ISSN 2722-9475 (Cetak) ISSN 2722-9467 (Online)

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Vol.1 No.

3 Agustus 2020 647


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
PENINGKATAN KAPASITAS PETANI DALAM PENGENDALIAN ORGANISME
PENGGANGGU TANAMAN PADA BUDIDAYA CABAI MERAH DI KECAMATAN
TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS

Oleh
Tri Novita Wulandari1), Tri Ratna Saridewi2) & Dayat3)
1,2,3Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor; Jl. Arya Suryalaga (d/h Cibalagung) No.1

Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, Telepon :08518312386, fax:02518312386


Jurusan Pertanian, Polbangtan Bogor, Kota Bogor
Email : 1trinovitawulandari15@gmail.com, 2trsdewi74@yahoo.com &
3drdayatpolbangtan@gmail.com

Abstract
This research was conducted to find a picture of the level of the capacity of farmers , know the
factors that influence the level of farmers' capacity to control Pest Organisms Plants (OPT) in the
cultivation of red peppers and formulate appropriate strategies to increase the capacity of farmers
in controlling pests in the cultivation of red pepper . The research data was taken from open
questionnaire instruments, field observations and interviews. Determination of the number of
samples carried out by quota sampling that is 35 respondents . The data processing technique used
is descriptive analysis and inference using multiple linear regression. Based on the results of the
study, it can be concluded that the capacity of farmers in pest control is still relatively moderate
due to the lack of farmers' ability to plan, implement pest control technology, ability to solve
problems, the ability to evaluate and the ability to establish partners. Age factors, formal education,
land area, length of farming, external factors and the factors of extension activities together have a
positive influence on the level of capacity of farmers. The strategy that can be carried out to
increase the capacity of farmers is to establish mentors or tutors who come from the farmers the
mselves and are supported by adequate external factors and extension activities carried out
intensively by extension agents.
keywords: Agricultural Counseling, Farmer's Capacity & Pest Control & Red Chili Plants.

