Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Felicya Astwilanda Putri, M.

Fachri Adnan| Upaya Pencegahan Maladministrasi Pelayanan Publik


oleh Ombudsman Republik Indonesia di Provinsi Sumatera Barat

Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik (JMIAP)


Volume 2 Nomor 1Tahun 2020
ISSN : 2684-818X (Online), ISSN : 2338-7378 (Print), http://jmiap.ppj.unp.ac.id

UPAYA PENCEGAHAN MALADMINISTRASI PELAYANAN PUBLIK OLEH


OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA DI PROVINSI SUMATERA BARAT

Felicya Astwilanda Putri1(a), M. Fachri Adnan2(b)


1
Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Universitas Negeri Padang
2
Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Universitas Negeri Padang
a)
astwilanda@gmail.com, b)fachriadnan@fis.unp.ac.id

ABSTRACT – The maladministration happens a lot in various government agencies in Indonesia. This
is evidenced by the number of maladministration reports received by various Ombudsman
Representatives in Indonesia. No exception in the Province of West Sumatra, the West Sumatra
Ombudsman has received 246 public reports of public administration which increased compared to
2017 with 233 reports. Substantial types that are widely discussed are the Civil Service Sector with 53
reports during 2018. The most maladministration allegations that support the most are deviations in
procedure with 75 reports or 27.99% during 2018. The purpose of this study is to review public
maladministration assistance by the Ombudsman in the Province West Sumatra. This study uses
interviews and investigations with research informants, namely Acting Head, Head of Prevention
Assistant, Head of Report Settlement Assistant, Government Agencies as public service providers, and
the public as recipients of public services. Documentation looks at the forms of maladministration public
service reports, efforts to solve maladministration of public services and efforts to prevent public
maladministration by the Indonesian Ombudsman Representative of West Sumatra Province. To answer
the validity of source triangulation data, and data triangulation, and analyzed using qualitative
techniques. From the results of the study, it appears that experiments to prevent maladministration of
public services by the Ombudsman of the Republic of Indonesia Representative Province of West
Sumatra have not been effective. It is proven that there are still many recipients and public service
providers who do not comply with Law Number 25 of 2009 concerning public services in providing
services to the public. Ombudsman to prevent maladministration properly and goals can be improved.
Keywords : Prevention, Ombudsman, Maladministration, Public Services
Corresponding author. Email. astwilanda@gmail.com, fachriadnan@fis.unp.ac.id
How to cite this article. Putri, F. Astwilanda & Adnan, M. Fachri. (2020). Upaya Pencegahan
Maladministrasi Pelayanan Publik oleh Ombudsman Republik Indonesia di Provinsi Sumatera Barat.
Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik (JMIAP) Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Padang, Volume 2 (1), Hal. 33-41.
http://jmiap.ppj.unp.ac.id
ISSN : 2684-818X (Online), ISSN : 2338-7378 (Print)
Copyright©2020. Published by Pusat Kajian-Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat (PK-P2M) FIS
UNP Padang

33 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 2 | Nomor 1| Tahun 2020 | (Hal. 33-41)
Felicya Astwilanda Putri, M. Fachri Adnan| Upaya Pencegahan Maladministrasi Pelayanan Publik
oleh Ombudsman Republik Indonesia di Provinsi Sumatera Barat

PENDAHULUAN kepada rakyat yang bebas dari korupsi.


