Professional Documents
Culture Documents
Laporan Tutorial 4 A3
Laporan Tutorial 4 A3
OBESITAS
Nama Kelompok : A3
Nama Tutor : DR. Masfufatun, M.Si
Ketua Kelompok : Ravega Surya Adam.
Sekretaris Kelompok : Viona Rindu Pristia
Anggota Kelompok :
1. Raihan Daffa Kurniady 19700013
2. Andre Luciano Fenji C 19700015
3. Desak Putu Dayita N. 19700017
4. Ravega Surya Adam 19700014
5. Mochammad Mirza A. P. 19700016
6. Anak Agung Ayu Arisita D. 19700018
7. Teofilus Dani P. 19700089
8. Ardian Fakhri Aziz 19700091
9. Viona Rindu P. 19700093
10. Pasha Ayu Pristisa 19700090
11. Wiowen Izaaz Hernando 19700092
12. Devi Ma’ariful A. 19700094
13. Triesta Mystah Istyadzah 19700153
FAKULTAS KEDOKTERAN
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................2
SKENARIO BESERTA TABEL DISKUSI............................................................................................3
SKENARIO........................................................................................................................................3
TABEL DISKUSI...............................................................................................................................5
BAB 1 KATA SULIT.............................................................................................................................7
BAB 2 DAFTAR MASALAH................................................................................................................8
BAB 3 BRAINSTORMING....................................................................................................................9
BAB 4 PETA MASALAH....................................................................................................................10
BAB 5 TUJUAN PEMBELAJARAN...................................................................................................11
BAB 6 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................12
BAB 7 PETA KONSEP........................................................................................................................43
BAB 8 BHP DAN PHOP.....................................................................................................................44
BIOETIK...........................................................................................................................................44
PUBLIC HEALTH............................................................................................................................44
BAB 9 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................46
2
SKENARIO BESERTA TABEL DISKUSI
SKENARIO
STEP 1
Mrs. Besty, a former swimming athlete, 45 years old, visited a nutrition specialist for a diet
program. Based on her story, she began to notice that her weight could not return to her maiden
weight of 50 kg, since she gave birth to her 5 years old son. She is 160 cm tall, currently weight 85
kg. she lokes snack food, heavy and high carbohydrate meals, such as nasi padang komplit, many
kind of pastry, cake, cookies, and candies. The most favorite food is kripik which almost everyday
she consumes beetween teaching schedule. She never has time for exercise and also was lack of
physical activity. Previosly, he was 45 years old and her weight continued to incrase, and finally,
she decided to lose weight.
STEP 2
Temperatur : 37ᵒ C.
STEP 3
Laboratory Examination :
3
1. Are the information change your hypothesis?
2. Explain the interpretation of laboratory result.
EPILOG
Based on the examination result, the physician diagnosed her obesity and
hypercholesterol, and give her a balance diet program of 1500 kcal per day and suggest her to join
aerobic gymnastic group to incrase her physical activity.
GUIDING QUESTION
4
TABEL DISKUSI
SAYA
INFO TUJUAN
PROBLEM HIPOTESIS MEKANISME TIDAK
LAIN PEMBELAJARAN
TAHU
1. Peningkatan 1. Mrs. Betsy *keterangan 1. 1. Cara 1. Mahasiswa dapat
berat badan mengalami dibawah ini Kebutuhan menghi- mengetahui
setelah peningkatan kalori Mrs. tung BMR. bagaimana cara
berat badan 2. Metabo- menghitung
melahirkan. Betsy.
setelah lisme BMR seseorang.
2. Pola hidup melahirkan. 2. Ukuran protein, 2. Mahasiswa dapat
tidak sehat 2. Peningkatan lingkar karbohidrat mengetahui
dan tidak berat badan pinggang dan lemak bagaimana
teratur. menyebab- Mrs. Betsy. ke bentuk metabolisme
3. Tidak kan Mrs. 3. Kadar energy. protein,
peduli Betsy koleterol 3. Hubungan karbohidrat dan
mengalami obesitas lemak ke bentuk
tentang isu- dan
obesitas. dengan energy.
isu obesitas. 3. Obesitas tekanan hipertensi. 3. Mahasiswa dapat
terjadi darah Mrs. 4. Hubungan mengetahi apa
karena Mrs. Betsy. obesitas hubungan
Betsy dengan obesitas dengan
memiliki sesak hipertensi.
pola hidup nafas. 4. Mahasiswa dapat
yang tidak 5. Jenis-jenis mengetahui apa
sehat dan obesitas. hubungan
tidak 6. Jenis-jenis obesitas dengan
teratur. hipertensi. sesak nafas.
4. Pola hidup 5. Mahasiswa dapat
yang tidak mengeahui jenis-
sehat dan jenis obesitas.
tidak teratur 6. Mahasiswa dapat
menyebab- mengetahui
kan Mrs. jenis-jenis
Betsy hipertensi.
terkena
beberapa
penyakit.
5
*mekanisme
Setelah melahirkan
SUKA JARANG
MAKAN OLAHRAGA
BERAT BADAN
MENINGKAT
OBESITAS
HYPERKOLESTEROLIMIA
HIPERTENSI
6
BAB 1
KATA SULIT
1. Diet program : Sebuah program yang mengatur asupan makanan dan minuman
yang masuk ke dalam tubuh untuk mencapai atau menjaga berat
badan yang terkontrol.
