Professional Documents
Culture Documents
Microplastic Accumulation in Economically Important Fish Species From Barranglompo Island Waters, Makassar
Microplastic Accumulation in Economically Important Fish Species From Barranglompo Island Waters, Makassar
ABSTRACT
Microplastics (MPs) have been found in various marine compartments especially in fish, and there is
limited information regarding the accumulation of MPs in fish organs. Therefore, this study aimed to
investigate the presence of microplastics in economically important fish organs (Hemiramphus far,
Siganus virgatus, and Lethrinus lentjan) at Barranglompo Island Waters, Makassar, and also to
identify the characteristics of microplastics including color, shape, and size. Each organ was
extracted using KOH 20% and the MPs characteristics were observed visually using a
stereomicroscope. The result showed that MPs were found in gills, gastrointestinal tract, and flesh of
three fish species. The detection rate of MPs in H. far, S. virgatus, and L. lentjan was 100%, 100%,
and 82%, respectively. The most common MP colour was blue, the shape was predominantly line, and
the most abundant size range was 1–5 mm. Further studies are needed to investigate the accumulation
of MPs in fish organs experimentally in the laboratory.
ABSTRAK
Mikroplastik (MP) telah ditemukan di berbagai lingkungan laut khususnya pada ikan, dan informasi
terkait akumulasi mikroplastik pada organ-organ ikan masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan
untuk membuktikan keberadaan mikroplastik pada organ insang, saluran pencernaan, dan daging ikan
ekonomis penting (Hemiramphus far, Siganus virgatus, dan Lethrinus lentjan) di perairan Pulau
Barranglompo, Makassar, serta mengidentifikasi karakteristik mikroplastik meliputi warna, bentuk,
dan ukuran. Setiap organ diekstraksi menggunakan KOH 20% dan pengamatan karakteristik MP
dilakukan secara visual menggunakan mikroskop stereo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mikroplastik ditemukan di insang, saluran pencernaan, dan daging dari ketiga spesies ikan. Tingkat
deteksi mikroplastik pada masing-masing H. far, S. virgatus, dan L. lentjan adalah 100%, 100%, dan
82%. Karakteristik warna mikroplastik didominasi oleh biru, bentuk mikroplastik didominasi oleh
line, dan kisaran ukuran mikroplastik didominasi 1–5 mm. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan
untuk melihat akumulasi mikroplastik pada setiap organ secara eksperimental di laboratorium.
Kata Kunci: indeks kesehatan ikan, mikroplastik, organ ikan, Pulau Barranglompo
Department of Marine Science and Technology FPIK-IPB, ISOI, and HAPPI 241
Akumulasi Mikroplastik pada Spesies Ikan Ekonomis Penting . . .
nya akumulasi pada biota (GESAMP, 2015). Penelitian sebelumnya melaporkan adanya
Secara global, sampah laut jenis plastik akumulasi mikroplastik di perairan Kota
terdistribusi di berbagai lingkungan laut Makassar (Afdal et al., 2019; Tahir et al.,
seperti garis pantai, permukaan laut dan dasar 2019b; Wicaksono et al., 2020). Oleh karena
laut yang mencapai 95% dari total komponen itu, ikan ekonomis penting yang hidup di
sampah laut yang terakumulasi (Galgani, perairan Pulau Barranglompo rentan akan
2015). Pada tahun 2016, Amerika Serikat pencemaran mikroplastik. Dikarenakan
menduduki posisi pertama sebagai negara ukurannya yang sangat kecil, mikroplastik di
yang menyumbang sampah plastik ke perairan laut dapat dengan mudah untuk
perairan laut dunia dengan estimasi mencapai terinternalisasi ke tubuh organisme laut (Nie
42 juta metrik ton, sedangkan Indonesia et al., 2019). Translokasi mikroplastik dapat
menduduki peringkat keenam dengan terjadi di dalam organ insang, saluran
estimasi sampah plastik mencapai 9 juta pencernaan, daging (Barboza et al., 2019).
metrik ton (Law et al., 2020). Akumulasi mikroplastik juga ditemukan pada
Pulau Barranglompo merupakan salah organisme bentik di perairan Kepulauan
satu pulau di Kepulauan Spermonde yang Spermonde, Makassar (Tahir et al., 2019a)
terletak di pesisir barat laut Kota Makassar. dan juga pada ikan konsumsi yang
Pulau ini diketahui memiliki potensi ekologi dikumpulkan di Pasar Ikan Paotere,
dan ekonomi yang tinggi (Nurdin et al., Makassar (Rochman et al., 2015). Akumulasi
2015). Namun, pertambahan penduduk setiap mikroplastik di perairan laut tentunya
tahunnya di pulau ini mengakibatkan memberikan ancaman terhadap kesehatan
permasalahan pengelolaan sampah yang ikan-ikan ekonomis penting. Penelitian
tidak terkontrol sehingga berdampak mengenai hubungan antara mikroplastik dan
terhadap produktivitas laut di perairan pulau parameter biologis ikan masih sangat
ini. Pada tahun 2018, jumlah penduduk di terbatas. Menurut Critchell dan Hoogenboom
pulau ini mencapai 4731 jiwa dengan (2018), status kesehatan ikan dapat diukur
kepadatan penduduk sebesar 2088 jiwa/km2 melalui indeks hepatosomatik (IHS) dan
(BPS Kota Makassar, 2019). Tingginya faktor kondisi relatifya (Kn). Nilai IHS yang
aktifitas antropogenik di pulau ini tinggi dan nilai Kn yang rendah
mengakibatkan sampah laut jenis plastik menunjukkan adanya dampak negatif yang
ditemukan mendominasi di perairan ditimbulkan oleh mikroplastik terhadap
(Mandala, 2016). Selain itu, permasalahan kesehatan ikan (Morado et al., 2017; Maes et
terkait pengelolaan sampah yang tidak tepat al., 2020). Dikarenakan perpindahan
di Kota Makassar menjadi salah satu sumber mikroplastik dapat terjadi melalui rantai
utama pencemaran sampah plastik di perairan makanan, akumulasi mikroplastik pada ikan
sekitar. World Bank (2018) melaporkan juga berpotensi memberikan efek negatif
sampah tidak tertangani yang dihasilkan di terhadap manusia yang mengonsumsinya
Kota Makassar sebesar 95,5 ton/hari dengan (Miller et al., 2020).
