Professional Documents
Culture Documents
Pengembangan Dan Pengelolaan Pembelajaran Daring Bagi para Guru Di SMPN 4 Sawan
Pengembangan Dan Pengelolaan Pembelajaran Daring Bagi para Guru Di SMPN 4 Sawan
Pengembangan Dan Pengelolaan Pembelajaran Daring Bagi para Guru Di SMPN 4 Sawan
Luh Putu Eka Damayanthi, Kadek Trina Des Ryantini, and Luh Putu Dian Kresnawati
Universitas Pendidikan Ganesha
Email: ekadamayanthi@undiksha.ac.id
ABSTRACT
It needs knowledge and skills to carry out online learning activities. In fact, many teachers are
unfamiliar in using technology, especially online learning applications, like the teachers at SMPN 4 Sawan. It is
necessary to provide training on the development and management of online learning for teachers at SMPN4
Sawan. It is intended that teachers can apply the information technology-based teaching and learning process.
The implementation method is in the form of workshops, accompanied by lectures and hands-on practice. The
impact of the training activities is that teachers gain additional knowledge about LMS Schoology. The results of
the training showed that 80% of the participants had been able to develop and manage online learning.
Specifically, 17 people were able to create accounts on online learning platforms, 17 people were able to create
subject classes, 17 people were able to attach materials in the form of documents and videos to the subject
classes that had been created, 17 people were able to create discussion forum, and as many as 12 people, were
able to insert material through the link and create quizzes.
ABSTRAK
Perlu pengetahuan dan keterampilan untuk bisa melakukan kegiatan pembelajaran secara
daring.Faktanya, banyak guru yang belum pasih dalam menggunakan teknologi, khususnya aplikasi
pembelajaran daring, seperti di SMPN 4 Sawan.Pemberian pelatihan pengembangan dan pengelolaan
pembelajaran daring bagi para guru di SMPN4 Sawan perlu dilakukan. Hal ini bertujuan agar para guru dapat
menerapkan proses belajar mengajar berbasis teknologi informasi. Metode pelaksanaan berupa worskhop,
disertai ceramah dan praktik secara langsung.Dampak kegiatan pelatihan adalah para guru mendapatkan
tambahan pengetahuan tentang LMS Schoology.Hasil pelatihan menunjukkan sebanyak 80% peserta telah
mampu mengembangkan dan mengelola pembelajaran daring. Secara spesifik, sebanyak 17 orang, mampu
membuat account di platform pembelajaran daring, sebanyak 17 orang, mampu membuat kelas mata pelajaran,
sebanyak 17 orang, mampu melampirkan materi berupa dokumen dan video pada kelas mata pelajaran yang
telah dibuat, sebanyak 17 orang, mampu membuat forum diskusi, dan sebanyak 12 orang, mampu menyisipkan
materi melalui Link serta membuat kuis.
Sejak diberlakukannya kebijakan social pembelajaran daring lainnya. Hal ini diperkuat
distancing oleh pemerintah, akibat pandemi dengan pernyataan salah seorang guru di SMPN
Covid 19 pada Maret 2020, semua kegiatan 4 Sawan, bahwasannya kelemahan/kesulitan
belajar mengajar di SMPN 4 Sawan dilakukan yang dialami guru ketika melakukan
secara daring. Pembelajaran daring atau istilah pembelajaran daring menggunakan media sosial
lainnya disebut pembelajaran online merupakan seperti Facebook atau WhatsApp yakni
suatu proses pengajaran dan pembelajaran yang manajemen file tidak bisa dilakukan secara
menggunakan serangkaian elektronik baik itu terstruktur, karena pada Facebook atau
LAN, WAN, atau internet untuk menyampaikan WhatsApp tidak terdapat fitur seperti course
isi pembelajaran, diskusi, bimbingan maupun (kelas mata pelajaran), Quiz untuk kegiatan
penilaian (Fuadi, 2020: 195-196). Pembelajaran penilaian, dan lainnya. Dalam hal ini seluruh
daring merupakan sistem pembelajaran yang aktivitas pembelajaran seperti pengiriman
dilakukan dengan tidak bertatap muka secara materi, tugas, diskusi dan lainnya, dilakukan
langsung, tetapi menggunakan teknologi dalam satu halaman (page).Jika arus informasi
internet (Kristina, 2020: 201-202). Penggunaan pada page ini tinggi, tidak jarang terjadi para
teknologi ini bukan tidak ada masalah bagi para siswa sering terlewat dalam menerima
guru di SMPN 4 Sawan, karena faktanya informasi, karena informasi yang disampaikan
banyak guru yang mengalami kesulitan saat saling tertimpa dan membutuhkan waktu yang
akan mendesain pembelajaran daring yang cukup untuk menelusuri informasi tersebut satu
efektif, akibat minimnya penguasaan teknologi per satu, sehingga tidak cukup efisien.
