Jurnal Sarju (NPM-148010045)

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

ANALISIS PENGARUH PEMBINAAN PEGAWAI TERHADAP KINERJA PEGAWAI

PADA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH


KOTA BANJAR

Oleh:
S A R J U *)

Abstract

This research based on main problem, that is the low of Employee Performace. This
conditions predicted because of has not implemented of Coaching Staff levels at Regional
Personnel, Education and Training Bodies in Banjar. Approach in this research about Coaching
Staff and Employee Performace from Public Policy and Public Administration as master theory
to develop science area of public administration. Research method is explanatory survey
descriptive. This method used to explain social phenomenon which in this case used to check
influence of Coaching Staff (as independent variable) used X symbol to employee performace
(as dependent variable) used Y symbol. This research use quantitative analysis usage Path
Analysis Method meant to know value of influence Coaching Staff variable to Employee
Performace at Regional Personnel, Education and Training Bodies in Banjar either through
simultan and also by parsial. Hereinafter this inferential research that Coaching Staff influential
in positive and significance to Employee Performace at Regional Personnel, Education and
Training Bodies in Banjar. That accross the board Coaching Staff has been executed and
implemented as according to Employee Performace dimensions.

Keywords: public administration, coaching staff, employee performance.

A. Latar Belakang Penelitian berikut: “Pengembangan sumber daya


Merebaknya isu-isu “good manusia bertujuan untuk menciptakan
governance” sebagai tantangan kepada organisasi belajar (learning organization)
pemerintah untuk memperkuat “infra struktur” serta mengembngkan lingkungan. Learning
dan “supra struktur” yang akomodatif organization di sini dimaksudkan bahwa suatu
terhadap nilai-nilai good governance. Strategi organisasi yang anggota-anggotanya mampu
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) mengembangkan kapasitasnya secara
merupakan infra struktur utama yang dapat berkelanjutan dalam mewujudkan hasil yang
mendukung kepemerintahan yang “good maksimal”.
governance”. Sedangkan struktur organisasi Berdasarkan pendapat di atas dapat
sebagai kerangka keras yang menjadi fokus dinyatakan bahwa organisasi harus mampu
bagi berkembangnya kepemerintahan yang dengan cepat dapat menyesuaikan diri dan
“good governance”. peka terhadap lingkungan eksternalnya serta
Bertolak dari nilai strategis, baik dalam memiliki integrasi yang kuat internalnya.
konteks struktur maupun strategi Kondisi perubahan lingkungan yang dinamis
pengembangan sumber daya manusia, mendorong organisasi mengembangkan
keduanya perlu diperbaiki. Hal ini kemampuan pembelajaran organisasional
dimaksudkan untuk memperoleh manfaat untuk senantiasa menyesuaikan diri pada
pengembangan sumber daya manusia yang berbagai perubahan lingkungan. Konsekuensi
nyata, maka diperlukan adanya struktur yang organisasi untuk menghadapi praktek
memungkinkan terjadinya “learning process”. pemberdayaan pegawai dilakukan dengan cara
Berkaitan dengan hal tersebut, Kadarisman pembinaan pegawai melalui berbagai aktivitas
(2014: 62) menyatakan mengenai tujuan pendidikan, pelatihan dan penciptaan
pengembangan sumber daya manusia sebagai lingkungan pembelajaran.

