Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

RETROSPEKSI KONSEPSI DEMOKRASI PANCASILA DALAM

MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASI

Dede Sri Kartini


FISIP Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor 45363
Telepon: (022) 7796416, email : dedekartini@yahoo.com

Retrospect Conceptions of Pancasila Democracy Encountering Challenges of Globalization

If the wave of globalization may inspire democratic understanding and its implementation in Indonesia, then the
Pancasila Democracy which has similar meaning with the broad definition of democracy will bring advantages for
political, economic, and social condition. In the contemporary era, democracy that has been always elaborated was the
democracy that originally came from the West. It has also been socialized only in its narrow definition; therefore,
democracy is only commonly understood as political democracy. However, in broad definition of democracy - called
by Held as democracy autonomy - the State has an obligation to guarantee that people have easy access not only to
political affairs but also to social and economic ones. For that reason, it is necessary to examine several regional
elections that have been held successfully. Democracy was not violated when provincial election budget was used for
facilitating people to access their neglected economic and social rights. It is difficult to establish democracy in the
midst of extreme poverty. New order had made its own interpretation to Pancasila Democracy, and nowadays a more
suitable interpretation needs to be made through normative and pragmatic studies.
Keywords : pancasila democracy, political democracy, democracy autonomy

A. PENDAHULUAN belum jelas apakah aksinya tersebut


terinspirasi oleh kejadian di negara lain.
Pada bulan Januari tahun 2011, seperti
Sekitar 200 orang menggelar demo pada
yang dikutip Pikiran Rakyat dari Reuteur,
bulan Januari 2011 di Muscat, Oman.
negara-negara di Timur Tengah dan Afrika
Mereka minta pemerintah memberantas
Utara sedang dilanda arus demonstrasi
korupsi dan menurunkan harga.
(Pikiran Rakyat, 27 Januari 2011). Di Al-
Jazair pada awal bulan Januari terjadi Negara yang telah tertular oleh Tunisia
kerusuhan di sejumlah kota, massa adalah Mesir. Di Mesir, sejak 15 Januari
memprotes tingginya harga makanan. 2011 berlangsung unjuk rasa besar-besaran
Protes yang berhasil menjatuhkan Presiden menuntut Presiden Mesir Hosni Mubarak
Zine al-Abidine pada tanggal 14 Januari mundur dari jabatannya. Sejumlah
2011 terjadi di Tunisia. Pada hari Selasa pengamat politik Mesir mengatakan demo
tanggal 25 Januari 2011, rakyat Mesir tersebut terinspirasi oleh tumbangnya
berdemo meminta Presiden Hosni kekuasaan Presiden Tunisia (Pikiran
Mubarak mengakhiri kekuasaannya yang Rakyat, 27 Januari 2011). Revolusi Mesir
sudah 30 tahun. Di Yordania, ratusan tersebut, yang juga disebut Revolusi
orang berdemo menentang Perdana Twitter, berhasil membuat Hosni Mubarak
Menteri Samir al-Rifai di Karak pada mundur pada tanggal 11 Februari 2010.
tanggal 14 Januari 2011. Di ibu kota
Arus globalisasi telah membawa
Mauritania, Yacoub Ould Dahoud
pengaruh bagi kehidupan negara-negara
memprotes dengan membakar dirinya
berkembang termasuk Indonesia.
pada tanggal 17 Januari 2011, ia menuduh
Informasi yang diterima semakin cepat
pemerintah diskriminatif terhadap
menyebabkan kejadian di suatu tempat
sukunya. Mahasiswa di sejumlah
bisa diketahui dengan cepat di tempat lain
universitas di Khartoum dan Gezira,
dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Sudan, menggelar protes menentang
Begitu juga dengan kejadian politik, apa
usulan pemangkasan subsidi produk
yang terjadi di negara lain dapat menjadi
bahan bakar dan gula. Pria Arab Saudi
inspirasi bagi pelaku-pelaku politik di
berusia 60 tahunan membakar diri pada
Indonesia. Tentunya tidak menjadi
tanggal 21 Januari 2011, namun masih
RETROSPEKSI KONSEPSI DEMOKRASI PANCASILA DALAM
MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASI
Dede Sri Kartini

