Pengaruh Budaya K3 Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Karyawan Pada Divisi Operasi Tambang Di PT Newmont Nusa Tenggara

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

DIE, Jurnal Ilmu Ekonomi & Manajemen

Januari 2013, Vol. 9 No.1, hal. 71-81

Pengaruh Budaya K3 dan Gaya Kepemimpinan terhadap


Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan pada
Divisi Operasi Tambang Di
PT Newmont Nusa Tenggara
Oleh:

Kasan Mulyono
Mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi
Pascasarjana - Untag Surabaya

ABSTRACT

There have been many studies on organizational culture. However, there have been not many
studies on safety culture especially in Indonesia. Furthermore, the studies of safety culture in
its relations to leadership styles, job satisfaction and employee performance have been little.
This study examines the impacts of safety culture and leadership styles on employee
performance with job satisfaction as an intervening variable.
Primary data was obtained from the perception of employees who worked at Mining
Operations Division of PT Newmont Nusa Tenggara, copper/gold mine in West Sumbawa, West
Nusa Tenggara province. Data was collected through questionnaires sent to 150 employees,
mostly heavy equipment operators and several field foremen. 131 were completed and returned
however only 119 were valid for analysis. Statistical method used to test each hyphotesis was
path analysis.
The results showed that most hypothesis were confirmed. From five hypothesis, only one (H2)
that had to be rejected. While four hypothesis i.e. H1, H3, H4 and H5were accepted. These
results indicated that safety culture has a significant impact on job satisfaction (H1) but has no
significant impact on performance (H2). Whilst leadership style has a significant impact on
both job satisfaction (H3) and employee performance (H4). Finally, job satisfaction has a
significant impact on employee performance (H5).

Key words: Organizational culture, safety culture, leadership style, job satisfaction,
performance, path analysis.

PENDAHULUAN keselamatan kerja dan gaya kepemimpinan


terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan
Penelitian tentang budaya perusahaan telah
kerja sebagai variabel intervening.
banyak dilakukan baik di Indonesia maupun di
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
luar negeri. Namun penelitian tentang budaya
merupakan perhatian global bagi pengusaha,
keselamatan kerja masih belum banyak dilaku-
karyawan dan pemerintah. Menurut perkiraan
kan terutama di Indonesia. Terlebih penelitian
Organisasi Buruh Internasional (ILO), setiap
tentang budaya keselamatan kerja yang dihu-
tahun ada 2 juta kematian di seluruh dunia
bungkan dengan gaya kepemimpinan, kepuasan
karena penyebab yang terkait pekerjaan. Dari
kerja dan kinerja masih jarang dilakukan. Pene-
jumlah ini, sekitar 354.000 disebabkan oleh
litian ini bermaksud menguji pengaruh budaya
71
Kasan Mulyono

kecelakaan fatal. Selain itu, lebih dari 270 juta untuk sebuah perusahaan; rasa komitmen atau
kecelakaan kerja dan 160 juta penyakit akibat loyal selanjutnya dikatakan membuat orang be-
kerja yang memengaruhi pekerja setiap tahun. rusaha lebih keras. Kadang-kadang praktik ter-
Kerugian finansial akibat bahaya terkait kerja tentu yang diyakini umum terjadi di tengah
ini sangat besar. ILO memperkirakan lebih dari perusahaan-perusahaan dengan budaya yang
$1,25 triliun, yang sama dengan 4 persen Pro- kuat dikatakan membuat pekerjaan secara
duk Domestik Brutto (GDP) seluruh dunia, ke- instriksik dihargai. Melibatkan orang dalam
rugian yang diderita setiap tahun akibat kece- pengambilan keputusan dan mengakui peran
lakaan dan penyakit kerja (Markkanen: 2004) serta mereka merupakan dua contoh yang lazim.
[1]. Kadang-kadang, budaya yang kuat juga dikata-
Alan Boulton, Direktur Kantor ILO di Indo- kan membantu kinerja karena memberikan
nesia, mengatakan kematian, kecelakaan dan struktur dan kontrol yang dibutuhkan tanpa
kesakitan di tempat kerja dapat dicegah. Kita harus bersandar pada birokrasi formal yang
harus mempromosikan “budaya keselamatan” mencekik yang dapat menekan tumbuhnya moti-
yang baru di tempat kerja yang didukung de- vasi dan inovasi (Kotter & Heskett, 1992). [3]
ngan kebijakan dan program nasional (Markka- Kepemimpinan oleh Yukl (dalam Alvesson,
nen: 2004). 2002) diperikan sebagai mempengaruhi tujuan
PT Newmont Nusa Tenggara didirikan pada dan strategi tugas, mempengaruhi komitmen dan
1986 melalui kerjasama dengan pemerintah kepattuhan dalam perilaku tugas untuk menca-
Indonesia dalam bentuk perjanjian Kontrak pai tujuan tersebut, mempengaruhi pemeliharaan
Karya. PTNNT mengoperasikan tambang tem- dan identifikasi kelompok, dan mempengaruhi
baga dan emas Batu Hijau di Kabupaten Sumba- budaya sebuah organisasi. Sementara, Huijser
wa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat sejak (2006), mengatakan perusahaan-perusahaan
awal 2000. PTNNT mempekerjakan 4.100 kar- membedakan antara leadership dan manage-
yawan dan sekitar 3000 kontraktor. PTNNT ment (pemimpin dan manajemen). Leadership
memiliki kinerja keselamatan kerja yang baik terkait dengan masa depan perusahaan. Semen-
dan telah beberapa kali menerima penghargaan tara management terkait dengan masa kini,
dari Pemerintah Indonesia atas kinerjanya di tentang mempertahankan semua hal dalam ken-
bidang keselamatan kerja. dali, tentang menyelesaikan masalah-masalah
Schein (1991) memberikan budaya sebagai yang tengah terjadi. [4]
sebuah pola asumsi dasar yang diciptakan, di- Motivasi diperikan sebagai proses yang
temukan, atau dikembangkan oleh sebuah ke- menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan
lompok saat kelompok ini berusaha mengatasi seorang individu untuk mencapai tujuannya
permasalahan adaptasi eksternal dan integrasi (Robbins, 2008). [5] Motivasi adalah penggerak
internal yang telah berfungsi cukup baik untuk seseorang untuk mengambil tindakan karena
bisa dianggap sebagai absah dan karenanya orang tersebut ingin melakukannya. Orang ber-
harus diajarkan ke anggota baru sebagai cara tindak karena mereka merasa harus melaku-
yang benar dalam menilai, memilikirkan dan kannya. Namun, bila mereka terdorong atau
merasakan dalam hubungannya dengan perma- termotivasi, mereka melakukan pilihan positif
salahan-permasalahan tersebut. [2] untuk melakukan sesuatu karena, misalnya, hal
Budaya yang kuat juga sering dikatakan tersebut bisa memuaskan sebagian dari ke-
membantu kinerja bisnis karena menciptakan butuhannya (Werther dan Davis, 1996). [6]
suatu tingkat motivasi yang luar biasa dalam diri Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya
para karyawan. Kadang-kadang ditegaskan bah- mendorong gairah kerja bawahan agar mereka
wa nilai-nilai dan perilaku yang dianut bersama mau bekerja keras dengan memberikan semua
membuat orang merasa nyaman dalam bekerja kemampuan dan keterampilannya untuk mewu-

