Professional Documents
Culture Documents
35-Article Text-117-1-10-20190823
35-Article Text-117-1-10-20190823
Wahyu Rasyid
Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Parepare, Jalan Jenderal Ahmad Yani KM 6 Kota Parepare
Kode Pos 91113, Telpon : 0421-22757/Fax 0421-2554 Sulawesi Selatan Indonesia
Email: wahyu_rasyid03@yahoo.com
Abstract: The aim of this research is to know (1) Efforts to prevent abuse of narcotics by children and to
know (2) Factors influencing the effort of prevention of narcotics abuse by children. (3) Community
participation in prevention of narcotics abuse by children. This research was conducted in Makassar
District Court, Makassar City area. This type of research is empirical research with the approach of legal
sociology. Types of data consisting of primary data and secondary data obtained through interviews and
analyzed and then presented in the form of descriptive. The results showed that (1) Efforts to prevent
abuse of narcotics by children in the city of Makassar has been running, but not yet effective, it is known
from the number of children who abuse drugs continue to increase both in quality and quantity from year
to year other than that harmonization apparatus law and community participation is still not optimal, so the
results are not yet realized. (2) Factors affecting the effectiveness of worldviews and efforts of penal
oriented, public understanding and perception about the dangers of narcotics abuse by children are
minimal, and the level of public confidence in the legal apparatus is still low, the availability of supporting
facilities and infrastructure is limited. (3) The lack of optimal participation of the community is caused by
the working relationship of the law enforcement apparatus with the community has not been running well.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika
oleh anak dan untuk mengetahui (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi upaya pencegahan
penyalahgunaan narkotika oleh anak.(3) Peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan penyalahgunaan
narkotika oleh anak. Penelitian ini dilaksanakan di Pengadilan Negeri Makassar, wilayah Kota Makassar.
Tipe penelitian ini adalah penelitian empiris dengan pendekatan sosiologi hukum. Jenis data yang terdiri
atas data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui wawancara dan dianalisis kemudian disajikan
dalam bentuk deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Upaya pencegahan penyalahgunaan
narkotika oleh anak di kota Makassar sudah berjalan, namun belum efektif, hal itu diketahui dari jumlah
anak yang melakukan penyalahgunaan narkotika masih terus meningkat baik secara kualitas maupun
kuantitas dari tahun ke tahun selain itu harmonisasi aparat penegak hukum dan peran serta masyarakat
masih belum optimal, sehingga hasil yang diharakan belum bisa terwujud. (2) Faktor yang mempengaruhi
Vol 1. No. 2 Desember 2017 159
efektivitas cara pandang dan upaya yang berorientasi sarana penal, pemahaman dan pandangan
masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan narkotika oleh anak amasih minim, dan tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap aparat hukum masih rendah, ketersedian fasilitas sarana dan prasarana yang
mendukung masih terbatas. (3) Belum optimalnya peran serta masyarakat disebabkan oleh hubungan kerja
aparat penegak hukum dengan masyarakat belum berjalan baik.
2
Soerjono Soekanto, Factor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penegakan Hukum. (Jakarta: Rajawali
Press 2007) hlm. 5.
Vol 1. No. 2 Desember 2017 162
dan menjadi lebih baik. Penjara justru menjauhi atau mengelakkan realita hidup
seringkali membuat anak semakin (the oblivion seekers) yaitu mereka yang
kejahatan.3Dalam hal ini aparat penegak teempat pelarian terindah dan ternyaman.
keutungan materi dalam penyalahgunaan masyarakat maka segala usaha dan kegiatan
narkotika. Pengamatan public berdasarkan penegakan hukum akan mengalami
pengamatan terhadap konsistensi penegakan kegagalan. Disinilah pentingnya mengubah
hukum akan tercipta norma-norma social bentuk pandangan, reaksi, sikap tingkah laku
yang dijunjung tinggi, sehingga norma- masyarakat dalam melihat kejahatan
norma social tersebut sebagai sarana khususnya terhadap penyalahgunaan
pengendalian social. Agar masyarakat mau narkotika yang dilakukan oleh anak karena
5
berpartisipasi aktif, diperlukan syarat : reaksi masyarakat terhadap kejahatan
ternyata menunjukkan hubungan
Pertama, Adanya aparat penegak
“signifikan” antara reaksi masyarakat
hukum yang akomodatif, simpatik, dan
dengan terjadinya kejahatan. Seperti sintesa
mampu mengajak masyarakat berpartisipasi.
yang mengatakan “semakin besar reaksi
Kedua, Instansi pemerintah terkait harus
masyarakat terhadap kejahatan, maka
dapat bekerja sama secara transparan dengan
semakin kecil terjadinya kejahatan”, begitu
LSM atau lembaga social terkait lainnya.
pula sebaliknya, “semakin kecil reaksi
Ketiga, Perilaku aparat penegak masyarakat terhadap kejahatan, maka
hukum yang teruji dan bekerja dengan jujur, semakin tumbuh suburlah kejahatan”.6
professional, serta kebal terhadap sogok dan
Selain memberikan kewenangan yang
suap. keempat, Penerpana hukum secara
besar terhadap penegak hukum, khususnya
tegas, konsekuen, konsisten dan transparan.