masalah apabila inspirasi itu menjadi ”Orang saharusnya bebas dan setara
sesuatu yang membawa kebaikan politik dalam menentukan kondisi
Indonesia. Namun apabila terjadi kehidupannya; yaitu, mereka harus
sebaliknya, maka hal itu menjadi kondisi memperoleh hak yang sama (dan, karena
yang membahayakan bagi bangsa dan itu, kewajiban yang sama) dalam suatu
negara. Di tengah arus globalisasi yang kerangka pikir yang menghasilkan dan
kuat, demokrasi pancasila dipertanyakan membatasi peluang yang tersedia untuk
kemampuannya untuk mengantisipasi mereka, asalkan menyebarkan kerangka
kuatnya gelombang tersebut. Arus pikir ini untuk meniadakan hak-hak
globalisasi yang mempunyai pengaruh orang lain”.
negatif terhadap moral, juga mengancam Penerapan prinsip tersebut, yang oleh
keberadaan Pancasila. Dengan demikian Held disebut sebagai otonomi demokrasi
maka hendaknya Pancasila terus digali dan (democratic autonomy), membutuhkan
didalami oleh rakyat Indonesia terutama akuntabilitas negara dalam derajat yang
generasi mudanya sehingga menjadi kokoh tinggi dan suatu penerapan kembali
sebagai panduan hidup. kepada masyarakat sipil. Otonomi
Untuk tumbuhnya demokrasi demokrasi meramalkan partisipasi
diperlukan moral yang baik, seperti saling substansial secara langsung pada lembaga
menghargai perbedaan, toleran, merasa komunitas lokal dan manajemen diri (self-
senasib sepenanggungan sebagai warga management) organisasi. Otonomi
bangsa dan sebagainya. Di sisi lain ajaran demokrasi membutuhkan pernyataan hak-
demokrasi dari Barat selalu kita gali, hak manusia (bill of rights) di luar hak
sementara demokrasi pancasila kita memilih untuk memberikan kesempatan
pinggirkan seiring dengan menyingkirnya yang sama untuk berpartisipasi dan untuk
Orde Baru dari kehidupan politik menemukan preferensi pribadi dan
Indonesia. Sisi positif pancasila tenggelam, pengawasan akhir oleh warga negara
karena dianggap identik dengan Soeharto. terhadap agenda politik. Termasuk juga
hak-hak sosial dan ekonomi untuk
Tulisan ini membahas secara singkat memastikan bahwa tersedia sumber daya
pengertian demokrasi pancasila, yang yang cukup bagi otonomi demokrasi.
tidak kalah pentingnya dengan pengertian
demokrasi dari Barat. Pelaksanaan “Tanpa hak-hak ekonomi dan sosial
demokrasi pancasila saat ini masih yang kuat, hak-hak yang berhubungan
menemui hambatan, dan salah satunya dengan negara tidak dapat diperoleh
sepenuhnya; dan tanpa hak-hak negara,
adalah pemahaman yang salah tentang
wujud baru ketimpangan kekuasaan,
demokrasi sehingga pelaksanaan
kesejahteraan dan status secara
demokrasi dewasa ini cenderung hanya
sistematis akan mengacaukan
mementingkan hak-hak politik rakyat saja.
implementasi kebebasan sosial dan
ekonomi”. (Held dalam Sorensen,
2003 : 13).
B. PENGERTIAN DEMOKRASI DAN
DEMOKRASI PANCASILA Dengan demikian, kemiskinan material
yang ekstrem membuat demokrasi menjadi
Pengertian demokrasi yang sangat
sulit. Dengan kata lain, ketika negara tidak
komprehensif diusulkan oleh David Held
dapat memberikan kesejahteraan pada
(dalam Sorensen,2003). Held
masyarakat, maka negaralah yang
menggabungkan pemahaman pandangan
sebenarnya tidak mampu mewujudkan
liberal dan tradisi Marxis untuk sampai
demokratisasi, karena menurut Held
pada arti demokrasi yang mendukung
demokrasi atau atonomi demokrasi hanya
suatu prinsip dasar otonomi. Ia
dapat terwujud ketika rakyat dapat
mengemukakan bahwa,
mengakses hak sosial dan ekonomi yang

151
disediakan oleh negara. Sulit rasanya online.blogspot.com/2008/04/demokrasi-
menegakkan demokrasi di tengah-tengah pancasila.html).
masyarakat miskin, karena memang hak
sosial dan ekonomi sebagai prinsip Apabila dibandingkan antara
demokrasi sulit pula untuk diwujudkan. pengertian demokrasi yang dikemukakan
oleh David Held dan pengertian demokrasi
Sementara itu, pengertian demokrasi pancasila tersebut diatas, maka dapat
pancasila diartikan sebagai ”kehendak dikatakan bahwa demokrasi pancasila
rakyat yang dimusyawarahkan oleh pada dasarnya sudah memenuhi
perwakilannya dengan menggunakan pengertian demokrasi dalam arti luas atau
kebijaksanaan pengetahuan dan nilai otonomi demokrasi dari David Held. Inti
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, dari otonomi demokrasi adalah bahwa
Persatuan Indonesia, dan Keadilan Sosial selain hak-hak politik, hak-hak sosial dan
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia yang hak-hak ekonomi pun harus dipastikan
dilandasi oleh Ketuhanan Yang Maha Esa dapat dengan mudah diakses oleh
(Takwa), sehingga melahirkan hikmah masyarakat. Hak politik terdapat pada
yang diharapkan menjadi solusi bagi pengertian “kehendak rakyat yang
kehendak itu. Dan hikmah itu boleh jadi dimusyawarahkan oleh perwakilannya dengan
mengakomodasi, menolak, memberi jalan menggunakan kebijaksanaan pengetahuan dan
yang lain, atau mungkin berupa jalan nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab,
tengah” (http://demokrasi- Persatuan Indonesia”. Hak sosial dan
pancasila.blogspot.com/) ekonomi tercantum dalam pengertian :
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Secara ringkas, demokrasi Pancasila
yang dilandasi oleh Ketuhanan Yang Maha
memiliki beberapa pengertian sebagai
Esa. Sedangkan bila memperhatikan
berikut:
pengertian pada poin 1,2,3, dan 4, maka
1. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi hak politik, sosial, dan ekonomi semuanya
yang berdasarkan kekeluargaan dan berbaur, dimana satu dan yang lainnya
gotong-royong yang ditujukan kepada tidak dapat dipisahkan dengan tegas.
kesejahteraan rakyat, yang
Konsep musyawarah (perundingan)
mengandung unsur-unsur
untuk mencapai mufakat (konsensus) dan
berkesadaran religius, berdasarkan
gagasan tentang gotong-royong (saling
kebenaran, kecintaan dan budi pekerti
menolong) dapat digunakan sebagai
luhur, berkepribadian Indonesia dan
argumen tentang bentuk demokrasi di
berkesinambungan.
Indonesia (Uhlin, 1998 : 23). Selanjutnya
2. Dalam demokrasi Pancasila, sistem Uhlin juga mengutip dari Kartodirdjo
pengorganisasian negara dilakukan (1972) dan Sundhaussen (1989) bahwa :
oleh rakyat sendiri atau dengan ...ada nilai-nilai budaya keadilan
persetujuan rakyat. sosial,persamaan, oposisi kerakyatan
terhadap penguasa yang tidak adil, dan
3. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan
sebagainya, yang telah berurat berakar,
individu tidak bersifat mutlak, tetapi
yang dapat mendukung pengembangan
harus diselaraskan dengan tanggung
demokrasi di Indonesia. (1998 : 56).
jawab sosial.
Rangkaian kata kunci tersebut
4. Dalam demokrasi Pancasila, menunjukkan bahwa nilai-nilai demokrasi
keuniversalan cita-cita demokrasi dari bangsa Indonesia tersebut sudah ada
dipadukan dengan cita-cita hidup sejak dulu, jauh sebelum kemerdekaan
bangsa Indonesia yang dijiwai oleh diproklamirkan dan Pancasila menjadi
semangat kekeluargaan, sehingga tidak dasar negara. Permasalahannya adalah
ada dominasi mayoritas atau minoritas
(http://perpustakaan-

