Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

IJCETS 4 (2) (2016): 87-97

Indonesian Journal of Curriculum


and Educational Technology Studies
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jktp

Kendala dan Efektivitas Program Pelatihan Pengemba-


ngan Keprofesian Kepala Sekolah Kabupaten Kendal
Lina Damayanti, 1, Uun Siti Khoiriyah,2 Sugeng Purwanto2
1
Sekolah Dasar 1 Bacin Kudus, Kudus, Indonesia
2
Fakultas Ilmu Pendidikan niversitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia

DOI: http://dx.doi.org/10.15294/ijcets.v3i1.8675

Article History Abstrak


Received : June 2016 Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi program Pengembangan Keprofesian
Accepted : August 2016 Berkelanjutan Kepala Sekolah/Madrasah (PKB KS/M) materi supervisi akade-
Published : November 2016 mik Kabupaten Kendal tahun 2014. Penelitian ini menggunakan model evaluasi
Kirkpatrick yang terdiri dari level reaction, learning, behavior, dan result. Subyek
Keywords penelitian ini adalah empat kepala Sekolah Dasar Negeri peserta pelatihan yang
hasil belajarnya mencapai kriteria minimal 70. Metode pengumpulan data meng-
Academic supervision; gunakan wawancara, studi kepustakaan, dan studi dokumen. Hasil penelitian
Kirkpatrick Evalua- menunjukkan bahwa (1) program PKB KS/M belum efektif karena peserta belum
tion Model; sustainable 100% merasa puas, (2) belum terjadi peningkatan hasil belajar secara signifikan
development profession peserta program PKB KS/M, (3) program PKB KS/M belum berhasil karena peserta
belum menerapkan ilmu yang dipelajari selama pelatihan, (4) dampak program
school principals program
PKB KS/M berimbas pada peningkatan ilmu pengetahuan, peningkatan kualitas
pembelajaran, serta peningkatan prestasi siswa dan guru.

Abstract
The purpose of this study was to evaluate the Sustainable Development Profession
School/Madrasah Principals (PKB KS/M) program material academic supervision
Kendal district in 2014. This study used Kirkpatrick evaluation model consisting of
a level reaction, learning, behavior and result. The subjects of this study is the head
of State Elementary School four trainees who study results reach the minimum cri-
teria 70. The method of collecting data using interviews, literature study, and study
the document. The results showed that (1) the program PKB KS/M is not effective
because participants were not 100% satisfied, (2) has not been an increase learning
outcomes significantly program participants PKB KS/M, (3) program PKB KS/M
has not been successful because participants do not apply the knowledge learned
during the training, (4) the impact of PKB program KS/M impact on increasing
knowledge, improving the quality of learning, and improvement in student achie-
vement and teacher.


Corresponding author : © 2016 Universitas Negeri Semarang
Adress: Jln. Ali Mahmudi No. 1 Kec. Bae, Kab. Kudus p-ISSN 2252-6447
E-mail: linadamayanti15@gmail.com e-ISSN 2527-4597
Uun Siti Khoiriyah et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
4 (2) (2016): 87-97

PENDAHULUAN service learning 1 (In-1), on the job learning (On),


dan in service learning 2 (In-2). Tahap In-1 me-
Kepala sekolah sebagai pemimpin ter-
rapakan serangkaian kegiatan embelajaran dua
tinggi di sekolah harus mempunyai kompetensi
Bahan Pembelajaran Utama (BPU) yang direko-
yang mumpuni dalam menjalankan tugas dan
mendasikan oleh pengawas berdasarkan hasil
fungsinya. Berdasarkan Permendiknas Republik
penilaian kinerja. Tahap In-1 diselenggarakan
Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
selama enam hari atau setara dengan 46 Jam Pe-
Kepala Sekolah/Madrasah kompetensi yang ha-
latihan (JP) dengan 1 JP setara 45 menit.
rus dimiliki oleh seorang kepala sekolah adalah
kompetensi kepribadian, manajerial, kewiraus- Pelaksanaan tahap On merupakan se-
ahaan, sosial, dan supervisi akademik. rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di tempat
kerja dengan tujuan untuk mengimplementa-
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki
sikan rencana tindak lanjut yang telah disusun
adalah supervisi akademik. Menurut Sergiovani
pada tahap In-1. Kegiatan On dilakukan selama
dan Starrat (1993 dalam Mulyasa, 2004: 111) su-
200 JP untuk dua BPU.
pervisi akademik diartikan sebagai suatu proses
yang dirancang secara khusus untuk membantu Tahap In-2 dilaksanakan setelah kegiatan
para guru dan supervisor dalam mempelajari tu- On berlangsung. Kegiatan ini diselenggarakan
gas sehari-hari di sekolah, agar dapat menggu- selama tiga hari dua malam atau setara dengan
nakan pengetahuan dan kemampuannya untuk 22 JP. Kegiatan In-2 terdiri dari presentasi la-
memberikan layanan yang lebih baik pada orang poran, berbagi pengalaman terbaik selama On,
tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya verifikasi dokumen tagihan, dan penilaian kom-
menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar prehensif. Tutor pelatihan PKB KS/M adalah
yang lebih efektif. widyaiswara LPMP Provinsi Jawa Tengah.
Komponen kompetensi supervisi akade- Penyelenggaraan suatu pelatihan perlu
mik yang harus dimiliki kepala sekolah meliputi: adanya evaluasi untuk mengetahui pencapaian
(1) merancang program supervisi akademik da- tingkat keberhasilan. Evaluasi merupakan ke-
lam rangka peningkatan profesionalisme guru; giatan untuk mengumpulkan informasi tentang
(2) melaksanakan supervisi akademik terhadap bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi
guru dengan menggunakan dan teknik supervisi tersebut digunakan untuk menentukan alterna-
yang tepat; dan (3) menindaklanjuti hasil super- tif yang tepat dalam mengambil keputusan (Ari-
visi akademik terhadap guru dalam rangka pe- kunto & Jabar, 2010: 2).
ningkatan profesionalisme guru (Permendiknas
Evaluasi dapat menggunakan beberapa
Nomor 13 Tahun 2007)
model yang dikembangkan oleh ahli, seperti
Membekali kepala sekolah dengan kom- model evaluasi CIPP evaluation model, goal ori-
petensi tersebut bukanlah perkara yang mudah, ented evaluation model, countenance evaluation
perlu adanya proses belajar. Salah satu proses model, discrepancy evaluation model, dan model
belajar yang bisa dilakukan adalah melalui pe- evaluasi Kirkpatrick.
latihan, seperti program pelatihan Pengemban-
Dalam hal ini evaluasi pelatihan program
gan Keprofesian Berkelanjutan Kepala Sekolah/
PKB KS/M menggunakan model evaluasi Kirk-
Madrasah (PKB KS/M) yang diselenggarakan
patrick sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
oleh ProDEP dalam petunjuk teknis pelaksanaan
(LPMP) Provinsi Jawa Tengah tahun 2014.
program PKB KS/M. Model evaluasi Kirkpatrick
Program PKB KS/M merupakan kerjasa- merupakan model evaluasi yang terdiri dari em-
ma antara pemerintah Indonesia dengan Aust- pat level, yaitu level reaction (reaksi), learning
ralia melalui Professional Development for Edu- (pembelajaran), behavior (tingkah laku), dan re-
cation Personnel (ProDEP). Pelatihan tersebut sult (hasil akhir).
diselenggarakan dengan melibatkan 250 kota/
Level reaction digunakan untuk mengu-
Kabupaten seIndonesia, termasuk Kabupaten
kur tingkat kepuasan peserta terhadap pelaksa-
Kendal. Tujuan diadakannya pelatihan PKB
naan pelatihan. Level learning digunakan untuk
KS/M untuk mengembangkan keprofesian seo-
mengukur peningkatan hasil belajar peserta se-
rang kepala sekolah.
telah mengikuti pelatihan. Evaluasi level reac-
Berdasarkan petunjuk teknik program tion dan learning dilakukan selama pelatihan
PKB KS/M, pelaksanaan pelatihan program PKB berlangsung, sedangkan evaluasi level behavior
KS/M dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap in dan result dilakukan setelah peserta mengikuti

