Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Erna Fatimah 1611015156
Jurnal Erna Fatimah 1611015156
Abstract
People in Lempake village have a relatively low level of knowledge, do not know the symptoms of hypertension,
risk factors for hypertension and how to prevent it, do not understand the hypertension diet that is suitable for
patients to consume and the perception that taking hypertension medication for life will have an impact on the
kidneys.
The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge, attitudes, and family support
on hypertensive diet among the elderly in Lempake Village. This research is a quantitative study. Data collection
was conducted through interviews with 118 elderly respondents using the Cross Sectional method with inclusion
criteria. The data were collected and then processed and analyzed using the SPSS application.
The results showed that there was a relationship between knowledge and a hypertensive diet, poor
knowledge, not applying a hypertensive diet, was not known to be one of the causes for the elderly to choose
wrong food and the increasing age, the ability to accept and remember a reduced knowledge. because the elderly
do not understand the knowledge about hypertension and diet this can affect the hypertension diet action. There is
a relationship between attitude and hypertensive diet, attitude can affect the awareness of the elderly in making
behavior changes that tend to be positive. There is no relationship between family support and a hypertensive diet,
because the family has provided support. However, this returns to the individual respondent / elderly to maintain
their health by adopting a hypertensive diet or not. Dietary compliance is an important thing to pay attention to in
people with hypertension. Patients should adhere to a hypertensive diet in order to prevent further complications.
There is a relationship between knowledge, attitude, history of hypertension on the hypertension diet and
there is no relationship between family support for the hypertension diet. It is necessary to have proper education
for the elderly regarding the impact of high blood pressure if they do not adopt a hypertensive diet that is suitable
for the elderly.
Tabel 1 Karakteristik Reponden Pengetahuan, Sikap, dan Dukungan Keluarga Terhadap Diet
Hipertensi Pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Lempake Kota Samarinda
Karakteristik Responden Ya Tidak
Riwayat Hipertensi 107 (90,7%) 11 (9,3%)
Pengetahuan 77 (65,3%) 41(34,7%)
Sikap 77 (65,3%) 41(34,7%)
Dukungan Keluarga 67 (56,8%) 51 (43,2%)
Diet Hipertensi Pola Makan 90 (76,3%) 28 (23,7%)
Diet Hipertensi Kebiasaan Makan 87 (73,3%) 31 (26,3%)
Diet Hipertensi Rencana Makan 63 (53,4%) 55 (46,6%)
Diet Hipertensi Pilihan Makanan 108 (91,5%) 10 (8,5%)
Usia Frekuensi
46-55 20 16,9%
56-65 61 51,7%
65> 37 31,4%
Jenis Kelamin Frekuensi
Perempuan 73 61,9%
Laki-Laki 45 38,1%
Pendidikan Frekuensi
Tidak Sekolah 51 43.2%
SD 38 32.2%
SMP 15 12.7%
SMA 12 10.2%
D1-D3 2 1.7%
Pekerjaan 65 55.1%
Tidak Bekerja 33 28.0%
Petani 14 11.9%
Swasta 1 0.8%
Kuli Bangunan 3 2.5%
PNS 2 1.7%
Pensiunan 65 55.1%
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat dari diet hipertensi yang benar sebanyak 77 orang (65,3%).
karakteristik responden menunjukkan bahwa mayoritas sikap responden tidak setuju atau sikapnya
jenis kelamin mayoritas adalah perempuan negatif sebanyak 77 orang (65,3%). mayoritas keluarga
sebanyak 73 orang (61%). Umur mayoritas tidak memberi dukungan terhadap responden sebanyak
adalah umur antara 56-65 tahun sebanyak 61 67 orang (56,8%). diet hipertensi pola makan mayoritas
orang (51,7%). Pendidikan Tekahir mayoritas responden tidak melakukan diet pola makan sebanyak
adalah tidak sekolah sebanyak 51 orang 90 orang (76,3%). diet hipertensi mayoritas responden
(43,2%). Pekerjaan mayoritas adalah Tidak tidak melakukan diet kebiasaan makan sebanyak 87
bekerja sebanyak 65 orang (55,1%). riwayat orang (73,7%). diet hipertensi mayoritas responden
hipertensi mayoritas responden mempunyai tidak melaukan diet rencana makan sebanyak 63 orang
riwayat hipertensi sebanyak 107 orang (90,7%). (53,4%). Dan bahwa diet hipertensi mayoritas
pengetahuan diet hipertensi mayoritas responden tidak melakukan diet pilihan makanan
responden tidak paham dan tidak menerapkan sebanyak 108 orang (91,5%).
