Sifat Fisik Dan Mekanik Mortar Dengan Penambahan Bakteri Dian Nanda Islami, Zulfikar Djauhari, Enno Yuniarto

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

SIFAT FISIK DAN MEKANIK MORTAR DENGAN PENAMBAHAN BAKTERI

BACILLUS SUBTILIS
Dian Nanda Islami1), Zulfikar Djauhari1), Enno Yuniarto1)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, 28293
Email : dian.nanda2598@student.unri.ac.id
ABSTRACT
The development of construction technology has progressed quite rapidly, especially in the
field of building materials. One form of technological advancement in building materials
which has been developing until now is mortar. Mortar is a mixture of cement, fine aggregate,
water and stirred until homogeneous. This study used Bacillus Subtilis as an added ingredient
by examining it’s physical and mechanical properties, as well as an innovation in crack
recovery in mortars using bacteria called self healing Mortar. Tests were carried out on
normal mortar and bacterial mortar aged 28 and 56 days. The physical properties of the
mortar tested were porosity, sorptivity and unit weight, while the mechanical properties tested
were compressive strength. The results showed that the porosity value of bacterial mortality
was smaller than that of normal mortality at 28 days and 56 days with a value of 12.53% and
11.8%. The results of the bacterial mortar unit weight test showed a greater value than
normal mortar at the age of 28 days and 56 days with a value of 2.12 gr / cm3 and 2.184 gr /
cm3. The soprtivity test results showed that the value of sorptivity mortar bacteria was lower
at the age of 28 days and 56 days compared to normal sorptivity mortar with values of 0.1092
mm / min0.5 and 0.0861 mm / min0.5. The compressive strength test results showed that the
compressive strength value of bacterial mortar was greater than normal mortar at the age of
28 days and 56 days with values of 20.94 MPa and 21.61 MPa. Based on these data, it can be
concluded that the mortar with the addition of bacillus subtilis bacteria is better than normal
mortar.

Keyword : Mortar, Bacillus Subtilis, Physical Properties, Mechanical Properties, Self


Healing

A. PENDAHULUAN merupakan komponen dari beton,


Perkembangan teknologi konstruksi diharapkan dengan memperbaiki mutu
telah mengalami kemajuan yang cukup mortar maka mutu beton dapat
pesat, terutama pada bidang bahan ditingkatkan. Mortar mempunyai fungsi
bangunan. Salah satu bentuk kemajuan penting dalam suatu bangunan seperti pada
teknologi bahan bangunan yang sampai pekerjaaan pondasi, pasang batu bata dan
saat ini mengalami perkembangan adalah pekerjaan dinding
mortar. Mortar merupakan material Adapun fungsi dari mortar adalah
struktur yang sangat penting dalam bidang sebagai matriks pengikat bagian penyusun
konstruksi mengingat sekarang banyak konstruksi baik yang bersifat struktural
bangunan yang telah menggunakan beton ataupun nonstruktural. Penggunaan mortar
dan mortar sebagai bahan bangunan, untuk konstruksi yang bersifat struktural
mudah dalam pengerjaan, misalnya penggunaan mortar pada
Mortar merupakan salah satu bahan pasangan batu belah untuk struktur
campuran dari semen, agregat halus, air pondasi, sedangkan untuk konstruksi yang
dan diaduk sampaihomogen.Mortar bersifat non struktural misalnya