informasi tentang penggunaan platform atau Dengan memanfaatkan perkembangan
aplikasi pembelajaran daring. Hal ini sejalan teknologi saat ini, terdapat berbagai
dengan pernyataan (Aji, 2020: 397-398), bahwa platform/aplikasi dengan basis Learning
kurangnya penguasaan penggunaan teknologi Management System (LMS) yang dapat
informasi oleh para guru menimbulkan banyak digunakan dalam pembelajaran daring, seperti
varians masalah yang menghambat Schoology. Schoology merupakan suatu
terlaksananya efektivitas pembelajaran dengan platform yang paling direkomendasi untuk
metode daring. (Handarini, 2020: 498-499) juga digunakan dalam pembelajaran daring, karena
menyatakan bahwa tantangan dari pembelajaran selain memiliki tingkat kapabilitas yang lebih
daring salah satunya adalah keahlian dalam tinggi dibandingkan platform/aplikasi lain yang
penggunaan teknologi dari pihak pendidik. sejenis, Schoology juga memiliki tampilan
Akibatnya tidak sedikit guru di SMPN 4 Sawan seperti media sosial Facebook. Hal ini seperti
yang lebih memilih menggunakan media sosial yang diungkapkan oleh (Dewi, 2020: 123-124),
seperti Facebook atau WhatsApp dalam bahwasannya Schoology merupakan salah satu
pelaksanaan pembelajaran daring.Penggunaan platform berbasis LMS yang menawarkan
media sosial ini bukan tidak mungkin pembelajaran secara gratis dan berbentuk
digunakan dalam pembelajaran daring, seperti web sosial. (Wati, 2016: 55-56)
sebaliknya media ini bisa menjadi salah satu menyatakan bahwa pada Schoology juga telah
alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran dilengkapi dengan fitur-fitur seperti Course,
daring, karena pengoperasiannya sangat simpel Group Discussion, Resources, Quiz,
dan mudah diakses, sehingga cocok digunakan Attendance, dan Analytics, sehingga sangat
bagi guru maupun pelajar daring pemula, mendukung dalam pengembangan
(Fauzi, 2020: 135-136).Namun, jika ditinjau pembelajaran daring layaknya software
dari kapabilitas penggunaan media sosial ini pengembang pembelajaran daring yang canggih
dalam pembelajaran daring, tentunya masih seperti MOODLE.
sangat jauh jika dibandingkan dengan Berkaca dari kondisi tersebut, pemberian
penggunaan platform atau aplikasi pelatihan pengembangan dan pengelolaan
pembelajaran daring berbasis LMS seperti berbasis teknologi informasi. Selain itu menurut
Schoology bagi para guru di SMPN 4 Sawan (Nurcahyo, 2020: 217-218), para guru perlu
bisa menjadi solusi atas kelemahan pelaksanaan diberikan pelatihan dalam penggunaan platform
pembelajaran daring yang selama ini dilakukan. pembelajaran daring agar para guru memiliki
Pelatihan penerapan Schoology sebagai solusi pengalaman untuk menerapkan pembelajaran
pembelajaran daring sebelumnya pernah daring sehingga memudahkan guru dalam
dilakukan oleh (Rahmadoni, 2020: 121-122), mengelola kelas pembelajaran daring nantinya.
