Professional Documents
Culture Documents
Kedudukan Hukum Perusahaan Bentuk Usaha Tetap (Permanent Indonesia Putu Ratih Prabandari, Ni Ketut Supasti Dharmawan, Desak Putu Dewi Kasih
Kedudukan Hukum Perusahaan Bentuk Usaha Tetap (Permanent Indonesia Putu Ratih Prabandari, Ni Ketut Supasti Dharmawan, Desak Putu Dewi Kasih
3 2014
ABSTRACT
Companies with a permanent establishment is a form of a business carried on in
Indonesia, carried out either by an individual or entity whose establishment was not done in
Indonesia. The company with a permanent establishment differences with the concept of
establishment permitted by the Investment Act. Starting from the concept, which raised the question
of how the legal position of the company with a permanent establishment in the perspective of the
Investment Law.
The general objective of this study is an attempt to develop jurisprudence in relation to the
company's legal position with a permanent establishment under the Investment Law. This normative
research method, to examine the books and legal materials related to the issue under study.
Companies with a permanent establishment in Indonesia is foreign investment, it is
appropriate for the government is required to provide legal protection to the investors, including
protecting the rights and interests of investors in investing in Indonesia. In order for them to get
their rights in accordance with the laws mandated, so the investment law are expected to protect the
interests of the parties who invest either directly or indirectly involved in Indonesia. Guarantee
legal certainty to investors, so the investment is economically capable of generating profits for
investors.
1
Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Udayana, Denpasar, Bali. Alamat : Jalan Bukit Sari Utara No.
20 Denpasar, e-mail: ratih_praba25@yahoo.com
2
Dosen Pengajar Fakultas Hukum Universitas Udayana Denpasar, alamat di Batubulan Sukawati Gianyar, e-
mail : arasswk@yahoo.com
3
Dosen Pengajar Fakultas Hukum Universitas Udayana Denpasar, alamat di Denpasar, e-mail :
dewiksh@ymail.com
439
Vol.7 No.3 2014
4
Hendrik Budi Untung, 2010, Hukum
5
Investasi Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, Putu Sudarma Sumadi, 2008, Pengantar
h. 32. Hukum Investasi, Pustaka Sutra, Bandung, h. 9.
440
Vol.7 No.3 2014
441
Vol.7 No.3 2014
pengadilan serta dengan studi kepustakaan, orang atau badan usaha selain subyek dalam
yang diperoleh dari bahan-bahan yang terkait negeri yangberkaitan dengan negara tersebut.
dengan persoalan yang dibahas. Dalam Keterkaitan tersebutt sering kali terhambat
metode penelitian ini menggunakan bahan- oleh peraturan perpajakan masing-masing
bahan yakni mencakup; pertama, bahan negara, sehingga menyebabkan terjadinya
hukum primer yaitu bahan-bahan pustaka pengenaan pajak berganda terhadap orang
tentang pengetahuan bahan ilmiah yang pribadi maupun badan usaha yang sama.
mengandung unsur kebaruan mengenai Dalam penanaman modal, penanam modal
fakta-fakta yang mengangkut perusahaan dapat melakukan usahanya dengan bentuk
dengan bentuk usaha tetap. Bahan hukum pembiayaan (joint venture).
sekunder yakni buku serta bahan-bahan Dalam bentuk pembiayaan ini, pelaku
hukum terkait dengan masalah yang diteliti; usaha menjadi wajib pajak dalam negeri
serta bahan hukum tertier dengan kamus walaupun menggunakan perusahaan dengan
Bahasa Indonesia dan kamus hukum. penanaman modal asing serta berbadan
hukum sesuai ketentuan yang berlaku di
III PEMBAHASAN Indonesia. Selain itu perusahaan dengan
Keberadaan penanam modal asing di modal asing dapat melakukan usahanya
suatu negara saat ini masing menjadi salah menggunakan perusahaan dengan bentuk
satu alternatif penting dalam memperoleh usaha tetap yang dapam proses pendiriannya
dana guna melaksanakan pembangunan tidak berdasarkan ketentuan hukum di
ekonomi. Dalam meningkatkan pertumbuhan Indonesia, sehingga perusahaan dengan
ekonomi suatu negara, peraturan-peraturan bentuk usaha tetap adalah bukan wajib pajak
yang berkaitan dengan penanaman modal dalam negeri. Terkait dengan pengenaan
asing perlu diperhatikan. Selain diatur dalam pajak berganda tersebut, tidak jarang
Undang-undang Penanaman Modal, menyebabkan penanam modal mengurung-
peraturan yang tidak kalah pentingnya dalam kan niatnya untuk menanamkan modalnya di
mengatur pemasukan bagi suatu negara suatu negara. Selain masalah pengenaan
adalah peraturan pajak. Di kebanyakan apajk berganda, penyelundupan pajak juga
negara, sektor pajak merupakan penyumbang acap kali terjadi terjadi dengan
terbesar bagi penerimaan negara. Karena memamnfaatkan celah-celah yang ada untuk
merupakan sektor yang penting,negara tidak membayar pajak di negara sumber
mengenakan pajak tidak hanya kepada penghasilan dengan melakukan tindakan
subyek dalam negeri tetapi juga terhadap ilegal yaitu meminimalisir beban pajaknya.
