Professional Documents
Culture Documents
81-Article Text-114-1-10-20190318
81-Article Text-114-1-10-20190318
Abstrak:
Perubahan fisiologis pada lansia meliputi elasitas pembuluh darah menurun pada sekrosis
gejala lain dapat menjadi penurunan aliran fungsi ginjal pada sistem kardiovaskuler
keadaanya akan menyebabkan terjadi resiko hipertensi meningkat. Oleh karena itu dicegah
dengan tehnik keperawatan holistik, yaitu menggabungan antara terapi sentuhan dan terapi
pikiran-tubuh yaitu acupresure dan yoga yang sering disingkat dengan acuyoga. Tujuan
Penelitian adalah Mengetahui pengaruh acuyoga terhadap penurunan hipertensi pada
lansia di posyandu lansia Kalianayar Wilayah Kerja PKM Raci. Metode penelitian antara
lain desain penelitian Quasy experiment pretest-posttest without control group design.
Populasi sebanyak 20 lansia dengan tehnik tottaly sampling dan sampel sebesar 20
responden. Analisa data menggunakan uji paired sample t-test. Hasil penelitian terjadi
kenaikan rata-rata pada sebelum dan sesudah perlakuan acuyoga sebesar 0,9 poin. Hasil
uji didapatkan nilai ρ < α (0,05) berarti terdapat perbedaan yang signifikan tekanan darah
sebelum dan sesudah. Acuyoga merupakan terapi dengan prinsip healing touch yang lebih
menunjukan prilaku caring pada responden, sehingga dapat memberikan perasaan tenang,
nyaman, perasaan yang lebih diperhatikan yang dapat mendekatkan hubungan terapeutik
antara peneliti dan responden. Perlunya menjaga dan meningkatkan aktifitas fisik bagi
lanjut usia agar tetap sehat dan memiliki tekanan darah dalam batas normal terutama pada
lansia yang menderita hipertensi.
Kata kunci:
Acuyoga, tekanan darah, lansia
69
70 Jurnal Penelitian Kesehatan, Jilid 6, nomor 2, Januari 2019, hlm. 69-77
56-60 tahun 6 30
HASIL DAN PEMBAHASAN 61-65 tahun 11 55
Pendidikan
Hasil Penelitian Tidak Sekolah 5 25
SD/Sederajat 7 35
Tabel 1. Karakteristik Responden. (N=20) SMP/Sederajat 2 10
kategori ∑ % SMA/Sederajat 6 30
Jenis Kelamin Pekerjaan
Laki-laki 0 0 Pedagang 7 35
Perempuan 20 20 Tidak Bekerja 13 65
usia Riwayat hipertensi
50-55 tahun 3 15 3 15
< 1 tahun 3 15
1 tahun 6 30 Data diatas menunjukkan bahwa 18
2 tahun 0 0 responden memiliki katagori tekanan
3 tahun 8 40 darah tinggi sebelum dilakukan
>3tahun perlakuan acuyoga
Keluarga yang
menderita Tabel 3 Distribusi Frekuensi
hipertensi Responden Berdasarkan Tekanan
Ada 18 90 Darah Sesudah Dilakukan Acuyoga
Tidak ada 2 10 Pada Bulan Agustus 2018 (N=20)
No Katagori Frekuensi Persentase
(%)
Berdasarkan data diatas membuktikan 1 Tinggi 0 0
bahwa seluruh responden berjenis kelamin 2 Normal 20 100
perempuan, usia antara 61-65 tahun, 3 Rendah 0 0
berpendidikan SMP dan SMA, 13 Jumlah 20 100
responden tidak bekerja dan 2 tahun terkena
hipertensi. Berdasarkan tabel 3 membuktikan
bahwa seluruh responden memiliki
Tabel 2 Distribusi Frekuensi katagori tekanan darah normal setelah
Responden Berdasarkan Tekanan diberikan perlakuan acuyoga.
Darah Sebelum Dilakukan Acuyoga Dari tabel 4 dapat digambarkan terjadi
(N=20) kenaikan rata-rata pada sebelum dan sesudah
No Katagori Frekuensi Persentase perlakuan acuyoga sebesar 0,9 poin. Hasil uji
(%) didapatkan nilai ρ < α (0,05) berarti terdapat
1 Tinggi 18 90 perbedaan yang signifikan tekanan darah
2 Normal 2 10 sebelum dan sesudah
3 Rendah 0 0
Jumlah 20 100
Tabel 4 Nilai Numerik Deskriptif dan uji Paired t-test dari Tekanan darah Responden
Sebelum dan Sesudah Perlakuan.
