Hubungan DKP Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Di Rsud Dr. M. Yunus Bengkulu

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

HUBUNGAN DKP DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI

DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU


Dian Arsiana, Mariati, Yuniarti

Poltekkes Bengkulu Jurusan Kebidanan, Jl. Indragiri No. 3 Bengkulu, E-mail :


dian83rinjani@yahoo.com
Poltekkes Bengkulu, Jurusan Kebidanan Jl. Indragiri No.3 Bengkulu
Poltekkes Bengkulu, Jurusan Kebidanan Jl. Indragiri No.3 Bengkulu

Abstract : Earlier rupture at membrane case has a great contribution to perinatal mortality, one of
which is caused by the DKP. Earlier rupture at membrane case at the Dr. M. Yunus hospital
Bengkulu increases every year. In 2011, it is recorded Earlier rupture at membrane 482 case
(21,5%). The purpose of this study is to recognize DKP correlation with the earlier rupture at
membrane case in Dr M. Yunus hospital Bengkulu 2012. This study used case-control design
where all in the space C1 maternal Midwifery in 2011 amounted to 2244 people, a sample is taken
with a ratio of 1:1 ie 190 by systematic random sampling. The research was conducted in July to
August 2012. Retrieval of data using secondary data obtained from maternal registers. Data were
analyzed with univariate and bivariate analysis using chi square test. The results showed that a
small percentage (3.7%) respondents with DKP, more than most (55.3%) of respondents with
parity primiparous and grandemultipara, a small portion (12.6%) of respondents with gestational
age preterm and post-mature and small proportion (14.2%) of respondents to the location of the
abnormality. There is no significant relationship between the DKP, parity, gestational age, mal
position and Earlier rupture at membrane cases. Medical officer, especially midwives, must
increase the frequency of counseling about the prevention and treatment for mothers who have
risky factors in midwifery polyclinic.

Abstrak : KPD mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal, salah satunya
disebabkan oleh DKP. Kejadian KPD di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu meningkat setiap
tahunnya. Tahun 2011 kejadian KPD sebanyak 482 (21,5%). Tujuan penelitian ini adalah
diketahui hubungan DKP dengan kejadian KPD di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2012.
Penelitian ini menggunakan desain case control dengan populasi adalah seluruh ibu bersalin di
ruang C1 Kebidanan tahun 2011 berjumlah 2.244 orang, sampel diambil dengan perbandingan 1:1
yaitu 190 secara systematic random sampling. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli s.d Agustus
2012. Pengambilan data menggunakan data sekunder, diperoleh dari register ibu bersalin. Data
dianalisa dengan analisa univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian kecil (3,7%) responden dengan DKP, lebih dari sebagian besar
(55,3%) responden dengan paritas primipara dan grandemultipara, sebagian kecil (12,6%)
responden dengan usia kehamilan prematur dan post matur dan sebagian kecil (14,2%) responden
dengan kelainan letak. Tidak ada hubungan yang bermakna antara DKP, paritas, usia kehamilan
dan kelainan letak dengan kejadian KPD. Saran bagi Rumah Sakit terutama bidan, perlu
meningkatkan frekuensi penyuluhan tentang pencegahan dan penanganannya terutama kepada ibu-
ibu yang memiliki faktor resiko di Poli Kebidanan.

Kata Kunci : DKP, Paritas, Usia Kehamilan, Kelainan Letak, KPD

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan sa- yang meninggal. Di Negara maju AKI
lah satu indikator sensitif untuk menge- pertahunnya 27/100.000 kelahiran hidup.
tahui derajat kesehatan suatu negara dan Di Negara berkembang termasuk Indonesia
untuk mengukur tingkat kemajuan suatu AKI rata-rata dapat mencapai 18 kali lebih
bangsa. World Health Organization (1999) tinggi pada tahun 2007 yakni 480.000
melaporkan hampir 585.000 ibu hamil dan /100.000 kelahiran hidup Depkes RI
ibu bersalin meninggal setiap tahunnya di (2004). Menurut hasil Survei Demografi
seluruh dunia saat hamil atau bersalin, Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2008
artinya setiap menit ada satu perempuan AKI di Indonesia menempati urutan