Maladministrasi telah banyak terjadi di Karena korupsi berawal dari
berbagai intansi dan pemerintahan di maladministrasi pelayanan publik yang
Indonesia. Hal ini terbukti berdasarkan data tidak sesuai dengan Undang-Undang
yang diperoleh dari Ombudsman Republik Nomor 25 tahun 2009 Tentang pelayanan
Indonesia Perwakilan Sumatera Barat Publik. Sistem Pelayanan Publik
bahwa terdapat kenaikan laporan Berpengaruh terhadap Potensi Korupsi.
maladministrasi yang masuk selama tahun (Detik News Rabu 09 Januari 2019).
2017-2018. Pada tahun 2017 terdapat 233 Sejak tahun 2012 Ombudsman berdiri di
laporan maladministrasi pelayanan publik Provinsi Sumatera Barat telah menilai
sedangkan pada tahun 2018 terdapat 246 bahwa penyelenggaraan pelayanan publik
laporan. Jenis subtansi laporan yang banyak yang dilaksanakan oleh berbagai instansi
dilaporkan yaitu pada Bidang Kepegawaian pemerintah di Sumatera Barat dinilai belum
dengan 53 lapora atau 19,78% selama tahun maksimal. Hal itu sesuai dengan hasil
2018. Dugaan maladministrasi yang paling monitoring Ombudsman Perwakilan
banyak dilaporkan yaitu penyimpangan Sumatera Barat yang menjelaskan bahwa
prosedur dengan 75 laporan atau 27,99% pelayanan publik oleh instansi yang ada di
pada tahun 2018. Provinsi Sumatera Barat belum
Praktek penyelenggaraan pelayanan memberikan pelayanan publik yang
publik yang buruk dan kaku mengakibatkan maksimal. Permasalahan kurangnya
terjadinya maladministrasi dalam pelayanan publik tersebut diantaranya
penyediaan pelayanan publik. Praktek terdapatnya maladministrasi berupa
pelanggaran seperti ini akan berdampak penundaan berlarut, tidak memberikan
pada pengguna jasa lainnya yang kemudian pelayanan, penyimpangan prosedur dan
juga berdampak pada kualitas pelayanan tidak memberikan pelayanan.
secara umum. Berbagai tuntutan Ombudsman RI Perwakilan Provinsi
masyarakat terhadap perubahan pelayanan Sumatera Barat melakukan salah satu
publik yang baik memaksa pemerintah bentuk pencegahan yaitu sosialisasi,
untuk mengevaluasi kualitas pelayanan ditujukan kepada masyarakat sebagai
publik yang ada. Hal ini karena masyarakat penerima pelayanan publik dan media
yang merasa kecewa akibat kurang massa sebagai penyebarluasan fungsi dan
maksimal pelayanan publik yang diterima tugas Ombudsman. Bentuk kegiatan dari
tidak sesuai dengan Undang-Undang yang sosialisasi yang telah dilakukan oleh
berlaku. Perilaku yang tidak wajar, kurang Ombudsman RI Perwakilan Provinsi
peduli dan tidak sopan terhadap Sumatera Barat meliputi: komunikasi
permasalahan yang sedang dialami oleh media, diskusi publik, sosialisasi dengan
seseorang disebabkan oleh perbuatan kelompok masyarakat sosialisasi di
penyalahgunaan kekuasaan termasuk lingkungan pemerintah daerah.
penggunaan kekuasaan semena-mena atau Dalam kaitannya, efektivitas dapat
kekuasaan yang digunakan secara tidak menilai upaya pencegahan maladministrasi
wajar, intimidatif, diskriminatif, tidak adil pelayanan publik oleh Ombudsman
dan tidak patut dan tidak sesuai dengan Republik Indonesia di Provinsi Sumatera
Undang-undang 25 tahun 2009 tentang Barat dalam memenuhi sasaran dan tujuan
Pelayanan publik maka dapat diakatakan yang telah ditetapkan. Dikatakan efektivitas
maladministrasi. kegiatan tersebut apabila dilaksanakan
Adnan Topan selaku Koordinator dengan benar dan dapat mencapai tujuan
Indonesia Corruption Watch (ICW) dan memberikan hasil yang bermanfaat.
merekomendasi pemerintah untuk
membenahi sistem pelayanan publik. hal itu
dapat mewujudkan pelayanan publik

34 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 2 | Nomor 1| Tahun 2020 | (Hal. 33-41)
Felicya Astwilanda Putri, M. Fachri Adnan| Upaya Pencegahan Maladministrasi Pelayanan Publik
oleh Ombudsman Republik Indonesia di Provinsi Sumatera Barat