1
2

Pembinaan Pegawai dimaksud proses melaksanakan tugas dan fungsinya, Badan


pemberian motivasi kepada bawahan agar Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
dapat bekerja maksimal bagi tercapainya Daerah Kota Banjar mengalami berbagai
tujuan orgnisasi secara efisien dan efektif. hambatan, terutama yang berkaitan dengan
Menurut Munir (1994:152) menjelaskan rendahnya kinerja pegawai, sehingga tidak
“Pembinaan Pegawai adalah usaha yang perlu sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan Badan
dilakukan oleh pimpinan dalam meningkatkan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
prestasi kerja agar dapat melaksanakan tugas Daerah Kota Banjar.
secara efektif dan efisien”. Keberhasilan Penelitian awal yang dilakukan
penciptaan Pembinaan Pegawai ditentukan peneliti, terkait dengan tugas-tugas pada
oleh kemampuan pimpinan dalam Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
menyemangati bawahan untuk bekerja sesuai Pelatihan Daerah Kota Banjar ditemukan
dengan potensi dan mengerahkan semua daya masalah yang berhubungan dengan Kinerja
yang dimiliki oleh pegawai, sehingga dapat Pegawai belum tercapai. Hal ini tampak dari
meningkatkan kinerja pegawai secara adanya beberapa indikator masalah sebagai
keseluruhan. berikut:
Kinerja pegawai dimaksud merupakan 1. Kualitas kerja pegawai rendah.
penyelesaian pekerjaan yang berkualitas, tepat Contohnya: pada Sub Bagian Keuangan
waktu yang disertai dengan kualitas dan dan Program dalam penyusunan rencana
kuantitas serta mutu yang dihasilkan sesuai anggaran Badan sering mengalami
dengan target yang telah ditentukan. Menurut kesalahan dan perlu dilakukan perbaikan
Sentono dalam Dharma (1985: 2) bahwa berulang-ulang, di mana yang seharusnya
“Kinerja/performance adalah hasil kerja yang penyusunan rencana anggaran tersebut
dapat dicapai oleh seorang atau sekelompok selesai tanpa perlu ada perbaikan, ternyata
orang dalam suatu organisasi sesuai dengan memerlukan perbaikan 5 hingga 6 kali
wewenang dan tanggung jawab masing- yang disebabkan karena kualitas hasil
masing”. Pelaksanaan suatu pekerjaan dinilai laporan rencana anggaran tidak sesuai
memenuhi standar yang baku bila mengacu dengan aturan yang berlaku sehingga
pada hasil pekerjaan yang telah ditetapkan, waktu penyelesaian menjadi lebih lama.
sehingga mencapai hasil dan sasaran yang 2. Kerjasama antar pegawai masih rendah.
telah ditetapkan dan dicapai secara maksimal. Contohnya: pada Sub Bagian Umum dan
Pemahaman kinerja dapat dilakukan Kepegawaian dalam pengelolaan
oleh setiap pegawai dalam tugas kerjanya, perlengkapan dan administrasi perjalanan
artinya seorang pegawai dapat melaksanakan dinas terjadi kesalahpahaman sehingga
kerjanya sesuai dengan tuntutan yang telah memerlukan proses yang lama. Hal ini
ditargetkan institusi atau organisasi di tempat disebabkan karena kurangnya dukungan
bekerjanya dengan tujuan agar semua sasaran kerja antar pegawai yang mengakibatkan
kerja dapat dicapai. Bila tugas kerja dapat proses administrasi perjalanan dinas
dicapai dengan penuh, pegawai tersebut menjadi terhambat, di mana seharusnya
berarti telah memenuhi tugas dan kewajiban diselesaikan sebelum perjalanan dinas
kerjanya sesuai dengan harapan, artinya dilakukan, kenyataannya baru selesai
kinerja pegawai telah terpenuhi. setelah 1 bulan perjalanan dinas
Berdasarkan Peraturan Walikota dilaksanakan.
Banjar Nomor 26 Tahun 2012, tugas pokok
Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan B. Identifikasi Masalah
Pelatihan Daerah Kota Banjar yaitu Berdasarkan latar belakang penelitian di
memimpin Badan Kepegawaian, Pendidikan atas, maka peneliti mengemukakan pernyataan
dan Pelatihan Daerah dalam melaksanakan masalah (Problem Statement), yaitu Kinerja
urusan daerah di bidang kepegawaian, Pegawai rendah yang diduga disebabkan oleh
pendidikan dan pelatihan kepegawaian. Dalam belum dijalankannya Pembinaan Pegawai
3

secara penuh. Selanjutnya berdasarkan dengan tujuan organisasi. Sehubungan dengan


