dengan ozon menunjukkan adanya sebagian udara
di stratosfer yang mengalami pencampuran di wilayah TTL. Selain itu, perubahan nilai konsentrasi
dan temperatur di TTL telah dihitung menggunakan trend masing-masing parameter dan diketahui
bahwa parameter HCl, CH 3Cl, dan temperatur menunjukkan penurunan masing-masing sebesar
-0,036 ppmv, -0,024 ppmv, dan -0,456 K. Adapun parameter lain seperti ozon, CO, H2O, dan HNO3
menunjukkan adanya peningkatan masing-masing sebesar 0,0036 ppmv, 0,0096 ppmv, 0,108 ppmv,
dan 0,06 ppmv.

Kata kunci: gas minor, tropopause, TTL, MLS, AURA

1 PENDAHULUAN TTL sebagai lapisan batas antara


Lapisan tropopause di wilayah troposfer dan stratosfer diketahui
tropis telah digambarkan sebagai lapisan memiliki karakteristik kedua lapisan
transisi antara troposfer dan stratosfer yaitu troposfer atas dan stratosfer bawah
di daerah tropis. Lapisan ini lebih sedikit (Upper Troposphere/Lower Stratosphere).
terhubung ke Planetary Boundary Layer TTL juga diketahui dikontrol oleh berbagai
(PBL) dibandingkan dengan daerah proses diantaranya interaksi transpor
troposfer bawah tetapi tidak dominan konveksi, gelombang konfektif, radiasi,
dipengaruhi oleh radiasi matahari seperti mikrofisika awan, dan sirkulasi stratosfer
halnya di stratosfer. Batas wilayah skala luas (large scale) (Henz, 2010). TTL
Tropical Tropopause Layer (TTL) telah juga menjadi jalur utama masuknya
ditentukan dari beberapa aspek senyawa-senyawa kimia dan aerosol
diantaranya proses konveksi dan struktur yang bersumber di troposfer ke stratosfer.
termal atmosfer. Daerah dengan fenomena Konveksi tinggi menjadi kunci utama
konveksi overshoot pada ketinggian 17- proses yang mempengaruhi komposisi
19 km menjadi nilai batas atas lapisan kimia di troposfer dan stratosfer di
TTL dan wilayah dengan buoyancy netral wilayah tropis karena dapat membawa
(14 km) menjadi batas bawahnya (Marcy emisi dari troposfer di PBL. Karakteristik
et al., 2007). Kriteria lainnya adalah TTL juga sangat dipengaruhi oleh kondisi
batas atas TTL berada pada ketinggian geografis dan musim. Variabilitas ini
17-19 km saat terjadi Cold Point mungkin berhubungan dengan sampel
Temperature (CPT) atau saat temperatur massa udara (bersih atau terpolusi),
mencapai titik terendah dan batas proses yang terjadi hingga massa udara
bawahnya adalah level dimana terjadinya tersebut mencapai TTL, konveksi tinggi,
lapse rate minimum (10-12 km) (Marcy transpor radiatif, dan proses kimia yang
et al., 2007).
84
Variasi Trace Gases Selama 10 Tahun ....... (Novita Ambarsari et al.)

melibatkan massa udara tersebut Penelitian mengenai komposisi


(Marecal et al., 2011). gas minor di TTL telah banyak dilakukan
Rasio campuran (mixing ratio) peneliti-peneliti internasional selama
beberapa gas minor (trace gases) di TTL lebih dari satu dekade terakhir
menunjukkan variasi yang unik diantaranya adalah penelitian yang
(Konopka et al., 2010; Fueglistaler et al., dilakukan oleh Marcy et al. (2007) dan
2009; Ploeger et al., 2012). Komposisi Marecal et al. (2011). Kedua penelitian
gas-gas minor di TTL sangat penting tersebut membuktikan bahwa profil
karena mempengaruhi budget radiasi vertikal gas minor sesuai dengan konsep
global. Pengaruh gas-gas minor terhadap TTL yang menunjukkan perbedaan di
temperatur menjadikan rasio campuran troposfer atas hingga stratosfer bawah
gas-gas minor di TTL juga berpengaruh serta kombinasi dari profil vertikal dan
terhadap uap air di stratosfer serta proses korelasi dengan ozon (kurva “L”)
kimia yang menyertainya dengan menunjukkan adanya sejumlah gas dari
implikasinya terhadap radiasi global. stratosfer dan troposfer yang mengalami
Oleh karena itu, untuk memahami pencampuran di TTL. Penelitian mengenai
perubahan sistem iklim, penting untuk gas-gas minor di TTL Indonesia
mempelajari proses yang mengontrol khususnya ozon dan karbon monoksida
komposisi gas-gas minor di TTL (Ploeger (CO) sebelumnya juga telah dilakukan
et al., 2012). oleh Ambarsari dan Komala (2014) yang
Pemahaman mengenai proses menganalisis profil vertikal ozon dan CO
yang mempengaruhi komposisi kimia, di sekitar TTL di Indonesia. Hasil
mikrofisika, dan transpor di troposfer penelitian tersebut menunjukkan adanya
atas-stratosfer bawah di wilayah tropis lapisan transisi yang ditunjukkan
(TTL) penting untuk menentukan proses dengan menurunnya konsentrasi ozon
transpor dan pencampuran gas-gas dan CO pada ketinggian sekitar TTL
minor masuk ke stratosfer yang akan serta adanya pencampuran udara
mempengaruhi ozon dan uap air di stratosfer dan troposfer di TTL yang
stratosfer. Oleh karena itu, penelitian tampak pada hasil scatter plot CO dan
mengenai komposisi gas minor di TTL ozon di troposfer atas, TTL, dan
penting dilakukan karena masuknya gas stratosfer bawah.
minor ke stratosfer ditentukan oleh Penelitian ini bertujuan untuk
jumlah gas minor yang mampu melewati melengkapi penelitian yang telah
TTL, waktu hidup gas-gas minor di TTL dilakukan sebelumnya dengan mengkaji
sebelum mengalami transpor upward variasi gas-gas minor lainnya di TTL
serta proses lainnya yang berpotensi yaitu asam klorida (HCl), ozon (O3), asam
mengubah konsentrasi gas-gas tersebut nitrat (HNO3), metil klorida (CH3Cl),
(proses kimia, mikrofisika, dan karbon monoksida (CO), uap air (H2O)
pencampuran dari lokasi lain). Selain serta parameter fisik yaitu temperatur.
itu, penelitian mengenai komposisi kimia Data komposisi gas-gas minor dan
di TTL juga penting karena beberapa gas temperatur tersebut diperoleh dari hasil
minor seperti H2O, ozon, dan CO2 observasi sensor Microwave Limb
berkontribusi terhadap perubahan Sounders (MLS) pada satelit AURA.
radiasi dan iklim, juga komposisi kimia Periode penelitian ini adalah selama 10
di TTL berperan sebagai sumber tahun yaitu tahun 2005 hingga 2014
pembentukan partikel yang berpengaruh dengan wilayah kajian meliputi
terhadap aerosol di stratosfer (Abalos et Indonesia (94 – 146 BT, 12 LS – 12o
o o o

