Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

RESOLUSI KONFLIK HUBUNGAN INDUSTRIAL DALAM

SISTEM PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN DI


KABUPATEN PASURUAN
Heri Sunarno
Khafizh Rosyidi
Aris Setiawan
Hambali
Universitas Yudharta Pasuruan
Email: khafizhrosyidi@yudharta.ac.id

Received : June 19th 2019 Revised : July 17th 2019 Accepted : Sep 2th 2019

ABSTRACT
National development in the labor sector that includes related elements between
government, employers and workers is felt necessary to base their interests on
their respective principles, so that dynamic industrial relations will be created, but
the dynamics of industrial relations in Indonesia have recently been marked by the
problem of lack - harmony between the entrepreneur and his workers. The
government as the main sector in industrial relations must act based on the
provisions of legal products from the industrial relations sector so that the PPHI
process can be realized in accordance with the expectations of all parties. In the
context of maintaining industrial relations in Pasuruan, regulations in the form of
Regional Regulation No. 22 of 2012 concerning the employment system has been
created. It is hoped that through this research, an easy-to-understand resolution
model that illustrates efforts to resolve industrial relations disputes in accordance
with Regional Regulation No. 22 of 2012. And this research is expected to
produce a model of industrial relations conflict resolution which is the
development of the Marshall model by considering the history of conflict through
a picture of the birth of a particular conflict.

Keywords: industrial relations; labor; regional regulation

ABSTRAK
Pembangunan nasional di sektor tenaga kerja yang mencakup unsur-unsur terkait antara
pemerintah, pengusaha dan pekerja dirasakan perlu untuk mendasarkan kepentingan
mereka pada prinsip-prinsip mereka masing-masing, sehingga hubungan industrial yang
dinamis akan tercipta, tetapi dinamika hubungan industri di Indonesia baru-baru ini
ditandai oleh masalah kurangnya - harmoni antara pengusaha dan pekerjanya.
Pemerintah sebagai sektor utama dalam hubungan industrial harus bertindak
berdasarkan ketentuan produk hukum dari sektor hubungan industrial sehingga proses
PPHI dapat direalisasikan sesuai dengan harapan semua pihak. Dalam konteks menjaga
hubungan industrial di Pasuruan, peraturan dalam bentuk Peraturan Daerah No. 22
tahun 2012 tentang sistem ketenagakerjaan telah dibuat. Diharapkan bahwa melalui
penelitian ini, model resolusi yang mudah dipahami yang menggambarkan upaya untuk
menyelesaikan perselisihan hubungan industrial sesuai dengan Peraturan Daerah No. 22
tahun 2012. Dan penelitian ini diharapkan menghasilkan model resolusi konflik
hubungan industrial yang adalah pengembangan dari model Marshall dengan
mempertimbangkan sejarah konflik melalui gambar kelahiran konflik tertentu.

