Jurnal Kesehatan Dr. Soebandi: Range of Motion (Rom) Terhadap Peningkatan

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Faktor-faktor yang berhubungan dengan latihan Range Of Motion (ROM) terhadap peningkatan kemampuan ROM pada pasien post

stroke Hemiparese ISSN : 2302-7932


Doi: 10.36858/jkds.v8i1.154 e-ISSN : 2527-7529

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi


FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LATIHAN
RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP PENINGKATAN
KEMAMPUAN ROM PADA PASIEN POST STROKE HEMIPARASE

Naziyah Taufik Dzafar1, Yarni2


1
Universitas Nasional (Program studi keperawatan,Fakultas ilmu kesehatan, Jakarta)
2
Universitas Nasional (Program studi keperawatan,Fakultas ilmu kesehatan, Jakarta)
naziyah.ozzy@gmail.com
yarniyarni21@gmail.com

ABSTRACT Submission : 08-12-2019


3. according to the World Health Organization (WHO) are clinical signs that develop rapidly due to impaired focal brain
Stroke
function (global), with symptoms lasting for 24 hours or more, can cause death without any other cause other than vascular Revised : 31-01-2020
(WHO, 2014 ). The death rate due to stroke is still high. According to estimates from the World Health Organization (WHO)
in 2008 there were 6.2 million deaths due to stroke (WHO, 2012). Hemiparese stroke is a post-stroke motor disorder that Accepted : 16-04-2020
causes parts of the body to experience weakness. Hemiparesis problems occur due to upper neurons and the weakness is
opposite to the side of the brain that is damaged. Muscle strength is closely related to the neuromuscular system that is how Kata Kunci : Latihan
much the nervous system's ability to activate the muscles to contract (Maimurahman, 2012). Hemiparese caused by acute
stroke causes stiffness, paralysis, weakened muscle strength, and consequently reduces the range of motion of the joints and
ROM, Peningkatan
upper limb function, activities of daily living Activity Daily Living (ADL), such as eating, dressing, and washing (Park, 2007) Kemampuan ROM,
. Therapy is needed immediately to reduce advanced cerebral injuries, one of the rehabilitation programs that can be given Hemipareses.
by stroke patients is joint mobilization with ROM. This ROM exercise is done to maintain or improve the level of perfection of
the ability to move the joints normally and to increase muscle mass and muscle tone. Results Preliminary studies obtained by Keywords : ROM
researchers with observation techniques of 8 male and 2 female gender patients had decreased Range of Motion ability Exercise, Scale of ROM,
because they did not undergo physiotherapy routinely.This research is aim to fine related range of motion (ROM) exercise
with enhancement ROM ability on post stroke patient who have hemiparese. This research did with correlation description Hemipareses Stroke.
approach with cross sectional design. Sample of this research amount 20 patient. Sampling technique used purposive
sampling. Research's instrument consist of questionnaire about exercise range of motion (ROM). Data was analized used chi
square test of statistic that is to find corre lation range of motion (ROM) exercise as independent variable and enhancement
ability range of motion as depent variable. Research's result showing that is a correlation which significant between range of
motion exercise (ROM) with enhancement ability range of motion (P value = 0,001 < 0,005). Range of Motion (ROM)
exercise can enhancement ability of range of motion (ROM) in post stroke patient which have hemiparese. This program can
applied in nursing physiotherapy asspecially stroke patient and as reference for next research.

ABSTRAK
Stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi
otak fokal (global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian tanpa
adanya penyebab lain selain vaskuler (WHO, 2014). Angka kematian karena stroke sampai saat ini masih tinggi. Menurut
estimasi World Health Organisation (WHO) pada tahun 2008 ada 6,2 juta kematian karena stroke (WHO, 2012). Stroke
Hemiparese adalah gangguan motorik pasca stroke yang menyebabkan sebagian anggota tubuh mengalami kelemahan.
Masalah hemiparesis terjadi akibat upper neuron dan sisi kelemahannya berlawanan dengan sisi otak yang mengalami
kerusakan. Kekuatan otot sangat berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf
mengatifasi otot untuk melakukan kontraksi (Maimurahman, 2012). Hemiparese yang disebabkan oleh stroke akut
menyebabkan kekakuan, kelumpuhan, kekuatan otot melemah, dan akibatnya mengurangi rentang gerak sendi dan fungsi
ekstremitas atas, aktivitas hidup sehari-hari Activity Daily Living (ADL), seperti makan, berpakaian, dan mencuci (Park,
2007). Terapi dibutuhkan segera untuk mengurangi cedera cerebral lanjut, salah satu program rehabilitasi yang dapat di
berikan pasien stroke yaitu mobilisasi persendian dengan ROM. Latihan ROM ini dilakukan untuk mempertahankan atau
memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan pergerakan sendi secara normal dan untuk meningkatkan massa otot dan
tonus otot. Hasil Studi pendahuluan didapatkan oleh peneliti dengan tehnik observasi 8 pasien jenis kelamin laki-laki dan 2
berjenis kelamin perempuan mempunyai kemampuan Range of Motion mengalami penurunan karena tidak menjalani
fisioterapi dengan rutin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan latihan ROM dengan peningkatan
kemampuan ROM pada pasien post stroke hemiparese. Design penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kolerasi
dengan rancangan potong lintang/ cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 pasien. Teknik pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling. Instrument penelitian terdiri dari kuisioner tentang rentang gerak latihan ROM.
Data dianalisis menggunakan statistik uji chi square yaitu untuk mengetahui hubungan latihan ROM sebagai variable
independen dan peningkatan kemampuan range of motion sebagai variable dependen. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara latihan ROM dengan peningkatan kemampuan range of motion (P value 0,001 < 0.05).
Latihan ROM ini mampu meningkatkan kemampuan ROM pada pasien post stroke Hemipareses. Latihan ROM ini dapat
lebih diRutinkan kembali dalam tahapan fisioterapi keperawatan khsusnya pasien stroke dan sebagai bahasan rujukan untuk
penelitian selanjutnya.