al., 2013). LU).

85
Jurnal Sains Dirgantara Vol. 14 No. 2 Juni 2017 :83—96

2 DATA DAN METODE validasi data profil vertikal ozon dan


Data yang digunakan pada temperatur dari MLS dengan data dari
penelitian ini adalah data harian profil instrumen ozonesonde di Kototabang
vertikal dalam Volume Mixing Ratio tahun 2007 dan 2008 yang memberikan
(VMR) gas-gas minor meliputi CO, O3, nilai korelasi yang sangat baik dengan
CH3Cl, H2O, HNO3, HCl dan temperatur r=0,9999 (Komala et al., 2013). Validasi
hasil pengukuran sensor MLS satelit konsentrasi uap air dari MLS AURA
AURA tahun 2005-2014 untuk wilayah dengan data hasil pengukuran Cryogenic
Indonesia (www.mirador.gsfc.nasa.gov). Frost point Hygrometer (CFH) di Biak
MLS mengamati radiasi termal pada Indonesia juga telah dilakukan oleh
gelombang mikro yang dipancarkan Vomel et al. (2007), yang menunjukkan
Bumi dan merekam data dari perbedaan nilai sebesar 5-25 % dengan
permukaan hingga ketinggian 90 km. koefisien korelasi bervariasi antara 0,7
MLS mengukur emisi termal dari pita hingga 0,85 tergantung level tekanan
spektrum yang luas pada frekuensi 118, atau ketinggian. Validasi untuk trace
190, 240, 640, dan 2250 GHz yang gases lainnya hasil pengukuran MLS
diukur secara kontinyu menggunakan 7 AURA dan pengukuran insitu di
penerima gelombang mikro. Resolusi Indonesia belum pernah dilakukan karena
data MLS adalah sebesar 3 km untuk keterbatasan instrumen pengukuran
resolusi vertikal dan 200 km untuk insitu yang mengukur senyawa CO, HCl,
resolusi horizontal (http://mls.jpl.nasa. CH3Cl, dan HNO3.
gov/eos/instrument.php). Resolusi Adapun tahapan pengolahan data
horisontal ini menghasilkan cakupan yang dilakukan pada penelitian ini
wilayah observasi MLS meliputi 82 LS diawali dengan ekstraksi data profil
hingga 82 LU. MLS mengukur profil vertikal komposisi kimia dari MLS AURA
vertikal pada 3500 lokasi di dunia setiap dalam format Hierarchical Data Format-5
24 jam (Ahmad et al., 2006). (HDF-5) untuk memperoleh nilai VMR
Instrumen MLS dilengkapi masing-masing komponen kimia, lintang,
dengan empat jenis radiometer yang bujur, dan tekanan (hPa) yang kemudian
dioperasikan pada temperatur ambien dikonversi menjadi ketinggian (km).
pada lima daerah spektrum yang mampu Proses konversi tekanan (hPa) menjadi
mendeteksi spektrum O2 termasuk ketinggian (km) dilakukan dengan
mengukur temperatur dan tekanan, menggunakan nilai Geopotential Heigth
H2O, HNO3, O3 di troposfer atas, CO, (GPH) dari data MLS AURA yang memuat
HCl, ClO, BrO, HO2, N2O, dan OH data tekanan atmosfer (hPa) untuk setiap
(Waters et al., 2006). Validasi data hasil level ketinggian. Lapisan tropopause pada
pengukuran MLS AURA telah banyak tekanan 100 hPa menunjukkan nilai
dilakukan di antaranya penelitian yang rata-rata GPH diantara 16-17 km untuk
dilakukan oleh Yan et al. (2016) yang wilayah Indonesia.
melakukan validasi data ozon, uap air, Tahapan berikutnya adalah
dan temperatur dari MLS AURA dengan melakukan perata-rataan data untuk
data ozonesonde di wilayah Tibet. Hasil wilayah Indonesia (area average) untuk
analisis statistik menunjukkan korelasi memperoleh satu nilai profil vertikal
yang cukup baik antara MLS dengan rata-rata Indonesia untuk masing-
ozonesonde untuk data ozon, uap air, masing gas setiap harinya. Perata-rataan
dan temperatur di sekitar lapisan ini merupakan metode yang banyak
tropopause dengan koefisien korelasi dilakukan untuk menganalisis profil
>0.5 (Yan et al., 2016). Selain itu Komala vertikal atmosfer di suatu wilayah yang
et al. (2013) juga telah melakukan luas, seperti pada penelitian Ploeger et