dengan subyek pelatihan yakni para guru di Berbekal pengetahuan dan keterampilan guru
lingkungan SMAN 1 Sutera. Para guru tentang penggunaan media sosial Facebook dan
diberikan pelatihan dalam penggunaan WhatsApp, tentu akan sangat memudahkan saat
Schoology agar dapat menerapkan proses mengikuti kegiatan pelatihan nantinya.
belajar mengajar berbasis teknologi informasi. Sehingga harapannya, para guru di SMPN 4
Metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan Sawan dapat meningkatkan pengetahuan dan
dalam lima tahap yaitu survey awal, penguasaannya pada teknologi informasi
perencanaan, persiapan, pelatihan dan evaluasi. khususnya penggunaan berbagai aplikasi
Selama pelatihan berlangsung, antusias guru pembelajaran daring. Hal ini penting,
cukup tinggi dengan memberikan tanggapan mengingat guru adalah agen pembaharuan
positif sebesar 90% dari peserta serta (agent of change) memiliki peran yang amat
memberikan respon bahwa Schoology besar dalam mewujudkan sistem pembelajaran
merupakan alternatif lain untuk proses yang efektif dan menyenangkan bagi para
pembelajaran yang menarik. Sisanya masih siswanya, sehingga para guru dituntut untuk
belum terbiasa menggunakan teknologi dalam selalu up to date serta mampu beradaptasi
proses pembelajaran dikarenakan faktor usia. secara cepat dengan perubahan yang ada,
Pelatihan lain tentang penerapan Schoology terlebih pada masa pendemi seperti saat ini.
sebagai solusi pembelajaran daring, juga pernah
dilakukan oleh (Nurcahyo, 2020: 217-218), METODE
dengan subyek pelatihan yakni guru
Muhammadiyah se-Kabupaten Klaten. Adapun Permasalahan bahwa para guru di SMPN 4
tujuan dari kegiatan pelatihan yaitu Sawan masih kurang memahami dan menguasai
memberikan informasi mengenai penggunaan teknologi informasi, khususnya penggunaan
LMS Schoology dalam pembelajaran kelas berbagai platform/aplikasi pembelajaran daring,
daring bagi guru-guru matematika di Kabupaten selain penggunaan media sosial Facebook atau
Klaten.Metode yang digunakan adalah metode WhatsApp diselesaikan menggunakan metode
pendekatan partisipatif dengan tahapan ceramah disertai diskusi dan tanya jawab.
persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi.Dampak Sedangkan permasalahan kurangnya
kegiatan pelatihan adalah guru-guru keterampilan guru dalam mengembangkan dan
mendapatkan tambahan pengetahuan tentang mengelola pembelajaran daring diselesaikan
LMS Schoology.Hasil dari kegiatan pelatihan menggunakan metode workshop (demonstrasi
yaitu memberikan pengalaman bagi guru-guru dan praktek secara langsung).
untuk menerapkan pembelajaran dengan Agar pelaksanaan pelatihan bisa berjalan
mengorganisasi kelas daring dan memudahkan dengan baik, dibuat perencanaan kegiatan
guru untuk mengelola kelas pembelajaran dengan tahapan-tahapan sebagai berikut.
daring.
Menurut (Rahmadoni, 2020: 121-122), para
guru perlu diberikan pelatihan dalam
penggunaan platform pembelajaran daring agar
dapat menerapkan proses belajar mengajar
tutor. Selain itu, untuk memudahkan peserta Hasil dari pelaksanaan pelatihan dapat
dalam memahami materi yang diberikan, para dirangkum seperti pada Gambar 2.
peserta diberikan e-modul sebagai panduan.
