Professional Documents
Culture Documents
Jurnal IIK Novianto
Jurnal IIK Novianto
Iik Novianto
ABSTRACT
Now days internet become a source of information that most people use to find the
information needed, even for students. Use of the Internet to meet the needs of as a source of
information due to the easy, fast, accurate, inexpensive and accurate. Through the Internet
students can access a variety of information and knowledge in accordance with the relevant
requirements according to their academic interests. Internet becomes an alternative option for
students in addition to information retrieval library. Internet has many advantages not
possessed by the conventional sources of information, information that can be accessed from
various places without being restricted by distance, space, and time is one of the advantages
possessed by the internet. Thus enabling students to obtain information related to their
academic through every related information access information sources on the Internet.
This study uses a quantitative approach to the comparative type. Type comparative
chosen by researchers because researchers wanted to compare how the use of the Internet by
students and Fisip Fisip Unair UPN to meet the needs of the desired information, without
performing hypothesis testing. The number of respondents in this study were 100 people.
Data were collected using questionnaires and interviews with some of the respondents who
have been selected by the researchers for answers as clear as possible and the facts that
support this research.
The results of this study found that college students use the Internet Fisip Unair motif
integrative cognitive and social motives with Internet usage patterns in the category of heavy
users. To this effect will be felt as supporting the use of the internet is a medium to
communicate and improve academic achievement. While the students Fisip UPN motives
underlying the use of the Internet is cognitive motif usage patterns in the category of heavy
users which includes addict. To effect that is felt is capable of supporting media to
communicate and improve the effectiveness of learning.
Keywords : Internet Usage Motives, Internet Usage Patterns, Information Needs, Students.
1
ABSTRAK
Saat ini internet menjadi sumber informasi yang paling banyak digunakan orang
untuk mencari informasi yang dibutuhkan, tak terkecuali mahasiswa. Penggunaan
internet untuk memenuhi kebutuhan sebagai sumber informasi dikarenakan mudah,
cepat, tepat, murah dan akurat. Melalui internet mahasiswa dapat mengakses berbagai
informasi dan ilmu pengetahuan sesuai dengan kebutuhan yang relevan sesuai dengan
kepentingan akademik mereka. internet menjadi pilihan alternatif pencarian informasi
bagi mahasiswa selain perpustakaan. Internet mempunyai banyak kelebihan yang tidak
dimiliki oleh sumber informasi yang bersifat konvensional, informasi yang dapat
diakses dari berbagai tempat tanpa dibatasi oleh jarak, ruang, dan waktu merupakan
salah satu kelebihan yang dimiliki oleh internet. Sehingga memungkinkan mahasiswa
untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan akademis mereka melalui akses
informasi keberbagai sumber informasi yang ada di internet.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tipe komparatif. Tipe
komparatif dipilih oleh peneliti karena peneliti ingin membandingkan bagaimana
penggunaan internet oleh mahasiswa Fisip Unair dan Fisip UPN untuk memenuhi
kebutuhan informasi yang diinginkan, tanpa melakukan pengujian hipotesis. Jumlah
responden dalam penelitian ini sebanyak 100 orang. Data dikumpulkan dengan
menggunakan kuisioner dan wawancara dengan beberapa responden yang telah
diseleksi oleh peneliti untuk memperoleh jawaban sejelas mungkin dan fakta fakta yang
mendukung penelitian ini.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa Fisip Unair menggunakan
internet dengan motif cognitive dan motif social integrative dengan pola penggunaan
internet masuk kedalam kategori heavy user. Untuk efek yang dirasakan akan
penggunaan internet adalah sebagai penunjang media untuk berkomunikasi dan mampu
meningkatkan prestasi akademik. Sedangkan pada mahasiswa Fisip UPN motif yang
mendasari penggunaan internet ialah motif cognitive dengan pola penggunaan masuk
kedalam kategori heavy user dimana termasuk addict. Untuk efek yang dirasakan
adalah mampu menunjang media untuk berkomunikasi dan meningkatkan efektivitas
dalam pembelajaran.
2
Pendahuluan :
Di era informasi seperti saat ini internet memegang peranan penting dalam segala
aspek kehidupan manusia. Internet menjadi media yang banyak di gunakan oleh kalangan
mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan informasi guna menunjang kebutuhan study yang
mereka tempuh maupun untuk menunjang aktivitas mereka. Hal ini terjadi karena pada
kebutuhan inilah yang menimbulkan motif untuk menemukan informasi pada sebuah
media yang paling dianggap tepat. Akibatnya muncul berbagai cara dan strategi untuk
mendapatkan informasi tersebut. Dalam hal ini internet banyak digunakan karena
menawarkan berbagai kemudahan untuk dapat mengakses berbagai literatur dan referensi
Internet dalam era informasi telah menempatkan dirinya sebagai salah satu pusat
informasi yang dapat diakses dari berbagai tempat tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Internet disebut sebagai pusat informasi bebas hambatan karena dapat menghubungkan
satu situs informasi ke situs informasi lainnya dalam waktu yang singkat.
dibandingkan dengan sumber informasi lainnya. Saat ini sudah semakin banyak kantor
pada world wide web (www). Perkembangan internet di indonesia telah menunjukkan
perkembangan yang cukup signifikan berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia (APJII), akhir tahun 2006, jumlah pengguna yang internet mencapai
3
Tabel 1.1
(Jumlah pelanggan dan pengguna internet)
Tahun Pelanggan Pengguna
2000 400.000 1.900.000
2001 581.000 4.200.000
2002 667.002 4.500.000
2003 865.706 8.080.534
2004 1.087.428 11.226.143
2005 1.500.000 16.000.000
2006 1.700.000 20.000.000
2007 2.000.000 25.000.000
Sumber : http://www.apjii.or.id
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh MarkPlus Insight terhadap 2161
Internet di Indonesia, jumlah pengguna Internet di Indonesia pada tahun 2011 ini sudah
mencapai 55 juta orang (dalam harian kompas) , yang menarik dari perkembangan internet
yaitu dalam waktu yang cukup signifikan internet telah memperkenalkan beberapa hal hal
baru di masyarakat. Beberapa anggota masyarakat kita sekarang mulai banyak yang
menggunakan fasilitas world wide web (www) untuk mempromosikan beberapa produk
yang hendak dijualnya kepada khalayak konsumen potensial yang secara radikal jauh
lebih luas, tetapi dengan biaya yang jauh lebih rendah. Surat elektronik atau e-mail telah
menggantikan beberapa fungsi pertukaran informasi dengan format yang jauh lebih
lengkap, lebih efisien, murah, dan lebih cepat dari pada metode metode transfer informasi
khas masyarakat kelas menengah di perkotaan. Sampai tingkat tertentu ia masih belum
banyak membutuhkan biaya dan waktu yang cukup lama, terutama dalam kegiatan
penemuan dan pencarian informasi yang dibutuhkan yang semuanya masih mengandalkan
media kertas, dan mereka masih harus mencari di sebuah katalog dan media lainnya.
4
Pencarian dan penggunaan informasi sendiri merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan sehari hari manusia. Mencari dan menggunakan informasi adalah bagian tetap
dalam kehidupan manusia banyak mahasiswa mencari informasi yang dibutuhkannya tanpa
membuang banyak waktu untuk itu kebanyakan dari mahasiswa mencari informasi yang
yang akurat, relevan, ekonomis, cepat, tepat, serta mudah didapatkan. Pada saat ini pengguna
sajikan tidak sesuai, kandungan informasi yang diberikan kurang tepat, jenis informasi
kurang relevan, bahkan ada juga informasi yang tersedia namun tidak dapat dipercaya
(Blasius Sudarsono, 2009). Permasalahan tersebut menjadi menjadi sebuah tantangan bagi
penyedia informasi. Informasi menjadi kebutuhan pokok bagi pengguna tertentu sehingga
jika kebutuhan informasinya tidak terpenuhi akan menjadi masalah bagi pengguna. Informasi
yang di butuhkan oleh pengguna bertujuan untuk menambah pengetahuan, dan meningkatkan
keterampilan yang pada akhirnya bisa merubah sikap dan perilakunya. Kebutuhan informasi
bagi setiap pengguna berbeda beda antara pengguna yang satu dengan pengguna yang lain
mencerminkan adanya persyaratan yang harus dipenuhi dalam melaksanakan tugas tertentu.