72
Pengaruh Budaya K3 dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan
Pada Divisi Operasi Tambang Di PT Newmont Nusa Tenggara

judkan tujuan perusahaan. Motivasi penting hasil. Feldman (1992, dalam Smither, 1998)
karena dengan motivasi ini diharapkan individu mengatakan bahwa angka-angka kinerja mung-
karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk kin saja menyesatkan dan tidak ada sama sekali.
mencapai produktivitas yang tinggi (Hasibuan, Karena itu kinerja seharusnya ditentukan dalam
2008). [7] bentuk perilaku karena ranah (domain) kinerja
Kepuasan kerja atau job satisfaction dapat lebih baik didefinisikan sebagai ranah perilaku
diperikan sebagai suatu perasaan positif tentang ketimbang ranah hasil atau keluaran.
pekerjaan sesorang yang merupakan hasil dari Namun Smither berpendapat bahwa hasil
sebuah evaluasi karakteristiknya. Seseorang atau keluaran harus menjadi komponen penting
dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi me- dalam sistem manajemen kinerja. Namun dia
miliki perasaan-perasaan positif tentang peker- juga menerima kalau perilaku dimasukkan da-
jaan tersebut, sementara seseorang yang tidak lam definisi kinerja.Jadi dalam pengukuran
puas memiliki perasaan-perasaan yang negatif kinerja, yang diukur adalah hasil atau keluaran
tentang pekerjaan tersebut (Robbins, 2008). dan perilaku. Pengukuran kinerja dilakukan
Kepuasan kerja adalah sifat kesenangan atau dengan menggunakan standar kinerja (perfor-
ketidaksenangan karyawan terhadap pekerjaan mance standards) yakni tingkat kinerja yang
mereka. Seperti motivasi, kepuasan kerja di- bersesuaian dengan tingkat efektivitas yang te-
pengaruhi oleh lingkungan. Pekerjaan itu sendiri lah dirancang sebelumhya (Bernardin & Beaty,
mempengaruhi kepuasan melalui desainnya. 1984 dalam Smither, 1998).
Pekerjaan yang kaya akan unsur perilaku seperti Berdasarkan latar belakang di depan, maka
otonomi, keanekaragaman, identitas tugas, dan masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
umpan balik berperan terhadap kepuasan se- berikut:
orang karyawan. Setiap elemen dalam sistem 1. Apakah budaya K3 berpengaruh terhadap
lingkungan kerja dapat menambah atau mengu- kepuasan kerja pada karyawan Divisi Operasi
rangi kepuasan kerja (Werther dan Davis, 1996). Tambang di PT Newmont Nusa Tenggara?
Kinerja (performance) adalah catatan ke- 2. Apakah budaya K3 berpengaruh terhadap
luaran-keluaran (outcome)yang dihasilkan pada kinerja karyawan pada karyawan Divisi
sebuah fungsi pekerjaan, kegiatan atau perilaku Operasi Tambang di PT Newmont Nusa
tertentu selama periode waktu yang ditentukan Tenggara?
(Bernardin & Beatty, 1984 dalam Smither, 3. Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh ter-
1998) [8]. Menurut definisi ini, kinerja pada hadap kepuasan kerja karyawan pada Divisi
sebuah pekerjaan secara keseluruhan akan sama Operasi Tambang di PT Newmont Nusa
dengan jumlah (atau rerata) kinerja pada fungsi Tenggara?
pekerjaan atau periliku penting tersebut. Dengan 4. Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh ter-
definisi yang didasarkan pada keluaran ini, hadap kinerja pada karyawan Divisi Operasi
kinerja merupakan sesuatu yang terpisah dan Tambang di PT Newmont Nusa Tenggara?
berbeda dengan orang yang menghasilkannya 5. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap
atau karakteristik orang tersebut. kinerja pada karyawan Divisi Operasi Tam-
Ada dua aspek utama yang diukur dalam bang di PT Newmont Nusa Tenggara?
pengukuran kinerja. Yang pertama adalah ke-
luaran atau outcome. Yang kedua adalah pe- TINJAUAN PUSTAKA
rilaku. Banyak ahli yang tidak setuju untuk
mengukur aspek keluaran dan mereka lebih A. Budaya Keselamatan
fokus pada aspek perilaku. Mereka berpendirian Secara keseluruhan, teori manajemen sum-
bahwa banyak masalah dan bias yang mendasari ber daya manusia berpendapat bahwa tujuan
pengukuran yang menggunakan kriteria berbasis manajemen sumber daya manusia adalah untuk
membantu perusahaan untuk mencapai tujuan