TINJAUAN PUSTAKA Pada pasal 1 Undang-undang


Maladministrasi dalam Pelayanan Nomor 25 tahun 2009, Pelayanan
Publik publik adalah kegiatan atau rangkaian
Menurut Hartono, dkk (2003) kegiatan dalam rangka pemenuhan
maladmoinistrasi adalah perilaku yang kebutuhan pelayanan sesuai dengan
tidak sopan, tidak wajar dan kurang peraturan perundang-undangan bagi
kepedulian terhadap masalah yang ada pada setiap warga negara dan penduduk
seseorang disebabkan oleh perbuatan atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
penyalahgunaan kekuasaan secara semena- administratif yang disediakan oleh
mena dinilai sebagai kekuasaan yang penyelenggara pelayanan publik.
digunakan untuk perbuatan yang tidak Sementara menurut Keputusan Menteri
wajar, tidak adil, intimidatif atau Pendayagunaan Aparatur Negara
diskriminatif, dan tidak patut didasarkan No./KEP/25//M.PAN/2/2004 Pelayanan
seluruhnya atau sebagian atas ketentuan publik adalah segala kegiatan
undang-undang atau fakta, tidak masuk pelaksanaan yang dilaksanakan oleh
akal, atau tidak berdasarkan tindakan penyelenggara pelayanan publik sebagai
unreasonable, unjust, oppressive, improper, upaya pemenuhan kebutuhan pelayanan,
dan diskriminatif. Jadi maladministrasi maupun dalam rangka pelaksanaan
adalah sesuatu perbuatan melawan hukum, ketentuan peraturan perundang-undangan.
yidak sesuai dan bertentangan dengan Pada Pasal 5 UU No 25 Tahun 2009
Undang-undang 25 tahun 2009 tentang Ruang lingkup pelayanan publik menurut
pelayanan publik. Undang-Undang Pelayanan Publik
Setiap kekuasaan sekecil apapun jika meliputi pelayanan barang publik dan jasa
untuk disalahgunakan dari administrasi publik serta pelayanan administratif yang
negara yang memasuki semua sektor diatur dalam peraturan perundang-
kehidupan masyarakat, maka akan undangan. Dalam ruang lingkup tersebut,
menimbulkan kerugian bagi masyarakat itu termasuk pendidikan, pengajaran,
sendiri, diharuskan untuk diadakan pekerjaan dan usaha, tempat tinggal,
pengawasan terhadap jalannya komunikasi dan informasi, lingkungan
pemerintahan, yang merupakan jaminan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi,
agar jangan sampai keadaan negara perbankan, perhubungan, sumber daya
menjurus ke arah diktator tanpa batas, yang alam, pariwisata, dan sektor lainnya.
bertentangan dengan ciri negara hukum.
Maladministrasi yang terjadi dapat Upaya Pencegahan Maladministrasi
dikatakan bahwa sebagai pintu masuk Pelayanan Publik
terjadinya korupsi, karena korupsi berawal Ombudsman Republik Indonesia
dari maladministrasi yang buruk di Perwakilan Provinsi Sumatera Barat telah
lingkungan instansi pemerintah. melakukan beberapa upaya Pencegahan
Maladministrasi Pelayanan publik sejak
Konsep Pelayanan Publik berdirinya Ombudsman Perwakilan di
Istilah pelayanan berasal dari kata Provinsi Sumatera Barat. Berbagai upaya
“layan” yang artinya menolong dalam berbentuk kegiatan-kegiatan telah
menyediakan segala yang diperlukan oleh dilakukan agar maladministrasi pelayanan
orang lain untuk kegiatan melayani. Pada publik di provinsi Sumatera Barat dapat
dasarnya setiap manusia membutuhkan dicegah agar tidak terjadi. Terdapat 2
pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat bentuk upaya pencegahan maladministrasi
dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat pelayanan publik yang telah dilakukan oleh
dipisahkan dengan kehidupan manusia Ombudsman Sumbar. Bentuk upaya
(Sinambela, 2010:3). pencegahan pertama yaitu pre-emtif, bentuk
upaya pencegahan ini dilakukan untuk

35 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 2 | Nomor 1| Tahun 2020 | (Hal. 33-41)
Felicya Astwilanda Putri, M. Fachri Adnan| Upaya Pencegahan Maladministrasi Pelayanan Publik
oleh Ombudsman Republik Indonesia di Provinsi Sumatera Barat