Secara umum pelaksanaan kegiatan P2M ini mengembangkan dan mengelola pembelajaran
telah berjalan dengan baik, walaupun terjadi daring. Secara spesifik, sebanyak 17 orang
perubahan teknik pelaksanaan, dari luring (100%), mampu membuat account di platform
menjadi daring, namun tidak menyurutkan pembelajaran daring, sebanyak 17 orang
antusiasme dari para peserta saat mengikuti (100%), mampu membuat kelas mata pelajaran,
kegiatan pelatihan. Hal ini terlihat dari sikap sebanyak 17 orang (100%), mampu
dan partisipasi para peserta yang menunjukkan melampirkan materi berupa dokumen dan video
sikap antusias, tekun dan tertib saat mengikuti pada kelas mata pelajaran yang telah dibuat,
pelatihan, mulai dari awal hingga akhir sebanyak 17 orang (100%), mampu membuat
kegiatan.Jika diprosentasikan aspek sikap dan forum diskusi, dan sebanyak 12 orang (70%)
partisipasi ini berkategori baik, karena mampu menyisipkan materi melalui Link serta
sebanyak 80% peserta menunjukkan sikap membuat test/kuis, sementara 30% peserta yang
antusias, tekun dan tertib saat mengikuti lain masih mengalami kendala, disamping
pelatihan.Para peserta juga terlihat tidak segan adanya kendala teknis berupa gangguan sinyal.
mengajukan pertanyaan terkait dengan hal-hal Kondisi ini diperbaiki, melalui kegiatan
yang belum dipahami. Sementara 20% peserta pendampingan. Para peserta yang belum
yang lain, masih terlihat keluar masuk room, mampu memenuhi aspek atau kriteria yang
akibat kendala teknis, seperti gangguan sinyal. telah ditentukan akan dibimbing kembali,
Untuk aspek kehadiran, lebih dari 75% peserta sehingga harapannya mereka bisa
yang diundang hadir dalam kegiatan mengembangkan dan mengelola pembelajaran
pelatihan.Dalam hal ini peserta yang terlibat daring secara mandiri, mengingat guru adalah
dalam kegiatan pelatihan berjumlah 17 orang perencana, pelaksana dan pengembang
guru dari 20 orang guru yang kurikulum bagi kelasnya (Mulyasa, 2013: 13-
diundang.Sementara untuk aspek pemahaman 14). Menurut (Roestiyah, 2012: 1-2), guru juga
dan keterampilan peserta pada materi yang harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar
diberikan secara umum berkategori baik, secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan
dimana sebanyak 80% peserta telah mampu yang diharapkan. Oleh karena itu penting bagi
guru, selain harus menguasai teknologi, juga terstruktur tidak seperti saat penggunaan media
harus menguasai penggunaan strategi, metode, sosial Facebook atau WhatsApp. Hal ini sejalan
dan teknik mengajar. Sekalipun peran guru dengan hasil pengabdian yang dilakukan oleh
sebagai sumber edukatif yang utama tak akan (Nurcahyo, 2020: 217-218), bahwa hasil dari
pernah tergantikan walaupun perkembangan kegiatan pelatihan yang dilakukan memberikan
ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat pengalaman bagi guru-guru untuk menerapkan
(Marno, 2014: 21-22). pembelajaran dengan mengorganisasi kelas
Para guru di SMPN 4 Sawan kedepannya daring dan memudahkan guru untuk mengelola
diharapkan tidak lagi menggunakan kelas pembelajaran daring.
platform/media sosial seperti Facebook atau Para guru di SMPN 4 Sawan dalam
WhatsApp dalam mengembangkan dan melaksanakan proses belajar mengajar belum
mengelola pembelajaran daring, karena banyak memanfaatkan Teknologi Informasi.
memang platform tersebut bukan untuk Kegiatan pembelajaran lebih banyak sifatnya
pengembangan pembelajaran daring. Sekalipun konvensional, yakni dalam bentuk ceramah.