2. Maiden Weight : Berat gadis (berat Mrs. Betsy)
3. Nasi padang komplit : Nasi putih yang disajikan dengan berbagai macam lauk pauk
khas Padang, Sumatera Barat.
4. Concerned : Khawatir
5. Physical activity : Aktivitas fisik
6. High carbohydrate : Makanan yeng memiliki karbohidrat tinggi
7. Lose weight : Menurunkan berat badan
8. Makan tidak teratur : Kegiatan makan yang tidak terjadwal (sesuka hati) yang dapat
menyebabkan berbagai masalah dalam tubuh.
7
BAB 2
DAFTAR MASALAH
8
BAB 3
BRAINSTORMING
1. Meningkatnya berat badan setelah melahirkan diakibatkan karena jarang berolah raga dan
pola makan yang buruk. Seperti makanan tinggi karbohidrat, suka snacks, cake, cookies,
dan memakan kripik pedas hamper setiap hari.
2. Kandungan yang terdapat dalam makanan yang dimakan adalah lemak, karbohidrat, dan
protein yang sangat tinggi.
3. Perhitungan berat badan yang ideal adalah BMI (Body Mass Indeks), cara menghitung
BMI adalah berat tubuh (KG) dibagi tinggi tubuh (CM) kuadrat. Jika hasilnya antara 18.5 –
24.9 maka normal, jika 24.9 – 29.9 adalah overweight dan diatas 30.0 adalah obesitas
4. Hubungan hipertensi dan obesitas adalah kadar kolesterol dalam darah ( LDL ) meningkat
menyebabkan plague di dinding pembuluh darah. Tersumbatnya pembuluh darah
menyebabkan resistensi dinding pembuluh darah meningkat, denyut jantung meningkat dan
tekanan darah meningkat. Yang akhirnya berakibat hipertensi
5. Hubungan diabetes dan obesitas adalah tubuh tidak memproduksi cukup insulin. Insulin
dibutuhkan tubuh untuk memproses gula. Kondisi ini disebut diabetes tipe 2.
6. Edukasi yang bisa diberikan kepada orang yang obesitas adalah membatasi asupan
makanan di batas normal dan menyempatkan diri untuk meningkatkan aktivitas fisik
seperti misalnya berolah raga
9
BAB 4
PETA MASALAH
Setelah melahirkan
SUKA JARANG
MAKAN OLAHRAGA
BERAT BADAN
MENINGKAT
OBESITAS
HIPERTENSI HYPERKOLESTEROLIMIA
10
BAB 5
TUJUAN PEMBELAJARAN
STEP 1
- Mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang dapat diakibatkan setelah melahirkan.
- Mahasiswa dapat menghitung berat badan ideal seseorang dengan rumus BMI.
- Mahasiswa dapat mengetahui kandungan kalori pada makanan yang sering
dimakan Mrs. Betsy.
- Mahasiswa dapat mengetahui metabolisme dari protein, lemak dan karbohidrat.
- Mahasiswa dapat mengetahui penyebab dari obesitas.
STEP 2
- Mahasiswa dapat mengetahui berapa batas ideal dari ukuran lingkar pinggang
wanita dan laki laki.
- Mahasiswa dapat mengetahui dampak dari pernafasan yang tidak normal karena
jaringan di bagian pangkal tenggorokan tidak bisa membuka sehingga
menyebabkan kelurnya CO2 dan O2 masuk ke dalam darah.
- Mahasiswa dapat mengetahui penyakit komplikasi yang diakibatkan dari obesitas
seperti hipertensi, sesak nafas, gagal ginjal, dan jantung.
STEP 3
11
BAB 6
TINJAUAN PUSTAKA
1. OBESITAS
12
energi tersebut akan di simpan sebagai lemak. Oleh karena itu, kelebihan adipositas (obesitas)
disebabkan masukan energi yang melebihi pengeluaran energi. Untuk setiap kelebihan energy
sebanyak 9,3 kalori yang masuk ke tubuh, kira-kira 1 gram lemak akan disimpan. Lemak
disimpan terutama di aposit pada jaringan subkutan dan rongga intraperitoneal, walaupun hati
dan jaringan tubuh lainnya seringkali menimbun cukup lemak pada orang obesitas.
Perkembangan obesitas pada orang dewasa juga terjadi akibat penambahan jumlah adiposit dan
peningkatan ukurannya. Seseorang dengan obesitas yang ekstrem dapat memiliki adiposity
sebanyak empat kali normal, dan setiap adiposit memiliki lipid dua kali lebih banyak dari orang
yang kurus (Guyton, 2007)
14
menggerakkan nafsu makan (awal atau pusat makan) dan hipotalamus
ventromedial (HVM) yang bertugas menintangi nafsu makan (pemberhentian atau
pusat kenyang). Dan hasil penelitian didapatkan bahwa bila HL rusak/hancur maka
individu menolak untuk makan atau minum, dan akan mati kecuali bila dipaksa
diberi makan dan minum (diberi infus). Sedangkan bila kerusakan terjadi pada
bagian HVM, maka seseorang akan menjadi rakus dan kegemukan. Dibuktikan
bahwa lesi pada hipotalamus bagian ventromedial dapat menyebabkan seekor
binatang makan secara berlebihan dan obesitas, serta terjadi perubahan yang nyata
pada neurotransmiter di hipotalamus berupa peningkatan oreksigenik seperti NPY
dan penurunan pembentukan zat anoreksigenik seperti leptin dan α-MSH pada
hewan obesitas yang dibatasi makannya (Guyton, 2007).
e. Hormonal
Dari segi hormonal terdapat leptin, insulin, kortisol, dan peptide usus. Leptin
adalah sitokin yang menyerupai polipeptida yang dihasilkan oleh adiposit yang bekerja
melalui aktivasi reseptor hipotalamus. Injeksi leptin akan mengakibatkan penurunan
jumlah makanan yang dikonsumsi. Insulin adalah anabolic hormon, insulin diketahui
berhubungan langsung dalam penyimpanan dan penggunaan energi pada sel adiposa.