menanamkan nilai dan norma kepada b) Integrasi yaitu pengukuran terhadap


penerima layanan publik agar paham dan tingkat kemampuan suatu organisasi
maladministrasi dapat dihindari. Sasaran untuk mengadakan sosialisasi,
dari upaya pencegahan maladministrasi pengembangan konsensus dan
pelayanan publik bentuk pre-emtif yang komunikasi dengan berbagai macam
dilakukan oleh Ombudsman yaitu organisasi lainnya. Integrasi
masyarakat sebagai penerima pelayanan menyangkut proses sosialisasi.
publik. Bentuk upaya pencegahan c) Adaptasi adalah kemampuan organisasi
maladministrasi pelayanan publik yang untuk menyesuaikan diri dengan
kedua yaitu preventif, upaya pencegahan ini lingkungannya. Untuk itu digunakan
dilakukan agar pemberi layanan publik tolak ukur proses pengadaan dan
paham dan dapat memberikan pelayanan pengisian tenaga kerja.
sesuai dengan Undang-undang yang
berlaku agar tidak terjadi maladministrasi. METODE PENELITIAN
Sasaran dari bentuk upaya pencegahan Penelitian ini bersifat deskriptif dengan
maladministrasi ini yaitu instansi pendekatan kualitatif, yaitu peneliti
pemerintahan sebagai pemberi layanan mencoba untuk menggambarkan dan
publik kepada masyarakat. mengungkapkan semua fenomena dari
bentuk-bentuk maladministrasi pelayanan
Efektifitas Pencegahan Maladministrasi publik , upaya pencegahan yang dilakukan ,
Pelayanan Publik dan efektifitas upaya pencegahan yang telah
Efektivitas berasal dari kata efektif dari dilakukan oleh ombudsman. Penelitian ini
bahasainggris effective yang artinya dilakukan di Ombudsman Republik
berhasil. Efektif dalam Kamus Besar Indonesia Perwakilan Provinsi Sumatera
Bahasa Indonesia berarti dapat membawa Barat. Informan dari penelitian ini yaitu
hasil, berhasil guna. Menurut Robbins yaitu Pelaksana Tugas Kepala, Kepala
dalam Moh. Pabundu Tika (2010:129) keasistenan Bidang Pencegahan, Kepala
mendefinisikan efektivitas sebagai tingkat keasistenan Bidang Penyelesaian Laporan,
pencapaian organisasi jangka pendek dan Instansi Pemerintah sebagai penyedia
jangka panjang. Dengan kata lain layanan publik dan masyarakat sebagai
efektivitas merupakan unsur pokok untuk penerima layanan publik.
mencapai tujuan atau sasaran yang telah Data yang digunakan yaitu data primer
ditentukan dalam setiap organisasi, dan data sekunder, yang berasal dari
kegiatan atau program. wawancara dan studi dokumentasi. Untuk
Ukuran efektivitas menurut Duncan menguji validitas data digunakan
yang dikutip Richard M. Steers (1985:53) triangulasi sumber, triangulasi data, dan
dalam Jurnal Reza Silvianis, mengatakan dianalisis menggunakan teknik kualitatif
mengenai ukuran efektivitas, sebagai mulai dari reduksi data, penyajian data,
berikut: hingga penarikan kesimpulan. Penelitian
a) Pencapaian Tujuan adalah keseluruhan ini bertujuan memberikan gambaran secara
upaya pencapaian tujuan harus jelas, lengkap, dan teliti dengan cara
dipandang sebagai suatu proses. Oleh mengumpulkan, menyusun,
karena itu, agar pencapaian tujuan akhir mengklarifikasikannya, menganalisa serta
semakin terjamin, diperlukan menginterpretasikan data yang didapat
pentahapan, baik dalam arti pentahapan untuk memecahkan masalah mengenai
pencapaian bagian-bagiannya maupun upaya pencegahan maladministrasi
pentahapan dalam arti periodisasinya. pelayanan publik oleh Ombudsman RI
Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa Perwakilan Provinsi Sumatera Barat.
faktor, yaitu: Kurun waktu dan sasaran
yang merupakan target kongktit.

36 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 2 | Nomor 1| Tahun 2020 | (Hal. 33-41)
Felicya Astwilanda Putri, M. Fachri Adnan| Upaya Pencegahan Maladministrasi Pelayanan Publik
oleh Ombudsman Republik Indonesia di Provinsi Sumatera Barat

