Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA PERAWAT INSTALASI

GAWAT DARURAT RSU BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN 2018

Hendry1, Mangatas Silaen2, Jamal2


1
Magister Kesehatan Masyarakat, Institut Kesehatan Helvetia Medan
2
Kelompok Penelitian Institut Kesehatan Helvetia Medan

Abstract
Nurses as one of health workers in the hospital having an important role in achieving health
development goals. The success of health services depends on the participation of nurses to provide
high quality care nursing for patients .
This research is quantitative and using cross sectional design. The purpose of this research
is to see what factors that can influence over the performance of nurses of emergency room in
Bunda Thamrin Hospital Medan 2018. This research use total sampling or exhaustic sampling and
The source data of this research is using questionnaire and then followed by using
univariate analysis, bivariate analysis, and multivariate analysis with SPSS program.
The results of this research is that work load (p=0,000), strees of work
(p=0,000),competention (p=0,000), insentive (p=0,000),length of working (p=0,000) have
influences for performance of nurse. After multivariate analysis the most influence variable is work
load (p=0,000.
The result showed that there was correlation between work load, strees of work,
competention, insentive, length of working has influences against work performances of nurse.
Therefore, needs to improve nursing service that can be made to improving the performance of
nurses with increased knowledge through education nursing sustainable and improving skills
nursing is absolutely necessary. The arrangement of a work conducive environment so important,
so that nurses can work effectively and efficiently .Creating a work that could lead to a nurse to do
the best.

Keywords : nurse performance, work load, work stress, competention, insentive, length of
working

Pendahuluan
Perawat merupakan salah satu profesi Kinerja adalah penampilan hasil karya
di rumah sakit yang memiliki peran penting personel baik kuantitas maupun kualitas
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. dalam suatu organisasi. Kinerja dapat
Oleh karena itu, rumah sakit tempat perawat merupakan penampilan individu maupun
bekerja senantiasa melakukan berbagai usaha kerja kelompok personel. Penampilan hasil
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas karya tidak terbatas kepada personel yang
profesionalisme perawat. Keperawatan memangku jabatan fungsional maupun
merupakan bagian integral dari sistem struktural, tetapi juga kepada keseluruhan
pelayanan kesehatan dan merupakan salah jajaran personel di dalam organisasi.
satu faktor yang menentukan mutu pelayanan Berbagai macam faktor yang dapat
kesehatan. Untuk itu perlu diperhatikan mempengaruhi kinerja seorang perawat. Pada
kinerja perawat dalam melaksanakan tugas dasarnya tingkat kinerja perawat dipengaruhi
dan fungsinya dalam memberikan pelayanan oleh faktor dari dalam diri perawat itu sendiri
kesehatan kepada pasien. Pelayanan yang dan faktor luar perawat. Faktor dari dalam diri
diberikan oleh perawat masih sering perawat antara lain pengetahuan dan
dikeluhkan oleh masyarakat. Sorotan terhadap keterampilan, kompetensi yang sesuai dengan
kinerja perawat merupakan masalah yang pekerjaannya, motifasi kerja dan kepuasan
harus segera ditanggulangi, sebab pelayanan kerja. Sedangkan faktor dari luar diri perawat
keperawatan menentukan mutu pelayanan yaitu beban kerja dan gaya kepemimpinan
rumah sakit.
dalam organisasi yang sangat berperan dalam dalam penelitian ini adalah perawat RSU
mempengaruhi kinerja perawat.3 Beberapa Bunda Thamrin Medan sebanyak 40 orang
faktor yang mempengaruhi kinerja perawat dengan besar sampel (Total Sampling). Data
adalah beban kerja dan stress kerja. dalam penelitian ini adalah data primer
dengan data diperoleh melalui kuesioner. Data
TujuanKhusus univariat dianalisa secara deskriptif dan data
a. Untuk menganalisis pengaruh beban kerja bivariat dianalisa dengan uji korelasi pearson.
terhadap kinerja perawat Data multivariat dianalisis dengan uji regresi
b. Untuk menganalisis pengaruh stres kerja logistik linear.