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi Vol. 8, No. 1


72
http://journal.stikesdrsoebandi.ac.id/
Publisher : LP3M STIKES dr. Soebandi Jember
Faktor-faktor yang berhubungan dengan latihan Range Of Motion (ROM) terhadap peningkatan kemampuan ROM pada pasien post stroke Hemiparese ISSN : 2302-7932
Doi: 10.36858/jkds.v8i1.154 e-ISSN : 2527-7529

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi


Pendahuluan: kemampuan menggerakkan persendian
Stroke menurut World Health secara normal dan untuk meningkatkan
Organization (WHO) adalah tanda-tanda masa otot dan tonus otot.
klinis yang berkembang cepat akibat Hemiparese yang disebabkan oleh
gangguan fungsi otak fokal (global), stroke akut menyebabkan kekakuan,
dengan gejala-gejala yang berlangsung kelumpuhan, kekuatan otot melemah, dan
selama 24 jam atau lebih, dapat akibatnya mengurangi rentang gerak sendi
menyebabkan kematian tanpa adanya dan fungsi ekstremitas atas, aktivitas
penyebab lain selain vaskuler (WHO, hidup sehari-hari Activity Daily Living
2014). Angka kematian karena stroke (ADL), seperti makan, berpakaian, dan
sampai saat ini masih tinggi. Menurut mencuci (Park, 2007). Hasil penelitian
estimasi World Health Organisation yang dilakukan Maimurahman dan Fitria
(WHO) pada tahun 2008 ada 6,2 juta (2012), terapi ROM efektif untuk
kematian karena stroke (WHO, 2012). meningkatkan derajat kekuatan otot
Kasus stroke setiap tahun mengalami ekstermitas pada penderita stroke. Hasil
peningkatan, hampir 700.000 orang ini diperkuat dengan hasil penelitian yang
Amerika mengalami stroke, dan stroke dilakukan Mawarti dan Farid (2013)
mengakibatkan hampir 150.000 kematian. mengenai pengaruh Latihan ROM pasif
Di Amerika Serikat tercatat hampir setiap terhadap peningkatan kekuatan otot pada
45 detik terjadi kasus stroke. Prevalensi pasien stroke pada tahun 2013, terbukti
stroke berdasarkan diagnosis tenaga adanya pengaruh yang signifikan dari
kesehatan tertinggi di Sulawesi Utara Latihan ROM pasif terhadap peningkatan
(10,8%), diikuti Di Yogyakarta (10,3%), kekuatan otot pada pasien stroke. Hasil
Bangka Belitung dan DKI Jakarta masing- survei pendahuluan dengan melakukan
masing 9,7 per mil. Prevalensi Stroke observasi yang didapatkan pada penderita
berdasarkan terdiagnosis nakes dan gejala stroke hemiparese di Rumah Sakit Islam
tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan Jakarta Cempaka Putih didapatkan
(17,9%), DiYogyakarta (16,9%), Sulawesi penderita stroke hemiparese yang
Tengah (16,6%), diikuti Jawa Timur menjalani fisioterapi ROM di ruang
Sebesar 16 per mil. Prevalensi penyakit marwah atas sebanyak 10 orang. Jumlah
stroke pada kelompok yang didiagnosis pasien stroke hemiparese laki-laki
tenaga kesehatan serta yang didiagnosis sebanyak 8 orang dan perempuan
nakes atau gejala meningkat seiring sebanyak 2 orang (Rekam medik RS
dengan bertambahnya umur, tertinggi Islam Jakarta Cempaka Putih, 2017). Pada
pada umur ≥ 75 tahun (43,1% dan 67%). pasien stroke hemiparese kemampuan
Prevalensi stroke cendrung lebih tinggi ROM menurun karena tidak menjalani
pada masyarakat dengan pendidikan fisioterapi dan rutinitas latihan ROM,
rendah baik yang didiagnosis nakes sehingga peneliti tertarik untuk
(16,5%) maupun diagnosis nakes atau mengambil tugas akhir dengan judul
gejala (32,8%) (RISKESDAS, 2013). “Faktor-Faktor Yang Berhubungan
ROM adalah latihan gerakan sendi Dengan Latihan Range Of Motion (ROM)
yang memungkinkan terjadinya kontraksi Terhadap Peningkatan Kemampuan ROM
dan pergerakan otot, dimana klien Pada Pasien Post Stroke Hemiparese”.
menggerakan masing-masing Tujuan dalam penelitian ini adalah
persendiannya sesuai gerakan normal baik untuk mengetahui faktor-faktor yang
secara aktif ataupun pasif (Potter dan berhubungan dengan Latihan ROM
Perry, 2006). Latihan ROM penting untuk terhadap peningkatan kemampuan ROM
peningkatan kerja otot karena Latihan pada pasien post stroke hemiparese di
ROM mampu mampertahankan dan Ruang Fisioterapi RS Islam Jakarta
memperbaiki tingkat kesempurnaan Cempaka Putih