dikedua platform tersebut mendukung atau bisa Adanya pandemi Covid 19, memaksa para guru
berbagi file dalam bentuk dokumen dan video, untuk bisa memanfaatkan Teknologi Informasi
namun jika dibandingkan dengan platform dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
pembelajaran daring tentu akan sangat berbeda Namun karena minimnya pengetahuan dan
ragam aktivitas yang bisa dilakukan oleh guru keterampilan yang dimiliki, para guru lebih
dan siswa. Mengajar adalah suatu proses yang memilih menggunakan media sosial seperti
kompleks. Selain bertumpu pada peningkatan Facebook atau WhatsApp dalam pelaksanaan
pengetahuan peserta didik, juga bertumpu pada pembelajaran daring.Sehingga pelatihan
peningkatan kreativitas peserta pengembangan dan pengelolaan pembelajaran
didik.Kreativitas merupakan aspek yang sangat daring berbasis LMS seperti Schoology bagi
penting dan berharga dalam setiap usaha para guru di SMPN 4 Sawan penting untuk
manusia.Menurut (Slameto, 2013: 145-146), dilakukan. Hal ini sejalan dengan apa yang
kreativitas sering dihubungkan dengan produk- disampaikan oleh kepala SMPN 4 Sawan,
produk kreasi. Tanpa adanya kreativitas, Nyoman Gelgel Subakat, S.Pd., M.Pd., dalam
kehidupan akan lebih merupakan suatu yang sambutannya beliau menyampaikan apresiasi
bersifat pengulangan terhadap pola-pola yang yang setinggi-tingginya serta ucapan terima
sama (Aziz, 2018: 15-16). Mengingat kasih, karena tim P2M Undiksha telah melirik
kecakapan dan ketangkasan belajar berbeda sekolah mereka dan menjadikannya mitra
secara individual, maka penting bagi seorang dalam pelaksanaan kegiatan P2M. Kepala
guru untuk terus mengisi diri, sebab pencapaian SMPN 4 Sawan juga berharap, kegiatan
keberhasilan dalam dunia pendidikan, sangat semacam ini bisa terus berlanjut ditahun-tahun
dipengaruhi oleh guru/pendidik dalam mendatang, tentunya dengan pilihan topik-topik
membelajarkan peserta didik (Sutikno, 2014: 5- yang lebih inovatif serta relevan dengan
6). kebutuhan/permasalahan di lapangan.
Beberapa dampak yang dihasilkan dari Pelaksanaan pelatihan pengembangan dan
pelaksanaan kegiatan pelatihan ini yakni 1) para pengelolaan pembelajaran di SMPN 4 Sawan
guru di SMPN 4 Sawan memiliki pengetahuan ini disetting secara daring, tidak luring melalui
baru akan penggunaan berbagai latform/aplikasi tatap muka langsung, sehingga kendala yang
pembelajaran daring, dan 2) para guru di SMPN dihadapi lebih kepada sifatnya teknis seperti
4 Sawan memiliki pengalaman dalam gangguan sinyal. Keterbatasan lain, yang
mengembangkan dan mengelola pembelajaran dialami saat pelaksanaan pelatihan adalah 1)
daring menggunakan Schoology, sehingga sulit memastikan apakah para guru telah
manajemen file bisa dilakukan secara memahami apa yang disampaikan oleh tutor,
karena tidak bisa langsung dicek, 2) tidak lawan bicara (audiens), serta 3) interaksi antara
semua guru berkenan on camera saat peserta dengan tim/tutor terbatas.
pelaksanaan pelatihan, sehingga kesannya tutor Berikut adalah beberapa visualisasi dari
bicara sendiri, hal ini sudah pasti menurunkan pelaksanaan kegiatan pelatihan pengembangan
motivasi karena kurangnya penghargaan dari dan pengelolaan pembelajaran daring bagi para
guru di SMPN 4 Sawan.
dan dari mana saja calon penerima materi Pendidikan Administrasi Perkantoran
sehingga tim/tutor dapat melibatkan peserta (JPAP), 8(3), 496-503.
ketika pemaparan materi pelatihan berlangsung, Kristina, M., Sari, R. N., & Nagara, E. S.