HASIL DAN PEMBAHASAN Indonesia Perwakilan Provinsi Sumatera


Upaya Pencegahan Maladministrasi Barat dalam upaya pencegahan
Pelayanan Publik Oleh Ombudsman maladministrasi pelayanan publik, belum
Republik Indonesia di Provinsi Sumatera dapat beradaptasi dengan baik. Hal ini
Barat dinilai dari beberapa tanggapan yang
Efektivitas akan selalu berkaitan antara diberikan oleh penyelenggara dan penerima
hasil yang diharapkan dengan hasil yang pelayanan publik. Bagi penyelenggara
sesungguhnya dicapai. Pada upaya pelayanan publik, beberapa instansi belum
pencegahan maladministrasi pelayanan memiliki pandangan yang baik terhadap
publik perlu dilihat bagaimana tingkat Ombudsman.
efektivitasnya agar tujuan dari upaya Berdasarkan hasil wawancara peneliti
pencegahan maladministrasi pelayananan dengan Dinas Perdagangan Kota Padang
publik dapat tercapai. Efektivitas upaya yaitu instansi terkait menganggap bahwa
pencegahan maladministrasi pelayanan jika telah dipanggil atau berurusan dengan
publik melihat seberapa efektif upaya Ombudsman maka akan di Cap sebagai
pencegahan maladministrasi pelayanan penyelenggara pelayanan publik yang
publik yang dilakukan oleh Ombudsman RI bermasalah dan diduga melakukan
Perwakilan Provinsi Sumatera Barat dalam maladministrasi. Selain itu hasil wawancara
melakukan tugas dan wewenangnya sesuai dengan Dinas Penanaman Modal Pelayanan
dengan Undang-Undang 37 tahun 2008 Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) yaitu
tentang Ombudsman Republik Indonesia. Dinas terkait mengatakan bahwa
Analisa efektivitas upaya Ombudsman Ombudsman Sumatera Barat belum mampu
Republik Indonesia dalam pencegahan masuk ke dalam lapisan instansi-instansi
maladministrasi pelayanan publik dilihat yang menjadi wewenang pengawasan
menggunakan teori efektivitas Duncan yang Ombudman dengan baik. Hal ini karena
dikutip Richard M. Steers dalam (1985:53) pihak terkait merasa adanya suatu
yang mengukur tingkat keefektifan dengan kecemasan dan kekhawatiran jika telah
indikator (a) Adaptasi , (b) Integrasi, (c) dipanggil oleh Ombudsman. Ombudsman
Pencapaian tujuan. dianggap menjadi suatu lembaga yang
menakutkan bagi para Instansi
1) Adaptasi penyelenggara pelayanan publik karena
Menurut Robbins (2003), adaptasi belum mampu beradaptasi dengan baik
adalah suatu proses yang menempatkan memberitahu apa tujuan Ombudsman hadir
manusia yang berupaya mencapai tujuan- sebagai lembaga pengawas pelayanan
tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi publik.
lingkungan dan kondisi sosial yang Masyarakat sebagai penerima pelayanan
berubah-ubah agar tetap bertahan. publik dinilai juga belum memiliki
Dalam pengukuran efektivitas, adaptasi pandangan yang baik terhadap Ombudsman
menilai seberapa jauh suatu organisasi Sumatera Barat. Dilihat dari laporan
berhasil dalam menyesuaikan diri dengan maladministrasi pelayanan publik yang
lingkungannya. Hal ini juga berarti bahwa meningkat masuk ke Kantor Ombudsman
bagaimana Ombudsman Republik Sumatera Barat, masyarakat dinilai sangat
Indonesia Perwakilan Provinsi Sumatera mempercayakan laporannya akan ditangani
barat dapat menyesuaikan lembaganya oleh Ombudsman. Berdasarkan hasil
dengan sasaran pecegahan dan organisasi wawancara yang dilakukan peneliti
lain dalam hal melakukan upaya masyarakat sangat berharap Ombudsman
pencegahan maladministrasi pelayanan akan menyelesaikan laporan mereka, tetapi
publik. disisi lain bagi masyarakat yang laporannya
Berdasarkan temuan peneliti dapat tidak dapat ditangani oleh ombudsman
dilihat bahwa Ombudsman Republik karena laporan tersebut bukan menjadi

37 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 2 | Nomor 1| Tahun 2020 | (Hal. 33-41)
Felicya Astwilanda Putri, M. Fachri Adnan| Upaya Pencegahan Maladministrasi Pelayanan Publik
oleh Ombudsman Republik Indonesia di Provinsi Sumatera Barat