Hal inilah yang menyebabkan mengapa perilaku informasi ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan informasi, karena pada dasarnya kebutuhan informasi ini digunakan untuk proses
penyelesaian tugas. Siswa SMA dan Mahasiswa adalah salah satu occupation yang secara
Lingkungan memiliki andil besar dalam membentuk perilaku yang ditunjukkan oleh
seorang individu. Menurut Pirolli, manusia secara adaptif membentuk perilaku mereka
5
berdasarkan lingkungan informasinya (information environments) Gleeson (2001) Informasi
yang diperolehnya ini diyakini akan dapat membangun wawasan dan pengetahuannya.
Semakin melimpahnya sumber informasi yang tersedia turut menciptakan persaingan dalam
menyediakan informasi yang paling relevan. Perpustakaan sebagai penyedia informasi yang
perkembangan teknologi informasi yang memberikan dampak pada perilaku informasi pada
pengguna potensial Perpustakaan yang dalam hal ini adalah Mahasiswa. Fenomena
munculnya berbagai sumber dan saluran informasi ini menandakan bahwa lingkungan di
sekitar individu memberikan peluang berupa berbagai alternatif pilihan dalam penyelesaian
tugas akademisnya. Berbagai sumber informasi muncul dalam aneka bentuk atau wadah, baik
berupa tercetak (printed), terekam (recorded) maupun terpasang (online). Disamping bentuk
buku, majalah, surat kabar yang bersifat konvensional, sumber informasi kini banyak pula
Kondisi ini memberikan implikasi pada semakin variatifnya perilaku pencarian informasi.
Ketepatan strategi yang diterapkan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan sebagai
dalam bertindak atau ketidaktahuan mahasiswa mengenai sumber informasi yang dapat
diandalkan dapat menjadi faktor penghambat dalam rangka pengumpulan tugas yang
diberikan pengajar.
respon dari perpustakaan sebagai pusat layanan informasi, salah satunya melalui
informasi meskipun nilai rata rata masih kurang dari kebutuhan informasi yang
diperlukan mahasiswa. Oleh karena itu perlu peningkatan sumber-sumber informasi guna
6
menunjang kegiatan akademisnya. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Brown
dalam Bystrom (1999) bahwa dalam mengerjakan tugas tertentu seseorang tidak bisa
mendapatkan informasi dari dirinya sendiri maka mereka akan berusaha untuk mencari
sumber informasi secara interpersonal yaitu melalui bertanya dengan teman, orang lain atau
ahli bidang tertentu. Dalam pemilihan sumber informasi ini biasanya akan dipilih sumber
informasi yang paling mudah, cepat dan murah dalam proses aksesnya.
Penulisan dalam bentuk - bentuk yang pendek, seperti risalah, baik dalam bentuk yang
panjang, seperti makalah, dan laporan penelitian (khususnya skripsi). Pengalaman belajar
tulis - menulis ini dapat diacarakan sebagai tugas rumah mingguan (artinya, harus sudah
selesai dikerjakan di luar kelas dalam satu minggu), dan dapat pula diacarakan sebagai tugas
rumah bulanan atau semesteran. Mahasiswa akan mencoba memanfaatkan berbagai sumber
dan saluran informasi yang tersedia, kemudian membandingkan sumber informasi mana saja
yang lebih banyak memberikan informasi dalam pemenuhan tugas akademisnya. Sedemikian
kompleks tugas akademis yang harus dikerjakan, sehingga kajian ini perlu untuk dilakukan
agar lembaga penyedia informasi seperti perpustakaan dapat memperoleh umpan balik dan
menyediakan layanan informasi yang sesuai dalam menunjang pembelajaran akademis pada
instansi induknya.
Saat ini terdapat beragam sumber dan saluran informasi yang tersedia. Internet
muncul seiring berkembangnya ICT (information, communication and technology) yang saat
ini telah banyak digunakan oleh information seeker dalam upaya pemenuhan kebutuhan
pada tahun akhir tahun 2006 (Data disajikan pada tabel 3.1). Penggunaan internet pada
mahasiswa juga digunakan untuk keperluan akademiknya, seperti penyelesaian tugas yang
7
diberikan dosen, pembuatan makalah, serta mencari materi yang akan diberikan oleh dosen.
technology) berbeda dari era sebelumnya. Di era ICT ini, internet menjadi “raja” sumber
informasi, dengan jumlah pengakses mencapai ratusan juta orang di seluruh dunia. Jumlah
langganan internet broadband dunia melewati setengah miliar pertama kalinya pada 2010
mencapai 555 juta, sedangkan jumlah pelanggan mobile broadband melonjak 940 juta.
Sementara itu, sambungan telepon tetap menurun berturut-turut selama tahun keempat dan
berada di bawah 1,2 miliar (http://spektrumdunia.com). Menurut Sisson dan Pontau dalam
Al-Saleh (2004), ini disebabkan karena internet mampu menawarkan sebuah kenyamanan
(convenience) yang tidak bisa ditemui dalam saluran informasi lainnya. Bentuk dari
kenyamanan tersebut antara lain adalah kecepatan akses, serta kemutakhiran dan
Keberadaan internet sebagai tulang punggung ICT berperan besar dalam mengubah
wajah perilaku penemuan informasi dewasa ini. Tahap-tahap pada perilaku penemuan
informasi Ellis pun telah didukung oleh kapabilitas yang dimiliki oleh browser internet.
Misalnya, seseorang memulai penjelajahan (surfing) dari satu situs yang disukainya
(starting); kemudian diikuti dengan link menuju sumber informasi yang terkait (chaining);
mengamati situs sumber yang dipilih (browsing); menandai sumber yang berguna untuk
tersedia untuk terus dapat mengikuti perkembangan atau informasi terbaru (monitoring); dan
mencari sumber atau situs yang memuat semua informasi tentang topik-topik tertentu
sekarang ini menjadikan sebuah dilema bagi perpustakaan sebagai sumber informasi di
tengah era digital yang semakin berkembang. perputakaan berpotensi di tinggal para
penggunanya karena adanya internet, internet saat ini menjadi alterantif bagi semua orang
8
khususnya mahasiswa dalam memperoleh informasi yang di inginkannya. Keberadaan
perpustakaan mulai terancam dengan munculnya internet , seakan akan semua informasi
tersedia di internet. Kenyataannya banyak pihak yang melangkah ke internet terlebih dahulu
dalam mencari informasi seakan akan memunculkan rasa ketidak puasan pencari informasi
atas kinerja perpustakaan. Perpustakaan sering kali lambat dalam menjawab kebutuhan
informasi yang di perlukan pengguna. Perpustakaan juga dianggap lambat dalam menerapkan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Perpustakaan sepertinya menjadi lembaga yang
ketinggalan jaman.
terdahulu yang dilakukan oleh Arif Firmansyah dan Noorlalily Fitdiarini (2006) (LPPM – FE
menunjukkan bahwa 93,6% responden mendapat manfaat dari penggunaan internet dalam
proses pembelajaran sedangkan 6,4% responden tidak mendapatkan manfaat dari internet.
prestasi pada semester semester yang didalamnya terdapat mata kuliah yang menggunakan
internet dalam menyelesaikan tugas tugas perkulihaan dan 4,8% responden justru mengalami
penurunan prestasi sedangkan 20% menyatakan tidak adanya pengaruh atau perubahan.
Selain itu dengan adanya internet dapat meningkatkan kerja sama antar mahasiswa.
bahwa responden sebesar 84% mengenal internet sebelum menjadi mahasiswa S1, responden
sebesar 56,5% menggunakan internet 1 sampai 7 kali dalam sebulan, responden sebesar
92,4% menggunakan search engine google untuk mencari informasi, responden sebesar
9
45,7% sering mengakses jurnal online dan responden sebesar 41,3% mengatakan internet
salah satu sumber informasi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Agus (2008) dengan judul
airlangga (studi deskriptif tentang perbedaan penemuan informasi mahasiswa dalam proses
penulisan skripsi antara mahasiswa fisip dan mahasiswa farmasi di universitas airlangga).
