Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

KAJIAN MAKNA, NILAI DAN BENTUK LAGU TAWAR SEDENGE

SEBAGAI LAGU SELINGAN DALAM UPACARA NASIONAL DI


SMP NEGERI 1 TAKENGON KABUPATEN ACEH TENGAH

Amalia Putri Jayanti


Prodi Pendidikan Musik

Abstract

Amalia Putri Jayanti 2113340003. Assessment Form, Meaning, Value song Tawar
Sedenge As song interlude in National Ceremony in junior high school 1 Central
Aceh district. Essay. Sendratasik majors. Music Education Program. Faculty of
Language and Art. Medan State University in 2015. This study discusses the
meaning, value and form Tawar Sedenge song as the song interlude at a national
ceremony. The research was conducted in order Gayo society, especially the
younger generation can understand the meaning, value (meaning is the intention
of the song lyric bargaining sedenge, while the value is to assess the meaning of a
meaning) and the form of songs bargaining sedenge as anthem Gayo people who
always sung on the great days, especially at the national ceremony in SMP Negeri
1 Takengon, Central Aceh district. The theory used in this research is the theory
of meaning that examines denotative and connotative meaning, value theory,
which examines the theory of form sentences, phrases and motifs, which are very
useful in the study. The method used in this research is descriptive qualitative
method. Research location in SMP Negeri 1 Takengon, Central Aceh district. The
sample was a song that is sung sedenge bargaining as the song interlude in a
national ceremony. The technique of collecting data through observation,
interviews, documentation, and laboratory work. The data analysis technique
used is descriptive qualitative analysis method that is accompanied by the
presentation of data and drawing conclusions. According to the research done, it
can be in the know that the meaning of the song bargaining sedenge based on the
meaning of denotation and connotation contains a message to the community
Gayo so grateful, and welfare of the land so that people Gayo Gayo rise and
victorious from the downturn. The value contained in the song bargaining
sedenge adalan value can increase the sense of nationalism is love of the
homeland, which are vital values (education) and the spiritual (religious, beauty,
culture) that have been arranged in a hierarchy. Tawar Sedenge song form that
AABBAABB, consisting of 2 forms or themes that form a sentence and the
sentence B.

Keywords: Study Meaning, Value, Forms, and Tawar Sedenge

1
PENDAHULUAN Lagu wajib Tawar Sedenge
ini menggambarkan keadaan
Negara Indonesia adalah
lingkungan tanah Gayo yang megah
negara yang sangat kaya akan suku
karena kaya akan sumber daya
(etnis) serta kesenian daerah. Dari
alamnya seperti kopi Gayo juga
sekian banyak kesenian daerah yang
rempah-rempahnya, dan memberikan
ada di Indonesia terdapat salah satu
pesan kepada masyarakat Gayo agar
suku di Provinsi Nangroe Aceh
terus bangkit dalam mengelola
Darusalam tepatnya di Kabupaten
sumber daya alam yang melimpah,
Aceh Tengah yaitu suku Gayo. Suku
yang perlu adanya peran dari
Gayo sangat kaya akan keberagaman
masyarakat Gayo untuk bersama-
jenis kesenian tradisionalnya seperti,
sama maju agar tanah Gayo menajadi
Tari Munalo (penyambutan), Saman
kota yang tetap terjaga
Gayo, Kekitiken (teka-teki),
kelestariannya serta masyarakatnya
Kekeberen (prosalisan), Melengkan
hidup sejahtera.
(pidato adat), Sebuku (puisi bertema
sedih), dan Didong. Lagu Tawar Sedenge yang
diciptakan oleh seniman Gayo yaitu
Salah satu tradisi lisan daerah
almarhum A.R Moese ini memiliki
Gayo Kabupaten Aceh Tengah
Syair lagu dalam bahasa Gayo yang
adalah lagu Tawar Sedenge. Lagu
mampu menggugah emosi setiap
Tawar Sedenge adalah lagu wajib
pendengar, sehingga pendengar
bagi masyarakat Gayo Kabupaten
mampu bereaksi atas pengertian syair
Aceh Tengah, karena lagu Tawar
lagu tersebut. Sebagai pendengar,
Sedenge dinyanyikan pada saat
manusia sering merasakan emosi dari
perayaan hari-hari besar, dan upacara
suatu lagu. ini berarti manusia dapat
nasional yaitu upacara bendera setiap
merasakan, mengerti dan memahami
hari Senin di sekolah-sekolah, lagu
maksud dan tujuan lagu tersebut.
Tawar Sedenge dinyanyikan pada
memahami isi dari suatu lagu berarti
saat setelah lagu Indonesia Raya
sudah dapat mengambil nilai dari
dinyanyikan.
lagu tersebut, yang akhirnya nilai