88
Uun Siti Khoiriyah et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
4 (2) (2016): 87-97

pelatihan untuk mengukur perubahan perilaku dampak yang ditimbulkan peserta setelah men-
dan dampak peserta setelah mengikuti pelati- gikuti pelatihan program PKB KS/M.
han (Kirkpatrick et al., 2009).
METODE
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh ASTD tahun 2002 (dalam Chang, 2010), Penelitian ini menggunakan perpaduan
hanya 12% yang mencoba untuk mengukur pres- pendekatakan penelitian kualitatif dan kuanti-
tasi kerja yang merupakan dampak dari pela- tatif. Alasan penelitian ini menggunakan pen-
tihan. Sebagian besar lembaga penyelenggara dekatan penelitian kualitatif karena beberapa
pelatihan hanya mengevaluasi sampai level lear- hal berikut, dengan menggunakan penelitian
ning karena beberapa alasan, diantaranya: (1) kulitatif dapat menggali informasi lebih dalam,
banyaknya biaya yang dibutuhkan; (2) tidak ada selain itu tidak semua informasi penelitian eva-
monitoring peserta setelah pelatihan; (3) takut luasi menggunakan model Kirkpatrick dapat
menghadapi hasil yang didapat; dan (4) diang- diukur menggunakan pendekatan kuantitatif.
gap tidak bermanfaat. Phillips (dalam Chang, 2010) menjelaskan bah-
wa terdapat beberapa asumsi yang salah men-
Padahal evaluasi level behavior dan re-
genai evaluasi pelatihan, salah satunya adalah
sult memiliki fungsi yang besar. Level behavior
beberapa evaluasi pelatihan tidak dapat diukur
bertujuan untuk mengetahui apakah peserta
dengan menggunakan metode kuantitatif, kare-
pelatihan mengimplementasi hasil belajar yang
na terlalu banyak variabel yang mempengaruhi
didapat selama pelatihan dalam pekerjaan. Le-
perilaku lainnya dari pelatihan.
vel result bertujuan untuk mengetahui dampak
pelatihan yang diikuti peserta dalam lingkungan Penelitian ini adalah penelitian evaluasi
kerja. yang bertujuan untuk mengevaluasi program
PKB KS/M yang diselenggarakan oleh LPMP
Kedua level tersebut dapat digunakan un-
Provinsi Jawa Tengah tahun 2014. Penelitian ini
tuk mengukur tingkat keberhasilan suatu pela-
menggunakan model evaluasi Kirkpatrick atau
tihan. Menurut Kirkpatrick (2008: 22) apabila
biasa dikenal sebagai evaluating training pro-
peserta tidak menerapkan ilmu yang didapat,
gram: the four level atau Kirkpatrick’s evaluati-
maka suatu program dapat dikatakan gagal. Jadi
on model. Alasan penulis menggunakan model
berdasarkan hasil evaluasi pada level behavior
evaluasi Kirkpatrick karena memiliki beberapa
dan result dapat terlihat tingkat keberhasilan
kelebihan, yaitu: (1) mudah Mudah diaplikasi-
program PKB KS/ M.
kan, sederhana, dan programnya sudah tersedia
Evaluasi yang telah dilakukan oleh LPMP peneliti tinggal mengembangkan sesuai dengan
Provinsi Jawa Tengah pada program PKB KS/M topik penelitian, hasilnya pun dapat menjelas-
Kabupaten Kendal tahun 2014 hanya pada level kan dengan lengkap; (2) komprehensif; dan (3)
reaction dan learning, sedangkan untuk level Objek evaluasi tidak hanya hasil belajar semata,
behavior dan result yang seharusnya dievaluasi tetapi juga mencakup proses, output, dan out-
setelah peserta kembali ke tempat kerja belum comes (Surya, 2012: 9).
dilakukan. Oleh karena itu penulis tertarik un-
Subjek penelitian adalah kepala Sekolah
tuk melanjutkan evaluasi pada level behavior
Dasar Negeri (SDN) peserta program PKB KS/M
dan result pada program PKB KS/M.
Kabupaten Kendal tahun 2014 yang hasil belajar-
Selain mengevaluasi level behavior dan re- nya memenuhi kriteria minimal. Empat peserta
sult secara langsung, penulis juga menganalisis yang menjadi subjek penelitian dari jumlah ke-
data hasil evaluasi level reaction dan learning. seluruhan 19 peserta yang mengambil Bahan
Hasil analisis kedua level sebelumnya digunakan Pelajaran Umum (BPU) supervisi akademik.
untuk mensingkronkan data, mendukung hasil Empat peserta tersebut adalah Abdul Jalal (ke-
evaluasi level behavior dan learning, serta meni- pala SD N Darupono), Sri Riwayati (kepala SD
lai program secara keseluruhan. N 1 Protomulyo), Kusmiyati (SD N 3 Magelung),
dan Anas Ma’ruf (SD N 1 Kebonharjo).
Berdasarkan kebutuhan yang telah diu-
raikan, maka penelitian ini bertujuan untuk Teknik pengumpulan data yang digu-
mengetahui tingkat kepuasan peserta dalam nakan dalam penelitian ini menggunakan (1)
mengikuti pelatihan, mengetahui seberapa be- wawancara mengenai perubahan perilaku dan
sar peningkatan hasil belajar peserta dalam pe- dampak peserta setelah mengikuti pelatihan.
latihan, mengetahui perubahan perilaku peserta Wawancara menggunakan teknik triangulasi
setelah mengikuti pelatihan, dan mengetahui sumber, yakni mendapatkan data dari sumber