N Rata- Simpanga Rata-rata ± p
rata n Baku Simpangan Baku
Perbedaan
Sebelum 20 1,100 0,307
Perlakuan
0,900 ± 0,307 < 0.0001
Sesudah 20 2,000 0.000
Perlakuan
stroke, serangan jantung, gagal jantung,
gagal ginjal, demensia dan kematian
Pembahasan prematur. Apabila tidak ditanggapi secara
Penyakit hipertensi jika tidak segera serius, umur penderitanya bisa diperpendek
disembuhkan maka dalam jangka panjang 10-20 tahun (Sheps, 2005). Faktor
dapat menimbulkan kerusakan arteri di penyebab hipertensi ada dua yaitu
dalam tubuh sampai organ-organ yang hipertensi esensial atau hipertensi primer,
mendapatkan suplai darah darinya seperti kasus hipertensi 90% merupakan hipertensi
jantung, otak dan ginjal (Hayens, 2003). esensial yang didefinisikan sebagai
Hipertensi merupakan penyebab utama peningkatan tekanan darah yang tidak
diketahui penyebabnya (idiopatik). badan, dan gaya hidup. Dan penyebab yang
Beberapa faktor diduga berkaitan dengan kedua yaitu hipertensi sekunder. kasus
berkembangnya hipertensi esensial adalah hipertensi sekunder sebanyak 10% dari
genetik, jenis kelamin, usia, diet, berat keseluruhan kasus hipertensi. Hipertensi
sekunder adalah peningkatan tekanan darah meningkatkan atau menurunkan natrium
karena suatu kondisi fisik yang ada dalam urin. Teori lainnya menyebutkan
sebelumnya seperti penyakit ginjal atau bahwa bila ginjal mengelami gangguan
gangguan tiroid. (Indarti, 2012). sehingga tidak dapat mengekskresikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa natrium (Na) dalam jumlah normal,
18 responden mempunyai katagori tekanan akibatnya natrium (Na) dalam jumlah
darah Tinggi. Hal ini disebabkan oleh normal, akibatnya natrium(Na) didalam
beberapa faktor, yaitu usia reponden antara tubuh dari volume intravascular meningkat
61-65 tahun, hal ini diperkuat oleh sehingga terjadilah hipertensi (Khomsan,
penelitian dari Budi et al (2011), yaitu ada 2004). Hal ini sesuai dengan penelitian dari
hubungan yang bermakna antara umur Widyaningrum (2014), terdapat hubungan
lansia (60- 90 tahun) dengan tekanan antara asupan natrium, kalium dan
darah. Tingginya hipertensi sejalan dengan magnesium dengan tekanan darah pada
bertambahnya umur yang disebabkan oleh lansia di Kelurahan Makamhaji.
perubahan struktur pada pembuluh darah Stres juga dapat meningkatkan
besar, sehingga pembuluh darah menjadi tekanan darah, dari hasil penelitian
lebih sempit dan dinding pembuluh darah responden yang tidak bekerja sebesar 13
menjadi kaku, sebagai akibatnya adalah responden. Menurut hasil wawancara
meningkatnya tekanan darah sistolik. sementara diketahui reponden yang tidak
Kemudian, letak geografis daerah bangil bekerja biasanya merawat hewan seperti
yang dekat dengan laut atau disebut dengan kambing dan merawat cucunya untuk
daerah pesisir. Studi epidemiologi jadwal rekreasi mereka (responden) sangat
menunjukan adanya perbedaan antara jarang, hal ini dapat membuat responden
masyarakat urban dan rural, dimana menjadi stress. Jika seseorang menghadapi
masyarakat urban lebih banyak mengalami beban tugas yang berat dan tidak mampu
hipertensi dibandingkan masyarakat rural. diselesaikan atau kurang istirahat, maka
Letak geografis juga disebutkan memiliki akan muncul respon tubuh yang membuat
pengaruh terhadap tekanan darah, yakni orang tersebut mengalami stres.
wilayah pesisir pantai lebih besar risikonya Acuyoga merupakan pencampuran
mengalami hipertensi dibandingkan di dua jenis pengobatan alternatif yang
wilayah pegunungan (Bustan, 2008). mengintegrasikan terapi acupresure dan
Gaya hidup reponden juga yoga. Dua metode holistik ini dapat
mempengaruhi tingginya tekanan darah, membantu menyeimbangkan dan
ditambah dengan daerah pesisir yang mengendurkan ketegangan otot. Kedua
banyak mengkonsumsi garam serta air jenis terapi alternatif ini bekerja dengan
yang mengandung banyak natrium. cara yang berlawanan untuk mencapai
Natrium merupakan nutrisi penting untuk tujuan yang sama yaitu menurunkan
mempertahankan mempertahankan volume tekanan darah. Terapi yoga bekerja dari
darah, mengatur keseimbangan air dalam dalam ke luar dengan pengaturan
sel, dan menjaga fungsi saraf. Ginjal pernafasan, menenangkan pikiran dan
mengontrol keseimbangan natrium dengan tubuh melalui peregangan fisik dan
meditasi, sedangkan terapi acupresure
bekerja dari luar ke dalam tubuh yang
berfokus pada titik-titik tertentu di
permukaan kulit (Kaplan, 2014). Hasil
penelitian membuktikan bahwa seluruh
responden mempunyai tekanan darah
normal dengan nilai MAP antara 70 - 110
mmHg. Terapi acuyoga ini dilakukan
selama 4 kali dalam 2 minggu telah penurunan aktivitas akhirnya dapat
membuktikan bahwa terapi ini dapat menurunkan tekanan darah.