Jom FTEKNIK Volume 8 Edisi 1 Januari s/d Juni 2021 1


penggunaan mortar pada pasangan batu cells/25 ml dan 105 cells/30 ml, dimana
bata untuk dinding plesteran. didapatkan volume konsentrasi bakteri
Masyarakat masih sering Bacillus Subtilis optimun yaitu 105
menggunakan menggunakan semen cells/20 ml. Maka dalam penelitian ini
portland sebagai bahan pengikat utama campuran mortar dengan bakteri Bacillus
dalam pembuatan mortar khususnya di Subtilis volume konsetrasi yang digunakan
wilayah indonesia. Adapun penambahan adalah 105 cells/20 ml.
penggunaan bahan pengikat lain dalam
pembuatan mortar. Salah satunya yaitu B. TINJAUAN PUSTAKA
dengan penambahan kapur yang berfungsi B.1 Mortar
sebagai bahan ikat mortar yang dapat Berdasarkan SNI 03-6825-2002
menaikkan kuat tekan mortar. Oleh karena mortar didefinisikan sebagai campuran
itu perlu dicoba bahan tambah lain yang material yang terdiri dari agregat halus
fungsinya mirip dengan kapur dan semen (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur,
portland yanng berfungsi sebagai bahan semen Portland) dan air dengan komposisi
pengikat yang mengurangi penggunaan tertentu.
semen portland. Bahan perekat pada mortar dapat
berupa tanah liat, kapur maupun semen
Pada saat kejadian gempa di suatu
Portland. Bila tanah liat maka disebut
wilayah, banyak bangunan yang
dengan mortar lumpur (mud mortar), bila
mengalami kerusakan atau keretakan. dari kapur disebut mortar kapur, dan
Pada kondisi tersebut perlu dilakukan begitu pula bila dari semen Portland yang
suatu metode perbaikan atau perkuatan dipakai sebagai bahan perekat maka
yang mudah dilaksanakan meliputi disebut mortar semen. Agregat halus
kemudahan dalampenyediaan material, berfungsi sebagai bahan pengisi bahan
pelaksanaannya serta mempunyai hasil yang direkat (Tjokrodimuljo, 1996).
yang optimal. Untuk mengurangi masalah
keretakan atau kerusakan ban gunan,
B.2 Bahan Penyusun Mortar
maka adanya sebuah inovasi perbaikan B.2.1 Semen Portland
yang dapat memperbaiki keretakan Semen portland adalah semen
dengan sendirinya. Penelitian ini hidrolis yang dihasilkan dengan cara
menggunakan bahan tambah bakteri membakar secara bersama – sama kapur,
Bacillus Subtilis dan inovasi pemulihan silika dan alumunia pada suhu ± 1500°C
keretakan pada mortar dengan yang menjadi klinker. Kemudian kIinker-
menggunakan bakteri disebut Self Healing klinker ini didinginkan dan dihaluskan
Mortar. sampai seperti bubuk. Biasanya lalu
ditambahkan gips atau kalsium sulfat
Bakteri Bacillus Subtilis dipilih sebagai bahan pengontrol waktu ikat
nantinya sebagai bahan tambah yang dapat (Ahmad Antono,1985).
memulihkan dan menutupi keretakan
dengan sendirinya pada mortar. Penelitian B.2.2 Agregat Halus
sebelumnya dilakukan Alfi et al (2019) Agregat halus didefinisikan sebagai
yang menggunakan Bakteri Bacillus material granular misalnya pasir, kerikil,
Subtilis dalam campuran beton. batu pecah, dan kerak tungku besi yang
Berdasarkan penelitian tentang bakteri dipakai bersama-sama dengan suatu media
yang dilakukan oleh Priandoko, Djauhari, pengikat untuk membentuk mortar atau
Yuniarto (2019) campuran beton dengan beton semen hidrolik atau adukan. Agregat
bahan tambah bakteri Bacillus Subtilis halus disebut pasir, baik berupa pasir alami
dengan konsentrasi 105 cells/20 ml, 105 yang diperoleh langsung dari sungai atau
tanah galian, atau dari hasil pemecahan

Jom FTEKNIK Volume 8 Edisi 1 Januari s/d Juni 2021 2


batu. Agregat yang butir butirnya lebih Perhitungan nilai porositas
kecil dari 1,2 mm disebut pasir halus, mengacu pada ASTM C 642 – 90 dengan
sedangkan butir-butir yang lebih kecil dari persamaan: (I)
0,075 mm disebut silt, dan yang lebih kecil
dari 0,002 mm disebut clay (SK SNI T-15- Dengan:
1991-03).
n : Porositas benda uji (%)
B.2.3 Air W1 : Berat kering oven benda uji (kg)
Air harus bersih dan bebas dari
sejumlah minyak, asam, alkali, garam, zat W2 : Berat mortar jenuh air setelah
organik atau zat/bahan lainnya yang pendidihan (kg)
merusak mortar atau semua logam yang W3 : Berat mortar dalam air (kg)
terdapat di dinding. Air adalah bahan
penyusun mortar yang digunakan sebagai B.3.2 Sorptivity
pereaksi dengan semen. Nilai sorptivity ditentukan
Menurut (SNI 15-7064-2004) syarat berdasarkan garis regresi linear dari grafik
standar air yang digunakan untuk beton hubungan antar jumlah air yang diserap
adalah : persatuan luas permukaan (I) dengan akar
waktu hisap (t). Menurut Papworth &
1. Air yang digunakan pada campuran Grace (1985) nilai koefisien sorptivity di
beton harus bersih dan bebas dari anjurkan kurang dari 0,2 mm/min0,5untuk
bahan-bahan merusak yang menjaga kekedapan mortar ataupun beton.
mengandung oli, asam, alkali, garam, Rumus yang digunakan untuk menghitung
bahan organik, atau bahan-bahan nilai sorptivity adalah sebagai berikut.
lainnya yang merugikan terhadap beton
atau tulangan. I=C+S (II)
2. Air pencampur yang digunakan pada Dimana:
beton tidak mengandung ion klorida
lebih dari 0,5 g/l. I = jumlah air persatuan luas (gr/mm2 )
3. Tidak mengandung senyawa sulfat
C = konstanta
lebih dari 1 g/l.
S = sorptivity (mm/min0,5)
B.3 Sifat Fisik Mortar
B.3.1 Porositas = akar waktu hisap (menit)
Porositas merupakan persentasi
volume ruang pori atau ruang sempit dan B.3.3 Berat Satuan
kecil antara butiran material. Rapat Pengujian berat satuan dilakukan
penumpukan dan porositas juga penting, pada umur pengujian 28 hari dan 56 hari.
bagian – bagian volume yang berpengaruh Pengujian berat satuan mortar dapat
atas jumlah air atau pasta semen yang dirumuskan sebagai berikut.
bercampur dengan agregat.
Bs= (III)
Pengujian porositas dilakukan
untuk mengetahui besarnya porositas yang Dimana:
terdapat pada benda uji. Semakin banyak
porositas yang terdapat pada benda uji Bs = Berat satuan mortar (gr/cm3 )
maka semakin rendah kekuatannya (Van
Bm = Berat mortar (gr)
Vlack, 1994)
Vm = Volume mortar (cm3 )

