Bis Nubian Dara

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

pISSN-1978-3000

eISSN-2528-7109
Pengaruh Penggunaan Bungkil Inti Sawit, Minyak Sawit, dan Bungkil Inti Sawit
Fermentasi Pengganti Ampas Tahu dalam Ransum terhadap Pertumbuhan Kambing
Nubian Dara

Effect of Feeding Palm Kernel Cake, Palm Oil and Fermented Palm Kernel Cake Replacing
Solid by-product of Tofu on Growth of Nubian Doeling Goat

Suhendro, Hidayat, dan T. Akbarillah

Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu


Jl. WR. Supratman, Kandang Limun, Bengkulu
Email : hendroakses@gmail.com

ABSTRACT
This research was conducted to evaluate the growth response of young Nubian fed diet containing palm kernel
cake (PKC) as a source of protein, original PKC, fermented PKC, or palm oil to replace solid by-product of tofu.
The research design used was the Latin Square Designs, consisting of 2 squares with 4 treatments (2 x 4 x 4).
The animal used were 8 heads of six-month-old Nubian doeling goats weighing between 20-25 kg. The
treatments used were four differnt concentrates, original palm kernel cake (P1), original palm kernel cake and
palm oil (P2), fermented palm kernel cake (P3), and solid by-product of tofu (P4). Variables measured were
feed intake (dry matter, organic matter, and protein intake), and weight gain. Result showed that the treatment
was not significant (P> 0.05) on forage dry matter intake, forage organic matter intake, forage crude protein
intake and total of crude protein intake. The P4 treatment was significantly different (P <0.01) on concentrate
dry matter intake, concentrate organic matter intake and concentrate crude protein intake. It is known that solid
by-product tofu was more preferable than that of palm kernel cake concentrate. The results of this study showed
that the treatment had no significant effect on weight gain (P> 0.05). It showed that the gain of P1, P2, P3, and
P4 were 70, 60, 60, and 40 gram/head/day respectively. It can be concluded that the use of palm kernel cake
concentrate can replace the solid by-product of tofu in the ration without adversely affecting the growth of
Nubian goats.

Key words: Nubian goat, palm kernel cake, growth

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi respon pertumbuhan kambing Nubian dara yang menggunakan
pakan mengandung bungkil inti sawit sebagai sumber protein, baik bungkil inti sawit asal maupun yang
difermentasi, serta penggunaan minyak sawit dalam menggantikan ampas tahu. Rancangan yang digunakan
adalah rancangan bujur sangkar latin (RBSL) sebanyak 2 bujur sangkar dengan 4 macam perlakuan (2 x 4).
Ternak yang digunakan sebanyak 8 ekor kambing Nubian berumur 6 bulan dengan berat antara 20-25 kg.
Perlakuan yang digunakan adalah pemberian pakan konsentrat yang berbeda, yang terdiri dari bungkil inti sawit
segar (P1), bungkil inti sawit segar dan minyak sawit (P2), bungkil sawit fermentasi (P3), dan ampas tahu (P4).
Variabel yang diukur adalah konsumsi bahan kering (BK) pakan (hijauan dan konsentrat), konsum bahan
organik (BO) pakan (hijauan dan konsentrat, konsumsi protein kasar (hijauan dan konsentrat) dan pertambahan
berat badan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap
konsumsi BK hijauan, BO hijauan, PK hijauan dan PK total. Pemberian konsentrat ampas tahu sangat nyata
(P<0,01) lebih disukai dari pada konsentrat berbahan bungkil inti sawit. Rata-rata pertambahan berat
menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata, dengan hasil untuk masing-masing perlakuan P1, P2,
P3, dan P4 berturut-turut adalah 70, 60, 60, dan 40 gram/ekor/hari. Penggunaan konsentrat BIS, dapat
menggantikan ampas tahu dalam ransum tanpa berdampak negatif terhadap pertumbuhan kambing Nubian

Kata kunci: Kambing Nubian, bungkil inti sawit, pertumbuhan.