152 Media Mahardhika Vol. 18 No. 1 September 2019


Kata kunci: hubungan industrial; tenaga kerja; peraturan daerah

PENDAHULUAN hukum sektor hubungan industrial diatur


Pembangunan nasional pada dalam Undang-undang Nomor 02 tahun
sektor ketenagakerjaan bersifat 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
dimensional yang tidak hanya berkaitan Hubungan Industrial (PPHI). Dimana
dengan kepentingan masyarakat tenaga Undang-undang tersebut menghendaki
kerja saja, tetapi juga menyangkut dapat diwujudkannya proses PPHI yang
kepentingan pemerintah dan para dapat memenuhi harapan semua pihak.
pengusaha. Ketiga unsur tersebut Dalam konteks pemeliharaan
menjadi stakeholder yang terikat pada hubungan industrial di kabupaten
suatu hubungan industrial yang dinamis. pasuruan, telah ditetapkan regulasi
Dalam menciptakan hubungan industrial dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda)
yang harmonis, para stakeholders perlu Nomor 22 tahun 2012 tentang sistem
mendasarkan kepentingan mereka pada penyelenggaraan ketenagakerjaan.
prinsipnya masing-masing, yakni: 1) Sekilas telah disebutkan dasar filosofis
keberhasilan dalam kegiatan usaha mengenai ketentuan Pasal 41 (1), (2)
merupakan kepentingan bersama, dan (3) pada Perda tersebut, bahwa
sehingga para stakeholders harus bekerja fungsi pembinaan, pengawasan, dan
sesuai tugas dan fungsinya, dan 2) penindakan pemerintah, penanaman asas
pengusaha dan pekerja mesti saling keseimbangan kepentingan dalam aturan
menguntungkan. Sebagai contoh, hukum yang mengandung nilai
pengusaha menambah cabang kejujuran, kepatutan, keadilan, serta
perusahaan sehingga bisa menyerap tuntutan moral, seperti hak, kewajiban
lebih banyak tenaga kerja. dan tanggung jawab dalam hubungan
Dinamika hubungan industrial antara manusia sesuai dengan sila-sila
di Indonesia belakangan ini diwarnai Pancasila, dimana tenaga kerja dan
dengan permasalahan ketidak-harmonis- pengusaha mempunyai hubungan timbal
an antara pengusaha dan para balik yang bernilai kemanusiaan, tidak
pekerjanya. Hubungan yang tidak ada diskriminasi, serta mencari
harmonis itu biasanya dipicu oleh kasus penyesuaian paham melalui
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). musyawarah-mufakat dalam
Sebagaimana pernyataan Haiyani membangun kemitraan dalam hubungan
Rumondang, Direktur Jenderal kerja antara pekerja dengan pengusaha,
Pembinaan Hubungan Industrial dan dan melalui bangunan kemitraan para
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (PHI- pihak menjaga kondisi kerja secara
JSK) Kementerian Ketenagakerjaan kondusif, dengan tetap memperhatikan
(dalam tulisan Selfie Miftahul Jannah – kesejahteraan para pekerja maupun
detikFinance, 29 Desember 2017), keluarganya, sebaliknya para pekerja
bahwa tercatat hingga Novemeber tahun melaksanakan kewajiban sesuai aturan
2017 ada 9.822 pekerja yang mengalami yang berlaku dan dapat menyesuaikan
PHK dari tahun sebelumnya yaitu diri dengan lingkungan kerja.
12.274 pekerja. Meskipun di tahun 2017 Didalam Penyelesaian
Indonesia mengalami penurunan jumlah Perselisihan Hubungan Industrial
PHK, namun terdapat peningkatan (PPHI) terdapat 4 jenis penyelesaian
jumlah kasus di tahun 2016 hanya ada yakni: (1)Penyelesaian melalui
1.599 kasus, sementara di tahun 2017 Bipatride, (2) Penyelesaian melalui
mencapai 2.345 kasus. Mediasi (3) Penyelesaian melalui
Pemerintah sebagai leading Konsiliasi, (4) Penyelesaian melalui
sektor dalam hubungan industrial sudah Arbitrase. UUPPHI telah mengintrodusir
selayaknya bertindak berdasarkan pada Arbitrase sebagai media penyelesaian
ketentuan perundang-undangan atau perselisihan yang meliputi perselisihan
produk hukum yang berlaku. Produk kepentingan dan perselisihan antar

