Professional Documents
Culture Documents
Kebijakan Fiskal 2016
Kebijakan Fiskal 2016
Kebijakan Fiskal 2016
KEBIJAKAN FISKAL
Awan Setya Dewanta
1
13/11/2016
Framework ...
• First, reallocating government expenditures from private
goods to public goods, even while keeping total
government expenditure constant, could be associated
with higher and better growth.
• Second, fiscal policy is powerful enough to influence
macroeconomic expansion and contraction and to affect
intergenerational transfers through debt, social security,
taxation on extractable resources and pollution, and
subsidies and expenditures on mitigation and adaptation.
2
13/11/2016
3
13/11/2016
4
13/11/2016
5
13/11/2016
6
13/11/2016
7
13/11/2016
8
13/11/2016
9
13/11/2016
10
13/11/2016
Government Receipts
11
13/11/2016
I. Penerimaan Dalam Negeri 706 108 847 096 1 205 346 1 497 521 1 661 148
Penerimaan Perpajakan 490 988 619 922 873 874 1 148 365 1 310 219 79
Pajak Dalam Negeri 470 052 601 252 819 752 1 099 944 1 256 304 76
Pajak Penghasilan 238 431 317 615 431 122 538 760 591 621 36
Pajak Pertambahan Nilai 154 527 193 067 277 800 423 708 518 879 31
Pajak Bumi dan Bangunan 23 724 24 270 29 893 27 344 25 541 2
Bea Perolehan Hak atas Tanah 5 953 6 465 - 1 0 0 0
Cukai 44 679 56 719 77 010 104 730 114 284 7
Pajak Lainnya 2 738 3 116 3 928 5 402 5 980 0
Pajak Perdagangan Internasional 20 936 18 670 54 122 48 421 53 915 3
Bea Masuk 16 699 18 105 25 266 30 812 33 937 2
Pajak Ekspor 4 237 565 28 856 17 609 19 978 1
Penerimaan Bukan Pajak 215 120 227 174 331 472 349 156 350 930 21
Penerimaan Sumber Daya Alam 132 893 138 959 213 823 203 730 198 088 12
Bagian laba BUMN 23 223 26 050 28 184 36 456 37 000 2
Penerimaan Bukan Pajak Lainnya 56 873 53 796 69 361 85 471 91 083 5
Pendapatan Badan Layanan Umum 2 131 8 369 20 104 23 499 24 759 1
Jumlah 707 806 848 763 1 210 600 1 502 005 1 662 509
12
13/11/2016
Rp Billion
1960-61 1969-70 1974-75 1979-80 1983-84
Oil Companies 48.3 973.1 4259.6 9520.2
Corporation Tax
(14.44). (49.01) (52.73) (51.98)
Non-Oil Companies 15.6 91.2 297.1 757.44
Tax
(4.67) (4.59) (3.68) (4.13)
Corporation Tax 5.2 63.9 1064.3 4556.7 10277.6
Pajak Non-Minyak
• Penerimaan pajak non-minyak ini menunjukan
peranannya setelah era oil boom berakhir dan reformasi
perpajakan yang dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah
melakukan reformasi perpajakan tahun 1984, 1994, dan
1999. Setelah reformasi pajak, peran pajak langsung
semakin mendominasi penerimaan dibandingkan dengan
pajak tak langsung. Peran pajak tak langsung turun dari
74% (1969) menjadi 53% (1995). Tapi kemudian, peran
pajak langsung kembali menaik karena mengalami krisis
ekonomi.