2) Memaksimalkan penggunaan sarana (2020).Model Pelaksanaan Pembelajaran
prasarana yang ada. Setiap penyelenggaraan Daring pada Masa Pandemi Covid 19 di
pelatihan tentunya perlu didukung dengan Provinsi Lampung. Jurnal IDAARAH,
sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini IV(2), 200-209.
tentunya untuk mendukung efektifitas dan Marno,& M.Idris. (2014). Strategi, Metode, dan
efisiensi proses pelatihan sehingga tujuan Teknik Mengajar. Yogyakarta: AR-
pelatihan dapat tercapai, 3) Mengoptimalkan RUZZ Media.
fitur screen sharing. Hal ini penting untuk Mulyasa, E. (2013). Menjadi Guru Profesional
membuat peserta lebih fokus dalam mengikuti Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
kegiatan pelatihan, dan 4) Memaksimalkan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja
waktu untuk tanya jawab dan diskusi. Dalam Rosdakarya.
hal ini tim/tutor tidak harus menghabiskan Nurcahyo, A., Setyaningsih, R., Machromah, I.
waktu dengan hanya memberikan paparan. U., Faiziyah, N., & Zulfakar, A.
Perlu luangkan waktu untuk memberikan (2020).Pelatihan LMS Schoology
masalah-masalah yang bisa didiskusikan Sebagai Solusi Pembelajaran Daring
bersama atau pertanyaan yang memicu pikiran Bagi Guru Muhammadiyah se-
baru yang selama ini belum terpikirkan. Kabupaten Klaten.Seminar Nasional
Hasil Pengabdian kepada Masyarakat,
DAFTAR RUJUKAN (pp. 217-228).
Rahmadoni, J., Arifnur, A. A., & Wahyuni, U.
Aji, R. H. (2020). Dampak Covid-19 pada M. (2020).Penerapan Schoology Sebagai
Pendidikan di Indonesia: Sekolah, Learning Management System Bagi Guru
Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. SMAN 1 Sutera. Jurnal Hilirisasi
Jurnal Sosial & Budaya Syar-i, 7(5), 395- IPTEKS, 3(2), 121-129.
402. doi:10.15408/sjsbs.v7i5.15314 Roestiyah.(2012). Strategi Belajar Mengajar.
Aziz, R. (2018). Creative Learning. Malang: Jakarta: Rineka Cipta.
Edulitera. Slameto.(2013). Belajar & Faktor-faktor yang
Dewi, I. L., Maharani, A., & Setiyani.(2020). Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Pelatihan Aplikasi Schoology Sebagai Sutikno, M. S. (2014). Metode & Model-model
Upaya Menyelenggarakan Pembelajaran Pembelajaran. Lombok: Holistica.
Jarak Jauh di SMK Samudra Nusantara. Wati, A. (2016). PENINGKATAN MOTIVASI
Jurnal Minda Baharu, 4(2), 122-130. DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI
Fauzi, M. (2020). Strategi Pembelajaran Masa SISWA KELAS XII MELALUI
Pandemi Covid 19. Jurnal Al-Ibrah, 4(2), PENERAPAN PEMBELAJARAN E-
120-145. LEARNING SCHOOLOGY SMAN 8
Fuadi, T. M., Musriandi, R., & Suryani, L. PEKANBARU RIAU. Jurnal
(2020). COVID-19 : PENERAPAN Pendidikan, 7(1), 52-60.
PEMBELAJARAN DARING DI doi:http://dx.doi.org/10.31258/jp.7.1.52-
PERGURUAN TINGGI. Jurnal Dedikasi 60
Pendidikan, 4(2), 193-200.
Handarini, O. I. (2020). Pembelajaran Daring
Sebagai Upaya Study From Home (SFH)
Selama Pandemi Covid 19. Jurnal