terhadap kinerja perawat
c. Untuk menganalisis pengaruh kompetensi Hasil dan Pembahasan
terhadap kinerja perawat Tabel 1.Distribusi Responden Berdasarkan
d. Untuk menganalisis pengaruh insentif Jenis Kelamin
terhadap kinerja perawat No Jenis Kelamin Frekuensi (f) %
e. Untuk menganalisis pengaruh masa kerja 1 Laki-laki 17 42,5
terhadap kinerja perawat 2 Perempuan 23 57,5
f. Untuk menganalisis faktor yang paling Total 40 100
berpengaruh terhadap kinerja perawat Berdasarkan tabel 1 diatas dapat
dilihat bahwa proporsi jenis kelamin perawat
Manfaat Penelitian IGD RSU Bunda Thamrin perempuan
a. Bagi Peneliti sebanyak 23 orang (57.5%) dan laki-laki
sebanyak 17 orang (42.5%).
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menegmbangkan wawasan dan Tabel 2.Distribusi Responden Berdasarkan
pengrtahuan tentang faktor-faktor yang Umur
berpengaruh terhadap kinerja perawat di No Umur Frekuensi (f) %
instalasi gawat darurat RS Bunda Thamrin
Kota Medan Tahun 2018. 1 <30 tahun
b. Bagi Rumah Sakit 23 57,5
2 30-40
Sebagai bahan masukan, bahan 17 42,5
pertimbangan dan perhatian dalam tahun
peningkatan hal-hal yang berpengaruh Total 40 100
terhadap kinerja perawat sehingga dapat
diharapkan dari penelitian ini maka Berdasarkan tabel diatas distribusi
preastasi kerja petugas akan lebih baik. responden berdasarkan umur didominasi oleh
c. Bagi Akademik kelompok berumur <30 tahun berjumlah 23
Penelitian ini dapat digunakan sebagai orang (57.5%) dan kelompok umur 30-40
bahan atau sumber di dalam mempelajari tahun berjumlah 17 orang (42.5%).
ilmu rekam medis dan informasi
kesehatan serta meningkatkan wawasan Tabel 3. Distribusi Distribusi Responden
informasi mengenai hal yang diteliti. Juga Berdasarkan Pendidikan
sebagai bahan informasi bagi peneliti No Pendidikan Frekuensi (f) %
selanjutnya untuk menindak lanjuti hasil 1 D3 22 55,0
penelitian ini. 2 S1 18 45,0
Total 40 100
Metode Penelitian Berdasarkan tabel diatas distribusi
Penelitian dilakukan dengan desain responden berdasarkan pendidikan didominasi
penelitian kuantitatif dan dengan pendekatan oleh tingkat pendidikan DIII Keperawatan
cross sectional dan dlakukan di Rumah Sakit berjumlah 22 orang (55%) sedangkan untuk
Umum Bunda Thamrin Medan. Waktu tingkat pendidikan S1 berjumlah 18 orang
penelitian adalah Januari 2019. Populasi (45%).
1 Sedang 5 12,5
Tabel 4. Distribusi Distribusi Responden 2 Tinggi 35 87,5
Berdasarkan Pendapatan Total 40 100
Berdasarkan tabel diatas distribusi
No Pendapatan Frekuensi % frekuensi beban kerja perawat IGD RSU
(f) Bunda Thamrin Medan didominasi dengan
tingkat beban kerja yang tinggi sebanyak 35
1 <2.700.000 24 60,0
orang (87,5%) sedangkan dengan tingkat
2 >2.700.000 16 40,0
beban kerja sedang sebanyak 5 orang
Total 40 100
(12,5%).
Berdasarkan tabel diatas distribusi
responden berdasarkan pendapatan
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Stres Kerja
didominasi oleh pendapatan <2.700.000
Perawat IGD RSU Bunda
berjumlah 24 orang (60%) sedangkan untuk
Thamrin Medan
pendapatan >2.700.000 berjumlah 16 orang
(40%).
No StresKerja Frekuensi (f) %
1 Rendah 3 7,5
Tabel 5. Distribusi Distribusi Responden
2 Sedang 22 55,0
Berdasarkan Status Pernikahan
3 Tinggi 15 37,5
No Status Frekuensi %
Total 40 100
Pernikahan (f) Berdasarkan tabel diatas distribusi
1 Belum 22 55,0 frekuensi stres kerja perawat IGD RSU Bunda
Thamrin Medan didominasi dengan tingkat
Menikah
stres kerja yang sedang sebanyak 22 orang
2 Menikah 18 45,0
(55,0%), tingkat stres kerja tinggi sebanyak
Total 40 100
15
Berdasarkan tabel diatas distribusi
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Kompetensi
responden berdasarkan status pernikahan
Kerja Perawat IGD RSU Bunda
didominasi oleh belum menikah berjumlah 22
Thamrin Medan
orang (55%) sedangkan untuk yang menikah
No Kompetensi Frekuensi (f) %
berjumlah 18 orang (45%).