89
Uun Siti Khoiriyah et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
4 (2) (2016): 87-97

yang berbeda-beda dengan teknik yang sama


(Sugiyono, 2013: 330). Wawancara dilakukan
kepada peserta pelatihan program PKB KS/M,
pengawas sekolah, dan guru di mana peserta
pelatihan memimpin; (2) studi kepustakaan
mengenai model evaluasi Kirkpatrick, program
PKB KS/M, dan supervisi akademik; dan (3) stu-
di dokumen mengenai hasil evaluasi pada level
reaction dan learning berupa hasil evaluasi dari
instrumen smiley face, bull’s eye, lembar evaluasi
peserta, pre test dan post test.

Gambar 2 instrumen evaluasi bull’s eye


Pemeriksaan keabsahan data dilaku-kan
menggunakan teknik triangulasi dengan cara
berikut: (1) membandingkan hasil wawancara
dengan data hasil studi dokumen; (2) memban-
Gambar 1 instrumen evaluasi smiley face
dingkan data hasil wawancara dengan data ha-
sil studi kepustakaan; dan (3) membandingkan
Instrumen smiley face bertujuan untuk
data hasil studi dokumen dengan data hasil stu-
mengukur kepuasan peserta terhadap proses
di kepustakaan.
pembelajaran. Instrumen smiley face digunakan
pada hari pertama, ketiga, dan kelima pada ta- Analisis data menggunakan metode des-
hap In-1. Instrumen smiley face terdiri dari tiga kriptif, mendeskripsikan mengenai pelaksanaan
pertanyaan, yaitu melingkari gambar ekspresi program PKB KS/M yang diselenggarakan oleh
wajah untuk menggambarkan perasaan men- LPMP Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 materi
gikuti pelatihan pada hari tersebut dan mengisi supervisi akademik kabupaten Kendal yang diu-
pertanyaan uraian mengenai hal penting yang kur dengan model evaluasi Kirkpatrick. Analisis
telah dipelajari dan hal yang ingin dilakukan data deskriptif menggunakan cara yang dikem-
esok hari. bangkan oleh Miles dan Huberman, berikut
langkah-langkah menganalisis data deskriptif:
Evaluasi menggunakan instrumen bull’s
(1) reduksi data (editing, koding tabulasi data);
eye bertujan untuk mengukur kepuasan peserta
(2) penyajian data; dan (3) menarik kesimpulan
pada penyelenggaraan kegiatan secara menyelu-
dan verifikasi data (Basrowi dan Suwandi, 2008:
ruh. Instrumen ini digunakan pada hari kedua
209-210).
dan keempat pelatihan tahap In-1. Aspek-aspek
yang dinilai dalam instrumen bull’s eye adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN
(1) materi/ bahan pelatihan; (2) strategi/ metode
pengajaran; (3) penguasaan materi oleh pelatih; Penelitian dilakukan selama satu bulan,
(4) alokasi waktu; (5) media pembelajaran; (6) mulai tanggal 23 Maret sampai 25 April 2016.
organisasi kelas; (7) respon pelatih; dan (8) efek- Pengumpulan data diperoleh melalui wawan-
tivitas kelompok belajar. cara, studi dokumen, dan studi kepustakaan.
Subjek penelitian adalah peserta program PKB
Apabila hasil evaluasi semakin mendeka-
KS/M tahun 2014 Kabupaten Kendal materi su-
ti titik pusat, maka aspek yang dinilai semakin
pervisi akademik yang hasil belajarnya menca-
efektif dan baik. Instrumen evaluasi peserta ber-
pai kriteria minimal 70.
tujan untuk mengetahui tingkat efektifitas dan
relevansi pelatihan dengan tugas dan fungsi ke- Pelatihan tahap In-1 berlangsung pada
pala sekolah. Instrumen ini terdiri atas dua bagi- tanggal 31 Oktober sampai 04 November 2014 di
an yaitu berupa isian skala bertingkat (1-5) dan hotel Grand Setia Kawan Solo. Pelatihan diikuti
uraian jawaban. Penggunaan ketiga instrumen oleh 40 kepala sekolah dasar/ madrasah ibtida-
tersebut mengacu pada petunjuk teknik pelak- iyah Kabupaten Kendal, dengan 19 peserta yang
sanaan program PKB KS/M. mengambil BPU supervisi akademik. Tahap In-2