Pada penelitian ini diperoleh gambaran bahwa sebagaian mahasiswa non eksak (FISIP)
dan mahasiswa eksak (FARMASI) menggunakan internet sebagai saluran informasi yang
memiliki kecepatan akses (FISIP 62%, FARMASI 80%), kelengkapan informasi (FISIP
48%, FARMASI 48%) serta informasi yang up to date (FISIP 40%, FARMASI 8%).
mahasiswa lebih memilih menggunakan internet dalam proses pencarian informasi dari
pada membaca buku teks, karena dengan browsing di internet dianggap lebih mudah,
cepat, dan update meskipun tidak selengkap seperti yang ada pada buku teks. Dari
penelitian yang dilakukan oleh Agus (2008) terlihat bahwa mahasiswa di perguruan
tinggi negeri seperti halnya UNAIR banyak yang melakukan penemuan informasi dengan
menggunakan internet.
Rasa frustasi akibat ketiadaan sumber sumber informasi yang tersedia di perpustakaan
, sementara di internet ketersediaan sumber sumber tersebut semakin melimpah dan bisa
dengan mudah di peroleh hanya dengan mengetik kata kunci pencarian, jelas merupakan
faktor utama yang mendorong kepercayaan mahasiswa kepada internet dalam kegiatan
akademis mereka. Banyaknya buku yang tidak bisa di dapatkan di perpustakaan tetapi bisa
diperoleh di internet dalam bentuk full text (teks elektronik) menurut penelitian Zainudin
(2006). penggunaan internet bagi mahasiswa bukanlah hal yang asing lagi. Mahasiswa
tersebut bisa dikategorikan sebagai mahasiswa yang memiliki kebutuhan yang cukup tinggi
10
terhadap informasi ilmiah terutama terhadap jurnal jurnal elektronik.Penggunaan internet
sebagai sumber informasi yang paling dominan dalam menemukan informasi saat ini tidak
lepas dari dampak perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat di era informasi
seperti sekarang ini. Keberadaan internet sebagai sumber informasi ini menjadi mahasiswa di
kebutuhannya akan informasi untuk menunjang proses akademisnya. Hal ini dikarenakan
internet sebagai salah satu sumber informasi memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh
sumber sumber informasi lainnya, seperti kecepatan akses, biaya yang murah, dan
keberadaan sumber informasi yang melimpah. Tak dapat dipungkiri bahwasannya internet
mampu menarik banyak kalangan. Salah satunya kalangan mahasiswa yang notabennya
mempunyai tingkat kebutuhan yang cukup tinggi terhadap informasi. Meskipun mereka
dihadapkan pada banyak pilihan sumber informasi yang beraneka ragamnya yang
mereka bersikap selektif terhadap sumber informasi yang mereka pilih berdasarkan sudut
Pada dasarnya penelitian ini dilakukan untuk memperkaya temuan – temuan dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Namun, untuk memperkaya analisis
dalam penelitian ini, pemilihan mahasiswa Fisip Unair dan UPN untuk mewakili responden
bidang ilmu sosial untuk mengetahui lebih jauh tentang sejauhmana pemanfaatan internet
untuk mengakses sumber informasi dalam mendukung kebutuhan informasi berkaitan dengan
akademiknya. Disini peneliti mencoba membedakan dalam pola penggunaan media yang
dilakukan di dua universitas yang berbeda (Fisip UNAIR – Fisip UPN). Sehingga dalam segi
11
Pertanyaan Peneliti :
Pada studi ini ada dua pertanyaan penelitian diantaranya : 1). Bagaimanakah perilaku
penggunaan media internet dikalangan mahasiswa Fisip Unair dalam memenuhi kebutuhan
Kebutuhan Informasi :
Kata kebutuhan dapat diartikan sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh seseorang.
Belkin (1978) dalam Ishak (2006) dengan konsep Anomalous state of knowledge (ASK)
recognizes something wrong in his or her state of knowledge and wishes to resolve the
anomaly. “ Belkin (1978) menyatakan bahwa kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang
menyadari adanya kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi atau topik
tertentu dan berkeinginan mengatasi kekurangan tersebut. Sementara Derr dalam Suryantini
dan tujuan informasi seseorang, dimana ada suatu tujuan yang memerlukan infromasi tertentu
untuk mencapainya.
ingin tahu seseorang timbul karena ia ingin selalu berusaha menambah pengetahuannya.
Krech, Crutchfield, dan Ballachey (dalam Saepudin, 2009) menjelaskan adanya kebutuhan
pengetahuan, bagaimana caranya agar dapat memecahkan masalah tersebut. salah satu cara
yang dilakukan adalah mencari tambahan pengetahuan melalui media informasi. Hal ini
senada dengan apa yang diungkapkan oleh Krikelas (1983) “.... when the current state of
12
possessed knowledge is less than needed.” Krikelas menyatakan bahwa kebutuhan informasi
timbul ketika pengetahuan yang dimiliki seseorang kurang dari yang dibutuhkan, sehingga
mendorong seseorang untuk mencari informasi. Disamping itu, Khulthau (1991) dalam Ishak
yang ada dalam diri seseorang dengan kebutuhan informasi yang diperlukan.
Konsep umum kebutuhan merupakan konsep psikologis yang mengacu pada kondisi
kejiwaan (mental states) atau perhatian (attention) yang dicurahkan pada sebuah gagasan,
dimana subyektifitas dan motivasi seseorang berperan besar dalam mendorong timbulnya
ekspresi kebutuhan (Wilson, 2000). Merujuk pada pendapat Wilson, kebutuhan informasi
manusia terbagi dalam tiga korteks, yaitu kebutuhan terkait dengan lingkungan seseorang
(person’s environment), peran sosial yang disandang (social roles), dan karakteristik individu
(individual characteristics) (Godbold, 2006). Senada dengan apa yang diungkapkan oleh
Wilson tersebut, Pirolli dan Card memandang bahwa pada dasarnya setiap manusia di era
Wilson mengertikan kebutuhan kognitif (cognitive need) sebagai “ need to find order and
meaning in the environment “ (Eeva-liisa, 1998). Kebutuhan ini berkaitan erat dengan motif
mengenai lingkungannya. Dalam hal ini, lingkungan memiliki peran besar dalam membentuk
perilaku yang ditunjukan oleh individu. Menurut Pirolli (2005), manusia secara adaptif
lingkungan informasi juga dibentuk oleh manusia. Sehingga, tidak mengherankan jika alat
yang digunakan dalam penemuan informasi masyarakat banyak diadaptasi dari fluktasi
13
Sedangkan konteks kebutuhan informasi terkait peran sosial (social roles) memiliki
hubungan erat dengan teori peran (role theory). Teori yang diperkenalkan oleh Biddle dan
Thomas ini menyatakam bahwa setiap individu memiliki kecenderungan untuk menyesuaikan
pencarian infromasi mereka, menurut konteks sosial dalam sebuah sistem sosial (Marcs dan
Mac Dermid, dalam Prabha, 2007). Teori peran melihat bahwa perilaku individu akan lebih
banyak disetir oleh posisi sosial yang mereka tempati dari pada karakter individu mereka
sendiri, begitu pula dengan perilaku informasi mereka (Zuntriana, 2008). Menurut Prabha
(2007), teori peran sosial tidak menjelaskan adanya perbedaan individual dalam diri orang
orang yang memainkan peran yang sama. Dengan kata lain, masyarakat yang memiliki peran
sosial yang sama, akan memiliki kecenderungan untuk menunjukkan perilaku informasi yang
sama pula. Konteks kebutuhan informasi yang terakhir menurut Wilson adalah kebutuhan
erat dengan pemenuhan faktor faktor kognitif, afektif, serta kebutuhan untuk memperoleh
hiburan (escapist needs). Dalam konteks ini, informasi yang diperoleh akan digunakan oleh
Pada dasarnya, kebutuhan informasi timbul pada saat seseorang menemui suatu
masalah yang belum dapat dicari solusinya secara pribadi, ia memerlukan informasi dari
sumber sumber diluar dirinya. Sehingga, jika dikaitkan dengan lingkungan yang mendorong
timbulnya kebutuhan tersebut, khususnya yang berkaitan dengan seseorang yang dihadapkan
pada berbagai media penampung informasi (sumber sumber informasi), maka banyak
kebutuhan yang bisa dikemukakan, salah satunya adalah kebutuhan kognitif yang diusulkan
oleh Katz, Gurevitch, dan Hazz (dalam Yusup, 1995). Kebutuhan ini berkaitan erat dengan
seseorang akan lingkungannya. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang untuk
14
penjelajahan (exploratory). Dengan demikian, seseorang yang dihadapkan pada berbagai
kebutuhannya melalui pemilihan media yang dianggap paling tepat. Terlebih lagi,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup pesat mampu melahirkan
berbagai inovasi penemuan informasi yang tak terduga sebelumnya. Sehingga berbagai
macam inovasi informasi telah mengubah perilaku informasi para ilmuwan saat ini (Brown,
Teori uses and gratifications adalah salah satu teori komunikasi dimana titik berat
penelitian dilakukan pada seorang audiens (khalayak) sebagai penentu pemilihan media.