442
Vol.7 No.3 2014
Untuk menghindari hal itu, maka dibentuklah atau perantara yang berkedudukan bebas
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda dalam rangka melaksanakan perusahannya
(P3B/Tax Treaty). Dalam persetujuan sendiri.
penghindaran pajak berganda ini juga Sejalan dengan pengertian dari
mengatur mengeni definisi dari perusahaan perusahaan dengan bentuk usaha tetap diatas
dengan bentuk usaha tetap (permanent yang merupakan pelaku usaha, sesuai dengan
establishment) sebagai suatu tempat tertentu Undang-undang Anti Monopoli dan
dimana seluruh atau sebagian usaha Persaingan Usaha Tidak Sehat dalam Pasal 1
perusahaan (luar negeri) dijalankan. Selain angka 5 dan Undang-undang Perlindungan
diatur dalam tax treaty, Undang-undang konsumen pada Pasal 1 angka 3 sama –sama
Pajak Penghasilan juga mengatur tentang menyebutkan pelaku usaha merupakan orang
perusahaan dengan bentuk usaha tetap pada atau badan usaha baik badan usaha tersebut
Pasal 2 ayat (5), yang mana mendefinisikan berbadan hukum atau tidak, yang didirikan
perusahaan dengan bentuk usaha tetap adalah dan berada di Indonesia serta melakukan
merupakan bentuk usaha yang dijalankan di kegiatan usaha di bidang ekonomi di wilayah
Indonesia, dilakukan baik oleh orang pribadi Indonesia, dalam menyelenggarakan
maupun badan usaha yang pendiriannya kegiatan usahanya tersebut secara sendiri
tidak dilakukan di Indonesia. Dengan maupun bersama-sama berdasarkan
ketentuan bahwa orang pribadi tersebut perjanjian. Berdasarkan pengertian pelaku
hanya berada di Indonesia selama 183 hari usaha dari kedua undang-undang diatas,
dalam jangka 1 tahun. Serta badan usaha maka perusahaan dengan bentuk usaha tetap
yang pendiriannya tidak dilakukan di yang juga merupakan pelaku usaha ini
Indonesia serta tidak berkedudukan di memiliki kriteria yang khusus yaitu:
Indonesia dalam menjalankan kegiatan 1. Orang pribadi yang tidak berkedudukan
usahanya di Indonesia. Sesuai dengan hal di Indonesia atau berada tidak lebih dari
tersebut diatas, perusahaan dengan bentuk batas waktu yang ditentukan Undang-
usaha tetap ini merupakan suatu tempat undang pajak penghasilan
usaha yang bersifat permanen dengan 2. Badan usaha yang pendirian dan
fasilitas-fasilitas yang dapat berupa tanah, berkedudukan tidak di Indonesia,
gedung, maupun alat kelengkapan lain guna namun melakukan kegiatan di
menunjang kegiatan usahanya. Perusahaan Indonesia.
dengan bentuk usaha tetap ini dapat 3. Adanya tempat usaha yang bersifat
menjalankan usahanya menggunakan agen permanen untuk menjalankan usahanya.
443
Vol.7 No.3 2014
444
Vol.7 No.3 2014
yang mampu mendukung iklim penanaman Dari segi perlindungan penanam modal
modal diperlukan aturan yang jelas mulai dalam rangka kepastian hukum yang dianut
dari ijin usaha sampai dengan biaya-biaya oleh Undang-undang Penanaman Modal,
yang harus dikeluarkan untuk mengopersi- perusahaan dengan bentuk usaha tetap yang
kan perusahaan. Bagi penanam modal dilakukan oleh orang pribadi yang tidak
dibutuhkannya suatu acuan yang dapat berkedudukan di Indonesia ini kurang
dijadikan tolak ukur atau pegangan dalam mendapatkan perlindungan hukum, karena
melakukan kegiatan usahanya. Sehingga penanaman modal yang dilakukan tidak
dengan adanya aspek keadilan, seperti para dengan badan usaha yang berbentuk PT.