PENDAHULUAN (2008) yang mengatakan bahwa kapaitas dapat


Penyuluhan sebagai upaya peningkatan ditingkatkan dengan berinteraksi dengan
kapasitas petani dapat dilakukan melalui proses masyarakat lainnya dalam proses belajar
pembelajaran. Menurut Herawati (2018), upaya mengajar sehingga dapat memutus ketidak
peningkatan kapasitas petani melalui berdayaan petani pada berbagai aspek
pendekatan penyuluhan terus mengikuti usahatani. Rendahnya kapasitas petani dapat
perkembangan zaman dimana penyuluhan dipengaruhi langsung oleh rendahnya
sebagai proses pendidikan nonformal, yang pengalaman belajar yang diikuti oleh petani dan
memberdayakan masyarakat harus secara tidak langsung dapat dipengaruhi oleh
meningkatkan prinsip menggurui sebagaimana karakteristik petani (Tahitu, 2015).
lazimnya pendidikan formal. Menurut Fatchiya Cabai (Capsicum annum L) ini
(2010), kapasitas dapat dikatakan sebagai daya merupakan salah satu jenis sayuran yang cukup
adaptif kemampuan dalam menjalankan fungsi- penting di Inodnesia, baik sebagai komoditas
fungsi usaha, memecahkan suatu masalah, yang dikonsumsi maupun komoditas yang
merencanakan dan mengevaluasi usaha untuk diekspor. Kabupaten Musi Rawas berada pada
mencapai keberlanjutan usaha. Sejalan dengan urutan ke-5 sebagai salah satu daerah sentral
pendapat Anantanyu (2011) dan Subagio penyumbang produk cabai merah di Sumatera
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
648 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Selatan (BPS, 2019). Hal ini diperjelas dari dilakukan dengan meningkatkan kapasitas
hasil produksi tahun 2018-2019 yaitu mengenai petani dalam pengendalian Organisme
data produksi tanaman cabai yang diperoleh Pengganggu Tanaman (OPT) pada tanaman
dari Programa Kecamatan Tugumulyo Tahun cabai dengan menerapkan pengendalian OPT
2019, bahwa produkstivitas tanaman cabai ramah lingkungan. Dengan adanya uraian
merah hanya mencapai 13 ton dari luas areal permasalahan tersebut, maka tujuan dari
tanam 6 ha. Dilihat dari hal tersebut, penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan
produktivitas cabai pada Tahun 2019 menurun tingkat kapasitas petani; (2) menganalisis
hingga 26,8% dari produktivitas Tahun 2018 faktor-gfaktor yang mempengaruhi tingkat
yaitu 17,76 ton dari laus areal tanam 6 ha. kapasitas petani; (3) merumuskan strategi untuk
Jumlah ini masih bisa ditingkatkan melalui meningkatkan kapasitas petani.
pembinaan dan kegiatan penyuluhan yang
intensif. METODE PENELITIAN
Penyebab terjadinya penurunan Penelitian ini berlokasi di Desa
produksi karena adanya permasalahan dalam Nawangsasi Kecamatan Tugumulyo Provinsi
teknis kegiatan budidaya cabai merah. Salah Sumatera Selatan. Penentuan lokasi penelitian
satu permasalahan teknis yang menjadi dan jumlah populasi dilakukan secara
penyebab menurunnya produktivitas tanaman purposive sampling dengan kriteria yaitu petani
cabai yaitu adanya serangan Organisme yang menjadi kelompok tani cabai, petani aktif
Penganggu Tanaman (OPT) dan hal ini juga yang merespon dengan baik teknologi
disebutkan oleh Wiwin Setiawati et al (2015) pengendalian OPT. Penentuan jumlah
bahwa dengan tingginya serangan OPT pada responden ditentukan dengan menggunakan
tanaman maka dapat mempengaruhi kehilangan teknik quota sampling (Nasution R, 2003) dan
hasil panen antara 25-100% . Berdasarkan didapat 35 orang responden. Data penilitian
Programa Penyuluhan Kecamatan Tugumulyo diambil dengan menggunakan instrument
tahun 2019 menyebutkan permasalahan keusioner terbuka dengan kriterai jawaban yang
mengenai rendahnya penerapan teknologi sudah ditentukan dan didukung dengan
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dalam obeservasi lapangan, wawancara serta data
pengendalian Organisme Pengganggu sekunder. Data yang terkumpul dianalisis
Tanaman (OPT) cabai yaitu menunjukkan baru menggunakan statistik deskriptif dan analisis
48% petani yang menerapkan. Berdasarkan inferensial. Peubah yang digunakan dalam
hasil survei lapangan, pengendalian Organisme penelitian ini berupa karakteristik petani
Pengganggu Tanaman secara PHT masih (dibatasi pada umur, pendidikan formal, luas
kurang optimal karena petani lebih banyak lahan dan pengalaman usaha tani), faktor
memilih melakukan pengendalian eksternal (dukungan kelembagaan petani,
menggunakan pestisida kimia dengan dosis ketersediaan infrastruktur, ketersediaan sumber
yang melebihi dari kebutuhan tanaman informasi dan dukungan tenaga ahli pertanian),
sehingga hama menjadi resisten terhadap kegiatan penyuluhan (materi penyuluhan,
pestisida. hal ini bertentangan dengan pendapat media, metode dan intensitas penyuluhan), dan
Ahsol Hasyim et al (2015) yang menyatakan kapasitas petani meliputi: kemampuan
bahwa pengendalian OPT dengan merencanakan, kemampuan menerapkan
mempertimbangkan kelestarian lingkungan teknologi, kemampuan mengatasi masalah,
memiliki resiko yang kecil, tidak menyebabkan kemampuan mengevaluasi dan kemampuan
hama kebal ataupun resurgensi, serta aman bagi menjalin mitra.
kesehatan manusia dan lingkungan. Indikator dan parameter dianalisis
Dilihat dari keadaan tersebut, Upaya dengan sistem memberikan skor penelitian.
peningkatan produktivitas maka dapat Pemberian skor mengikuti skala rasio yaitu

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 649
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
dengan penilaian 0-10. Skor yang diperoleh di Karakteristik Responden
No. Jumlah Persentase
analisis secara deskriptif untuk menentukan Karakteristik Kategori
(Orang) (%)
rentang skala yang dibagi menjadi 3 kategori Tinggi (13-18 0 0
tahun)
yaitu rendah, sedang dan tinggi. Analisis Jumlah 35 100
inferensial dengan uji regresi berganda Lahan Sempit 17 48,57
(<0,50)
dilakukan untuk menguji faktor-faktor yang 3.
Luas Lahan
Sedang (0,50- 16 45,71
(Ha)
mempengaruhi tingkat kapasitas petani. 1,00)
Luas (>1,00) 2 5,72
Sedangkan untuk merumuskan strategi Jumlah 35 100
dilakukan dengan cara mendeskripsikan hasil Rendah (<11) 7 20
analisis sebelumnya dan kegiatan petak Lama Usaha Sedang (11- 9 25,72
4.
Tani 15)
percontohan yang dilakukan bersama petani. Tinggi (>15) 19 54,28
Jumlah 35 100