90
Uun Siti Khoiriyah et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
4 (2) (2016): 87-97

diselenggarakan pada tanggal 22-24 Desember peserta merasa biasa saja bahkan tidak senang
2014 di LPMP Provinsi Jawa Tengah. mengikuti pelatihan. Tingkat kepuasan peserta
pelatihan dihari ketiga mengalami penurunan
Pengumpulan data yang diperoleh mela-
bila dibandingkan dengan hari pertama. Hal
lui studi dokumen dan studi literature berupa
tersebut dikarenakan peserta pelatihan merasa
hasil evaluasi pada level reaction dan learning,
lelah mengikuti serangkaian kegiatan dan tugas
yang terdiri dari hasil evaluasi dengan menggu-
dari pelatihan PKB KS/M, ditambah lagi proses
nakan instrumen smiley face, bull’s eye, evaluasi
pembelajaran yang kurang menarik sebagaima-
peserta, hasil pre test, dan post test. Hasil evalu-
na dikemukakan oleh peserta pelatihan.
asi tersebut sudah dilaksakan pada saat pelati-
han berlangsung. Data hasil evaluasi diperoleh Tingkat kepuasan peserta dihari terakhir
penulis dari Widyaiswara LPMP Provinsi Jawa pelatihan PKB KS/M menunjukkan 67,5% peser-
Tengah. ta merasa senang dan 22,5% merasa biasa saja,
mengantuk dan tidak senang. Masih banyaknya
Pengumpulan data melalui studi doku-
peserta pelatihan yang tidak merasa senang pada
men dan wawancara digunakan untuk menggali
hari terakhir disebabkan oleh beberapa alasan,
informasi pada level behavior dan result untuk
antara lain memikirkan cara menerapkan di se-
mengukur perubahan perilaku dan dampak
kolah, memberikan umpan balik, mengerjakan
peserta setelah mengikuti pelatihan. Peneliti-
post test, membuat laporan, ingin segera pulang,
an kedua level tersebut dilakukan langsung ke
dan lelah.
tempat peserta pelatihan, yaitu di Kabupaten
Kendal. Tingkat kepuasan pada hari kedua dan
keempat yang seharusnya dievaluasi menggu-
Hasil penelitian dan pembahasan terdi-
nakan instrumen bull’s eye tidak dilaksanakan
ri atas empat bagian yaitu (1) tingkat kepuasan
pada waktu pelatihan. Jadi pelaksanaan evalua-
peserta program PKB KS/M tahun 2014; (2) pe-
si program PKB KS/M tidak sesuai dengan pe-
ningkatan hasil belajar peserta setelah mengiku-
tunjuk teknik yang telah ditetapkan oleh Pro-
ti program PKB KS/M tahun 2014; (3) perubahan
DEP.
perilaku peserta setelah mengikuti program PKB
KS/M tahun 2014; dan (4) dampak program PKB
KS/M tahun 2014 pada peserta dalam lingkun-
gan kerja. Berikut deskripsi masing-masing ba-
gian.

A. Tingkat Kepuasan Peserta Program


PKB KS/M Tahun 2014
Tingkat kepuasan peserta program pelati-
han PKB KS/M diukur menggunakan instrumen
smiley face, bull’s eye, dan instrumen evaluasi
pelatihan oleh peserta. Evaluasi ini merupakan
evaluasi pada tahap reaction model evaluasi
Kirkpatrick. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan Gambar 3 Hasil evaluasi kesesuaian pelati-
program PKB KS/M instrumen evaluasi smi- han
ley face digunakan pada hari pertama, ketiga,
dan kelima pada tahap In-1. Instrumen bull’s Berdasarkan hasil evaluasi tingkat efekti-
eye digunakan secara berselang-seling dengan vitas pelatihan PKB KS/M sebesar 86,5 dan ting-
instrumen Smiley Face selama kegiatan In-1, kat relevansi sebesar 85,8. Artinya pelaksanaan
yakni pada hari kedua dan keempat. Instrumen pelatihan PKB KS/M sudah baik. Peserta menilai
evaluasi pelatihan oleh peserta digunakan pada materi pelatihan sesuai dengan pekerjaannya se-
hari terakhir pelatihan PKB KS/M pada tahap bagai kepala sekolah, lebih dari setengah jumlah
In-1. Hasil evaluasi hari pertama menunjukkan peserta menilai sangat baik, 44% menilai baik,
80% peserta merasa senang mengikuti pelatihan dan 2% menilai cukup. Hal ini menunjukkan
dan 20% peserta merasa biasa saja bahkan tidak bahwa peserta merasa puas dengan pelatihan
senang mengikuti pelatihan. yang diikutinya. Materi pelatihan sesuai dengan
kebutuhan peserta yang dapat mendukung da-
Hasil evaluasi hari ketiga 56% peserta lam menjalankan tugasnya sebagai kepala seko-
merasa senang mengikuti pelatihan dan 44% lah. Penilaian kesesuaian materi yang baik men-

91
Uun Siti Khoiriyah et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
4 (2) (2016): 87-97

karena metode yang digunakan inovatif, dapat


menghilangkan kejenuhan, diselingi dengan
hiburan seperti gerak dan lagu. Sehingga mem-
buat peserta merasa senang dan bersemangat
dalam mengikuti pembelajaran.

dukung tingkat relevansi yang tinggi.


Gambar 4 Hasil evaluasi mengenai tutor
Peserta menilai penguasaan materi para
pelatih atau tutor sudah baik. Terlihat dari 20%
peserta menilai baik sekali, 74% peserta meni-
lai baik, dan 8% peserta menilai cukup. Berarti
para pelatih sudah menguasi dalam penyam-
Gambar 6 Hasil evaluasi mengenai metode
paian materi pelatihan, hal tersebut tidak perlu
diragukan lagi karena para pelatih memang dari pengajaran
tenaga kompeten Widyaiswara yang sudah me-
menuhi standar pengajar.