Audiens dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka
bertanggung jawab dalam pemilihan media yang akan mereka gunakan untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Dari sinilah timbul istilah uses and gratification. Studi dalam bidang ini
(gratification) atau kebutuhan seseorang. (Newhagen dan Rafaeli, 1996) dalam Ebersole
(2000) menyarankan agar menggunakan teori uses and gratification untuk menganalisis
penggunaan internet disamping itu, (Ruggiero, 2000) dalam Ebersole (2000) menunjukkan
bahwa uses and gratification selalu memberikan pendekatan teoritis yang kuat dalam
pengenalan setiap media seperti koran, radio, dan televisi, dan internet. Katz, Blumer, and
Gruvitch (dalam Rakmat, 2005: 204) menguraikan lima elemen atau asumsi asumsi dasar
dari uses and gratification media sebagai berikut : 1). Audiens dipandang bersikap aktif,
artinya peranan penting manfaat media diasumsikan berorientasi pada sasaran. 2). Dalam
proses komunikasi massa, banyak inisiatif pengaitan antara gratifikasi kebutuhan dan pilihan
media yang terletak pada audien. 3). Media bersaing dengan sumber-sumber pemenuhan
kebutuhan yang lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media
15
hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini
terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang
bersangkutan. 4). Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan
khalayak; artinya,orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif
pada situasi-situasi tertentu. 5). Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus
Kebutuhan dan motif penggunaan media atau uses and gratifications dimulai di
sosial meliputi ciri-ciri afialiasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual
pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami
dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk
penyelidikan. 2). Kebutuhan Afektif (Affective Needs) Kebutuhan yang berkaitan dengan
kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal tersebut diperoleh dari hasrat
akan harga diri. 4). Kebutuhan Sosial Secara Integratif (Social Integrative Needs) Kebutuhan
yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal hal tersebut
didasarkan pada hasrat berafiliasi. 5). Kebutuhan Pelepasan (Escapist Needs) Kebutuhan
yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan
keanekaragaman.
Beraneka ragamnya kebutuhan tersebut menimbulkan motif motif tertentu dalam diri
seseorang untuk menentukan tindakannya, khususnya dalam motif penggunaan media. Motif
jika dihubungkan dengan konsumsi media berarti segala alasan dan pendorong dalam diri
16
seseorang menyebabkan orang tersebut menggunakan media dan tujuannya dalam
menggunakan media tersebut. Disamping itu, seleksi terhadap media yang dilakukan oleh
audiens disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi media ini berlaku untuk semua
jenis media baik media cetak atau elektronik. Keinginan dan kebutuhan masing masing
individu berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga motif yang
Mc Quail, Blumler, dan Brown (1972) (dalam Ebersole, 2000) mengusulkan empat
kategori motif penggunaan media berdasarkan penelitian mereka di Inggris, antara lain : 1).
Pengalihan (diversion), pelarian dan rutinitas dan masalah ; pelepasan emosi. 2). Hubungan
sosial (social relationship), manfaat sosial informasi dalam percakapan ; pengganti media
untuk kepentingan perkawanan. 3). Idetitas pribadi atau psikologi individu (personal identity
and individual psychology), penguatan nilai atau penambah keyakinan ; pemahaman diri ;
eksplorasi realitas ; dan sebagainya. 4). Pengawasan (surveillence), informasi mengenai hal
hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan atau
menuntaskan sesuatu.
Effendy (2003) mengatakan bahwa teori uses and gratifications dimulai dari
lingkungan sosial, dimana yang dilihat adalah kebutuhan khalayak. Lingkungan sosial
meliputi ciri ciri afiliasi kelompok dan ciri ciri kepribadian. Sehingga, berangkat dari
pilihan non media maupun media sebagai alat pemenuhan kebutuhan. Kemudian, pada aspek
kebutuhan akan media inilah yang menghasilkan media gratifications, yakni berupa
Teori uses and gratification banyak digunakan sebagai acuan oleh para peneliti
didunia untuk mengetahui motif motif penggunaan internet yang dilakukan individu yang
berasal dari berbagai kalangan. Dalam hal ini, internet merupakan media yang saat ini sedang
17
digemari oleh banyak kalangan, dengan beragam motif penggunaan yang berbeda beda.
Berdasarkan survey yang dilakukan Charney et. al. (1996) menunjukkan bahwa komunikasi,
interaksi, dan informasi sebagai tiga kategori besar mengapa seseorang menggunakan
internet dalam pemenuhan kebutuhan informasinya. Kemudian studi yang dilakukan Kaye
(1998) mengusulkan enam kategori motif seseorang berinteraksi atau menggunakan www
(web) atau internet, antara lain : (1) Hiburan, (2) Interaksi, (3) menghabiskan waktu, (4)
melarikan diri dari kepenatan, (5) informasi, (6) preferensi penggunaan situs web.
Penelitian yang dilakukan oleh Valkenberg dan soeters (2001) menunjukan bahwa
Disamping itu, Sherman et. al. (2000) menyelidiki kesenjangan gender pada pengguna
internet antara mahasiswa dengan membandingkan pola penggunaan dan sikap terhadap
internet. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pola penggunaan dan sikap
antara pengguna laki laki dan perempuan. Secara umum, perbedaan pola tersebut terletak
bahwa salah satu prediksi yang kuat untuk mengetahui pengetahuan dan keterampilan (skill)
Menurutnya lamanya seseorang ( dalam tahun ) menggunakan internet bisa berfungsi sebagai
wakil dari keterampilan melek digital ( digital literacy skill ). Kemudian Palmquist dan Kim
dalam (Martzoukou, 2005 ) mengatakan bahwa pengalaman didefinisikan sebagai lebih dari 2
tahun berpengalaman menelusur secara online dan ini berkaitan dengan penggunaan online
database. Variasi dalam perilaku berinternet juga ditentukan oleh tingkat pengalaman dalam
menggunakan internet.
18
Dengan demikian, landasan utama pendekatan studi uses and gratification jika
dikaitkan dengan penggunaan media internet sebagai media untuk menelusur informasi
adalah sebagai berikut: a). Penggunaan media pada akhirnya untuk mencapai suatu tujuan
lingkungannya; b). Individu memilih sendiri jenis serta isi didalam media (internet) guna
tersebut akan terlibat dalam suatu proses penelususran informasi menggunakan media
harapkan.
jaringan komputer milik perusahaan, institusi, lembaga pemerintah, ataupun penyedia jasa
jaringan (ISP/internet service provider) yang saling terhubung dimana masing masing
sebenarnya sudah mulai dirintis sejak tahun 1960-an sebagai proyek dari departemen
pertahanan amerika serikat. Internet menjadi salah satu media yang dijadikan sumber
informasi paling populer antar mahasiswa perguruan tinggi di dunia. Suatu sumber informasi
menurut Murtonen adalah pembawa informasi yang terpercaya dan dapat memberikan
kepuasan dalam memenuhi kebutuhan informasi (Bystrom, 1999). Penggunaan internet telah
menjadi sebuah gaya hidup (life style) bagi sebagaian besar mahasiswa perguruan tinggi
di seluruh dunia. Bagi mereka internet adalah sebuah alat fungsional yang telah mengubah
cara seseorang berinteraksi dengan orang lain, maupun dalam menemukan informasi. Banyak
19
akademis, baik itu dilakukan melalui pertukaran e- mail dengan fakultas, teman sebaya,
atapun kepentingan lainnya. Disamping itu sebagaian mahasiswa juga mengakses katalog on-
line, database bibliografi , dan sumber informasi lainnya dalam bentuk grafik, teks, dan
gambar melalui world wide web (WWW) ( asan & koca, 2006 dalam bashir et al, 2008)
Usun (2003) dalam Bashir et al.(2008) mengungkapkan bahwa internet menarik bagi
mahasiswa di perguruan tinggi untuk sejumlah alasan yaitu : (1) mengurangi jeda waktu
antara produksi dan pemanfaatan pengetahuan; (2) mempromosika kerja sama internasinal
dan pendapat; (3) berbagai informasi; dan (4) mempromosikan penelitian multidisiplin.