Jom FTEKNIK Volume 8 Edisi 1 Januari s/d Juni 2021 3


B.4 Sifat Mekanik Dalam hal penyembuhan retak bakteri
B.4.1 Kuat Tekan tidak dilindungi terhadap pH yang tinggi,
Kuat tekan mortar merupakan karena jumlah penyembuhan retak yang
kekuatan tekan maksimum yang dapat diamati secara visual terbatas di daerah
dipikul mortar persatuan luas. Menurut tertentu. Dari mikroskop digital endapan
SNI 03-6825-2002, kuat tekan mortar karbonat dapat diamati melapisi celah –
adalah besarnya beban persatuan luas yang celah.
menyebabkan benda uji beton hancur bila
dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang Ketahanan mortar semen, baik
dihasilkan oleh mesin tekan. Berikut ini digunakan sebagai bahan penyusun beton
adalah rumus kuat tekan mortar: terhadap kondisi lingkungan yang
merugikan melalui sebagai hasil bioproses
logis dan alami yang membentuk kalsium
F’c= (IV)
karbonat dalam mortar pori – pori atau
permukaanya (Tayebani & Mostofinejad,
Dengan:
2019).
F’c : kuat tekan mortar (N/mm2 atau MPa)
P : beban maksimum (N)
A : luas penampang benda uji (mm2)
Kuat tekan mortar sangat
dipengaruhi oleh sifat dan jenis bahan
penyusunnya. Sifat dan jenis agregat yang
digunakan berpengaruh terhadap kuat
tekan mortar. Semakin tinggi tingkat
kekerasan agregat yang digunakan akan
dihasilkan kuat tekan mortar yang tinggi.
Gambar 1. Self Healing Mortar
B.5 Self Healing Mortar (Tayebani & Mostofinejad, 2019)
Mortar merupakan material penting
untuk konstruksi bangunan dan cendrung Mortar dengan penambahan jenis
mengalami retak dibawah tekanan . Bisa bakteri merupakan industri konstruksi
jadi tegangan tarik yang ada berasal dari bangunan yang ramah lingkungan
beban luar, deformasi, alkali atau serangan dibandingkan teknologi konvensional
sulfat. Tanpa ada perawatan yang tepat, karena dapat melakukan penyembuhan diri
maka keretakan akan semakin membesar sendiri dan merupakan bahan konstruksi
dan membuat biaya perawatan akan yang awet dan juga tahan lama (Sikder &
semakin mahal. Saha, 2019).
Mekanisme penyembuhan diri pada
keretakan mortar dengan memanfaatkan B.6 Bacillus Subtilis
agregat berpori sebagai mobilisasi bakteri Bakteri Bacillus Subtilis adalah jenis
yang pertama kali diperkenalkan oleh bakteri yang umum ditemukan di tanah,
jonkers. Dimana penelitiannya air, udara dan materi tumbuhan yang
menggunakan impregnasi spora bakteri ke terdekomposisi. Bacillus Subtilis memiliki
dalam media abu terbang untuk kemampuan antibiotik dalam bentuk
melindungi bakteri dalam campuran lipopetida, salah satunya adalah turin, yang
mortar (Nugroho, Satyarno, & Subyakto, berfungsi membunuh mikroorganisme lain
2015). atau menurunkan tingkat pertumbuhannya
(Higerd, Hoch, & Spizizen, 1972).

Jom FTEKNIK Volume 8 Edisi 1 Januari s/d Juni 2021 4


Bakteri Bacillus Subtilis digolongkan Bacillus subtilis selnya berbentuk
ke dalam kelas bakteri heterotrofik, yaitu basil, ada yang tebal dan yang tipis.
protista bersifat uniseluler yang termasuk Biasanya bentuk rantai atau terpisah.
golongan mikroorganisme redusen atau Sebagian motil dan adapula yang non
yang lazim disebut dengan dekomposer. motil. Semua membentuk endospora yang
Sebagian besar bakteri laut termasuk berbentuk bulat dan oval. Bacillus subtlis
dalam kelompok bakteri bersifat heretrofik merupakan jenis kelompok bakteri
dan saprofik. termofilik yang dapat tumbuh pada kisaran
suhu 45 °C – 55 °C dan mempunyai
pertumbuhan suhu optimum pada suhu
60 °C – 80 °. Sehingga bakteri ini dapat
tetap hidup didalam beton