Gambar 7 Hasil evaluasi pelatihan secara kes-


eluruhan
Gambar 5 Hasil evaluasi mengenai materi pela-
tihan Peserta menilai pelaksanaan pelatihan
PKB KS/M secara keseluruhan sudah baik, di-
Hasil evaluasi peserta terhadap kuali- dukung dengan hasil penilai peserta yang se-
tas materi pelatihan menunjukkan hasil yang jumlah 10 % menilai baik sekali, 69% peserta
baik. Sejumlah 21% peserta memilih baik se- menilai baik, dan 21% peserta menilai cukup.
kali, 74% peserta memilih baik, dan 5% peser- Namun masih ada beberapa hal yang perlu di-
ta memilih cukup. Berdasarkan hasil tersebut perbaiki sesuai keluhan dan masukkan dari pe-
berarti kualitas materi pelatihan sudah baik, serta. Hampir semua peserta menyampaikan
materi pelatihan juga sesuai dengan pekerjaan keluhan mengenai estimasi waktu yang sangat
peserta sebagai kepala sekolah. singkat, sehingga membuat peserta menjadi ter-
gesa-gesa. Peserta juga mengeluhkan banyaknya
Metode pengajaran yang digunakan da- tugas yang harus dikerjakan dalam waktu yang
lam pelatihan sudah baik, terlihat dari prosen- singkat. Keluhan lain juga disampaikan peserta
tase evaluasi peserta. Sebanyak 8% peserta me- mengenai tempat dan menu makanan selama
nilai baik sekali, 72% peserta menilai baik, 18% pelatihan yang kurang baik.
menilai cukup, dan 2% peserta menilai kurang.
Peserta juga memberikan masukkan ter-
Alasan peserta menilai metode pengajaran baik
hadap pelaksanaan program pelatihan PKB

92
Uun Siti Khoiriyah et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
4 (2) (2016): 87-97

KS/M, masukkannya antara lain pelaksanaan Evaluasi post test juga dilakukan pada
pelatihan didaerah asal peserta, pelatihan se- tahap In-2, yaitu setelah peserta melaksanakan
baiknya dilakukan di waktu libur agar tidak kegiatan On di lapangan. Hasil post test ini di-
mengganggu jam kedinasan. gunakan untuk mengetahui peningkatan pen-
getahuan peserta setelah melaksakan kegiatan
Menurut Kirkpatrick (2009: 27), suatu
On di lapangan.
pelatihan dikatakan efektif apabila peserta pe-
latihan akan bereaksi baik, begitu pun sebalik- Berdasarkan hasil pre test dan post test
nya. Evaluasi ini diperlukan untuk memberikan yang telah dilakukan, terlihat belum terjadi pe-
umpan balik yang membantu mengevaluasi ningkatan hasil belajar peserta, masih banyak
program pelatihan, memberikan umpan balik peserta yang belum mencapai kriteria nilai mi-
kepada trainee atau tutor tentang seberapa efek- nimal 70, hanya ada empat peserta yang men-
tif pembelajaran yang dikelolanya, dan membe- capai kriteria tersebut. Empat peserta tersebut
rikan informasi kepada pemegang keputusan yang kemudian dijadikan sebagai subjek pene-
mengenai hasil program pelatihan yang dapat litian pada level selanjutnya, yaitu level behavior.
digunakan menetapkan standar kinerja untuk
program masa yang akan datang. Tabel 1 Hasil pre test dan post test
Berdasarkan hasil evaluasi level reaction No Nama Pre Post Post
secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa test test 1 test 2
program pelatihan PKB KS/M belum efektif, 1 Abdul Jalal, S.Pd,
53 66 80
karena peserta belum 100% merasa puas da- M. Pd
lam mengikuti pelatihan, masih ada beberapa 2 Anas Ma’ruf, S.Pd 66 66 73
hal yang masih membuat peserta merasa tidak
puas, seperti fasilitas tempat pelatihan, wak- 3 Kusmiyati, S.Pd 60 73 80
tu pelatihan yang terlalu padat, dan banyaknya 4 Sri Riwayati, S.Pd 40 73 73
tugas yang harus dikerjakan dalam waktu yang 5 Ismiyanto, S.Pd 40 46.6 46.6
singkat. Pelaksanaan evaluasi pada level reacti-
6 Khamdi, S.PdI 46 53.8 47
on juga tidak sesuai dengan petunjuk teknis pe-
laksanaan program PKB KS/M yang sudah dite- 7 Mahsun, S.PDI 53 60 53
tapkan oleh ProDEP. 8 Agus Suhardono,
33 46.6 53
S.Pd
B. Peningkatan Hasil Belajar Peserta 9 Makhasin Ariffi
Setelah Mengikuti Program PKB KS/M 53 53.3 53
Setya, S.Pd
tahun 2014 10 Muh Fatkhan,
40 60 60
S.Pd, SD
Peningkatan pengetahuan diukur dengan
menggunakan pre test dan post test. Hasil pre 11 Wahyu Raharti,
46 46.6 53
test diperoleh melalui tes yang dikerjakan sebe- S.Pd, SD
lum pelaksanaan pelatihan yang bertujuan men- 12 Hedhik Sumarsih
33 60 60
gukur kemampuan awal peserta sebelum men- TP, S.Pd, MA
gikuti pelatihan PKB KS/M. Evaluasi pre test 13 Dra. Nur Rosyidah 40 66 60
dilakukan pada hari pertama peserta mengikuti
14 Sri Wahyuni, S.Pd 40 73 60
pelatihan dengan menggunakan soal mengenai
materi BPU supervisi akademik yang akan dipe- 15 Sudariyanto, S.Pd 26 53.3 33
lajari. 16 Darmaji, S.Pd 46 46.6 33
Kegiatan post test dilakukan dua kali, yai- 17 Tri Madyarti 40 46.6 53
tu pada akhir pelatihan ditahap In-1 dan pada ta- 18 Sri Lestari, S.Pd.
hap In-2. Soal yang sama kembali diujikan pada 46 46.6 40
SD
post test 1 ditahap In-1. Evaluasi post test 1 dila- 19 Christiana Suharti,
kukan pada hari terakhir pelatihan PKB KS/M. 53 46.6 47
S.Pd
Tujuan dilakukan post test 1 untuk mengetahui
peningkatan pengetahuan peserta setelah men- Alasan menjadikan keempat peserta ter-
gikuti pelatihan. Hal tersebut dapat digunakan sebut menjadi subjek penelitian level behavior
untuk mengukur keberhasilan pada proses pem- karena menurut asumsi Kirkpatrick (2009) bah-
belajaran. wa peserta yang dapat menyerap ilmu penge-