185
186 Jurnal Media Kesehatan, Volume 5, Nomor 2, Desember 2012, hlm 101-205

pertama di ASEAN yaitu 235 per 100.000 sentasi janin yang menyebabkan KPD ba-
kelahiran hidup. Angka ini ditargetkan nyak terjadi pada letak bokong dimana
menjadi 125 per 100 000 kelahiran hidup bokong menempati servik uteri dan pada
pada akhir tahun 2010 dan 102 per 100 usia kehamilan yang menyebabkan KPD
000 kelahiran hidup pada akhir tahun 2015 lebih banyak usia kehamilan prematur
(Depkes RI, 2009). AKI di Propinsi Beng- (Winkjosastro, 2007).
kulu pada tahun 2009 sebesar 53/100.000 Disproporsi Kepala Panggul (DKP)
kelahiran hidup dan pada tahun 2010 men- adalah keadaan yang menggambarkan ke-
jadi 45/100.000 kelahiran hidup dengan tidaksesuaian antara kepala janin dan pang-
rincian jumlah kematian ibu adalah 45 gul ibu sehingga janin tidak dapat keluar
orang, ibu hamil 9 orang (20%), ibu ber- melalui vagina. Pada panggul sempit ada
salin 33 orang (73,3%), ibu nifas 3 orang kemungkinan kepala tertahan oleh pintu
(6,6%) (Dinkes Propinsi Bengkulu, 2010). atas panggul, sehingga gaya yang di-
Penyebab kematian ibu di Indonesia timbulkan oleh kontraksi uterus secara
adalah perdarahan (42%), preeklampsi langsung menekan bagian selaput ketuban
(13%), infeksi (10%), komplikasi abortus yang menutupi serviks, akibatnya ketuban
(11%), partus lama (9%), penyebab lain dapat pecah pada pembukaan kecil
(15%) SDKI (2008). Salah satu penyebab (Cuningham, 2005). Hasil penelitian Arifa
kematian ibu adalah infeksi yang dapat (2009) di RSUD Dr. Moewardi Surakarta,
terjadi pada masa kehamilan, persalinan menunjukkan bahwa ada hubungan yang
dan nifas karena Ketuban Pecah Dini bermakna antara disproporsi kepala pang-
(KPD), Hal ini berarti jalan lahir telah gul dengan ketuban pecah dini.
terbuka untuk masuknya kuman penyebab Paritas merupakan jumlah anak yang
infeksi yang akhirnya jika tidak ditangani dilahirkan oleh seseorang wanita Dorland
dengan tepat dapat menimbulkan kematian. (1999). Frekuensi ketuban pecah dini, akan
KPD adalah ketuban sebelum terdapat lebih tinggi terjadi pada primigravida dan
tanda persalianan mulai dan ditunggu satu multigravida (Winjosastro, 2007), pene-
jam belum terjadi inpartu (Manuaba, litian Siregar (2011), menunjukkan bahwa
2007). faktor-faktor yang mempengaruhi terjadi-
KPD mempunyai kontribusi yang be- nya ketuban pecah dini di Rumah Sakit
sar pada angka kematian perinatal. Banyak Umum Daerah Padang Sidimpuan adalah
faktor yang berhubungan erat dengan infeksi genitalia (70,2%), paritas (63,8%).
KPD, namun faktor-faktor mana yang Penelitian Nora (2011), menunjukkan bah-
lebih berperan sulit diketahui. Kemungki- wa paritas/jumlah anak ibu paling banyak
nan yang menjadi faktor predisposisi yaitu paritas 2-5 orang (75,4%).
adalah infeksi, serviks yang inkompeten- Usia kehamilan terdiri dari : Matur
sia, tekanan intrauterine yang meninggi (cukup bulan ) adalah usia yang berlang-
atau meningkat secara berlebihan (overdis- sung kira-kira 40 minggu (280 hari) dan ti-
tensi uterus) misalnya trauma, hidramnion, dak lebih dari 42 minggu Prematur adalah
gamelli, trauma yang didapat misalnya persalinan yang terjadi pada kehamilan 20-
hubungan seksual, pemeriksaan dalam, 37 minggu Mansjoer (2006). Penelitian
maupun amniosintesis menyebabkan ter- Sagitta (2008), menunjukkan bahwa ibu
jadinya KPD karena biasanya disertai in- hamil yang mengalami KPD dengan per-
feksi, kelainan letak, keadaan sosial eko- salinan preterm lebih sedikit, dibandingkan
nomi dan faktor lain : faktor golongan da- dengan KPD dengan persalinan tidak pre-
rah, faktor disproporsi antar kepala janin term terdapat 43 (71,67%). Sedangkan ibu
dan panggul ibu, faktor multigraviditas, hamil tanpa KPD yang mengalami per-
merokok dan perdarahan ante partum, salinan preterm adalah sebanyak 25
defisiensi gizi dari tembaga atau asam (41,67%), dan ibu hamil tanpa KPD dan
askorbat (vitamin C) (Nugroho, 2010). Pre-
Dian, Hubungan DKP Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini 187