73
Kasan Mulyono

strategis dengan menarik dan mempertahankan D. Kinerja Karyawan


karyawan, dan juga mengelola karyawan secara Kinerja diperikan sebagai perilaku (proses),
efektif (Miller, 1989). [9] keluaran (output) dan hasil (outcome, value
Budaya keselamatan atau Safety Culture added, impact). Bromwich (1990, dalam Son-
merupakan istilah yang digunakan untuk mem- nentag, 2001) juga mendukung pandangan ini
berikan cara penanganan keselamatan di tempat dengan mengatakan bahwa kinerja berarti ga-
kerja, dan sering mencerminkan sikap, keper- bungan antara perilaku dan hasil. Jadi, perilaku,
cayaan, persepsi dan nilai yang dipakai bersama hasil dan nilai tambah merupakan variabel yang
oleh karyawan dalam kaitan dengan kesela- tidak bisa dipisahkan dan saling tergantung.
matan (Cox and Cox, 1991 dalam Sonnentag, Berdasarkan pada hasil telaah pustaka ten-
2001). [10] tang hubungan kausalitas antara budaya K3,
gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja dan
B. Gaya Kepemimpinan kinerja karyawan, maka dikembangkan kerang-
Kepemimpinan adalah gabungan antara sifat ka pemikiran teoritis yang mendasari penelitian
yang kuat untuk memberikan inspirasi kepada ini sebagai berikut.
orang lain untuk bertindak dan keterampilan
yang dimiliki yang bisa digunakan untuk mem- Kerangka Pemikiran Teoretis
bujuk orang lain untuk menerima arah dan
tujuan secara sukarela (Cole, 2005) [11].
Pemimpin adalah orang yang dapat mempe-
ngaruhi perilaku orang lain untuk mencapai
sebuah tujuan.
Salah satu pendekatan yang populer untuk
mengidentifikasi gaya kepemimpinan pada ma-
najer praktisi adalah Managerial Grid yang
dikembangkan oleh Blake and Mouton (Lu-
thans, 2002) [12]. Managerial Grid berpusat
pada orientasi manajer terhadap tugas (produksi)
dan karyawan (orang), dan juga kombinasi
perhatian antara keduanya.

C. Kepuasan Kerja
Robbins (2008) memerikan kepuasan kerja Hipotesis Penelitian
atau job satisfaction sebagai suatu perasaan Hipotesis diartikan sebagai jawaban yang
positif tentang pekerjaan sesorang yang merupa- bersifat sementara terhadap permasalahan pene-
kan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. litian, sampai terbukti melalui data yang ter-
Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang kumpul (Arikunto, 2010) [13].
tinggi memiliki perasaan-perasaan positif ten-
tang pekerjaan tersebut, sementara seseorang Budaya Keselamatan Kerja dan Kepuasan
yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan Kerja
yang negatif tentang pekerjaan tersebut.
Dimensi budaya perusahaan berpengaruh
Lima dimensi kepuasan kerja yang diajukan
terhadap kepuasan kerja pada karyawan pada
oleh Luthans (2002) yakni lima dimensi yang
sektor manufaktur maupun IT (Rao, 2007) [14].
mewakili karakteristik terpenting dari sebuah
Persepsi karyawan terhadap dimensi budaya pe-
pekerjaan yang mana karyawan memiliki
rusahaan berhubungan secara signifikan dengan
tanggapan perasaan.
kepuasan kerja karyawan, di mana karyawan