86
Variasi Trace Gases Selama 10 Tahun ....... (Novita Ambarsari et al.)

al. (2011) yang menganalisis profil untuk membuat scatter plot ini adalah
vertikal ozon dan uap air di TTL khususnya data profil vertikal trace gases dan ozon
profil vertikal rata-rata di wilayah tropis pada ketinggian 10-20 km yang mewakili
pada lintang 20 LU – 20 LS. Selain itu, lapisan troposfer atas, tropopause, dan
penelitian oleh Fujiwara et al. (2010) stratosfer bawah yang dapat
juga mengenai profil vertikal uap air menunjukkan profil pencampuran udara
rata-rata di wilayah tropis di sekitar secara vertikal senyawa trace gases di
stratosfer bawah dengan area penelitian troposfer atas dengan senyawa di
mencakup 15 LS – 30 LU dan 90 BT – stratosfer bawah di sekitar lapisan TTL
90 BB. Penelitian mengenai profil (Marcy et al., 2007; Marecal et al., 2011).
vertikal komposisi kimia dengan merata- Untuk mengetahui perubahan
ratakan untuk wilayah tertentu juga konsentrasi trace gases dan temperatur
dilakukan diantaranya oleh (Qian et al., di TTL Indonesia dibuat trend selama 10
2014), (Liu et al., 2010), dan (Abalos et tahun pengukuran kemudian dihitung
al., 2013). berdasarkan persamaan garis (trend line)
Pada penelitian yang telah nilai perubahan konsentrasi yang terjadi.
dilakukan sebelumnya, profil vertikal
ozon, CO, H2O, dan temperatur di 3 HASIL DAN ANALISIS
beberapa wilayah di Indonesia ternyata Profil vertikal HCl, O3, dan HNO3
tidak menunjukkan perbedaan yang menunjukkan dengan jelas adanya
signifikan hanya sekitar 1 % hingga 10 % lapisan transisi pada ketinggian sekitar
untuk masing-masing senyawa tergantung 16-17 km atau tekanan 100 hPa yang
level tekanan atau ketinggian, dan diperkirakan sebagai lapisan TTL di
perbedaan yang jauh lebih kecil terjadi Indonesia seperti diperlihatkan pada
di lapisan tropopause hingga troposfer Gambar 3-1. Hal ini ditunjukkan dengan
(Ambarsari dan Komala, 2010). Penelitian konsentrasi ketiga senyawa tersebut
untuk variasi trace gases lainnya di mencapai nilai terendah (minimum)
Indonesia belum dilakukan secara pada ketinggian 16-17 km. Penentuan
menyeluruh sehingga metode perata- ketinggian pada 16-17 km untuk lapisan
rataan area (area average) ini dipilih untuk tropopause telah dijelaskan pada bagian
dapat memberikan gambaran secara metodologi.
umum profil vertikal trace gases di HCl, O3, dan HNO3 merupakan
tropopause Indonesia. stratospheric tracer atau senyawa yang
Selanjutnya adalah pemilihan data dominan ada di stratosfer ditunjukkan
pada ketinggian sekitar TTL. Pada dengan profil vertikal ketiga senyawa
penelitian ini analisis difokuskan pada tersebut yang mengalami peningkatan
ketinggian 13 - 22 km yaitu dari lapisan konsentrasi di atas TTL (Gambar 3-1).
troposfer atas hingga stratosfer bawah Sumber antropogenik HCl di permukaan
yang dapat mencakup kondisi di lapisan yang dapat terbawa hingga ke TTL
tropopause serta profil vertikal yang sangat sedikit hampir dapat diabaikan
menggambarkan adanya transpor karena sebagian besar HCl di troposfer
senyawa kimia melewati TTL. Kemudian mengalami pembersihan melalui proses
dilakukan perata-rataan bulanan, deposisi basah. Keberadaan HCl di TTL
musiman, analisis diagram time series- berasal dari stratosfer (Marcy et al.,
ketinggian, analisis variasi trace gases 2007; Kim et al., 2008). Hal ini berbeda
pada level ketinggian TTL dan scatter dengan profil vertikal HCl di sekitar TTL
plot antara gas-gas tersebut dengan ozon di Indonesia seperti pada Gambar 3-1.
sebagai senyawa penanda stratosfer Konsentrasi HCl di troposfer atas di
(stratospheric tracer). Data yang digunakan Indonesia pada ketinggian 13 km cukup