PENDAHULUAN produktifitas ternak yang optimal dari


potensi genetik ternak tersebut. Selain itu,
Pakan merupakan unsur utama yang
pertumbuhan ternak yang ideal pada fase
harus terpenuhi untuk mencapai

Penggunaan Bungkil Inti Sawit, Minyak Sawit, Bungkil Inti Sawit Fermentasi (Suhendro et al., 2018) | 55
pISSN-1978-3000
eISSN-2528-7109
pertumbuhan akan mempengaruhi kesiapan kecernaan yang dapat menambah rasa dan
ternak untuk dikawinkan pertama kali. Oleh aroma, serta meningkatkan kandungan
karena itu, pemilihan jenis pakan vitamin dan mineral. Manfaat pakan
merupakan salah satu upaya untuk fermentasi untuk ternak rumiansia ialah
meningkatkan laju pertumbuhan dan untuk memperbaiki system pencernaan
efisiensi pakan (Murtisari, 2005). Untuk ternak, meningkatkan produksi susu ternak,
meningkatkan produktivitas kambing berat badan ternak cepat bertambah secara
diperlukan pakan berkualitas, dengan alami, serta meningkatkan nafsu makan
kandungan nutrisi yang baik dan ternak, daging ternak lebih berisi serta
ketersediaan yang cukup. Agar rendah kolesterol (Isnainiyati, 2001).
pertumbuhan kambing dapat optimal, Selain bungkil inti sawit, minyak
pemberian pakan selain hijauan, juga sawit diharapkan dapat digunakan untuk
diberikan pakan penguat berupa konsentrat. memanipulasi mikrobia rumen. Penggunaan
Pemberian pakan untuk mendukung minyak sawit diharapkan dapat menekan
produksi ternak seyogyanya menggunakan populasi protozoa rumen dan memberi
pakan yang murah, mudah didapatkan, serta kesempatan bacteria rumen lebih
tersedia sepanjang tahun. Salah satu pakan berkembang. Dalam reviewnya (Davis,
alternatif yang dimaksud adalah limbah 2002) melaporkan bahwa penggunaan
atau hasil ikutan kebun sawit dan industri minyak nabati (kacang tanah) dapat
pengolahannya, yang berupa meningkatkan pertambahan berat badan
Bungkil inti sawit (BIS) merupakan sapi secara nyata.
limbah atau hasil ikutan industri Untuk mendapatkan tingkat
pengolahan kelapa sawit yang ketersediaan pertumbuhan optimum ternak, khususnya
sangat berlimpah dan berpotensi sebagai pertambahan berat badan perlu dilakukan
sumber protein bagi ruminansia. optimalisasi pemanfaatan bungkil inti sawit
Kandungan protein di dalam BIS cukup dan penggunaan minyak sawit.
tinggi, dapat mencapai 21,51% (Wijianto, Pertumbuhan lepas sapih merupakan salah
2016) atau 14 – 20 % (Zarei et al., 2012) satu kriteria yang digunakan sebagai
dan energi metabolis antara 1817-2654 petunjuk efisiensi produksi. Dari penjelasan
kkal/kg (Chanjula et al., 2010). Kandungan tersebut diatas maka dilakukan penelitian
protein dari BIS masih dapat ditingkatkan pengaruh penggunaan bungkil inti sawit,
dengan pengolahan secara fermentasi minyak sawit dan fermentasi bungkil inti
(Mirnawati et al., 2013). sawit pengganti ampas tahu dalam ransum
Upaya untuk memperbaiki kualitas terhadap pertumbuhan kambing Nubian
gizi, mengurangi, atau menghilangkan dara.
pengaruh negatif dari bahan pakan tertentu
dapat dilakukan dengan penggunaan
mikroorganisme melalui proses fermentasi.
Fermentasi juga dapat meningkatkan nilai