persentase sampah plastik mencapai 44,7% Bagaimanapun, penelitian lebih lanjut
dan bersumber dari sampah rumah tangga. mengenai akumulasi mikroplastik pada ikan-
Tingginya persentase sampah plastik tersebut ikan ekonomis penting di perairan Pulau
akan memberikan ancaman terhadap Barranglompo perlu dilakukan mengingat
produktivitas laut di pulau-pulau kecil. tingginya produktivitas perikanan di wilayah
Sampah plastik di perairan laut akan ini dan juga belum adanya kajian terkait
mengalami fragmentasi akibat proses fisik, akumulasi mikroplastik di setiap organ
mekanik, kimia, dan biologi menjadi partikel berbeda pada ikan ekonomis penting di pulau
yang berukuran lebih kecil yang disebut ini. Selain itu, studi mengenai hubungan
mikroplastik (< 5 mm) (Avio et al., 2017). antara keberadaan mikroplastik dengan
242 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Sawalman et al. (2021)
berbagai parameter biologis kesehatan ikan Kondisi Relatif (Kn). Penelitian ini dilakukan
seperti indeks hepatosomatik (IHS) dan sebagai upaya untuk meningkatkan mana-
faktor kondisi (Kn) masih sangat jarang jemen dan perlindungan lingkungan pesisir
dilakukan. Tanpa adanya kajian lebih jauh serta menjamin keamanan pangan (food
mengenai bagaimana mikroplastik me- safety) yang bersumber dari laut.
mengaruhi fisiologis organisme, sangat sulit
untuk menentukan dampak skala besar II. METODE PENELITIAN
mikroplastik sebagai salah satu bahan
pencemar di perairan laut. Oleh karena itu, 2.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
penelitian ini bertujuan untuk membuktikan Penelitian ini dilaksanakan pada
keberadaan mikroplastik di insang, saluran bulan Juli-November 2020. Pengambilan
pencernaan dan daging pada ikan-ikan sampel dilakukan di Pulau Barranglompo
ekonomis penting yaitu Hemiramphus far yang terletak pada 119° 19’ 44” dan 05° 2’
(julung-julung), Siganus virgatus (baronang) 54”, Kelurahan Sangkarrang, Kecamatan
dan Lethrinus lentjan (katamba) di Pulau Ujung Tanah, Makassar (Gambar 1).
Barranglompo, mengidentifikasi karakteristik Pengamatan mikroplastik pada sampel
mikroplastik, serta penilaian status kesehatan dilakukan di Laboratorium Ekotoksikologi
ikan yang terpapar mikroplastik meliputi Laut, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,
Indeks Hepatosomatik (IHS) dan Faktor Universitas Hasanuddin, Makassar.
2.2. Pengumpulan Sampel Ikan selama 14 hari. Metode ekstraksi ini di-
Pengumpulan sampel ikan di modifikasi dari Foekema et al. (2013) dan
lapangan dilakukan pada bulan Juli 2020 Munno et al. (2017), sebagai metode yang
dengan kondisi angin musim timur (musim paling efisien untuk melarutkan material
kemarau). Pemilihan waktu tersebut mengacu biologis dari jaringan ikan.
pada penelitian sebelumnya oleh Rasyid et
al. (2014) yang melaporkan bahwa waktu 2.4. Identifikasi Karakteristik dan
tersebut merupakan salah satu waktu yang Polimer Mikroplastik
ideal untuk dilakukan penangkapan ikan di Setiap mikroplastik (1 µm–5 mm)
perairan Makassar. Pengumpulan sampel yang ditemukan kemudian dilakukan penga-
ikan dilakukan selama satu hari dimulai pada matan karakteristik secara visual meliputi
pukul 09.00-17.00 WITA. Pengambilan warna, bentuk, dan ukuran menggunakan
sampel ikan dilakukan secara acak (random mikroskop stereo (Euromex SB1902) (Tahir
sampling method) pada enam titik lokasi di et al., 2019b). Pengujian lebih lanjut terkait
area padang lamun Pulau Barranglompo, jenis polimer mikroplastik dilakukan meng-
Makassar (Gambar 1) dengan menggunakan gunakan Fourier Transform Infrared (FTIR)
seine net berukuran 1 m x 10 m dengan dengan aksesoris Attenuated Total
diameter mata jaring 5 mm (Simanjuntak et Reflectance (ATR). Mikroplastik yang akan
al., 2020). diuji dipilih berdasarkan karakteristik yang
Berdasarkan hasil sampling di berbeda (N=6) (mewakili warna dan bentuk
lapangan, terdapat tiga jenis ikan yang yang berbeda).
