Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP

DISIPLIN PEGAWAI DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN


TEMANGGUNG

Oleh :
Febe Kristina, Drs. Herbasuki N, MT, Drs. Aufarul Marom, M.Si

Jurusan Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, SH Tembalang – Semarang Kotak Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman : http://www.fisip.undip.ac.id email : fisip@undip.ac.id

Abstract
Humans are important assets that became a major concern in an
organization, because humans are the planners, perpetrators and the deciding goal
of the organization. Discipline is an important requirement in order to create the
climate and atmosphere of the work for the sake of achievement of the objectives
of the organization. Discipline work not optimal underlying this research that had
done. Discipline was influenced by the style of leadership that gives direction to
employees working based on the objectives of the Organization and the
motivation that drove employees improve work discipline. This study uses
quantitative analysis approach. The samples used in this study of 40 respondents
who are employees of the Office of the Land district of Temanggung. Data
analysis using simple linear regression analysis, multiple linear regression, f test,
determination of the coefficient, t test with the help of program SPSS. The result
showed that the influence of leadership style of the discipline of 27,6%, while the
influence of motivation against the discipline of 23,1%, and discipline influenced
the style of leadership and motivation at the same time of 31.5%. The results
showed that there is a positive relationship between leadership style and
motivation of discipline.
Keywords : Discipline, Leadership Style, Motivation

Abstraksi
Manusia adalah aset penting yang menjadi perhatian utama dalam sebuah
organisasi, karena manusia adalah perencana, pelaku dan penentu tercapainya
tujuan organisasi. Disiplin merupakan kebutuhan yang penting dalam rangka
menciptakan iklim dan suasana kerja bagi kepentingan pencapaian tujuan
organisasi. Disiplin kerja yang belum optimal yang mendasari dilakukannya
penelitian ini. Disiplin dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan yang memberikan
arah agar pegawai bekerja berdasarkan tujuan organisasi dan motivasiyang
mendorong pegawai meningkatkan disiplin kerja. Penelitian ini menggunakan
pendekatan analisis kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

1
sebesar 40 responden yang merupakan pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten
Temanggung. Analisis data menggunakan analisis regresi linier sederhana, regresi
linier berganda, uji f, koefisien determinasi, uji t dengan bantuan program SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
disiplin sebesar 27,6%, sedangkan pengaruh motivasi terhadap disiplin sebesar
23,1%, dan disiplin dipengaruhi gaya kepemimpinan dan motivasi secara
bersamaan sebesar 31.5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
positif antara gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap disiplin.
Kata kunci : Disiplin, Gaya Kepemimpinan, Motivasi

I . Pendahuluan suasana kerja bagi kepentingan


Manusia adalah aset penting pencapaian tujuan organisasi.
yang menjadi perhatian utama dalam Berdasarkan penelitian awal
sebuah organisasi atau perusahaan. terhadap kondisi disiplin kerja
Manusia merupakan perencana, pegawai Kantor Pertanahan
pelaku dan penentu tercapainya Kabupaten Temanggung diketahuui
tujuan organisasi. Peningkatan bahwa kedisiplinan pegawai adalah
kualitas sumber daya pegawai belum optimal. Pegawai belum
menjadi sangat urgen dan perlu memiliki kesadaran untuk
dilakukan melaksanakan peraturan yang telah
Ketentuan Umum PP No. 53 ditetapkan, yaitu masih adanya
tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai pegawai yang keluar kantor diwaktu
Negeri Sipil menjelaskan: jam kerja, masuk kerja terlambat
Untuk mewujudkan PNS yang (jam 07.30 WIB) dan pulangnya
handal, profesional, dan bermoral awal (sebelum jam 15.30 WIB) dari
tersebut, mutlak diperlukan ketentuan masuk kerja jam 07.0 WIB
peraturan disiplin PNS yang dapat dan pulang jam 15.30 WIB. Masih
dijadikan pedoman dalam banyak seragam pegawai yang belum
menegakkan disiplin, sehingga lengkap, di kantor banyak pegawai
dapat menjamin terpeliharanya yang memakai sandal jepit. Kegiatan
tata tertib dan kelancaran wajib apel pagi tiap bulannya juga
pelaksanaan tugas serta dapat tidak dapat diikuti seluruh pegawai
mendorong PNS untuk lebih karena pegawai datang terlambat.
produktif berdasarkan sistem Rendahnya disiplin pegawai
karier dan sistem prestasi kerja. dilatarbelakangi oleh beberapa
Peraturan Disiplin Pegawai kondisi sebagai berikut: pertama,
Negeri Sipil adalah peraturan tingkat keadilan pimpinan khususnya
yang mengatur mengenai dalam pembagian tugas masing-
kewajiban, larangan, dan sanksi masing pegawai. Kedua, rendahnya
apabila kewajiban tidak ditaati motivasi yaitu keinginan pegawai
atau larangan dilanggar oleh sendiri dalam menyelesaikan tugas-
Pegawai Negeri Sipil. tugasnya, pegawai sering menunda
Disiplin merupakan pekerjaan.
kebutuhan yang sangat penting Tujuan Penelitian
dalam rangka menciptakan iklim dan