meringankan kelelahan fisik dan psikis Penurunan pada tekanan darah
sehingga sistem saraf simpatis mengalami disebabkan karena relaksasi pada yoga
prinsipnya adalah memposisikan tubuh kegiatan penelitian yaitu berupa pemijatan
dalam kondisi tenang, sehingga akan halus sehingga tidak menyakiti responden,
mengalami relaksasi dan pada akhirnya sehingga menyebabkan relaksasi pada
akan mengalami kondisi keseimbangan, pasien dan terjadi penurunan tekanan
dengan demikian relaksasi pada yoga darah. Dimana, rangsangan akupresur
berintikan pada pernafasan yang akan dapat menstimulasi sel mast untuk
meningkatkan sirkulasi oksegen ke otot- melepaskan histamine sebagai mediator
otot, sehingga otot-otot akan mengendur, vasodilatasi pembuluh darah, sehingga
tekanan darah akan menurun (Sindhu, terjadinya peningkatan sirkulasi darah yang
2014). Hal ini sesuai dengan jurnal yang menjadikan tubuh lebih relaksasi dan pada
dikemukakan oleh Cramer., et al., (2014) akhirnya dapat menurunkan tekanan darah
bahwa pemberian yoga yang dilakukan (Adam, 2011). Sejalan dengan penelitian
secara rutin, yaitu selama 8 minggu, dapat dari Majid et al (2016), yaitu terdapat
berpengaruh secara signifikan terhadap penerunan tekanan darah antara sebelum
perubahan tekanan darah pada penderita dan sesudah akupresur. Perubahan rata-rata
hipertensi. Selain itu menurut jurnal yang tersebut terlihat dari rata-rata tekanan darah
dikemukakan oleh Hagins.,,et.al (2013) siastole sebelum (157,50 mmHg) turun
dengan menggabungkan 3 unsur dari menjadi (147,81 mmHg). Rata-rata tekanan
latihan yoga (postur, meditasi, dan darah diastole dari 96,69 mmHg turun
pernafasan) yang melibatkan 18 orang menjadi 87,94 mmHg sesudah akupresur.
dewasa dengan hipertensi, dapat Lansia beresiko untuk menderita
menurunkan tekanan darah sitolik 7 hipertensi, hal ini disebabkan oleh berbagai
mmHg, dan tekanan diastolik 5 mmHg. faktor seperti penuruan struktur anatomi
Hasil dari observasi peneliti ketika dan fisiologis sistem kardiovaskuler karena
penelitian menemukan tentang responden proses degeneratif pada lansia, selain itu
yang mengikuti yoga pada pertemuan berdasarkan wawancara pada beberapa
pertama gerakan yoga suryanamaskar responden menyatakan mengalami
belum hafal dan gerakan tidak maksimal, gangguan tidur dan banyak pikiran (stress
namun pada pertemuan kedua dan emosional) sehingga gangguan tidur dan
selanjutnya, gerakan yoga sudah semakin stress dapat menjadi faktor penyebab
membaik dan sesuai dengan SOP (Standart peningkatan tekanan darah pada lansia.
Operasional Prosedur). Yoga dengan Dari hasil penelitian membuktikan bahwa
gerakan suryanamaskar yang terdiri dari 12 terdapat perbedaan tekanan darah yang
gerakan, dimana 12 gerakan ini merupakan signifikan antara sebelum perlakuan
gerakan yang dinamis dan berenergi dengan terapi acuyoga dengan sesudah
dengan pernapasan yang teratur setiap terapi acuyoga. Hal ini disebabkan oleh
gerakan selama 1-2 menit dan diakhiri beberapa faktor, antara lain gerakan yang
dengan meditasi sehingga dapat membantu sesuai dengan standart operasional
menenangkan pikiran (Wong, 2011). prosedur. Pada awal terapi acuyoga peserta
Acupresure atau pemijatan yang belum dapat melakukan terapi tersebut
dilakukan titik-titik meredian dalam namun pada perlakuan yang kedua hingga
ke empat, peserta dapat melakukan dengan
benar sesuai dengan instruksi dari terapist.