C. Metodologi Penelitian
C.1 Pengujian Karakteristik Agregat
Gambar 2. Bakteri Bacillus Subtilis Agregat halus yang digunakan
(Jonkers, 2011)
diperoleh dari Teratak Buluh Kabupaten
Kampar, Provinsi Riau. Pengujian
Bacillus Subtilis merupakan sebagai
media penyembuhan keretakan pada beton karakteristik agregat halus penelitian ini
maupun mortar. Bakteri termasuk dalam terdiri dari pengujian kadar air, berat jenis,
marga Bacillus, dimana salah satu dari berat volume, analisa saringan,
enam bakteri penghasil endospora. pemeriksaan kadar lumpur dan
Endospora tersebut berbentuk oval, bulat, pemeriksaan kadar organik
elips atau silinder yang terbentuk di dalam
sel vegetatif. C.2 Perencanaan Pembuatan Benda
Bentuk bacillus subtilis dapat dilihat Uji
seperti Gambar 2 yang dilihat Benda uji yang digunakan adalah
menggunakan mikroskop. Bacillus subtilis berbentuk kubus dengan ukuran 5 cm x 5
memiliki panjang batang 0,6 - 0,8 m dan cm x 5 cm. Total rencana benda uji adalah
54 sampel dimana 24 sampel mortar
ketebalan 2,0 – 3,0 m.
normal dan 30 sampel mortar bakteri
Bakteri bacillus subtilis bereaksi
dengan konsentrasi 105cells/20 ml.
dengan air dan menghasilkan zat kapur
Pengujian dilakukan pada rendaman
yang merupakan bahan utama dari semen.
(curing) air biasa pada umur 28 hari dan
Zat kapur itu sendiri akan menutupi bagian
56 hari
yang retak pada mortar. Dipilihnya bakteri
ini karena dapat berkembang menjadi Konsentrasi ini dipilih karena dalam
spora ketika retakan terjadi dan bakteri ini penelitian sebelumnya yang dilakukan
dapat hidup dalam suhu yang cukup tinggi Priandoko, Djauhari, Yuniarto et al (2019)
ketika dilakukannya pencampuran mortar. dimana volume konsentrasi bakteri
Bacillus subtilis merupakan bakteri Bacillus Subtilis optimum yaitu
yang termasuk dalam jenis bacillus. 105cells/20 ml.
Bakteri ini merupakan kuman yang
berbentuk batang, gram positif, dan Perencanaan dan pelaksanaan
memiliki spora fakultatif yang sering pembuatan benda uji dilakukan setelah uji
ditemukan di tanah, air dan termasuk air karakteristik material sudah dilakukan.
c
laut. Mutu mortar yang direncanakan yaitu F’
17,2 MPa. Perhitungan campuran mortar

Jom FTEKNIK Volume 8 Edisi 1 Januari s/d Juni 2021 5


berdasarkan SNI 03-6825-2002, dengan isolat yang dilakukan di Laboratorium
perbandingan semen : pasir adalah 1 : 3. Mikrobiologi Pertanian, Universitas Gadja
Mada, Yogyakarta, Indonesia..
Tabel 1. Perencanaan Pembuatan C.5 Pembuatan Benda Uji
Benda Uji Pembuatan benda uji berdasarkan
Mortar Bakteri komposisi dan rencana benda uji yang
Mortar normal Konsentrasi
105 cells/20 ml telah direncanakan. Pelaksanaan
Pengujian Perawatan
pembuatan benda uji dilaksanakan di
28 56 28 56 (Retak) 56

3 3 3 3
Laboratorium Teknologi Bahan Jurusan
F’c Benda
uji
Benda
uji
Benda
Uji
- Benda
Uji
Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas
Fcr - -
3
Benda
3
Benda -
Riau.
Uji Uji
3 3 3 3
Porositas Benda Benda Benda - Benda C.6 Perawatan Benda Uji
uji uji Uji Uji
3 3 3 3 Setelah lebih kuang 24 jam, maka
Sorptivity Benda Benda Benda - Benda
uji uji Uji Uji benda uji dibuka dari cetakan mortar.
Berat
3
Benda
3
Benda
3
Benda -
3
Benda
Kemudian mortar direndam di bak
satuan
uji uji Uji Uji perendaman menggunakan air biasa
selama 28 hari dan 56 hari. Adapun fungsi
C.3 Perencanaan Mix Design dari perendaman agar proses hidrasi yaitu
Mortar adalah campuran yang terdiri reaksi air dan semen dapat berlangsung
dari agregat halus, semen dan air. dengan baik dan sempurna sehingga
Komposisi campuran yang tepat pada mendapatkan hasil mortar sesuai yang
mortar didapatkan dari nilai uji diinginkan.
karakteristik material. Perhitungan
campuran mortar berdasarkan SNI 03- C.7 Pelaksanaan Pengujian Mortar
6825-2002, dengan perbandingan semen : C.7.1 Pengujian Porositas
pasir adalah 1 : 3. Porositas merupakan persentase
Komposisi campuran mortar untuk 1 pori-pori atau ruang kosong dalam mortar
3
m dengan mutu yang direncanakan f’c terhadap volume benda (volume total
17,2 MPa dapat dilihat pada Tabel 2. mortar). Semakin banyak porositas pada
Perencanaan campuran penelitian ini benda uji maka semakin rendah
mengacu pada standar SNI 03-6825-2002. kekuatannya. Adapun prosedur pengujian
Tabel 2. Perencanaan Mix Design porositas yaitu :
1. Mengeluarkan benda uji dari bak
Bacillus
Jenis Mortar
Agregat Halus Semen Air
Subtilis
perendaman
(kg) (kg) (kg)
(ml) 2. Mengeringkan benda uji dengan oven
Mortar Normal 1551,79 562,04 230,99 - pada suhu 100-110°C selama tidak
Mortar Bakteri 1551,79 562,04 230,99 20 kurang dari 24 jam, kemudian biarkan
sampai dingin di udara kering sampai
dengan suhu 20-25°C.
C.4 Pengenceran Isolat bakteri bacillus 3. Menghitung massa kering oven sebagai
Subtilis W1
Bakteri Bacillus Subtilis diperoleh 4. Melakukan perendaman dalam air kira
dari laboratorium Mikrobiologi Pertanian, – kira selama tidak kurang dari 48 jam.
Universitas Gadjah Mada. Bakteri Bacillus 5. Setelah massa perendaman selama 48
Subtilis yang dipesan sudah dalam jam, maka permukaan benda uji
dikeringkan dengan lap kering untuk
berbentuk media cair karena telah
menghilangkan kelembaban permukaan.
dilakukan proses pengenceran dari bentuk
6. Lalu timbang dan mencatat nilai W2