93
Uun Siti Khoiriyah et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
4 (2) (2016): 87-97

tahuan dengan baik dalam pelatihan, diyakini


bahwa ia akan menerapkan ilmu yang dipero-
lehnya dalam pekerjaan. Asumsi tersebut yang
ingin penulis buktikan melalui evaluasi pada le-
vel behavior. Peningkatan hasil pre test dan post
test yang belum secara signifikan juga terlihat
dari hasil T-test. Hasil T-test yang diukur ber-
dasarkan kemaknaan 0,05, terjadi peningkatan
secara signifikan apabila hasil T-test melebihi
2,1 bila dilihat dari tabel T-test. Hasil T-test yang
didapat sebesar 0,0004 merupakan T-test kelas,
0,019 T-test peserta perempuan, dan 0,0004 ha-
sil T-test peserta laki-laki.
Gambar 8 Proses wawancara dengan Anas
Berdasarkan perbandingan hasil pre test Ma’ruf
dan post test peserta pelatihan belum terjadi
peningkatan hasil belajar secara signifikan. Jadi Fakta di lapangan ditemukan bahwa tidak
dapat disimpulkan dalam proses pembelajaran semua peserta sudah menerapkan ilmu yang
program pelatihan PKB KS/M belum terjadi pe- diperoleh selama pelatihan. Satu dari empat
nyerapan ilmu pengetahuan secara baik oleh pe- peserta yang belum menerapkan ilmu super-
serta pelatihan. Tutor pelatihan juga belum bisa visi akademik dalam pekerjaannya, yaitu Anas
mentransfer dengan baik ilmu pengetahun ke- Ma’ruf. Satu peserta tersebut melaksanakan
pada peserta pelatihan. Padahal apabila dilihat supervisi akademik secara rutin, tetapi tidak
dari hasil evaluasi mengenai penguasaan materi menggunakan instrumen supervisi akademik
oleh tutor dan metode pembelajaran yang digu- yang dipelajari selama pelatihan. Beliau tetap
nakan selama pelatihan, peserta menilai kedu- menggunakan instrumen yang dikembangkan
anya baik. Jadi terdapat faktor lain yang mem- sendiri oleh sekolah, instrumen yang digunakan
pengaruhi hasil belajar peserta. sebelum mengikuti pelatihan.

Faktor lain yang mempengaruhi hasil be- Instrumen yang digunakan pada dasarnya
lajar peserta belum menunjukkan peningkatan memiliki indikator yang sama, terdapat indika-
secara signifikan karena terlalu padatnya jadwal tor dalam menilai administrasi pembelajaran,
kegiatan yang harus diikuti peserta selama pela- proses pembelajaran, dan penilaian. Instrumen
tihan. Sehingga, membuat peserta merasa lelah yang dikembangkan sendiri dirasa lebih praktis
dan tidak fokus mengikuti pembelajaran. Selain bila dibandingkan dengan instrumen yang dida-
itu, tugas yang banyak juga berpengaruh pada pat dari pelatihan, alasan tersebut yang mem-
kesiapan peserta mengikuti pembelajaran pada buat Anas tetap menggunakan instrumennya
hari selanjutnya. Hal tersebut yang menjadi fak- sendiri.
tor penyebab hasil belajar siswa belum terjadi Kirkpatrick dan kawan-kawan (2008: 22)
peningkatan secara signifikan. menjelaskan penerapan ilmu pengetahuan, si-
kap, dan keterampilan terjadi apabila terdapat
C. Perubahan Perilaku Peserta Setelah empat kondisi berikut.
Mengikuti Program PKB KS/M Tahun 1. Peserta pelatihan harus memiliki keingi-
2014 nan dari dalam dirinya untuk berubah.
2. Peserta pelatihan harus tahu apa yang
Perubahan perilaku peserta setelah men-
harus dilakukan dan bagiamana melaku-
gikuti pelatihan disebut juga transfer of learning,
kannya.
artinya pada tahap ini akan dianalisis apakah
3. Peserta pelatihan harus bekerja dalam
peserta pelatihan menerapkan pengetahuan, si-
iklim yang mendukung. Jenis iklim yang
kap, dan keterampilan dalam pekerjaannya ber-
mempengaruhi perubahan perilaku
dasarkan apa yang mereka peroleh dan pelajari
peserta pelatihan: 1) preventing (mence-
selama pelatihan. Menurut Kirkpatrick (2008:
gah); 2) discouraging (mengecilkan); 3)
22) apabila peserta tidak menerapkan apa yang
neutral (netral); 4) encaouraging (mendo-
mereka pelajari, maka program tersebut bisa di-
rong); dan 5) requiring (membutuhkan).
katakan gagal. Suatu program pelatihan menjadi
4. Peserta pelatihan harus diapresiasi atau
sia-sia apabila tidak ada perubahan yang terjadi
diberi pengahargaan atas perubahan yang
pada peserta.
dilakukannya.