74
Pengaruh Budaya K3 dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan
Pada Divisi Operasi Tambang Di PT Newmont Nusa Tenggara

yang memiliki pemahaman dimensi budaya H3 : Gaya kepemimpinan berpengaruh signi-


perusahaan yang lebih besar menunjukkan reak- fikan terhadap kepuasan kerja karyawan.
si yang lebih positif terhadap kepuasan kerja
(Boon, 2005) [15]. Rumusan hipotesis yang Gaya Kepemimpinan dan Kinerja
diajukan ádalah sebagai berikut: Gaya manajemen merupakan penyebab ki-
H1 : Budaya K3 berpengaruh signifikan ter- nerja karyawan (kecuali Semen Gresik) (Eoh,
hadap kepuasan kerja karyawan. 2001). Walaupun firma menggunakan strategi
perniagaan yang berbeda ataupun CEO firma
Budaya Keselamatan Kerja dan Kinerja mempunyai gaya kepimpinan yang berbeda,
Budaya perusahaan bukan merupakan pe- hasil uji statistik tidak menunjukkan perbedaan
nyebab langsung kinerja karyawan (Eoh, 2001) secara signifikan terhadap prestasi (Tamalee,
[16]. Perilaku kepemimpinan mempengaruhi 2007) [21]. Gaya kepemimpinan tidak terkait
budaya keselamatan dan kinerja keselamatan secara langsung dengan kinerja namun dia ha-
dalam industri perawatan kesehatan. Kinerja nya terkait secara tidak langsung (Harris, 2000)
keselamatan dipengaruhi dan ditingkatkan oleh [22]. Gaya kepemimpinan yang karismatik,
kepemimpinan kontigensi dan budaya organisasi transformasional dan visioner memiliki hubu-
keselamatan pasien (Cheng, 2009) [17]. Ada ngan yang positif dengan kinerja perusahaan
hubungan positif yang signifikan antara budaya (Wang, 2010) [23]. Rumusan hipotesis yang
dan kinerja perusahaan (Aluko, 2003) [18]. diajukan adalah sebagai berikut:
Budaya perusahaan dapat mempunyai dampak H4 : Gaya kepemimpinan berpengaruh
yang berarti terhadap kinerja ekonomi jangka signifikan terhadap kinerja.
panjang (Kotter, 1997). Rumusan hipotesis yang
diajukan ádalah sebagai berikut: Kepuasan Kerja dan Kinerja
H2 : Budaya K3 berpengaruh signifikan ter- Analisis data survei JDI dan data sekunder
hadap kinerja karyawan. menunjukkan bahwa kepuasan akan supervisi
dan kepuasan akan pekerjaan saat ini memiliki
Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja hubungan langsung dengan kinerja keselamatan
Gaya kepemimpinan yang utama adalah kerja (Chong, 2001) [24]. Kerumitan pekerjaan
transformational dan transaktional; dan karya- memiliki hubungan yang negatif terhadap kepu-
wan secara sedang puas dengan pekerjaan mere- asan dan kinerja, saat kemampuan dan persona-
ka. Faktor gaya kepemimpinan yang berbeda litas atau kepribadian dikendalikan (Allison,
akan memiliki dampak terhadap komponen 2008) [25].
kepuasan karyawan. Pertimbangan terhadap kar- Penelitian menunjukkan ada korelasi antara
yawan dan gaya laissez-faire merupakan predik- kepuasan kerja dan kinerja (Robbins, 2008).
tor yang kuat terhadap faktor kepuasan kerja Organisasi yang mempunyai karyawan yang
(Hamidifar, 2010) [19]. lebih puas cenderung lebih efektif dibandingkan
Hasil secara keseluruhan menunjukkan bah- organisasi yang mempunyai karyawan yang ku-
wa gaya kepemimpinan yang berorientasi pres- rang puas.
tasi dan partisipatif memiliki dampak positif Dengan menggunakan sebuah model yang
signifikan langsung dan dimediasi oleh efek menggabungkan konstruk-konstruk utama teori
pemasaran internal terhadap kepuasan kerja dan agensi dan psikologi organisasi, kajian ini men-
kinerja kepala bagian (Mat, 2008) [20]. Rumu- dapati adanya hubungan yang negatif langsung
san hipotesis yang diajukan ádalah sebagai beri- dari upaya terhadap kepuasan kerja, hubungan
kut: positif langsung dari kinerja pekerjaan terhadap
kepuasan kerja (Christen dkk, 2006) [26].