87
Jurnal Sains Dirgantara Vol. 14 No. 2 Juni 2017 :83—96

tinggi sekitar 0,5 hingga 0,9 ppbv, senyawa asam seperti HNO3 dan H2SO4
kemudian menurun hingga di lapisan (Kim et al., 2008). Wilayah Indonesia
TTL pada ketinggian sekitar 16,5 km yang dikelilingi lautan diperkirakan
dengan konsentrasi HCl hanya sekitar menjadi alasan konsentrasi HCl di
0,1 ppbv. Di atas TTL hingga stratosfer troposfer atas di Indonesia cukup tinggi.
bawah pada ketinggian 22 km, Peningkatan konsentrasi HCl di atas TTL
konsentrasi HCl meningkat kembali hingga ke stratosfer bawah diperkirakan
mencapai 0,5 hingga 0,6 ppbv. Konsentrasi karena adanya pencampuran udara
HCl di troposfer atas di Indonesia cukup stratosfer di TTL (Konopka et al., 2010;
tinggi diperkirakan karena sumber HCl Marcy et al., 2007) yang ditunjukkan juga
di troposfer terutama dari proses oleh peningkatan konsentrasi ozon
deklorinasi aerosol garam laut dengan mencapai 1800 ppbv di stratosfer

Gambar 3-1: Profil vertikal rata-rata bulan trace gases di sekitar lapisan tropopause tropis atau TTL
di Indonesia Tahun 2005-2014

88
Variasi Trace Gases Selama 10 Tahun ....... (Novita Ambarsari et al.)

bawah (Mebarki et al., 2010). troposfer. Hal ini terlihat dari profil
Konsentrasi ozon di troposfer atas vertikal senyawa-senyawa tersebut pada
hingga sekitar TTL (ketinggian 13-17 km) Gambar 3-1 yang mengalami penurunan
sangat kecil sekitar 40-70 ppbv. konsentrasi dari troposfer atas hingga ke
Konsentrasi ozon meningkat setelah stratosfer bawah (Marcy et al., 2007).
lapisan TTL pada 16-17 km hingga Ketiga senyawa tersebut menunjukkan
stratosfer bawah pada ketinggian 22 km pola yang mengalami penurunan
konsentrasi ozon mencapai maksimum konsentrasi dari troposfer hingga ke
yaitu antara 1400-1800 ppbv. Hal ini stratosfer bawah dengan perubahan pola
menunjukkan terjadinya pencampuran yang sangat kecil terjadi pada ketinggian
udara stratosfer dimana konsentrasi 16-17 km. Hal ini kemungkinan berkaitan
ozon sangat tinggi dengan udara troposfer dengan semakin berkurangnya pengaruh
di lapisan TTL (Konopka et al., 2010; dari sumber di troposfer dengan semakin
Tuck et al., 2008). Sumber ozon di meningkatnya ketinggian.
troposfer yang berasal dari aktivitas CH3Cl, CO, dan H2O sebagai
antropogenik lebih kecil dibandingkan tropospheric tracer dimana sumber di
dengan produksi ozon di stratosfer yang troposfer yang menghasilkan senyawa
berasal dari reaksi fotokimia. Sumber O3 tersebut lebih dominan dibandingkan
di TTL sebagian berasal dari sumber di reaksi fotokimia yang terjadi di stratosfer
troposfer, dari proses produksi ozon, bawah, sedangkan di TTL sebagai lapisan
maupun dari transport udara stratosfer transisi sehingga variasi senyawa-senyawa
(Marcy et al., 2007). tersebut dipengaruhi oleh konsentrasi di
Profil vertikal HNO3 menunjukkan troposfer dan stratosfer. CO dan CH3Cl
pola yang hampir sama dengan profil di sekitar tropopause dikendalikan oleh
vertikal ozon, yaitu pada ketinggian lebih beberapa proses di antaranya interaksi
rendah di daerah troposfer atas, yang kompleks antara emisi di permukaan,
konsentrasi HNO3 lebih kecil sekitar 0,5 konveksi, serta transport horizontal jarak
ppbv kemudian menurun hingga di jauh. Kedua senyawa ini merupakan
lapisan TTL. Di atas TTL konsentrasi penanda (marker) untuk kejadian polusi
HNO3 meningkat hingga ke stratosfer udara dari pembakaran biomassa yang
bawah atau ketinggian 22 km, yang dapat terangkat hingga ke lapisan troposfer
konsisten dengan peningkatan konsentrasi atas-stratosfer bawah dengan cepat melalui
O3 dan HCl. Konsentrasi HNO3 di stratosfer proses konveksi atau proses lainnya
bawah mencapai 2,5 ppbv. Sumber (Santee et al., 2013).
HNO3 di troposfer berasal dari sumber Profil vertikal H2O menunjukkan
lokal maupun regional seperti dari penurunan konsentrasi dari troposfer atas
pembentukan petir. HNO3 yang dihasilkan dan terlihat juga penurunan konsentrasi
di troposfer yang salah satu sumbernya yang lebih besar terjadi di lapisan TTL
adalah dari peristiwa kilat lebih kecil pada ketinggian 16 km (Gambar 3-1).
dibandingkan proses fotokimia di stratosfer Penurunan jumlah H2O di TTL disebabkan
yang menghasilkan HNO3. HNO3 di TTL oleh mekanisme dehidrasi fisik. Saat
dipengaruhi dari sumber yang berasal udara troposfer yang membawa uap air
dari atas TTL maupun dari bawah TTL mencapai TTL, terjadi proses dehidrasi
(Marcy et al., 2007). akibat penurunan temperatur yang
Berbeda dengan HCl, O3, dan ekstrim di TTL (CPT) (Marcy et al., 2007;
HNO3 yang bersifat sebagai stratospheric Koishi and Shiotani, 2012).
tracer, CH3Cl, CO, dan H2O bersifat Plot time series terhadap ketinggian
sebagai tropospheric tracer yaitu senyawa untuk trace gases di Indonesia di sekitar
yang dominan berasal dari sumber di lapisan tropopause selama 10 tahun