Dalam survei penggunaan internet pada mahasiswa pertanian dari perguruan tinggi Amerika,
Rhoades et al. (2007) menemukan bahwa sebagaian besar mahasiswa menggunakan search
engine pada saat online. Mayoritas dari mereka cenderung melihat internet sebagai pilihan
dipercaya, kredibel, dan akurat. Sementara Asan dan Koca (2006) mengungkapkan bahwa
mayoritas mahasiswa memiliki sikap postif terhadap internet. Sehingga hal inilah yang
mendorong mereka untuk menggunaka internet sebagai sumber informasi yang diperlukan.
Pernyataan yang sama juga dikemukakan oleh Sharma et al. (2006), yang mengungkapkan
bahwa mahasiswa menggunakan internet untuk mendapatkan informasi atau untuk keperluan
penelitian. Kebanyakan dari mereka lebih menyukai internet karena dianggap sebagai sumber
pengetahuan terbaru (Bashir et al., 2008). Dalam hal ini banyak diantara mahasiswa yang
Disamping itu, Qureshi (2002) menambahkan bahwa semakin paham seseorang terhadap
sumber sumber informasi yang ada, maka akan menyebabkan orang tersebut paham terhadap
cara cara menemukan informasi yang dibutuhkan sehingga akan meningkatkan kemampuan
20
Peningkaan kebutuhan informasi pada masyarakat informasi, khususnya kalangan
akademik dirasakan semakin meningkat akibat adanya saling keterkaitan dan ketergantungan
individu terhadap informasi. Diantara banyak kebutuhan manusia, kebutuhan yang paling
mencolok peningkatannya adalah kebutuhan akan informasi. Oleh karena itu pemilihan
pemilihan sumber informasi seseorang juga didasarkan pada pola kebiasaan. Meyers, Nathan,
dan Saxton (2006) menyatakan bahwa pola kebiasaan diartikan bila di masa lalu sebuah
menggunakan sumber informasi tersebut untuk waktu selanjutnya. Leckie dkk. (1996) dalam
Sehingga hal inilah yang mendorong seseorang untuk memilih media yang tepat sebagai
Fasilitas internet :
penggunaan fasilitas search engine, relevansi, dan juga cara penelusuran / pencarian
informasi di internet. Menurut Ono Purbo (2004), diantara keseluruhan fasilitas internet
tersebut terdapat 5 aplikasi standar internet yaitu : www, e-mail, mailing list, newsgroup,
FTP.
21
www merupakan kumpulan koleksi besar tentang berbagai macam dokumen yang
tersimpan dalam berbagai server diseluruh dunia dan dokumen tersebut dikembangkan
dalam format hypertext mark up language (html) yang memungkinkan terjadinya koneksi
(link) dokumen yang satu dengan yang lainnya baik dalam bentuk teks, visual, dan lain
lain.
www bersifat multimedia karena merupakan kombinasi teks, foto, dan grafika, audio, dan
video dengan demikina www pada saat ini merupakan puncak pencapaian yang tidak
mungkin dicapai oleh media media yang tergabung didalamnya secara sendiri sendiri.
E-mail adalah surat menyurat secara elektronik dimana pesan yang dikirimkan akan
sampai dalam waktu singkat. Pesan email tidak hanya berup tulisan tetapi dapat disertai
dengan file gambar, suara, animasi, dan lain lain. Selain itu email dapat dikirimkan
kepada ratusan orang hanya dalam satu kali pengiriman. Makanya, email menjadi penting
untuk sarana berkomunikasi dalam zaman yang modern ini, dan terutama bagi para
Mailing list merupakan perluasan e-mail, dengan fasilitas ini pengguna talah memiliki
alamat e-mail bisa tergabung dalam sebuah kelompok diskusi dan melalui milis ini
Komunikasi melalui milis ini memiliki sifat yang sama dengan e-mail yaitu bersifat
22
FTP adalah fasilitas internet yang memberikan kemudahan kepada pengguna untuk
mencari dan mengambil arsip file (download file) di suatu server yang terhubungkan
internet pada alamat tertentu yang menyediakan berbagai arsip (file), yang memang
diizinkan untuk diambil oleh pengguna lain yang membutuhkannya. File ini bisa
berupa hasil penelitan, artikel – artikel jurnal. Disamping itu FTP juga dipergunakan
meng-upload file materi situs (homepage) sehingga bisa diakses oleh pengguna
seluruh dunia.
Newsgroup
Newsgroup dalam internet adalah fasilitas yang digunakan untuk komunikasi antara
dua orang atau lebih secara serempak dalam pengertian waktu yang sama (real time)
dan dengan demikian berarti komunikasi adalah komunikasi yang sinkron. Bentuk
pertemuan ini lazim disebut sebagai konferensi dan fasilitas iang digunakan bisa
conference, ataupun teks saja atau teks dan audio dengan menggunakan fasilitas IRC
Menurut lubis (2004), ada beberapa search engine yang cukup dapat
Manfaat Internet
23
Quarterman dan Mitchell dalam Herring (1996), membagi manfaat internet dalam empat
kategori, yaitu: 1). Internet sebagai media komunikasi, merupakan manfaat internet yang
paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan
pengguna lainnya dari seluruh dunia.; 2). Media pertukaran data, dengan menggunakan e-
mail, newsgroup, FTP, dan www (Word Wide Web – jarinagn situs web) para pengguna
internet dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.; 3). Media untuk mencari
informasi atau data, perkmbangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai salah satu
sumber informasi yang paling penting dan akurat.; 4). Manfaat komunitas, internet
membentuk masyarakat baru yang beranggotakan para pengguna internet dari seluruh dunia.
Dalam komunitas ini pengguna internet dapat berkomunikasi, mencari informasi, berbelanja,
melakukan transaksi bisnis dan sebagainya. Karena sifat internet mirip dengan dunia kita
sehari – hari, maka internet sering disebut sebagai cyberspace atau virtual world (dunia
maya).
Sementara itu, menurut Raharjo (2008), ada beberapa manfaat lain dari pengguna
yang cepat antara seorang pengguna dengan pengguna lainnya tanpa mengenal batas ruang
dan waktu, selain hal tersebut internt juga dapat menghemat biaya komunikasi yang
dikeluarkan. Aplikasi pada internet yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi adalah
sebagai berikut : e-mail, video, conferencing, internet relay, dan internet phone.; 2). Askes ke
pakar : Internet menghilangkan batas ruang dan waktu sehingga memungkinkan seseorang
dapat berkomunikasi dengan pakar di tempat lain. Seorang pengguna ataupun mahasiswa
dapat dengan mudah belajar kepada para ahli pada bidang ilmu tertentu. Para ahli banyak
yang dengan senang hati menjawab pertanyaan yang dikirimkan oleh audiens.; 3). Akses ke
perpustakaan : Koleksi perputakaan tidak terbatas lagi pada koleksi buku dan jurnal tercetak,
akan tetapi telah menjadi pusat penyebaran informasi maupun pangkalan data penelitian dan
24
aktivitas yang ada di universitas.