melimpah meliputi H. far (N=25), S. virgatus
(N=25) dan L. lentjan (N=50). Total sampel 2.5. Pencegahan Kontaminasi dan
keseluruhan sebanyak 100 individu (N=100). Quality Control
Sampel ikan yang ditangkap dimasukkan ke Pencegahan kontaminasi mikroplastik
dalam kantong sampel dan ditempatkan di di lapangan dilakukan dengan membersihkan
dalam kotak pendingin berisi es beku agar semua peralatan yang digunakan saat
sampel tetap dalam kondisi segar. pengambilan sampel ikan di lapangan, meng-
gunakan gloves, dan menempatkan sampel
2.3. Pengukuran Morfometrik dan pada kotak pendingin dalam keadaan tertutup
Proses Ekstraksi Organ Ikan (Lusher et al., 2017). Semua peralatan yang
Pengukuran morfometrik berupa akan digunakan di laboratorium juga harus
panjang total dan bobot tubuh dilakukan pada dalam keadaan steril dengan cara dibersihkan
sampel ikan. Selain itu, setiap organ insang, dan dibilas menggunakan aquades. Selama
saluran pencernaan, dan daging dilakukan pengerjaan sampel di laboratorium, sampel
penimbangan bobot organ. Kelimpahan harus berada di tempat yang steril dan
mikroplastik pada insang dan daging di- dijauhkan dari hal-hal yang dapat
nyatakan dalam satuan MP per bobot organ menyebabkan kontaminasi silang di dalam
(MP/gr), sedangkan kelimpahan mikroplastik ruangan seperti penggunaan air conditioner
pada saluran pencernaan dinyatakan dalam (AC) di dalam ruangan. Jas laboratorium
MP/individu. Hal tersebut dikarenakan isi selama pengerjaan sampel harus terbuat dari
dari saluran pencernaan ikan bersifat katun (serat alami) serta harus menggunakan
fluktuatif, sedangkan pada insang dan daging masker dan gloves selama pengerjaan
bersifat konstan. sampel.
Setiap organ dimasukkan ke dalam Prosedur blanko merupakan tahapan
botol sampel yang berisi larutan KOH 224 yang sangat penting untuk mengetahui
gr/L (224 gr padatan KOH dalam 1 liter banyaknya kontaminasi mikroplastik dari
aquades) lalu didiamkan pada suhu ruangan udara dan peralatan yang digunakan selama
244 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Sawalman et al. (2021)
mikroplastik pada ikan Dicentrarchus labrax, labrax (N=50) sebesar 0,8 ± 1,4 MP/gr pada
pada Trachurus trachurus, dan 62% pada insang, 1,3 ± 2,5 MP/individu pada saluran
Scomber colias. Secara spesifik, tingkat pencernaan, 0,4 ± 0,7 MP/gr pada daging.
deteksi mikroplastik pada ketiga organ ikan Berdasarkan rata-rata kelimpahan
H. far mencapai 72% pada insang, 72% pada mikroplastik di setiap organ ikan yang
saluran pencernaan, dan 68% pada daging. diamati, terdapat kecenderungan spesies S.
Pada ikan S. virgatus mencapai 80% pada virgatus mengakumulasi mikroplastik paling
insang, 100% pada saluran pencernaan, dan tinggi di ketiga organ yang diamati. Uji
32% pada daging, serta pada ikan L. lentjan Kruskal-Wallis di ketiga spesies ikan
mencapai 52% pada insang, 60% pada menunjukkan hasil yang signifikan pada
saluran pencernaan, dan 24% pada daging. insang (P=0,001) dan saluran pencernaan (P
Rata-rata kelimpahan MP yang < 0,0001), sedangkan pada daging tidak
terdeteksi di insang pada ketiga spesies ikan signifikan (P=0,054). Hasil uji lanjut Dunn’s
meliputi H. far (1,514 ± 0,314 MP/gr), S. Multiple Comparison menunjukkan
virgatus (5,976 ± 1,347 MP/gr), dan L. kelimpahan mikroplastik tertinggi di insang
lentjan (1,412 ± 0,238 MP/gr). Pada saluran dan saluran pencernaan ditemukan pada ikan
pencernaan meliputi H. far (2,480 ± 0,656 S. virgatus dan terendah pada ikan H. far dan
MP/individu), S. virgatus (19,000 ± 2,844 L. lentjan (Gambar 2). Oleh karena itu,
MP/individu), dan L. lentjan (0,980 ± 0,147 spesies ikan S. virgatus mengakumulasi
MP/individu). Pada daging meliputi H. far mikroplastik paling tinggi di insang dan
(0,060 ± 0,011 MP/gr), S. virgatus (0,098 ± saluran pencernaannya dibandingkan spesies
0,033 MP/gr), dan L. lentjan (0,047 ± 0,012 ikan lainnya. Akumulasi mikroplastik yang
MP/gr). Rata-rata kelimpahan MP di insang tinggi pada saluran pencernaan S. virgatus
dan saluran pencernaan pada penelitian ini diduga terkait dengan preferensi makanannya
lebih tinggi sedangkan di daging lebih rendah di alam dan ukuran saluran pencernaannya
dibandingkan penelitian sebelumnya oleh yang panjang. Menurut Amalyah et al.
Barboza et al. (2019), dengan rata-rata (2019), ikan baronang memiliki daya ramban
kelimpahan MP pada ikan Dichentrachus (grazing) yang tinggi terhadap makroalga
Gambar 2. Kelimpahan mikroplastik organ ikan meliputi (a) insang; (b) saluran pencernaan;
dan (c) daging ikan jenis ekonomis penting (huruf berbeda menunjukkan P <
0,05).