Jom FTEKNIK Volume 8 Edisi 1 Januari s/d Juni 2021 6


7. Setelah penimbangan massa jenuh, Pemeriksaan karakteristik material
kemudian menggunakan penggangtung campuran mortar yang dilakukan adalah
kawat menghitung massa sebenarnya pada agregat halus. Pengujian dilakukan di
dalam air sebagai W3. Laboratorium Teknologi Bahan Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
C.7.2 Pengujian Berat Satuan Riau. Hasil pengujian karakteristik agregat
Berat satuan mortar merupakan dapat dilihat pada Tabel 3.
perbandingan antara berat mortar dengan Tabel 3. Hasil Pengujian Karakteristik
volume yang sangat tergantung dari Agregat Halus
komposisi material adukan yang No. Jenis Pengujian Hasil Spesifikasi
direncanakan. Adapun prosedur pengujian 1 Kadar Air (%) 0,2 <5
berat satuan mortar yaitu : 2 Berat Jenis
1. Mengeluarkan benda uji dari bak a. Bulk Spesific Gravity
2,65 2,58 – 2,83
perendaman o SSD
2. Memasukkan benda uji ke dalam oven b. Absorption (%) 0,60 <2
dengan suhu 100-110°C selama tidak 3 Berat Volume (gr/cm3)
a. Kondisi Gembur 1,6 1,4 – 1,9
kurang dari 24 jam.
a. Kondisi Padat 1,7 1,4 – 1,9
3. Kemudian biarkan sampai dingin di
4 Modulus Kehalusan 2,63 1,5 – 3,8
suhu ruangan.
5 Kandungan Organik No. 2 < No.3
4. Setelah itu timbang berat mortar 6 Kadar Lumpur (%) 3,2 <5
sebagai Bm.
D.2 Hasil Pengujian Porositas
C.7.2 Pengujian Sorptivity
Berdasarkan hasil pengujian nilai
Pengujian sorptivity mortar bertujuan porositas pada mortar normal dan bakteri
untuk menentukan proses kinerja mortar pada umur 28 hari pada rendaman air biasa.
yang menghasilkan mortar yang bagus dan Pada gambar menunjukkan nilai porositas
berkualitas dalam jangka waktu yang pada mortar normal yaitu 14,29 % lebih
panjang dan menentukan tingkat tinggi daripada mortar bakteri yaitu
penyerapan air yang masuk ke dalam 12,53 %. Antara nilai porositas umur 28
mortar. Adapun prosedur pengujian hari mortar normal dan mortar bakteri
sorptivity yaitu : memiliki selisih sebesar 1,76 %.
1. Mengeluarkan benda uji dari bak Berdasarkan hasil pengujian nilai
perendaman porositas nilai porositas pada mortar
2. Memasukkan benda uji ke dalam oven normal dan mortar bakteri pada umur 56
dengan suhu 100-110°C selama tidak hari pada rendaman air biasa. Pada
kurang dari 24 jam. Gambar 3 dan 4 menunjukkan bahwa nilai
3. Kemudian, biarkan sampai dingin untuk porositas yaitu 13,63 % lebih tinggi
mncapai suhu ruangan daripada mortar bakteri dengan nilai
4. Setelah itu letakkan benda uji ke dalam porositas 11,8 %. Antara nilai porositas
wadah berisi air hingga ketinggian 1-2 umur 56 hari mortar normal dan mortar
mm dibawah permukaan. bakteri memiliki selisih sebesar 1,89 %.
5. Kemudian, mencatat berat mortar Hal ini menunjukkan bahwa semakin
dalam interval waktu 1, 5, 10, 20, 30, bertambahnya umur mortar maka nilai
60, 120, 180, dan 240 menit. prositasnya mengalami penurunan dimana
nilai porositas mortar bakteri sedikit lebih
baik dibandingkan mortar normal. Hal ini
D. HASIL DAN PEMBAHASAN menujukkan bahwa bakteri berkembang
D.1 Hasil Pengujian Karakteristik baik di dalam mortar.
Agregat

Jom FTEKNIK Volume 8 Edisi 1 Januari s/d Juni 2021 7


Porositas yang terjadi pada mortar subtilis dapat meningkatkan kerapatan
umur 56 hari lebih kecil dibandingkan pada mortar.
dengan porositas umur 28 hari. Mortar
dengan penambahan bakteri bacillus Nilai berat satuan pada mortar
subtilis memiliki nilai porositas yang baik normal dan mortar bakteri pada umur 56
daripada mortar normal. Hal ini hari pada rendaman air biasa. Pada gambar
menunjukkan bahwa dengan penambahan menunjukkan bahwa nilai berat satuan
bakteri bacillus subtilis dapat mengurangi pada mortar normal yaitu 2,122 gr/cm3
porositas yang ada pada mortar. lebih rendah daripada mortar bakteri
dengan nilai berat satuan yaitu 2,184
Perbandingan nilai porositas mortar gr/cm3. Hal ini menunjukkan nilai berat
normal dengan mortar bakteri pada umur satuan pada umur 56 hari tidak berbeda
perawatan 28 dan 56 hari dapat dilihat jauh dengan umur 28 hari dimana nilai
pada Gambar 3 dan 4. berat satuan pada mortar bakteri lebih
tinggi dari nilai berat satuan pada mortar
16 14,29 normal.
14 12,53
Grafik nilai berat satuan pada mortar
12
Porositas(%)