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa square diketahui p value = 0,030 dimana p<α (0,05),
Responden yang pengetahuannya kurang baik hal ini menujukkan bahwa ada hubungan antara
didapatkan tidak menerapkan diet hipertensi pengetahuan dengan diet hipertensi pada wilayah
sebanyak 72 orang (93,5%) Hasil uji statistic chi kerja puskemas lempake.
Tabel 3 Analisis Hubungan Sikap Terhadap Diet Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Lempake Kota Samarinda
Sikap Tidak Menerapkan Diet Sig.
Menerapkan Diet Total
N % N % N %
Tidak Setuju 72 93,5 5 6,5 77 100 0,030
Setuju 32 78,0 9 22,0 41 100
Total 104 88,1 14 11,9 118 100
N % n % N %
Tidak Mendukung 62 92,5 5 7,5 67 100 0,159
Mendukung 42 82,4 9 17,6 51 100
Total 104 88,1 14 11,9 118 100
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat statistic chi square diketahui p value = 0,159 dimana
Responden yang dukungan keluarganya tidak p>α (0,05), hal ini menujukkan bahwa tidak ada
mendukung didapatkan tidak menerapkan diet hubungan antara dukungan keluarga dengan diet
hipertensi sebanyak 62 orang (92,5%) Hasil uji hipertensi pada wilayah kerja puskemas lempake.
Tabel 5 Analisis Hubungan Riwayat Hipertensi Terhadap Diet Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Lempake Kota Samarinda
N % N % n %
Ya 97 90,7 10 9,3 107 100 0,032
Tidak 7 63,6 4 36,4 11 100
Total 104 88,1 14 11,9 118 100
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat square diketahui p value = 0,032 dimana p<α (0,05),
responden yang mempunyai riwayat hipertensi hal ini menujukkan bahwa ada hubungan antara riwayat
didapatkan tidak menerapkan diet hipertensi hipertensi dengan diet hipertensi pada wilayah kerja
sebanyak 97 orang (90,7%) Hasil uji statistic chi puskemaslempake.
Tabel 6 Analisis Hubungan Riwayat Hipertensi Terhadap Diet Hipertensi Pola Makan di
Wilayah Kerja Puskesmas Lempake Kota Samarinda
Riwayat Hipertensi Tidak Menerapkan Diet Sig.
Menerapkan Diet Pola Makan Total
Pola Makan
n % N % N %
Ya 83 77,6 24 22,4 107 100 0,038
Tidak 7 63,6 4 36,4 11 100
Total 90 76,3 28 23,7 118 100
N % N % N %
Ya 81 75,7 26 24,3 107 100 0,047
Tidak 6 54,5 5 45,5 11 100
Total 87 73,7 31 26,3 118 100
Tabel 8 Analisis Hubungan Riwayat Hipertensi Terhadap Diet Hipertensi Pilihan Makanan di
Wilayah Kerja Puskesmas Lempake Kota Samarinda
Riwayat Hipertensi Tidak Menerapkan Diet Sig.
Menerapkan Diet Pilihan Makanan Total
Pilihan Makanan
N % N % N %
Ya 100 93,5 7 6,5 107 100 0,075
Tidak 8 72,7 3 27,3 11 100
Total 108 91,5 10 8,5 118 100
N % N % N %
Ya 62 57,9 45 42,1 107 100 0,006
Tidak 1 9,1 10 90,9 11 100
Total 63 53,4 55 46,6 118 100
statistic chi square diketahui p value = 0,006 dimana
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa p<α (0,05), hal ini menujukkan bahwa ada hubungan
responden yang mempunyai riwayat hipertensi antara riwayat hipertensi dengan diet rencana makan
didapatkan tidak menerapkan diet rencana pada wilayah kerja puskemas lempake.
makan sebanyak 62 orang (57,9%) Hasil uji .
diketahui bahwa p (0,000) < α (0,05), maka Ho ditolak
4. PEMBAHASAN dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara pola
Hubungan Riwayat Hipertensi Terhadap makan dengan kejadian hipertensi pada lansia di
Diet Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Posyandu Mawar Desa Sangubanyu Kabupaten
Lempake Purworejo.