HASIL DAN PEMBAHASAN Dapat dilihat pada Tabel 1 yang


Karakteristik Petani menunjukkan bahwa sebagian besar responden
Sebagian besar responden berusia pernah penempuh pendidikan formal hanya
madya (40-60 tahun) dengan persentase sebatas Sekolah Dasar (SD) dengan persentase
74,29%. Mengacu pada penelitian Sadono 57,14%. Pendidikan formal sangat penting
(2012) yang mengkategorikan umur menjadi 3 sebagai modal petani untuk melakukan
kategori yaitu muda, madya dan tua, jika aktivitasnya karena pendidikan dapat
disangkut pautkan dengan usia petani maka meningkatkan pengalaman dan pengetahuan.
mayoritas responden masuk kedalam kategori Hal ini juga sesuai dengan Brain et al (2013)
madya yang mana termasuk kedalam usia bahwa kapasitas petani dapat berkembang
produktif untuk bekerja. Dengan keadaan melalui proses pembelajaran (learning process)
tersebut maka dapat dikatakan bahwa petani untuk melakukan perubahan perilaku. Dengan
yang ada di Desa Nawangsasi masih memiliki adanya keadaan tersebut, maka kegiatan
fisik yang kuat dan kemampuan untuk penyuluhan sangat penting dilakukan guna
menjalankan usahataninya serta memiliki memberikan informasi kepada petani terkait
semangat. Dengan adanya hal tersebut maka dengan kegiatan usahataninya sehingga petani
sangat diharapkan petani mau dan mampu tahu dan mampu menjalankan usahataninya
meningkatkan kapasitasnya dalam menjadi lebih baik lagi.
pengendalian OPT pada budidaya cabai merah Sebagian responden (17 orang)
yang dijalaninya. Petani yang tergolong memiliki luas lahan yang termasuk kedalam
kedalam kategori madya ini dapat dijadikan kategori lahan sempit (<0,50) yaitu sekitar
sebagai motivasi bagi petani yang lebih muda 48,57%. Berdasarkan wawancara yang
maupun tua sehingga dapat memberikan dilakukan dengan petani bahwa dari hasil
semangat dan juga dorongan agar petani lebih produksi dari luas lahan yang mereka miliki
mau dan mampu menjalankan usahataninya sudah dapat mencukupi kebutuhan keluarga
menjadi lebih baik lagi. walaupun masih ada beberapa petani yang
Tabel 1. Karakteristik Responden memiliki luas lahan sempit masih belum bisa
Karakteristik Responden memenuhi kebutuhan keluarga. Oleh karena itu
No. Jumlah Persentase
Karakteristik Kategori
(Orang) (%)
peningkatan kapasitas petani sangat penting
Muda (18-39 7 20 untuk dilakukan dan diharapkan petani mampu
tahun)
Madya (40-60 26 74,29
melaksanakan apa yang disampaikan pada saat
1. Umur kegiatan penyuluhan sehingga petani dapat
tahun)
Tua (>61 2 5,71 meningktkan hasil produksinya dan petani
tahun)
Jumlah 35 100 dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Rendah (0-6 20 57,14 Rata-rata pengalaman bertani
Pendidikan tahun)
2.
Formal Sedang (7-12 15 42,86 responden termasuk kedalam kategori tinggi
tahun) yaitu >15 tahun. Dengan persentase 54,28%.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
650 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Dari data tersebut, maka dapat dijelaskan Jumlah Persentase
No. Indikator Kategori
(orang) (%)
bahwa mayoritas petani yang ada di Desa Tinggi 0 0
Nawangsasi sudah memiliki pengalaman yang (20,1-30)
4. Tingkat Rendah (0- 1 2,9
sangat lama dalam melakukan kegiatan usaha Kemampuan 10)
tani cabai merah. Berdasarkan lamanya petani Mengevaluasi Sedang 34 97,1
(10,1-20)
melakukan usaha tani sudah dapat dipastikan Tinggi 0 0
bahwa mereka sangat berpengalaman dan (20,1-30)
5. Tingkat Rendah (0- 2 5,7
memahami teknik budidaya, pengendalian Kemampuan 6,6)
hama dan penyakit, produksi, pengolahan hasil Bermitra Sedang 30 85,7
(6,7-13,2)
hingga memasarkan hasil panen mereka. Hal ini Tinggi 3 8,6
sejalan dengan pendapat Delki U.A et al (2015) (13,3-20)
yang mengatakan bahwa semakin tinggi Tingkat Kapasitas Rendah (0- 0 0
Petani 96,6)
pengalaman petani maka semakin tinggi tingkat Sedang 34 97,1