pernyataan masalah tersebut dirumuskan hal tersebut, pengertian Pembinaan Pegawai
identifikasi masalah sebagai berikut: dijelaskan oleh Munir (1994: 152) sebagai
1. Berapa besar pengaruh Pembinaan berikut: “Pembinaan Pegawai adalah usaha
Pegawai terhadap Kinerja Pegawai pada yang perlu dilakukan oleh pimpinan dalam
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan meningkatkan prestasi kerja agar dapat
Pelatihan Daerah Kota Banjar. melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.
2. Berapa besar pengaruh Pembinaan Agar Pembinaan Pegawai dalam mencapai
Pegawai yang ditentukan Tingkatan- hasil yang optimal maka dalam pelaksanaan
tingkatan Pembinaan Pegawai yang Pembinaan Pegawai harus benar-benar
meliputi: Tingkatan Setiap tenaga dilaksanakan sesuai dengan teknik-teknik
digunakan dan dimanfaatkan untuk Pembinaan Pegawai”.
kepentingan tugas, Tingkatan Penempatan Berdasarkan uraian di atas, berkaitan
orang-orang yang tepat, Tingkatan dengan tujuan umum dan khusus Pembinaan
Kemampuan dan kecakapan pegawai, Pegawai telah menunjukkan bahwa
Tingkatan Pegawai berhasrat untuk Pembinaan Pegawai merupakan variabel yang
mencapai prestasi kerja serta Tingkatan dianggap potensial untuk optimalisasi
Kesadaran nasional terhadap Kinerja pengembangan karir pegawai. Tingkatan
Pegawai pada Badan Kepegawaian, Pembinaan Pegawai dalam kaitan penelitian
Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota ini, peneliti merujuk pada pendapat dari
Banjar. Widjaya (1995: 23), yaitu sebagai berikut:
1. Setiap tenaga digunakan dan dimanfaatkan
C. Tujuan Penelitian untuk kepentingan tugas.
Tujuan dari penelitian ini dikemukakan 2. Penempatan orang-orang yang tepat pada
sebagai berikut: jabatan-jabatan didasarkan pada
1. Menganalisis besarnya pengaruh perencanaan kepegawaian yang efektif
Pembinaan Pegawai terhadap Kinerja kearah pengembangan karir perencanaan
Pegawai pada Badan Kepegawaian, pegawai.
Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota 3. Memperbesar kemampuan dan kecakapan
Banjar. pegawai melalui proses pendidikan dan
2. Mengembangkan konsep toeri pengaruh latihan yang sesuai dengan kebutuhan dan
Pembinaan Pegawai dan Kinerja Pegawai perkembangan organisasi.
pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan 4. Diusahakan agar setiap orang atau
Pelatihan Daerah Kota Banjar. pegawai berhasrat untuk mencapai prestasi
3. Menerapkan secara teoritis Pembinaan kerja yang sebesar-besarnya.
Pegawai dalam memecahkan masalah 5. Kesadaran nasional dipelihara dan
Kinerja Pegawai pada Badan ditingkatkan sebagai pegawai negeri Sipil.
Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Dalam konsep kepemimpinan
Daerah Kota Banjar. sesungguhnya tersirat adanya kemampuan
seorang pemimpin untuk memberikan
D. Kerangka Berpikir motivasi kepada para bawahan agar mereka
Pembinaan Pegawai sesungguhnya lebih proaktif melalui segala bentuk
merupakan salah satu inti dari manajemen, pendekatan yang harus dilakukan. Setelah
oleh karena itu secara empirik Pembinaan dikemukakan mengenai tingkatan-tingkatan
Pegawai memiliki posisi yang sangat strategis pembinaan pegawai sebagaimana
dalam menjalankan aktivitas suatu organisasi. dikemukakan di atas, selanjutnya
Dalam konteks tersebut, pemahaman dikemukakan pemahaman mengenai kinerja
mengenai tingkatan Pembinaan Pegawai pegawai, menurut Mahsun (2009: 25) sebagai
tampaknya menjadi keharusan agar berikut: “Kinerja pegawai merupakan
pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai gambaran mengenai tingkat pencapaian
4