Kortisol adalah glukokortikoid yang bekerja dalam mobilisasi asam lemak yang tersimpan
pada trigliserida, hepatic glukoneogenesis, dan proteolisis (Wilborn et al, 2005).
f. Dampak penyakit lain
Faktor terakhir penyebab obesitas adalah karena dampak/sindroma dari penyakit
lain. Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan obesitas adalah hypogonadism, Cushing
syndrome, hypothyroidism, insulinoma, craniophryngioma dan gangguan lain pada
hipotalamus. Beberapa anggapan menyatakan bahwa berat badan seseorang diregulasi
baik oleh endokrin dan komponenen neural. Berdasarkan anggapan itu maka sedikit saja
kekacauan pada regulasi ini akan mempunyai efek pada berat badan (Flier et al, 2005).
e. Obat-obatan
Saat ini sudah terdapat beberapa obat yang dapat merangsang pusat lapar
didalam tubuh. Dengan demikian orang yang mengkonsumsi obat-obatan tersebut, nafsu
makannya akan meningkat, apalagi jika dikonsumsi dalam waktu yang relative lama,
seperti dalam keadaan penyembuhan suatu penyakit, maka hal ini akan memicu terjadinya
kegemukan (Purwati, 2001).
IMT dapat digunakan untuk menunjukan status gizi pada orang dewasa yang dapat
dilihat dalam dalam tabel 1 dan tabel 2.
<18,5 Kurus
18,5-24,9 Normal
25,0-29.9 Pre-Obesitas
17
Berdasarkan penyebaran lemak didalam tubuh, ada dua tipe obesitas yaitu:
a) Tipe buah apel (Adroid), pada tipe ini ditandai dengan pertumbuhanlemak yang
berlebih dibagian tubuh sebelah atas yaitu sekitar dada, pundak, leher, dan
muka. Tipe ini pada umumnya dialami pria dan wanita yang sudah menopause.
Lemak yang menumpuk adalah lemak jenuh.
b) Tipe buah pear (Genoid), tipe ini mempunyai timbunan lemak pada bagian
bawah, yaitu sekitar perut, pinggul, paha, dan pantat. Tipe ini banyak diderita
oleh perempuan. Jenis timbunan lemaknya adalah lemak tidak jenuh.
Tabel 2.3. Resiko Relative (RR) terjadinya Masalah Kesehatan yang Berhubungan
dengan Obesitas
Resiko relatif Resiko relatif Resiko relatif
meningkat tajam meningkat sedang meningkat ringan
RR ≥ 3 RR 2-3 RR >1-<2
a) Hipertensi
Orang dengan obesitas akan mempunyai resiko yang tinggi terhadap Penyakit
hipertensi. Menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa pada usia 20 – 39 tahun orang
obesitas mempunyai resiko dua kali lebih besar terserang hipertensi dibandingkan dengan
orang yang mempunyai berat Badan normal (Wirakusumah, 1994). badan seseorang.
Penelitian lain juga menunjukkan kegemukan yang terjadi pada usia 20 – 40 tahun ternyata
berpengaruh lebih besar terjadinya penyakit jantung dibandingkan kegemukan yang terjadi
pada usia yang lebih tua (Purwati, 2010).
b) Jantung koroner
Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang terjadi akibat penyempitan
pembuluh darah koroner. Hasil penelitian menyebutkan bahwa dari 500 penderita
kegemukan, sekitar 88 % mendapat resiko terserang penyakit jantung koroner.
Meningkatnya factor resiko penyakit jantung koroner sejalan dengan terjadinya
penambahan berat.
c) Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus dapat disebut penyakit keturunan, tetapi kondisi tersebut tidak
selalu timbul jika seseorang tidak kelebihan berat badan. Lebih dari 90 % penderita
diabetes mellitus tipe serangan dewasa adalah penderita kegemukan. Pada umumnya
penderita diabetes mempunyai kadar lemak yang abnormal dalam darah. Maka, dianjurkan
bagi penderita diabetes yang ingin menurunkan berat badan sebaiknya dilakukan dengan
mengurangi konsumsi bahan makanan sumber lemak dan lebih banyak mengkonsumsi
makanan tinggi serat (Purwati, 2001)
d) Gout
Penderita obesitas mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit radang sendi yang
lebih serius jika dibandingkan dengan orang yang berat badannya ideal. Penderita obesitas
yang juga menderita gout harus menurunkan berat badannya secara perlahan-lahan
(Purwati, 2001)
e) Batu Empedu
Penderita obesitas mempunyai resiko terserang batu empedu lebih tinggi karena
ketika tubuh mengubah kelebihan lemak makanan menjadi lemak tubuh, cairan empedu
lebih banyak diproduksi didalam hati dan disimpan dalam kantong empedu. Penyakit batu
empedu lebih sering terjadi pada penderita obesitas tipe buah apel. Penurunan berat badan
tidak akan mengobati penyakit batu empedu, tetapi hanya membantu dalam
19
pencegahannya. Sedangkan untuk mengobati batu empedu harus menggunakan sinar
ultrasonic maupun melalui pembedahan (Andrianto, 1990).
f) Kanker
Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa laki-laki dengan obesitas akan
beresiko terkena kanker usus besar, rectum, dan kelenjar prostate. Sedangkan pada wanita
akan beresiko terkena kanker rahim dan kanker payudara. Untuk mengurangi resiko
tersebut konsumsi lemak total harus dikurangi. Pengurangan lemak dalam makanan
sebanyak 20 – 25 % perkilo kalori merupakan pencegahan terhadap resiko penyakit kanker
payudara (Purwati, 2001).