keaktifan petani dalam mencari informasi yang (96,7-
193,3)
aktual serta memiliki program kerja yang Tinggi 1 2,9
efektif dan efisien. (193,4-
290)
Tingkat Kapasitas Petani Sedangnya kapasitas petani dalam
Hasil dari kajian yang telah dilakukan pengendalain OPT ini diduga karena
melalui wawancara dan pengisian kuesioner dipengaruhi oleh kegiatan penyuluhan dimana
diketahui bahwa tingkat kapasitas petani dalam kegiatan penyuluhan di Desa Nawangsasi tidak
pengendalian organisme pengganggu tanaman terlaksana dengan maksimal. Hal tersebut
pada budidaya cabai merah ini masih tergolong terjadi karena kurang aktifnya penyuluh dan
sedang dengan persentase 97,1%. Berdasarkan kurangnya partisipasi dari petani itu sendiri.
hasil analisis, dari 35 orang yang dijadikan Hal ini sejalan dengan pendapat dari Sapja A
responden ada 34 orang yang termasuk kedalam (2008) yang mengatakan bahwa partisipasi
kategori sedang yang artinya petani tersebut petani memberikan pengaruh terhadap
sudah tau mengenai penerapan teknologi kapasitas petani. Sedangnya kapasitas petani
pengendalian organisme pengganggu tanaman dalam pengendalian OPT pada budidaya cabai
pada budidaya cabai merah namun tidak dapat juga disebabkan oleh adanya ketidak
diterapkan dengan benar. Hasil kajian berdayaan petani dalam mengakses informasi
mengenai tingkat kapasitas petani dapat dilihat dan kurangnya kerjasama antar petani dalam
pada Tabel 2. kelompoknya dan hal ini diperkuat oleh
Tabel 2. Hasil Analisis Tingkat Kapasitas pendapat yang disampaikan oleh Aminah
Petani (2015) yang mengatakan bahwa permasalahan
Jumlah Persentase
No. Indikator Kategori
(orang) (%) pertanian dan ketidakberdayaan petani dalam
1. Tingkat Rendah (0- 1 2,9
Kemampuan 13,3)
mengembangkan usahataninya merupakan
Merencanakan Sedang 33 94,3 salah satu penyebab lemahnya pengembangan
(13,4-26,6) kapasitas petani.
Tinggi 1 2,9
(26,7-40) a. Tingkat Kemampuan Merencanakan
2. Tingkat Rendah (0- 0 0 Tingkat kemampuan perencanaan
Kemampuan 56,6)
Menerapkan Sedang 35 100 petani menunjukkan 33 responden atau sebesar
Teknologi (56,7- 94,3% masuk kedalam kategori sedang.
Pengendalian 113,2)
OPT Tinggi 0 0 Sedangnya tingkat perencanaan petani ini
(113,3- sebagian dipengaruhi oleh minat petani yang
170)
3. Tingkat Rendah (0- 1 2,9 kurang dalam melakukan perencanaan karena
Kemampuan 10) mereka berpendapat bahwa kebiasaan yang
Mengatasi Sedang 34 97,1
Permasalahan (10,1-20)
mereka lakukan selama ini sudah benar dan
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 651
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
tidak perlu lagi di ubah. Selama ini perencanaan pestisida nabati tersebut. Hal ini sejalan dengan
yang dilakukan oleh petani hanya pendapat dari Delki U.A et al (2015) yang
memperkirakan iklim dan biaya produksi saja, mengatakan bahwa pengetahuan petani dan
padahal perencanaan penanggulangan hama sikap positif petani yang tinggi belum tentu
dan penyakit juga sangat penting karena akan diikuti tindakan mereka untuk melakukan hal
berpengaruh kepada hasil yang akan di dapat. positif untuk pemecahan masalah usahataninya.
b. Tingkat Kemampuan Menerapkan d. Tingkat Kemampuan Mengevaluasi
Teknologi Pengendalian OPT Berdasarkan hasil analisis data yang
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa tingkat
telah dilakukan bersama petani dan hasil dari kemampuan petani dalam mengevaluasi
analisis data yang telah dilakukan, kegiatan yang telah dilakukan tergolong
menunjukkan bahwa tingkat kemampuan kedalam kategori sedang yang artinya
petani dalam menerapkan teknologi kemampuan petani dalam mengevalusi
pengendalian organisme pengganggu tanaman kegiatannya sudah tergolong cukup baik. Petani
masuk kedalam kategori sedang yang artinya biasa melakukan evaluasi berdasarkan apa yang