152 Jurnal Wacana Kinerja Volume 14 No. 1 Juni 2011 (150-160)


RETROSPEKSI KONSEPSI DEMOKRASI PANCASILA DALAM
MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASI
Dede Sri Kartini

terletak pada tafsiran yang diberikan terjebak oleh sisi lain demokrasi yang
Soeharto. Seperti kata Uhlin bahwa : menjanjikan kebebasan, namun bisa
berubah menjadi ladang premanisme dan
Yang jadi persoalan utama dengan
anarkisme. Hal ini ditegaskan dalam
Pancasila ini bukan terletak pada
kutipan di bawah ini :
kelima prinsip itu sendiri,tetapi pada
statusnya sebagai ideologi negara dan ”Sudah jadi pengetahuan umum, sistem
upaya Soeharto untuk memonopoli demokrasi adalah pilihan politik yang
penafsirannya; .. (1998 : 57). memiliki paradoks dalam dirinya
sendiri. Di satu pihak demokrasi
Tafsiran tentang Pancasila versi non-
menjanjikan partisipasi dan kedaulatan
Orde Baru sampai sekarang memang
rakyat, kebebasan sipil, serta sirkulasi
belum ada. Hal ini tampaknya
pemerintahan secara damai. Namun,
menimbulkan suatu anggapan bahwa yang
ketika pemerintah gagal mengelolanya
”berbau” Pancasila adalah identik dengan secara cerdas, demokrasi bisa berubah
Orde Baru, padahal siapapun boleh menjadi ladang premanisme, anarkisme,
mengeluarkan suatu penafsiran asal dan bahkan pembantaian antar warga
argumentasinya didasarkan pada hasil yang tidak terkendali. Konstitusi,
kajian yang ilmiah. hukum, dan perundang-undangan
Demokrasi Pancasila atau demokrasi akhirnya berhenti sebagai dokumen
berdasarkan Pancasila hendaknya tidak tertulis yang tidak pernah serius
dipahami sebagai demokrasi yang tidak ditegakkan oleh penyelenggara negara di
mengenal oposisi, seperti halnya yang semua tingkat. (Kompas, 23 Februari
terjadi pada jaman Orde Baru. Pada era 2011).
tersebut, partai politik ada hanya sebagai Pada dasarnya Indonesia sudah
”penghias demokrasi”. Demikian pula memiliki konsep demokrasi yang ideal,
halnya dengan keberadaan parlemenyang namun dalam pelaksanaannya hak sosial
hanya berfungsi sebagai ”pemberi dan hak ekonomi belum sepenuhnya dapat
stempel” pada kebijakan-kebijakan Orde dinikmati oleh seluruh rakyat. Akses
Baru. terhadap kesehatan dan pendidikan
Bila kajian normatif versi lain terhadap yangmasih dirasakan sangat terbatas, serta
demokrasi Pancasila berhasil, maka angka kemiskinan dan pengangguran
Indonesia memiliki demokrasi yang digali yang masih tinggi adalah indikasi bahwa
dari nilai-nilai yang ada dalam pemerintah belum mampu menyediakan
masyarakatnya, yang secara konseptual hak-hak sosial dan ekonomi bagi
tidak kalah bagusnya bila dibandingkan warganya.
dengan teori-teori yang datangnya dari Selama ini pemahaman demokrasi
Barat. Segala sesuatu yang berbau masih terbatas pada ’memberikan hak
Pancasila yang dikenal oleh masyarakat politik bagi rakyat’. Pemahaman ini
Indonesia saat ini masih versi Orde Baru, berbahaya bila dimiliki oleh seorang
sehingga berbagai kalangan enggan untuk penguasa, karena dia akan menganggap
bersentuhan dengan Pancasila, atau bahwa pemerintahannya telah demokratis
menganggap Pancasila sebagai sebuah hanya dengan membuka ”keran”
barang pusaka yang tidak perlu diperbaiki partisipasi politik yang sebesar-besarnya
dan cukup dipajang sebagai penghias pada rakyat, tanpa perlu memperhatikan
dalam kehidupan berbangsa dan hak sosial dan ekonomi rakyatnya. Bila hal
bernegara, sementara rakyatnya asing dari ini terjadi maka demokrasi akan
makna Pancasila yang sebenarnya. menjauhkan rakyat dari kesejahteraan, dan
Karena ketidakpahaman tentang anggaran negara akan terkuras habis oleh
makna demokrasi yang sebenarnya dan aktivitas politik.
juga tidak memahami Pancasila, kita

