Professional Documents
Culture Documents
Sifat Fisik Dan Mekanik Mortar Dengan Penambahan Bakteri Dian Nanda Islami, Zulfikar Djauhari, Enno Yuniarto
Sifat Fisik Dan Mekanik Mortar Dengan Penambahan Bakteri Dian Nanda Islami, Zulfikar Djauhari, Enno Yuniarto
Sifat Fisik Dan Mekanik Mortar Dengan Penambahan Bakteri Dian Nanda Islami, Zulfikar Djauhari, Enno Yuniarto
BACILLUS SUBTILIS
Dian Nanda Islami1), Zulfikar Djauhari1), Enno Yuniarto1)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, 28293
Email : dian.nanda2598@student.unri.ac.id
ABSTRACT
The development of construction technology has progressed quite rapidly, especially in the
field of building materials. One form of technological advancement in building materials
which has been developing until now is mortar. Mortar is a mixture of cement, fine aggregate,
water and stirred until homogeneous. This study used Bacillus Subtilis as an added ingredient
by examining it’s physical and mechanical properties, as well as an innovation in crack
recovery in mortars using bacteria called self healing Mortar. Tests were carried out on
normal mortar and bacterial mortar aged 28 and 56 days. The physical properties of the
mortar tested were porosity, sorptivity and unit weight, while the mechanical properties tested
were compressive strength. The results showed that the porosity value of bacterial mortality
was smaller than that of normal mortality at 28 days and 56 days with a value of 12.53% and
11.8%. The results of the bacterial mortar unit weight test showed a greater value than
normal mortar at the age of 28 days and 56 days with a value of 2.12 gr / cm3 and 2.184 gr /
cm3. The soprtivity test results showed that the value of sorptivity mortar bacteria was lower
at the age of 28 days and 56 days compared to normal sorptivity mortar with values of 0.1092
mm / min0.5 and 0.0861 mm / min0.5. The compressive strength test results showed that the
compressive strength value of bacterial mortar was greater than normal mortar at the age of
28 days and 56 days with values of 20.94 MPa and 21.61 MPa. Based on these data, it can be
concluded that the mortar with the addition of bacillus subtilis bacteria is better than normal
mortar.
C. Metodologi Penelitian
C.1 Pengujian Karakteristik Agregat
Gambar 2. Bakteri Bacillus Subtilis Agregat halus yang digunakan
(Jonkers, 2011)
diperoleh dari Teratak Buluh Kabupaten
Kampar, Provinsi Riau. Pengujian
Bacillus Subtilis merupakan sebagai
media penyembuhan keretakan pada beton karakteristik agregat halus penelitian ini
maupun mortar. Bakteri termasuk dalam terdiri dari pengujian kadar air, berat jenis,
marga Bacillus, dimana salah satu dari berat volume, analisa saringan,
enam bakteri penghasil endospora. pemeriksaan kadar lumpur dan
Endospora tersebut berbentuk oval, bulat, pemeriksaan kadar organik
elips atau silinder yang terbentuk di dalam
sel vegetatif. C.2 Perencanaan Pembuatan Benda
Bentuk bacillus subtilis dapat dilihat Uji
seperti Gambar 2 yang dilihat Benda uji yang digunakan adalah
menggunakan mikroskop. Bacillus subtilis berbentuk kubus dengan ukuran 5 cm x 5
memiliki panjang batang 0,6 - 0,8 m dan cm x 5 cm. Total rencana benda uji adalah
54 sampel dimana 24 sampel mortar
ketebalan 2,0 – 3,0 m.
normal dan 30 sampel mortar bakteri
Bakteri bacillus subtilis bereaksi
dengan konsentrasi 105cells/20 ml.
dengan air dan menghasilkan zat kapur
Pengujian dilakukan pada rendaman
yang merupakan bahan utama dari semen.
(curing) air biasa pada umur 28 hari dan
Zat kapur itu sendiri akan menutupi bagian
56 hari
yang retak pada mortar. Dipilihnya bakteri
ini karena dapat berkembang menjadi Konsentrasi ini dipilih karena dalam
spora ketika retakan terjadi dan bakteri ini penelitian sebelumnya yang dilakukan
dapat hidup dalam suhu yang cukup tinggi Priandoko, Djauhari, Yuniarto et al (2019)
ketika dilakukannya pencampuran mortar. dimana volume konsentrasi bakteri
Bacillus subtilis merupakan bakteri Bacillus Subtilis optimum yaitu
yang termasuk dalam jenis bacillus. 105cells/20 ml.