246 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Sawalman et al. (2021)
dan merupakan ikan yang rakus. Keberadaan Hal tersebut juga telah dibuktikan pada
mikroplastik pada jenis makanan spesies ikan penelitian sebelumnya dengan spesies ikan
ini di alam berupa makroalga dan lamun berbeda (Tabel 1).
berpotensi mengalami translokasi ke dalam Kelimpahan mikroplastik di insang
saluran pencernaan ikan (Gutow et al. 2015; ikan S. virgatus pada penelitian ini lebih
Datu et al. 2019). Selain itu, konsumsi serat tinggi dibandingkan penelitian sebelumnya.
yang tinggi dari makanan yang dikonsumsi Begitupun kelimpahan mikroplastik di
oleh ikan ini di alam akan membutuhkan saluran pencernaan ikan S. virgatus dan H.
waktu yang lama untuk dicerna, sehingga far pada penelitian ini lebih tinggi
diduga kuat mikroplastik yang ikut tertelan dibandingkan penelitian sebelumnya. Hal
juga akan terakumulasi lebih lama di dalam yang berbeda ditemukan pada kelimpahan
saluran pencernaan (Sitepu et al. 2018). mikroplastik di daging, kelimpahan tertinggi
Akumulasi mikroplastik yang tinggi juga ditemukan pada ikan Sillago sihama di
ditemukan di insang ikan baronang, hal perairan estuari Musa, Teluk Persia (Abbasi
tersebut diduga sangat terkait dengan et al., 2018) dan kelimpahan mikroplastik di
habitatnya di alam. Ikan baronang hidup di daging ditemukan pada ketiga spesies ikan di
dasar perairan (demersal) sehingga penelitian ini.
menjadikan ikan ini rentan akan akumulasi Bagaimanapun, perlu ditekankan
mikroplastik yang berasal dari sedimen dan bahwa membandingkan kelimpahan mikro-
air laut (Ferreira et al., 2020). plastik secara langsung dengan beberapa
Keberadaan mikroplastik di insang, penelitian masih sulit dikarenakan perbedaan
saluran pencernaan, dan daging pada ikan H. metode ekstraski sampel, perbedaan
far, S. virgatus, dan L. lentjan yang preferensi setiap spesies ikan, dan jumlah
ditangkap di perairan Pulau Barranglompo, organ yang diamati.
Makassar telah dibuktikan keberadaannya.
3.1. Karakteristik dan Jenis Polimer akumulasi mikroplastik pada H. far mencapai
Mikroplastik 23 partikel, S. virgatus dan L. lentjan
Sebanyak 931 partikel plastik masing-masing mencapai 13 partikel. Hasil
dikumpulkan dari organ insang, saluran pengujian FTIR pada sampel mikroplastik
pencernaan, dan daging pada ketiga spesies didapatkan empat jenis polimer mikroplastik
ikan berbeda. Partikel mikroplastik (N=6) meliputi polypropylene 50%,
ditemukan pada kisaran ukuran 0,07–5 mm polyethylene 16,67%, polyurethane 16,67%,
sebesar 83,35% (776 partikel) dan juga dan polystyrene 16,67%.
ditemukan partikel mesoplastik pada kisaran Karakteristik warna mikroplastik
ukuran 5,03–22,23 mm sebanyak 16,65% yang ditemukan di semua organ dari ketiga
(155 partikel). Pada penelitian ini, spesies ikan berbeda didominasi oleh biru
karakteristik hanya dilakukan pada partikel (Gambar 3a). Persentase mikroplastik
mikroplastik. Akumulasi mikroplastik di berwarna biru pada ikan H. far meliputi
insang pada H. far mencapai 56 partikel, S. 69,64% pada insang, 61,29% pada saluran
virgatus mencapai 44 partikel, dan L. lentjan pencernaan, dan 82,60% pada daging. Pada
mencapai 41 partikel. Pada saluran ikan S. virgatus meliputi 50% pada insang,
pencernaan, akumulasi mikroplastik pada H. 33,89% pada saluran pencernaan, dan
far mencapai 62 partikel, S. virgatus 69,23% pada daging. Pada ikan L. lentjan
mencapai 475 partikel, dan L. lentjan meliputi 46,34% pada insang, 57,14% pada
mencapai 49 partikel. Pada daging, saluran pencernaan, 69,23% pada daging.
248 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Sawalman et al. (2021)
Dominasi warna biru dari mikroplastik juga pencernaan (> 75%) dan daging (> 72%).
ditemukan pada penelitian sebelumnya di Selain itu, bentuk fragmen (Gambar 4b)
ikan (Ory et al., 2017; Wicaksono et al., dengan kisaran ukuran 0,1-0,5 mm
2020). Selain itu, tingginya kelimpahan mendominasi pada insang H. far (45,45%)
mikroplastik berwarna biru pada penelitian dan S. virgatus (42,86%) dan pada L. lentjan
ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya didominasi oleh ukuran 1-5 mm (75%). Pada
di perairan Kepulauan Spermonde Makassar saluran pencernaan, fragmen berukuran 1-5
yaitu lamun (Datu et al., 2019), air laut mm mendominasi pada S. virgatus (71,13%)
(Afdal et al., 2019), dan sedimen (Tahir et dan L. lentjan (45,45%), sedangkan pada H.
al., 2019a). Setiap jenis ikan diketahui far didominasi oleh ukuran 0,1-0,5 mm dan
memiliki sensitivitas terhadap warna 1-5 mm (35,29%). Pada daging, fragmen
makanannya dan juga warna lingkungan berukuran 0,5-1 mm mendominasi pada H.