pemodal asing yang menanamkan modalnya Kekosongan norma terjadi dalam Undang-
di Indonesia diperlakukan sama di depan undang Penanaman Modal, karena dalam
hukum dan pada birokrasi pemerintahan. undang-undang tersebut tidak ada satupun
Dengan demikian mampu mencegah yang menyebutkan mengenai perusahaan
mekanisme birokrasi yang kadang berbelit- dengan bentuk usaha tetap dan perusahaan
belit6 dan lama proses penyelesaiannya. dengan bentuk usaha tetap hanya disebutkan
Dalam memperoleh perlindungan pada Undang-undang Pajak Penghasilan.
hukum, bagi penanam modal asing yang Maka payung hukum dari perusahaan
menjalankan usahanya di Indonesia, dengan bentuk usaha tetap hanya dari
diharapkan perusahaan yang dibentuk Undang-undang Pajak Penghasilan saja.
tersebut dengan bentuk perseroan terbatas
yang didasarkan pada aturan hukum IV PENUTUP
Indonesia serta bertempat kedudukan di 4.1 Simpulan
wilayah Indonesia sesuai dengan Undang- Berdasarkan penulisan melalui
undang Penanaman Modal. Dalam undang- pendekatan perundang-undangan dalam
undang tersebut mewajibkan untuk penulisan ini, dapat ditarik kesimpulan yakni
penanaman modal yang dilakukan oleh kedudukann hukum perusahaan dengan
penanam modal tersebut dalam bentuk badan bentuk usaha tetap dalam dimensi hukum
hukum. Karena dengan bentuk badan penanaman modal, merupakan norma
hukum, ketegasan akan status hukumnya kosong karena tidak diatur dalam Undang-
menjadi jelas yakni tunduk pada aturan undang Penanaman Modal. Sehingga
hukum Indonesia. perusahaan dengan bentuk usaha tetap tidak
mendapat perlindungan hukum mengingat
6
Sentosa Sembiring, 2007, Hukum perusahaan dengan bentuk usaha tetap tidak
Investasi, CV. Nuansa Aulia, Bandung, h. 37-39.
445
Vol.7 No.3 2014
diatur dalam Undang-undang Penanaman Hart, H.L.A, 1994, The Concept of Law
Second Edition, Oxford University
Modal. Hal ini menunjukkan adanya
Press, New York.
ketidakpastian hukum dari perusahaan
HS., Salim, dan Budi Sutrisno, 2008, Hukum
dengan bentuk usaha tetap walaupun jelas
Investasi di Indonesia, PT. Raja
diatur dalam Undang-undang Pajak Grafindo Persada, Jakarta.
Penghasilan disebutkan sebagai wajib pajak.
Ibrahim, Jhony, 2006, Teori dan Metodologi
Penelitian Hukum Normatif, Bayu
4.2 SARAN Publishing, Malang.
Karena perusahaan dengan bentuk
Panjaitan, Hulman, 2005, Hukum
usaha tetap diminati oleh penanam modal Penanaman Modal Asing, Ind-Hill Co.,
Jakarta.
asing, hendaknya para pembentuk undang-
undang membentuk peraturan yang Sembiring, Sentosa, 2007, Hukum Investasi,
CV. Nuansa Aulia, Bandung.
mengatur lebih lanjut tentang perusahaan
Setiawan, Agus, dan Basri Musri, 2006,
dengan bentuk usaha tetap agar tidak terjadi Perpajakan Umum, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
kekosongan norma. Hal ini ditujukan untuk
perlindungan hukum guna mendapatkan Sumadi, Putu Sudarma, 2008, Pengantar
Hukum Investasi, Pustaka Sutra,
kepastian hukum yang berhubungan dengan
Bandung.
stakeholder yakni pihak ketiga yang terkait.
Untung, Hendrik Budi, 2010, Hukum
Dengan demikian pemerintah mampu
Investasi Indonesia, Sinar Grafika,
melindungi kepentingan dan hak-hak Jakarta.
penanam modal dalam menanamkan
Waluyo, 2005, Perpajakan Indonesia,
modalnya di Indonesia. Salemba Empat, Jakarta.
Harjono, Dhaniswara K., 2007, Hukum Undang-undang No. 25 tahun 2007 tentang
Penanaman Modal, PT. Raja Grafindo Penanaman Modal.
Persada, Jakarta.
Undang-undang No. 36 tahun 2008 tentang
Pajak Penghasilan.
446