89
Jurnal Sains Dirgantara Vol. 14 No. 2 Juni 2017 :83—96

pengamatan ditunjukkan pada Gambar dan temperatur sedangkan untuk senyawa


3-2. Seperti pola yang ditunjukkan pada CH3Cl dan CO adanya penurunan
Gambar 3-1 yaitu adanya lapisan transisi konsentrasi yang sangat kecil yaitu
yang terlihat jelas pada ketinggian 16-17 sekitar 0,1 ppbv untuk CH3Cl dan 20 ppbv
km untuk senyawa HCl, O3, HNO3, H2O, untuk CO terjadi pada ketinggian 16 km.

Gambar 3-2: Plot time series-ketinggian trace gases di lapisan Upper Toposphere Lower Stratosphere
(UTLS) atau sekitar TTL di Indonesia tahun 2005-2014

90
Variasi Trace Gases Selama 10 Tahun ....... (Novita Ambarsari et al.)

Dari Gambar 3-2 juga dapat terlihat Hal ini diperkirakan karena temperatur
adanya variasi antar tahunan untuk yang dingin pada lapisan TTL sehingga
senyawa-senyawa tersebut. Kehadiran jumlah uap air yang dapat mencapai TTL
senyawa-senyawa ini di TTL sangat menurun atau disebut juga dengan
dipengaruhi oleh transport dari sumber istilah dehidrasi di TTL seperti yang
antropogenik di troposfer melalui proses telah dijelaskan sebelumnya (Koishi and
konveksi serta adanya pencampuran Shiotani, 2012).
dengan udara dari stratosfer (Livesey et al., Variasi rata-rata bulanan trace
2008). Time series H2O menunjukkan gases di lapisan tropopause Indonesia
adanya anomali penurunan konsentrasi (ketinggian 17 km atau pada tekanan
H2O pada ketinggian sekitar 16 km atau 100 hPa) di Indonesia ditunjukkan pada
pada lapisan TTL pada akhir tahun Gambar 3-3. Variasi bulanan masing-
2005, 2007, 2008, 2011, dan 2012 yang masing senyawa di lapisan TTL
sejalan dengan pola penurunan temperatur menunjukkan karakter yang berbeda.
pada ketinggian dan waktu yang sama.

Gambar 3-3: Variasi bulanan rata-rata trace gases dan temperatur di lapisan TTL pada tekanan 100
hPa di Indonesia tahun 2005-2014

91
Jurnal Sains Dirgantara Vol. 14 No. 2 Juni 2017 :83—96

Tampak pada Gambar 3-3 untuk Scatter plot antara trace gases
ozon, H2O, dan HNO3 di lapisan TTL dengan ozon sebagai stratospheric tracer
menunjukkan pola tahunan yang sama karena sifatnya yang dominan berada di
yaitu mencapai maksimum pada sekitar lapisan stratosfer, pada ketinggian
bulan Juli-Agustus. Begitu juga dengan troposfer atas (UT)-stratosfer bawah (LS)
temperatur. Hal yang berlawanan terjadi yaitu pada ketinggian sekitar 10 km
pada senyawa CH3Cl, CO, dan HCl. Ketiga hingga 20 km ditunjukkan pada Gambar
senyawa tersebut justru mencapai 3-4 untuk Januari dan Juli. Scatter plot
minimum pada sekitar bulan Agustus- ini dibuat untuk mengetahui terjadinya
September dan mengalami dua nilai pencampuran udara di sekitar UT/LS.
maksimum yaitu pada sekitar bulan Plot tracer-tracer umum digunakan untuk
Maret-April dan Oktober-November- mempelajari adanya transisi karakter
Desember. Perbedaan pola ini diperkirakan senyawa kimia dari troposfer ke stratosfer
dipengaruhi oleh banyak faktor di salah satunya dengan plot tracer-tracer
antaranya adalah variasi temperatur di di stratosfer seperti yang dilakukan
tropopause, sumber senyawa-senyawa Jurkat et al. (2014). Beberapa studi
tersebut di troposfer, proses upwelling menggunakan CO sebagai penanda (tracer)
dan sirkulasi Brewer-Dobson, kopling di troposfer dan ozon sebagai penanda di
antara sirkulasi vertikal dan aliran stratosfer (Marcy et al., 2007). Pada
konvektif, dan pencampuran udara penelitian ini dibuat plot tracer-tracer di
antara stratosfer-troposfer (Ploeger et al., troposfer-stratosfer seperti CO-O3, H2O-
2012; Stolarski et al., 2014). O3, dan CH3Cl-O3 juga tracer-tracer
stratosfer seperti HCl-O3 dan HNO3-O3.