(Zhang et al., 2015). Penelitian sebelumnya far (100%) dan L. lentjan (100%), sedangkan
oleh Ory et al. (2017) juga membuktikan pada S. virgatus didominasi oleh ukuran 1-5
bahwa ikan planktivora memiliki selektivitas mm (100%). Bagaimanapun, ukuran partikel
terhadap mikroplastik biru yang menyerupai 1-5 mm mendominasi pada organ ikan yang
pigmen biru dari spesies copepoda yang diamati. Dominasi ukuran partikel plastik
merupakan mangsa alaminya. yang sama pada ketiga spesies ikan diduga
Karakteristik bentuk mikroplastik diakibatkan oleh adanya kesamaan preferensi
yang ditemukan di semua organ dari ketiga ukuran plastik dan juga selektivitas makanan-
spesies ikan berbeda yaitu line (dominan), nya di alam, serta mekanisme akumulasi
fragmen, dan foam (Gambar 3b). Persentase mikroplastik pada ikan. Bagaimanapun,
mikroplastik berbentuk line pada ikan H. far identifikasi mikroplastik secara visual masih
meliputi 78,57% pada insang, 70,97% pada memiliki limitasi. Mikroplastik yang diamati
saluran pencernaan, dan 91,30% pada dengan menggunakan mikroskop stereo
daging. Pada ikan S. virgatus meliputi dengan perbesaran maksimal 45x hanya
81,82% pada insang, 79,16% pada saluran memungkinkan mengamati mikroplastik
pencernaan, dan 84,62% pada daging. Pada hingga ukuran ~0,05 mm.
ikan L. lentjan meliputi 90,24% pada insang, Secara keseluruhan, karakteristik
75,51% pada saluran pencernaan, 92,31% mikroplastik yang ditemukan pada organ
pada daging. Dominasi bentuk line dari insang, saluran pencernaan, dan daging ikan
mikroplastik juga ditemukan pada penelitian didominasi oleh warna biru, bentuk line, dan
sebelumnya di ikan (Rahmawati & Patria, ukuran 1-5 mm. Adanya kesamaan karak-
2019; Suwartiningsih et al., 2020; teristik mikroplastik yang ditemukan pada
Wicaksono et al., 2020). Dominasi mikro- organ-organ ikan memungkinkan dalam
plastik berbentuk line bersumber dari alat menentukan rute atau translokasi mikro-
tangkap perikanan seperti tali dan jaring, plastik ke dalam organ. Karakteristik
industri tekstil dan serat pakaian sedangkan mikroplastik yang ditemukan pada insang
fragmen bersumber dari botol plastik, cat ikan diduga terkait dengan karakteristik
kapal, dan pecahan plastik yang lebih besar mikroplastik di air laut. Hal tersebut
(GESAMP, 2016; Barboza et al., 2019). didasarkan pada mekanisme filtrasi air laut
Bentuk mikroplastik line yang tipis dan oleh insang ikan dalam proses respirasi.
ringan memungkinkan untuk mengapung di Mikroplastik dapat tertahan di organ
permukaan laut sehingga ketersediaannya dikarenakan oleh beberapa faktor seperti
untuk ikan-ikan pelagis sangat melimpah. ukuran mikroplastik, morfologi insang, dan
Pada Gambar 4a, bentuk line efisiensi alat filtrasi insang (Collard et al.,
mendominasi di semua spesies pada kisaran 2017; Barboza et al., 2019). Selain itu,
ukuran 1-5 mm pada insang (≥ 50%), saluran tingginya akumulasi mikroplastik di saluran
Gambar 4. Ukuran mikroplastik pada setiap organ spesies ikan ekonomis penting spesies ikan
ekonomis penting terdiri dari insang (GI), saluran pencernaan (GT), dan daging
(FL) dikelompokkan berdasarkan bentuk dominan (a–warna; b–bentuk).
250 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Sawalman et al. (2021)
pencernaan ikan yang didukung dengan S. virgatus mencapai 1,828 ± 0,563 (Gambar
kemiripan karakteristik mikroplastik pada 6b). Pada ikan L. lentjan, rata-rata nilai IHS
ketiga spesies ikan mengindikasikan adanya mencapai 1,033 ± 0,715 pada sampel yang
selektivitas ikan terhadap warna makanan terdeteksi MP dan 0,985 ± 0,382 pada sampel
yang menyerupai makanan alaminya atau yang tidak terdeteksi MP. Hasil uji-t sampel
melalui konsumsi mikroplastik secara tidak independen pada IHS ikan L. lentjan
sengaja dari air laut. Di dalam saluran diperoleh nilai P=0,784, artinya tidak
pencernaan, mikroplastik dapat mengalami terdapat perbedaan yang signifikan antara
fragmentasi menjadi partikel yang lebih kecil IHS L. lentjan pada sampel yang terdeteksi
sehingga memungkinkan mengalami trans- MP dan tidak terdeteksi MP (Gambar 6c).