10
umur 56 hari berbanding lurus dengan
8 nilai kuat tekan pada mortar. Sehingga
6 semakin besar nilai berat satuan pada
4 mortar maka semakin besar nilai kuat
2 tekannya. Tidak berbeda jauh dengan
0 umur 28 hari, umur 56 hari nilai berat
Mortar Normal Mortar Bakteri satuan pada mortar bakteri lebih besar
daripada mortar normal. Hal ini
Gambar 3. Nilai Porositas 28 Hari menunjukkan bahwa dengan penambahan
bakteri bacillus subtilis bekerja dengan
16 baik dan dapat meningkatkan kepadatan
13,63
14
11,8
dan kerapatan pada mortar sehingga hasil
12 yang didapatkan lebih bagus.
Porositas(%)

10
8
Perbandingan nilai berat satuan
6 mortar normal dengan mortar bakteri pada
4 umur perawatan 28 dan 56 hari dapat
2 dilihat pada Gambar 5 dan 6.
0 2,4
2,032 2,12
Berat Satuan (gr/cm3)

Mortar Normal Mortar Bakteri


2
Gambar 4. Nilai Porositas 56 Hari 1,6
1,2
D.3 Hasil Pengujian Berat Satuan
0,8
Berdasarkan hasil nilai berat satuan 0,4
pada mortar bakteri lebih tinggi
0
dibandingkan pada mortar normal. Dimana mortar normal mortar bakteri
nilai berat satuan pada mortar bakteri
senilai 2,12 gr/cm3 dan nilai berat satuan
pada mortar normal senilai 2,032 gr/cm3. Gambar 5. Nilai Berat Satuan 28 Hari
Hal ini menunjukkan bahwa mortar
dengan penambahan bakteri bacillus

Jom FTEKNIK Volume 8 Edisi 1 Januari s/d Juni 2021 8


2,5 2,184 0,15 0,1362
2,122

Sorptivity(mm/min0,5)
Berat Satuan(gr/cm3)
2 0,1092
0,1
1,5

Nilai
1
0,05
0,5

0 0
mortar normal mortar bakteri Mortar Normal Mortar Bakteri

Gambar 6. Nilai Berat Satuan 56 Hari Gambar 7. Nilai Sorptivity 28 Hari

D.4 Hasil Pengujian Sorptivity


0,14 0,1251
Berdasarkan hasil bahwa nilai

Sorptivity(mm/min0,5)
0,12
sorptivity pada mortar normal dengan nilai
0,1 0,0861
0,1362 mm/min0,5 dan mortar bakteri
0,08

Nilai
dengan nilai 0,1092 mm/min0,5. Hal ini
0,06
menunjukkan semakin tinggi nilai
0,04
sorptivity maka semakin rendah nilai kuat
0,02
tekan. Nilai sorptivity untuk mortar normal 0
dan bakteri umur 28 hari berada pada Mortar Normal Mortar Bakteri
rentang rentang 0,1 mm/min0,5-0,2
mm/min0,5, sehingga dapat dikategorikan
Gambar 8. Nilai Sorptivity 56 Hari
diterima.
Berdasarkan hasil menunjukkan
bahwa nilai sorptivity umur 56 hari pada D.5 Hasil Pengujian Kuat Tekan
mortar normal dengan nilai 0,1251 Berdasarkan hasil bahwa nilai kuat
mm/min0,5 dan mortar bakteri dengan nilai tekan pada umur 28 hari pada mortar
0,0861 mm/min0,5. Semakin bertambah normal dan mortar bakteri pada rendaman
umur perawatan mortar maka semakin air biasa. Nilai kuat tekan mortar normal
turun nilai sorptivity pada mortar normal umur 28 hari yaitu 17,67 Mpa dan nilai
maupun mortar bakteri dengan kuat tekan mortar bakteri pada umur 28
penambahan bacillus subtilis. Nilai hari yaitu 20,94 Mpa. Pada umur 28 hari
sorptivity untuk mortar normal umur 56 mortar bakteri mengalami peningkatan
hari berada pada rentang rentang 0,1 sekitar 18,5 % terhadap mortar normal.
mm/min0,5-0,2 mm/min0,5 dan untuk Bahwa nilai kuat tekan umur 56
mortar bakteri berada pada rentang <0,1 mengalami peningkatan dibandingkan nilai
mm/min0,5 , sehingga pada mortar normal kuat tekan umur 28 hari. Dimana nilai kuat
umur 56 hari dapat diterima dan pada tekan mortar normal sebesar 18,36 MPa
mortar bakteri umur 56 hari dikategorikan sebelumnya nilai kuat tekan mortar normal
sangat baik. Pada pengujian ini dapat pada umur 28 hari sebesar 17,67 MPa.
dilihat nilai sorptivity yang didapat rendah Kemudian, nilai kuat tekan mortar bakteri
pada umur 28 hari dan 56 hari sehingga mengalami kenaikan sebesar 21,61 MPa
dikaegorikan dapat diterima sebelumnya nilai kuat tekan mortar pada
umur 28 hari sebesar 20,94 MPa. Pada
Perbandingan nilai sorptivity mortar umur 56 hari kuat tekan mortar bakteri
normal dengan mortar bakteri pada umur mengalami peningkatan 17,70% terhadap
perawatan 28 dan 56 hari dapat dilihat mortar normal. Hal ini menunjukkan
pada Gambar 7 dan 8. bahwa semakin lama umur mortar maka