1
membuat satu pemahaman baru akan mamberikan pandangan hidup yang
sesuatu dan ini sangat mempengaruhi positif pada masyarakat Gayo.
cara pandang dari seseorang
Bentuk lagu Tawar Sedenge
sehingga dapat membuat semacam
ini digarap dengan sederhana,
pergeseran pemikiran.
sehingga dengan mudahnya dapat
Pola pikir manusia dapat diingat oleh setiap masyarakat.
dikaitkan dengan pandangan hidup, Melodi-melodi yang khas dari lagu
yang membicarakan mengenai Tawar Sedenge ini sangat menarik
filosofi dari manusia itu sendiri atau perhatian dan dapat membuat setiap
sukunya sendiri. Pada dasarnya orang yang mendengarkan atau
pandangan hidup ini sangat menyanyikan lagu Tawar Sedenge
berpengaruh pada pola pikir, ini masuk kedalam suasana yang
tindakan serta tujuan hidup. dimaksud oleh sang pencipta lagu
Pandangan hidup masyarakat Gayo yaitu almarhum A.R Moese.
bisa dilihat dari pepatah-pepatah atau
Berdasarkan uraian diatas,
sa’er yang ada di Gayo. Pepatah-
penulis tertarik untuk melakukan
pepatah itulah yang dijadikan
penelitian dengan mengkaji makna,
masyarakat Gayo sebagai pandangan
nilai dan bentuk lagu “Tawar
hidup dalam melakukan suatu
Sedenge” dengan judul:”Kajian
tindakkan, karena pepatah-pepatah
Makna, Nilai Dan Bentuk Lagu
tersebut memiliki makna penting
Tawar Sedenge Sebagai Lagu
pada masyarakat Gayo. Banyak
Selingan Dalam Upacara Nasional Di
sekali upaya masyarakat Gayo untuk
SMP Negeri 1 Kabupaten Aceh
melestarikan pepatah-pepatah
Tengah”. Untuk dideskripsikan
tersebut, salah satu upaya itu adalah
dalam bentuk karya ilmiah yang
membuat lagu dengan menjadikan
dikemas dalam bentuk skripsi.
pepatah-pepatah tersebut sebagai
lirik lagu, agar pepatah-pepatah
tersebut tidak tenggelam dan tetap
Menurut Piliang dalam sedenge yang didalam syair lagunya
bukunya Semiotika dan memakai bahasa Gayo, kebudayaan
Hipersemiotika, (1981: 38): dilihat sebagai teks dalam lagu wajib
Untuk meninjau makna yang rakyat Gayo yang mana masyarakat
terkandung dalam musik dan teks mempunyai peran sebagai pengamat
lagu tawar sedenge ini penulis tanda-tanda (interpretan) dalam
menggunakan teori semiotika. usaha kita untuk mengetahui makna
Menurut Piliang (2010:19) lagu tawar sedenge (objek) tersebut.
menyatakan bahwa “Semiotika
Makna adalah suatu yang
adalah ilmu tentang tanda dan kode-
tersirat dibalik bentuk dan aspek isi
kodenya serta penggunaannya dalam
suatu kata atau teks yang didalamnya
masyarakat.”
berdasarkan latar belakang tanda,
Dengan menggunakan teori
sosial, budayanya masing-masing
semiotika, seseorang boleh
dan kemudian terbagi menjadi dua
menganalisis makna dan pesan itu
bagian yaitu makna konotatif dan
melibatkan semua bentuk perlakuan
makna denotatif. Makna konotatif
dan konteks kewujudannya baik
adalah makna kata yang mengandung
dalam bentuk bahasa ataupun
arti tambahan (kiasan) atau tidak
perbuatan, atau kedua-duanya
langsung, sedangkan makna denotatif
sekaligus. Pengirim akan memilih
adalah kata yang tidak mengandung
tanda-tanda tertentu dan disusun
arti tambahan, atau langsung yang
secara sistematik untuk mewujudkan
disebut makna sebenarnya. Sesuai
makna tertentu, pengirim bebas
dengan topik penelitian ini yaitu
memilih tanda-tanda yang hendak
mengenai lagu tawar sedenge
digunakan maka makna bersifat
menggunakan bahasa Gayo yang
subjektif. Oleh karena itu, hubungan
tidak dimengerti atau bisa berbeda
antara tanda (lambang) dengan objek