Melalui jaringan internet, para peneliti yang berkecimpung dalam dunia penelitian
2) Kerjasama media
Kolaborasi atau kerjasama antara pihak – pihak yang terlibat dalam bidang
pendidikan dapat terjadi dengan lebih mudah, efisien, dan lebih murah. Kolaburasi ini
dapat melibatkan anggota dari berbagai bidang ilmu yang tersebar di berbagai negara
di dunia. Internet merupakan media yang sangat membantu suatu kolaborasi yang
Aktivitas internet
pengguna internet menjadi empat kelompok kepentingan penggunaan internet, yaitu : a). E-
mail ; b). Aktivitas kesenangan (fun activities), yaitu aktivitas yang sifatnya untuk
kesenangan atau hiburan seperti : online untuk bersenang – senang, klip video atau audio,
pesan singkat, mendengarkan atau mendownload musik, bermain game, chatting; c).
Kepentingan informasi (information utility), yaitu aktivitas internet untuk mencari informasi,
seperti : informasi produk, informasi travel, cuaca, informasi tentang film, musik, buku,
berita, sekolah, kesehatan, pemerintah,keuangan, pekerjaan, dan informasi tentang politik; d).
Transaksi (transaction), yaitu aktivitas transaksi (jual beli) melalui internet seperti : membeli
25
Intensitas Penggunaan Internet
Intensitas penggunaan internet seseorang menurut Horrigan (2002), terdapat dua hal
mendasar yang perlu diamati, yakni frekuensi internet yang sering digunakan dan lama
menggunakan tiap kali mengakses internet yang dilakukan oleh pengguna internet.
The Graphic, Visualization & Usability Center, the Georgia Institute of Technology
intensitas internet yang digunakan : 1). Heavy users : pengguna internet menghabiskan waktu
lebih dari 40 jam kerja per bulan. Jenis pengguna internet ini adalah salah satu ciri – ciri
pengguna internet yang addicted.; 2). Medium users : pengguna internet yang menghabiskan
waktu antara 10 sampai 40 jam per bulan.; 3). Light users : pengguna internet yang
Jenis penelitian yang dipergunakan penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode
gambaran suatu realitas sosial tertentu, dimana informasi mengenai hal tersebut sudah ada
meskipun tidak terperinci dan lengkap. Tipe deskriptif dipilih karena penelitian deskriptif
merupakan jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas sesuatu keadaan
sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang diteliti. Sedangkan ada yang
menyatakan bahwa tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk mengambarkan secara
sistematik dan akurat mengenai fakta-fakta dan karakteristik dari populasi atau mengenai
bidang tertentu. Kuesioner digunakan dalam proses pengumpulan data. Kuesioner merupakan
daftar pertanyaan terstuktur dengan alternatif pilihan jawaban yang telah tersedia sehingga
responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan aspirasi, persepsi, sikap, keadaan atau
26
pendapat pribadinya. Prosedur dalam pengumpulan data dilakukan dengan menyediakan
alternatif jawaban dalam kuesioner dengan tujuan membatasi jawaban yang relevan, tidak
Lokasi dalam penelitian ini menggunakan dua tempat, yang pertama Perguruan Tinggi
Negeri diwakili oleh Fisip Universitas Airlangga dan yang kedua Perguruan Tinggi Swasta
diwakili oleh kampus Fisip Universitas Pembangunan Nasional. Lokasi penelitian ditentukan
keragaman Fakultas dengan jurusan yang beragam pula sehingga mempunyai karakteristik
mahasiswa dan kurikulum dalam pembelajaran yang berbeda pula khususnya dalam perilaku
Pembangunan Nasional merupakan perguruan Tinggi Swasta terbaik se - Jawa Timur yang
(www.gusbud.web.id).
Populasi adalah sekumpulan unit-unit elementary atau hal yang menjadi sumber
pengambilan sampel yang memenuhi persyaratan tertentu yang berkaitan dengan masalah
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fisip Unair yang mewakili dari
Perguruan Tinggi Negeri sedangkan untuk Perguruan Tinggi yang swasta yaitu seluruh
mahasiswa Fisip Upn. Mahasiswa merupakan salah satu komponen utama dalam ranah
perguruan tinggi. Kebutuhan mereka dalam memilih sumber informasi, baik untuk kebutuhan
guna mendukung akademik mereka atau kebutuhan lainnya guna meningkatkan kualitas diri
dan juga kualitas perguruan tinggi yang menaunginya. Sampel yang diambil dalam penelitian
ini adalah mahasiswa Fisip Unair dan mahasiswa Fisip Upn dengan program pendidikan
27
Dengan melihat populasi responden yang terlalu luas maka tidak semua Perguruan
Tingi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta yang ada di Surabaya dijadikan sasaran penelitian.
Untuk memperoleh responden maka digunakan teknik penarikan acak bertingkat (Multistage
Random Sampling). Teknik penarikan acak bertingkat merupakan pengembangan dari acak
cluster, pada acak cluster pertama kali tidak dilakukan acak atas individu tetapi pada gugus
Dalam acak klaster yang akan digunakan peneliti terdapat langkah-langkah pengambilan
sampel sebagai berikut : 1).Menentukan Unit atau Satuan pertama terlebih dahulu dengan
mengambil sampel yaitu Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta yang mana
unit disebut sebagai Primary Sampling Unit PSU. 2). PSU telah ditentukan tahap berikutnya
adalah mendaftar semua nama Perguruan Tinggi yang ada di Surabaya dan pada gugus tahap
pertama ini adalah Perguruan Tinggi yang ada dibagi menjadi dua golongan yaitu Perguruan
Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta. 3). Maka tahap selanjutnya dari 2 gugus
tersebut dilakukan random untuk menentukan dari kedua gugus yang diharapkan dalam
penelitian ini. Dari proses random yang dilakukan diperoleh hasil yaitu untuk Perguruan
Tinggi Negeri diwakili oleh Universitas Airlangga dan untuk Perguruan Tinggi Swasta
diwakili oleh Universitas Pembangunan Nasional. 4). Dari gugus Perguruan Tinggi yang
telah didapatkan tadi, selanjutnya peneliti mendaftar semua fakultas yang ada pada
Universitas Airlangga dan Universitas Pembangunan Nasional yang akan dipilih secara
random. Adapun pembagian fakultas yang ada di kedua Perguruan Tinggi Negeri yang
diwakili oleh Unair dan Perguruan Tinggi Swasta yang diwakili oleh UPN. Adapun
pembagian tersebut terdapat pada tabel dibawah ini. 5). Tahap selanjutnya dari 2 fakultas
yang ada di kedua Perguruan Tinggi tersebut dilakukan random untuk menentukan sampel
yang diharapkan dalam penelitian ini. Dari proses random yang dilakukan diperoleh hasil
yaitu untuk Universitas Airlangga diwakili oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Sedangkan
28
untuk Universitas Pembangunan Nasional diwakili oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. 6).
menggunakan Rumus Yamane dapat memberikan bobot yang representatif sehingga dapat
dilakukan perhitungan secara pasti jumlah besaran sampel untuk populasi tertentu. Hal ini
digunakan rumus ini dikarenakan populasi memiliki karakter yang sukar digambarkan.
Total Populasi :
N=
= 2537 + 1182
= 3719
Rumus Yamane :
n= N
N.(d)² + 1
= 3719
3719 (0,1) 2 + 1
= 3719
38,19
Frankel dan Wallen (1993:92) menyarankan besar sampel minimum untuk ; penelitian
sebanyak 30/group, penelitian eksperimental sebanyak 30/15 per group. Atas dasar
pertimbangan tersebut maka ukuran sampel penelitian ditetapkan sebanyak 100 orang. Maka
29
penulis menetapkan jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 100 responden. Dan
dari 100 responden tersebut akan ditentukan 50 responden di Unair dan 50 responden di UPN
dikarenakan agar mendapatkan jumlah mahasiwa yang seimbang dan mempermudah dalam
perhitungan statistik.