Jom FTEKNIK Volume 8 Edisi 1 Januari s/d Juni 2021 9


semakin besar mutu mortar yang beban retak awal pada umur 28 hari
didapatkan terutama mortar dengan didapatkan 7,328 kN dan beban retak awal
penambahan bakteri bacillus subtilis. ini tidak mengalami kehancuran dan
Perbandingan nilai kuat tekan mortar keretakannya tidak dapat dilihat secara
normal dengan mortar bakteri pada umur visual karena keretakan yang terjadi sangat
perawatan 28 dan 56 hari dapat dilihat halus yang terjadi didalam mortar. Untuk
pada Gambar 9 dan 10. perhitungan beban retak awal dapat dilihat
pada Lampiran 2-E.
25
20,94
17,67
Kemudian nilai beban retak hancur
20
didapatkan yaitu 7,742 kN setelah
15 pembebanan retak diawal dan direndam
MPa

10 kembali untuk mengetahui beban retak


5
hancurnya di umur 56 hari. Disini dapat
dilihat bakteri yang ada di dalam mortar
0 itu bekerja atau memproduksi kapur
Mortar Normal Mortar Bakteri
dengan menutupi keretakan yang ada di
dalam mortar.
Gambar 9. Nilai Kuat Tekan 28 Hari
E. KESIMPULAN DAN SARAN
E.1 Kesimpulan
25 21,61 Berdasarkan hasil pengujian yang
20 18,36
dilakukan seperti porositas, sorptivity,
15 berat satuan dan kuat tekan dengan
MPa

menggunakan Bakteri Bacillus Subtilis


10
dengan konsentrasi 105 cells/ 20 ml pada
5 rendaman air biasa umur 28 hari dan 56
0 hari, maka dapat disimpulkan :
Mortar Normal Mortar Bakteri
1. Pengujian porositas didapatkan nilai
porositas mortar dengan tambahan
Gambar 10. Nilai Kuat Tekan 56 Hari bakteri memiliki nilai lebih kecil
dibandingkan mortar normal. Pada
umur 28 hari didapatkan nilai
D.6 Hasil Pengujian Kuat Tekan porositas mortar bakteri sebesar
dengan Beban Retak Awal 12,53 % sedangkan mortar normal
pada umur 28 hari didapatkan nilai
Pengujian uji tekan dilakukan porositas sebesar 14,29 %. Pada umur
setelah direndam selama 28 hari (Tahap 1) 56 hari didapatkan nilai porositas
dengan diberi pembebanan diawal untuk mortar bakteri sebesar 11,80 %
mortar bakteri. Beban yang diberikan sedangkan mortar normal pada umur
merupakan tegangan awal mortar saat 56 hari diapatkan nilai porositas
diberi beban. Beban didapat dari nilai 13,63%.
modulus of rupture. Ketika diberi beban di 2. Nilai berat satuan mortar dengan
retak awal (Tahap 1) dan sudah mencapai penambahan bakteri bacillus subtilis
nilai yang diinginkan maka beban sudah lebih besar dibandingkan mortar
didapat tadi kembalikan lagi ke awal normal. Pada umur 28 hari didapatkan
dalam posisi 0 kN. Keretakan pada mortar nilai berat satuan mortar bakteri
tidak dapat dilihat sepenuhnya secara sebesar 2,120 gr/cm3 sedangkan
visual, karena keretakan terjadi sangat mortar normal didapatkan nilai berat
halus yang ada didalam mortar. nilai satuan sebesar 2,032 gr/cm3. Pada