153
C. DEMOKRASI DAN PEMILIHAN Bila Gubernur berfungsi sebagai
KEPALA DAERAH kepanjangan tangan Pemerintah Pusat,
jabatan ini tidak harus diisi oleh kalangan
Suatu hal yang ironis bila kita
partai politik seperti halnya Menteri,
membandingkan pelaksanaan proses
Presiden boleh memilih dari kalangan
pemilukada dengan pelaksanaan
akademisi atau profesi lainnya, misalnya
pembangunan di Daerah. Kegiatan
dari pejabat pemerintah propinsi yang
pemilukada bupati bisa menghabiskan
bersangkutan. Apakah yang menunjuk
dana 15 milyar rupiah untuk satu kali
Presiden melalui Menteri Dalam Negeri
putaran, sementara itu banyak jalan dan
atau Menteri Dalam Negeri langsung
sekolah yang rusak dan tidak terpelihara
tentunya disesuaikan dengan Gubernur
dengan baik. Inilah salah satu contoh
mau didudukkan sebagai pejabat setingkat
bahwa kita baru dapat mewujudkan
Menteri atau bukan. Hal ini juga
demokrasi politik , namun mengabaikan
berdampak pada ”saat” pemilihan
demokrasi ekonomi dan demokrasi sosial
dilakukan, apakah waktunya bersamaan
di tingkat lokal. Tertariknya
dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) atau
mendahulukan hak politik dengan
menunggu jabatan Gubernur yang
mengabaikan hak sosial dan hak ekonomi,
sekarang bertugas. Bila pemilihan
menjadikan pilkada semakin menjauhkan
Gubernur bersamaan waktunya dengan
rakayat untuk dapat mengakses hak sosial
Pilpres, maka akan menjadi beban bagi
dan hak ekonomi, karena anggaran bayak
Presiden terpilih untuk membagi jatah
tersedot untuk pemilekada. Apalagi untuk
jabatan ini bagi partai yang mendukung,
pemilukada gubernur yang jauh lebih
namun apabila dipilih berdasarkan
besar anggarannya, sementara dalam
pertimbangan yang obyektif dari kalangan
prakteknya terjadi dualisme otonomi
birokrat dari pejabat Propinsi yang
antara kabupaten/kota dan propinsi. Dua-
bersangkutan, maka dominasi partai
duanya merupakan daerah otonom yang
pemenang pemilu sedikitnya akan dapat
sama-sama memiliki legitimasi kekuasaan
diminimalisir.
yang dipilih oleh rakyat, namun dalam
praktek pemerintahan sering terjadi Lalu bagaimana dengan DPRD
tumpang tindih kewenangan antara Propinsi, bukankah hilangnya lembaga
Gubernur dan Bupati/Walikota. tersebut akan mengurangi lahan partai
Pelaksanaan koordinasi oleh Gubernur politik? Hal ini sebenarnya bisa diatasi
dewasa ini cukup bermasalah karena dengan membagi habis jumlah anggota
Bupati/Walikota menganggap dirinya DPRD Propinsi ke kabupaten/kota yang
memiliki hak yang otonom untuk ada di propinsi tersebut. Bila suatu
menjalankan pemerintahan. propinsi mempunyai jatah 100 orang
anggota DPRD Propinsi, maka bila suatu
Perdebatan tentang pemilihan
propinsi memiliki 30 kabupaten/kota,
Gubernur, antara dipilih langsung oleh
kuotanya dapat ditambah 2-3 orang
rakyat atau dipilih oleh DPRD telah
anggota DPRD.
dimunculkan kembali. Namun dalam
kesempatan ini penulis tertarik dengan Apabila pemilukada gubernur malah
gagasan kalau Gubernur dipilih oleh semakin menjauhkan rakyat dari hak sosial
Pemerintah Pusat, karena Gubernur dan ekonoinya mengapa harus
sebenarnya merupakan kepanjangan dipertahankan?. Bukankah berimbang
tangan dari Pemerintah Pusat. Kalau apabila mewujudkan hak politi melalui
fungsinya seperti itu, mengapa harus pemilukada walikota/bupati, sementara
dipilih langsung? lalu kemana DPRD untuk mewujudkan hak sosial dan
Propinsi yang selama ini menjadi ”lahan” ekonomi dengan menghapus pemilukada
partai politik? gubernur?. Dengan demikian anggaran
pemilukada gubernur dapat dialokasikan