pelaksanaan suatu kegiatan/program/ variabel Pembinaan Pegawai dan Kinerja


kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan Pegawai dapat dilihat pada gambar berikut ini:
misi dan visi organisasi yang tertuang dalam
strategi perencanaan suatu organisasi”.
Kinerja pegawai dapat diketahui bila
pegawai tersebut mempunyai kriteria
keberhasilan yang ditetapkan, antara lain
berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu
yang hendak dicapai. Kinerja merupakan
penampilan kerja atau hasil kerja dari seorang
atau sekelompok orang pegawai dalam
melaksanakan pekerjaannya atau unjuk kerja
secara optimal yang dapat dikatakan pula
bahwa kinerja adalah hasil dari suatu proses
pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan yang
diharapkan. Lebih lanjut Mangkunegara
(2004: 75) menyatakan 4 (empat) faktor
Kinerja Pegawai yang menjadi standar
penilaian hasil kerja sebagai berikut:
1. Kualitas Kerja yang meliputi ketepatan,
ketelitian, keterampilan dan kebersihan.
2. Kuantitas Kerja meliputi output rutin dan
non rutin atau ekstra.
3. Keandalan atau dapat tidaknya
diandalkan, yakni dapat tidaknya
mengikuti instruksi, kemampuan,
inisiatif, kehati-hatian serta kerajinan.
4. Sikap, yang meliputi sikap pegawai lain,
pekerjaan serta kerjasama terhadap
perusahaan. Gambar 2
Berdasarkan pendapat di atas, dapat Paradigma Berpikir tentang Pembinaan
dinyatakan bahwa faktor-faktor kinerja Pegawai dan Kinerja Pegawai
pegawai itu berkaitan dengan kualitas,
kuantitas, keandalan dan sikap pegawai dalam E. Hipotesis
melaksanakan tugas-tugas keorganisasian. Berdasarkan identifikasi masalah dan
Keempat faktor kinerja tersebut dapat kerangka berpikir di atas, penulis mengajukan
dikatakan bertujuan untuk mengukur kinerja hipotesis sebagai berikut:
pada level individu. Setelah dijelaskan 1. Pembinaan Pegawai berpengaruh
kerangka berpikir variabel Pembinaan signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada
Pegawai dan Kinerja Pegawai menurut ahli, Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
selanjutnya dikemukakan keterkaitan antara Pelatihan Daerah Kota Banjar.
kedua variabel tersebut. Menurut 2. Pembinaan Pegawai yang ditentukan oleh:
Mangkunegara (2004: 79) mengemukakan Tingkatan Setiap tenaga digunakan dan
bahwa “Pembinaan Pegawai merupakan dimanfaatkan untuk kepentingan tugas,
kegiatan yang terstruktur dan terjadual bagi Tingkatan Penempatan orang-orang yang
peningkatan kinerja pegawai”. Dari pendapat tepat, Tingkatan Kemampuan dan
tersebut dapat dinyatakan bahwa peningkatan kecakapan pegawai, Tingkatan Pegawai
kinerja pegawai dapat dicapai salah satunya berhasrat untuk mencapai prestasi kerja
dengan pelaksnaan pembinaan pegawai yang serta Tingkatan Kesadaran nasional
tepat. Untuk melihat hubungan keterkaitan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
5

Pegawai pada Badan Kepegawaian, totalnya menunjukkan koefisien yang


Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota signifikan dan mempunyai nilai reliabilitas
Banjar. yang reliabel.
Penetapan Pengaruh Langsung Variabel
F. Metode Penelitian X terhadap Y dan Pengaruh Tidak Langsung
Metode penelitian yang digunakan dalam Variabel X1 sampai X5 terhadap Y
penelitian ini adalah explanatory survey. berdasarkan analisis jalur (Path Analysis)
Populasi dalam penelitian ini Badan serta keterkaitannya dengan hipotesis
Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan penelitian yang dibangun sebelumnya,
Daerah Kota Banjar dengan jumlah responden dirangkum pada gambar berikut ini:
30 orang.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam melaksanakan penelitian ini
yaitu: (1) studi kepustakaan, yaitu studi
dengan mempelajari buku-buku atau bahan-
bahan tertulis lainnya yang ada hubungannya
dengan penelitian yang dilakukan; (2)
Observasi, yaitu teknik pengumpulan data
yang dilakukan melalui pengamatan lapangan Gambar 2
terhadap obyek penelitian secara non Pengaruh Langsung Variabel X terhadap Y
partisipan; (3) Wawancara, yaitu teknik
Gambar di atas memperlihatkan bahwa
pengumpulan data dengan mengadakan tanya-
Pengaruh Langsung Variabel X terhadap Y
jawab dengan Badan Kepegawaian,
sebesar 56,05%, sementara Pengaruh
Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota Banjar;
(4) Angket, yaitu teknik pengumpulan data Langsung Variabel Lain () terhadap Y
sebesar 43,95%. Statistik uji yang digunakan
yang dilakukan dengan cara menyebarkan
adalah Statistik F-Snedechor. Hasilnya nilai F
daftar pernyataan secara tertulis kepada
responden yang menjadi sampel, dalam hal ini hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka
hipotesis nol ditolak (signifikan), yang berarti
pegawai Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
bahwa sedikitnya ada satu koefisien jalur yang
Pelatihan Daerah Kota Banjar.
Sebelum angket digunakan dalam berpengaruh secara signifikan. Adapaun
pengaruh langsung dan tidak langsung
pengumpulan data, maka terlebih dahulu diuji
validitas dan reliabilitas-nya terhadap alat variabel X1 sampai X5 terhadap Y ditunjukkan
ukur (angket) penelitian yang akan pada gamabar sebagai berikut:
dipergunakan. Uji validitas dilakukan dengan
cara mengkorelasikan skor untuk setiap item
dengan skor total melalui rumus korelasi
Person, sedangkan uji reliabilitas
menggunakan rumusan koefisien alfa
cronbach. Teknik analisis data yang
digunakan untuk menguji model dan hipotesis
yang digunakan adalah analisis jalur (Path
Analysis).