2
1. Mengetahui besarnya pengaruh Gaya Kepemimpinan (X1)
gaya kepemimpinan (X1) Rivai (2004: 64) menjelaskan
terhadap disiplin kerja pegawai gaya kepemimpinan adalah pola
Kantor Pertanahan Kabupaten menyeluruh dari tindakan seorang
Temanggung. pemimpin, baik yang tampak
2. Mengetahui besarnya pengaruh maupun yang tidak tampak oleh
motivasi (X2) terhadap disiplin bawahan. Gaya kepemimpinan
kerja pegawai Kantor menggambarkan kombinasi yang
Pertanahan Kabupaten konsisten dari falsafah, secara
Temanggung. langsung maupun tidak langsung,
3. Mengetahui besarnya pengaruh tentang keyakinan seorang pemimpin
gaya kepemimpinan (X1) dan terhadap kemampuann bawahannya.
motivasi (X2) terhadap disiplin Model kepemimpinan
kerja (Y) pegawai Kantor situasional menurut pendapat Paul
Pertanahan Kabupaten Hersey dan Kenneth H.Blanchard
Temanggung. (Sutarto, 2006: 137) dikatakan
Disiplin (Y) berdasarkan pendekatan situsional
Menurut Fathoni (2006: 56) tiada satu jalan terbaik untuk
kedisiplinan adalah kesadaran dan mempengaruhi orang atau tidak ada
kesediaan seseorang menaati semua satu jalan terbaik untuk memimpin.
peraturan perusahaan dan norma- Pendekatan situasional didasarkan
norma sosial yang berlaku. atas hubungan antara perilaku tugas,
Kedisiplinan dapat diartikan perilaku hubungan, serta tingkat
bilamana karyawan selalu datang dan kematangan bawahan.
pulang tepat pada waktunya, Hubungan antara gaya
mengerjakan semua pekerjaannya kepemimpinan dengan tingkat
dengan baik, mematuhi semua kematangan bawahan sebagai
peraturan perusahaan dan norma- berikut:
norma sosial yang berlaku. a. “Telling” / G1 tepat untuk
Menurut Hasibuan mempengaruhi perilaku
(2008:194-198) pada dasarnya bawahan yang tingkat
banyak indikator yang dapat kematangannya rendah (M1)
digunakan untuk mengukur tingkat b. “Selling” / G2 tepat untuk
kedisiplinan karyawan suatu mempengaruhi perilaku
organisasi, di antaranya : (1) Tujuan bawahan yang berada pada
dan kemampuan, (2) Teladan tingkat kematangan dari tingkat
pimpinan, (3) Balas Jasa, (4) rendah ke tingkat madya (M2)
Keadilan, (5) Waskat (pengawasan c. “Participating” / G3 tepat untuk
melekat), (6) Sanksi hukuman, (7) mempengaruhi perilaku
Ketegasan, (8) Hubungan bawahan yang berada pada
kemanusiaan. tingkat kematangan dari tingkat
I. G. Wursanto (2005:135) madya ke tingkat tinggi (M3)
menjelaskan indikator disiplin kerja d. “Delegating” / G4 tepat untuk
sebagai berikut: (1) Tingkat mempengaruhi perilaku
ketepatan, (2) Tingkat kepatuhan, (3) bawahan yang tingkat
Tingkat pemahaman. kematangannya tinggi (M4)