154 Jurnal Wacana Kinerja Volume 14 No. 1 Juni 2011 (150-160)


RETROSPEKSI KONSEPSI DEMOKRASI PANCASILA DALAM
MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASI
Dede Sri Kartini

untuk mewujudkan hak sosial dan mengukur tingkat pelaksanaan demokrasi


ekonomi tersebut. Ataukah kita akan terus di suatu negara. Mengenai pengukuran
menerus ”terjebak” dalam pemilukada terhadap pelaksanaan tata pemerintahan
yang serba langsung dengan yang demokratis oleh suatu negara,
mengatasnamakan demokrasi, padahal terdapat beberapa pendapat yang
pada saat yang sama kita sedang menjauh melihatnya dari berbagai aspek (Tim ICCE
dari demokrasi itu sendiri ? UIN Jakarta, 2000: 123-125).
Pertama, masalah pembentukan negara.
Kita percaya bahwa proses pembentukan
D. PRASYARAT DEMOKRASI
kekuasaan akan sangat menentukan
bagaimana kualitas, watak, dan pola
Kehadiran demokrasi merupakan suatu
yang tak terelakkan bahkan lembaga- hubungan yang akan terbangun. Untuk
lembaga internasional menggunakan sementara ini, pemilihan umum dipercaya
persyaratan demokrasi untuk memberikan sebagai salah satu instrumen penting yang
bantuan kepada negara-negara berkembang. menentukan berlangsungnya suatu proses
Persyaratan tersebut misalnya bahwa negara pembentukan pemerintahan yang baik.
penerima bantuan setuju untuk
Kedua, dasar kekuasaan negara. Hal ini
menggunakan pemilihan umum secara
menyangkut konsep legitimasi kekuasaan
teratur dan melaksanakan reformasi
serta pertanggungjawabannya secara
demokratis lainnya. Demokrasi memang
memberi harapan pada kehidupan yang lebih
langsung kepada rakyat.
baik. Ketiga, susunan kekuasaan negara.
Kekuasaan negara dijalankan secara
”…demokrasi menawarkan harapan distributif untuk menghindari
terbaik bahwa kebenaran akan tetap ada penumpukan kekuasaan dalam satu
dalam arena politik, dan bahwa elemen “tangan”. Penyelenggaraan kekuasaan
olitik sepanjang masa, bahwa hak-hak asasi negara sendiri harus diatur dalam suatu
manusia akan dihargai, dan bahwa
tata aturan yang membatasi dan sekaligus
elemen-elemen tradisi dan budaya
konstitutif yang perlu dilestarikan akan memberikan koridor dalam
dipertahankan. Jadi, dibandingkan dengan pelaksanaannya. Aturan yang ada harus
alternatif yang ada demokrasi lebih dipastikan setidaknya memiliki dua
memberi kemungkinan penyempurnaan. parameter utama, yakni :
(Shapiro, 2006 : 205)
1. Memungkinkan terjadinya
desentralisasi, untuk menghindari
Suasana kehidupan yang demokratis sentralisasi;
merupakan dambaan bagi manusia
termasuk manusia Indonesia. Karena itu 2. Memungkinkan pembatasan, agar
demokrasi tidak boleh menjadi gagasan kekuasaan tidak menjadi tidak
yang utopis dan berada dalam alam terbatas.
retorika semata, melainkan sebagai sesuatu Aspek keempat yang dapat dijadikan
yang mendesak dan harus parameter pelaksanaan tata pemerintahan
diimplementasikan dalam interaksi sosial yang demokratis adalah masalah kontrol
kemasyarakatan, kebangsaan dan rakyat. Apakah dengan berbagai koridor
kenegaraan. Prinsip-prinsip negara tersebut sudah dengan sendirinya akan
demokratis seperti persamaan, kebebasan berjalan suatu proses yang memungkinkan
dan pluralisme harus dituangkan dalam terbangun sebuah relasi yang baik, yakni
konsep yang lebih praktis sehingga dapat suatu relasi kuasa yang simetris, memiliki
ditetapkan karakteristik atau ciri-cirinya sambungan yang jelas, dan adanya
yang mudah diukur. Ciri-ciri tersebut mekanisme yang memungkinkan check and
kemudian dijadikan parameter untuk