13
13/11/2016
14
13/11/2016
Tax Revenue
15
13/11/2016
Taxation by Type
Tax Ratio
16
13/11/2016
Sumber: Setiyaji, G. and Hidayat Amin (2005), Evaluasi Kinerja Sistem Perpajakan
Indonesia, Jurnal Ekonomi, Jurnal Ekonomi Universitas Indonusa Esa Unggul,
November, Jakarta
17
13/11/2016
Tax Structure
18
13/11/2016
Government Expenditure
19
13/11/2016
Pengeluran Pemerintah
• Pengeluaran Rutin
Tahu Gaji dan Pengeluara Pembayara Pembelia
Sebagai akibat n Pensiun n Regional n Utang n Material
beban utang 1969 103.0 44.1 14.4 54.2
dan kebocoran
1974 420.1 201.9 73.7 320.4
anggaran,
1979 1,419.9 669.9 684.1 1,287.9
pengeluaran
rutin semakin 1984 3,046.8 1,883.3 2,776.5 1,722.4
20
13/11/2016
Pengeluaran Pembangunan
Bantuan Asing
21
13/11/2016
Pengeluaran
Pembangunan Pengeluaran Rutin
Pembaya Pembaya
Pembiaya Pembayar ran ran Pengelua
an an Bunga Bunga Bunga ran Rutin
Pembang Utang - Utang - Utang - Lainnya/
unan Pembiaya Bantuan Belanja Belanja Belanja Dalam Luar Tambaha Belanja Subsidi - Subsidi -
Tahun Rupiah an Proyek Sosial Barang Modal Pegawai Negeri Negeri n Bunga Lainnya BBM Non BBM
1990 4831 8404 0 1721 0 6909 0 6009 0 426 627 155
1991 7032 8834 0 2201 0 7753 0 6665 0 627 1187 175
1992 8687 9099 0 2432 0 9145 0 9806 0 724 0 175
1993 10030 9126 0 2980 0 10895 0 6122 0 766 0 175
1994 10389 10012 0 3751 0 13011 0 7131 0 843 0 175
1995 11561 11759 0 4745 0 15347 0 7175 0 843 0 143
1996 13491 12414 0 6589 0 18281 0 7820 0 1296 0 137
1997 15855 13026 0 8895 0 21192 0 7541 0 1299 0 137
1998 17253 40541 0 11425 0 24781 15000 31035 0 4685 27534 31276
1999 7032 8834 0 2201 0 7753 0 6665 0 627 1187 175
2000 9325.7 16600 0 9047.1 0 29990.4 34769.5 18559.1 0 11995.5 51135.2 8590.3
2001 19712 19670 0 9604 0 39544 66251 29277 0 6546 68381 13194
2002 27194 20220 0 13899 0 42196 63213 28325 0 10114 31162 11474
2003 51053 15094 0 16151 0 50426 48897 23255 0 18334 24512 10214
2004 50370 19239 0 16780 0 54217 39848 23710 0 19444 63083 10730
2005 0 0 43374 42312 54747 61167 42307 18675 0 29997 89194 29896
2006 0 0 42401 55507 66724 78905 58155 24340 0 44594 64212 43415
2007 0 0 25781 65260 75051 92844 58803 24752 0 50608 55604 49469
2008 0 0 32079 67476 85073 123542 65814 28980 0 59702 126816 107589
2009 0 0 53309 85464 73382 133709 70699 38891 0 77933 52392 105726
2010 0 0 32835 110634 88089 162410 71858 33793 0 69737 88891 112372
2011 0 0 15596 142826 140953 182875 76614 29970 0 81810 129724 107471
2012 0 0 68535 162012 176051 212255 84749 33036 0 86028 137380 107696
2013 0 0 19983 200735 184364 241606 80703 32541 0 73609 193805 123413
22
13/11/2016
4. Minyak Bumi Penerimaan 85 3,0 6,0 6,0 15,0 - Di luar daerah (>12mil)
dalam adalah penerimaan
Daerah pusat
setelah Pajak
5. Gas Alam Penerimaan 70 6,0 12,0 12,0 30,0 - Di luar daerah (>12mil)
dalam adalah penerimaan
Daerah pusat
setelah Pajak
II. Dana Alokasi Umum Penerimaan 75 2,5 22,5 25 - Sekurangnya 25% dari
bruto penerimaan domestik
domestik neto
minus - Dibagikan untuk
penerimaan
yang
seluruh provinsi &
dibagihasilka Kab/ Kota sesuai
n kepada formula.
daerah,
termasuk
Dana
Reboisasi
III. Dana Alokasi Khusus Total 60 0 40 0 40,0
Penerimaan
Retribusi
23
13/11/2016
24
13/11/2016
Problematika Anggaran
• Defisit anggaran
• Utang pemerintah dan trade balance
• Disinsentif pajak: Kasus pajak ekspor
kakao (dalam kuliah)
• Kebocoran ekonomi
• Desentralisasi
25
13/11/2016
Debt to GDP
26
13/11/2016
27
13/11/2016
Decentralization
28
13/11/2016
29
13/11/2016
30
13/11/2016
31
13/11/2016
Remark
• Restructuring government spending. More spending on
public goods at the margin may be associated with
accelerated growth, reduced poverty, and improved air
quality.
• Reforming tax systems. Plugging loopholes, reducing tax
evasion, and fairly taxing rents from natural resources can
make the tax system more efficient and less dependent
on indirect taxes. Once public spending becomes more
consistent with the objectives of economic growth, social
equity, and the environment, the tax base could be
broadened.
32
13/11/2016
TERIMA KASIH
33