G. Hasil Penelitian
Hasil uji validitas dan reliabilitas
menunjukkan setiap angket telah Gambar 3
menunjukkan validitas dan reliabilitas yang Pengaruh Tidak Langsung Variabel X1
baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai r atau sampai dengan X5 terhadap Y
nilai korelasi antara skors item dengan
6

Kesimpulan Pengaruh Langsung dan Pembinaan Pegawai secara konsisten dan


Tidak Langsung Variabel X1 sampai dengan terprogram sedemikian rupa, sehingga Kinerja
X5 sebagai Tingkatan-tingkatan Pembinaan Pegawai dapat diketahui dari evaluasi yang
Pegawai terhadap variabel Y Kinerja Pegawai dilakukan secara terprogram. Melihat
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: kenyataan di lapangan pelaksanaan
Tabel 1 Pembinaan Pegawai ini telah dilakukan
Kesimpulan Analisis Statistik dengan penuh kesungguhan dengan tujuan
Variabel Pembinaan Pegawai terhadap untuk meningkatkan Kinerja Pegawai secara
Kinerja Pegawai menyeluruh. Atas dasar itu, dapat dinyatakan
Xi t hitung t tabel Kesimpulan Ket. bahwa variabel Pembinaan Pegawai cukup
X1 3,264 1,671 HO Ditolak Signifikan potensial dalam meningkatkan Kinerja
Tidak Pegawai pada Badan Kepegawaian,
X2 0,100 1,671 HO Diterima Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota Banjar.
Signifikan
Makna dari besaran nilai di atas, dapat
X3 3,144 1,671 HO Ditolak Signifikan diasumsikan bahwa semakin efektif
X4 3,766 1,671 HO Ditolak Signifikan pelaksanaan pembinaan Pembinaan Pegawai,
Tidak semakin besar Kinerja Pegawai untuk
X5 -1,476 1,671 HO Diterima memberi kontribusi terhadap keberhasilan
Signifikan
Sumber: Hasil Analisis Penelitian 2016. organisasi secara keseluruhan. Keberhasilan
ini akan memberi pengaruh terhadap
organisasi secara keseluruhan untuk dapat
H. Pembahasan
Setelah diketahui hasil penelitian melalui berkembang dan dapat menjalankan
analisis jalur (Path Analysis), maka pelayanan terhadap masyarakat secara
selanjutnya dilakukan analisis tahapan optimal. Dengan demikian, analisis pengaruh
pembahasan. Pembahasan pengaruh secara simultan menunjukkan hasil yang valid
Pembinaan Pegawai terhadap Kinerja Pegawai dan potensial bahwa Pembinaan Pegawai
dimaksud untuk mengungkapkan dan memiliki peran untuk meningkatkan Kinerja
menjelaskan hasil penelitian serta Pegawai pada Badan Kepegawaian,
menganalisis hasil penelitian dengan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota Banjar.
menggunakan pendekatan kuantitatif dan Keberhasilan pembinaan pegawai ini
kualitatif, juga membahas hasil pengujian telah sesuai dengan visi dan misi serta sasaran
hipotesis dengan mengungkapkan temuan- kerja yang dicapai oleh Badan Kepegawaian,
temuan yang akan dibahas, baik pembahasan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota Banjar.
secara langsung (simultan) maupun tidak Visi Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
langsung (parsial) Pelatihan Daerah Kota Banjar yaitu:
Terwujudnya Aparatur Pemerintah Kota
1. Pembahasan Pengaruh Simultan
Banjar yang Baik, Berkualitas dan Profesional
Pembinaan Pegawai Terhadap Kinerja
Tahun 2018. Sedangkan misinya: (1)
Pegawai Pada Badan Kepegawaian,
Mengembangkan dan meningkatkan kualitas
Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota
pelayanan dan pengelolaan administrasi
Banjar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepegawaian berbasis teknologi informasi, (2)
besarnya pengaruh Pembinaan Pegawai Mengembangkan dan meningkatkan
menunjukkan besaran nilai signifikan Kinerja pembinaan disiplin dan kesejahteraan
Pegawai secara optimal, yaitu 56,05%, artinya pegawai. (3) Meningkatkan kompetensi dan
pengaruh Pembinaan Pegawai terhadap profesionalisme pegawai melalui pendidikan
Kinerja Pegawai menunjukkan pengaruh dan pelatihan.
positif. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Sasaran yang dicapainya, antara lain:
Pembinaan Pegawai yang dilakukan oleh (1) Meningkatnya pengelolaan administrasi
pimpinan terhadap bawahan telah dijalankan kepegawaian, dengan 3 indikator pengukuran
secara penuh. Pimpinan telah melakukan antara lain: tertib administrasi kepegawaian,
7