lokasi ke dalam darah dan daging (Dawson et Berdasarkan hasil Independent
al., 2018; Weis, 2020). Kemiripan karak- Sample t-Test, perbandingan antara IHS ikan
teristik mikroplastik pada saluran pencernaan yang terdeteksi MP dan tidak terdeteksi MP
dan daging pada ikan menguatkan fakta secara signifikan hanya ditemukan pada ikan
bahwa mikroplastik pada saluran pencernaan H. far. Berbagai faktor secara kompleks
telah mengalami translokasi ke dalam daging dapat menyebabkan perubahan pada IHS
ikan. Bagaimanapun, penelitian lebih lanjut ikan seperti adanya penyakit atau senyawa
perlu dilakukan untuk mengetahui mekanis- polutan lainnya di lingkungan laut (Morado
me translokasi mikroplastik dari saluran et al., 2017). Namun, adanya pengelompokan
pencernaan ke dalam daging. nilai IHS ikan yang terdeteksi MP dan tidak
terdeteksi MP dapat menguatkan fakta bahwa
3.3 Indeks Kesehatan Ikan mikroplastik secara nyata memberikan efek
3.3.1 Indeks Hepatosomatik (IHS) negatif terhadap kesehatan ikan di alam.
Nilai IHS pada penelitian ini Nilai IHS H. far yang lebih tinggi pada ikan
dibandingkan antara ikan yang terdeteksi MP yang terdeteksi MP dibandingkan ikan yang
dan tidak terdeteksi MP pada organ saluran tidak terdeteksi MP mengindikasikan adanya
pencernaannya (N=100). Pemilihan organ pengaruh dari retensi dan penyerapan
tersebut didasarkan pada kemampuannya senyawa kimia dari polimer mikroplastik
dalam mencerna dan menyerap makanan atau pada saluran pencernaan ikan terhadap
senyawa kimia yang kemudian disalurkan ke detoksifikasi senyawa toksik di organ hati.
seluruh tubuh. Selain itu, keberadaan Menurut Morado et al. (2017), bobot hati
mikroplastik pada saluran pencernaan akan pada ikan akan meningkat sebagai akibat dari
menyebabkan penyumbatan internal dan luka efek stres akibat polutan di perairan sehingga
sehingga dapat meng-akibatkan terjadinya meningkatkan nilai IHS. Penelitian secara
kelaparan dan malnutrisi pada ikan eksperimental oleh Yin et al. (2019)
(Rochman et al., 2015; Ryan, 2016; membuktikan bahwa IHS ikan Sebastes
Baalkhuyur et al., 2018). schlegelii akan meningkat seiring bertambah-
Rata-rata IHS ikan H. far mencapai nya konsentrasi polystyrene (PS) dan juga
2,198 ± 0,579 pada sampel yang terdeteksi meningkatkan produksi lemak dalam hati
MP dan 1,584 ± 0,279 pada sampel yang dibandingkan protein yang menandakan
tidak terdeteksi MP. Nilai IHS ikan H. far terganggunya metabolisme hati akibat
yang terdeteksi MP secara signifikan lebih paparan mikroplastik PS.
tinggi dibandingkan nilai IHS ikan H. far Hasil yang berbeda ditemukan pada
yang tidak terdeteksi MP (Independent IHS ikan L. lentjan, nilai IHS antara ikan
Sample t-Test, P=0,014) (Gambar 6a). Hal yang terdeteksi MP dan tidak terdeteksi MP
yang berbeda ditemukan pada S. virgatus, menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata.
mikroplastik terdeteksi pada 100% sampel Hal tersebut diduga kuat akibat rendahnya
saluran pencernaan dengan IHS rata-rata ikan paparan mikroplastik pada saluran
Gambar 6. Penilaian indeks hepatosomatik (HSI) ikan (a) Hemiramphus far; (b) Siganus
virgatus; dan (c) Lethrinus lentjan berdasarkan deteksi mikroplastik di saluran
pencernaan (nd: tidak terdeteksi); huruf yang berbeda menunjukkan P < 0,05.
pencernaan ikan ini dibandingkan spesies baik (Nehemia & Maganira, 2012; Morado et
ikan lainnya. Pada ikan S. virgatus, tidak al., 2017).
dapat dilakukan perbandingan nilai IHS Rata-rata nilai Kn ikan H. far
karena 100% sampel ikan terdeteksi mencapai 0,991 ± 0,105 pada sampel yang
mikroplastik. Bagaimanapun, kuat dugaan terdeteksi MP dan 2,281 ± 0,176 pada sampel
bahwa paparan senyawa kimia dari yang tidak terdeteksi MP. Nilai Kn ikan H.
mikroplastik pada ikan S. virgatus far yang terdeteksi MP secara signifikan
memberikan efek negatif terhadap kondisi lebih tinggi dibandingkan nilai Kn ikan H.
kesehatan ikan ini, hal tersebut didasarkan far yang tidak terdeteksi MP (Independent
pada kelimpahan mikroplastik pada saluran Sample t-Test, P < 0,0001) (Gambar 7a). Hal
pencernaan ikan ini secara signifikan lebih yang berbeda ditemukan pada S. virgatus,
tinggi dibandingkan spesies ikan lainnya. mikroplastik terdeteksi pada 100% sampel
saluran pencernaan dengan Kn rata-rata ikan
3.2.2. Faktor Kondisi Relatif (Kn) S. virgatus mencapai 1,002 ± 0,073 (Gambar
Faktor kondisi merupakan indikator 7b). Pada ikan L. lentjan, rata-rata nilai Kn
lain yang digunakan untuk menentukan mencapai 1,010 ± 0,067 pada sampel yang
respons organisme laut terhadap variabel terdeteksi MP dan 0,987 ± 0,051 pada sampel
seperti status gizi, efek patogen, dan paparan yang tidak terdeteksi MP. Hasil uji-t sampel
senyawa kimia toksik. Selain itu, faktor independen pada Kn ikan L. lentjan diperoleh
kondisi juga digunakan sebagai biomarker nilai P=0,182, artinya tidak terdapat
untuk menilai kondisi fisiologis ikan yang perbedaan yang signifikan antara Kn L.