3
Motivasi (X2) Herzberg mengungkapkan para
Robbin (dalam Winardi, karyawan di dalam
2001:1) menyatakan definisi dari melaksanakan pekerjaannya
motivasi yaitu kesediaan untuk dipengaruhi oleh dua faktor
melaksanakan upaya tinggi untuk utama, yaitu
mencapai tujuan-tujuan maintanance/hygirnic factors
keorganisasian, yang dikondisikan (faktor pemeliharaan atau faktor
oleh kemampuan upaya, untuk higiensis) dan motivation factors
memenuhi beberapa kebutuhan (faktor motivasi). Faktor higienis
individual. dianggap sebagai faktor kondisi
Ada beberapa teori motivasi ekstrinsik yang kalau tidak ada
yang perlu diketahui yang banyak akan menyebabkan karyawan
dijadikan acuan kalangan akademisi tidak puas. Faktor motivasi
dan manajemen, yaitu : menyangkut kebutuhan
a. Teori ‘X’ – Sigmund Freud psikologis yang berhubungan
Teori X menganggap bahwa ada dengan penghargaan terhadap
sebagian orang yang cenderung pribadi karyawan yang terkait
memiliki sifat malas, membenci dengan pekerjaan.
pekerjaan dan selalu e. Teori Motivasi Prestasi –
menghindarinya. Agar mau McClelland
bekerja mereka harus dihargai David McClelland menyebutkan
dengan uang, dipaksa, diancam, ada tiga kelompok motivasi
bahkan dihukum. kebutuhan yang dimiliki
b. Teori ‘Y’ – Douglas McGregor seseorang, yaitu kebutuhan
McGregor percaya bahwa tiap untuk berprestasi, kebutuhan
orang ingin belajar, rajin dan kekuasaan, dan kebutuhan
berambisi, tetapi dengan penuh afiliasi.
tanggung jawab. Penghargaan
dalam bentuk uang dinilai relatif Metode Penelitian
lebih kecil porsinya ketimbang Tipe Penelitian
nilai kebebasan untuk Penelitian ini menggunakan tipe
mengerjakan sesuatu yang sulit penelitian eksplanatif, yaitu menguji
dan penuh tantangan. pengaruh variabel motivasi dan
c. Teori ‘Z’ – Abraham Maslow variabel gaya kepemimpinan
Maslow menyebutkan hierarki terhadap variabel disiplin.
kebutuhan individu mulai dari Populasi dan Sampel
yang terendah, yaitu kebutuhan 1. Populasi
fisik, kebutuhan rasa aman, Dalam penelitian ini yang menjadi
sosial, dan harga diri, sampai populasi adalah seluruh pegawai
kebutuhan yang tertinggi, yaitu Kantor Pertanahan Kabupaten
aktualisasi diri serta self Temanggung.
transcendence, yaitu kebutuhan 2. Sampel penelitian
mencapai tujuan hidup a. Elemen penelitian ini adalah
beragama. individu pegawai Kantor
d. Teori Dua Faktor – Frederick Pertanahan Kabupaten
Herzberg Temanggung.

4
b. Sampling frame adalah berisi f, koefisien determinasi, uji t dengan
daftar pegawai Kantor bantuan program SPSS.
Pertanahan Kabupaten II. Hasil Penelitian
Temanggung yang berjumlah 57 2.1 Analisis Regresi Sederhana
orang. Variabel Gaya Kepemimpinan
c. Sampling size dalam penelitian (X1)
ini adalah sebesar 40 kuesioner Berdasarkan hasil uji regresi
(70%). tabel coefficients diketahui besarnya
Teknik Pengumpulan Data nilai koefisien regresi untuk variabel
Ditinjau dari teknik gaya kepemimpinan sebesar 0,303
pengumpulannya, data dapat dengan nilai signifikansi sebesar
diperoleh dengan cara: observasi, 0,000 atau lebih kecil dari nilai alpha
interview, kuesioner, dokumentasi. sebesar 0,05 dengan nilai Beta
Analisis Data sebesar 0,526 sehingga dapat
Dalam penelitian ini digunakan disimpulkan bahwa gaya
analisa data kuantitatif dengan kepemimpinan berpengaruh positif
menghitung korelasi antara masing- secara signifikan terhadap disiplin
masing variabel. Analisis data Hal ini berarti semakin baik gaya
menggunakan analisis regresi linier kepemimpinan maka akan semakin
sederhana, regresi linier berganda, uji baik pula disiplin pegawai.

