Professional Documents
Culture Documents
Uji Kualitas Air Sungai Jangkok Berdasarkan Larva Ept Melalui Pendekatan Biotilik
Uji Kualitas Air Sungai Jangkok Berdasarkan Larva Ept Melalui Pendekatan Biotilik
ABSTRAK
ABSTRACT
Latar Belakang
Sungai Jangkok adalah sungai dengan panjang 47 km di pulau Lombok.
Sungai Jangkok muncul di sisi selatan dari gunung Rinjani di sekitar 1600 m di atas
permukaan laut, dan memiliki daerah tangkapan dari 170 km². Pada hulu Jangkok ke
padat membentang hutan. Dari sini Jangkok mengalir melewati Pura Lingsar, di
mana perairan Jangkok digunakan untuk mengairi banyak sawah. Kemudian sungai
menuju ke barat, mengalir melalui Kota Mataram, dan berakhir di wilayah Ampenan.
Aliran sungai yang melintasi wilayah pemukiman dimanfaatkan oleh warga untuk
melakukan aktivitas domestic seperti mandi, mencuci, dan kakus. selain itu terdapat
pula pabrik serta lahan pertanian dan penggundulan vegetasi di sekitar sungai.
Sharifinia et al., (2012) menyatakan bahwa peningkatan aktivitas manusia di sekitar
sungai dapat mengakibatkan penurunan kualitas air sungai.
Habeeba et al., (2012) menyatakan bahwa kualitas perairan sungai dapat
dipelajari secara biologis, yaitu dengan menggunakan makrozoobenthos khususnya
kehadiran dan kemelimpahan Ephemeroptera, Plecoptera dan Trichoptera (EPT).
Kelompok serangga ini sering digunakan karena sifat hidupnya yang relatif menetap,
tidak berpindah-pindah dalam jangka waktu yang panjang dan terdapat diseluruh
bagian sungai mulai dari hulu hingga ke hilir serta tidak mampu menghindari kontak
langsung dengan limbah atau bahan pencemar yang masuk ke dalam sungai (Edward
& Donald, 1998; Trisna et al., 2001; Bio et al., 2011). Penggunaan larva EPT juga
lebih mudah, murah dan tidak membutuhkan waktu yang lama dibandingkan dengan
penilaian kualitas air secara fisika dan kimia (Bode et al., 2002; Hazelton, 2003).
Metode yang dapat digunakan untuk menilai kualitas perairan sungai yaitu
dengan Indeks BIOTILIK. Indeks Biotilik merupakan metode yang sedang
dikembangkan untuk menilai kualitas perairan berdasarkan famili makrozoobentos.
Metode BIOTILIK ini merupakan metode yang belum banyak digunakan karena
belum adanya perbandingan metode ini dengan metode lainnya. Penelitian ini
betujuan untuk menganalisis kualitas sungai Jangkok melalui pendekatan BIOTILIK.
METODE PENELITIAN
Pengkoleksian Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan jala surber. Larva EPT
dikoleksi pada bagian tepi sungai sepanjang 10 meter pada tiap-tiap lokasi sampling
dan diulang sebanyak tiga kali pengambilan. Pengkoleksian dilakukan pada substrat,
tumbuhan air dan batuan atau kerikil. Sampel yang terkumpul di dalam surber,
kemudian di tuangkan ke dalam nampan. Selanjutnya, sampah dedaunan atau batu-
batu yang masuk ke dalam jala surber dibersihkan. Sampel selanjutnya dimasukkan
ke dalam plastik dan disortir. Sampel yang sudah disortir selanjutnya dimasukkan
dalam botol sampel dan diberi alkohol 70% dan dilabel. Sampel diidentifikasi di
Laboratorium Biologi FMIPA UNRAM.
Identifikasi Sampel
Larva EPT yang telah didapat kemudian diidentifikasi di laboratorium
dengan menggunakan bantuan mikroskop serta buku Panduan Penilaian Kesehatan
Sungai Melalui Pemeriksaan Habitat Sungai dan BIOTILIK
Analisis Data
Data yang didapatkan dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabel. Analisis
data dilakukan dengan menghitung Indeks BIOTILIK.