kewenangan Ombudsman merasa kecewa. Ombudsman Republik Indonesia


Masyarakat belum begitu mengerti akan Perwakilan Provinsi Sumatera Barat belum
apa saja yang menjadi kewenangan dikenal dan tidak diketahui keberadaannya.
Ombudsman. Ketika terjadi Hal ini dinilai Ombudsman Republik
maladministrasi masyarakat langsung Indonesia Perwakilan Provinsi Sumatera
melapor ke Ombudsman tanpa mengetahui Barat dalam melakukan sosialisasi
laporannya menjadi kewenangan apa tidak. pengenalan fungsi,tugas dan wewenangnya
Hal ini dinilai bahwa Ombudsman kepada masyarakat belum berhasil.
Sumatera Barat belum optimal dalam Bagi penyelenggara pelayanan publik
beradaptasi kepada masyarakat untuk juga belum banyak yang mengetahui
memperkenalkan fungsi tujuan dan lembaga Ombudsman. Hal ini ditandai dari
kewenangan Ombudsman. hasil wawancara dengan beberapa instansi
pemerintah yang belum begitu paham akan
2) Integrasi potensi maladministrasi yang dapat terjadi.
Menurut Duncan yang Dikutip Richard Instansi terkait juga tidak tahu bahwa setiap
M. Steers (1985:53) Integrasi yaitu kegiatan penyelenggaraan pelayanan publik
pengukuran terhadap tingkat kemampuan telah diawasi oleh lembaga Ombudsman.
suatu organisasi untuk mengadakan Penelitian terdahulu juga dilakukan oleh
sosialisasi, pengembangan konsesus dan Muh. Zafri Ramadhoan dalam tulisannya
komunikasi dengan berbagai macam yang dimuat dalam portal patriot.id dengan
organisasi lainnya. Integrasi menyangkut judul “Ombudsman RI antara Dikenal dan
proses sosialisasi, Integrasi dapat dikatakan Tidak Dikenal”, menyampaikan hasil survei
sebagai proses yang menyangkut tentang kecil-kecilan dikampusnya, adapun
hubungan suatu organisasi tertentu dengan hasilnya yaitu dari 10 orang mahasiswa dan
lingkungan yang ada di sekitarnya. hasilnya sangat mengecewakan bahwa 90%
Integritas merupakan pengukuran yang mahasiswa tidak mengetahui apa itu
dilakukan terhadap tingkat kemampuan Ombudsman khususnya di NTB. Padahal
yang dimiliki oleh suatu organisasi untuk Ombudsman merupakan lembaga yang
mengadakan sosialisasi dengan berbagai sangat dibutuhkan oleh masyarakat, yang
macam organisasi lainnya. Sosialisasi memiliki tugas menerima laporan dari
merupakan hal yang utama dalam masyarakat atas dugaan maladministrasi.
pelaksanaan dan pengembangan suatu Zafri Ramadhon pada penutupan
organisasi, sehingga dengan adanya tulisannya, berharap Ombudsman sebagai
sosialisasi yang baik akan memancing lembaga negara di Indonesia, diketahui
timbulnya komunikasi yang baik pula. keberadaannya di mayarakat. Menurutnya
Berdasarkan hasil temuan peneliti penguatan melalui Undang-Undang No.37
Persepsi dan ekspektasi masyarakat tahun 2008 tentang Ombudsman Republik
terhadap Ombudsman RI berbanding Indonesia dapat mencapai tujuan sesuai
terbalik dengan kenyataannya. Masyarakat asas kepastian, keadilan dan kemanfatan.
masih banyak yang tidak mengetahui Pada akhirnya publik atau masyarakat
keberadaan lembaga Ombudsman, masih mengetahui bahwa ada lembaga negara
berprasangka bahwa Ombudsman RI yang bertugas dan berfungsi dalam
sebagai lembaga swadaya masyarakat, pengawasan pelayanan publik di Indonesia.
Ombudsman RI sebagai Organisasi Kurang dikenalnya Ombudsman RI oleh
Perangkat Dinas (OPD), dan atau masyarakat dapat dikatakan tidak
Ombudsman RI dibawah kementerian. berjalannya fungsi,tugas dan wewenang
Berdasarkan hasil wawancara peneliti Ombudsman RI secara menyeluruh.
dengan beberapa penerima layanan publik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37
yaitu masyarakat di beberapa daerah di tahun 2008 tentang Ombudsman Republik
Sumatera Barat menunjukan bahwa Indonesia, Ombudsman berwenang

38 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 2 | Nomor 1| Tahun 2020 | (Hal. 33-41)
Felicya Astwilanda Putri, M. Fachri Adnan| Upaya Pencegahan Maladministrasi Pelayanan Publik
oleh Ombudsman Republik Indonesia di Provinsi Sumatera Barat