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi Vol. 8, No. 1 73


http://journal.stikesdrsoebandi.ac.id/
Publisher : LP3M STIKES dr. Soebandi Jember
Faktor-faktor yang berhubungan dengan latihan Range Of Motion (ROM) terhadap peningkatan kemampuan ROM pada pasien post stroke Hemiparese ISSN : 2302-7932
Doi: 10.36858/jkds.v8i1.154 e-ISSN : 2527-7529

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi


Metode: sebagai tempat subjek penelitian
Pada penelitian ini jenis penelitian didampingi oleh kepala ruangan.
yang digunakan adalah dengan Kemudian peneliti menanyakan kesedian
pendekatan deskriptif kolerasi dengan pasien untuk menjadi responden. peneliti
rancangan potong lintang/cross Sectional. langsung mengumpulkan hasil lembar
Penelitian ini dilakukan peneliti untuk kuisioner yang sudah diisi. Indikator ukur
melihat Faktor-Faktor Yang dalam hasil dengan menggunakan Skala
Berhubungan Dengan Latihan ROM ROM dengan rentang skor 0-5. Uji analisa
Terhadap peningkatan kemampuan ROM bivariate dengan mneggunakan Uji chi
yang dilakukan oleh pasien post stroke square untuk mengetahui hubungan
hemiparese di Ruang Fisioterapi RS Islam latihan ROM seperti variable independen
Jakarta Cempaka Putih. Variabel dan peningkatan kemampuan ROM pada
independen adalah latihan ROM, variabel pasien post stroke hemiparesis di Ruang
dependen adalah peningkatan kemampuan terapi.
ROM pada pasien post stroke hemiparese
di Ruang Fisioterapi RS Islam Jakarta Hasil :
Cempaka Putih. Dan karakterisik dari Tabel 4.1
penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, Distribusi Frekuensi Berdasarkan latihan
dan frekuensi control. Populasi dalam ROM Pada Pasien Post Stroke Hemiparese
penelitian ini adalah seluruh jumlah Di Ruang Fisioterapi RS Islam Jakarta
pasien post stroke Hemipareses yang Cempaka Putih Tahun 2017.
Latihan Frekuensi Persentase
sedang menjalani fisioterapi di RS. Islam
ROM %
cempaka putih Jakarta. Sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh pasien di Tidak bisa 9 45,0
ruangan penyakit dalam ruang syafa- melakukan
syafa. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Desember 2017 – Januari 2018. Instrumen Bisa 11 55,0
melakukan
penelitian adalah alat atau bahan yang
Total 20 100,0
digunakan untuk mengumpulkan data alat
Berdasarkan Tabel 4.1 didapatkan
pengumpulan data yang akan digunakan
data bahwa distribusi frekuensi responden
dalam penelitian ini adalah instrument
yang tidak bisa melakukan sebanyak 9
penelitian berupa data karakteristik
orang (45,0%), dan distribusi frekuensi
(nama, usia , jenis kelamin, frekuensi
responden yang bisa melakukan sebanyak
kontrol). Pengumpulan data ini
11 orang (55,0%) di Ruang Fisioterapi RS
menggunakan lembar kuisioner observasi
Islam Jakarta Cempaka Putih Tahun 2017
dan wawancara. Proses pengumpulan data
ini dilakukan dengan cara menyebarkan Tabel 4.2
lembar kuisioner observasi yang diisi Distribusi Frekuensi Berdasarkan
berdasarkan observasi kemampuan ROM Peningkatan Kemampuan ROM Pada
responden yang dilihat oleh peneliti Pasien Post Stroke Hemiparese Di Ruang
dengan skala 0-5 yaitu: 0. tidak ada Fisioterapi RS Islam Jakarta Cempaka
kekuatan otot sama sekali, 1. Ada Putih Tahun 2017.
kontraksi saat palpasi tetapi tidak ada Peningkatan
gerakan yang terlihat, 2. Ada gerakan Kemampuan Frekuensi Persentase%
tetapi tidak dapat melawan grafitasi, 3. ROM
Tidak ada 12 60,0
Dapat bergerak melawan grafitasi, 4.
peningkatan
Dapat bergerak melawan tahanan tetapi
Ada peningkatan 8 40,0
masih lemah, 5. Dapat bergerak dan Total 20 100,0
melawan tahanan dengan kekuatan penuh.
Peneliti datang ke ruang fisioterapi