tidak mengalami persalinan preterm adalah peneliti pada tanggal Maret 2012 di RSUD
sebanyak 35 (58,33%). Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2012 diper-
Kelainan letak adalah semua presen- oleh bahwa dari 20 orang yang menderita
tasi janin selain vertex dan posisi janin re- KPD dengan rincian 7 orang (35%) dengan
lative terhadap pelvis dengan oksiput se- DKP, 3 orang (15%) paritas grandemulti-
bagai titik referensi Saifuddin (2006). Ke- para, 6 orang (25%) kelainan letak dan 4
lainan letak, misalnya sungsang, sehingga orang (20%) dengan gamelli. Tujuan Pe-
tidak ada bagian terendah yang menutupi nelitian penelitian ini adalah mengetahui
pintu atas panggul (PAP) yang dapat faktor-faktor yang berhubungan dengan
menghalangi tekanan terhadap membran kejadian KPD di RSUD Dr. M. Yunus
bagian bawah sehingga dapat menyebab- Bengkulu Tahun 2012.
kan KPD. Hasil penelitian Ningsih (2001)
menunjukkan bahwa kejadian Ketuban Pe- BAHAN DAN CARA KERJA
cah Sebelum Waktu (KPSW) pada letak
sungsang sebesar 8,80% dan pada letak Jenis penelitian ini menggunakan sur-
melintang sebesar 7,1%. vey analitik dengan pendekatan case con-
RSUD dr. M. Yunus Bengkulu meru- trol. Populasi dalam penelitian ini adalah
pakan rumah sakit rujukan di seluruh wila- seluruh ibu bersalin di ruang C1 Kebida-
yah Bengkulu dan tempat pendidikan bagi nan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun
tenaga kesehatan dan merupakan rumah 2011 berjumlah 2.244 orang. Sampel kasus
sakit Swadana milik Pemda Propinsi Beng- dalam penelitian ini adalah ibu yang me-
kulu dengan klasifikasi kelas B Pendidikan ngalami KPD berjumlah 482 orang, ber-
yang telah terakreditasi penuh tingkat lan- dasarkan rumus sehingga sebanyak 95
jut pada 12 pelayanan. Adapun visi rumah kasus diambil secara systematic random
sakit adalah ”Menjadi Pusat Rujukan Me- sampling yaitu pengambilan sampel secara
dis Terbaik di Propinsi Bengkulu dengan sistematis dilakukan secara berurutan
Pelayanan Prima”. Sebagai rumah sakit dengan interval tertentu, dengan kelipatan
rujukan tertinggi di Propinsi Bengkulu dan 23. Kelompok kontrol (ibu yang tidak
berusaha memberikan pelayanan prima mengalami KPD) yang diambil secara
bagi masyarakat, RSUD Dr. M. Yunus systematic random sampling dengan meng-
Bengkulu mempunyai tanggung jawab gunakan perbandingan 1:1 setiap kelipatan
untuk memberikan pelayanan yang lebih 18. Analisa data dilakukan secara bertahap
berkualitas dibandingkan dengan rumah yaitu analisa univariat dan bivariat. Ana-
sakit lain yang ada di Propinsi Bengkulu lisis bivariat menggunakan uji Chi-Square
dan dapat dijadikan model asuhan klien (X2) dengan derajat kemaknaan (α) sebesar
bagi peserta didik yang belajar di rumah 5 %.
sakit tersebut.
HASIL
Berdasarkan data yang ditemukan di
RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu pada tahun Analisis Univariat
2009 dari 1.062 persalinan, jumlah kasus
KPD sebanyak 239 (28,28%), tahun 2011 Analisis univariat pada penelitian ini
dari 2.244 persalinan jumlah kasus KPD untuk melihat distribusi frekuensi variabel
sebanyak 482 (21,5%), persalinan sung- penelitian yaitu DKP, paritas, usia ke-
sang 164 kasus (13%), letak lintang 11 ka- hamilan, kelainan letak sebagai variabel
sus (0,5%), gamelli 21 kasus (0,9%), DKP independen dan kejadian KPD sebagai va-
22 kasus (0,10%). Kejadian infeksi bayi riabel dependen
karena KPD tahun 2011 berjumlah 11 ka-
sus (0,47%). Survey awal yang dilakukan
188 Jurnal Media Kesehatan, Volume 5, Nomor 2, Desember 2012, hlm 101-205