menyampaikan saran kepada Presiden, Setiap tahapan strategi yang dilakukan akan
kepala daerah, atau pimpinan menentukan keberhasilan dalam
penyelenggara negara lainnya guna pencapaian tujuan.
perbaikan dan penyempurnaan organisasi Berdasarkan hasil temuan peneliti,
dan/atau prosedur pelayanan publik. dilihat dari perencanaan upaya pencegahan
Ombudsman juga berwenang yaitu suatu proses untuk menentukan
menyampaikan saran kepada Dewan tindakan masa depan yang tepat dengan
Perwakilan Rakyat dan/atau Presiden, memperhatikan sumberdaya yang tersedia.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan/atau Upaya pencegahan maladministrasi
kepala daerah agar terhadap undang-undang pelayanan publik oleh Ombudsman
dan peraturan perundang-undangan lainnya Sumatera Barat dilakukan oleh 8 orang
diadakan perubahan dalam rangka Asisten Ombudsman. Berdasarkan hasil
mencegah Maladministrasi. wawancara secara kualitas dapat dinilai
Namun kedua kewenangan tersebut bahwa sumberdaya Ombudsman Sumatera
belum dapat diukur sejauh apa Barat dinilai baik, karena sumberdaya
keberhasilannya dalam perbaikan Ombudsman telah memahami dan sadar
pelayanan publik di Indonesia. Lemahnya akan tugas,fungsi dan wewenang sesuai
sosialisasi Ombudsman RI kepada dengan Undang-Undang Nomor 37 tahun
masyarakat juga sama terhadap terlapor 2008 tentang Ombudsman Republik
(penyelenggara pelayanan publik), Indonesia. Namun secara kuantitas,
seringkali terlapor tidak patuh dalam sumberdaya manusia pada Ombudsman
menindaklanjuti rekomendasi Ombudsman Sumatera Barat dinilai tidak mencukupi
RI. Para penyelenggara pelayanan publik, karena wilayah kerja dalam penyelesaian
belum mengenal lebih dalam Ombudsman laporan dan Upaya pencegahan meliputi 19
RI baik dari fungsi, tugas dan wewenang. Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat.
Mereka lebih menakuti atasan langsung Sedangkan sumberdaya manusia yang ada
(waskat) atau media sosial (facebook, hanya 8 orang dengan beban kerja dan
instagram, twitter dan youtube) yang tanggung jawab yang banyak.
menjadi faktor eksternal kekinian, atau Pada indikator pembagian tugas
diberitakan oleh media cetak. Tantangan pelaksanaan upaya pencegahan
tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi maladministrasi pelayanan publik
Ombudsman RI, maka dibutuhkan solusi dilakukan oleh 8 orang sumberdaya
yang taktis dan berwibawa. manusia. Ombudsman Sumatera Barat
mempunyai dua tugas pokok yaitu yang
3) Pencapaian Tujuan paling utama adalah penyelesaian laporan
Menurut Duncan dalam Richard M. dan tugas kedua adalah upaya pencegahan.
Steers (1985:53) Pencapaian tujuan Dalam praktiknya upaya pencegahan
adalah keseluruhan upaya pencapaian maladministrasi kurang optimal dilakukan
tujuan harus dipandang sebagai suatu karena sumberdaya Ombudsman lebih
proses. Oleh karena itu tujuan akhir fokus kepada penyelesaian laporan sebagai
semakin terjamin, diperlukan pentahapan, tugas pokok Ombudsman disamping upaya
baik dalam arti pentahapan pencapaian pencegahan.
bagian-bagiannya maupun pentahapan Indikator pelaksanaan diukur dari
dalam arti periodisasinya. Dalam pencapaian target dari perencanaan upaya
pengukuran efektivitas, optimalisasi tujuan pencegahan yang telah dilakukan. Upaya
menilai seberapa jauh suatu organisasi pencegahan maladministrasi pelayanan
berhasil dalam mencapai tujuan-tujuan publik dinilai belum mencapai
yang telah ditetapkan. Keseluruhan strategi keefektivitasan karena tujuan dari upaya
dalam upaya pencapaian tujuan merupakan pencegahan dalam mengurangi angka
suatu proses yang harus diperhatikan. terjadinya maladministrasi belum tercapai.

39 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 2 | Nomor 1| Tahun 2020 | (Hal. 33-41)
Felicya Astwilanda Putri, M. Fachri Adnan| Upaya Pencegahan Maladministrasi Pelayanan Publik
oleh Ombudsman Republik Indonesia di Provinsi Sumatera Barat