56 | Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 13. No. 1 Januari-Maret 2018


pISSN-1978-3000
eISSN-2528-7109
METODE DAN METODE Penambahan bahan probiotik dengan dosis
10 cc / liter air digunakan untuk 5 kg BIS.
Rancangan percobaan yang digunakan
Larutan tersebut kemudian disemprotkan ke
adalah rancangan bujur sangkar latin
semua bagian BIS secara merata, setelah itu
(RBSL), sebanyak 2 bujur sangkar dengan
pakan konsentrat dimasukan ke dalam
masing-masing terdiri 4 macam perlakuan
kantong-kantong plastik fermentasi sampai
(2 x 4 x 4). Ternak yang digunakan
tidak ada udara di dalamnya dan didiamkan
sebanyak 8 ekor kambing Nubian dara
minimal selama 3 hari. Setelah 3 hari pakan
berumur 6 bulan dengan berat antara 20-25
fermentasi siap diberikan ke ternak.
kg. Perlakuan yang digunakan adalah
Perlakuan BIS dengan penambahan minyak
pemberian pakan yang terdiri dari pakan
pada ternak, yaitu dengan melakukan
hijauan dan konsentrat, dengan jenis
dosing diberikan sebanyak 5 ml/kg berat
konsentrat yang berbeda, yaitu bungkil inti
badan pada setiap awal perlakuan. Hijauan
sawit segar (P1), bungkil inti sawit segar
pakan yang digunakan dalam penelitian
dan minyak sawit (P2), bungkil inti sawit
didapat dari lahan hijauan pakan ternak.
fermentasi (P3), dan ampas tahu (P4).
Jenis hijauan yang digunakan antara lain
Sementara hijauan pakan yang digunakan
rumput lapang dan legum Indigofera.
terdiri dari legum Indigofera dan rumput
Analisis kadar air (KA), kadar abu, dan
lapangan. Setiap perlakuan berlangsung
kadar protein kasar (PK) dilakukan di
selama 3 minggu.
Laboratorium di lingkungan Fakultas
Alat yang digunakan selama
Pertanian Universitas Bengkulu. Adapun
penelitian adalah kandang, timbangan
variabel yang diamati selama penelitian
pakan, timbangan ternak, timbangan
meliputi konsumsi pakan, baik hijauan dan
analitik, sabit, ember, sapu lidi, tempat
konsentrat segar dan bahan kering (BK),
minum, gelas ukur, karung, plastik. Bahan
bahan organik (BO) dan protein kasar (PK).
yang digunakan antara lain bungkil inti
Pertambahan berat badan dilakukan dengan
sawit, ampas tahu, probiotik, dan minyak
menimbang ternak pada awal penelitian
sawit.
dan diulang setiap minggu, untuk melihat
Tahapan penelitian meliputi
pertambahan berat badan (PBB) harian
persiapan bahan pakan, fermentasi bungkil
ternak.
inti sawit, persiapan kandang dan ternak
kambing. Bungkil inti sawit didapatkan dari Analisis data
pabrik pengolahan stump minyak sawit PT. Data yang diperoleh dianalisis
Agricinal, Bengkulu Utara. Ampas tahu dengan menggunakan sidik ragam
merupakan hasil samping dari pabrik (ANOVA), apabila terdapat berpengaruh
pembuatan tahu, dalam hal ini didatangkan nyata maka untuk melihat perbedaan antar
dari produsen tahu di kota Bengkulu. perlakuan dilanjutkan dengan Duncant’s
Fermentasi bungkil inti sawit dengan Multiple Range Test (DMRT) (Astuti,
penggunakan probiotik merk Tangguh. 2007).

Penggunaan Bungkil Inti Sawit, Minyak Sawit, Bungkil Inti Sawit Fermentasi (Suhendro et al., 2018) | 57
pISSN-1978-3000
eISSN-2528-7109
HASIL DAN PEMBAHASAN sawit (BIS), BIS fermentasi (BIS F) dan
ampas tahu serta hijauan ditampilkan pada
Kandungan nutrisi bahan pakan
Tabel 1.
Hasil analisis kandungan nutrisi
bahan pakan yang digunakan berupa
konsentrat yang terdiri dari bungkil inti