cakupan penggunaan sistem informasi 3. Pembahasan Pengaruh Parsial


kepegawaian serta sarana dan prasarana kerja Pembinaan Pegawai Terhadap Kinerja
yang memadai. (2) Meningkatnya disiplin Pegawai Pada Badan Kepegawaian,
pegawai, dengan 3 indikator pengukuran Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota
antara lain: menurunnya presentase aparatur Banjar
terkena sanksi PP 53 tahun 2010, Pengaruh Pembinaan Pegawai melalui
meningkatnya wawasan dan pemahaman Tingkatan Setiap tenaga digunakan dan
aparatur terhadap peraturan dan perundang- dimanfaatkan untuk kepentingan tugas
undangan kepegawaian serta peningkatan terhadap Kinerja Pegawai menunjukkan
kesejahteraan aparatur. (3) Meningkatnya pengaruh yang signifikan berdasarkan
kompetensi dan profesionalisme aparatur hitungan statistik dengan besaran angka
pemerintah, dengan 2 indikator pengukuran 21,80%. Hal ini menunjukkan bahwa
antara lain: meningkatnya presentase pejabat Tingkatan Setiap tenaga digunakan dan
eselon II, III dan IV yang telah mengikuti dimanfaatkan untuk kepentingan tugas telah
Diklatpim serta meningkatnya persentase dijalankan secara optimal oleh Pimpinan
aparatur yang mengikuti diklat Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
teknis/substantif. Pelatihan Daerah Kota Banjar. Tingginya
Berdasarkan uraian di atas, makna pengaruh Tingkatan Setiap tenaga digunakan
dari pelaksanaan pembinaan pegawai tersebut dan dimanfaatkan untuk kepentingan tugas
menunjukkan bahwa pembinaan pegawai terhadap Kinerja Pegawai, karena pegawai
memiliki peran penting bagi peningkatan mampu bekerja secara optimal, menunjukkan
Kinerja Pegawai. Keberhasilan ini memberi pemanfaatan kemampuan, dan mampu bekerja
pengaruh bagi keberhasilan organisasi secara berorientasi pada tugas.
keseluruhan untuk memberikan pelayanan Pengaruh Pembinaan Pegawai melalui
kepada masyarakat secara penuh. Dengan Tingkatan Penempatan orang-orang yang
demikian, pengaruh secara simultan tepat terhadap Kinerja Pegawai menunjukkan
menunjukkan hasil yang valid dan potensial pengaruh yang tidak signifikan berdasarkan
untuk meningkatkan Kinerja Pegawai pada hitungan statistik dengan besaran angka
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan 0,23%. Hal ini menunjukkan bahwa Tingkatan
Pelatihan Daerah Kota Banjar. Penempatan orang-orang yang tepat belum
2. Pengaruh Variabel Lain di luar memberi makna pada Kinerja Pegawai di
Variabel yang Dikaji Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Selain variabel yang dikaji di muka, Pelatihan Daerah Kota Banjar. Rendahnya
banyak variabel lain yang berpengaruh pengaruh Tingkatan Penempatan orang-orang
terhadap Kinerja Pegawai untuk dikaji dan yang tepat terhadap Kinerja Pegawai, karena
dibahas lebih lanjut di kemudian hari untuk pegawai belum sepenuhnya bekerja dengan
memperkuat dan memperkokoh teori-teori memanfaatkan keahliannya dalam bekerja,
yang telah dibahas dan dikembangkan dalam memanfaatkan pengalaman dalam bekerja,
penelitian ini, pengaruh lain tersebut sebesar serta belum mampu menunjukkan kompetensi
43,95%. sesuai dengan tingkatan pendidikannya.
Variabel lain yang berpengaruh ini Pengaruh Pembinaan Pegawai melalui
mengingatkan bahwa variabel luar sama Tingkatan Kemampuan dan kecakapan
pentingnya dengan variabel yang telah pegawai terhadap Kinerja Pegawai
dibahas dalam penelitian ini. Untuk itu menunjukkan pengaruh yang signifikan
variabel luar ini dapat dijadikan studi lanjutan berdasarkan hitungan statistik dengan besaran
dalam penelitian mendatang agar dapat angka 19,78%. Hal ini menunjukkan bahwa
menemukan hasil penelitian lebih luas dilihat Tingkatan Kemampuan dan kecakapan
dari berbagai variabel yang multivarian. pegawai telah memberi makna pada Badan
Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Daerah Kota Banjar. Tingginnya pengaruh
8