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi Vol. 8, No. 1 74


http://journal.stikesdrsoebandi.ac.id/
Publisher : LP3M STIKES dr. Soebandi Jember
Faktor-faktor yang berhubungan dengan latihan Range Of Motion (ROM) terhadap peningkatan kemampuan ROM pada pasien post stroke Hemiparese ISSN : 2302-7932
Doi: 10.36858/jkds.v8i1.154 e-ISSN : 2527-7529

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi


Berdasarkan Tabel 4.2 Tabel 4.5
didapatkan data bahwa distribusi Distribusi Frekuensi Berdasarkan
frekuensi responden yang tidak ada Frekuensi Kontrol Pada Pasien Post Stroke
peningkatan sebanyak 12 orang (60,0%), Hemiparese Di Ruang Fisioterapi RS Islam
dan distribusi frekuesnsi responden yang Jakarta Cempaka Putih Tahun 2017.
ada peningkatan sebanyak 8 orang Frekuensi Frekuensi Persentase
(40,0%) di Ruang Fisioterapi RS Islam Kontrol %
Jakarta Cempaka Putih Tahun 2017. Jarang 10 50,0
Rutin 10 50,0
Tabel 4.3 Total 20 100,0
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Berdasarkan Tabel 4.5
Pada Pasien Post Stroke Hemiparese didapatkan bahwa distribusi responden
Di Ruang Fisioterapi RS Islam Jakarta
frekuensi kontrol dengan katagori jarang
Cempaka Putih Tahun 2017.
sebanyak 10 responden (50,0%), dan
Usia Frekuensi Persentase responden frekuensi kontrol dengan
% katagori rutin sebanyak 10 responden
(50,0%) di Ruang Fisioterapi RS Islam
˃60 10 50,0
Jakarta Cempaka Putih Tahun 2017.
Tahun
˂60 10 50,0 Tabel 4.6
Tahun Hubungan Antara Latihan ROM Dengan
Total 20 100,0 Peningkatan Kemampuan ROM Pada
Berdasarkan Tabel 4.3 Pasien Post Stroke Hemiparese Di Ruang
Fisioterapi RS Islam Jakarta Cempaka
didapatkan data bahwa distribusi
Putih tahun 2017
frekuensi responden usia yang lebih dari Peningkatan Kemapuan ROM
OR
Latihan Tidak ada Ada Total P
60 Tahun sebanyak 10 responden ROM peningkatan peningkatan Value
(95%
CI)
N % N % N %
(50,0%), dan distribusi frekuensi Tidak bisa 9 100 0 0 9 100
melakukan
responden usia yang kurang dari 60 Tahun Bisa 3 27,3 8 72,7 1 100
0,001 3,66

sebanyak 10 responden (50,0%) di Ruang melakukan


Total 12 60,0 8 40,0
1
2 100
Fisioterapi RS Islam Jakarta Cempaka 0

Putih Tahun 2017. Berdasarkan tabel 4.6 dari 20


responden latihan ROM yang tidak bisa
Tabel 4.4 melakukan sebanyak 9 (100,0%) dan tidak
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis ada peningkatan 0 (0%), sedangkan pasien
Kelamin Pada Pasien Post Stroke yang bisa melakukan sebanyak 3 (27,3%)
Hemiparese Di Ruang Fisioterapi RS Islam dan ada peningkatan sebanyak 8 (72,7%).
Jakarta Cempaka Putih Tahun 2017. Hasil uji statistik didapatkan nilai (P
Jenis Frekuensi Persentase value= 0,001 < 0,05) Ha diterima karna
Kelamin % ada hubungan yang signifikan antara
Laki-laki 12 60,0 Latihan ROM dengan peningkatan
Perempuan 8 40,0 kemampuan ROM. Didapatkan nilai OR
Total 20 10,0 sebesar 3,66 kali yang artinya pada pasien
Berdasarkan Tabel 4.4 didapatkan post stroke hemiparese di Ruang
data bahwa distribusi frekuensi responden Fisioterapi RS Islam Jakarta Cempaka
jenis kelamin laki-laki sebanyak 12 Putih yang bisa melakukan latihan ROM
responden (60,0%), dan distribusi mempunyai peluang sebanyak 3,66 kali
frekuensi responden jenis kelamin lebih besar dibandingkan dengan pasien
perempuan sebanyak 8 responden (40,0%) post stroke hemiparese di Ruang
di Ruang Fisioterapi RS Islam Jakarta Fisioterapi RS Islam Jakarta Cempaka
Cempaka Putih Tahun 2017. Putih yang tidak bisa melakukan ROM

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi Vol. 8, No. 1 75


http://journal.stikesdrsoebandi.ac.id/
Publisher : LP3M STIKES dr. Soebandi Jember
Faktor-faktor yang berhubungan dengan latihan Range Of Motion (ROM) terhadap peningkatan kemampuan ROM pada pasien post stroke Hemiparese ISSN : 2302-7932
Doi: 10.36858/jkds.v8i1.154 e-ISSN : 2527-7529