Tabel 1. Kandungan nutrisi bahan pakan yang digunakan atas dasar bahan kering (BK
Bahan Pakan BO Abu PK
------------------------ % Dasar BK-------------------------
Bungkil Inti Sawit 95,17 4,83 22,23
Bungkil Inti Sawit Fermentasi 95,46 4,54 29,84
Ampas tahu 97,49 2,51 27,65
Hijauan 88,77 11,22 28,97

Berdasarkan hasil analisis yang digunakan pada penelitian ini


laboratorium diketahui bahwa hijauan yang mendapatkan pakan dengan fisik dan
merupakan campuran 90% legum komposisi nutrient yang hampir sama dan
Indigofera dan 10% rumput lapang mempunyai tingkat palatabilitas sama
memiliki kandungan protein kasar dasar BK karena kambing diberi hijauan pakan
sebesar 28,97%, dan konsentrat BIS Segar, berupa campuran leguminosa (Indigofera)
BIS Fermentasi dan Ampas tahu berturut- dan rumput lapang yang sama. Parakkasi
turut sebesar 22,23%, 29,84% dan 27,65%. (1999) menyatakan bahwa faktor pakan
Kandungan nutrisi bahan organik yang mempegaruhi konsumsi BK untuk
(BO) atas dasar bahan kering untuk bungkil ruminansia antara lain sifat fisik dan
inti sawit sebesar 95,17 %, bungkil inti komposisi kimia pakan. Tingkat
sawit yang difermentasi 95,46%, ampas palatabillitas juga berpengaruh terhadap
tahu 97,49 % dan hijauan 88,77 %. tingkat konsumsi BK ransum, diantaranya
dipengaruhi oleh bau, rasa, tekstur, dan
Konsumsi BK, PK dan BO Hijauan, suhu (Pond et al., 1995). Demikian juga
Konsentrat dan Total
dengan konsumsi BK total dan konsumsi
Rataan konsumsi BK, BO, dan PK
PK total tidak berngaruh nyata (P>0,05).
dan total pakan pada kambing Nubian
Hal ini diduga kontribusi konsentrat yang
tersaji pada Tabel 2.
dikonsumsi relatif dalam jumlah sedikit
Hasil penelitian menunjukkan
dibandingkan dengan konsumsi hijauannya.
bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata
Sehingga konsumsi konsentrat tidak
(P>0,05) terhadap konsumsi BK hijauan,
mempengaruhi konsumsi total pakan BK
konsumsi BO hijauan, konsumsi PK
dan PK total. Menurut Parakkasi (1999)
hijauan dan konsumsi PK total. Konsumsi
kemampuan ternak ruminansia dalam
BK hijauan, BO hijauan dan PK hijauan
mengkonsumsi ransum dipengaruhi oleh
tidak berbeda nyata disebabkan kambing

58 | Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 13. No. 1 Januari-Maret 2018


pISSN-1978-3000
eISSN-2528-7109

faktor hewan itu sendiri (berat badan, status pakan dan faktor lingkungan (temperature,
fisiologik, potensi genetik, tingkat produksi, kelembaban, curah hujan dan sinar
dan kesehatan ternak, serta umur), faktor matahari).

Tabel 2. Rataan konsumsi BK, BO, dan PK dan total pakan pada kambing Nubian
Konsumsi Perlakuan
P
(g/ek/hr) P1 P2 P3 P4
BK hijauan 1038,65 ± 184,82 1008,35± 151,50 1063,67± 184,14 982,20± 206,21 0,74
BK konsentrat 65,23a ± 49,87 62,63a ± 33,92 47,04a ± 43,04 302,66b ± 18,76 0,00
BK total 1103,94 ± 217,94 1070,88 ±156,76 1111,42±195,76 1284,87± 221,34 0,92

BO hijauan 849,52± 178,52 817,38 ± 140,58 879,09 ± 184,20 813,17 ± 181,19 0,78
BO konsentrat 62,10a ± 47,46 59,61a ± 32,28 45,59a ± 41,07 295,06b ± 18,29 0,00
BO total 911,23a ± 211,23 876,62a ± 138,05 924,68a ± 202,12 1108,24b ±194,12 0,03