BNN, Undang-Undang No. 35 Tahun 2009
Keempat, Adanya petunjuk atau pedoman
juga mewajibkan masyarakat untuk berperan
untuk berpartisipasi bagi masyarakat dari
aktif dalam upaya pencegahan dan
semua instansi terkait agar partisipasi
pemberantasan penyalahgunaan dan
masyarakat terarah dan efektif.
peradaran gelap narkotika. Masyarakat
Peran serta masyarakat sangat dijadikan seperti penyelidik dengan cara
dibutuhkan untuk memberantas mencari, memperoleh, dan memberikan
penyalahgunaan dan peredaran gelap informasi dan mendapatkan pelayanan
narkotika, karena tanpa dukungan dalam hal-hal tersebut. Undang-undang No.
35 Tahun 2009 tentang Narkotika Pasal 104
5
Badan Narkotika Nasional, Petunjuk Teknik
Advokasi Bidang Pencegahan Penyalahgunaan
6
Narkoba Bagi Lembaga/Instansi, (Jakarta: BNN RI, Teguh Prasetyo. Kriminalisasi Dalam Hukum
2010) hlm. 36. Pidana. (Jakarta. Nusa Media. 2011) hlm. 13-14.
Vol 1. No. 2 Desember 2017 167
tingginya tingkat penyalahgunaan narkotika Sarana dan prasarana pendukung antara lain
adalah factor tingkat pendidikan dan mencakup, tenaga manusia yang
pemahaman tentang agama disinilah peran berpendidikan dan terampil dalam upaya
keluarga dalam meberikan pendidikan non pencegahan dan pemberantasan narkotika di
formal. Semakin tinggi tingkat pendidikan kalangan anak-anak, organisasi yang baik,
seseorang akan cenderung untuk tidak peralatan yang memadai, keuangan yang
melakukan hal-hal yang membahayakan diri, cukup dan seterusnya. Kalau hal-hal tersebut
keluarga dan lingkungan sekitarnya tidak terpenuhi, maka mustahil penegakan
ditambah lagi pemahaman agama yang hukum akan tercapai tujuannya. Atau
cukup akan membawa seseorang untuk dengan kata lain, tanpa adanya dukungan
menjauhi sesuatu yang sifatnya haram. sarana maka mustahil upaya pencegahan dan
Tindak pidana penyalahgunaan narkotika pemberantasan penyalahgunaan narkotika
oleh anak dalam masyarakat ada yang dikalangan anak dapat dilakukan.
dilaporkan, diproses dan ada juga yang tidak
Perilaku menyimpang yang dilakukan
dilaporkan, bahkan jumlah yang tidak
oleh anak dalam masyarakat perlu di
dilaporkan masih lebih banyak sehingga
tanggulangi. Dalam teori hukum pidana ada
menjadi kejahatan yang bersifat tersembunyi
dua bentuk yaitu upaya represif dan upaya
(hidden crime). Suatu fakor penting dalam
preventif. Upaya represif biasa juga disebut
menganalisis kejahatan adalah tingkat
tindakan penal (criminal justice procedure)
dukungan atau sanksi dari masyarakat
adalah upaya penanggulangan melalui
terhadap kejahatan. Kalau unsur kebudayaan
prosedur hukum yang berlaku. Sedangkan
dari suatu masyarakat itu sendiri yang
tindakan preventif biasa juga disebut
menilai sebagai suatu perbuatan yang legal,
tindakan non penal (criminal justice system).
maka akan menimbulkan akibat secara
langsung bagi para pelaku kejahatan itu akan Secara teoritis, pada dasarnya semua
itu juga bertujuan untuk memberikan peningkatan peran serta masyarakat dalam
ancaman pidana kepada setiap pelaku. upaya pencegahan dan pemberantasan
Demikian pula Undang-Undang Nomor 35 narkotika di kalangan anak menurut kultur
Tahun 2009 tentang Narkotika dan dikaitkan masyarakatnya.