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan DKP, Paritas, Usia Kehamilan dan Kelainan Letak di Ruang C1
kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2011
Kasus Kontrol Frekuensi (n Persentase
Variabel (n = 95) (n = 95) = 190 (%)
F % F %
DKP
Iya 2 2,1 5 5,3 7 3,7
Tidak 93 97,9 90 94,7 183 96,3
Paritas
Primipara dan grandemulti 57 60 48 50,5 105 55,3
Multipara
38 40 47 49,5 85 44,7
Usia Kehamilan
Prematur dan 14 14,7 10 10,5 24 12,6
post matur
Matur 81 85,3 85 89,5 166 87,4
Kelainan
Letak Janin
Kelainan letak 12 12,6 15 15,8 27 14,2
Tidak kelainan letak 83 87,4 80 84,2 163 85,8

Tabel 1. menunjukkan bahwa sebagian Analisis Bivariat


kecil (3,7%) responden dengan DKP, lebih
dari sebagian besar (55,3%) responden de- Analisis bivariat dilakukan untuk me-
ngan paritas primipara dan grandemulti- ngetahui hubungan antara DKP dengan ke-
para, sebagian kecil (12,6%) responden de- jadian KPD di RSUD Dr. M. Yunus Beng-
ngan usia kehamilan prematur dan post kulu Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel
matur dan sebagian kecil (14,2%) respon- sebagai berikut :
den dengan kelainan letak.

Tabel 2. Hubungan DKP dengan Kejadian KPD di Ruang C1 Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2011
Variabel KPD p OR
DKP KPD Tidak KPD value (95% CI)
f % f %
DKP 2 2,1 5 5,3
0,387
Tidak DKP 93 97,9 90 94,7 0,444
0,073-2,047
Jumlah 95 100 95 100

Tabel diatas menunjukkan perbandi- tidak terdapat hubungan yang signifikan


ngan ibu yang DKP pada kelompok KPD antara paritas dengan kejadian KPD (p =
lebih kecil 45 kali lipat dibandingkan de- 0,243). Berdasarkan usia kehamilan di-
ngan ibu tidak DKP pada kelompok tidak peroleh hasil bahwa sebagian kecil
BBLR. Dilihat dari sisi risiko berarti ibu (14,7%) responden dengan usia kehamilan
yang DKP dan yang tidak DKP tidak ada prematur dan postmatur mengalami KPD.
perbedaan terhadap KPD diperoleh nilai Analisis bivariabel diperoleh hasil bahwa
OR 0,387 (95% CI : 0,073-2,047). Analisis tidak terdapat hubungan yang signifikan
bivariabel diperoleh nilai (p = 0,444) yang antara usia kehamilan dengan kejadian
berarti tidak ada hubungan yang bermakna KPD (p = 0,513). Kelainan letak diperoleh
antara DKP dengan kejadian KPD. hasil sebagian kecil (12,6%) responden
Tabel dibawah menunjukkan bahwa dengan kelainan letak mengalami KPD.
variabel paritas diperoleh hasil bahwa Analisis bivariabel diperoleh bahwa tidak
proporsi subjek yang KPD maupun yang terdapat hubungan yang signifikan antara
tidak KPD sebagian subjek primi dan gran- ke-lainan letak dengan kejadian KPD (p =
demultipara 60% ; 50,5%. Berdasarkan 0,678).
analisis bivariabel diperoleh hasil bahwa
Dian, Hubungan DKP Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini 189

Tabel 3. Hubungan Paritas, Usia Kehamilan dan Kelainan Letak dengan Kejadian KPD di Ruang C1 Kebidanan
RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2011
Variabel KPD p OR
KPD Tidak KPD value (95% CI)
(n = 95) (n = 95)
f % f %
Paritas
Primi dan grandemulti 57 60 48 50,5 0,243 1,469
Multipara 38 40 47 49,5 (0,827-2,609)
Usia Kehamilan
Prematur & Postmatur 14 14,7 10 10,5 0,513 1,469
Matur 81 85,3 85 89,5 (0,618-3,495)
Kelainan Letak 0,771
Kelainan Letak 12 12,6 15 15,8 0,678 (0,340-1,749)
Tidak Kelainan Letak 83 87,4 80 84,2