Jom FTEKNIK Volume 8 Edisi 1 Januari s/d Juni 2021 10


umur 56 hari nilai berat satuan pada bekerja, karena seiring bertambahnya
mortar bakteri dan normal mengalami umur maka semakin bagus.
kenaikan sebesar 2,184 gr/cm3 dan 2. Menambah variasi konsentrasi bakteri
2,122 gr/cm3. dalam campuran mortar.
3. Pada umur 28 hari didapatkan nilai 3. Perlu dilakukan penelitian lebih
sorptivity mortar bakteri sebesar mendalam mengenai penelitian bakteri
0,1092 mm/min0,5 sedangkan nilai ini agar hasil yang didapatkan lebih
sorptivity mortar normal sebesar baik.
0,1362 mm/min0,5. Pada umur 56 hari
nilai sorptivity mortar bakteri sebesar
0,0861 mm/min0,5 dan mortar normal Daftar Pustaka
nilai sorptivity sebesar 0,1251 Higerd, T. B., Hoch, J. A., & Spizizen, J.
mm/min0,5. Nilai sorptivity mortar (1972). Hyperprotease-producing
bakteri dan normal pada umur 28 hari mutants of Bacillus subtilis. Journal
dan 56 hari berada pada rentang 0,1 of Bacteriology, 112(2), 1026–1028.
mm/min0,5-0,2 mm/min0,5. Sehingga
dapat dikatakan pada kategori baik. Indonesia, S. N., & Nasional, B. S. (2004).
4. Nilai kuat tekan mortar dilakukan Semen portland komposit.
pada mortar dengan penambahan
Jonkers, H. M. (2011). Bacteria-based
bakteri bacillus subtilis dan mortar
self-healing concrete. 56(1), 1–12.
normal. Nilai kuat tekan mortar
bakteri pada umur 28 hari sebesar Maskur, Satyarno, I (2017). Perancangan
20,94 Mpa sedangkan pada mortar campuran flow mortar untuk
normal nilai kuat tekannya sebesar pembuatan self healing compacting
17,67 Mpa. Pada umur 56 hari concrete dengan FAS 0,5
mengalami kenaikan pada mortar
bakteri dan mortar normal yaitu Nugroho, A., Satyarno, I., & Subyakto.
sebesar 21,61 MPa dan 18,36 MPa. (2015). Bacteria as self-healing agent
Hal ini menunjukkan bahwa in mortar cracks. Journal of
penambahan bakteri bacillus subtilis Engineering and Technological
membuat nilai kuat tekan menjadi Sciences, 47(3), 279–295.
bagus. Papworth, & Grace. (1985). Designing for
5. Pengujian retak dilakukan pada concrete durability in marine
pengujian uji tekan dimana pengujian environs. Concrete 85. Brisbane:
ini dilakukan pada umur 28 hari dan Concrete Institute of Australia.
56 hari. Nilai beban retak awal pada
umur 28 hari saat diberikan beban Priandoko, Djauhari,Z. & Yuniarto, E.
retak awal yaitu 7,328 kN sedangkan (2019) Pengaruh variasi volume
pada umur 56 hari setelah dilakukan konsentrasi bakteri Bacillus
perendaman kembali selama 28 hari Subtilis terhadap sifat fisik beton
didapatkan nilai beban retak hancur Safi. B, Saidi M. (2015). The use of
yaitu 7,742 kN. seashells as a fine aggregate ( by
E.2 Saran sand substitution ) in self-
Berdasarkan hasil pengamatan yang compacting mortar ( SCM )
dilakukan di laboratorium, maka penulis
mengemukakan beberapa saran yang Sikder, A., & Saha, P. (2019). Effect of
mungkin dapat digunkan pada penelitian bacteria on performance of
selanjutnya, yaitu: concrete/mortar: A review.
1. Menambah umur perawatan mortar International Journal of Recent
untuk melihat bakteri lebih efektif Technology and Engineering, 7(6C2),

Jom FTEKNIK Volume 8 Edisi 1 Januari s/d Juni 2021 11


12–17. Tayebani, B., & Mostofinejad, D. (2019).
Self-healing bacterial mortar with
(SII-0013-1981), Standar Industri improved chloride permeability and
Indonesia electrical resistance. Construction
SNI 03-1968-1990. (1990). Metode and Building Materials, 208(March),
pengujian analisis saringan Agregat 75–86.
halus dan kasar. Tjokrodimuljo, K. (1996). Teknologi Beton,
SNI 03-4804-1998. (1998). Metode Yogyakarta: Biro Penerbit Teknik
pengujian bobot isi dan rongga udara Sipil UGM
dalam agregat. Bandung: Badan Tjokrodimuljo, K. (1997). Teknologi
Standardisasi Indonesia, 1–6. Beton. Yogyakarta: Biro Penerbit
SNI 03-6882-2002. (2002). Spesifikasi Teknik Sipil UGM.
mortar untuk pekerjaan pasangan. Tjokrodimuljo, K. (2012). Teknologi
Bandung: Badan Standardisasi Beton, Yogyakarta: Biro Penerbit
Indonesia, 1–8. Teknik Sipil UGM
SNI 03-6825-2002. Metode pengujian
kekuatan tekan mortar semen
portland untuk pekerjaan sipil
SNI 03-1968-1996. 1996. “Metode
Pengujian Jumlah Bahan Dalam
Agregat Yang Lolos Saringan
No.200 (0.075 mm).”: Badan
Standardisasi Indonesia:
SNI 03-1970-1990. 1990. “Metode
Pengujian Berat Jenis Dan
Penyerapan Air Agregat Halus.”:
SNI 03-1971-1990. 1990. “Metode
Pengujian Kadar Air Agregat.”:
SNI 03-2616-1992. 1992. “Metode
Pengujian Kotoran Organik Dalam
Pasir Untuk Campuran Mortar Dan
Beton.”:
SNI 03-4142-1990. 1990. “Metode
Pengujian Analisis Saringan
Agregat Halus Dan Kasar.”
Bandung: Badan Standardisasi
Indonesia: 1–17.
SNI 03-4804-1998. 1998. “Metode
Pengujian Bobot Isi Dan Rongga
Udara Dalam Agregat.” Bandung:
Badan Standardisasi Indonesia: 1–
6.
SNI 04-19889-F. 1989. “Agregat Halus
Untuk Bangunan.

Jom FTEKNIK Volume 8 Edisi 1 Januari s/d Juni 2021 12

You might also like