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
Dalam melakukan pencegahan
2012 tentang Sistem Peradilan Anak tujuan
penyalahgunaan narkotika, upaya yang
utamanya adalah memberikan perlindungan
paling strategis adalah melalui sarana non
hukum bagi anak sebagai pelaku/korban
penal sebab menghindari jauh lebih baik dari
penyalahgunaan narkotika. Kebijakan
pada mengobati. Sedangkan sarana penal
kriminalisasi dari UU Narkotika tidak
dipandang masih mempunyai keterbatasan-
terlepas dari tujuan UU itu, terutama tujuan
keterbatasan dalam menanggulangi
(a) untuk mencegah terjadinya
peyalahgunaan narkotika oleh anak. Upaya
penyalahgunaan narkotika dan (b)
ini lebih efektif dilakukan mengingat kondisi
7
memberantas peredaran gelap narkotika.
masyarakat Indonesia masih terikat dengan
Agar upaya perlindungan hukum nilai-nilai socialbudaya. Dilihat dari sisi
terhadap anak sebagai pelaku/korban dapat upaya non penal ini berarti, perlu digali,
terlaksana secara optimal maka dibutuhkan dikembangkan dan dimanfaatkan seluruh
kaidah social lainnya, seperti nilai atau potensi dukungan dan partisipasi masyarakat
norma agama diperkuat untuk melengkapi dalam upaya untuk mengefektifkan dan
kaidah hukum. Penyelesaian kasus mengembangkan “extra legal system”atau
penyalahgunaan narkotika oleh anak dalam “informal and traditional system”yang ada
arti upaya represif tidak hanya melalui di masyarakat.8
model perlindungan hukum melalui
Pencegahan penyalahgunaan
“criminal justice procedure” akan tetapi
narkotika sebagai upaya preventif tidak
dibutuhkan upaya represif lain berupa
dapat dilepaskan dari keterlibatan setiap
“criminal justice system” upaya ini
komponen dalam masyarakat. Secara
dilakukan dengan cara pengembangan
normative UU No. 35 Tahun 2009 tentang
Kelembagaan Masyarakat sebagai upaya
Narkotika telah melibatkan tiga komponen
7
Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum pokok untuk menjadi pilar pencegahan
dan Kebijakan Hukum Pidana dalam
Penanggulangan Kejahatan, (Jakarta. Kencana
8
Prenadamedia Group, 2007) hlm. 195. Ibid., hlm. 52.
Vol 1. No. 2 Desember 2017 171
masyarakat pada umunmnya dan anak pada berpengaruh terhadap kepercayaan dan
khususnya untuk dapat membedakan mana perilaku social masyarakat.
perilaku yang melanggar hukum dan mana
KESIMPULAN
yang tidak.Selanjutnya penyuluhan tentang
Berdasarkan pada uraian dalam hasil
nilai-nilai atau norma-norma social sehingga
penelitian dan pembahasan di atas maka
masyarakat mengetahui perbuatan mana saja
dapat dirumuskan suatu kesimpulan bahwa
yang termasuk perbuatan yang berbahaya
upaya penanggulangan penyalahgunaan
bagi keamanan masyarakat terutama bagi
narkotika oleh anak sudah berjalan, namun
anak. Pentingnya ilmu pengetahuan bagi
belum efektif, hal tersebut diketahui dari
anak sebagai pelaku dan/atau korban
jumlah anak yang melakukan
penyalahgunaan narkotika atau calon
penyalahgunaan narkotika masih terus
penyalahguna narkotika mengingat dalam
meningkat baik secara kualitas maupun
persfektif kriminologi bahaya laten bagi
kuantitas dari tahun ke tahun. Selain itu,
setiap orang adalah kurangnya pengetahuan
harmonisasi aparat penegak hukum dan
tentang kejahatan.
peran serta masyarakat masih belum
Menjalin komunikasi social yang baik optimal, sehingga hasil yang diharakan
antara aparat penegak hukum dan belum bisa terwujud, bahkan ada anak yang
masyarakat akan meningkatkan hubungan bukan saja sebagai korban tapi juga sebagai
kerja untuk kepentingan pencegahan dan pecandu dan pengedar narkotika. Dan
pemberantasan narkotika. hal terpenting Faktor-faktor yang mempengaruhi
adalah masyarakat harus mengubah efektivitas upaya penanggulangan narkotika
pemahaman mereka terhadap issu bahaya oleh anak adalah faktor cara pandang aparat
penyalahgunaan narkotika oleh anak dan penegak hukum dalam upaya
mengubah cara pandang mereka terhadap penanggulangan penyalahguna narkotika
kinerja aparat penegak hukum. Dalam oleh anak masih berorientasi pada upaya
menjalangkan fungsi dan wewenangnya penal. Pemahaman dan pandangan (budaya)
aparat penegak hukum harus dapat masyarakat tentang bahaya laten
merealisasikan nilai dasar hukum (keadilan, penyalahgunaan narkotika oleh anak masih
kemanfaatan dan kepastian hukum) semakin minim dan masyarakat masih beranggapan
optimal kinerja aparat penegak akan bahwa upaya penanggulangan narkotika
adalah kewajiban aparat penegak hukum hal
Vol 1. No. 2 Desember 2017 173