20
Pencegahan obesitas Mencegah overweight menjadi obesitas seharusnya lebih mudah dan
lebih efektif daripada mengatasi seseorang yang sudah terlanjur obesitas. Sesorang yang berat
badannya hanya sedikit berlebih , terkadang tidak mempunyai motivasi dalam menurunkan
beran badannya. 13 Berikut ini pencegahan terjadinya obesitas yaitu :
1) Mengubah pilihan makanan menjadi lebih sehat dan seimbang.
2) Menurunkan asupan energi total sehingga sebanding dengan keluaran energi.
3) Mengatur konsumsi cemilan atau makanan yang lebih sehat.
4) Melakukan lebih banyak aktivtas fisik, dan mengurangi sedentary time. Berolahraga
setidaknya 30 menit setiap hari, atau paling tidak dua kali dalam seminggu.
5) Memeriksa Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk mengetahui berat tubuh remaja normal atau
obesitas serta kesadaran dini mengenai perlunya melakukan sesuatu untuk menurunkan
berat badannya.
2.2 Karbohidrat
Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom
Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen clan oksigen dalam
komposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam
amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan (Hutahalung, 2004).
Sumber karbohidrat nabati dalam glikogen bentuk glikogen, hanya dijumpai pada otot dan
hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam susu. Pada tumbuh-
tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari basil reaksi CO2 dan H2O melalui proses foto sintese di
dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil). Matahari merupakan
sumber dari seluruh kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda dari kehidupan tidak akan dijumpai
(Hutagalung, 2004).
Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai
penghasil enersi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Walaupun lemak
menghasilkan enersi lebih besar, namun karbohidrat lebih banyak di konsumsi sehari-hari
sebagai bahan makanan pokok, terutama pada negara sedang berkembang. Di negara sedang
berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80% dari total kalori, bahkan pada daerah-
daerah miskin bisa mencapai 90%. Sedangkan pada negara maju karbohidrat dikonsumsi hanya
sekitar 40-60%. Hal ini disebabkan sumber bahan makanan yang mengandung karbohidrat
lebih murah harganya dibandingkan sumber bahan makanan kaya lemak maupun protein.
Karbohidrat banyak ditemukan pada serealia (beras, gandum, jagung, kentang dan sebagainya),
serta pada biji-bijian yang tersebar luas di alam (Hutagalung, 2004).
2.2.1 Metabolisme karbohidrat
Semua jenis karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, proses
penyerapan ini terjadi di usus halus. Glukosa dan galaktosa memasuki aliran darah
dengan jalan transfer aktif, sedangkan fruktosa dengan jalan difusi. Para ahli
sepakat bahwa karbohidrat hanya dapat diserap dalam bentuk disakarida. Hal ini
dibuktikan dengan dijumpainya maltosa, sukrosa dan laktosa dalam urine apabila
mengkonsumsi gula dalam jumlah banyak. Akhimya berbagai jenis karbohidrat
diubah menjadi glukosa sebelum diikut sertakan dalam proses metabolisme. Proses
metabolisme karbohidrat yaitu sebagai berikut:
24
1. Glikolisis
Glikolisis adalah rangkaian reaksi kimia penguraian glukosa (yang
memiliki 6 atom C) menjadi asam piruvat (senyawa yang memiliki 3 atom C),
NADH, dan ATP. NADH (Nikotinamida Adenina Dinukleotida Hidrogen)
adalah koenzim yang mengikat elektron (H), sehingga disebut sumber elektron
berenergi tinggi. ATP (adenosin trifosfat) merupakan senyawa berenergi
tinggi. Setiap pelepasan gugus fosfatnya menghasilkan energi. Pada proses
glikolisis, setiap 1 molekul glukosa diubah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2
NADH, dan 2 ATP (Rochimah, 2009).
Glikolisis memiliki sifat-sifat, antara lain: glikolisis dapat berlangsung
secara aerob maupun anaerob, glikolisis melibatkan enzim ATP dan ADP,
serta peranan ATP dan ADP pada glikolisis adalah memindahkan
(mentransfer) fosfat dari molekul yang satu ke molekul yang lain. Pada sel
eukariotik, glikolisis terjadi di sitoplasma (sitosol). Glikolisis terjadi melalui
10 tahapan yang terdiri dari 5 tahapan penggunaan energi dan 5 tahapan
pelepasan energi. Berikut ini reaksi glikolisis secara lengkap: Dari skema
tahapan glikolisis menunjukkan bahwa energi yang dibutuhkan pada tahap
penggunaan energi adalah 2 ATP. Sementara itu, energy yang dihasilkan pada
tahap pelepasan energi adalah 4 ATP dan 2 NADH. Dengan demikian, selisih
energi atau hasil akhir glikolisis adalah 2 ATP + 2 NADH (Rochimah, 2009).