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi


Tabel 4.7 Tabel 4.8
Hubungan Antara Usia Dengan Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan
Peningkatan Kemampuan ROM Pada Peningkatan Kemampuan ROM Pada Pasien
Pasien Post Stroke Hemiparese Di Ruang Post Stroke Hemiparese Di Ruang Fisioterapi
RS Islam Jakarta Cempaka Putih tahun 2017.
Fisioterapi RS Islam Jakarta Cempaka Peningkatan
Putih tahun 2017. Jenis
Kemapuan ROM
Peningkatan Kemapuan Tidak Ada OR
Kela Total P
ROM ada peningkat (95%
OR min Value
Tidak ada Ada Total P peningkat an CI)
Usia (95%
peningkat peningkatan Value an
CI)
an N % N % N %
N % N % N % Laki- 4 33, 8 12 100
˃ 60 8 80, 2 20,0 10 100 laki 3 66,
Tahun 0 7
0,027 6,00
˂ 60 4 40, 6 60,0 10 100 0,005 3,33
Tahun 0 Perem 8 100 0 0,0 8 100
puan ,0
Total 12 60, 8 40,0 20 100
0
Total 12 60, 8 40 20 100
0
Berdasarkan tabel 4.7 dari 20
Berdasarkan tabel 4.8 dari 20
responden usia dengan katagori lebih dari
responden yang berjenis kelamin laki-laki
60 tahun sebanyak 8 (80,0%) dan ada
sebanyak 4 (33,3%) dan ada peningkatan
peningkatan sebanyak 2 (20,0%),
sebanyak 8 (66,7%), sedangkan jenis
sedangkan pasien yang berusia kurang
kelamin perempuan sebanyak 8 (100,0)
dari 60 tahun sebanyak 4 (40,0%) dan ada
dan tidak ada peningkatan 0 (0,0%). Hasil
peningkatan sebanyak 6 (60,0%). Hasil uji
uji statistik didapatkan nilai (P value =
statistik didapatkan nilai (P value = 0,027
0,005< 0,05) Ha diterima karna ada
< 0,05) Ha diterima karna ada hubungan
hubungan yang signifikan antara jenis
yang signifikan antara usia dengan
kelamin dengan peningkatan kemampuan
peningkatan kemampuan ROM.
ROM. Didapatkan nilai OR sebesar 3,33
Didapatkan nilai OR sebesar 6,00 kali
kali yang artinya pada pasien post stroke
yang artinya pada pasien post stroke
hemiparese di Ruang Fisioterapi RS Islam
hemiparese di Ruang Fisioterapi RS Islam
Jakarta Cempaka Putih jenis kelamin laki-
Jakarta Cempaka Putih yang berusia
laki mempunyai peluang sebanyak 3,33
kurang dari 60 tahun mempunyai peluang
kali lebih besar dibandingkan dengan
sebanyak 6,00 kali lebih besar
pasien post stroke hemiparese di Ruang
dibandingkan dengan pasien post stroke
Fisioterapi RS Islam Jakarta Cempaka
hemiparese di Ruang Fisioterapi RS Islam
Putih post stroke hemiparese jenis
Jakarta Cempaka Putih yang berusia lebih
kelamin perempuan.
dari 60 tahun Tabel 4.9
Hubungkan Antara Frekuensi Kontrol Dengan
Peningkatan Kemampuan ROM Pada Pasien
Post Stroke Hemiparese Di Ruang Fisioterapi
RS Islam Jakarta Cempaka Putih tahun 2017.
Peningkatan
Kemapuan ROM
Freku OR
Tidak Ada P
ensi Total (95
ada peningkata Valu
Kontr %
peningk n e
ol CI)
atan
N % N % N %
Jarang 9 90, 1 10,0 10
0 1 0
0 0,02 21,0
Rutin 3 30, 7 70,0 10 0 0
0 1 0
0
Total 12 60, 8 40,0 10
0 2 0

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi Vol. 8, No. 1 76


http://journal.stikesdrsoebandi.ac.id/
Publisher : LP3M STIKES dr. Soebandi Jember
Faktor-faktor yang berhubungan dengan latihan Range Of Motion (ROM) terhadap peningkatan kemampuan ROM pada pasien post stroke Hemiparese ISSN : 2302-7932
Doi: 10.36858/jkds.v8i1.154 e-ISSN : 2527-7529

