Professional Documents
Culture Documents
Tugas Kelompok 2 Bu Mel Evidence Base
Tugas Kelompok 2 Bu Mel Evidence Base
A. Review Jurnal
B. Pembahasaan
1. Penerapan di Luar Negeri
Analgesia epidural (EA) adalah suatu cara atau metode pengobatan
yang paling efektif untuk kontrol nyeri selama persalinan dan
pelahiran. Efek dari analgesia regional mengenai kemajuan
persalinan dan cara persalinan sering diperdebatkan, meskipun
epidural analgesia tersebar luas dan sangat tinggi efektif untuk
mengurangi nyeri persalinan, tetapi untuk penggunaannya masih
kontroversial. Ada beberapa alasan epidural analgesia belum
sepenuhnya disetujui karena dikaitkan dengan efek samping yang
akan terjadi pada ibu dan neonatal seperti, kala 2 lama, oksitosin
yang sangat tinggi pada saat pemberian epidural analgesia dan
persalianan menggunakan instrumental vakum.
Salah satu kelebihan dari penggunaan epidural analgesi yaitu dapat
meminimalkan rasa sakit pada saat pesalinan, dimana metode ini
sangat di gemari oleh ibu yang akan melahirkan karena pengguna
epidural dapat dikhususkan untuk mengurangi rasa sakit pada daerah
rahim, leher rahim, dam bagian atas vagina. Pada pengguna epidural
analgesia, menurut penelitian Thai Ho Hung et el (2015), dimana
pada penelitiannya yang berjudul “Differential Effects of Epidural
Analgesia on Modes of Delivery and Perinatal Outcomes between
Nulliparous and Multiparous Women: A Retrospective Cohort
Study” dimana hasil penelitiannya menunjukan bahwa tidak ada efek
samping pada perinatal yang ditimbulkan pada pemberian epidural
analgesia pada wanita nulipara dan multipara, walaupun ada sempat
terjadi pendarahan dan akibat episiotomi yang dikarenakan presentasi
janin yang kurang bagus tetapi peneliti mengansumsikan bahwa
permasalahan tersebut terjdi belum mutlak dikarenakan oleh
pemberian epidural analgesia tetapi masih banyak faktor yang
mempengeruhi hal tersebut sehingga untuk efek samping pada
perinatal akibat pemberian epidural analgesik belum dapat di
temukan.
Beberapa peneliti yang menganjurkan bahwa EA boleh dilakukan
karena dapat mengurangi resiko terjadinya operasi cesar darurat dan
persalinan menggunakan ekstraksi vakum pada pemberian epidural
analgesia. Temuan ini sesuai dengan penelitian Lena Marian Eriksen
et al (2011), dimana dalam penelitiannya yang berjudul “Mode of
Delivery after Epidural Analgesia in a Cohort of Low-Risk
Nulliparas” melaporkan bahwa terjadi penurunan resiko terjadi
operasi cesar darurat dan ektraksi vakum pada pemberian epidural
analgesia, tetapi pada penelitian Carlah A et al (1996) di mana pada
penelitiannya dijelaskan bahwa pemberian epidural analgesia dapat
meningkatkan resiko opersi cesar darurat 2-6 kali lebih besar
dikarenakan epidural analgesi dapat mempengaruhi persalinan
dengan mengendurkan dasar panggul yang dapat menyebabkan
resiko kepala janin tidak berputar dengan benar selama persalinan
dan akan menyebabkan distosia bahu sehingga meningkatkan resiko
instrumental atau pengiriman operatif.
2. Penerapan di Indonesia
Untuk penerapan epidural analgesia di Indonesia sudah ada tetapi
masih belum terlalu banyak yang menggunakannya pada persalinan
normal biasanya pada persalinan dengan indikasi dan memutuskan
untuk menggunakan epidural analgesik, dilihat dari manfaat
pemberian epidural analgesia dimana menghilangkan rasa nyeri pda
saat persalinan tetapi jika dilihat dari pandangan agama atau sosial,
kodratnya wanita melahirkan harus sakit apalagi melahiirkan dengan
cara normal tetapi lain dengan pemberian epidural pada ibu dengan
indikasi yang akan di operasi cesar.
3. Solusi atau Simpulan
Epidural analgesia bisa dilakukan dengan catatan mengurangi nyeri
pada saat persalinan tetapi jika dilihat dari beberapa penelitian yang
didapat masih ada kontraversi dalam melakukan pemberian epidural
analgesia, dilihat dari manfaatnya epidural dapat menghilangkan rasa
sakit pada saat melahirkan tetapi apabila pemberian tersebut tanpa
indikasi yang jelas, maka diharapkan lebih baik persalinan normal
dilakukan tempa mengunakan pemberian epidural analgesik.