Proses pembentukan ATP inilah yang disebut fosforilasi. Pada tahapan
glikolisis tersebut, enzim mentransfer gugus fosfat dari substrat (molekul
organic dalam glikolisis) ke ADP sehingga prosesnya disebut fosforilasi
tingkat substrat (Rochimah, 2009).
25
26
I. Dekarboksilasi oksidatif
Tahapan dekarboksilasi oksidatif, yaitu tahapan pembentukan CO2 melalui reaksi
oksidasi reduksi (redoks) dengan O2 sebagai penerima elektronnya. Dekarboksilasi
oksidatif ini terjadi di dalam mitokondria sebelum masuk ke tahapan siklus Krebs. Oleh
karena itu, tahapan ini disebut sebagai tahapan sambungan (junction) antara glikolisis
dengan siklus Krebs. Pada tahapan ini, asam piruvat (3 atom C) hasil glikolisis dari sitosol
diubah menjadi asetil koenzim A (2 atom C) di dalam mitokondria. Pada tahap 1, molekul
piruvat (3 atom C) melepaskan elektron (oksidasi) membentuk CO2 (piruvat dipecah
menjadi CO2 dan molekul berkarbon 2). Pada tahap 2, NAD+ direduksi (menerima
elektron) menjadi NADH + H+. Pada tahap 3, molekul berkarbon 2 dioksidasi dan
mengikat Ko-A (koenzim A) sehingga terbentuk asetil Ko-A. Hasil akhir tahapan ini
adalah asetil koenzim A, CO2, dan 2NADH (Rochimah, 2009). Berikut gambar di bawah
ini reaksi dekarboksilasi oksidatif dan reaksinya.
27
II. Siklus Krebs
Siklus Krebs terjadi di matriks mitokondria dan disebut juga siklus asam
trikarboksilat. Hal ini disebabkan siklus Krebs tersebut menghasilkan senyawa yang
mempunyai gugus karboksil, seperti asam sitrat dan asam isositrat. Asetil koenzim A hasi
dekarboksilasi oksidatif memasuki matriks mitokondria untuk bergabung dengan asam
oksaloasetat dalam siklus Krebs, membentuk asam sitrat. Demikian seterusnya, asam
sitrat membentuk bermacam-macam zat dan akhirnya membentuk asam oksaloasetat lagi
(Rochimah, 2009).
28
Sementara itu, hasil glikolisis menghasilkan 2 molekul piruvat (untuk 1 molekul
glukosa). Oleh karena itu, hasil akhir total dari siklus Krebs tersebut adalah 2 kalinya. Dengan
demikian, diperoleh hasil sebanyak 6 NADH, 2FADH2 dan 2ATP (ingat: jumlah ini untuk
katabolisme setiap 1 molekul glukosa).
29
Setiap molekul glukosa akan menghasilkan 36 ATP dalam respirasi. Hasil ini
berbeda dengan respirasi pada organism prokariotik. Telah diketahui bahwa oksidasi
NADH atau NADPH2 dan FADH2 terjadi dalam membrane mitokondria, namun ada
NADH yang dibentuk di sitoplasma (dalam proses glikolisis). Pada organism eukariotik,
untuk memasukkan setiap 1 NADH dari sitoplasma ke dalam mitokondria diperlukan 1
ATP. Dengan demikian, 2 NADH dari glikolisis menghasilkan hasil bersih 4 ATP setelah
dikurangi 2 ATP. Sementara itu, pada organisme prokariotik, karena tidak memiliki sistem
membran dalam maka tidak diperlukan ATP lagi untuk memasukkan NADH ke dalam
mitokondria sehingga 2 NADH menghasilkan 6 ATP. Akibatnya total hasil bersih ATP
yang dihasilkan respirasi aerob pada organisme prokariotik, yaitu 38 ATP (Sembiring,
2009).
IV. Glikogenesis
Kelebihan glukosa dalam
tubuh akan disimpan dalam hati dan
otot (glikogen) ini disebut
glikogenesis. Glukosa yang berlebih
ini akan mengalami fosforilasi
menjadi glukosa-6-phospat. Di otot
reakssi ini dikatalis oleh enzim
30
heksokinase sedangkan di hati dikatalis oleh glukokinase. Glukosa-6-phospat diubah
menjadi glukosa-1-phospat dengan katalis fosfoglukomutase menjadi glukosa-1,6-
biphospat. Selanjutnya glukosa-1-phospat bereaksi ddengan uridin triphospat (UTP) untuk
membentuk uridin biphospat glukosa (UDPGlc) dengan katalis UDPGlc pirofosforilase.
Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikantan
glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga
membebaskan UDP. Reaksi ini dikatalis oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen
yang sudah ada sebelumnya harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer
selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glokogenin.
Setelah rantai glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa tersebut hingga
mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk cabang memindahkan
bagian dari rantai 1 ke 4 (panjang minimal 6 residu glukosa0 pada rantai yang
berdekatan untuk membentuk rangkaian 1 ke 6 sehingga membuat titik cabang pad
molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh dengan penambahan cabang
selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal yang non reduktif bertambaah, jumlah total
tapak reaktif dalam molekul akan meningkat sehinggaa akan mempercepat glikogenesis
maupun glikogenolisis (Mulasari dan Tri, 2013).