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi


Berdasarkan tabel 4.9 dari 20 peningkatan derajat kekuatan otot.
responden yang mempunyai frekuensi Dari derajat kekuatan otot pasien yang
kontrol dengan katagori jarang sebanyak 9 awalnya derajat 2 (ada gerakan tetapi
(90,0%) dan ada peningkatan sebanyak 1 tidak dapat melawan gravitasi),
(10,0%), sedangkan frekuensi Kontrol mengalami peningkatan sehingga
yang mempunyai katagori rutin sebanyak derajat 4 (dapat bergerak melawan
3 (30,0%) dan ada peningkatan sebanyak tahanan tetapi masih lemah).
7 (70,0%). Hasil uji statistik didapatkan 2. Hubungan Antara Usia Dengan
nilai (P value = 0,020 < 0,05) Ha diterima Peningkatan Kemampuan ROM
karna ada hubungan yang signifikan Pada Pasien Post Stroke
antara frekuensi kontrol dengan Hemiparese Di Ruang Fisioterapi
peningkatan kemampuan ROM. RS Islam Jakarta Cempaka Putih
Didapatkan nilai OR sebesar 21,00 kali tahun 2017.
yang artinya pada frekuensi kontrol rutin Hasil uji statistik didapatkan
pada pasien Post Stroke Hemiparese Di nilai (P value = 0,027 < 0,05) Ha
RS Islam Jakarta Cempaka Putih tahun diterima karna ada hubungan yang
2017 mempunyai peluang sebanyak 21,00 signifikan antara usia dengan
kali lebih besar dibandingkan dengan peningkatan kemampuan ROM.
frekuensi kontrol jarang pada pasien Post Didapatkan nilai OR sebesar 6,00 kali
Stroke Hemiparese Di RS Islam Jakarta yang artinya pada pasien yang berusia
Cempaka Putih tahun 2017. kurang dari 60 tahun mempunyai
peluang sebanyak 6,00 kali lebih
Diskusi: besar dibandingkan dengan pasien
1. Hubungan Antara Latihan ROM yang berusia lebih dari 60 tahun.
Dengan Peningkatan Kemampuan Bertambahnya usia akan terjadi
ROM Pada Pasien Post Stroke penurunan tingkat kemampuan range
Hemiparese Di Ruang Fisioterapi RS of motion pada pasien post stroke
Islam Jakarta Cempaka Putih tahun
hemiparese di Ruang Fisioterapi RS
2017.
Islam Jakarta Cempaka Putih. Karna
Hasil uji statistik didapatkan nilai
usia lebih dari 60 tahun mengalami
(P value = 0,001 < 0,05) Ha diterima
karna ada hubungan yang signifikan
keterbatasan kemampuan untuk
antara Latihan ROM dengan melakukan latihan ROM dikarnakan
peningkatan kemampuan ROM. pasien mudah lelah dan semangat
Didapatkan nilai OR sebesar 3,66 kali untuk sembuh kurang. Seperti pada
yang artinya pada pasien post stroke saat melakukan latihan ROM pasien
yang mengalami hemiparese di Ruang yang berusia lebih dari 60 tahun tidak
Fisioterapi RS Islam Jakarta Cempaka bisa melakukan gerakan bahu
Putih yang bisa melakukan latihan (Fleksi). Sedangkan usia kurang dari
ROM mempunyai peluang sebanyak 60 tahun mengalami peningkatan
3,66 kali lebih besar dibandingkan yang lebih untuk melakukan latihan
dengan pasien post stroke hemiparese ROM dikarnakan tidak mudah lelah
di Ruang Fisioterapi RS Islam Jakarta dan memiliki keyakinan diri bahwa
Cempaka Putih yang tidak bisa dirinya akan sembuh dan bisa
melakukan latihan ROM. beraktivitas seperti dulu. Seperti pada
Peneliti menyimpulkan bahwa saat melakukan latihan ROM pasien
terapi latihan ROM dapat mencegah yang berusia kurang dari 60 tahun
terjadinya penurunan fleksibilitas bisa melakukan gerakan bahu
sendi dan kekakuan sendi karna (Fleksi).
setelah dilakukan terapi ROM, 11
dari 20 pasien stroke mengalami
Jurnal Kesehatan dr. Soebandi Vol. 8, No. 1 77
http://journal.stikesdrsoebandi.ac.id/
Publisher : LP3M STIKES dr. Soebandi Jember
Faktor-faktor yang berhubungan dengan latihan Range Of Motion (ROM) terhadap peningkatan kemampuan ROM pada pasien post stroke Hemiparese ISSN : 2302-7932
Doi: 10.36858/jkds.v8i1.154 e-ISSN : 2527-7529