PEMBAHASAN Hubungan Paritas dengan KPD di Ruang


C1 Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus
Hubungan DKP dengan KPD di Ruang C1 Bengkulu tahun 2011
Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
tahun 2011 Hasil uji statistik menunjukkan tidak
ada hubungan yang bermakna antara pa-
Hasil analisis uji statistic menunjuk- ritas dengan kejadian KPD, dengan nilai
kan tidak ada hubungan yang bermakna OR = 1,469 (95% CI : 0,827-2,609), ar-
antara DKP dengan kejadian KPD, dengan tinya secara statistik bersifat prosfektif ibu
nilai OR = 0,387 (95% CI : 0,073-2,047), dengan paritas primipara dan grandemulti-
artinya secara statistik bersifat prosfektif para dan yang paritas multipara tidak ada
ibu yang DKP dan yang tidak DKP tidak perbedaan terhadap KPD. Hal ini dapat
ada perbedaan terhadap KPD. Hal ini dapat disebabkan karena jumlah responden de-
disebabkan karena jumlah responden yang ngan paritas primipara, grandemultipara
mengalami DKP sangat sedikit (2,1%) se- dan multipara yang mengalami KPD
hingga tidak dapat memberikan hubungan hampir sama banyak sehingga tidak dapat
yang bermakna terhadap ketuban pecah memberikan hubungan yang bermakna
dini. Banyak faktor lain yang dapat me- terhadap KPD.
nyebabkan ketuban pecah dini bukan Hasil penelitian ini sejalan dengan pe-
karena DKP, diantaranya : kelainan ba- nelitian Saggita (2008), tidak ada hubu-
waan, factor infeksi, hidramnion. ngan antara KPD dengan persalinan pre-
Hasil penelitian ini bertolak belakang term. Bertolak belakang dengan pendapat
dengan Cuninggham (2005), pada panggul Mochtar (1998), bahwa primigravida
sempit ada kemungkinan kepala tertahan berisiko untuk mengalami KPD. Hakimi
oleh pintu atas panggul, sehingga gaya (2000), primigravida cenderung memiliki
yang ditimbulkan oleh kontraksi uterus periode laten yang lama. Menurut Roth,
secara langsung menekan bagian selaput dkk (1985), kejadian terbanyak KPD pada
ketuban yang menutupi serviks. Akibatnya paritas 0 dan 1 (62,67 %). Begitu juga Ma-
ketuban dapat pecah pada pembukaan nuaba (2007), makin lama periode laten
kecil. Begitu juga dengan Oxorn (2010), yang dialami oleh ibu hamil, maka makin
apabila pada panggul sempit, pintu atas besar kemungkinan infeksi dalam rahim,
panggul tidak tertutup dengan sempurna persalinan prematuritas dan selannjutnya
oleh janin ketuban bisa pecah pada akan meningkatkan kejadian kesakitan dan
pembukaan kecil. Bila kepala tertahan kematian karena KPD. Winjosastro (2007),
pada pintu atas panggul, seluruh tenaga frekuensi KPD, akan lebih tinggi terjadi
dari uterus diarahkan ke bagian membran pada primigravida dan multigravida, ber-
yang menyentuh os internal, akibatnya dasarkan teori immunologik yang di-
ketuban pecah dini lebih mudah terjadi. sampaikan oleh Sudhaberata (2005), bah-
190 Jurnal Media Kesehatan, Volume 5, Nomor 2, Desember 2012, hlm 101-205