Tabel 2.1
Hasil Uji Regresi (Model Summary) variabel Gaya Kepemimpinan (X1)

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R.Square Square the Estimate
1 .526 .276 .257 1.51394
a. Predictors: (Constant), Gaya_Kepemimpinan
b. Dependent Variable: Disiplin

Berdasarkan tabel 2.1 nilai R2 Berdasarkan hasil uji regresi tabel


diperoleh nilai 0.276 atau 27.6 %, coefficients diketahui besarnya nilai
sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi untuk variabel
disiplin kerja dipengaruhi oleh gaya motivasi sebesar 0,380 dengan nilai
kepemimpinan sebesar 27.6 % signifikansi sebesar 0,002 atau lebih
sedangkan sisanya yaitu 72,33% kecil dari nilai alpha sebesar 0,05
dipengaruhi oleh faktor lain seperti dengan nilai Beta sebesar 0,480
motivasi, latar belakang pendidikan sehingga dapat disimpulkan bahwa
pegawai, adanya penghargaan dari motivasi berpengaruh positif secara
kondisi lingkungan kerja, dan lain- signifikan terhadap disiplin. Hal ini
lain. berarti semakin baik motivasi maka
2.2 Analisis Regresi Sederhana akan semakin baik pula disiplin
Variabel Motivasi (X2) pegawai.

5
Tabel 2.2
Hasil Uji Regresi (Model Summary) variabel Motivasi (X2)

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R.Square Square the Estimate
1 .480 .231 .210 1.56121
a. Predictors: (Constant), Motivasi

Berdasarkan tabel 2.2 nilai R2 Dari uji ANOVA


diperoleh nilai 0.231 atau 23.1 %, menghasilkan data uji F dan tingkat
sehingga dapat disimpulkan bahwa signifikansinya dapat dilihat hasil
disiplin kerja dipengaruhi oleh hitung uji F sebesar 8,533 x 1000 =
motivasi sebesar 23.1 % sedangkan 8.533 dimana F lebih besar dari 4,
sisanya yaitu 76,9% dipengaruhi oleh sedangkan tingkat signifikansinya
faktor lain seperti komunikasi, 0.001% (lebih rendah dari α=5%,
kepemimpinan, perilaku pegawai, membuktikan bahwa variabel gaya
dan lain-lain. kepemimpinan dan variabel
2.3 Analisis Regresi Berganda motivasi secara bersama-sama
Variabel Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap variabel
(X1) dan Variabel Motivasi disiplin atau model regresi dapat
(X2) digunakan untuk memprediksi
2.3.1 Uji Signifikansi disiplin pegawai di Kantor
Simultan/Uji Statistik F Pertanahan Kabupaten Temanggung.
2.3.2 Koefisien Determinasi
Tabel 2.3
Hasil Analisis Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R.Square Square the Estimate
1 .562 .315 .279 1.49213
a. Predictors: (Constant) , Gaya_KepemimpinanMotivasi

Berdasarkan tabel 2.3 nilai R2 2.3.3 Uji Signifikan Parameter


diperoleh nilai 0.316 atau 31.6 %, Individual/Uji Statistik t
sehingga dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan hasil uji regresi
disiplin kerja dipengaruhi oleh gaya tabel coefficients dapat diketahui
kepemimpinan dan motivasi kerja bahwa dengan taraf signifikansi 5%
sebesar 31.6 % sedangkan sisanya gaya kepemimpinan memiliki nilai
yaitu 68,4% dipengaruhi oleh faktor sig(2-tailed) sebesar 0.039. Karena
lain. Dengan demikian dapat nilai sig(2-tailed) untuk gaya
dinyatakan bahwa variabel gaya kepemimpinan lebih kecil dari nilai α
kepemimpinan (X1) dan variabel (0,039<0,05). Maka dapat
motivasi (X2) merupakan faktor- disimpulkan bahwa koefisien gaya
faktor yang dapat mempengaruhi kepemimpinan signifikan. Dengan
disiplin (Y) pegawai dapat diterima. taraf signifikansi 5% motivasi

6
memiliki nilai sig(2-tailed) sebesar disimpulkan bahwa koefisien
0.154. Karena nilai sig(2-tailed) motivasi tidak signifikan.
untuk motivasi lebih besar dari nilai 2.4 Persamaan Garis Regresi
α ( 0,154>0,05). Maka dapat
Tabel 2.4
Hasil Analisis Uji t

Coefficients”
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
T Sig.
Model B Std. Error Beta