75
Kasan Mulyono

Rumusan hipotesis yang diajukan adalah seba- variabel Budaya K3 pertanyaan dalam kuisioner
gai berikut: adalah reliabel.
Ada beberapa indikator yang digunakan
H5 : Kepuasan kerja berpengaruh signifikan
dalam kuisioner untuk skala Gaya Kepemim-
terhadap kinerja karyawan.
pinan adalah tidak valid. Skala Gaya Kepemim-
pinan dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan
METODE indikator yang valid dengan cara tidak mengikut
A. Sampel sertakan indikator yang tidak valid. Semua indi-
kator yang digunakan dalam kuisioner untuk
Data primer penelitian ini diperoleh dari
skala Gaya Kepemimpinanadalah valid. Karena
persepsi para karyawan yang bekerja pada
nilai alpha cronbach skala Gaya Kepemimpinan
Divisi Operasi Tambang PT Newmont Nusa
adalah 0,858 maka dapat disimpulkan bahwa
Tenggara, sebuah tambang tembaga/emas yang
variabel Gaya Kepemimpinan pertanyaan dalam
beroperasi di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara
kuisioner adalah reliabel.
Barat. Data dikumpulkan dengan mengirimkan
Semua indikator yang digunakan dalam kui-
kuisioner kepada 150 karyawan yang sebagian
sioner untuk skala Kepuasan Kerja adalah valid.
besar adalah operator alat berat dan beberapa
Karena nilai alpha cronbach skala Kepuasan
pengawas lapangan. Sebanyak 131 kuesioner
Kerja adalah 0,875 maka dapat disimpulkan
diisi namun hanya 119 yang diisi secara lengkap
bahwa variabel Kepuasan Kerja pertanyaan
dan layak untuk dianalisis sementara sisanya
dalam kuisioner adalah reliabel.
tidak layak untuk dianalis. Metode statistik yang
Semua indikator yang digunakan dalam kui-
digunakan untuk menguji masing-masing hipo-
sioner untuk skala Kinerja Karyawan adalah
tesis adalah analisis jalur.
valid. Karena nilai alpha cronbach skala Kinerja
Ada lima hipotesis yang disusun untuk diuji
Karyawan adalah 0,773 maka dapat disimpulkan
dalam penelitian ini. Hipotesis pertama (H1)
bahwa variabel Kinerja Karyawan pertanyaan
adalah bahwa budaya keselamatan kerja ber-
dalam kuisioner adalah reliabel.
pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.
Hipotesis kedua (H2) adalah bahwa keselamatan
C. Analisis Jalur
kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan. Hipotesis ketiga (H3) adalah bahwa Pada penelitian ini, variabel laten Budaya
gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan ter- K3 (X1) dijelaskan oleh 10 variabel indikator.
hadap kepuasan kerja. Hipotesis keempat (H4) Variabel laten Gaya Kepemimpinan (X2) di-
adalah bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh jelaskan oleh 8 variabel indikator. Variabel laten
signifikan terhadap kinerja karyawan. Hipotesis Kepuasan Kerja (Y1) dijelaskan oleh 10 variabel
kelima atau terakhir (H5) adalah bahwa kepua- indikator.Variabel laten Kinerja Karyawan (Y2)
san kerja berpengaruh signifikan terhadap kiner- dijelaskan oleh 10 variabel indikator.Sebelum
ja karyawan. dilakukan analisis Struktural Equation Model
(SEM), dilakukan pemeriksaan asumsi yang me-
B. Reabilitas dan Validitas liputi Distribusi Multivariate Normal dan Multi-
Semua indikator yang digunakan dalam kui- kolinearitas.
sioner untuk skala Budaya K3 adalah valid.
Karena nilai alpha cronbach skala Budaya K3
adalah 0,920 maka dapat disimpulkan bahwa

76
Pengaruh Budaya K3 dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan
Pada Divisi Operasi Tambang Di PT Newmont Nusa Tenggara

Hasil Pengujian Goodness of Fit Overall Model


Kriteria Hasil Kriteria 'fit' Evaluasi model
Chi-Square 1580,92 Relatif kecil kurang baik
Probability 0,000 > 0.05 kurang baik
RMSEA 0,114 < 0.08 kurang baik
GFI 0,58 > 0.9 kurang baik
AGFI 0,53 > 0.9 kurang baik
PGFI 0,51 > 0.9 kurang baik
NFI 0,54 > 0.9 kurang baik
CFI 0,66 > 0.9 kurang baik
RFI 0,51 > 0.9 kurang baik

Berdasarkan hasil uji goodness of fit overall 2. Pengujian Hipotesis 2: Budaya K3 berpe-
model ternyata dari seluruh kriteria yang ngaruh signifikan terhadap kinerja kar-
digunakan menunjukkan adanya hasil (model) yawan
yang kurang baik, jika digunakan untuk fungsi
Hasil temuan dalam penelitian ini me-
prediksi. Hal ini berarti kemampuan model
nunjukkan bahwa nilai-nilai budaya K3
dalam menjelaskan hubungan-hubungan yang
mempunyai pengaruh yang negatif dengan
ditentukan sangat rendah. Dengan demikian
nilai koefisien sebesar -0,069namuntidak
perlu dilakukan suatu modifikasi terhadap
berpengaruh signifikan terhadap kinerja kar-
model tersebut. Namun demikian, dalam pene-
yawan. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung
litian ini penggunaan Structural Equation Mode-
(0,71) yang lebih kecil dari tkritis (1.966)
ling (SEM) ditekankan pada fungsi pengujian
pada derajat bebas (db) 623. Dengan demi-
hipotesis, bukan pada model building. Modifi-
kian hipotesis 2 yang menyatakan bahwa
kasi model dalam penelitian ini hanya diguna-
“budaya K3 berpengaruh signifikan terhadap
kan sebagai wacana.
kinerja karyawan” tidak terbukti kebenaran-
nya atau dengan kata lain budaya K3 tidak
HASIL berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
1. Pengujian Hipotesis 1: Budaya K3 berpe- 3. Pengujian Hipotesis 3: Gaya kepemim-
ngaruh signifikan terhadap kepuasan pinan berpengaruh signifikan terhadap
kerja karyawan kepuasankerja
Hasil temuan dalam penelitian ini me- Hasil temuan dalam penelitian ini me-
nunjukkan bahwa nilai-nilai budaya K3 nunjukkan bahwa nilai-nilai gaya kepemim-
mempunyai pengaruh yang positif dan ber- pinan mempunyai pengaruh yang negatif
pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja dengan nilai sebesar -0,20danberpengaruh
karyawan. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini
thitung (3,99) yang lebih besar dari tkritis ditunjukkan dari nilai thitung (2,08) yang lebih
(1.966) pada derajat bebas (db) 623. Dengan besar dari tkritis (1.966) pada derajat bebas
demikian hipotesis 1 yang menyatakan bah- (db) 623. Dengan demikian hipotesis 3 yang
wa “Budaya K3 berpengaruh signifikan menyatakan bahwa “gaya kepemimpinan
terhadap kepuasan kerja karyawan” terbukti berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
kebenarannya. kerja karyawan” terbukti kebenarannya.