arti jika hanya mengartikan kata
yang dilambangkan adalah
demi kata yang terdapat dalam teks
berdasarkan imajinasi suatu objek.
nyanyian tersebut sehingga
Bahasa adalah sistem
diperlukan teori semiotika ini untuk
lambang (tanda) dimana lagu tawar
mengetahui makna seutuhnya pada “Bentuk lagu adalah suatu skema
masyarakat Gayo. atau susunan yang utuh dari
beberapa frase. Frase-frase tersebut
Menurut Suratman dkk
harus dibatasi dengan kadens yang
dalam bukunya Ilmu Sosia Budaya
jelas. Sebuah frase kurang lebih
Dasar, (2013: 186) :
terdiri atas 4 birama. Dari sebuah
Nilai adalah sesuatu yang
frase tersebut dapat dibentuk
berhubungan dengan manusia, baik
menjadi sebuah kalimat yang
dalam bidang etika yang mengatur
umumnya terdiri atas 8 birama.
kehidupan manusia dalam kehidupan
Frase pertama disebut frase
sehari-hari maupun bidang estetika
pertanyaan, sedangkan frase kedua
yang berhubungan dengan persoalan
disebut frase jawaban.”
keindahan, bahkan nilai masuk etika
manusia memahami agama dan Maka dari itu untuk
keyakinan beragama. Sesuat mengetahui bentuk lagu tawar
dipandang bernilai karena sesuatu itu sedenge harus dilakukan
berguna, maka disebut nilai peenganalisisan susunan utuh dari
kegunaan, bila benar dipandang beberapa frase yaitu frase
bernilai maka disebut nilai pertanyaan dan frase jawaban yang
kebenaran, indah dipandang bernilai dapat di analisis dalam berbagai
maka disebut nilai keindahan bentuk lagu satu, bentuk lagu dua
(estetis), baik dipandang bernilai maupun bentuk lagu tiga. Secara
maka disebut nilai moral (etis), simbol dapat di jelaskan sebagai
religius dipandang bernilai maka berikut: A-A’,A-B,A-B-A,A-B-C,A-
disebut nilai keagamaan. Oleh karena B-A-C, dan sebagainya.
itu, nilai memiliki polaritas dan
Lokasi dan Waktu Penelitian
hireaki.
Lokasi penelitian yang dipilih
untuk mengadakan penelitian ini
Menurut Budilinggono dalam
yaitu di SMP Negeri 1 Takengon
bukunya Bentuk dan Analisis Musik
kabupaten Aceh tengah.
(1993 : 19):
Populasi dan Sampel Teknik Pengumpulan Data
Populasi Teknik pengumpulan data yang
Menurut Sugiyono (2010:80) dilakukan adalah sebagai berikut:
Populasi adalah generalisasi yang 1. Observasi
terdiri atas objek atau subjek yang 2. Wawancara
mempunyai kualitas dan karakteristik 3. Dokumentasi
tertentu yang ditetapkan penulis 4. Studi Pustaka
untuk dipelajari dan kemudian ditarik 5. Kerja Laboratorium
kesimpulannya. Untuk menentukan
populasi berdasarkan pendapat Teknik Analisis Data
diatas, maka populasi dalam Teknik analisis data yang
penelitian ini adalah rekaman lagu digunakan adalah deskripsi yaitu
Tawar Sedenge, seniman-seniman sebagai prosedur pemecahan masalah
Gayo, dan seluruh Guru dan yang diselidiki dengan
siswa/siswi SMP Negeri 1 Takengon menggambarkan keadaan objek
yang mengikuti upacara nasional di penelitian pada saat sekarang, data
Gayo Kabupaten Aceh Tengah. dan fakta yang terkumpul harus
diolah dan ditafsirkan.
Sampel
Sample dalam penelitian ini ISI
adalah lagu rekaman selingan Tawar Asal Usul Sendratari Peteri Bensu
Sedenge, salah satu seniman Gayo, Pada Masyarakat Gayo
guru kesenian dan guru PKn, serta Berdasarkan informasi yang
siswa-siswi anggota paduan suara di peroleh dari wawancara bersama
yang menyanyikan lagu Tawar Nasrah (18 Agustus 2015), Lagu
Sedenge pada upacara nasional di Tawar Sedenge diciptakan seniman
SMP Negeri 1 Takengon Kabupaten Gayo yaitu Almarhum Ar Moese