Gambar 3-4: Scatter plot trace gases (CO, H2O, CH3Cl, HCl, dan HNO3) terhadap ozon pada ketinggian
di troposfer atas (10 km) hingga stratosfer bawah (20 km) untuk bulan Januari dan Juli
2005-2014

92
Variasi Trace Gases Selama 10 Tahun ....... (Novita Ambarsari et al.)

Pendekatan plot korelasi ini mirip tampak pada plot CH3Cl-O3, HCl-
menunjukkan adanya pencampuran O3 dan HNO3-O3 (kecuali H2O-O3, tampak
udara troposfer-stratosfer di TTL, bila grafik berbentuk huruf “L” tegas) yang
plot membentuk suatu smooth line atau menunjukkan adanya pencampuran udara
huruf “L” yang tidak tegas dan troposfer-stratosfer juga stratosfer-
sebaliknya. Scatter plot tersebut dapat troposfer di lapisan UT/LS di Indonesia.
juga dilihat sebagai profil vertikal Walaupun lapisan-lapisan lain di
konsentrasi tracer troposfer-stratosfer atmosfer memungkinkan untuk terjadi
dari ketinggian 10 km hingga 20 km yang pencampuran senyawa kimia, tetapi
mencakup tropopause. Scatter plot karena TTL menjadi jalur utama
berbentuk huruf “L” yang tegas masuknya senyawa-senyawa kimia dan
menunjukkan perubahan nilai aerosol yang bersumber sangat besar di
konsentrasi trace gases yang signifikan troposfer ke stratosfer melalui proses
dari troposfer atas ke stratosfer bawah konveksi, maka pencampuran di lapisan
yang juga menunjukkan tidak adanya TTL menentukan variasi komposisi kimia
pencampuran udara dari troposfer- di lapisan atmosfer lainnya yang lebih
stratosfer. Tracer yang ada di troposfer tinggi (Marecal et al., 2011).
tidak mengalami transport ke stratosfer Perubahan konsentrasi trace
sehingga huruf “L” yang tegas gases di TTL Indonesia pada tekanan
menggambarkan karakter tracer troposfer 100 hPa ditunjukkan melalui trend
tetap di troposfer dan karakter tracer di masing-masing trace gases dan temperatur
stratosfer sebagai tracer yang memang pada Gambar 3-5. Beberapa parameter
dihasilkan di stratosfer. Scatter plot menunjukkan penurunan konsentrasi di
tropospheric tracer-stratospheric tracer ini TTL seperti HCl, CH3Cl, dan temperatur.
dapat menggambarkan adanya Sedangkan parameter lainnya seperti
pencampuran udara vertikal dan ozon, CO, H2O, dan HNO3 menunjukkan
perubahan karakteristik senyawa kimia adanya trend peningkatan konsentrasi
di troposfer yang mengalami transport ke selama rentang pengukuran. Perubahan
stratosfer melalui lapisan TTL sehingga konsentrasi trace gases dan temperatur
memiliki karakteristik senyawa stratosfer di TTL sangat kecil selama 10 tahun
setelah senyawa tersebut berada di pengukuran yang ditampilkan pada
stratosfer (Marcy et al., 2007; Marecal et Tabel 3-1. H2O menunjukkan peningkatan
al., 2011). Hal ini tampak jelas pada plot terbesar di TTL yaitu 0,108 ppmv
CO-O3 di TTL Indonesia seperti yang telah sedangkan temperatur di tropopause
dilakukan pada penelitian sebelumnya mengalami penurunan cukup signifikan
(Ambarsari dan Komala, 2014). Hal yang yaitu mencapai -0,456 K.

Tabel 3-1: PERUBAHAN KONSENTRASI TRACE GASES (CO, H2O, CH3Cl, HCl, dan HNO3) DI LAPISAN
TTL PADA TEKANAN 100 hPa DI INDONESIA TAHUN 2005-2014

93
Jurnal Sains Dirgantara Vol. 14 No. 2 Juni 2017 :83—96

Gambar 3-5: Trend trace gases (CO, H2O, CH3Cl, HCl, dan HNO3) di lapisan TTL pada tekanan 100
hPa di Indonesia tahun 2005-2014