77
Kasan Mulyono

4. Pengujian Hipotesis 4 : Gaya kepemim- Dari hasil penelitian ini maka dapat disim-
pinan berpengaruh signifikan terhadap pulkan sebagai berikut :
kinerja karyawan 1. Budaya K3 berpengaruh signifikan terhadap
Hasil temuan dalam penelitian ini me- kepuasan kerja karyawan. Artinya bahwa
nunjukkan bahwa nilai-nilai gaya kepemim- nilai-nilai budaya K3 mempunyai pengaruh
pinan mempunyai pengaruh yang positif yang positif dan berpengaruh signifikan
dengan nilai sebesar 0,71dan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Dengan
signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal demikian hipotesis 1 yang menyatakan bah-
ini ditunjukkan dari nilai thitung (2,36) yang wa “Budaya K3 berpengaruh signifikan ter-
lebih besar dari tkritis (1.966) pada derajat hadap kepuasan kerja karyawan” dapat diteri-
bebas (db) 623. Dengan demikian hipotesis ma atau terbukti kebenarannya.
4 yang menyatakan bahwa “gaya kepemim- 2. Budaya K3 tidak berpengaruh signifikan ter-
hadap kinerja karyawan. Artinya bahwa nilai-
pinan berpengaruh signifikan terhadap ki-
nerja karyawan” terbukti kebenarannya. nilai budaya K3tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian
5. Pengujian Hipotesis 5: Kepuasan kerja hipotesis 2 yang menyatakan bahwa “budaya
berpengaruh signifikan terhadap kinerja K3 berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan karyawan” ditolak atau tidak terbukti kebe-
Hasil temuan dalam penelitian ini me- narannya.
nunjukkan bahwa nilai-nilai kepuasan kerja 3. Gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan
mempunyai pengaruh yang positif dengan terhadap kepuasankerja. Artinya bahwa nilai-
nilai sebesar 0,43dan berpengaruh signifikan nilai gaya kepemimpinan mempunyai penga-
terhadap kinerja karyawan. Hal ini ditunjuk- ruh yang negatif danberpengaruh signifikan
kan dari nilai thitung (2,09) yang lebih besar terhadap kepuasan kerja. Dengan demikian
dari tkritis (1.966) pada derajat bebas (db) hipotesis 3 yang menyatakan bahwa “gaya
623. Dengan demikian hipotesis 5 yang kepemimpinan berpengaruh signifikan terha-
menyatakan bahwa “kepuasan kerja berpe- dap kepuasan kerja karyawan” dapat diterima
ngaruh signifikan terhadap kinerja karya- atau terbukti kebenarannya.
wan” terbukti kebenarannya. 4. Gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan. Artinya bahwa
PEMBAHASAN nilai-nilai gaya kepemimpinan mempunyai
pengaruh yang positif dan berpengaruh signi-
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fikan terhadap kinerja karyawan. Dengan
sebagian besar hipotesis yang dibangun dapat demikian hipotesis 4 yang menyatakan bah-
diterima. Dari 5 (lima) hipotesis yang dibangun wa “gaya kepemimpinan berpengaruh signifi-
hanya 1 (satu) hipotesis yakni H2 yang tidak kan terhadap kinerja karyawan” dapat diteri-
dapat diterima. Sementara H1, H3, H4 dan H5 ma atau terbukti kebenarannya.
dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa 5. Kepuasan kerja berpengaruh signifikan terha-
budaya keselamatan kerja secara signifikan dap kinerja karyawan. Artinya bahwa nilai-
berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan nilai kepuasan kerja mempunyai pengaruh
(H1) namun tidak memiliki pengaruh signifikan yang positif dan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja (H2). Gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian
didapati memiliki pengaruh signifikan terhadap hipotesis 5 yang menyatakan bahwa “kepu-
kepuasan kerja (H3) dan kinerja karyawan (H4). asan kerja berpengaruh signifikan terhadap
Kepuasan kerja memiliki pengaruh signifikan kinerja karyawan” dapat diterima atau ter-
terhadap kinerja karyawan (H5). bukti kebenarannya.