1 (Constant) 12.530 4.035 3.105 .004


Gaya_Kepemimpinan .213 .099 .371 2.145 .039
Motivasi .199 .137 .252 1.456 .154
a.Dependent Variable: Disiplin

Berdasarkan tabel 2.4 Hasibuan (2001: 193)


diketahui bahwa persamaan regresi menjelaskan mengenai disiplin
yang terbentuk adalah sebagai adalah kesadaran dan kesediaan
berikut: seseorang dalam mentaati semua
peraturan perusahaan dan norma-
෠ = ߚ଴ + ߚଵܺଵ
ܻ norma sosial yang berlaku.
෠ = 12.530 + 0.213ܺଵ Untuk pegawai sadar dan
ܻ
bersedia mentaati peraturan
Dari persamaan diketahui organisasi maka diperlukan peran
nilai konstanta untuk persamaan pemimpin. Sebagaimana
regresi adalah sebesar 12.530. Hal ini diungkapkan Keith Davis (dalam
memberi gambaran bahwa pada saat Danim 2004:18) yaitu
variabel bebas (X1) yaitu variabel pegawai/bawahan bekerja
gaya kepemimpinan sama dengan disebabkan oleh dua kemungkinan,
nol, maka nilai Y (disiplin) adalah yaitu benar-benar terpanggil untuk
12.530. berbuat atau karena diharuskan untuk
Besarnya nilai koefisien melakukan tugas-tugas itu. Gaya
regresi untuk variabel gaya kepemimpinan memberikan arah
kepemimpinan sebesar 0,213 dengan agar pegawai bersedia bekerja
nilai signifikansi sebesar 0,039 berdasarkan tujuan organisasi.
menunjukkan bahwa variabel gaya Sedangkan agar pegawai
kepemimpinan memberikan terpanggil untuk mau meningkatkan
pengaruh sebesar 0,039 terhadap disiplin maka dibutuhkkan suatu
variabel disiplin. Nilai koefisien motivasi. Sebagaimana yang
regresi yang positif menunjukkan diungkapkan Fathoni (2006:174),
adanya hubungan yang searah antara ”Karyawan menjadi pelaksana yang
gaya kepemimpinan dengan disiplin. menunjang tercapainya tujuan,
III. Pembahasan mempunyai tujuan, mempunyai
pikiran, perasaan dan keinginan yang

7
dapat mempengaruhi pikiran sikap- 3. Adanya hubungan yang
sikapnya terhadap pekerjaannya.” signifikan antara variabel gaya
Gaya kepemimpinan kepemimpinan dan variabel
memberikan pengaruh sebesar 27,6% motivasi terhadap variabel
terhadap disiplin, sedangkan sisanya disiplin maka digunakan uji
72,33% dipengaruhi oleh faktor lain. statistik F bahwa tingkat
Motivasi memberikan pengaruh signifikansinya 0.001% (lebih
sebesar 23,1% terhadap disiplin, rendah dari α=5%, membuktikan
sedangkan sisanya 76,9% bahwa variabel gaya
dipengaruhi oleh faktor lain. kepemimpinan dan variabel
Sedangkan gaya kepemimpinan dan motivasi secara bersama-sama
motivasi secara simultan berpengaruh terhadap variabel
memberikan pengaruh sebesar 31,5% disiplin. Besarnya gaya
terhadap disiplin, sedangkan sisanya kepemimpinan dan motivasi
68,4% dipengaruhi oleh faktor lain. terhadap disiplin pegawai
digunakan rumus koefisien
IV. Penutup determinasi (KD) sebesar 31,5%,
Kesimpulan sedangkan sisanya yaitu 68,4%
1. Adanya hubungan yang dipengaruhi oleh faktor lain.
signifikan antara variabel gaya 4. Berdasarkan uji signifikan
kepemimpinan dengan variabel parameter individual/uji t
disiplin diketahui dengan nilai diketahui bahwa dengan taraf
signifikansi sebesar 0,000 atau signifikansi 5% nilai sig(2-tailed)
lebih kecil dari nilai alpha untuk gaya kepemimpinan lebih
sebesar 0,05. Besar pengaruh kecil dari nilai α ( 0,039<0,05).
variabel gaya kepemimpinan Maka dapat disimpulkan bahwa
terhadap disiplin sebesar sebesar koefisien gaya kepemimpinan
27,6% yang disebabkan oleh (X1) signifikan. Nilai sig(2-
variabel gaya kepemimpinan tailed) untuk motivasi lebih besar
(X1) sedangkan sisanya yaitu dari nilai α ( 0,154>0,05). Maka
72,33% dipengaruhi oleh faktor dapat disimpulkan bahwa
lain. koefisien motivasi (X2) tidak
2. Adanya hubungan yang signifikan.
signifikan antara variabel 5. Berdasarkan hasil analisis uji t
motivasi dengan variabel disiplin diketahui persamaan regresi
diketahui dengan nilai variabel gaya kepemimpinan
signifikansi sebesar 0,002 atau (X1) dan variabel disiplin (Y)
lebih kecil dari nilai alpha yang terbentuk yaitu: ܻ෠ = ߚ଴ +
sebesar 0,05. Besar pengaruh ෠ = 12.530 + 0.213ܺଵ .
ߚଵܺଵ, ܻ
variabel gaya kepemimpinan Saran
terhadap disiplin sebesar sebesar 1. Perlu adanya peningkatan
23,1% yang disebabkan oleh disiplin pegawai melalui:
variabel motivasi (X2) sedangkan  Mempertegas penegakan
sisanya yaitu 76,9% dipengaruhi sanki bagi pegawai yang
oleh faktor lain. sering melanggar peraturan
kantor.