Bakteri ini merupakan kuman yang
berbentuk batang, gram positif, dan Perencanaan dan pelaksanaan
memiliki spora fakultatif yang sering pembuatan benda uji dilakukan setelah uji
ditemukan di tanah, air dan termasuk air karakteristik material sudah dilakukan.
c
laut. Mutu mortar yang direncanakan yaitu F’
17,2 MPa. Perhitungan campuran mortar
3 3 3 3
Laboratorium Teknologi Bahan Jurusan
F’c Benda
uji
Benda
uji
Benda
Uji
- Benda
Uji
Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas
Fcr - -
3
Benda
3
Benda -
Riau.
Uji Uji
3 3 3 3
Porositas Benda Benda Benda - Benda C.6 Perawatan Benda Uji
uji uji Uji Uji
3 3 3 3 Setelah lebih kuang 24 jam, maka
Sorptivity Benda Benda Benda - Benda
uji uji Uji Uji benda uji dibuka dari cetakan mortar.
Berat
3
Benda
3
Benda
3
Benda -
3
Benda
Kemudian mortar direndam di bak
satuan
uji uji Uji Uji perendaman menggunakan air biasa
selama 28 hari dan 56 hari. Adapun fungsi
C.3 Perencanaan Mix Design dari perendaman agar proses hidrasi yaitu
Mortar adalah campuran yang terdiri reaksi air dan semen dapat berlangsung
dari agregat halus, semen dan air. dengan baik dan sempurna sehingga
Komposisi campuran yang tepat pada mendapatkan hasil mortar sesuai yang
mortar didapatkan dari nilai uji diinginkan.
karakteristik material. Perhitungan
campuran mortar berdasarkan SNI 03- C.7 Pelaksanaan Pengujian Mortar
6825-2002, dengan perbandingan semen : C.7.1 Pengujian Porositas
pasir adalah 1 : 3. Porositas merupakan persentase
Komposisi campuran mortar untuk 1 pori-pori atau ruang kosong dalam mortar
3
m dengan mutu yang direncanakan f’c terhadap volume benda (volume total
17,2 MPa dapat dilihat pada Tabel 2. mortar). Semakin banyak porositas pada
Perencanaan campuran penelitian ini benda uji maka semakin rendah
mengacu pada standar SNI 03-6825-2002. kekuatannya. Adapun prosedur pengujian
Tabel 2. Perencanaan Mix Design porositas yaitu :
1. Mengeluarkan benda uji dari bak
Bacillus
Jenis Mortar
Agregat Halus Semen Air
Subtilis
perendaman
(kg) (kg) (kg)
(ml) 2. Mengeringkan benda uji dengan oven
Mortar Normal 1551,79 562,04 230,99 - pada suhu 100-110°C selama tidak
Mortar Bakteri 1551,79 562,04 230,99 20 kurang dari 24 jam, kemudian biarkan
sampai dingin di udara kering sampai
dengan suhu 20-25°C.
C.4 Pengenceran Isolat bakteri bacillus 3. Menghitung massa kering oven sebagai
Subtilis W1
Bakteri Bacillus Subtilis diperoleh 4. Melakukan perendaman dalam air kira
dari laboratorium Mikrobiologi Pertanian, – kira selama tidak kurang dari 48 jam.
Universitas Gadjah Mada. Bakteri Bacillus 5. Setelah massa perendaman selama 48
Subtilis yang dipesan sudah dalam jam, maka permukaan benda uji
dikeringkan dengan lap kering untuk
berbentuk media cair karena telah
menghilangkan kelembaban permukaan.
dilakukan proses pengenceran dari bentuk
6. Lalu timbang dan mencatat nilai W2
10
umur 56 hari berbanding lurus dengan
8 nilai kuat tekan pada mortar. Sehingga
6 semakin besar nilai berat satuan pada
4 mortar maka semakin besar nilai kuat
2 tekannya. Tidak berbeda jauh dengan
0 umur 28 hari, umur 56 hari nilai berat
Mortar Normal Mortar Bakteri satuan pada mortar bakteri lebih besar
daripada mortar normal. Hal ini
Gambar 3. Nilai Porositas 28 Hari menunjukkan bahwa dengan penambahan
bakteri bacillus subtilis bekerja dengan
16 baik dan dapat meningkatkan kepadatan
13,63
14
11,8
dan kerapatan pada mortar sehingga hasil
12 yang didapatkan lebih bagus.