Diet hipertensi sangat menentukan
keberhasilan terapi untuk pasien hipertensi, pada Hubungan Riwayat Hipertensi Terhadap Diet
pasien hipertensi banyak makanan yang tinggi Hipertensi Kebiasaan Makan di Wilayah Kerja
natrium yang harus dihindari, misalnya garam, Puskesmas Lempake
bumbu penyedap, makanan cepat saji/mie
instan, keripik kentang dan lainnya (Sunaryo & Hasil wawancara dilapangan menyatakan bahwa
Afiffah, 2016). Diet merupakan salah satu responden menyukai semua makanan dan makanan
cara untuk menurunkan hipertensi. Faktor cepat saji. Namun demikian makanan cepat saji tersebut
makanan (kepatuhan diet) merupakan hal masih banyak menggunakan sumber lemak seperti mie
yang penting untuk diperhatikan pada instan, makanan kalengan dan lainya. Konsumsi makan
penderita hipertensi. Penderita hipertensi (Food Habit) fast food yang tinggi disebabkan oleh
sebaiknya patuh menjalankan diet hipertensi hasil diet hipertensi lansia yang kurang baik. Fast food
agar dapat mencegah terjadinya komplikasi merupakan makanan yang mengandung tinggi lemak,
yang lebih lanjut. Penderita hipertensi harus protein dan garam tetapi rendah serat sehingga
tetap menjalankan diet hipertensi setiap hari dipandang negatif (Almatsier, 2011). Mengatur diet
dengan ada atau tidaknya sakit dan gejala hipertensi berkaitan dengan kebiasaan makan pasien
yang timbul. Hal ini dimaksudkan agar sebelum diagnose mengalami penyakit jantung koroner
keadaan tekanan darah penderita hipertensi dan tekanan darah tinggi sehingga perlu adanya
tetap stabil sehingga dapat terhindar dari manajemen diri pasien untuk menjaga pola makan dan
penyakit hipertensi dan komplikasinya kebiasaan makan Sejalan (M. M. Putri, 2016) hasil
(Agrina, 2011 dalam Mapagerang et al., 2018). analisa bivariat dengan statistik Chi Square yang
dilakukan pada variabel kebiasaan makan berlemak
Hubungan Riwayat Hipertensi Terhadap menunjukan hasil p Value secesar 0,000 (p < α) yang
Diet Hipertensi Pola Makan di Wilayah berarti terdapat hubungan antara kejadian hipertensi
Kerja Puskesmas Lempake dengan kebiasaan makan. Dari hasil penelitian
disimpulkan bahwa makan tinggi lemak, sayuran
Berdasarkan hasil dilapangan dikelurahan dengan pengolahan tambahan lemak yang berlebih serta
lempake terjadi peningkatan tekanan darah jarang mengkonsumsi buah sebagai pengganti lemak
dikarenakan tidak bisa membatasi makanan dan sayur.
yang terlalu banyak mengandung garam
disebabkan karena responden merasa makanan Hubungan Riwayat Hipertensi Terhadap Diet
hambar jika tidak diberi garam, dan responden Hipertensi Rencana Makan di Wilayah Kerja
masih sering mengkonsumsi gorengan setiap Puskesmas Lempake
harinya. Faktor utama yang menjadi pemicu
bagi para responden untuk membatasi makanan Berdasarkan hasil wawancara, diet hipertensi
adalah faktor umur. Pada penelitian ini rencana makan adalah pendekatan diet hipertensi untuk
diketahui paling banyak responden berumur 55- menghentikan hipertensi. Diet ini memiliki dua pokok,
60 tahun, yang artinya sudah menjadi manusia yaitu mengurangi makanan dengan garam dan lemak
dewasa akhir yang pertimbangan utamanya jenuh, seperti makanan yang digoreng, daging, dan
hanya karena kesehatan. Selain itu dipengaruhi lainnya Pokok yang kedua adalah meningkatkan asupan
oleh keadaan fisiologis lansia bahwa semakin makanan yang mengandung magnesium, kalium,
berkurangnya indera penciuman dan perasa kalsium, dan serat yang tinggi, seperti makanan yang
umumnya membuat lansia kurang dapat fresh, buah, dan sayuran. Diet rencana makan ini
menikmati makanan dengan baik. Hal ini sering menekankan pada buah, sayuran, susu bebas
menyebabkan kurangnya asupan pada lansia lemak/rendah lemak, biji-bijian, kacang-kacangan, dan
atau penggunaan bumbu seperti kecap atau membatasi lemak jenuh, kolesterol, daging merah dan
garam yang berlebihan yang tentunya dapat olahan, gula tambahan, dan pemanis minuman buatan
berdampak kurang baik bagi kesehatan lansia. (Chiavaroli et al., 2019 dalam Salsabila, 2017). Dari