V. Glikogenolisis
Proses perubahan glikogen menjadi glukosa. atau kebalikan dari glikogenesis.
VI. Glikoneogenesis
Proses pembentukan glukosa dari senyawa prekursor karbohidrat pada jaringan hewan
(hati), tumbuhan (biji) dan mikroorganisme Pada hewan prekursor penting dalam
glukoneogenesis :piruvat, gliserol dan asam Amino Reaksi glukoneogenesis berlangsung
di semua organisme dengan pola yang sama, perbedaan terjadi pada beberapa senyawa
metabolit dan sistem pengaturannya. Perbedaan utama glikolisis dan glukoneogenesis:
Glikolisis : glukosa menjadi piruvat
31
Glukoneogenesis : piruvat menjadi glukosa
Pengaturan glikolisis dan glukoneogenesis adalah secara berlawanan. Asetil KoA
akan menghambat secara allosterik pembentukan piruvat menjadi asetil Ko A, tetapi
meningkatkan piruvat menjadi oksaloasetat.
Kelebihan glukosa pada organisme akan diubah menjadi glikogen (pada hewan),
amilum, sukrosa dan polisakarida yang lain (pada tumbuhan) Glukosa akan diubah menjadi
glukosa nukleotida yakni glukosa-UDP (uridin difosfat) yang dikatalisis oleh glikogen
sintetase untuk pembentukan ikatan a1 menjadi 4, untuk pembentukan ikatan 1 menjadi 6
oleh glikosil (1 menjadi 6) transferase atau amilo (1 menjadi 4) menjadi (1 menjadi 6)
transglikosilase Glukosa-UDP juga merupakan substrat bagi sintesis sukrosa sedangkan
glukosa-ADP merupakan substrat bagi sintesis amilum (Najmiatul, 2011).
32
b. Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil enersi. Kebutuhan tubuh
akan enersi merupakan prioritas pertama; bila karbohidrat yang di konsumsi tidak
mencukupi untuk kebutuhan enersi tubuh dan jika tidak cukup terdapat lemak di
dalam makanan atau cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka protein
akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil enersi. Dengan demikian
protein akan meninggalkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Apabila
keadaan ini berlangsung terus menerus, maka keadaan kekurangan enersi dan
protein (KEP) tidak dapat dihindari lagi.
c. Membantu metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat mencegah
terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.
d. Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.
e. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa
rnisalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa merupakan merupakan
komponen yang penting dalam asam nukleat.
f. Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna, mengandung
serat (dietary fiber) berguna untuk pencernaan, memperlancar defekasi.
2.3 Lemak
Lemak merupakan sumber nutrisi yang disimpan dari tubuh dan berasal dari makanan
yang dikonsumsi. Zat gizi ini menyumbangkan 60 % dari total energi yang dibutuhkan
pada saat beristirahat dan juga dibutuhkan dalam jumlah lebih besar saatz berolahraga.
Ketika mengonsumsi makanan yang mengandung lemak, maka akan terjadi penyimpanan
dalam tubuh. Selain itu jika terdapat kelebihan konsumsi protein dan karbohidrat, maka
kedua zat ini akan dikonversi menjadi lemak. Namun, reaksi ini tidak terjadi sebaliknya,
lemak tidak dapat diubah kembali menjadi protein dan karbohidrat. Lemak, disebut juga
lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama
untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua
sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-
sel lemak sebagai cadangan energy (Tika, 2011).
2.3.1 Metabolisme lemak
Metabolisme Lemak Ada 3 fase:
â oksidasi: proses merubah asam lemak menjadi asetil Co-A
Siklus Kreb: proses merubah asetil Co-A menjadi H
Fosforilasi Oksidatif: proses mereaksikan H + O menjadi H2O + ATP
Metabolisme Lemak:
1. Di mulut, lemak mulai mengalami tahapan pencernaan, terjadi penyesuaian suhu tertentu
pada saat lemak dikunyah di mulut.
33
2. Pada lambung, lemak mengalami proses pencernaan dengan bantuan asam dan enzim
menjadi bentuk yang lebih sederhana.
3. Selanjutnya lemak akan memasuki hati, empedu, dan masuk ke dalam usus kecil.
4. Dari kantung empedu lemak akan bergabung dengan bile yang merupakan senyawa yang
penting untuk proses pencernaan pada usus kecil. Selanjutnya hasil pemecahan tersebut
akan diubah oleh enzim lipase pankreas menjadi asam lemak dan gliserol
5. Kelebihan lemak kemudian disimpan dalam tubuh, dan sebagai akan bergabung dengan
senyawa lain seperti fiber yang akan di keluarkan melewat usus besar.
37
menghemat protein,
sebagai pelumas, dan
memelihara suhu tubuh (Tika, 2011).
2.4 Protein
Protein bersama karbohidrat dan lemak merupakan sumber energi bagi tubuh. Protein
tersusun dari molekul-molekul yang disebut asam amino. Di dalam tubuh mamalia asam amino
terbagi menjadi dua bagian yaitu asam amino esensial dan non esensial. Asam amino esensial
ialah asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh. Asam amino esensial dapat disintesis
oleh tubuh namun tetap diperlukan asupan dari makanan untuk menjaga keseimbangan asam
amino tersebut di dalam tubuh (Burnama, 2011).