Aceh Tengah pada tahun 1957. Tawar sedenge
. secara harafiah mempunyai arti
Tawar “penyejuk” Sedenge “dunia”
yang berarti “penyejuk Dunia”. Lagu
Tawar Sedenge digunakan oleh Pada awalnya lagu tawar
masyarakat Gayo Kabupaten Aceh sedenge hanya dinyanyikan pada
Tengah sebagai bentuk komunikasi acara – acara seni yang ada di Gayo.
untuk menyampaikan pesan, tujuan Namun dengan adanya kesadaran
dan maksud. masyarakat Gayo khususnya pihak –
pihak sekolah akan makna dan nilai
Terciptanya lagu Tawar
syair lagu tawar sedenge yang dapat
Sedenge, di inspirasikan berdasarkan
meningkatkan nasionalisme siswa
keadaan lingkungan masyarakat
akan tanah Gayo, sehingga lagu
Gayo pada saat itu yang masih belum
tawar sedenge menjadi lagu wajib
berkembang dan banyak campur
bagi masyarakat Gayo dan kerap
tangan dari orang-orang pendatang
dinyanyikan sebagai lagu selingan
yang menguasai tanah Gayo
dalam upacara nasional di Takengon
khususnya sumber daya alamnya.
Kabupaten Aceh Tengah. Sebab dari
Lagu wajib Tawar Sedenge itu lagu tawar sedenge memiliki
ini menggambarkan keadaan peran penting bagi generasi muda,
lingkungan tanah Gayo yang megah karena lagu tawar sedenge memiliki
karna kaya akan sumber daya nilai dan makna yang sangat berguna
alamnya seperti kopi Gayo juga untuk membangun rasa cinta mereka
rempah-rempahnya, dan memberikan terhadap tanah air.
pesan kepada masyarakat Gayo agar
terus bangkit dalam mengelola Makna Lagu Tawar Sedenge
sumber daya alam yang melimpah, Lagu Tawar sedenge ini,
yang perlu adanya peran dari memiliki makna-makna semiosis
masyarakat Gayo khususnya yang hanya bisa di dekati dengan
genenrasi muda untuk bersama-sama cara menyelami cara berpikir
maju agar tanah Gayo menajadi kota masyarakat yang menyanyikan lagu
yang tetap terjaga kelestariannya ini.
serta masyarakatnya hidup sejahtera.
Semua bentuk kalimat dalam
syair lagu tawar sedenge tersebut
terbagi dalam 2 bentuk kalimat yaitu penulis menemukan penambahan
kalimat yang mudah dimengerti dan nilai pada syair lagu tawar sedenge
dipahami artinya sehingga dengan yaitu nilai keindahan.
mudahnya mengambil makna dari
Syair lagu tawar sedenge
kalimat tersebut, karena
banyak mengandung nilai, yaitu nilai
menggunakan arti sebenarnya
vital (pendidikan) serta nilai
(denotatif) yang mana hanya terdapat
kerohanian (religi, keindahan, dan
bait syair pertama dan keempat lagu
kebudayaan), yang telah disususn
tawar sedenge. Sedangkan kalimat
secara hirarki yaitu pada tingkat
selebihnya menggunakan pepatah-
pertama nilai kerohanian dan tingkat
pepatah Gayo sebagai liriknya yang
kedua nilai vital. Untuk
susah dimengerti atau bisa berbeda
memudahkan penulis meneliti
arti jika hanya mengartikan kata
susunan hierarki dalam lagu tawar
demi kata (konotatif) seperti yang
sedenge, maka penulis
banyak terdapat pada bait ke 2, 3, 5,
menggabungkan nilai kebudayaan ke
6, 7 dan bait terakhir.
dalam unsur nilai kerohanian karena
Nilai-Nilai Lagu Tawar Sedenge Murdowo dalam Suratman dkk (2013
: 32) mengatakan “ Kultur itu
berdasarkan pengertian dan
termasuk dalam nilai kerohanian”.
fungsinya, lagu tawar sedenge
memiliki nilai bagi masyarakat yang Bentuk Lagu Tawar Sedenge
menyanyikan dan mendengarkan
Notasi asli pada lagu tawar
lagu tawar sedenge tersebut. Sesuai
sedenge menggunakan notasi angka,
dengan teori yang digunakan penulis,
tetapi pada penelitian ini penulis