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti lentjan pada sampel yang terdeteksi MP dan
stres, musim dan ketersediaan makanan di tidak terdeteksi MP (Gambar 7c).
alam. Faktor kondisi dinyatakan dengan Berdasarkan hasil Independent
koefisien kondisi yang juga dikenal sebagai Sample t-Test, perbandingan antara Kn ikan
faktor panjang-berat. Semakin tinggi nilai yang terdeteksi MP dan tidak terdeteksi MP
faktor kondisi maka kondisi ikan semakin secara signifikan hanya ditemukan pada ikan
252 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Sawalman et al. (2021)
Gambar 7.Penilaian Faktor Kondisi Relatif (Kn) ikan (a) Hemiramphus far; (b) Siganus
virgatus; dan (c) Lethrinus lentjan berdasarkan deteksi mikroplastik di saluran
pencernaan (nd: tidak terdeteksi); huruf yang berbeda menunjukkan P < 0,05.
H. far. Nilai Kn yang lebih rendah pada ikan mikroplastik ditemukan 100% pada saluran
yang terdeteksi mikroplastik menunjukkan pencernaannya. Meskipun demikian, sangat
bahwa status kesehatan ikan dalam kondisi besar kemungkinan potensi bahaya dari
buruk sehingga kuat dugaan kondisi ini retensi mikroplastik pada ikan S. virgatus
terjadi akibat retensi dan senyawa kimia terhadap kesehatannya baik dampak secara
mikroplastik. Menurut Critchell & fisik maupun secara kimia. Potensi bahaya
Hoogenboom (2018), keberadaan mikro- ini didasarkan pada tingginya akumulasi
plastik pada saluran pencernaan ikan akan mikroplastik pada S. virgatus akibat
mengakibatkan efek kekenyangan dan kebiasaan makannya yang rakus dan juga
malnutrisi. Penelitian ini juga membuktikan habitatnya di perairan dasar (demersal). Hal
bahwa tingginya nilai Kn pada ikan H. far berbeda ditemukan pada ikan H. far, retensi
yang tidak terpapar mikroplastik pada saluran mikroplastik pada ikan H. far yang terpapar
pencernaannya menunjukkan kondisi ikan mikroplastik mengakibatkan peningkatan
yang baik. Penelitian secara eksperimental bobot hati yang abnormal yang ditandai
oleh Yin et al. (2019) juga membuktikan dengan nilai IHS yang tinggi dan terjadinya
bahwa semakin tinggi paparan mikroplastik malnutrisi atau kondisi ikan yang buruk
polystyrene (PS) pada ikan akan menurunkan akibat penyerapan senyawa racun dari
nilai faktor kondisinya. polimer mikroplastik yang ditandai oleh nilai
Hasil penilaian IHS dan Kn pada Kn yang rendah. Oleh karena itu, ikan H. far
ketiga spesies ikan memiliki tren yang sama. secara ideal berpotensi dijadikan sebagai
Pada ikan S. virgatus, meskipun pada saluran spesies sentinel pencemaran mikroplastik di
pencernaan ikan ini ditemukan kelimpahan perairan laut dikarenakan ikan ini bersifat
mikroplastik paling tinggi dibandingkan herbivora dan juga dapat mengakumulasi
spesies lainnya, tidak dapat dilakukan mikroplastik dengan baik di perairan laut,
perbandingan antara ikan yang terdeteksi dan serta pengaruh retensi mikroplastik terhadap
tidak terdeteksi mikroplastik baik pada nilai kesehatan ikan H. far sangat tergambar dari
IHS maupun Kn dikarenakan tingkat deteksi parameter indeks hepatosomatik dan faktor
254 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Sawalman et al. (2021)
256 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Sawalman et al. (2021)
Morado, C.N., F.G. Araujo, & I.D. Gomes. american lobsters, Homarus
2017. The use of biomarkers for americanus. Mar. Pollut. Bull.,
assessing effects of pollutant stress on 138(2019): 545–548.
fish species from a tropical river in https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.20
Southeastern Brazil. Acta. Sci-Biol. 18.12.017
Sci., 39(4): 431–439. Rahmawati, N.H.F. & M.P. Patria. 2019.
https://doi.org/10.4025/actascibiolsci. Microplastics dissemination from fish
v39i4.34293 Mugil dussumieri and mangrove
Munno, K., P.A. Helm, D.A. Jackson, C. water of Muara Teluknaga,
Rochman, & A. Sims. 2018. Impacts Tangerang, Banten. J. Phys. Conf.
of temperature and selected chemical Ser., 1282: 1–5.
digestion methods on microplastic https://doi.org/10.1088/1742-
particles. Environmental Toxicology 6596/1282/1/012104
and Chemistry, 37(1): 91-98. Rasyid, A., N. Nurdin, A.I. Burhanuddin, &
https://doi.org/10.1002/etc.3935 M. Hatta. 2014. Makassar water
Nehemia, A. & J. Maganira. 2012. Length- oceanography character which
Weight relationship and condition connected with fishing potential area
factor of tilapia species grown in of small pelagic fish on east season. J.
marine and fresh water ponds. Agric. IPTEKS PSP, 1(1): 69-80.
Biol. J. North Am., 3(3): 117–124. https://doi.org/10.20956/jipsp.v1i1.61
https://doi.org/10.5251/abjna.2012.3. Rochman, C.M., A. Tahir, S.L. Williams,
3.117.124 D.V. Baxa, R. Lam, J.T. Miller, F.C.
Nie, H., J. Wang, K. Xu, Y. Huang, & M. Teh, S. Werorilangi, & S.J. Teh.