1 Buruk 1 2,5
Tabel 6. Distribusi Distribusi Responden 2 Sedang 17 42,5
Berdasarkan Lama Bekerja 3 Baik 22 55,0
No Lama Frekuensi % Total 40 100
Berdasarkan tabel diatas distribusi
Bekerja (f) frekuensi kompetensi perawat IGD RSU
1 <5 tahun 29 72,5 Bunda Thamrin Medan didominasi dengan
2 5– 10 tahun 11 27,5 kompetensi yang baik sebanyak 22 orang
Total 40 100 (55,0%), kompetensi sedang sebanyak 17
Berdasarkan tabel diatas distribusi orang (42,5%) sedangkan kompetensi buruk
responden berdasarkan lama bekerja sebanyak 1 orang (2,5%).
didominasi oleh waktu kerja <5 tahun
berjumlah 29 orang (72,5%) sedangkan untuk Tabel 10.Distribusi Frekuensi Insentif
waktu kerja 5-10 tahun berjumlah 11 orang Kerja Perawat IGD RSU Bunda
(27,5%). Thamrin Medan
No Insentif Frekuensi %
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Beban Kerja
(f)
Perawat IGD RSU Bunda
Thamrin Medan 1 Rendah 11 27,5
No Beban Frekuensi (f) % 2 Sedang 10 25,0
3 Baik 19 47,5
Kerja Total 40 100
Berdasarkan tabel diatas distribusi Kerja
frekuensi insentif perawat IGD RSU Bunda Analisis hubungan beban kerja dengan
Thamrin Medan didominasi dengan insentif kinerja perawat menunjukkan nilai r yang
yang yang baik sebanyak 19 orang (47,5%), negatif dengan p value 0.000, artinya beban
insentif sedang sebanyak 10 orang (25%) kerja berhubungan dengan kinerja perawat.
sedangkan insentif rendah sebanyak 11 orang Kekuatan hubungan variabel beban kerja
(27,5%). dengan kinerja perawat adalah kategori
signifikan (r= -0,804) artinya semakin tinggi
Tabel11.Distribusi Frekuensi Masa Kerja beban kerja perawat maka kinerja perawat
Perawat IGD RSU Bunda akan menurun.
Thamrin Medan Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ramli (2010),
No Masa Kerja Frekuensi % tentang Hubungan Karakteristik Invidu dan
Beban Kerja dengan Kinerja Perawat di
(f)
Ruang Instalasi Rawat Inap RSU Haji
1 Rendah 3 7,5
Makasar yang menyatakan ada hubungan
2 Sedang 22 55,0
beban kerja dengan kinerja perawat.
3 Tinggi 15 37,5
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh
Total 40 100 Afandi (2013) di RSUD Saras Husada
Berdasarkan tabel diatas distribusi Purworejo yang menyatakan ada hubungan
frekuensi masa kerja perawat IGD RSU beban kerja dengan kinerja perawat.
Bunda Thamrin Medan didominasi dengan Namun, bertentangan dengan hasil
masa kerja sedang sebanyak 22 orang penelitian yang dilakukan oleh Mudayana
(55,0%), masa kerja tinggi sebanyak 15 orang (2012), berjudul Hubungan Beban Kerja dengan
(37,5%), sedangkan masa kerja rendah Kinerja Karyawan di RS Nur Hidayah Bantul
sebanyak 3 orang (7,5%). Tahun 2012 menyatakan bahwa beban kerja
tidak berpengaruh terhadap kinerja Karyawan di
RS Nur Hidayah Bantul. Secara umum beban
kerja tidak berhubungan dengan kinerja perawat
Tabel12.Distribusi Frekuensi Kinerja akan tetapi, pihak rumah sakit juga perlu
Perawat IGD RSU Bunda mewaspadai beban kerja yang berlebihan untuk
Thamrin Medan mencegah terjadinya hal –hal yang tidak
diinginkan dari dampak beban kerja yang
No Kinerja Frekuensi % tinggi.