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi


3. Hubungan Antara Jenis Kelamin kontrol jarang. Ada perbedaan antara
Dengan Peningkatan Kemampuan pasien post stroke yang mengalami
ROM Pada Pasien Post Stroke hemiparese di Ruang Fisioterapi RS
Hemiparese Di Ruang Fisioterapi Islam Jakarta Cempaka Putih yang
RS Islam Jakarta Cempaka Putih jarang melakukan latihan ROM
tahun 2017 kurang dari 10 kali latihan ROM
Hasil uji statistik didapatkan dengan pasien post stroke yang
nilai (P value = 0,005 < 0,05) Ha mengalami hemiparese di ruang
diterima karna ada hubungan yang fisioterapi Rs islam Jakarta cempaka
signifikan antara jenis kelamin dengan putih yang rutin melakukan latihan
peningkatan kemampuan ROM. ROM lebih dari 10 kali latihan ROM.
Didapatkan nilai OR sebesar 3,33 kali Penelitian ini menunjukan bahwa
yang artinya pada pasien jenis kelamin pasien yang jarang melakukan latihan
laki-laki mempunyai peluang ROM akan mengalami kesulitan
sebanyak 3,33 kali lebih besar dalam melakukan latihan ROM atau
dibandingkan dengan pasien jenis menggerakan anggota tubuh yang
kelamin perempuan. ada perbedaan sakit dikarnakan otot-otot motorik
antara pasien post stroke yang yang kaku dibandingkan dengan
mengalami hemiparese di Ruang pasien yang rutin continue
Fisioterapi RS Islam Jakarta Cempaka menjalankan latihan ROM akan lebih
Putih jenis kelamin laki-laki dan mudah dalam melakukan latihan ROM
pasien post stroke yang mengalami atau menggerakan anggota tubuh yang
hemiparese di Ruang Fisioterapi RS sakit dikarnakan otot-otot motorik
Islam Jakarta Cempaka Putih jenis yang terlatih akan lebih mudah untuk
kelamin perempuan, penelitian ini melakukan latihan ROM.
menunjukan bahwa jenis kelamin laki-
laki lebih dominan mampu untuk Kesimpulan:
melakukan latihan ROM dan 1. Ada hubungan antara latihan ROM,
mengalami peningkatan kemampuan dengan peningkatan kemampuan
yang signifikan karna masa otot pada ROM di Ruang Fisioterapi RS Islam
laki-laki meningkat dan potensial Jakarta Cempaka Putih.
peningkatan kemampuan pada 2. Ada hubungan antara usia dengan
perempuan menurun berdasarkan peningkatan kemampuan ROM. Pada
kemampuan ROM. usia kurang dari 60 tahun lebih
4. Hubungan Antara Frekuensi mampu untuk melakukan
Kontrol Dengan Peningkatan peningkatan kemampuan ROM
Kemampuan ROM Pada Pasien dibandingkan dengan usia lebih dari
Post Stroke Hemiparese Di Ruang 60 tahun di Ruang Fisioterapi RS
Fisioterapi RS Islam Jakarta Islam Jakarta Cempaka Putih.
Cempaka Putih tahun 2017. 3. Ada hubungan antara jenis kelamin
Hasil uji statistik didapatkan laki-laki dengan peningkatan
nilai (P value = 0,020 < 0,05) Ha kemampuan ROM di Ruang
diterima karna ada hubungan yang Fisioterapi RS Islam Jakarta
signifikan antara frekuensi kontrol Cempaka Putih
dengan peningkatan kemampuan 4. Ada hubungan antara frekuensi
ROM. Didapatkan nilai OR sebesar kontrol yang mempunyai katagori
21,00 kali yang artinya pada frekuensi rutin dengan peningkatan
kontrol rutin mempunyai peluang kemampuan ROM di Ruang
sebanyak 21,00 kali lebih besar Fisioterapi RS Islam Jakarta
dibandingkan dengan frekuensi Cempaka Putih.

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi Vol. 8, No. 1 78


http://journal.stikesdrsoebandi.ac.id/
Publisher : LP3M STIKES dr. Soebandi Jember
Faktor-faktor yang berhubungan dengan latihan Range Of Motion (ROM) terhadap peningkatan kemampuan ROM pada pasien post stroke Hemiparese ISSN : 2302-7932
Doi: 10.36858/jkds.v8i1.154 e-ISSN : 2527-7529

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi


Daftar pustaka: Otot Ekstermitas Atas Pada Pasin
American Heart Association, (2010). Stroke Non Hemoragik Di Ruang
Heart Deses and Stroke Statistic : Rawat Inap RSU Kabupaten
Our Guideto Current Statistics and Tanggerang.”Jurnal JKFT 2.2
The Suplement To Our Heart and (2017), diakses, 15 Oktober 2017
Stroke Fact- 2010 Update. pukul 13.00 WIB..
http://www.americanheart.org. Irfan, M, 2011. Fisioterapi Bagi insan
Diakses pada tanggal 15 Oktober Stroke, Edisi 1. Jogyakarta : Graha
2017 pukul 13.45 WIB. Ilmu.
Andriyani, A, dan Dian H, Upaya Irma P A, Pengaruh Renge Of Motion
Peningkatan Mobilitas Fisik Pada (ROM) Terhadap Kekuatan Otot
Pasien Stroke dan Hemiparese. Pada Lansia Bedrest Di PSTW
Diss. Universitas Muhammadiyah Budhi Mulia 3 Margaguna Jakarta
Surakarta, 2017. Diakses pada Selatan. BS Thesis, FKIK UIN
tanggal 15 Oktober 2017 pukul Jakarta. Diakses 17 November
20.00 WIB. 2017 pukul 19.50 WIB.
Berman, A., S., Kozier, B., & Erb, Kemenkes RI 2016, Profil Kesehatan
G.(2009). Kozier and Erbˈs Indonesia. Jakarta :Kementrian
Fundamentals of Nursing, Kesehatan Republik Indonesia.
Concept, Process and Practice (8th Koezier, (1995). Buku Ajar Fundamental
Ed). New Jersey : Pearson Keperawatan Konsep, Proses dan
Education. Praktik, Jakarta : EGC
Dewi, S R, (2014). Buku Ajar Lingga, L., 2013, All About Stroke,
Keperawatan Gerontik, Jakarta : Gramedia.
Yogyakarta Deepublish. Mansjoer, A, 2010. Kapita Selekta
Ginsberg L., 2008. Lecture Notes Kedokteran, Edisi 4, Media
Neurology. Erlangga. 89-90. Aesculapius FKUI : Jakarta.
Hariyanto, at el,. 2015. Buku Ajar Marmurahman, H and Cemy N F, 2012.
Keperawatan Medikal Bedah 1 : Keefektifan Range Of Motion
Dengan Diagnosis NANDA (ROM) Terhadap Kekuatan Otot
International. Jogjakarta : Ar- Pada Pasien Stroke. Surakarta.
Ruzz Media. Marwati, H., & Farid, (2012). Pengaruh
Hernata, I, 2013. Ilmu Kedokteran Latihan Range Of Motion (ROM)
Lengkap Tentang Neuroslains, Pasif Terhadap Peningkatan
Jogjakarta : D-Medika. Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke
Ilmu, Sekolah Tinggi, et al,. “Pemberian Dengan Hemiparese, Jurnal
Range Of Motion Otot Ekstermitas Eduhealth.
Dengan Stroke Hemoragik RSUD Mutaqin, A, 2008. Buku Ajar Asuhan
Dr-Moewardi Surakarta diakses, Kepeawatan Klinik Dengan
15 Oktober 2017 pukul 14.30 Gangguan Sistem Persyarafan.
WIB. Jakarta EGC.
Ilmu, Sekolah Tinggi, et al. ” Pemberian Mutaqin, A, 2013. Perbedaan Latihan
Range Of Motion Otot Ekstermitas Range Of Motion (ROM) Pasif
Dengan Stroke Hemoragik RSUD dan Aktif Selama 1-2 Minggu
Dr. Moewardi Surakarta, diakses Terhadap Peningkatan Rentang
pada tanggal 16 Oktober pukul Gerak Sendi Pada Penderita
11.00 WIB. Stroke, Jurnal Keperawatan
Irawati, at al,.“Efektifitas Latihan Range Soedirman (The Soedirman Jurnal
Of Motion Cylindrical Grip Of Nursing), Volume 8, No 1.
Terhadap Peningkatan Kekuatan