KESIMPULAN Perbedaan pola variasi bulanan di


Variasi trace gases di sekitar lapisan TTL menunjukkan karakteristik
tropopause tropis di Indonesia yang berlawanan antara tropospheric
menunjukkan dengan jelas adanya tracer dan stratospheric tracer. Scatter plot
lapisan transisi dari pola profil vertikal hubungan gas dengan sifat tropospheric
bulanan rata-rata selama 10 tahun pada tracer-stratospheric tracer di lapisan
ketinggian sekitar 16-17 km yang troposfer, TTL, dan stratosfer
diidentifikasi sebagai lapisan tropopause menunjukkan adanya pencampuran udara
di Indonesia. HCl, O3, dan HNO3 yang dari stratosfer bawah dan troposfer atas
bersifat sebagai stratospheric tracer di sekitar lapisan tropopause tropis di
menunjukkan peningkatan konsentrasi Indonesia. Perubahan konsentrasi trace
di atas TTL, sedangkan CH3Cl, CO, dan gases di TTL Indonesia selama 10 tahun
H2O yang bersifat sebagai tropospheric sangat kecil. Beberapa parameter
tracer menunjukkan penurunan menunjukkan peningkatan konsentrasi
konsentrasi di atas TTL. Profil vertikal- seperti H2O yang meningkat paling
time series selama 10 tahun juga signifikan yaitu sebesar 0,108 ppmv,
menunjukkan adanya pola tahunan dan sedangkan temperatur menunjukkan
antar tahunan yang spesifik untuk penurunan yang paling signifikan yaitu
masing-masing senyawa di lapisan TTL. sebesar -0,456 K.
94
Variasi Trace Gases Selama 10 Tahun ....... (Novita Ambarsari et al.)

UCAPAN TERIMA KASIH and O3 in the Tropopause Region Near


Penulis mengucapkan terima the Subtropical Jet, Geophys. Res. Lett.,
kasih kepada penyedia data komposisi 41, 3315-3321, doi: 10.1002/2013GL
kimia atmosfer hasil pengukuran satelit 059159.
Aqua dan Aura milik NASA yang dapat Kim, S., L. G. Huey, R. E. Stickel, R. B. Pierce,
diakses dengan mudah melalui fasilitas G. Chen, M. A. Avery, J. E. Dibb, G. S.
website MIRADOR maupun GIOVANNI. Diskin, G. W. Sachse, C. S.
McNaughton, A. D. Clarke, B. E.
DAFTAR RUJUKAN Anderson, and D. R. Blake, 2008.
Abalos, M., W.J. Randels, D. E. Kinnison, and Airborne Measurement of HCl from the
E. Serrano, 2013. Quantifying Tracer Marine Boundary Layer to the Lower
Transport in the Tropical Lower Stratosphere Over the North Pacific
Stratosphere using WACCM, Atmos. Ocean during INTEX-B, Atmos. Chem.
Chem. Phys., 13, 10591-10607, doi: Phys. Discuss., 8, 3563-3595.
10.5194/acp-13-10591-2013. Koishi, K., and M. Shiotani, 2012. Water Vapour
Ahmad, S. P., J. W. Waters, J. E. Johnson, I. V. and Ozone Variations in the Tropical
Gerasimov, G. G. Leptoukh, and S. J. Tropopause Layer during the Central
Kempler, 2006. Atmospheric Composition Equatorial Pacific Experiment Campaign,
Data Products from the EOS Aura MLS, Journal of the Meteorological Society of
Proc. Amer. Meteorological Soc. Eighth Japan, 90(3), 403-416.
Conf. on Atmospheric Chemistry, Atlanta, Komala, N., N. Ambarsari, dan D. Y. Risdianto,
Georgia, 2006 Jan 28 - Feb 3. 2013. Analisis Profil Ozon Mixing Ratio
Ambarsari N., dan N. Komala, 2010. Karakteristik dan Suhu di Sumatera berbasis data
Profil Vertikal Ozon, CO, Uap Air, dan MLS dan insitu, Prosiding Seminar
Temperatur di Bandung dan Watukosek Nasional Sains Atmosfer-Antariksa.
Berbasis Sensor MLS Satelit Aura, Serpong 22 Nopember 2011.
Prosiding Seminar Penerbangan dan Konopka, P., J. U. Groob, G. Gunther, F.
Antariksa 2010: Sub Seminar Sains Ploeger, R. Pommrich, and N. Livesey,
Atmosfer dan Iklim. Serpong 15 2010. Annual Cycle of Ozone at and
Nopember 2010. Above the Tropical Tropopause:
Ambarsari N., dan N. Komala, 2014. Profil Observations Versus Simulation with the
Vertikal Ozon dan CO pada Lapisan Chemical Langrangian Model of the
Tropopause Tropikal di Indonesia Hasil Stratosphere (CLaMS), Atmos. Chem.
Observasi MLS/AURA, Prosiding Phys. Discuss., 10, 121-132.
Seminar Nasional Sains Atmosfer dan Liu, J., J. A. Logan, D. B. A. Jones, N. J. Livesey,
Antariksa 2014. Bandung 25 November I. Magretskaia, C. Carouge, and P.
2014. Nedelec, 2010. Analysis of CO in the
Fueglistaler, S., A. E. Dessler, T. J. Dunkerton, I. Tropical Troposhere using AURA Satellite
Folkins, Q. Fu, and P. W. Mote, 2009. Data and Geos-Chem Model: Insight into
Tropical Tropopause Layer, Reviews of Transport Characteristics of the Geos
Geophysics, 47, RG1004, 1-31. Meteorological Products, Atmos. Chem.
Henz, D., 2010. A Modelling Study of the Tropical Phys., 10, 12207-12232.
Tropopause Layer, Thesis University of Livesey, N. J., M. J. Filipiak, L. Froidevaux, W.
Wisconsin-Madison. G. Read, A. Lambert, M. L. Santee, J. H.
Jurkat, T., C. Voight, S. Kaufmann, A. Zahn, M. Jiang, H. C. Pumphrey, J. W. Waters,
Sprenger, P. Hoor, H. Bozem, S. Muller, and R. E. Cofield, 2008. Validation of
A. Dornbrack, H. Schlager, H. Bonisch, Aura Microwave Limb Sounder O3 and
and A. Engel, 2014. A Quantitative CO observation in the Upper Troposphere
Analysis of Stratospheric HCl, HNO3,