94
Uun Siti Khoiriyah et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
4 (2) (2016): 87-97

pekerjaannya. Berdasarkan penjelasan tersebut


Kasus yang terjadi pada Anas Ma’ruf be- pelatihan program PKB KS/M belum berhasil
rarti dalam diri beliau belum terdapat keingi- atau gagal, karena tidak semua peserta pelatihan
nan dalam dirinya untuk merubah pelaksanaan menerapkan ilmu pengetahuan, sikap, dan kete-
supervisi akademik yang dilakukannya dengan rampilan selama pelatihan dalam pekerjaan.
alasan lebih praktis. Meskipun iklim kerja dise-
Hasil evaluasi yang tidak diharapkan se-
kitarnya encaouraging dan requiring, para guru
perti hasil pada level behavior tersebut yang
dan pengawas mendukung pelaksanaan super-
membuat lembaga penyelenggara pelatihan ba-
visi akademik. Selain itu, hambatan lain yang
rangkali enggan untuk mengevaluasi. Sebagai-
mempengaruhi Anas Ma’ruf belum menerapkan
mana dijelaskan oleh Chang (2010), alasan lem-
ilmu dari pelatihan adalah keyakinan bahwa
baga penyelenggara hanya mengevaluasi sampai
usaha yang dilakukannya tidak akan mengubah
pada level learning salah satunya karena takut
kinerja menjadi lebih baik. Hal tersebut kare-
mendapatkan hasil yang tidak diinginkan. Pa-
na beliau beranggapan bahwa instrumen yang
dahal evaluasi pada level behavior menentukan
dikembangkan sendiri memiliki indikator yang
berhasil tidaknya suatu program pelatihan.
sama dengan yang dipelajari selama pelatihan.
Berikut keterangan yang disampaikan Anas
D. Dampak Program PKB KS/M Tahun
Ma’ruf.
2014 pada Peserta dalam Lingkungan
“Supervisi sama, karena supervisi sudah di- Kerja
lakukan ritun hanya mungkin yang berbeda
indikator-indikator supervisi tetapi pada das- Mengukur dampak yang timbul dari pela-
arnya intinya sama, seperti yang dikehendaki tihan merupakan level terakhir model evaluasi
dari supervisi akademik mulai dari pembuatan
perangkat pembelajaran, pelaksanaan pembe- Kirkpatrick, yaitu level result. Dampak yang di-
lajaran, dan tindak lanjut.” (29 Maret 2016) rasakan peserta antara lain bertambahnya ilmu
pengetahuan, peningkatan kualitas pembelaja-
Ketiga peserta lain yaitu Abdul Jalal, Sri ran, dan peningkatan prestasi siswa dan guru.
Riwayati, dan Kusmiyati sepenuhnya menerap- Dampak yang secara langsung dirasakan oleh
kan ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampi- peserta adalah bertambahnya ilmu pengetahuan
lan yang dipelajarinya selama pelatihan dalam mengenai supervisi akademik. Peserta yang se-
melaksanakan supervisi akademik. Mulai dari belumnya belum memahami supervisi akademik
tahap pembuatan perencanaan, pelaksanaan, menjadi tahu, yang sebelumnya belum melaksa-
sampai pembuatan laporan mereka menggu- nakan secara rutin menjadi rutin. Sebagaimana
nakan panduan dan instrumen yang telah di- dampak yang dirasakan oleh Abdul Jalal, kepala
pelajarinya. Ketiga peserta tersebut memiliki SDN Darupono
keinginan untuk menerapkan apa yang dipela-
“Dampaknya secara pribadi selaku kepala se-
jari selama pelatihan karena mereka sadar akan kolah otomatis saya dapat tambahan ilmu
pentingnya supervisi akademik. Para guru di kaitannya dengan supervisi. Kemudian meng-
sekolah dan pengawas juga mendukung penera- gugah semangat kepala sekolah untuk mela-
pan ilmu dari pelatihan. kukan supervisi karena memang supervisi itu
pekerjaan kepala sekolah yang mudah tapi su-
Kirkpatrick (2009) menjelaskan bahwa lit” (25 April 2016).
peserta yang dapat menyerap ilmu pengetahuan
Dampak yang lebih luas berimbas pada
dengan baik dalam pelatihan, diyakini bahwa
peningkatan kualitas pembelajaran. Guru yang
ia akan menerapkan ilmu yang diperolehnya
sudah disupervisi secara rutin akan memper-
dalam pekerjaan. Namun, dalam penelitian ini
baiki pembelajaran sesuai yang disarankan su-
pernyataan tersebut tidak terbukti, karena tidak
pervisor. Perbaikan yang dilakukan akan me-
semua peserta dengan hasil belajar baik mene-
ningkatkan kualitas pembelajaran. Dampak
rapkan apa yang dia pelajari selama pelatihan.
tersebut sesuai dengan tujuan umum program
Hal tersebut karena tidak ada keinginan dalam
PKB KS/M untuk meningkatkan kualitas pem-
diri peserta untuk berubah dan keyakinan bah-
belajaran peserta didiknya. Salah satu caranya
wa usaha yang dilakukannya tidak akan mengu-
melalui pelaksanaan supervisi akademik yang
bah kinerja menjadi lebih baik.
guru akan semakin mampu memfasilitasi bela-
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak se- jar bagi peserta didik sehingga proses pembe-
mua peserta dengan hasil belajar baik mene- lajaran menjadi berkualitas (Sergiovanni dalam
rapkan ilmu pengetahuan, sikap, dan keteram- Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 7). Tu-
pilan yang didapatnya melalui pelatihan dalam juan umum diselenggarakannya program PKB

95
Uun Siti Khoiriyah et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
4 (2) (2016): 87-97

KS/M sudah tercapai. Tetapi program PKB KS/M


belum berhasil atau gagal karena tidak semua
peserta menerapkan apa yang dipelajari dalam
pekerjaan.