Perawat (f)
Tabel14. Korelasi Stres Kerja Dengan
1 Sedang 11 27,5
Kinerja Perawat IGD RSU
2 Tinggi 29 72,5
Bunda Thamrin Medan
Total 40 100
Berdasarkan tabel diatas distribusi Variabel Pearson P value
frekuensi kinerja perawat IGD RSU Bunda
Thamrin Medan didominasi dengan kinerja correlation (r)
tinggi sebanyak 29 orang (72,%), sedangkan Stres Kerja -0,753 0,000
kinerja perawat sedang sebanyak 11orang
(27,5%). Analisis hubungan stres kerja dengan
kinerja perawat menunjukkan nilai r yang
Tabel13. Korelasi Beban Kerja Dengan negatif dengan p value 0.000, artinya stres
Kinerja Perawat IGD RSU kerja berhubungan dengan kinerja perawat.
Bunda Thamrin Medan Kekuatan hubungan variabel stres kerja
Variabel Pearson P value dengan kinerja perawat adalah kategori
correlation (r) signifikan (r= -0,753) artinya semakin tinggi
Beban -0,804 0,000 tingkat stres kerja perawat maka kinerja
perawat akan menurun.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian (0,409>0,05), maka H1 ditolak atau tidak ada
Nopa (2016), di RSUD Tanjung Pura hubungan antara kompetensi perawat dengan
Langkat, tentang Pengaruh Stres Kerja kinerja perawat.
Terhadap Kinerja Perawat Ruang Inap,
dimana ditemukan adanya hubungan yang Tabel16. Korelasi Insentif Dengan Kinerja
signifikan antara stres kerja (variabel gejala Perawat IGD RSU Bunda
fisik, gejala psikologis, dan gejala perilaku) Thamrin Medan
dengan kinerja perawat ruang rawat inap serta Variabel Pearson P value
memiliki pengaruh yang signifikan dengan
correlation (r)
nilai korelasi negatif.
Begitu juga dengan hasil penelitian Insentif 0,412 0,000
yang dilakukan oleh (Nainggolan,2017)
korelasi spearman rho, nilai p = 0,0001 dan r Analisis hubungan insentif dengan
= - 0,932, menunjukkan nilai korelasi yang kinerja perawat menunjukkan nilai r yang
negatif dan memiliki hubungan yang positif dengan p value 0.000, artinya insentif
signifikan antara stres kerja dengan kinerja berhubungan dengan kinerja perawat.
perawat di RSU Bina Kasih Medan. Kekuatan hubungan variabel insentif dengan
kinerja perawat adalah kategori signifikan (r=
0,412) artinya semakin tinggi insentif yang
diberikan kepada perawat maka kinerja
perawat akan semakin baik.
Tabel15. Korelasi Kompetensi Dengan Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
Kinerja Perawat IGD RSU penelitian yang dilakukan oleh Renyaan
Bunda Thamrin Medan (2016) tentang Hubungan Antara Insentif,
Motivasi, Supervisi Dengan kinerja Perawat
Variabel Pearson P value Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Sorong Papua-Barat
correlation (r) menyatakan bahwa ada hubungan yang
Kompetensi 0,484 0,000 bermakna antara insentif dengan kinerja
perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Analisis hubungan kompetensi dengan Umum Daerah Kabupaten Sorong Papua-
kinerja perawat menunjukkan nilai r yang Barat. Sorong dengan value 0,048 dan nilai
positif dengan p value 0.000, artinya p>0,05.
kompetensi berhubungan dengan kinerja
perawat. Kekuatan hubungan variabel Tabel17. Korelasi Masa Kerja Dengan
kompetensi dengan kinerja perawat adalah Kinerja Perawat IGD RSU
kategori signifikan (r= 0,484) artinya semakin Bunda Thamrin Medan
tinggi kompetensi perawat maka kinerja
perawat akan semakin baik. Variabel Pearson P value
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
correlation (r)
dilakukan oleh Sayuni (2012) dimana
didapatkan bahwa kompetensi berpengaruh Masa Kerja 0,401 0,000
terhadap kinerja perawat pelaksana. Begitu
juga dengan hasil penelitian Sitepu (2010), Analisis hubungan masa kerja dengan
ada pengaruh yang signifikan antara kinerja perawat menunjukkan nilai r yang
kompetensi (sikap dan keterampilan) terhadap positif dengan p value 0.000, artinya masa
kinerja perawat. variabel yang paling dominan kerja berhubungan dengan kinerja perawat.
memengaruhi kinerja perawat adalah Kekuatan hubungan variabel masa kerja
keterampilan. dengan kinerja perawat adalah kategori
Namun, berbeda dengan hasil signifikan (r= 0,412) artinya semakin lama
penelitian yang dilakukan oleh Mandagi, dkk masa kerja seorang perawat maka kinerja
(2015) dengan hasil penelitian probabilitas akan semakin membaik.