Penilaian kualitas air melalui indeks BIOTILIK dilakukan dengan cara
menghitung jumlah famili, jumlah family EPT, % kelimpahan EPT dan indeks
BIOTILIK (Rini, 2011). Perhitungan indeks BIOTILIK berdasarkan daya tahannya
terhadap pencemar yang disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Perhitungan indeks BIOTILIK
Jumlah jenis x
Jenis Biotilik Jumlah Jenis Skor
skor
Jenis Biotilik dari Grup A na 4 na x 4
Jenis Biotilik dari Grup B nb 3 nb x 3
Jenis Biotilik dari Grup C nc 2 nc x 2
Jenis Biotilik dari Grup D nd 1 nd x 1
Total X Total Y
Indeks BIOTILIK =
∑Y
∑X
Perhitungan indeks BIOTILIK Penilaian kualitas air sungai dengan
biotilik dengan cara menghitung jumlah famili, jumlah family EPT, %
kelimpahan EPT dan indeks BIOTILIK, kemudian menginterpretasikan
kriteria kualitas air seperti yang disajikan pada Tabel 2 dan tabel 3.
Tabel 2.
Skor Biotilik Kategori Kualitas Air
3,3 – 4,0 Tidak Tercemar
2,6 – 3,2 Pencemaran Ringan
1,8 – 2,5 Pencemaran Sedang
1,0 – 1,7 Pencemaran Berat
Tabel 3.
Skor
Kategori (skor)
Parameter penilaian
A (4) B (3) C (2) D (1)
Keragaman Jenis Famili >13 10-13 7-9 <7
Keragaman Jenis Famili EPT >7 3-7 1-2 0
% Kelimpahan EPT >41% 16-40% 1-15% 0%
Indeks BIOTILIK 1,0-1,7 1,8-2,5 2,6-3,2 3,3-4,0
Total skor
Skor rata-rata
Sumber : Mongabay(2013)
Indeks BIOTILIK =
∑Y
∑X
357
=
138
= 2,6
Berdasarkan penilaian kualitas air dengan biotilik maka diketahui bahwa nilai
rata – rata kualitas air adalah 2. Nilai ini berada pada kisaran 1,8 – 2,5 yang berarti
kondisi perairan tersebut berada pada kondisi tercemar sedang.
Hal ini juga sesuai dengan temuan di lapangan bahwa jenis makrozoobentos
yang ditemukan tidak terlalu bervariasi, dimana bentos yang ditemui memiliki sifat
sensitive (sensitive) dan toleran (tolerant) terhadap pencemaran. Hanya 1 family jenis
EPT (Ephemeroptera, Plecoptera dan Trichoptera) yang dapat ditemukan. Menurut
Rini (2011), minimnya kehadiran family EPT ini juga mengindikasikan sungai
tersebut telah tercemar.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Bio, A., Natividade, V., Maria, J. C., dan Alexandre, V. 2011. Assessment of Habitat
and Water Quality of The Portuguese Febros River and One of its Tributaries.
Journal Limnetica, 30 : 103-116.
Bode, R. W., Margaret, A. N., Lawrence, E. A., Diana, L. H., dan Alexander J. S.
2002. Quality Assurance Work Plan for Biological Stream Monitoring In
New York State. NYS Departement of Environmental Conservation, New
York.
Edward, D. R., dan Donald, W. W. 1998. Summer Ephemeroptera, Plecoptera and
Trichoptera (EPT) Spesies Richness and Hilsenhoff Biotic Index at Eight
Stream Segments in The Lower Illinois River Basin. Center for Biodiversity,
Urbana.
Habeeba, K. A., Saltanat, P., dan Uzma, A. 2012. A Study on Seasonal Variations of
Benthic Community and Biodiversity Indices in Relation to Environmental
Variables in Disturbed Ponds. International Journal of Environmental
Sciences, 2 : 2120-2125.
Hazelton, P. 2003. Analysis of Ephemeroptera, Plecoptera, and Trichoptera (EPT)
Richness and Diversity of Guildford Creek, Guildford. SUNY Oneonta, New
York.
Mongabay. Untuk Pemantauan Kesehatan Daerah Aliran Sungai “Selamatkan
Sungai Kita Sekarang”.
http://www.mongabay.co.id/wpcontent/uploads/2013/05/PANDUAN-
BIOTILIK-PEMANTAUANKESEHATAN-SUNGAI-11.pdf, diakses tgl. 18
Mei 2016.
Rini D, S,. 2011. Panduan Penilaian Kesehatan Sungai Melalui Pemeriksaan
Habitat Sungai dan BIOTILIK. ECOTON, Gresik.
Sharifinia, M., Namin, J. I., dan Makrani, A.B. 2012. Benthic Macroinvertebrate
Distribution in Tajan River Using Canonical Correspondence Analysis.
Caspian Journal of Environmental Sciences, 10 : 181-194.
Trisna, H. S., Bambang, S., dan Marsoedi. 2001. Penetuan Status Kualitas Perairan
Sungai Brantas Hulu dengan Biomonitoring Makrozoobentos : Tinjauan dari
Pencemaran Bahan Organik. Jurnal BIOISAIN, 1 : 1-9.