Implementasi Budaya .......... (Heri-Khafizh-Aris-Hambali) hal. 146 - 152 151


serikat pekerja dan pengusaha di dalam penyelesaian perselisihan hubungan
suatu perusahaan, di luar pengadilan industrial di Indonesia. Penelitian ini
hubungan industrial melalui kesepakatan
tertulis dari para pihak yang berselisih bersifat penelitian hukum normatif
untuk menyerahkan penyelesaian (M. Syarif, 2002).
perselisihan kepada arbiter yang Payaman J. Simanjuntak
putusannya mengikat para pihak dan (2009) menjelaskan beberapa prinsip
bersifat final. Arbitrase memiliki
perbedaan dengan mediasi dan kosolasi. dari Hubungan industrial, antara lain:
Perbedaan itu terletak pada tata cara 1) Kepentingan Bersama: Pengusaha,
pemeriksaan perselisihan dan akibat pekerja/buruh, masyarakat, dan
hukum hasil pemeriksaannya. pemerintah, 2) Kemitraan yang
Pemeriksaan pada arbitrase dilakukan
dengan hukum acara yang mirip dengan saling menguntungan: Pekerja/buruh
hukum acara Pengadilan Hubungan dan pengusaha sebagai mitra yang
Industrial. Hasil pemeriksaan arbiter saling tergantung dan membutuhkan,
dituangkan dalam suatu putusan tertulis. 3) Hubungan fungsional dan
Sedangkan hasil pemeriksaan mediator
dan konsoliator, dituangkan dalam pembagian tugas, 4) Kekeluargaan,
bentuk anjuran tertulis. 5) Penciptaan ketenangan berusaha
dan ketentraman bekerja, 6)
TINJAUAN PUSTAKA Peningkatan produktivitas, dan 6)
Hubungan Industrial Peningkatan kesejahteraan bersama.
Penyelesaian perselisihan Penyelesaian Perselisihan
hubungan industrial selama ini Hubungan Industrial
dianggap kurang adil karena proses Berkembangnya dunia
penyelesaiannya lambat, industrialisasi yang semakin pesat,
menggunakan banyak biaya, sering tentunya berpengaruh terhadap
tidak memperhatikan kepentingan persaingan yang ketat, maka segala
umum, dan lembaga yang diberi usaha khususnya perusahaan yang
menggunakan sumber daya manusia
kewenangan khusus menyelesaikan
sebagai motor industrinya tersebut
perselisihan hubungan industrial (P4) perlu dilindungi agar kesejahteraan
tidak bebas dan mandiri dari sumber daya manusia khususnya
pengaruh para pihak yang berselisih kondisi lingkungan kerja yang aman
dan pemerintah. Bertolak dari hal dan nyaman agar dapat berpengaruh
tersebut, maka penelitian disertasi ini secara signifikan terhadap
berjudul Prinsip Keadilan Dalam produktivitas perusahaan (Desendhi
Natarisa dan Khafizh Rosyidi, 2016).
Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Menurut Sudikno
Industrial di Indonesia . Ada tiga sub Mertokusumo (1996) bahwa
masalah yang dirumuskan dalam ketegangan antara pekerja dan
penelitian ini, yakni (1) hakikat pengusaha sering memicu terjadinya
hubungan industrial di Indonesia, (2) perselisihan hubungan industrial
prinsip-prinsip keadilan dalam era yang diakibatkan karena banyaknya
pasar bebas bagi penyelesaian kepentingan yang saling
bertentangan. Konflik kepentingan
perselisihan hubungan industrial di
itu terjadi apabila dalam
Indonesia, dan (3) upaya

Implementasi Budaya .......... (Heri-Khafizh-Aris-Hambali) hal. 146 - 152 151


melaksanakan atau mengejar pengumpulan data yang digunakan
kepentingannya seseorang merugikan dalam penelitian ini adalah dengan
orang lain dan dalam kehidupan menggunakan teknik wawancara dan
bersama konflik itu tidak observasi. Wawancara, dilakukan
dihindarkan. Sehingga terjadinya untuk mendapatkan data lapangan
perselisihan ini tentunya akan guna memperdalam pengetahuan
mengganggu dan mempengaruhi tentang objek penelitian. Langkah ini
keseimbangan tatanan manusia dilakukan peneliti untuk
dalam masyarakat, sehingga manusia meminimalisir kesalahan dalam
selalu berusaha untuk menciptakan menginterpretasikan makna simbol-
keseimbangan guna terciptanya simbol atau kegiatan subjek
suasana tertib, damai dan aman yang penelitian yang berkaitan dengan
merupakan jaminan kelangsungan masalah penelitian. Dalam hal ini
hidupnya. Keseimbangan tatanan pengumpulan data lebih lengkap,
manusia dalam masyarakat yang mendalam dan akurat sehingga
terganggu harus dipulihkan kembali membantu peneliti untuk
ke keadaan semula (restitutio in menganalisis permasalahan
integrum). Hubungan industrial yang penelitian secara lebih tajam
merupakan keterkaitan kepentingan mengenai fokus penelitian
antara pekerja dengan pengusaha, perselisihan dan upaya penyelesaian
berpotensi menimbulkan perbedaan perselisihan hubungan industrial di
pendapat, bahkan perselisihan antara Kabupaten Pasuruan. Adapun yang
kedua belah pihak.4 Perselisihan di menjadi informan penelitian,
bidang hubungan industrial yang meliputi: Bepala Bidang HI dan
selama ini dikenal dapat terjadi Saker Disnakertrans Kabupaten
mengenai hak yang telah ditetapkan Pasuruan, Dinas Satuan Polisi
atau mengenai keadaan Pamong Praja Kabupaten Pasuruan
ketenagakerjaan yang belum sebagai penegak Perda, para
ditetapkan, baik dalam perjanjian Pengusaha (APINDO), dan para
kerja, peraturan perusahaan, buruh dari beberapa serikat pekerja
perjanjian kerja bersama maupun di Kabupaten Pasuruan.Observasi,
peraturan perundang-undangan. dilakukan dengan mengamati secara
Sedangkan dalam konteks langsung dan mencatat informasi
penyelesaian perselisihan hubungan yang berkaitan dengan fokus
industrial bagi Marshall (1995) penelitian secara sistematis, baik
dikategorikan berdasarkan gaya secara langsung maupun tidak
penanganan konflik bersandar pada langsung. Observasi langsung
dua variabel, yaitu dilakukan melalui peninjauan
cooperativeness (derajat upaya satu lapangan, sedangkan observasi tidak
pihak untuk memuaskan kepentingan langsung dilakukan melalui
pihak lain danassertiveness (derajat pengamatan pada media informasi
upaya satu pihak untuk memuaskan baik cetak maupun elektonik yang
kepentingannya sendiri). berkaitan dengan perselisihan
hubungan industrial dalam kerangka
METODE PENELITIAN Perda No. 22 tahun 2012.
Dalam penelitian ini Metode yang digunakan
digunakan teknik pengumpulan data dalam pemecahan permasalahan
dan analisis data Teknik/metode termasuk metode analisis. Metode-