Porositas(%)
10
8
Perbandingan nilai berat satuan
6 mortar normal dengan mortar bakteri pada
4 umur perawatan 28 dan 56 hari dapat
2 dilihat pada Gambar 5 dan 6.
0 2,4
2,032 2,12
Berat Satuan (gr/cm3)
Sorptivity(mm/min0,5)
Berat Satuan(gr/cm3)
2 0,1092
0,1
1,5
Nilai
1
0,05
0,5
0 0
mortar normal mortar bakteri Mortar Normal Mortar Bakteri
Sorptivity(mm/min0,5)
0,12
sorptivity pada mortar normal dengan nilai
0,1 0,0861
0,1362 mm/min0,5 dan mortar bakteri
0,08
Nilai
dengan nilai 0,1092 mm/min0,5. Hal ini
0,06
menunjukkan semakin tinggi nilai
0,04
sorptivity maka semakin rendah nilai kuat
0,02
tekan. Nilai sorptivity untuk mortar normal 0
dan bakteri umur 28 hari berada pada Mortar Normal Mortar Bakteri
rentang rentang 0,1 mm/min0,5-0,2
mm/min0,5, sehingga dapat dikategorikan
Gambar 8. Nilai Sorptivity 56 Hari
diterima.
Berdasarkan hasil menunjukkan
bahwa nilai sorptivity umur 56 hari pada D.5 Hasil Pengujian Kuat Tekan
mortar normal dengan nilai 0,1251 Berdasarkan hasil bahwa nilai kuat
mm/min0,5 dan mortar bakteri dengan nilai tekan pada umur 28 hari pada mortar
0,0861 mm/min0,5. Semakin bertambah normal dan mortar bakteri pada rendaman
umur perawatan mortar maka semakin air biasa. Nilai kuat tekan mortar normal
turun nilai sorptivity pada mortar normal umur 28 hari yaitu 17,67 Mpa dan nilai
maupun mortar bakteri dengan kuat tekan mortar bakteri pada umur 28
penambahan bacillus subtilis. Nilai hari yaitu 20,94 Mpa. Pada umur 28 hari
sorptivity untuk mortar normal umur 56 mortar bakteri mengalami peningkatan
hari berada pada rentang rentang 0,1 sekitar 18,5 % terhadap mortar normal.
mm/min0,5-0,2 mm/min0,5 dan untuk Bahwa nilai kuat tekan umur 56
mortar bakteri berada pada rentang <0,1 mengalami peningkatan dibandingkan nilai
mm/min0,5 , sehingga pada mortar normal kuat tekan umur 28 hari. Dimana nilai kuat
umur 56 hari dapat diterima dan pada tekan mortar normal sebesar 18,36 MPa
mortar bakteri umur 56 hari dikategorikan sebelumnya nilai kuat tekan mortar normal
sangat baik. Pada pengujian ini dapat pada umur 28 hari sebesar 17,67 MPa.
dilihat nilai sorptivity yang didapat rendah Kemudian, nilai kuat tekan mortar bakteri
pada umur 28 hari dan 56 hari sehingga mengalami kenaikan sebesar 21,61 MPa
dikaegorikan dapat diterima sebelumnya nilai kuat tekan mortar pada
umur 28 hari sebesar 20,94 MPa. Pada
Perbandingan nilai sorptivity mortar umur 56 hari kuat tekan mortar bakteri
normal dengan mortar bakteri pada umur mengalami peningkatan 17,70% terhadap
perawatan 28 dan 56 hari dapat dilihat mortar normal. Hal ini menunjukkan
pada Gambar 7 dan 8. bahwa semakin lama umur mortar maka