wa pada kehamilan pertama terjadi pem- mempengaruhi janin di rahimnya, yaitu ti-
bentukan blocking antibodies terhadap dak bisa mengembang dengan sempurna
antigen yang tidak sempurna. Selain itu, dan adapun masalah gizinya kurang se-
Angar D (2004), pada kehamilan pertama hingga menyebabkan pertumbuhan janin
terjadi pembentukan human leucocyte anti- terhambat dalam waktu lama akan
gen protein (HLA), yang berperan penting mempengaruhi kelahiran bayi sebelum w-
pada modulasi respon immune, sehingga aktunya. Kondisi servik uteri yaitu leher
terjadi ketidaksiapan ibu untuk memper- rahim yang lemah misalnya, setiap bayi
tahankan kehamilan yang berimbas pada berkembang besar, servik uteri ibu ingin
rentannya KPD. membuka terus, sehingga bayi terpaksa
lahir. Selain itu bias juga karena infeksi
Hubungan Usia Kehamilan dengan KPD di vagina disebut vaginosis bacterial, bakteri
Ruang C1 Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus ini akan naik ke atas sehingga me-
Bengkulu tahun 2011 nyebabkan KPD. KPD secara singkat ada-
lah akibat adanya penurunan kandungan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolagen dalam membran sehingga memicu
tidak ada hubungan yang bermakna antara terjadinya KPD dan KPD preterm terutama
usia kehamilan dengan kejadian KPD, pada pasien resiko tinggi.
dengan nilai OR = 1,469 (95% CI : 0,618-
3,495), artinya secara statistik bersifat Hubungan Kelainan Letak dengan KPD di
prosfektif ibu dengan usia kehamilan pre- Ruang C1 Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus
mature dan postmatur dan yang usia ke- Bengkulu tahun 2011
hamilan matur tidak ada perbedaan ter-
hadap KPD. Hal ini dapat disebabkan ka- Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rena jumlah responden yang usia ke- tidak ada hubungan yang bermakna antara
hamilan prematur dan postmatur lebih ke- kelainan letak dengan kejadian KPD, de-
cil (14,7%) sehingga tidak dapat member- ngan nilai OR = 0,771 (95% CI : 0,340-
kan hubungan yang bermakna terhadap 1,749), artinya secara statistik bersifat
KPD. Banyak faktor lain yang dapat me- prosfektif ibu dengan kelainan letak dan
nyebabkan KPD bukan karena usia ke- yang tidak kelainan letak tidak ada per-
hamilan, diantaranya : infeksi, servik yang bedaan terhadap KPD. Hal ini dapat di-
inkompetensia, tekanan intra uterin. sebabkan karena jumlah responden yang
Penelitian ini sejalan dengan Yancey mengalami kelainan letak lebih kecil
(1999), angka kejadian KPD lebih banyak (12,6%) sehingga tidak dapat memberikan
terjadi pada kehamilan yang cukup bulan hubungan yang bermakna terhadap KPD.
dari pada yang kurang bulan, yaitu sekitar Hasil penelitian ini bertolak belakang
95 %, sedangkan pada kehamilan tidak cu- dengan Ningsih (2001) menyebutkan bah-
kup bulan atau KPD pada kehamilan pre- wa kejadian KPSW pada letak sungsang
term terjadi sekitar 34 % semua kelahiran sebesar 8,80% dan pada letak melintang
premature. sebesar 7,1%.
Hasil penelitian ini bertolak belakang Bertolak belakang dengan Manuaba
dengan pendapat David (2007), yang me- (2007), kelainan letak (malpresentase
nyatakan bahwa hubungan usia kehamilan /malposisi) merupakan factor predisposisi
terhadap ketuban pecah dini adalah pada terjadinya KPD. Letak janin yang tidak
prematur dimana insiden ketuban pecah normal yaitu letak lintang dan letak
secara spontan sebelum usia gestasi 37 sungsang, sering mengakibatkan adanya
minggu karena penyebab infeksi (misalnya tali pusat menumbung yang sebelumnya
streptokokus hemolitikus grup B), poli- didahului dengan pecahnya selaput ke-
hidramnion atau defek kolagen Juga bisa tuban. Kelainan letak misalnya letak sung-
disebabkan bila tubuh ibu kerdil dapat sang dan letak lintang dengan tidak adanya
bagian terendah yang menutupi pintu atas
Dian, Hubungan DKP Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini 191