155
balance terhadap kekuasaan yang Pendapat selanjutnya masih berkaitan
dijalankan eksekutif dan legislatif. dengan kriteria negara demokratis berasal
dari G. Bingham Powell Jr. Menurutnya
Di bawah ini akan diuraikan
kriteria negara demokrasi adalah:
pendapat dari Djunda Widjaya, Amien
Rais, G. Bingham Powell Jr., Sri Soemantri 1. Pemerintah mengklaim mewakili hasrat
dan Affan Gafar yang dikutip oleh Tim para warganya;
ICCE UIN Jakarta.
2. Klaim itu berdasarkan pada adanya
Menurut Djuanda Widjaya kehidupan pemilihan kompetisi secara berkala
demokratis dalam suatu negara ditandai antara calon alternatif;
oleh beberapa hal sebagai berikut : a)
dinikmati dan dilaksanakan hak serta 3. Partisipasi orang dewasa sebagai
kewajiban politik oleh masyarakat pemilih dan calon dipilih;
berdasarkan prinsip-prinsip HAM yang
4. Pemilihan bebas;
menjamin adanya kebebasan,
kemerdekaan dan rasa merdeka; b) 5. Warga negara memiliki kebebasan-
penegakan hukum yang mewujud pada kebebasan dasar yaitu kebebasan
asas supremasi penegakan hukum berbicara, kebebasan pers, kebebasan
(supremacy of law), kesamaan di depan berkumpul dan berorganisasi serta
hukum (equality before the law) dan membentuk partai politik.
menjamin terhadap HAM; c) kesamaan
hak dan kewajiban anggota masyarakat; d) Pendapat berikut dikemukakan oleh
kebebasan pers dan pers yang bertanggung Sri Soemantri (2000) yang menyatakan
jawab; e) pengakuan terhadap minoritas; f) bahwa negara dikatakan demokratis bila :
pembuatan kebijakan negara yang 1. Hukum ditetapkan dengan persetujuan
berlandaskan pada asas pelayanan, wakil rakyat yang dipilih secara bebas;
pemberdayaan, dan pencerdasan; g) sistem
kerja yang kooperatif dan kolaboratif; h) 2. Hasil pemilu dapat mengakibatkan
keseimbangan dan keharmonisan; i) pergantian orang-orang pemerintahan;
tentara yang profesional sebagai kekuatan
pertahanan; dan j) lembaga peradilan yang 3. Pemerintahan harus terbuka;
independen.
4. Kepentingan minoritas harus
Amien Rais (1999) menambahkan dipertimbangkan;
beberapa kriteria sebagai parameter
Selanjutnya Affan Gafar (2005)
demokrasi, yaitu :
menyebutkan sejumlah prasyarat untuk
a. adanya partisipasi dalam pembuatan mengamati apakah sebuah pemerintahan
keputusan merupakan sistem yang demokratik atau
bukan melalui beberapa ukuran :
b. distribusi pendapatan secara adil
1. Akuntabilitas
c. kesempatan memperoleh pendidikan
2. Rotasi Kekuasaan
d. ketersediaan dan keterbukaan
informasi 3. Rekruitmen politik
e. mengindahkan fatsoen politik 4. Pemilihan umum
f. kebebasan individu 5. Adanya pengakuan dan perlindungan
hak-hak dasar.
g. semangat kerjasama
Selanjutnya dalam demokrasi yang
h. hak untuk protes
sehat, budaya politik terbentuk dalam diri
warga negara yang percaya akan

156 Jurnal Wacana Kinerja Volume 14 No. 1 Juni 2011 (150-160)


RETROSPEKSI KONSEPSI DEMOKRASI PANCASILA DALAM
MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASI
Dede Sri Kartini

kemampuan mereka untuk mempengaruhi dan Castle (1970 : 191) dan Feith (1991 : 71-
proses politik. Masyarakat harus 72), sebagai berikut :
mengembangkan sikap baru agar institusi-
Upaya untuk melegitimasi
institusi demokrasi berfungsi sebagaimana
pemerintahan otoriter di Indonesia
mestinya. Karena itu pembentukan budaya
adalah konsep negara ”integralistis”.
politik baru harus dilakukan secara terarah Menurut Reeve, konsep ini
dan komprehensif dengan melibatkan dikembangkan oleh kaum intelektual
perubahan pola pikir aktor dan elit politik nasionalis, terutama Profesor Raden
serta ingatan kolektif masyarakat secara Supomo, pada masa sebelum
keseluruhan. kemerdekaan. Menurut Supomo, negara
Indonesia menjadi sebuah kesatuan
organis. ”Tidak perlu menjamin hak-hak
E. KESALAHAN MEMAHAMI dan kebebasan mendasar...individu
DEMOKRASI DAN DEMOKRASI dihadapan negara, sebab individu adalah
PANCASILA bagian organis dari negara, dengan
Di Indonesia masih banyak orang yang posisinya sendiri dan sebuah kewajiban
memiliki pemahaman bahwa dalam untuk membantu mewujudkan
kehidupan demokrasi apapun boleh kebesaran negara”(Supomo dalam Feith
dan Castle).
dilakukan, sehingga ”demokrasi menjadi
dalih untuk menjustifikasi praktik-praktik Pandangan Supomo tentang negara
anarkhis dan kekerasan atas nama integralistis, serta konsep kekeluargaan,
kebebasan. Padahal demokrasi sendiri telah memberikan pengaruh menonjol
sangat menghormati keberagaman dan terhadap konstitusi Indonesia yang
menjunjung tinggi penghargaan pada jati menekankan bangsa dan negara, bukan
diri individu” (Mariana, 2008:xv). individu (Revee dalam Unlin 1998). Visi
Pemahaman lainnya yang banyak korporatis ini telah diwarisi dan disarikan
terungkap tentang demokrasi adalah oleh Orde Baru, dan secara khusus
”demokrasi diidentikan dengan serba berlangsung di dalam partai yang
pemilihan langsung. Orang yang mencoba berkuasa, Golkar.
berfikir di luar yang serba pemilihan
langsung sering dihakimi sebagai orang Memang terdapat hal-hal yang
yang tidak demokratis dan tidak tahu bertentangan dengan demokrasi pada saat
tentang demokrasi”. (Pamungkas, 2010 : 4). itu, yang kemudian disebut Orde Baru
sebagai demokrasi Pancasila, namun hal-
Hal tersebut diatas senada dengan apa hal tersebut sebaiknya diluruskan dan
yang terjadi dengan pemahaman tentang diberi penafsiran baru. Misalnya, konsep
ideologi Pancasila pada era Orde Baru, integralistis ditafsirkan dengan ketika
seperti yang dinyatakan Uhlin, ”Orde Baru individu sudah memberikan tenaga dan
telah sejak awal berusaha untuk menjustifikasi pikirannya untuk kebesaran negara, suatu
dirinya (melalui Pancasila),... dengan kewajiban bagi negara untuk melindungi
menggunakan alasan ideologis...” (1998 : 57). penduduknya. Begitu pula dengan konsep
Orang atau kelompok yang berbeda kekeluargaan, sebaiknya ditafsirkan
pendapat dengan pemerintahan Orde baru dengan kewajiban pemerintah untuk
dianggap bertentangan dengan ideologi memberikan berbagai bantuan kepada
Pancasila. rakyat yang tidak berdaya tanpa pamrih
Konsep negara integralistis dari politik apapun, memberikan dengan ikhlas
Supomo dan konsep kekeluargaan juga sebagaimana seseorang membantu
telah disarikan oleh Orde Baru untuk keluarganya.
melegitimasi kekuasaannya, seperti yang
dikutip Uhlin dari Reeve (1990 : 157), Feith