nilai yang terdapat dalam syair lagu
menggunakan notasi balok agar
tawar sedenge akan diteliti
dapat memudahkan penulis untuk
berdasarkan hierarki atau sebuah
menganalisisnya. Lagu tawar
urutan tingkatan yang terbagi atas
sedenge ini pada dasarnya dibuat
nilai material, nilai vital dan nilai
dengan nada dasar D=do dengan
kerohanian. Tetapi pada penelitian
birama ¾, sama halnya dengan lagu
yang penulis lakukan, ternyata
tawar sedenge yang biasa 1. Makna lagu Tawar sedenge
dinyanyikan siswa-siswi SMP Negeri yang disajikan berisi pesan
1 Takengon. kepada masyarakat Gayo
terkhususnya para generasi
Bentuk lagu tawar sedenge
muda, agar selalu
berdasarkan rangkanya terdiri dari
memperjuang kan dan
A-A-B-B-A-A-B-B, yang terdabat
membangkitkan tanah Gayo
dua bagian kalimat yaitu kalimat A
dengan memelihara serta
dan kalimat B, pada kalimat A
melestarikan harta
terdapat dua frase yaitu frase
peninggalan nenek moyang,
pertanyaan (a) dan frase jawaban (x),
yaitu sumber daya alamnya
pada kalimat B terdapat 2 frase yaitu
agar tidak dikuasai oleh
frase pertanyaan (b) dan frase
bangsa lain (para penjajah).
jawaban (y) selanjutnya motif yang
2. Syair yang terdapat dalam
terdapat pada bentuk lagu tawar
lagu Tawar sedenge memiliki
sedenge pada kalimat A motif 1
nilai yang berhubungan
(m1), motif 1 (pembalikan) m1’
dengan nilai vital dan
(sekuens turun dan pengembangan
kerohanian, yang berperan
motif elongated. Pada kalimat B
dalam meningkatkan rasa
motif 2 (m2), m2 (pembalikan), m2’
cinta siswa-siswi SMP Negeri
(sekuens turun) dan pengembangan
1 Takengon terhadap tanah
motif elongated..
air, melalui syair lagu tawar
KESIMPULAN sedenge yang menjadi sarana
Dari hasil penelitian yang untuk meningkatkan
dilakukan di lapangan dan penjelasan nasionalisme siswa. Syair
yang sudah di uraikan mulai dari lagu Tawar sedenge berfungsi
latar belakang hingga pembahasan, sebagai alat informasi kepada
maka dapat di tarik beberapa siswa didalamnya
kesimpulan sebagai berikut: menjelaskan bagaimana
bahwa generasi muda lah
yang akan memimpin dan74
mensejahterakan dan sebagai perlombaan paduan
melindungi tanah Gayo dari suara tingkat pelajar, agar
bangsa lain (penjajah). generasi muda masyarakat
Disinilah peran lagu Tawar Gayo dapat lebih mengenal
sedenge yang memberikan lagu tawar sedenge, dalam
informasi serta melahirkan perlombaan yang
sikap atas cinta terhadap berhubungan dengan,
tanah air dengan kesenian, sejarah serta
menumbuhkan rasa kebudayaan Gayo sehingga
nasionalisme siswa serta generasi muda dapat dengan
siswa mengetahui bahwa mudah mengerti dan
tanah air mereka sangat mengetahui keadaan
membutuhkan mereka dalam daerahnya, mengetahui jelas
membangkitkan dan kebudayaannya, dan semakin
melestarikan tanah Gayo. menumbuhkan rasa cintanya
3. Bentuk lagu Tawar sedenge terhadap tanah Gayo.
di garap dengan sederhana, 2. Bagi Guru agar lebih kreatif
sehingga dengan mudahnya lagi dalam memilih lagu-lagu
dapat diingat oleh setiap daerah lainnya untuk
masyarakat, bentuk lagu dinyanyikan dan dipelajari,
tawar sedenge terdiri dari 2 yang memiliki manfaat bagi
bentuk yaiyu bentuk A dan para generasi muda.
bentuk B dengan struktur
AABBAABB.
DAFTAR PUSTAKA
Saran
Al. Sukohardi. 2012. Teori Musik
Berdasarkan kesimpulan di Umum. Yogyakarta
atas, maka dapat diambil beberapa Banoe, Panoe. 2007. Kamus Musik.
saran sebagai berikut : Yogyakarta. Kanisius.