panggul (PAP) yang dapat menghalangi te- atau tangan menempati ruang tersebut se-
kanan terhadap membran bagian bawah hingga dapat mempermudah pecahnya
sehingga dapat menyebabkan terjadinya selaput ketuban Antonius (1999).
KPD
Letak sungsang dimana bokong me- KESIMPULAN
nempati servik uteri, dengan keadaan ini
pergerakan janin terjadi dibagian terendah Sebagian kecil responden dengan
karena keberadaan kaki janin yang me- DKP, lebih dari sebagian besar responden
nempati daerah servik uteri sedangkan ke- dengan paritas primipara dan grandemulti-
pala janin akan mendesak fundus uteri para, sebagian kecil responden dengan usia
yang dapat menekan diafragma dan ke- kehamilan prematur dan post matur, se-
adaan ini yang menyebabkan rasa sesak bagian kecil responden dengan kelainan
pada ibu saat hamil. Hal tersebut akan me- letak. Tidak ada hubungan yang bermakna
nyebabkan meningkatnya tekanan intra- antara DKP dengan kejadian KPD. Tidak
uterine, dengan tekanan yang berlebihan ada hubungan yang bermakna antara
ini vaskularisasi tidak berlangsung dengan paritas, usia kehamilan dan kelainan letak
lancer yang dapat mengakibatkan selaput dengan kejadian KPD
ketuban kekurangan jaringan ikat, sehingga Saran bagi Pelayanan Kesehatan di-
menyebabkan selaput ketuban tidak kuat harapkan hasil penelitian ini dapat di-
atau lemah dan bila terjadi sedikit pem- jadikan sebagai masukan bagi Rumah Sakit
bukaan servik saja maka selaput ketuban terutama bidan, bahwa masih tingginya
akan mudah pecah. Selain hal tersebut, kejadian KPD, sehingga perlu ditingkatkan
pada letak bokong terdapat ruang atau frekuensi penyuluhan tentang pencegahan
rongga antara bokong dan selaput ketuban dan penanganannya terutama kepada ibu-
(bokong bagian lunak sehingga fiksasi ibu yang memiliki faktor resiko di Poli
tidak mantap) hal ini memungkinkan kaki Kebidanan.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ariawan, I, 1998, Besar dan Metode Sampel, FKM Dalam Kandungan Di RSU dr. Pirngadi
Universitas Indonesia, Jakarta Medan Tahun 2007, diakses pada
Arifa, 2009, Perbedaan Kejadian Ketuban Pecah http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/2
Dini Pada DKP Dan Non DKP Ibu Hamil 3913
Aterm Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Notoatmodjo, 2010, Metodologi Penelitian
Skripsi Universitas Sebelas Maret Kesehatan. Edisi Revisi Rineka Cipta. Jakarta.
Cuningham, 2005, Obstetri Williams Edisi 21, Nugroho, 2010, Buku Ajar Obstetri untuk
Jakarta, EGC Mahasiswa Kebidanan, Nuha Medika,
Depkes RI, 2009. Profil Kesehatan Indonesia, Yogyakarta
Jakarta Sagitta. I, Wardhani, 2008, Hubungan Antara
Dinas Kesehatan Propinsi Bengkulu, 2010, Profil Ketuban Pecah Dini dengan Persalinan
Kesehatan Propinsi Bengkulu Tahun 2010, Preterm Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Bengkulu Tahun 2007-2008, diakses pada
Dorland, 1999, Kamus Kedokteran. Jakarta, EGC. http://etd.eprints.ums.ac.id/7142/
Hakimi, 2000, Ilmu Kebidanan Fisiologi dan Saifuddin, 2006, Buku Acuan Nasional Pelayanan
Patologi Persalinan. Yayasan Esentia Medica. Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan
Jakarta Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Mansjoer, 2006, Kapita Selekta Kedokteran edisi Samuel, P., Strauss Jerome.F, 1998, Premature
III Jilid I. Media Aesculapius. FKUI. Jakarta. Rupture of the Fetal Membrane dalam The
Manuaba, 2007, Kapita Selekta Penatalaksanaan New England Jurnal of medicine, Volume
Rutin Obstetri Ginekologi dan KB, EGC, 338:663-670
Jakarta Siregar. A, Fitri, 2011, Faktor-Faktor Yang
Mochtar, 1998, Sinopsis Obstetri Patologi. EGC. Mempengaruhi Terjadinya Ketuban Pecah
Jakarta. Dini di Rumah Sakit Umum Daerah
Nora, Nababan, 2011, Gambaran Faktor Yang Padangsidimpuan, diakses pada
Menyebabkan Terjadinya Kematian Janin
192 Jurnal Media Kesehatan, Volume 5, Nomor 2, Desember 2012, hlm 101-205

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/2 Wiknjosastro, 2007, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina


4515 Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Sofoewan, 1999, Bagian Kebidanan dan Penyakit
Kandungan. Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Madda. Yagyakarta.

You might also like