Tingkatan Kemampuan dan kecakapan Pembinaan Pegawai ini merupakan


pegawai terhadap Kinerja Pegawai, karena variabel yang sangat penting untuk
pegawai telah menunjukkan keterampilan meningkatkan kinerja pegawai dalam
dalam bekerjanya yang disertai dengan memecahkan berbagai masalah yang
ketepatan penyelesaian tugas sehingga hal ini dihadapai pada Badan Kepegawaian,
cukup memberi gambaran tentang penguasaan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota
pekerjaan yang dimiliki pegawai. Banjar. Namun masih ada variabel lain
Pengaruh Pembinaan Pegawai melalui yang berpengaruh terhadap kinerja
Tingkatan Pegawai berhasrat untuk mencapai pegawai yang perlu dilakukan penelitian
prestasi kerja terhadap Kinerja Pegawai lebih lanjut.
menunjukkan pengaruh yang signifikan 2. Secara parsial Tingkatan-tingkatan
berdasarkan hitungan statistik dengan besaran Pembinaan Pegawai yang terdiri dari
angka 17,20%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkatan Setiap tenaga digunakan dan
Tingkatan Pegawai berhasrat untuk mencapai dimanfaatkan untuk kepentingan tugas,
prestasi kerja telah memberi makna pada tingkatan Penempatan orang-orang yang
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan tepat, tingkatan Kemampuan dan
Pelatihan Daerah Kota Banjar. Tingginya kecakapan pegawai, tingkatan Pegawai
pengaruh Tingkatan Pegawai berhasrat untuk berhasrat untuk mencapai prestasi kerja
mencapai prestasi kerja terhadap Kinerja serta tingkatan Kesadaran nasional
Pegawai, karena pegawai telah memiliki berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai
kemauan bekerja yang dibarengi keuletan pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
dalam bekerja, sehingga menghasilkan Pelatihan Daerah Kota Banjar. Namun
ketepatan hasil kerja pegawai yang tinggi. hasil penelitian menunjukkan adanya
Pengaruh Pembinaan Pegawai melalui variasi nilai yang tidak sama diantara
Tingkatan Kesadaran nasional terhadap tingkatan-tingkatan tersebut. Hasil
Kinerja Pegawai menunjukkan pengaruh yang penelitian menunjukkan bahwa ada dua
tidak signifikan berdasarkan hitungan statistik tingkatan Pembinaan Pegawai yang
dengan besaran angka -2,96%. Hal ini menunjukkan pengaruh tidak positif
menunjukkan bahwa Tingkatan Kesadaran terhadap Kinerja Pegawai yaitu: tingkatan
nasional belum dijalankan secara optimal oleh Penempatan orang-orang yang tepat dan
Pimpinan Badan Kepegawaian, Pendidikan tingkatan Kesadaran nasional. Tingkatan
dan Pelatihan Daerah Kota Banjar. Rendahnya ini belum memberikan makna positif bagi
pengaruh Tingkatan Kesadaran nasional peningkatan Kinerja Pegawai, mengingat
terhadap Kinerja Pegawai, karena pegawai terbatasnya kemampuan pimpinan dalam
masih belum memiliki disiplin kerja, melaksanakan tingkatan tersebut, karena
tanggungjawab, dan loyalitas yang tinggi. hal tersebut merupakan kewajian pegawai.
Sedangkan tiga tingkatan lainnya yaitu:
I. Kesimpulan tingkatan Setiap tenaga digunakan dan
Berdasarkan hasil penelian tentang dimanfaatkan untuk kepentingan tugas,
pengaruh Pembinaan Pegawai terhadap tingkatan Kemampuan dan kecakapan
Kinerja Pegawai pada Badan Kepegawaian, pegawai serta tingkatan Pegawai berhasrat
Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota Banjar, untuk mencapai prestasi kerja telah
selanjutnya dapat disimpulkan hasil-hasil menunjukkan pengaruh positif, karena
analisis dan pembahasan penelitian tersebut Kepala Badan telah melaksanakan tugas
sebagai berikut: dengan tepat sesuai dengan ketentuan yang
1. Secara simultan variabel Pembinaan telah ditetapkan Walikota Banjar.
Pegawai telah berpengaruh positif
terhadap Kinerja Pegawai pada Badan
Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Daerah Kota Banjar, dalam hal ini variabel
9