Pada tahun 2018 terdapat 246 laporan penerima layanan publik agar paham dan
maladministrasi pelayanan publik yang maladministrasi dapat dihindari. Sasaran
meningkat dibanding tahun 2017 dengan dari upaya pencegahan maladministrasi
233 laporan. Dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik bentuk pre-emtif yang
maladministrasi pelayanan publik masih dilakukan oleh Ombudsman yaitu
terjadi pada tahun 2018 dan tujuan dari masyarakat sebagai penerima pelayanan
upaya pencegahan maladministrasi belum publik. Bentuk upaya pencegahan
tercapai. maladministrasi pelayanan publik yang
kedua yaitu preventif, upaya pencegahan ini
PENUTUP dilakukan agar pemberi layanan publik
Berdasarkan hasil penelitian dan paham dan dapat memberikan pelayanan
pembahasan yang telah dilakukan oleh sesuai dengan Undang-undang yang
peneliti maka dapat disimpulkan bahwa: berlaku agar tidak terjadi maladministrasi.
Sasaran dari bentuk upaya pencegahan
Pertama, bentuk-bentuk laporan maladministrasi ini yaitu instansi
maladministrasi pelayanan publik yang pemerintahan sebagai pemberi layanan
diterima oleh Ombudsman RI Perwakilan publik kepada masyarakat.
Provinsi Sumatera Barat terdapat kenaikan
jumlah laporan masyarakat yang masuk ke Ketiga, efektivitas upaya pencegahan
Ombudsman RI Sumbar dari tahun 2017 ke maladministrasi pelayanan publik yang
tahun 2018. Pada tahun 2017 terdapat 233 telah dilakukan oleh Ombudsman RI
laporan masyarakat yang masuk ke Perwakilan Provinsi Sumatera Barat dapat
Ombudsman Sumbar. Sedangkan tahun dikatakan belum berjalan dengan efektif.
2018 terdapat kenaikan yaitu 246 laporan Hal ini terbukti karena masih banyaknya
masyarakat yang masuk ke Ombudsman penerima dan pemberi layanan publik yang
Sumbar. Dari meningkatnya laporan belum mengetahui lembaga Ombudsman
masyarakat di tahun 2018, menggambarkan sebagai lembaga pengawas pelayanan
mulai meningkatnya kesadaran masyarakat publik. Adanya para penyelenggara
yang berani melaporkan dugaan pelayanan publik yang tidak sesuai dengan
maladministrasi bahwa pada sektor-sektor Undang-undang Nomor 25 tahun 2009
pelayanan publik masih banyak yang tentang pelayanan publik dalam
bermasalah. memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Proses upaya pencegahan maladministrasi
Kedua, upaya pencegahan pelayanan publik tidak berjalan dengan
maladministrasi pelayanan publik yang optimal karena kurangnya sumberdaya
telah dilakukan oleh Ombudsman Republik manusia yang ada pada Ombudsman
Indonesia Perwakilan Provinsi Sumatera Sumbar. Ombudsman RI Sumbar hanya
Barat telah melakukan upaya Pencegahan memiliki 8 orang asisten yang menangani
Maladministrasi sejak berdirinya penyelesaian laporan dan upaya
Ombudsman Perwakilan di Provinsi pencegahan, sedangkan wilayah kerja
Sumatera Barat. Berbagai upaya berbentuk tanggung jawabnya mencakup 19
kegiatan-kegiatan telah dilakukan agar Kabupaten dan Kota di provinsi Sumatera
maladministrasi pelayanan publik di Barat.
provinsi Sumatera Barat dapat dicegah agar
tidak terjadi. Terdapat dua bentuk upaya DAFTAR KEPUSTAKAAN
pencegahan maladministrasi pelayanan
publik yang telah dilakukan oleh Abdul Haliq. 2017. Analisis Kasus Mal
Ombudsman Sumbar. Bentuk upaya Administrasi Di Ombudsman RI
pencegahan pertama yaitu pre-emtif, bentuk Perwakilan Kalimantan Selatan Tahun
upaya pencegahan ini dilakukan untuk 2013-2015: As Siyasah, Vol. 2, No. 1.
menanamkan nilai dan norma kepada
40 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 2 | Nomor 1| Tahun 2020 | (Hal. 33-41)
Felicya Astwilanda Putri, M. Fachri Adnan| Upaya Pencegahan Maladministrasi Pelayanan Publik
oleh Ombudsman Republik Indonesia di Provinsi Sumatera Barat

Afriva Khaidir, PhD. Ears of the People: Pembentukan, Susunan, dan Tata Kerja
Kajian terhadap Integritas dalam Perwakilan Ombudsman Republik
Administrasi Publik dalam Mekanisme Indonesia di Daerah.
Pelaporan pada Ombudsman Sumatera
Richard M.Steers. 1985. Efektifitas
Barat: hal 1-8.
Organisasi. Jakarta : Erlangga.
Asmara, Galang. 2005. Ombudsman
Sugiyono, 2002. Metode Penelitian
Nasional dalam Sistem Pemerintahan
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Negara Republik Indonesia.
Alfabeta.
Yogyakarta: Laksbang Pressindo.
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Ayu Desiana, S.H., M.H. Analisis Konsep
Indonesia Tahun 1945.
Pengawasan Ombudsman Terhadap
Penyelenggaraan Pelayanan Publik: Undang-Undang Negara Republik
Jurnal Hukum hal 172-192. Indonesia Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik.
Hartono, Sunaryati dkk. 2003. Panduan
Investigasi Untuk Ombudsman Undang-Undang Negara Republik
Indonesia.Jakarta: Komisi Indonesia Nomor 37 tahun 2008
Ombudsman Nasional. tentang Ombudsman Republik
Indonesia.
Kelani Putri. 2017. Efektivitas Kinerja
Ombudsman Dalam Menangani
Pengaduan Pelayanan (Kasus
Maladministrasi Di Kota Pekanbaru):
JOM FISIP Vol. 4 No. 1.
Lexy J. Moeloeng. 2005. Metode Penelitian
Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nora Eka Putri. 2014. Efektivitas penerapan
jaminan kesehatan nasional melalui
bpjs dalam pelayanan kesehatan
masyarakat miskin di kota
padang.Jurnal fisip Vol. 10, No. 2.
(Diakses 24 maret 2019, pukul 02.39
WIB).
Ombudsman Indonesia (masa lalu,
sekarang dan mendatang) 2009.
Komisis Ombudsman Nasional.
Jakarta.
Peraturan Ombudsman Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2017 Tentang Tata
Cara Penerimaan, Pemeriksaan, dan
Penyelesaian Laporan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No.21 Tahun 2011 Tentang

41 | Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik |Volume 2 | Nomor 1| Tahun 2020 | (Hal. 33-41)

You might also like