Teknik pengambilan sampling yang dipakai dalam penelitian ini adalah systematic
random sampling kerena peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak
memiliki alat pengambil data secara random. Sebagai syarat pemilihan sampel dengan
metode ini adalah tersedianya kerangka sampel (sampling frame), sifat populasi homogen,
dan populasi tidak tersebar secara geografis. Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan
Berikut ini langkah langkah dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah sebagai
berikut : 1). Ditentukan kerangka sampel dari masing masing kelompok populasi yaitu
mahasiswa Fisip Unair dan mahasiswa Fisip UPN yang statusnya masih aktif berkuliah di
masing masing fakultas tersebut. Kerangka sampel ini diperoleh dari data bagian akademik
Fisip Unair dan Fisip UPN yang berupa data mahasiswa yang masih aktif, selanjutnya data
mahasiswa tersebut diurutkan berdasarkan nomor NIM masing masing fakultas (dengan
rincian yang dapat dilihat dilampiran). 2). Karena penelitian ini diambil jumlah sampel
sebanyak 100 responden, maka dari masing masing kelompok populasi diambil 50
responden. Dimana 50 responden ini diperoleh dari jumlah sampel sebnayak 100 responden
dibagi dengan 2 fakultas yaitu Fisip Unair dan Fisip UPN. 3). Penentuan sampel yang akan
dijadikan responden dilakukan dengan menentukan interval sampel. Interval (i) ditentukan
30
Interval Fisip Unair : Interval Fisip UPN :
i=N i=N
n n
= 2537 = 1182
50 50
= 50,74 51 = 23,64 24
4). Menentukan responden pertama dari sampel dengan cara memilih secara acak (random)
yaitu dengan membuat gulungan undian dari angka interval sampel (1 s/d 51) untuk
responden Fisip Unair, sedangkan untuk responden Fisip UPN (1 s/d 24). Untuk responden
pertama yang berasal dari Fisip Unair yang terpilih dalam penelitian ini adalah nomor urutan
satu Sedangkan untuk responden pertama yang berasal dari Fisip UPN yang terpilih adalah
nomor urutan empat. Untuk responden kedua didapat dengan menambahkan angka interval
dengan nomor urutan responden yang didapat, untuk Fisip Unair (51 + 1 = 52 / responden
kedua), (52 + 51 = 103 / responden ketiga). Sedangakan untuk responden ke empat dan
seterusnya tinggal bergerak sesuai dengan interval dari masing masing sampel dalam
penelitian (langkah ini dilakukan sampai 50 responden terambil). Sedangkan untuk responden
kedua di Fisip UPN ialah (24 + 4 = 28 / responden kedua), (28 + 24 = 52 / responden ketiga).
Sedangakan untuk responden ke empat dan seterusnya tinggal bergerak sesuai dengan
interval dari masing masing sampel dalam penelitian (langkah ini dilakukan sampai 50
responden terambil). 5). Jika karena alasan tertentu, sampel terpilih tidak dapat menjadi
31
Peneliti menggunakan metode kuesioner dengan beberapa alasan antara lain responden
dapat mengerjakan kuesioner ini pada waktu senggang sehingga tersedia cukup waktu untuk
berpikir dan memberikan jawaban yang paling sesuai dengan sikap mereka yang
sesungguhnya dan pengumpulan data dapat dilakukan serentak terhadap banyak responden
sehingga lebih cepat dan ekonomis. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah: a). Pengumpulan data primer, yaitu data yang dikumpulkan langsung
oleh orang yang melakukan penelitian. Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan
memberikan daftar pertanyaan secara tertulis yang diberikan kepada responden yang diteliti
untuk memperoleh jawaban atau tanggapan. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner setengah terbuka yaitu pertanyaan yang disamping tersedia sejumlah
jawaban dan pendapatnya sesuai keinginan mereka; 2). Pengumpulan data sekunder, yaitu
data yang dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah
ada yang sudah diolah oleh pihak tertentu; 3).Observasi, yaitu merupakan suatu pengumpulan
data melalui pengamatan secara lansung terhadap obyek penelitian. Diharapkan dari
observasi ini akan didapatkan gambaran tentang fakta yang sebenarnya untuk mendukung
data primer ataupun data sekunder yang telah diperoleh; 4). Study literatur, yaitu dilakukan
peneliti melalui pencatatan data literatur, mencermati arsip dan dokumentasi yang terkait
penelitian ini. Pemahaman terhadap data dokumenter akan melengkapi data yang dimiliki
peneliti, sehingga dapat menjelaskan permasalahan peneliti secara terperinci, serta hasil hasil
penelitian yang pernah dilakukan orang lain terkait dengan penelitian ini, yang mana hasil
hasil penelitian tersebut akan digunakan dalam latar belakang dan analisis pada penelitian ini.
32
Kesimpulan :
dengan perguruan tinggi swasta (FISIP UPN) untuk memenuhi kebutuhan informasinya)
dengan berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah diajukan, maka peneliti dapat
1. Anteseden meliputi Variabel Individual yang terdiri dari data demografis seperti : usia,
tercakup didalamnya adalah organisasi, sistem sosial dan struktur sosial. Dalam
penelitian ini banyak didominasi oleh responden yang berjenis kelamin perempuan
baik itu di Fisip Unair ataupun Fisip UPN. Sedangakan untuk usia rata rata responden
dalam penelitian ini adalah termasuk kedalam remaja akhir dengan kisaran usia 19 –
21 tahun. Dalam segi pekerjaan mayoritas orang tua responden bekerja sebagai
pegawai swasta.
beberapa motif tertentu, dimana motif ini mencakup motif kognitif, pengawasan
the time), motif melarikan diri dari kepenatan (escape) dan motif interaksi sosial.
Dari hasil penelitian ini, motif kognitif (cognitif needs) dan motif interaksi sosial
Untuk responden Fisip UPN motif utama dalam penelusura menggunakan internet
ialah motif untuk kepentingan informasi. Dalam hal ini motif yang disebabkan
muncul karena adanya kebutuhan responden akan informasi ilmiah terkait dengan
33
jurnal, artikel ilmiah. Tidak hanya itu responden Fisip Unair juga menggunakan
contohnya lewat media jejaring sosial (facebook, twwiter, e-mail dll) yang ada di
penggunaan internet yang dilakukan oleh responden dalam penelitian ini adalah
menyiapkan bahan yang terkait dengan materi materi perkulihaan yang akan
dijarakan dalam proses perkulihaan dan dapat memperluas wawasan. Internet tidak
hanya digunakan untuk oleh responden untuk mencari berbagai informasi yang
menjalin komunikasi atau interaksi dengan orang lain melalui fasilitas (chatting, e-
seperti bertukar informasi, diskusi, maupun sebagai sarana untuk menambah teman
internet oleh responden Fisip Unair rata rata hampir setiap hari dengan durasi
waktu yaitu 2 – 3 jam per hari. Sedangkan untuk tempat terkoneksinya mayoritas
memilih dikampus dikarenakan dikampus disediakan fasilitas wifi area yang dapat
dimanfaatkan secara free (baik digaleri / lorong kampus dan ruang baca di
internet rata rata hampir setiap hari dengan durasi waktu 2 – 3 jam per hari, untuk
34
tempat yang digunakan mayoritas responden Fisip UPN memilih dirumah dan
sedangkan untuk di rumah rata rata responden mengaku bahwa mereka memiliki
jaringan pribadi seperti halnya modem dan juga jaringan pribadi (starhub).
baik itu di Fisip Unair dan juga Fisip UPN menggunakan fasilitas world wide web
fasilitas mesin pencari (search engine) google yang dianggap lebih mudah dalam
penggunaannya dan lebih familiar. Disamping itu, strategi yang digunakan untuk
responden Fisip UPN dalam penelitian ini adalah memasukkan kata kunci
(keyword) pada mesin pencari (search engine) dengan informasi yang benar dan
sesuai dengan yang ingin dicari. Sedangkan hambatan yang ditemui oleh responden
Fisip Unair yaitu informasi yang terlalu banyak / ledakan informasi (information
overload) untuk itu diperlukan sikap selektif dan teliti terhadap informasi yang
akan ditelusur lewat internet, dikarenakan tidak semua informasi diinternet bisa
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
35
Daftar Pustaka
Anunobi, Chinwe V. 2006, “Dinamic of Internet Usage: A Case of Student of the Federal
University Technology of Owerri (FUTO) Nigeria”, Educational Research and Reviews,
vol. 1 mei 2010, tersedia pada
http://www.academicjournals.org/ERR/PDF/pdf2006/Sep/Anunobi.pdf
Bashir, s., Mahmood, K., Shfique F.2008, internet use among university students: a survey in
university of the punjab, Lahore, tersedia pada www.pu.edu.pk/dlis/pjlis/previous
%201issue/pjlis-9-mahmood.pdf
Buente, Wayne dan Alice Robbin. 2008. “ Trends in internet Information Behaviour: 2000-
2004” Journal orf the American Society for Information Science, tersedia pada
http://eprints.rclis.org/13679/1/RobbinTrends-2008Jun2-EntirePaper.pdf (29/10/2012).