Gambar 9 Proses wawancara dengan Su’udi


Proses pembelajaran yang berkualitas Gambar 10 Piagam guru berprestasi
akan berdampak pada prestasi siswa, baik pres- Jadi dengan melaksanakan sepervisi aka-
tasi di sekolah maupun berbagai lomba. Berba- demik secara rutin dapat berdampak pada pe-
gai kejuaraan diraih siswa dalam berbagai lom- ningkatan kualitas pembelajaran, peningkatan
ba, baik dalam bidang akademik maupun non prestasi siswa dan guru. Dampak yang dirasa-
akademik. Peningkatan prestasi siswa membuk- kan membutuhan waktu dan proses yang tidak
tikan bahwa adanya dampak dari pelaksanaan instan, jadi dampak supervisi akademik tidak
supervisi akademik. Meskipun didukung pula bisa secara langsung di-rasakan.
dengan berbagai faktor yang lain, supervisi aka-
demik menjadi faktor yang berpengaruh dalam SIMPULAN
peningkatan prestasi siswa. Dampak tersebut di-
dukung dengan penjelasan Su’udi sebagai pen- Program pelatihan PKB KS/M kabupaten
gawas sekolah, berikut penjelasannya. Kendal yang diselenggarakan oleh LPMP Pro-
vinsi Jawa Tengah belum efektif, karena peserta
“Tahun kemarin itu guru juara 3 tingkat Ka- belum 100% merasa puas dalam mengikuti pela-
bupaten, kepala sekolah juara 3, dan pengawas
juara 1, karena semangat kebersamaan untuk tihan. Terdapat beberapa hal yang perlu diper-
menerapkan ilmu-ilmu yang telah kami dapat baiki dalam pelaksanaan pelatihan. Hasil bela-
di LPMP, yang kedua ini di Darupono tahun jar peserta masih rendah, belum nenunjukkan
ini baru terlahir untuk mewakili di tingkat peningkatkan secara signifikan. Program PKB
Kabupaten untuk guru prestasi. Jadi itu me- KS/M Kabupaten Kendal tahun 2014 dapat di-
mang ada dampak yang terjadi, disamping itu
berbagai lomba yang diikuti oleh siswa baik katakan belum berhasil, karena tidak semua pe-
akademik maupun non akademik itu jauh le- serta pelatihan menerapkan ilmu pengetahuan,
bih meningkat bila dibandingkan SD-SD yang sikap, dan keterampilan selama pelatihan dalam
memang tidak mengikuti pelatihan itu.” (29 pekerjaan. Tetapi program pelatihan PKB KS/M
Maret 2016). memberikan dampak yang positif bagi peserta
Dampak lain yang dirasakan adalah pe- dan lingkungan kerjanya, seperti peningkatan
ningkatan prestasi guru, Hermi Ardhika salah kualitas pembelajaran, peningkatan prestasi sis-
satu guru di SD N Darupono pada tahun 2016 wa dan guru apabila peserta menerapkan ilmu
meraih prestasi menjadi guru berprestasi di pengetahuan, sikap, dan keterampilan melaku-
tingkat kecamatan. Prestasi yang diraih diiden- kan supervisi akademik secara rutin.
tifikasi merupakan salah satu dampak yang di-
rasakan dari pelaksanaan supervisi akademik UCAPAN TERIMAKASIH
secara rutin yang dilakukan Abdul Jalal selaku Penulis mengucapkan terima kasih kepa-
kepala sekolah. da kepala SD N Darupono, SD N 1 Protomulyo,
SD N 3 Magelung, dan SD N 1 Kebonharjo dan
pengawas yang telah bersedia memberikan izin
penulis melakukan penelitian. Terima kasih ke-

96
Uun Siti Khoiriyah et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies
4 (2) (2016): 87-97

pada LPMP Provinsi Jawa tengah yang memberi- Pendidikan Dasar dan Menengah.
kan izin penulis melakukan penelitian. Kirkpatrick, D.L. & Kirkpatrick, J.D. (2008)
Evaluating Training Program: the Four
DAFTAR PUSTAKA Levels (3nd ed). San Francisco: Berrett-
Arikunto, S., Jabar, A., Safruddin, C. (2010) Koehler Publishers. Ebook
Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Kirkpatrick, D.L. & Kirkpatrick, J.D. (2009)
Teoritis Praktik Bagi Mahasiswa dam Transferring Learning to Behavior: Us-
Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Ak- ing the Four Levels to Improve Perfor-
sara. mance. San Francisco: Berrett-Koehler
Basrowi dan Suwandi. (2008) Memahami Publishers. Ebook
Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Mulyasa. (2004) Menjadi Kepala Sekolah Pro-
Cipta fesional: dalam konteks menyukseskan
Chang, Y.E. (2010) An Empirical Study of Kirk- MBS dan KBK. Bandung: Remaja Ros-
patrick’s Evaluation Model in the Hospi- dakarya.
tality Industry. Disertasi Florida Inter- Republik Indonesia. (2007) Peraturan Men-
national University. teri Pendidikan Nasional Nomor 13 Ta-
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. hun 2007 tentang Standar Kepala Seko-
(2014) Pengembangan Keprofesian Ber- lah /Madrasah.
kelanjutan Kepala Sekolah/Madrasah: Sugiyono. (2013) metode penelitian pendidi-
Bahan Pembelajaran Utama Supervisi kan: pendekatan kuantitatif, kualitatif,
Akademik. Jakarta: Pusat Pengembang- dan r&d bandung: alfabeta.
an Tenaga Kependidikan. Surya, R. (2012) Evaluasi Program Pelatihan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. ICT Terhadap Guru-guru di Lpmp Jawa
(2015) Petunjuk Teknis: In Service Lear- Barat: Penelitian Evaluasi dengan Meng-
ning 1, On the Job Learning, dan In Ser- gunakan Model Evaluasi Kirkpa-trick
vice Learning 2 Pengembangan Kepro- terhadap Pelatihan Intel Teach Getting
fesian Berkelanjutan Kepala Sekolah/ Started di Daerah Terpencil di Kabupat-
Madrasah (PKB KS/M) Moda Langsung en Garut. Tesis Universitas Pendidikan
pada Program ProDEP. Jakarta: Direk- Indonesia.
torat Pembinaan Tenaga Kependidikan

97

You might also like