78
Pengaruh Budaya K3 dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan
Pada Divisi Operasi Tambang Di PT Newmont Nusa Tenggara

Dengan adanya temuan atau hasil penelitian hadap kepuasan kerja karyawan” dapat di-
ini sebagaimana telah diuraikan di atas maka terima atau terbukti kebenarannya.
peneliti mencoba memberikan saran-saran seba- 2. Budaya K3 tidak berpengaruh signifikan
gai berikut : terhadap kinerja karyawan. Artinya bahwa
1. Hasil penelitian ini diharapkan akan mendo- nilai-nilai budaya K3 tidak berpengaruh sig-
rong dilakukannya penelitian-penelitian beri- nifikan terhadap kinerja karyawan. Dengan
kutnya di bidang budaya keselamatan kerja demikian hipotesis 2 yang menyatakan bah-
(safety culture), terutama dalam industri wa “budaya K3 berpengaruh signifikan ter-
pertambangan dan perminyakan yang memi- hadap kinerja karyawan” ditolak atau tidak
liki risiko keselamatan yang cukup tinggi terbukti kebenarannya.
dengan menggunakan variable-variabel lain 3. Gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan
yang belum dimasukan dalam penelitian ini, terhadap kepuasan kerja. Artinya bahwa
misalnya motivasi, stres kerja dan skema nilai-nilai gaya kepemimpinan mempunyai
imbalan. pengaruh yang negatif dan berpengaruh sig-
2. Dengan adanya keterbatasan dalam penelitian nifikan terhadap kepuasan kerja. Dengan
ini maka penelitian selanjutnya dapat me- demikian hipotesis 3 yang menyatakan bah-
nggunakan metode wawancara guna menda- wa “gaya kepemimpinan berpengaruh signi-
patkan data yang lebih valid dan dapat meng- fikan terhadap kepuasan kerja karyawan”
gambarkan kondisi sesungguhnya. dapat diterima atau terbukti kebenarannya.
3. Penelitian mendatang diharapkan memper- 4. Gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan
luas jumlah sampel yang diteliti, tidak hanya terhadap kinerja karyawan. Artinya bahwa
pada satu divisi mining operations saja tetapi nilai-nilai gaya kepemimpinan mempunyai
juga melibatkan para pekerja di divisi lain- pengaruh yang positif dan berpengaruh sig-
nya, baik divisi tambang, pengolahan mau- nifikan terhadap kinerja karyawan. Dengan
pun divisi pendukung. demikian hipotesis 4 yang menyatakan bah-
4. Penelitian mendatang hendaknya juga lebih wa “gaya kepemimpinan berpengaruh signi-
berhati-hati dalam membuat hipotesis tentang fikan terhadap kinerja karyawan” dapat di-
hubungan antara budaya keselamatan kerja terima atau terbukti kebenarannya.
dan kinerja karyawan karena ternyata dalam 5. Kepuasan kerja berpengaruh signifikan ter-
penelitian ini tidak didapati pengaruh yang hadap kinerja karyawan. Artinya bahwa
signifikan antara budaya K3 terhadap kinerja nilai-nilai kepuasan kerja mempunyai pe-
karyawan. Perlu dilakukan penelitian lebih ngaruh yang positif dan berpengaruh signi-
lanjut dengan instrumen dan sampel pene- fikan terhadap kinerja karyawan. Dengan
litian yang lebih memadai untuk menguji demikian hipotesis 5 yang menyatakan bah-
hubungan antara kedua variabel ini. wa “kepuasan kerja berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan” dapat diterima
KESIMPULAN atau terbukti kebenarannya.
Dari hasil penelitian ini maka dapat disim-
pulkan sebagai berikut : SARAN
1. Budaya K3 berpengaruh signifikan terhadap Dengan adanya temuan atau hasil penelitian
kepuasan kerja karyawan. Artinya bahwa ini sebagaimana telah diuraikan di atas maka
nilai-nilai budaya K3 mempunyai pengaruh peneliti mencoba memberikan saran-saran seba-
yang positif dan berpengaruh signifikan ter- gai berikut :
hadap kepuasan kerja karyawan. Dengan 1. Hasil penelitian ini diharapkan akan mendo-
demikian hipotesis 1 yang menyatakan bah- rong dilakukannya penelitian-penelitian be-
wa “Budaya K3 berpengaruh signifikan ter- rikutnya di bidang budaya keselamatan kerja