PK hijauan 267,23 ± 93,23 259,57 ± 95,40 269,83 ± 89,70 256,00 ± 97,45 0,83
PK konsentrat 18,48a ± 17,00 17,74a ± 13,48 15,49a ± 15,21 73,38b± 29,45 0,00
PK total 286,12 ± 96,84 276,31 ± 93,40 384,87 ± 82,86 329,38 ± 111,00 0,09
Keterangan: P1 (BIS Segar), P2 (BIS+Minyak), P3 (BIS Fermentasi) dan P4 (Ampas Tahu).
P (Probabiltas)

Sebaliknya, pada konsumsi konsentrat konsumsi ampas tahu (P4) tercatat BK


terlihat bahwa perlakuan berpengaruh sangat sebesar 302,66 g/ekor/hari, BO sebanyak
nyata (P<0,01) terhadap konsumsi BK 295,06 g/ekor/hari, dan PK sebanyak 73,38
konsentrat, BO konsentrat dan PK g/ekor/hari..
konsentrat dan berpengaruh nyata (P<0,05) Menurut Kearl (1982), kambing lokal
terhadap konsumsi BO total. Uji lanjut di negara-negara berkembang dengan bobot
DMRT menunjukkan bahwa konsumsi BK, badan 20-25 kg membutuhkan total protein
BO dan PK konsentrat tidak berbeda pada antara 56-78 gram/ekor/hari. Supriyati dan
perlakuan P1, P2, dan P3 (P>0,05) namun Haryanto (2015) melaporkan rataan konsumsi
protein kasar pada kambing Nubian sebesar 201
ketiga perlakuan tersebut nyata lebih rendah
gram/ekor/hari. Konsumsi PK untuk semua
dibandingkan P4 (P<0,05). Hal ini
perlakuan terlihat bahwa rata-rata konsumsi PK
dikarenakan konsentrat P1, P2, dan P3
telah melebihi dari hasil yang disampaikan oleh
berbahan bungkil inti sawit belum disukai Supriyati dan Haryanto (2015). Konsumsi PK
ternak sehingga tidak dikonsumsi dalam yang tinggi pada P4 dikarenakan konsumsi
jumlah banyak, berbeda dengan P4 yang konsentrat (ampas tahu) dikonsumsi lebih
berbahan ampas tahu dikonsumsi dalam banyak. Faktor yang mempengaruhi konsumsi
jumlah yang sangat banyak. Pakan protein pakan adalah konsumsi bahan kering
konsentrat berbahan bungkil inti sawit tidak dan kandungan protein dalam pakan. Kualitas
disukai ternak karena barangkali teksturnya ransum akan mempengaruhi besarnya protein
kering berbeda dengan P4 berupa ampas yang dikonsumsi, palatabilitas, kapasitas alat
pencernaan serta kemampuan menggunakan
tahu sangat disukai kambing. Rata-rata