95
Jurnal Sains Dirgantara Vol. 14 No. 2 Juni 2017 :83—96

and Lower Stratosphere, Journal of Chloride from the Aura Microwave Limb
Geophysical Research, 113, 1-15. Sounder: First Global Climatology and
Marcy, T.P., P. J. Popp, R. S. Gao, D. W. Fahey, Asessment of Variability in the Upper
and E. A. Ray, 2007. Measurement of Troposphere and Stratosphere, Journal
Trace Gases in The Tropical Tropopause of Geophysical Research: Atmospheres,
Layer, Atmospheric Environment, 41, 118, 13532-13560.
7253-7261. Stolarski, R. S., D. W. Waugh, L. Wang, L. D.
Marecal, V., G. Krysztofiak, Y. Mebarki, V. Oman, A. R. Douglass, and P. A.
Catoire, and F. Lott, 2011. Impact of Newman, 2014. Seasonal Variation of
Deep Convection on the Tropical Ozone in the Tropical Lower
Tropopause Layer Composition in Stratosphere: Southern Tropics are
Eqautorial Brazil, Atmos. Chem. Phys. Different from Northern Tropics, Journal
Discuss., 11, 16147-16183. Geophysical Research: Atmosphere,
Mebarki, Y., V. Catoire, N. Huret, G. Berthet, C. 119, doi:10.1002/2013JD 021294.
Robert, and G. Poulet, 2010. More Tuck, A. F., D. J. Donaldson, M. H. Hitchman,
Evidence for Very Short Lived Substance E. C. Richard, H. Tervahattu, V. Vaida,
Contribution to Stratospheric Chlorine and J. C. Wilson, 2008. On
inferred from HCl Ballon-Borne in situ Geoengineering with Sulphate Aerosols
Measurement in the Tropics, Atmos. in the Tropical Upper Troposphere and
Chem. Phys, 10, 397-409. Lower Stratosphere, Climatic Change,
Microwave Limb Sounder, http://mls.jpl.nasa. 90, 315-331.
gov/index-eos-mls.php. Vomel, H., J. E. Barnes, R. N. Forno, M.
MIRADOR, www.mirador.gsfc.nasa.gov. Fujiwara, F. Hasebe, S. Iwasaki, R. Kivi,
Ploeger, F., P. Konopka, P. Muller, S. N. Komala, E. Kyro, T. Leblanc, B.
Fueglistaler, T. Schmidt, J.C. Manners, Morel, S. Y. Ogino, W. G. Read, S. Ryan,
J. U. Groob, G. Gunther, P. M. Forster, S. Saraspriya, H. Elkirk, M. Shiotani, J.
and M. Riese, 2012. Horizontal Transport V. Canossa, and D. N. Whiteman, 2007.
Affecting Trace Gas Seasonality in the Validation of Aura Microwave Limb
Tropical Tropopause Layer, Journal of Sounder Water Vapour by Baloon Borne
Geophysical Research Letter, 17, 1-16. Cryogenic Frost point Hygrometer
Ploeger, F., S. Fueglistaler, J. U. Groob, G. Measurement, J. Geophys. Res, 112.
Gunther, P. Konopka, Y. S. Liu, R. Waters J.W., L. Froideuvaux, and R. S.
Muller, F. Ravegnani, C. Schiller, A. Harwood, 2006. The Earth Observing
Ulanovski, and M. Riese, 2011. Insight System Microwave Limb Sounder (EOS
from Ozone and Water Vapour on MLS) on The Aura Satellite, IEEE
Transport in the Tropical Tropopause Transactions on Geoscience and Remote
Layer (TTL), Atmos. Chem. Phys., 11, Sensing, 44, No. 5.
407-409. Yan, X., S. J. Wright, X. Zheng, J. N. Livesey, H.
Qian, L., S. Hua-Feng, S. Ai-Mei, B. Jian-Chun, Vomel, and X. Zhou, 2016. Validation of
and L. Da-Ren, 2014. Distribution and Aura MLS Retrievals of Temperature,
Variation of Carbon Monoxide in the Water Vapour, and Ozone in the Upper
Tropical Troposphere and Lower Troposphere and Lowe-Middle
Stratosphere, Atmospheric and Oceanic Stratosphere Over Tibetan Plateau
Science Letters, 7(3), 218-223. During Boreal Summer, Atmos. Meas.
Santee, M. L., N. J. Livesey, G. L. Manney, A. Tech, 9, 3547-356.
Lambert, and W. G. Read, 2013. Methyl

96

You might also like