Choo, C-W., Detlor, B., & Turnbull. D. 2000, A behavioural model of information seeking on
the web: an integrated model of browsing and searching,
http://firstmonday.org/issues/issues5_2/choo/index.html
Coetze, Helena. 2000. The Development of World Wide Web Information Research for
Farmer with Specific Reference to Yogurt Production. Pretoria : University of Pretoria.
Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil FISIP Univesitas Airlangga (November 2007)
Ebersole, Samuel. 2000, “uses and gratification of the web among students.’’ Journal of
compute-mediated communication, vol.6, september 2000, tersedia pada
http://jcmc.indiana.edu/vol6/issue1/ebersole.html
36
Effendy, Onong Uchjana., 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra
Aditya Bakti.hal 294
Encang Saepudin. 2009, Perilaku Pencarian dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi, diakses
tgl 4 maret 2012, tersedia pada http://encangsaepudin.wordpress.com/2009/01/10/perilaku-
pencarian-dalammemenuhi-kebutuhan-informasi-bagian-1/
Firmansyah, Arif., 2006. Penggunaan Internet dalam Menunjang Proses Belajar Mahasiswa
Universitas Airlangga. Surabaya : LPPM – Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga. (KK
LP.85/08 Fir p)
Fraenkel, J. & Wallen, N. (1993). How to Design and evaluate research in education. (2nd
ed). New York: McGraw-Hill Inc.tersedia pada
http://teorionlinejurnal.wordpress.com/2012/08/20/menentukan-ukuran-sampel-menurut-
para-ahli/.
Horrigan, John B. 2002. New Internet Users: What They do Online, What They Don’t and
Implications for the Net’s future.
http://www.pewinternet.org/pdfs/New_Users_Report.pdf(9/10/2011).
Hargittai, E. & Hinnant, A. 2006. Towards a Social Framework for Information Seeking.
http://ksghome.harvard.edu/-pnorris/acrobat/digitalch3.pdf(9/10/2011).
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok – pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Ishak. 2006, “kebutuhan informasi mahasiswa program pendidikan dokter spesialis (PPDS)
FK-UI dalam memenuhi tugas journal reading.”Pustaha: Jurnal studi perpustakaan dan
informasi, vol.2,no.2 desember 2006, tersedia pada
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17058/1/pus-des2006-3.pdf
37
John W Santrok . 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid 1.
Jakarta: Erlangga).
Lubis, Muhammad Safri. 2004. Bersama Google Mencari Sebuah Informasi di Internet.
http://www.geocities.com/you_phee/informasi.pdf(24/08/2011).
Mann, Thomas. 2005, Survey of Library User Studies, diakses tanggal 22/10/2011, tersedia
pada http://www.webology.ir/2009/v6n2/a70.html
Meyers, E.M., Nathan, L.P. & Saxton, M.L. 2006, Barriers to information seeking in school
libraries: Conflicts in perceptions an practice, information research,12(2) paper 295,
tersedia pada http://informationr.net/ir/12-2/paper295.html
Munggaran, Abdi Halim. 2009, Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Program Studi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Universitas Indonesia yang Memanfaatkan Layanan Search
Engine dalam Menyusun Skripsi, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Jakarta,
diakses tgl 19/08/2011, tersedia pada
http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp/id=127386.
Nasution, Laila Hadri. 2006, “Pemanfaatan Internet Guna Mendukung Kegiatan Perkulihaan
Mahasiswa Program Pascasarjana UNIMED”, USU Repository, tersedia pada
http://library.usu.ac.id/download/fs/06005176.pdf
Prabha, Chandra., Lynn silipigni Connaway, L.S. Lawrence Olszewski, and Lillie R. Jenkins.
2007, “what is enough? Sattisficing information needs”, journal of documentation,
63,1:73-89, tersedia pada www.oclo.org./research/publications/archive/2007/prabha-
satisficing.pdf
Qureshi, Tahir M., Muh Khaqan Z., Moh Bashir K. 2002. Information Needs and Information
Seeking Behaviour of Student in Universities of Pakistan. Journal of Applied Science
Research, 4(1):40-47, 2008, diakses tgl 6/8/2011, tersedia pada
http://www.tahirmasood2002@hotmail.com
Qomariyah, Astutik Nur. 2008. Perilaku Pemggunaan Internet pada Kalangan Remaja
perkotaan di Surabaya. Departemen Informasi dan Perpustakaan – Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik Universitas Airlangga.
38
Rakhmat, Jalalludin, 2004. Psikologi Komunikasi. edisi revisi. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.hal66-208.
Rahardjo, Budi. 2001. Internet Untuk Pendidikan. Bandung : PPAU Mikroelektronika ITB.
http://budi.insan.co.id/articles/internet-pendidikan.doc(24/09/2012)
Santoso, Budi. 2008. Pemanfaatan Internet oleh Pengguna Perpustakaan Mahasiswa Fakultas
Kedokteran UGM Yogyakarta. http://digilib.uin-suka.ac.id/gdl.php?mod=browse&op-
read&id=digilib-uinsuka--budhisanto-806.
Surya, Yuyun W.I. 2002, Pola Konsumsi dan Pengaruh Internet sebagai Media Komunikasi
Interaktif pada Remaja (Studi Analisis Persepsi pada Remaja di Kotamadya Surabaya),
Lembaga Penelitian Universitas Airlangga Surabaya.
Shen, Yi. 2006. Information Seeking in Academic Research: A Study of The Sociology
Faculty at the University of Wsconsin Madison. Information Research 19(2): 4 – 13,
diakses tanggal 15 maret 2012, tersedia pada http://InformationR.net/ir/19-
2/paper223.html
Sahin, Yasar Guneri., Balta, Sabah., Ercan, Tuncay. 2010, “ The Use of Internet Resources by
University students During Their Course Pro Jects Elicitation:A Case Study”, The Turkish
Online Journak Of Educational Technology, vol 9 issue 2 , tersedia pada
http://www.tojet.net.articles/9224.pdf
The Graphic, Visualization & Usability Center, the Georgia Institute of Technology (2008).
http://www.cc.gatech.edu//gvu/user_surveys/(25/09/2011)
Usun, salih. 2003, “undergraduate students attitudes towards educational uses of internet”,
interactive educational multimedia, number 7, http://www.ub.es/multimedia/iem
39
Valkenberg, Patti M. Dan Karen E. Soeters. 2001, “children’s positive and negative
experience with internet”, Communication research, vol.28 no.5, october 2001 625-657,
tersedia pada http://www2.fmg.uva.nl/cam/pdfs/2001 valkSoeters_Comres.pdf
Yusup, P.M.2007, Komunikasi, Media, Sumber-sumber Informasi dan beberapa contoh Teori
Komunikasi Kontekstual (Persuasi dan Interpersonal), modul kuliah FIKOM UNPAD,
tersedia pada http://bdg.centrin.net.id/-pawitmy.
Zainudin, Zaslina., 2006. Pola Pemanfaatan Internet oleh Mahasiswa Program Magister
Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana Universitas Medan. Pustaka : Jurnal studi
perpustakaan dan informasi, vol.2 no.1 juni 2006. Departemen Studi Perpustakaan dan
Informasi USU.
Zuntriana, Ari. 2008, Model Perilaku Penemuan Informasi Staf Pengajar Perguruan
Tinggi Negeri: Studi Deskriptif Mengenai Kebutuhan Infromasi dan Perilaku
Penemuan Informasi Staf Pengajar Fisip Universitas Airlangga Menurut model TD
Wilson dan David Ellis, Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga,
Surabaya.
Artikel Website :
http://www.apjii.or.id .
http://tekno.kompas.com.
(http://spektrumdunia.com).
(http://www.infokomputer.com).
(http://ti.apjii.or.idmain_internet.html).
40