Budilinggono. 1993. Bentuk dan


1. Bagi Dinas Pendidikan lagu
Analisis Musik. Jakarta.
Tawar sedenge diadakan Depdikbud.
Bungin, Burhan. 2007. Metode Piliang, Yasraf Amir. 2010.
Penelitian Kualitatif. Jakarta. Semiotika dan
Rajagrafindo. Hipersemiotika. Kode, Gaya,
dan Matinya Makna.
Hadeli. 2006. Metode penelitian Bandung. Matahari.
pendidikan. Padang.
Quantum Teaching. Suratman dkk. 2013. Ilmu Sosial
Budaya Dasar. Malang.
Hardjana, Suka. 2004. Musik antara Intimedia.
kritik dan apresiasi. Jakarta.
Buku Kompas. Suryanita ,Wahyuni. 2012.
Laboratorium sebagai Pusat
Hasibuan, Melayu. 2006.Manajemen Sumber Belajar.
Sumber Daya Manusia.
Jakarta. Bumi Aksara. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan
Ibrahim, Mahmud, 2005. Syari’at R&D. Bandung. Alfabeta.
dan Adat Istiadat. Takengon:
Yayasan Maqamam Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Mahmuda. Kuantitatif kualitatif dan
R&D. Bandung. Alfabeta.
Maryeni. 2005. Metode Penulisan
Kebudayaan. Jakarta. Bumi
Aksara.

Netriosa, Arifni. 2003. Simbol


Dalam Seni Merupakan
Simbol Presentasional.
Artikel USU.

You might also like