152 Media Mahardhika Vol. 18 No. 1 September 2019


metode yang digunakan dalam bagian ini.
penyelesaian penelitian dituliskan di

Bagan 1. Kerangka Penelitian

HASIL mengimplementasikan peraturan


Implementasi suatu kebijakan tersebut.
tentu melibatkan berbagai Sebagaimana dinyatakan
kepentingan, dan sejauh mana dalam Peraturan Daerah (Perda)
kepentingan-kepentingan ini Kabupaten Pasuruan Nomor 22
memiliki pengaruh terhadap Tahun 2012 Bab I Paragraf 6 bahwa
implementasinya. Idealnya, "Satuan Kerja Perangkat Daerah,
implementasi kebijakan Perda No. 22 yang selanjutnya disebut SKPD,
tahun 2012 tentang Sistem adalah Satuan Kerja Perangkat
Ketenagakerjaan di Kabupaten Daerah dalam Pemerintahan Daerah
Pasuruan berorientasi pada yang memiliki tugas pokok, fungsi,
perwujudan keseimbangan dalam dan wewenang di bidang tenaga
realisasi kepentingan pelaksana kerja dalam hal ini Departemen
dengan menghindari potensi konflik Pekerjaan Sosial dan Transmigrasi
atas peraturan tersebut. Namun Kabupaten Pasuruan. "Artinya Dinas
kenyataannya, sejak ditetapkannya Ketenagakerjaan (Disnaker)
Peraturan Daerah tahun 2012 hingga Kabupaten Pasuruan sebagai
sekarang telah terjadi ketimpangan, perwakilan dari Pemerintah Daerah
terutama kepentingan unsur merupakan bagian dari pelaku dalam
pengusaha belum benar-benar melaksanakan kebijakan hubungan
terakomodir. Sehingga pengusaha industrial di Kabupaten Pasuruan.
cenderung apatis dalam Hasil wawancara Sebaiamana
(26 September 2018), menurut

Implementasi Budaya .......... (Heri-Khafizh-Aris-Hambali) hal. 146 - 152 151


Machmudi (Hubin Syaker Disnaker) kesepakatan dan merekonsiliasi
bahwa: sehingga tidak perlu diajukan ke