Yan. 2019. Microplastic pollution in 2015. Anthropogenic debris in
water and fish samples around in seafood: plastic debris and fibers
Nanxun Reef. Sci. Total. Environ., from textiles in fish and bivalves sold
696: 134022. for human consumption. Sci. Rep.,
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.201 5(14340): 1–10.
9.134022 https://doi.org/10.1038/srep14340
Nurdin, N., K. Amri, A.R. Djalil, M.A. As, I. Rosas-Luis, R. 2016. Description of plastic
Jaya, & Agus. 2015. Dynamics of remains found in the stomach
shallow water cover small islands, contents of the jumbo squid
Spermonde Islands. Maj. Ilm. Globe., Dosidicus gigas landed in Ecuador
17(2): 105–112. during 2014. Mar. Pollut. Bull.,
https://jurnal.big.go.id/index.php/GL/ 113(1–2): 302–305.
article/view/221/218 https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.20
Ory, N.C., P. Sobral, J.L. Ferreira, & M. 16.09.060
Thiel. 2017. Amberstripe scad Ryan, P.G. 2016. Ingestion of plastics by
Decapterus muroadsi (Carangidae) marine organisms. Handbook of
fish ingest blue microplastics Environmental Chemistry. Springer.
resembling their copepod prey along 32 p.
the coast of Rapa Nui (Easter Island) Selvam, S., K. Jesuraja, S. Venkatramanan,
in the South Pacific subtropical gyre. P.D. Roy, & V.J. Kumari. 2021.
Sci. Total Environ., 586: 430–437. Hazardous microplastic
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.201 characteristics and its role as a vector
7.01.175 of heavy metal in groundwater and
Potocka, M., R.C. Bayer, & M. Potocki. surface water of coastal south India.
2019. Plastic pollution affects J. Hazard. Mater., 402: 123786.
https://doi.org/10.1016/j.jhazmat.202 https://doi.org/10.22034/gjesm.2019.0
0.123786 4.03
Simanjuntak, C.P.H., Noviana, A.K. Putri, United Nations Environment Programe
M.F. Rahardjo, Djumanto, L.S. (UNEP). 2016. Marine plastic debris
Syafei, & D. Abdillah. 2020. Species and microplastics-Global lessons and
composition and abundance of small research to inspire action and guide
fishes in seagrass beds of the Karang policy change. United Nations
Congkak Island, Kepulauan Seribu Environment Programe, Nairobi. 252
National Park, Indonesia. IOP Conf. p.
Ser. Earth Environ. Sci., 404: 1-14. Weis, J.S. 2020. Suggestions for the Future.
https://doi.org/10.1088/1755- Water, 12(1475): 1-10.
1315/404/1/012063 https://doi.org/10.3390/w12051475
Sitepu, F., Suwarni, & Sudarwati. 2018. Wicaksono, E.A., A. Tahir, & S.
Food habits of white-spotted Werorilangi. 2020. Preliminary study
spinefoot (Siganus canaliculatus on microplastic pollution in surface-
Park, 1797) in Makassar Strait. J. water at Tallo and Jeneberang
Pengelolaan Perairairan, 1(1): 66– Estuary, Makassar, Indonesia. AACL
76. Bioflux, 13(2): 902–909.
https://journal- https://www.bioflux.com.ro/docs/202
old.unhas.ac.id/index.php/jpp/article/ 0.902-909.pdf
view/3941/pdf World Bank. 2018. Indonesia’s Marine
Suwartiningsih, N., I. Setyowati, & R. Astuti. Debris Hotspot. Synthesis Report. 49
2020. Microplastics in pelagic and p.
demersal fishes of Pantai Baron, Yin, L., H. Liu, H. Cui, B. Chen, L. Li, & F.
Yogyakarta, Indonesia. J. Biodjati, Wu. 2019. Impacts of polystyrene
5(1): 33–49. microplastics on the behavior and
https://doi.org/10.15575/biodjati.v5i1. metabolism in a marine demersal
7768 teleost, black rockfish (Sebastes
Tahir, A., M.F. Samawi, K. Sari, R. Hidayat, schlegelii). J. Hazard. Mater., 380: 1-
R. Nimzet, E.A. Wicaksono, L. Asrul, 8.
& S. Werorilangi. 2019a. Studies on https://doi.org/10.1016/j.jhazmat.201
microplastic contamination in 9.120861
seagrass beds at Spermonde Zhang, J., H. Guo, Z. Ma, S. Jiang, K. Wu,
Archipelago of Makassar Strait, Y. Li, & J.G. Qin. 2015. Effects of
Indonesia. J. Phys. Conf. Ser., prey color, wall color and water color
1341(2): 1341: 1-6. on food ingestion of larval orange-
https://doi.org/10.1088/1742- spotted grouper Epinephelus coioides
6596/1341/2/022008 (Hamilton, 1822). Aquac. Int., 23(6):
Tahir, A., P. Taba, M.F. Samawi, & S. 1377–1386.
Werorilangi. 2019b. Microplastics in https://doi.org/10.1007/s10499-015-
water, sediment and salts from 9890-y
traditional salt producing ponds.
Glob. J. Environ. Sci. Manag., 5(4): Submitted : 19 February 2021
431–440. Reviewed : 10 March 2021
Accepted : 10 July 2021
258 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Sawalman et al. (2021)