Penggunaan Bungkil Inti Sawit, Minyak Sawit, Bungkil Inti Sawit Fermentasi (Suhendro et al., 2018) | 59
pISSN-1978-3000
eISSN-2528-7109
zat-zat makanan yang diserap merupakan faktor umur, lingkungan, dan genetik yaitu berat
yang ikut menentukan tingkat konsumsi. tubuh fase awal pertumbuhan berhubungan
Ransum yang sama kandungan zat-zat dengan berat dewasa adalah satu kriteria
makanannya belum tentu sama pengaruhnya yang digunakan untuk mengukur
terhadap ternak karena dipengaruhi oleh
pertumbuhan adalah dengan pengukuran
kesukaan dan pencernaan masing-masing
berat badan. Pertambahan berat badan
ransum. Palatabilitas bahan pakan akan
adalah kemampuan ternak untuk mengubah
mempengaruhi konsumsi konsentrat dalam
bentuk protein kasar. zat-zat nutrisi yang terdapat dalam pakan
menjadi daging. Pertumbuhan juga
Pertambahan Berat Badan Ternak didefinisikan sebagai perubahan ukuran
Pertambahan berat badan (PBB) yang meliputi perubahan berat hidup,
merupakan salah satu peubah yang bentuk dimensi linier dan komposisi tubuh
digunakan untuk menilai kualitas pakan termasuk perubahan organ-organ dan
ternak. Menurut McDonald et al (2002) jaringan tersebut (Suparno, 1994).
pertumbuhan ternak ditandai dengan Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh
peningkatan berat dan adanya kualitas dan kuantitas ransum yang
perkembangan. Pengukuran berat badan diberikan.
berguna untuk menentukan tingkat Pada hasil diatas menunjukkan
konsumsi efisiensi pakan dan harga bahwa pertambahan berat badan untuk
(Parakkasi, 1999). Rata-rata pertambahan semua perlakuan relatif sama. Kondisi ini
berat badan kambing selama penelitian menunjukkan bahwa zat makanan yang
untuk perlakuan P1, P2, P3, dan P4 dikonsumsi dapat digunakan ternak untuk
berturut-turut sebesar 70, 60, 60, dan 40 pertumbuhan jaringan yang ditunjukkan
gram/ekor/hari. Berdasarkan analisis ragam dengan adanya pertumbuhan peningkatan
(anova), menunjukkan bahwa perlakuan berat badan kambing, namun masih jauh
penggunaan konsentrat berpengaruh tidak lebih rendah jika dibandingkan dengan
nyata (P>0,05) terhadap pertambahan bobot peningkatan berat badan harian
badan kambing. Hal ini diduga karena berdasarkan Kearl (1982) sebesar 100
konsumsi BK total dan konsumsi PK total gram/ekor/hari.
berbeda tidak nyata, walaupun konsumsi Cheeke (1999) menyatakan kualitas
konsentratnya berbeda, yang mana bungkil dan kuantitas pakan mempengaruhi
inti sawit dikonsumsi lebih sedikit pertambahan bobot tubuh. Pakan yang
dibandingkan ampas tahu. Hasnudi dan cukup kandungan protein dan strukturnya
Wahyuni (2005) melaporkan bahwa PBB lebih halus akan lebih cepat tercerna oleh
yang tidak berbeda nyata dapat juga mikroba rumen, sehingga laju pencernaan
disebabkan oleh ternak yang makanan di dalam rumen akan lebih cepat
mengkonsumsi pakan yang jumlahnya tidak pula dan dapat meningkatkan jumlah
berbeda nyata. Menurut Tomaszewska et al. konsumsi pakan sehingga mempunyai efek
(1993) bahwa laju PBB dipengaruhi oleh

60 | Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 13. No. 1 Januari-Maret 2018


pISSN-1978-3000
eISSN-2528-7109
positif terhadap pertumbuhan (Martawidjaja fermentation characteristics and
et al., 1986). microbial populations of goats fed
Bandini (1997), menyebutkan Paspalum plicatulum hay-based diet.

bahwa pertambahan berat badan yang Songklanakarin J Sci Technol. 32:527-


536.
rendah selain disebabkan oleh faktor pakan
juga pengaruh genetik (keturunan) dan Cheeke, P. R. 1999. Applied Animal
lingkungan. Terpenuhinya konsumsi bahan Nutrition : Feed and Feeding. 2 Ed.
kering untuk kebutuhan hidup pokok dan Prentice Hall, Upper Saddle River,
produksi berakibat pada tampilan produksi New Jersey.
yang baik pada ternak.
Davis, J. 2002. Utilisation of Low Quality
KESIMPULAN Roughages for Ruminant Feeding.
Proceedings: The 3rd International
Penggunaan konsentrat bungkil inti
Seminar on Tropical Animal
sawit dapat menggantikan ampas tahu
Production, Gadjah Mada University.
dalam ransum tanpa berdampak negatif
Yogyakarta.15-16 Oct. 2002.
terhadap pertumbuhan kambing Nubian.
Lebih lanjut, penggunaan bungkil inti sawit Isnainiyati, N. 2001. Penggunaan Jerami
saja, tanpa penambahan minyak sawit untuk Padi Fermentasi dan Kombinasi
dosing defaunasi ataupun difermentasi Jerami Padi Silase Rumput Raja
merupakan suatu pilihan, mengingat hasil Sebagai Pakan Basal Serta
pertambahan berat badan yang sama. Pengaruhnya Terhadap Pertambahan
Bobot Badan Harian dan Kualitas
UCAPAN TERIMAKASIH
Daging Sapi Peternakan Ongole.
Penulis mengucapkan terimakasih Program Pascasarjana Ilmu
kepada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Peternakan, Fakultas
yang telah mendanai penelitian ini dalam Peternakan,Universitas Gadjah Mada,
rangka program Indofood Riset Nugraha 2016. Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA Kearl. L. C. 1982. Nutrient Requirements of