157
Membawa korporatisme 1 ke dalam yang harus dihindari bila kita ingin
negara melalui Golkar memang telah mengkaji Demokrasi Pancasila.
dilakukan Orde Baru, ketika membentuk
Hambatan untuk memahami demokrasi
organisasi kemasyarakatan seperti AMS,
Pancasila memang terletak pada aspek
AMPI, FKPPI, KNPI, Dharma Wanita dan
psikologis dimana sebagian besar
lain-lain yang tujuannya untuk
masyarakat masih menganggap Pancasila
mengumpulkan suara bagi Golkar.
adalah peninggalan Orde Baru. Anggapan
Kesalahpahaman terhadap demokrasi demikian boleh saja dipertahankan, namun
Pancasila memang perlu diluruskan yang harus ditinggalkan adalah
melalui suatu kajian ilmiah, yang penafsirannya yang salah bukan
didahului dengan kajian normatif Pancasilanya.
kemudian kajian empiris. Kajian normatif
Agar masyarakat tidak salah
adalah berupa penelitian yang
memahami demokrasi maka memang
komprehensif terhadap nilai-nilai yang ada
diperlukan ”gizi” yang memadai seperti
dalam Pancasila, kemudian diseleksi nilai-
yang dinyatakan Mariana (2008 : xvii)
nilai mana yang telah ditafsirkan secara
berikut ini :
salah dan nilai-nilai mana yang dapat kita
pakai. Kajian empiris dilakukan untuk Kedewasaan politik menjadi prakondisi
melihat sejauh mana nilai-nilai yang dapat yang diperlukan untuk mewujudkan
dipakai tersebut dapat diterapkan oleh pertumbuhan demokrasi yang
masyarakat atau harus diterapkan oleh berkualitas. Tanpa kedewasaan politik,
masyarakat. Dengan demikian hasil kajian demokrasi akan mengalami
tersebut dapat menjadi panduan bagi pengkerdilan. Untuk itu pertumbuhan
masyarakat untuk kehidupan berbangsa demokrasi perlu didukung dengan gizi
dan bernegara. Kajian normatif hendaknya yang memadai agar para elit dan massa
tidak hanya menghasilkan hal-hal yang memiliki kesadaran dan kedewasaan
utopis, dengan kata lain hal-hal yang sulit politik dalam berpartisipasi. Gizi ini
untuk dilakukan, bahkan sulit mencari hanya dapat dipenuhi melalui
contohnya dalam kehidupan sehari-hari. pendidikan politik, suatu proses
Seperti halnya Orde Baru yang berusaha pembelajaran agar masyarakat
memahami hak dan kewajibannya
membuat butir-butir pengamalan
sebagai warga negara. ... Pemahaman
Pancasila, namun kita kesulitan mencari
akan makna demokrasi inilah yang perlu
contoh dalam kehidupan sehari-hari.
ditanamkan melalui pendidikan politik
Dengan demikian aspek normatif dan
agar ada kontrol sosial yang
aspek empiris tidak berkaitan. Hal inilah
berkesinambungan terhadap jalannya
pemerintahan.
Pertanyaannya adalah siapakah yang
1
Disebut korporasi karena mengelola harus melakukan pendidikan politik agar
kekuasaan seperti perusahaan besar yang masyarakat tidak salah memahami
memiliki bidang-bidang berbagai usaha demokrasi, juga demokrasi Pancasila?
(korporasi). Seperti halnya Unilever memiliki Kegiatan ini bisa dilakukan melalui
produk pencuci rambut dengan merek lembaga yang formal maupun informal,
Sunsilk, Lifebouy, Dove. Begitu juga dengan bisa dilakukan baik dalam lingkungan
sabun mandi, pencuci piring, detergent dan keluarga maupun melalui media massa.
sebagainya. Tampilan di masyarskat seperti Berikut ini adalah pihak-pihak yang dapat
berbagai macam merek padahal semuanya memberikan pendidikan politik :
satu dibawah Unilever. Konsep korporatisme
ini pada jaman Orde Baru dikembangkan 1. Keluarga; Keluarga merupakan pihak
oleh Dwight King. pertama yang memberi sentuhan
kepada anak., Untuk itu orang tua