Metabolisme protein meliputi:
1. Degradasi protein (makanan dan protein intraseluler)
menjadi asam amino
2. Oksidasi asam amino
3. Biosintesis asam amino
4. Biosintesis protein
Gambar 1. Jalur metabolisme asam amino dalam siklus asam sitrat
Setiap asam amino didegradasi menjadi piruvat atau zat siklus asam sitrat lainnya
dan dapat menjadi prekrusor sintesis glukosa di hepar yang disebut glikogenik atau
glukoneogenik. Untuk beberapa asam amino seperti tirosin dan fenilalanin, hanya sebagian
dari rantai karbonnya yang digunakan untuk mensintesis glukosa karena sisa rantai karbon
di ubah menjadi asetil koa yang tidak dapat digunakan untuk sintesis glukosa (Burnama,
2011).
Metabolisme protein menurut Suparyanto (2010) dalam Mulasari dan Tri (2013) yaitu:
a. Penggunaan Protein Untuk Energi
38
1. Jika jumlah protein terus meningkat → protein sel dipecah jadi asam amino untuk
dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak.
2. Pemecahan protein jadi asam amino terjadi di hati dengan proses deaminasi atau
transaminasi.
3. Deaminasi merupakan proses pembuangan gugus amino dari asam amino sedangkan
transaminasi adalah proses perubahan asam amino menjadi asam keto.
b. Pemecahan protein
Transaminasi yaitu mengubah alanin dan alfa ketoglutarat menjadi piruvat dan
glutamate.
Diaminasi yaitu mengubah asam amino dan NAD+ menjadi asam keto dan NH3. NH3
merupakan racun bagi tubuh, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal. Maka harus diubah
dulu menjadi urea (di hati) agar dapat dibuang oleh ginjal.
c. Ekskresi NH3
NH3 tidak dapat diekskresi
oleh ginjal dan harus diubah dulu
menjadi urea oleh hati. Jika hati ada
kelainan (sakit) maka proses
pengubahan NH3 akan terganggu dan
akan terjadi penumpukan NH3 di
dalam darah yang menyebabkan
terjadinya uremia. NH3 bersifat
meracuni otak yang dapat
menyebabkan koma. Jika hati telah
rusak maka disebut koma hepatikum.
d. Pemecahan protein
Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein menjadi
zat yang dapat masuk ke dalam siklus Krebs. Zat-zat yang dapat masuk adalah alfa
ketoglutarat, suksinil Ko-A, fumarat, oksaloasetat, dan sitrat.
39
e. Siklus krebs
Siklus ini merupakan
proses perubahan asetil Co-A
menjadi H dan CO2. Proses
ini terjadi di mitokondria.
Pengambilan asetil Co-A di
sitoplasma dilakukan oleh
oksaloasetat. Proses
pengambilan ini terus
berlangsung sampai asetil Co-
A di sitoplasma habis. Oksalo
asetat berasal dari asam
piruvat. Jika asupan nutrisi
kekurangan karbohidrat maka
juga akan kekurangan asam
piruvat dan oksaloasetat.
f. Rantai respirasi
Hydrogen hasil utama dari siklus krebs ditangkap oleh carrier NAD menjadi
NADH. Hydrogen dari NADH ditransfer ke flavoprotein, quinon, sitokrom b, sitokrom c,
sitokrom a3, terus direaksikan dengan O2 membentuk H2O dan energy.
g. Fosforilasi oksidatif
Dalam proses rantai respirasi dihasilkan energy yang tinggi, energy tersebut ditangkap
oleh ADP untuk menambah satu gugus fosfat menjadi ATP.
40
h. Keratin dan kreatinin
Keratin disintesa di hati dari metionin, glisin, dan arginin. Dalam otot rangka
difosforilasi fosforilkreatin (simpanan energy). Fosforilkreatin dapat mejadi kreatinin dan
gerak urine.
41
BAB 7
PETA KONSEP
Program diet
1500 kkal/hari
Senam aerobic
OBESITAS
42
BAB 8
BHP DAN PHOP
BIOETIK
Pada bioethic humanity program, dokter harus menyampaikan informasi kepada pasien
tentang bahaya dari obesitas. Dimulai dari penyakit yang dapat diderita akibat obesitas sampai
faktor-faktor yang menyebabkan pasien mengalami obesitas. Seseorang yang mengalami obesitas
dapat terserang berbagai penyakit dengan mudah. Penyakit yang menyerang orang obesitas yaitu
Diabetes Millitus (DM) Tipe II, gagal ginjal, penyakit jantung, masalah pernapasan
(hypoventilation), penyakit cardiovascular, serta dapat terserang kanker. Sedangkan factor-faktor
yang mengakibtkan seseorang mengalami obesitas adalah genetic, usia, kurangnya aktivitas fisik,
kebanyakan makan atau bahkan memiliki pola makan yang tidak terartur dan tidak sehat.
PUBLIC HEALTH
Sehat menurut UU No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyatakan jika arti sehat
adalah keadaan sehat baik fisik, mental, spiritual, dan sosial, memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan menurut teori Blum 1981, sehat itu dapat
dipengaruhi 4 faktor yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku masyarakat, faktor pelayanan
kesehatan, dan faktor keturunan.