8
 Meningkatkan pengawasan bawahan dengan pemberian
bagi pegawai yang sering pelatihan informal/diklat.
tidak tepat waktu  Pemberian kesempatan bagi
menyelesaikan tugas. pegawai untuk meningkatkan
 Memperketat absensi kualitas kerja dengan
pegawai dengan pendelegasian tugas dan
menggunakan finger print. wewenang kepada pegawai
2. Perlu adanya peningkatan yang tingkat kemampuan
penyesuaian gaya kepemimpinan kerjanya sudah baik.
melalui:  Mendengar keluhan/kritik
 Peningkatan penyesuaian pegawai perihal kesulitan-
gaya kepemimpinan dimana kesulitan yang sering ditemui
bawahan dengan tingkat pegawai dalam pekerjaan.
kematangan M1 dipimpin 3. Perlu adanya peningkatan
dengan gaya kepemimpinan motivasi melalui:
G1, kematangan M2 dengan  Peningkatan pemberian
gaya kepemimpinan G2, penghargaan kepada prestasi
kematangan M3 dengan gaya kerja pegawai baik berupa
kepemimpinan G3, dan materiil dan immateriil yang
tingkat kematangan M4 dapat meningkatkan motivasi
dengan gaya kepemimpinan pegawai dalam bekerja.
G4.  Peningkatan perhatian
 Peningkatan perhatian terhadap kebutuhan-
terhadap perkembangan kebutuhan yang menunjang
kemampuan dan pengalaman pekerjaan kantor, seperti
sarana dan prasarana kantor.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Erwan P dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2007. METODE PENELITIAN
KUANTITATIF UNTUK ADMINISTRASI PUBLIK DAN MASALAH-
MASALAH SOSIAL. Yogyakarta: Gava Media.
Arep, Ishak dan T, Hendri. 2004. Manajemen Motivasi. Jakarta : PT Gramedia
Arikunto, Suharsini. 2006. PROSEDUR PENELITIAN SUATU PENDEKATAN
PRAKTIK. Jakarta: Rineka Cipta.
Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hadari, Nawawi. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang
Kompetitif. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Hasibuan, Malayu. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Hersey, Paul dan Ken Blanchard. 1986. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta :
Erlangga
Hook, John. 2006. Memotivasi Karyawan. Yogyakarta: Tugu.

9
Miftah, Thoha. 2003. Kepemimpinan dalam Manajemen: Suatu Pendekatan
Perilaku. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Nawawi, Hadari dan M. Martini Hadari. 1995. Kepemimpinan yang Efektif.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2012. METODE PENELITIAN
KUANTITATIF. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ramli, Rusli dan Adi Warsidi. 2002. Asas-asas Manajemen. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Robbin, Stephen P. 2002. ORGANISASI. Jakarta : Erlangga.
Siagian, Sondang. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta:
LP3S.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sutarto. 2006. Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
Sutrisno, Hadi. 2002. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi.
Teguh Ambar. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, Teori dan
Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Winardi. 2001. MOTIVASI DAN MEMOTIVASI. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nomor 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan

You might also like