158 Jurnal Wacana Kinerja Volume 14 No. 1 Juni 2011 (150-160)


RETROSPEKSI KONSEPSI DEMOKRASI PANCASILA DALAM
MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASI
Dede Sri Kartini

berkewajiban memberi pengertian akan kenyataan sebenarnya. Media bisa


pentingnya menghargai sesama, patuh memberi informasi yang salah karena
pada aturan dan menerima ketidakmampuannya dalam
keberagaman di lingkungan sekitarnya. memberikan ”referensi” yang
sesungguhnya bagi individu.
2. Teman bermain; Inilah “arena” kedua
yang dapat memberikan pendidikan Bila sudah ada tafsiran lain tentang
politik bagi seseorang. , Seorang teman Pancasila yang merupakan hasil kajian,
tanpa disadari mengajak berdiskusi tentunya keenam sarana pendidikan
tentang masalah partai politik yang politik tersebut di atas dapat membantu
sedang hangat saat ini, misal kenaikan Pemerintah untuk mensosialisasikan
Electoral Tresh Hold dari 2,5% menjadi Pancasila sekaligus demokrasi Pancasila
5%. kepada masyarakat.
3. Sekolah; Peran guru dalam memberi Pendidikan politik pada dasarnya
pemahaman tentang demokrasi sangat adalah proses menyampaikan norma-
penting. Memahami demokrasi norma politik dan nilai-nilai dari generasi
sebaiknya tidak terbatas pada ke generasi. Untuk itu maka pihak-pihak
“menghapal definisi” tapi pada yang memberikan pendidikan politik
penerapannya dalam kehidupan sehari- harus mampu memberi pengertian kepada
hari, misalnya melalui praktek ”lingkungannya” agar tidak salah
”simulasi persidangan” memahami demokrasi dan demokrasi
Pancasila
4. Partai Politik; Organisasi inilah yang
berkewajiban “membina” kadernya
agar memahami demokrasi dengan
F. PENUTUP
santun, menyiapkan mental apabila
kalah atauapabila menang, Demokrasi Pancasila sebenarnya sudah
menghormati pendapat orang lain, memenuhi makna demokrasi dalam arti
menghormati lembaga-lembaga lain luas. Permasalahannya terletak pada
dan siap menyelesaikan konflik secara kemauan penguasa untuk
kelembagaan. Hal-hal yang demikian mewujudkannya. Bila penguasa peduli
yang wajib diinformasikan kepada dengan keseimbangan antara hak politik,
kadernya agar mereka tidak mudah ekonomi dan sosial yang harus diterima
melakukan tindakan yang brutal atas oleh masyarakat maka akan mudah untuk
nama demokrasi. mewujudkan demokrasi Pancasila.
5. Kelompok/organisasi; Yang dimaksud Perlu dipahami bahwa demokrasi
dengan kelompok di sini adalah tidaklah berarti harus memilih pemimpin
organisasi massa, LSM, organisasi serba langsung, mempertimbangkan hak
kampus dan sebagainya,yang diikuti ekonomi dan sosial yang sebaiknya
oleh seseorang. Melalui organisasi diterima rakyat juga merupakan upaya
seperti ini individu diharapkan pelaksanaan demokrasi. Agar pemahaman
mempunyai ”kematangan” berfikir dan terhadap demokrasi benar, maka
bertindak, sehingga ia dapat diperlukan sosialisasi politik yang
menyampaikan pendapat dengan dilakukan oleh berbagai pihak.
santun juga mampu mengemas
Perlu adanya kajian normatif dan
perbedaan pendapat sehingga orang
empiris terhadap demokrasi Pancasila,
lain tidak tersinggung.
sehingga masyarakat tidak hanya
6. Media Massa; Media massa merupakan mengenal tafsiran, Pancasila yang
second reality bagi individu, sehingga dikeluarkan oleh Orde Baru saja.
informasi yang disampaikan
hendaknya tidak menyimpang dari

159
REFERENSI Pikiran Rakyat, 27 Januari 2011, Berita,
Sindrom Tunisia Menular Ke Mesir .
Text Book
KOMPAS, 23 Februari 2011, Artikel
Gaffar, Afan. 2005. Politik Indonesia Transisi
Demokrasi, Merayakan Anarki?, Syamsuddin
Menuju Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka
Haris.
Pelajar
Mariana, Dede. 2008. Dinamika Demokrasi &
Perpolitikan Lokal Di Indonesia. Bandung:
AIPI Bandung
Rais, Amien.1999, “Belajar dari Demokrasi
ala Soeharto” dalam Jika Rakyat
Berkuasa: Upaya Membangun Masyarakat
Madani Dalam Kultur Feodal, Bandung:
Pustaka Hidayah
Shapiro, Ian.2006. Asas Moral dalam Politik.
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Sorensen, Georg. 2003. Demokrasi dan
Demokratisasi : Proses dan Prospek dalam
Sebuah Dunia yang Sedang Berubah.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Pamungkas, Sigit. 2010. Pemilu, Perilaku
Pemilih & Kepartaian, Yogyakarta :
Institute for Democracy and Welfarism
Tim ICCE UIN Jakarta. 2005. Demokrasi,
Hak Asasi Manusia, & Masyarakat
Madani.Jakarta : Prenada Media.
Uhlin, Anders. 1998. Oposisi Berserak : Arus
Deras Demokratisasi Gelombang Ketiga di
Indonesia, Bandung : Mizan.

Website
http://demokrasi-pancasila.blogspot.com/
diunduh pada tanggal 27 Juli 2010. Di
pos kan ke blog ini pada tanggal 1 Juni
2008. No Name
http://perpustakaan-
online.blogspot.com/2008/04/demokra
si-pancasila.html, diunduh pada
tanggal 27 Juli 2010. Diposkan ke blog
ini pada tanggal 19 April 2008. No
Name

Surat Kabar

160 Jurnal Wacana Kinerja Volume 14 No. 1 Juni 2011 (150-160)

You might also like