Bagan 2. Model Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

"Dalam pelaksanaan Pengadilan Hubungan Industrial


Peraturan Daerah Nomor 22 (PHI).
Tahun 2012, Dinas Dalam hubungan industrial,
Ketenagakerjaan telah
pemberi kerja dan pekerja adalah
berjalan secara normatif
sebagai mandat yang pihak yang paling penting dan paling
diberikan sebagai penting di perusahaan. Hubungan
representasi dari pemerintah industrial yang harmonis antara
daerah Kabupaten Pasuruan. kedua pihak dapat direalisasikan jika
Bisnis Kementerian pengusaha dan pekerja menggunakan
Ketenagakerjaan dilakukan hak dan kewajiban, pelanggaran hak
dengan tujuan menjaga
dan kewajiban akan menyebabkan
keberlanjutan dunia bisnis
serta pekerja, membuka perselisihan industri. Program
peluang kerja, bimbingan, pengawasan dan
meningkatkan investasi penegakan implementasi kebijakan
perusahaan baik di hubungan industrial harus menjadi
perusahaan maupun tenaga tanggung jawab bersama para
kerja yang pada akhirnya pelaku.
mengurangi pengangguran."

Pada prinsipnya, Disnaker KESIMPULAN


hanya sebatas menjadi mediator Berdasarkan temuan-temuan dalam
penelitian yang telah dirumuskan
antara kedua pihak antara APINDO
pada penjelasan sebelumnya, maka
dan serikat pekerja. Jika ada dapat disimpulkan bahwa
perselisihan antara kedua belah pengawasan dalam hal kepatuhan
pihak, Kantor Tenaga Kerja para aktor terhadap kebijakan
berupaya untuk menyelesaikan hubungan industrial di Kabupaten
perselisihan untuk menemukan Pasuruan Perda No. 22 tahun 2012

Implementasi Budaya .......... (Heri-Khafizh-Aris-Hambali) hal. 146 - 152 151


tentang Sistem Penyelenggaraan DAFTAR PUSTAKA
Ketenagakerjaan perlu ditingkatkan. Jurnal
Pemerintah daerah sebagai Marshall, C. J. (1995). Specificity of
leadingsector hubungan industrial receptor tyrosine kinase
harus memposisikan diri sebagai signaling: transient versus
mediator yang bijak dan terpercaya. sustained extracellular signal-
Dengan demikian harmonisasi
regulated kinase
hubungan industrial di Kabupaten
Pasuruan dapat terwujud. Hubungan activation. Cell, 80(2), 179-
industrial di Kabupaten Pasuruan 185.
perlu memaksimalkan program- Mertokusumo, S. (1996). Penemuan
program pembinaan dengan Hukum sebuah
mengagendakan pertemuan- pengantar. Yogyakarta:
pertemuan dengan topik tertentu Liberty.
guna meningkatkan solidaritas dan
Simanjuntak, Payaman J.
kompetensi skill para aktor dan
anggotanya khususnya dalam (2005). Manajemen dan
kaitannya dengan pemahaman sistem Evaluasi Kinerja, Jakarta
hubungan industrial yang tidak Fakultas Ekonomi UI, 2005.
hanya digunakan sebagai forum Natarisa, D., & Rosyidi, K. (2016).
perselisihan dalam penentuan nilai Implementasi Sistem
UMK tahunan. Sementara itu,
Manajemen Keselamatan Dan
pemerintah daerah sebagai leading
sector juga perlu meng-inisiasi Kesehatan Kerja (SMK3) DI
adanya forum seperti focus group PT. CMWI–PIER
discussion (FGD) guna menjaring Pasuruan. JKIE (Journal
aspirasi dari para aktor khususnya Knowledge Industrial
dari pihak pengusaha yang selama ini Engineering), 3(2).
merasa terdiskriminasikan, dimana Syarif, M. (2002). Prinsip Keadilan
terdapat kesan Perda Kabupaten
dalam Penyelesaian
Pasuruan No. 22 tahun 2012 yang
ada lebih cenderung berpihak pada Perselisihan Hubungan
serikat pekerja saja. Melalui FGD ini Industrial di
pemerintah dapat melakukan tindak Indonesia (Doctoral
lanjut dengan merekomendasikan dissertation, UNIVERSITAS
adanya reformulasi kebijakan agar AIRLANGGA).
setiap kepentingan dari para aktor Simanjuntak, Payaman J. (2009).
diakomodir secara adil dalam Perda
Manajemen dan Evaluasi
Kabupaten Pasuruan tentang Sistem
Ketenagakerjaan berikutnya. Kinerja, Jakarta: Fakultas
Ekonomi UI, 2005.

152 Media Mahardhika Vol. 18 No. 1 September 2019

You might also like