Penelitian ini sejalan dengan penelitian penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa, perilaku
Situmorang, 2020 Hasil dari penelitian tersebut berkaitan dengan rencana makan responden yang dapat
menghasilkan suatu yang sifat positif maupun beranggapan bahwa pola makan yang tepat jauh lebih
negatif. Sehingga perilaku penderita hipertensi baik dibandingkan harus memilih pilihan makanan,
yang secara rutin mempunyai jadwal yang tepat kebiasaan makan, dan rencana yang tepat. Sehingga
untuk konsumsi makanannya setiap hari dan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas
merencanakan makanan apa yang apa dimasak responden memilih pola makan yang tepat
atau dimakan sebelum hari H atau keesokan Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan kurang
harinya yang dapat menurunkan tekanan darah baik dan tidak melakukan diet hipertensi, merupakan
dalam tubuh penderita hipertensi, dan perilaku salah satu faktor risiko kejadian hipertensi, hal ini
penderita yang menghindari konsumsi garam sejalan dengan hasil penelitian Tarigan & Lubis, 2018
setiap harinya dapat mencegah timbulnya dalam Kusumawati 2014 menyimpulkan bahwa ada
penyakit hipertensi. hubungan yang signifikan antara pengetahuan penderita
hipertensi dengan pola makan sehari – hari, kebiasaan
Hubungan Riwayat Hipertensi Terhadap makan, rencana makan dan pilihan makanan. Dari
Diet Hipertensi Pilihan Makanan di Wilayah penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
Kerja Puskesmas Lempake pengetahuan seseorang mempengaruhi tindakan yang
. akan dilakukan terkait dengan diet hipertensi. Hal ini
Hasil analisis dalam penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian (W. Putri et al.,
menunjukkan responden yang mempunyai 2019) yang menyatakan bahwa dengan pengetahuan
riwayat hipertensi didapatkan tidak melakukan yang baik maka lansia akan dapat mengerti,
diet pilihan makanan sebanyak 100 orang memahami tentang pentingnya diet hipertensi dan
(93,5%) Hasil uji statistic chi square diketahui p mangaplikasikan dalam perilaku diet hipertensi agar
value = 0,075 dimana p>α (0,05), hal ini tekanan darah dalam kondisi stabil.
menujukkan bahwa tidak ada hubungan antara
riwayat hipertensi dengan diet rencana makan Hubungan Sikap Terhadap Diet Hipertensi di
pada wilayah kerja puskemas lempake. Hasil Wilayah Kerja Puskesmas Lempake
penelitian dilapangan responden cenderung
memilih pilihan makanan dengan rasa manis Responden yang sikapnya setuju/positif dan tidak
seperti, kue, biskuit dan gorengan dalam pilihan melakukan diet hipertensi mengalami hipertensi bisa
makanan secara umum adanya perubahan gaya disebabkan pola makan, kebiasaan makan, rencana
hidup masyarakat kota yaitu cenderung memilih makan, dan pilihan makanan yang kurang tepat
makanan yang siap saji seperti fast food yan sehingga bisa menyebabkan hipertensi semakin
mengandung lemak, tinggi kalori, garam, meningkat.
kolesterol, dan hanya mengandung sedikit serat Hal ini menunjukkan bahwa sikap tidak
yang mengakibatkan munculnya banyak setuju/negatif dan tidak melakukan diet hipertensi
penyakit. Salah satunya penyakit adalah merupakan salah satu faktor risiko kejadian hipertensi.
hipertensi. Hasil penelitian sejalan dengan Heriyadi et al., 2017
Sejalan dengan penelitian (Konna, 2017) menyatakan bahwa sikap terhadap diet hipertensi
dilihat dari nilai kesehatan dan dihubungkan mempengaruhi tindakan pencegahan hipertensi. Sikap
dengan tekanan darah, responden yang paling belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan
banyak menganggap penting dengan kategori tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
tidak hipertensi sebesar 66 responden (26,9%), Suatu sikap pada diri individu belum tentu terwujud
dan kategori hipertensi sebesar 179 responden dalam suatu tindakan nyata. sikap tidak dapat langsung
(73,1%), dengan nilai p 0,455 > 0,05 dimana dilihat, Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ada
tidak ada hubungan healthy food choice dengan hubungan yang signifikan antara sikap dengan diet
hipertensi. hipertensi.