Berdasarkan teori tersebut, jika dikaitkan dengan kasus wanita obesitas, maka wanita itu
terlihat sehat, akan tetapi dalamnya sakit. Beberapa penyakit yang dialami wanita tersebut yaitu
kelebihan berat badan, hipertensi, dan hypercholesterolemia. Seseorang dapat dikatakan sehat juga
harus sesuai dengan standart BMI. Ditinjau menurut teori Blum, pada faktor lingkungan sangat
mendukung wanita tersebut sampai obesitas. Kondisi setelah melahirkan yang memerlukan banyak
asupan sebagai ASI yang tidak dikontrol, dan ditambah dengan senang mengkonsumsi makanan
yang tinggi karbohidart, lemak dan protein mempercepat penambahan berat badan. Faktor perilaku
masyarakat, masih mempercayai jika wanita hamil sedang mengidam maka harus dituruti karena
jika tidak maka anaknya akan suka ngiler. Oleh karena itu wanita hamil akan menuruti apa saja
yang dia inginkan. Pada faktor pelayanan kesehatan wanita tersebut sudah mengunjungi spesialis
nutrisi (ahli gizi) untuk konsultasi masalah program diet. Obesitas jiga bisa jadi karena memiliki
keturunan yang semuanya obesitas, padahal dengan cara mengontrol dan menyeimbangkan antara
intake dan output dapat mengendalikan berat badan.
Gaya hidup adalah suatu gaya hidup yang memperhatikan faktor-faktor tertentu yang
mempengaruhi kesehatan antara lain makanan dan olahraga. Selain itu, gaya hidup seseorang jika
mempengaruhi tingkat kesehatan (Aden, 2010)
Hal-hal yang mempengaruhi gaya hidup sehat
1. Berolahraga secara rutin
43
2. Konsumsi makanan sehat
3. Istirahat cukup
Sangat bertolak belakang antara faktor yang mempengaruhi gaya hidup sehat dengan gaya
hidup wanita pada kasus yang diangkat. Pada kasus, wanita tersebut jarang berolahraga setelah
melahirkan meskipun ia adalah mantan seorang atlet. Senang mengkonsumsi makanan tinggi
karbohidrat, lemak dan protein, contohnya nasi padang komplit, keripik pedas, pastry, cakes,
cookies, dan candies. Mengkonsumsi makanan tersebut secara terus menerus tanpa diimbangi ngan
berolahraga, maka intake akan lebih besar dari pada output. Demikian dapan menyebabkan lemak
tertimbun dan menjadi obesitas.
Cara melakukan gaya hidup sehat, (Proverawati dan Eni, 2012)
1. Udara bersih, parupun sehat
2. Banyak minum air putih
3. Konsumsi menu bergizi dan seimbang
4. Seimbang antara melakukan aktivita, olahraga dan istirahat
5. Tidur dan istirahat cukup
6. Kontrol kerja otak
7. Menggunakan suplemen bergizi
Faktor yang mempengaruhi gaya hidup sehat
1. Gaya perilaku
2. Perubahan gaya hidup
44
BAB 9
DAFTAR PUSTAKA
Dorland WA, Newman. 2010. Kamus Kedokteran Dorland edisi 31. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. p. 702, 1003.
Adnyana, Ketut. 2005. Obesitas Sebagai Masalah Kesehatan. Bandung : Departemen Farmasi
FMIPA ITB pp. 30-35
Arief, Mochammad. 2004. Pengantar Metodelogi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Klaten
Selatan : CSGF pp 71-76
Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineke Cipta
Battegay,
Edouard J. LIP, Gregory L.H. Bakris, George S. 2005. Hypertension : Principles And Practice :
Definition And Classification Hypertension . United States of America : Taylor & Francis Group
pp. 17
Behrmann, Kliegman, Arvin. 2000. Nelson Ilmu Kesehatan Anak : Sistem Kardiovaskuler.
Jakarta : EGC pp. 1549-1550 CDC, 2010.
Guyton, Arthur C & Hall Ph.D, John E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran : Hipertensi Primer.
Jakarta :EGC pp.239
Hoffman, Julien. 2007. Buku Ajar Pediatri Rudolph Vol. 3 : Hipertensi Arterial Sistemik. Jakarta :
EGC pp. 1697-1698
Kamso S, Rumawas JS, Lukito W, et al. 2007. Determinants of blood pressure among Indonesian
elderly individuals who are of normal and over-weight: a cross sectional study in an urban
population. www.PubMed.com . Download tanggal 12 Oktober 2019 Vol.25 No.11 :2317-24
Kaplan, Bernard s. 2005. Pedoman Klinis Pediatri : Hipertensi. Jakarta : EGC pp. 416-420
Burnama, Fitra Jaya. 2011. Metabolisme Protein dan Asam Nukleat. Universitas Syiah
Kuala: Banda Aceh
45
Hutagalung, Halomoan. 2004. Karbohidrat. Universitas Sumatera Utara: Sumatera Utara
Kistinnah, Idun dan Endang Sri Lestari. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya.
Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional: Jakarta
Mulasari, Surahma Asti dan Tri Wahyuni Sukesi. 2013. Biokimia. Penerbit Pustaka
Kesehatan: Yogyakarta
Rochmah, Siti Nur. 2009. Biologi. Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional: Jakarta
Aden, R.. 2010. Menjalani Pola & Gaya Hidup Sehat. Yogyakarta: Hanggar Kreator
Blum, Hendrik L.. 1981. Planning for Health: Generics for The Eighties. New York: Human
Sciences Press
Pemerintah Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan. Lembaran Negara RI Tahun 2009 No. 144. Jakarta: Sekretariat Negara
Proverawati, Atikah dan Eni Rahmawati. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Yogyakarta:
Nuha Medika
46