J. Saran-saran yang berkaitan dengan teknis dan metode


Berdasarkan temuan penelitian, pembinaan pegawai pada Badan
disampaikan saran-saran peneliti sebagai Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
kontribusi hasil penelitinan untuk Daerah Kota Banjar.
meningkatkan Kinerja Pegawai pada Badan
Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Daerah Kota Banjar. Saran-saran tersebut DAFTAR PUSTAKA
dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Saran Akademik: Atmosudirdjo, Prajudi. 1982. Administrasi
Sebaiknya dilakukan penelitian lebih dan Manajemen. Jakarta: Ghalia
lanjut bagi pengembangan ilmu Indonesia.
administrasi publik yang berkaitan dengan Kadarisman, M. 2014. Manajemen
Pembinaan Pegawai dan Kinerja Pegawai, Pengembangan Sumber Daya
terutama yang terkait dengan variabel- Manusia. Jakarta: PT. Raja Grafindo
variabel di luar variabel Pembinaan Persada.
Pegawai. Penelitian lanjutan diharapkan Dharma, Agus. 1985. Manajemen Prestasi
dapat mendukung hasil-hasil penelitian ini Kerja. Jakarta: Rajawali.
untuk memberikan manfaat bagi Henry, Nicholas. 1993. Administrasi Negara
pengembangan ilmu administrasi publik di dan Masalah-masalah Kenegaraan.
masa mendatang. Terjemahan: Luciana D. Lontoh. Jakarta:
2. Saran Praktis: Rajawali.
1) Mengoptimalkan kinerja pegawai melalui Mahsun, Mohammad. 2009. Pengukuran
pembinaan pegawai khususnya ditinjau Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta:
dari tingkatan-tingkatan yang belum BPFE-Yogyakarta.
memberikan pengaruh yang positif, yaitu Mangkunegara, Anwar. 2004. Manajemen
tingkatan Penempatan orang-orang yang Sumber Daya Perusahaan. Bandung:
tepat serta tingkatan Kesadaran nasional. Remaja Rosda Karya.
2) Perlu dilakukan usaha-usaha pemecahan Munir, A.S. 1994. Pendekatan Manusiawi
masalah untuk meningkatkan tingkatan dan Organiasi terhadap Pembinaan
Penempatan orang-orang yang tepat dan Pegawai. Jakarta: PT. Toko Gunung
tingkatan Kesadaran nasional, karena Agung.
tingkatan ini belum dapat dijalankan Sugiono. 1992. Metoda Penelitian
dengan sepenuhnya oleh pimpinan, Administrasi. Bandung: Alfabeta.
mengingat hal tersebut menjadi kewajiban Widjaya, Adam. 1995. Perilaku Organisasi.
pegawai, sehingga tingkatan ini perlu Bandung: Sinar Harapan.
mendapat perhatian Kepala Badan Badan
Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Daerah Kota Banjar. Dokumen-dokumen
3. Saran Kebijakan:
1) Sebaiknya dilakukan pembinaan pegawai Peraturan Walikota Banjar Nomor 26 Tahun
dengan berorientasi pada petunjuk teknis 2012 tentang Tugas Pokok Fungsi dan
dan pedoman kerja guna mendukung Tata Kerja Unsur Organisasi Badan
perbaikan kinerja pegawai secara Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan
menyeluruh dan melaksanakan aturan- Daerah Kota Banjar.
aturan yang telah ditetapkan Walikota
Banjar.
2) Guna pencapaian hasil kerja yang
maksimal, sebaiknya Badan Kepegawaian, *) Mahasiswa Program Magister Ilmu
Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota Administrasi Program Pascasarjana
Banjar memiliki pedoman kerja tersendiri Universitas Pasundan Bandung.

You might also like