(signifikansi) lebih besar dari 0,05
Hasil penelitian ini sejalan dengan akan semakin memuaskan.
penelitian yang dilakukan oleh Kumajas g. Dari seluruh variabel, variabel beban kerja
(2014) dengan hasil yang diperoleh p value merupakan variabel yang paling
0,000 yang artinya Ho ditolak sehingga dapat berpengaruh terhadap kinerja perawat
disimpulkan terdapat hubungan antara masa dengan nilai F= 0.403 (F>0.005) dengan
kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Sign 2-tailed = 0.001 (P value <0.005).
Bhayangkara TKIII Manado Sehingga dapat disimpulkan bahwa beban
Namun, tidak sejalan dengan penelitian kerja memiliki pengaruh yang signifikan
yang dilakukan oleh Palar,dkk (2018) dengan dengan kinerja perawat.
hasil uji statistik menggunakan Chi-square
dengan tingkat kesalahan 0,06 diperoleh p Rekomendasi
value 0,536. Hal ini berarti Ho diterima a. Bagi pendidikan keperawatan
sehingga tidak terdapat hubungan antara masa Hasil penelitian ini diharapkan dapat
kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit menjadi informasi tambahan dan dan
Bhayangkara TKIII Manado. masukan bagi pendidikan keperawatan
khususnya keperawatan manajemen sehingga
perlu diberikan penekanan materi tentang
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kinerja perawat dirumah sakit.
Kesimpulan b. Bagi pelayanan keperawatan
a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa
sebagian besar perawat adalah perempuan, beban kerja menjadi salah satu faktor yang
usia 30-40 tahun, pendidikan DIII paling berpengruh terhadap kinerja perawat.
keperawatan, pendapatan <2.700.000, Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah
belum menikah dan masa bekerja < 5 satu masukan bagi rumah sakit dalam
tahun. mempertimbangkan kebutuhan perawat
b. Terdapat korelasi antara beban kerja sehingga kinerja perawat menjadi lebih baik,
dengan kinerja perawat dengan rbeban kerja= khususnya di unit-unit pelayanan.
-0,804 dan p value = 0.000. Artinya
semakin tinggi beban kerja perawat maka c. Bagi penelitian keperawatan selanjutnya
akan berpengaruh terhadap kinerja Penelitian ini dapat digunakan sebagai
perawat. dasar untuk mengembangkan penelitian
c. Terdapat korelasi antara stres kerja dengan selanjutnya mengenai faktor-faktor yang
kinerja perawat dengan , rstres kerja= -0,753 mempengaruhi beban kerja perawat. Untuk
dan p value = 0.000. Artinya semakin penelitian selanjutnya perlu diteliti kembali
tinggi tingkat stres kerja perawat maka tentang fenomena ini karena fenomena ini
akan berpengaruh terhadap kinerja banyak diteliti tetapi belum ada solusi yang
perawat. signifikan untuk mengurangi faktor-faktor
d. Terdapat korelasi antara kompetensi yang mempengaruhi kinerja perawat dengan
dengan kinerja perawat dengan rkompetensi menggunakan jumlah responden yang lebih
=0,484, dan p value = 0.000 artinya banyak lagi untuk memperoleh variasi data.
semakin tinggi kompetensi perawat maka
akan semakin baik kinerja perawat.
e. Terdapat korelasi antara insentif dengan
kinerja perawat dengan rinsentif =0,412 dan p
value = 0.000 artinya dengan adanya
insentif yang diberikan kepada perawat
maka kinerja perawat akan semakin baik.
f. Terdapat korelasi antara masa kerja dengan
kinerja perawat dengan rmasa kerja=0,401 dan
p value = 0.000 artinya semakin tinggi
masa kerja perawat maka kinerja perawat

You might also like