Ruminants in Developing Countries.
Astuti, M. 2007. Pengantar Ilmu Statisik Agriculture Experimentation Utah State
Untuk Peternakan dan Kesehatan University Logan Utah.
Hewan. Bintang Publisher. Bogor
Martawidjaja. M., A. Wilson dan B.
Bandini, Y. 1997. Sapi Bali. Penebar Sudaryanto, 1986. Suplementasi
Swadaya. Jakarta. Gaplek Dalam Ransum Yang
Menggunakan Rumput Gajah dan
Chanjula, P., A. Mesang, and S. Pongprayoon.
Bungkil Biji Kapuk Untuk
2010. Effects of dietary inclusion of palm
Pertumbuhan Domba. J. Ilmu dan
kernel cake on nutrient utilization, rumen
Peternakan 4 (3): 303-306.

Penggunaan Bungkil Inti Sawit, Minyak Sawit, Bungkil Inti Sawit Fermentasi (Suhendro et al., 2018) | 61
pISSN-1978-3000
eISSN-2528-7109
McDonald, P., R.A. Edwards, J.F.D. Supriyati and B. Haryanto. 2015. Molasses
Greenhalgh dan C.A. Morgan. 2002. Protected Palm Kernel Cake As Source
Animal Nutrition. 6th Ed. Ashford of Protein for Young Male Ettawah

Colour Pr. Gosfort Grade Goats. JITV 16 (1): 17-24.

Tomaszewska, M. W., I. M. Manika, A.


Mirnawati, Y. Rizal, Y. Marlida dan I. P.
Djajanegara, S. Gardiner dan T.R
Kompiang, 2013. Evaluation of palm
Wiradarya. 1993. Produksi Kambing
kernel cake fermentted by Aspergillus
dan Domba di Indonesia. Sebelas
niger as substitute for soybean meal
Maret University Press, Surakarta.
protein in the diet of broiler.
International Journal of Poultry Wijianto, G.A. 2016. Pengaruh Pemberian
Science. 10 (7): 537-541. Ransum Berbasis Limbah Kelapa
Sawit terhadap Kadar Amonia dan
Murtisari, T. 2005. Pemanfaatan limbah
Volatile Fatty Acid Pada Cairan
pertanian sebagai pakan penunjang
agribisnis kelinci. Lokakarya nasional Rumen Sapi Peranakan Ongole.
Skripsi. Jurusan Peternakan Fakultas
petensi dan peluang penegembangan
Pertanian Universitas Lampung.
usaha kelinci. Balai Penelitian Ternak
Bandar Lampung
Bogor. Hal: 41-54.
Zarei, M., A. Ebrahimpour, A. Abdul-
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan
Hamid, F. Anwar and N. Saari. 2012.
Makanan Ternak Ruminan. Indonesia
Production of defatted palm kernel
University Press. Jakarta.
cake protein hydrolysate as a valuable
Pond, W. G., D. C. Church dan K. R. Pond. source of natural
1995. Basic Animal Nutrition and antioxidants. International Journal of
Feeding. 4rd Ed. John Wiley and Molecular Sciences. 13 (7) : 8097-
Sons, Inc., Canada. 8111.

Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi


Daging. Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.

62 | Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 13. No. 1 Januari-Maret 2018

You might also like