79
Kasan Mulyono

(safety culture), terutama dalam industri Alvesson, Mats. (2002). Understanding Organi-
pertambangan dan perminyakan yang memi- zational Culture. London: SAGE Publica-
liki risiko keselamatan yang cukup tinggi tions.
dengan menggunakan variabel-variabel lain Robbins, Stephen P. (2008). Perilaku Organi-
yang belum dimasukan dalam penelitian ini, sasi. Jakarta: Salemba Empat.
misalnya motivasi, stres kerja dan skema
imbalan. Werther, William B; David, Keith. (1996).
2. Dengan adanya keterbatasan dalam pene- Human Resources and Personnel Manage-
litian ini maka penelitian selanjutnya dapat ment. New York: McGraw-Hill, Inc.
menggunakan metode wawancara guna Hasibuan, Malayu S.P. (2008). Organisasi dan
mendapatkan data yang lebih valid dan Motivasi. Dasar Peningkatan Produktivitas.
dapat menggambarkan kondisi sesungguh- Jakarta: Bumi Aksara.
nya.
3. Penelitian mendatang diharapkan memper- Smither, James W. (1998). Performance Appra-
luas jumlah sampel yang diteliti, tidak hanya isal State of the Art in Practice. San Fran-
pada satu Divisi Operasi Tambang saja teta- sisco: Jossey-Bass Publishers.
pi juga melibatkan para pekerja di divisi Miller, P. (1989), Strategic HRM: What It Is
lainnya, baik divisi tambang, pengolahan And It Isn’t. Dalam Wikipedia http://en.
maupun divisi pendukung. wikipedia.org/wiki/Human_resource_manag
Penelitian mendatang hendaknya juga lebih ement
berhati-hati dalam membuat hipotesis tentang
hubungan antara budaya keselamatan kerja dan Sonnentag, Sabine. Frese, Michael. (2011).
kinerja karyawan karena ternyata dalam pene- Performance Concepts and Performance
litian ini tidak didapati pengaruh yang signifikan Theory. Journal of Psychological Manage-
antara budaya K3 terhadap kinerja karyawan. ment of Individual Performance. New York:
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan John Wiley & Sons, Ltd
instrumen dan sampel penelitian yang lebih me- Cole, Kris. (2005). Management Theory and
madai untuk menguji hubungan antara kedua Practice. Edition 3. New South Wales:
variabel ini. Pearson Education Australia.
Luthans, Fred. (2002).Organizational Behavior
DAFTAR PUSTAKA Ninth Edition. New York: McGraw-Hill
Markkanen, Pia K. (2004). Occupational Safety Higher Education.
and Health in Indonesia. Manila: Interna- Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Peneli-
tional Labor Organization. tian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta.
Schein, Edgar H. (1985). Organizational Cul- Rineka Cipta.
ture and Leadership. California:Jossey-Bass Rao, Koteswara dkk. (2007). A Study on Orga-
Publishers. nizational Culture and Its Relationship with
Kotter, John P. Heskett, James L. (1992). Dam- Job Satisfaction in Manufacturing and
pak Budaya Perusahaan Terhadap Kinerja. Information Technology Sectors. Madras
Edisi Bahasa Indonesia dari Corporate Cul- University.
ture and Performance. Jakarta: PT Pren- Boon, Ooi Keng dkk. (2005). A Quantitative
hallindo. Analysis of the Link Between Organisational
Culture and Job Satisfaction: Evidence from
Some Malaysian Health Care Organisa-
tions. Malaysian Management Review.

80
Pengaruh Budaya K3 dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan
Pada Divisi Operasi Tambang Di PT Newmont Nusa Tenggara

Eoh, Jeny. (2001). Pengaruh Budaya Perusa- Ogbonna, Emmanuel and Harris, Lloyd C.
haan, Gaya Manajemen dan Pengembangan (2000). Leadership style, organizational cul-
Tim terhadap Kinerja Karyawan, Studi ture and performance: empirical evidence
Kasus di PT Semen Gresik dan PT Semen from UK companies. Internation Journal of
Kupang. Jakarta, Universitas Indonesia. Human Resource Management.
Yang, Cheng-Chia dkk. (2009). A Study on the Wang, Fu-Jin dkk. (2010). Effect of leadership
Leadership Behavior, Safety Culture, and style on organizational performance as
Safety Performance of the Healthcare Indus- viewed from human resource management
try. Taiwan: World Academy of Science, strategy. African Journal of Business Mana-
Engineering and Technology. gement.
Aluko, M.A.O. (2003). The Impact of Culture Kim, Chong W. dkk. (2001). Job Satisfaction as
on Organization Performance in Selected Related to Safety Performance: A Case for a
Textile Firms in Nigeria. Obafemi Awolowo Manufacturing Firm. The Coastal Business
University, Nigeria. Nordic Journal of Afri- Journal
can Studies. Cook, Allison Laura. (2008). Job Satisfaction
Hamidifar, Fatemeh. (2010). A Study of the and Job Performance: Is The Relationship
Relationship between Leadership Styles and Spurious? Texas A&M University.
Employee Job Satisfaction at Islamic Azad Christen, Markus dkk. (2006). Job Satisfaction,
University Branches in Tehran, Iran. Job Performance, and Effort: A Reexami-
Mat, Johari. (2008). The Influence of leadership nation Using Agency Theory. Journal of
style on internal marketing in retailing. Marketing Vol. 70 (January 2006). Ameri-
Kuala Lumpur: Universitas Stirling. can Marketing Association.
Tamalee, Kitima. (2007). Strategi Perniagaan,
Gaya Kepimpinan, Pemadanan Strategi Per-
niagaan – Gaya Kepimpinan dan Prestasi
Firma Pembuatan di Thailand. Kuala Lum-
pur. Universiti Sains Malaysia.

81

You might also like