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi Vol. 8, No. 1 79


http://journal.stikesdrsoebandi.ac.id/
Publisher : LP3M STIKES dr. Soebandi Jember
Faktor-faktor yang berhubungan dengan latihan Range Of Motion (ROM) terhadap peningkatan kemampuan ROM pada pasien post stroke Hemiparese ISSN : 2302-7932
Doi: 10.36858/jkds.v8i1.154 e-ISSN : 2527-7529

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi


Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Tseng, C. N. Cheng, C.C.H., Wu, S.C., &
Metodologi Penelitian Ilmu Lin, L. C. (2007). Effect Of A
Keperawatan Pedoman Skripsi, Range Of Motion Exercise
Tesis, dan Instrumen Penelitian Programme. Journal of Advance
Keperawatan. Jakarta : Salemba Nursing.
Medika. Utomo, B, (2010). Hubungan Antara
Park K, A (2007), The Effect Of Kekuatan Otot dan Daya Tahan
Functional Improvement Of Upper Otot Anggota Gerak Bawah
Limb On The Performance Of Dengan Kemampuan Fungsional.
Activities Of Daily Livings In Program Sarjana Universitas
Stroke Patients. upublished Sebelas Maret Surakarta. Diunduh
masterˈs thesis, chonnam National 17 November 2017 pukul 20.35
University. Kwangju. WIB.http://eprints.uns.ac.id/10321
Potter dan Perry, 2006. Fundamental /153962108201005361.pdf.
Keperawatan. Jakarta : EGC. Wijanarko, Adi, O,M,. Styawan, D and
Pratama,R Gerakan Range Of Motion Muslim A. B. K.“Pengaruh Terapi
(ROM). https//koviomus- Musik Terhadap Pasien Stroke
mardn.blogspot.com/2013/04/peng Yang Menjalani Latihan ROM
aruh-Latihan-rentang-gerak- Pasif.”Karya Ilmiah s1 Ilmu
sendi.html,diakses 16 Oktober Keperawatan (2014), diakses 18
2017 pukul 13.20 WIB. Oktober 2017 pukul 09.45 WIB.
Pudjiastuti, S S, (2003). Fosioterapi Pada World Health Organization (WHO), 2014,
Lansia, Jakarta : EGC. Stroke or cerebrovascular and
Rekam Medik, 2017. Jumlah Kasus definition of stroke..
Stroke Hemiparese Tahun 2017.
RS Islam Jakarta Cempaka Putih.
Tidak Diterbitkan.
Riskesdas, 2013. Riset Kesehatan Dasar
Tentang Penyakit Tidak Menular
Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI :
Jakarta.
Rudiyanto, S. 2010. Stroke & Rehabilitasi
Pasca-Stroke. Jakarta : PT Bhuana
Ilmu Populer.
Sikawin, C. A, Mulyadi., & Palandeng, H
(2013). Pengaruh Latihan Range
Of Motion (ROM) Terhadap
Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke
Di Irana F Neurologi Blu RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandoumando.
Ejurnal Keperawatan (E-KP).
Smeltzer dan Bare (2002). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddarth. Edisi 8.
Jakarta : EGC.
Tanto , C, et al,. 2014. Kapita Selekta
Kedokteran Essentials Medicine,
Jakarta :Media Aesculaplus.

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi Vol. 8, No. 1 80


http://journal.stikesdrsoebandi.ac.id/
Publisher : LP3M STIKES dr. Soebandi Jember

You might also like