petani telah mampu melakukan kegiatan terjadi dilapangan, menurut salimun (ketua
budidaya cabai merah dengan baik hanya saja kelompoktani) kelompok biasanya mencari
dalam hal melakukan kegiatan pencegahan bahan evaluasi juga dari internet,buku atau
serangan OPT, melestarikan musuh alami, majalah walaupun sebagian besar petani yang
penentuan tanam dan sistem tanam serta ada dikelompok tersebut tidak pernah
pengendalian OPT secara teratur petani belum menggunakan internet, buku atau majalah
mampu melaksanakannya secara tepat. Pada dalam mencari pemecahan masalah usahatani
umumnya, petani yang dijadikan sebagai atau teknis budidaya yang tepat sebagai upaya
responden selalu melakukan kegiatan melakukan evaluasi. Petani yang biasanya
usahataninya berdasarkan kebiasaan yang telah menggunakan majalah atau internet kadang
dilakukan dari sejak dulu yang mana kebiasaan hanya dilakukan oleh ketua kelompok atau
tersebut sudah dianggap benar oleh petani. petani yang memang sudah maju dan pengurus
c. Tingkat Kemampuan Mengatasi kelompok juga biasanya sering berkunjung ke
Masalah kantor BPP untuk mendiskusikan beberapa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh kelompoknya
tingkat kemampuan petani dalam mengatasi sehingga penyuluh biasanya ikut andil dalam
masalah berada p[ada kaegori sedang. kegiatan mengevaluasi kegiatan yang
Permasalahan umum yang sering dihadapi oleh dilakukan oleh petani ataupun kelompok tani.
petani yaitu adanya kelangkaan ketersediaan e. Tingkat Kemampuan Bermitra
saprodi pertanian khususnya pupuk dan Berdasarkan hasil analisis menunjukkan
pestisida. untuk memecahkan permasalahan ini, bahwa tingkat kemampuan bermitra petani
petani biasanya melakukan diskusi kelompok yang menjadi responden masuk kedalam
yang terkadang dibimbing langsung oleh kategori sedang. Hal tersebut menunjukkan
penyuluh setempat walaupun ada beberapa bahwa tingkat kemampaun bermitra atau
petani yang tidak mengikuti diskusi tersebut. kerjasama petani dalam pengendalian OPT
Solusi yang diberikan oleh penyuluh untuk tergolong cukup baik dan dapat menjadi salah
mengatasi kelangkaan saprodi ini yaitu dengan satu modal pendukung petani dalam upaya
cara membuat pestisida nabati. Petani meningkatkan hasil produksi dan peningkatan
mengetahui bahwa kelangkaan saprodi pendapatan petani itu sendiri. Hasil dari
(pestisida) dapat diatasi dengan membuat wawancara yang telah dilakukan dengan petani
pestisida nabati menggunakan sumberdaya bahwa keputusan untuk melakukan kerjasama
yang ada namun petani kurang tanggap atau saling membantu petani lain dalam
terhadap inovasi teknologi dalam pembuatan mengatasi permasalahan pengendalian OPT

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
652 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
dapat memberikan keuntungan satu sama lain, Umur memberikan pengaruh signifikan
namun ada juga petani yang tidak terlalu (0,028<0,05) terhadap tingkat kapasitas petani
tertarik untuk bekerjasama dengan petani dalam melakukan pengendalian OPT pada
lainnya dengan alasan tidak ingin terlibat budidaya cabai merah dan hal ini sejalan
dengan masalah orang lain. dengan penelitian yang dilakukan oleh Yahya
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi (2016) yang mengatakan bahwa umur petani
Tingkat Kapasitas Petani berpengaruh kepeda kapasitas atau kemampuan
Hasil uji faktor umur, pendidikan belajar petani. Berdasarkan hasil analisis
formal, luas lahan, lama usaha tani, faktor kuesioner yang telah dilakukan menunjukkan
eksternal dan faktor kegiatan penyuluhan bahwa mayoritas petani yang ada di Desa
menunjukkan memberikan pengaruh secara Nawangsasi telah berusia 40-60 tahun, dengan
signifikan terhadap peningkatan kapasitas keadaan tersebut semakin tua usia petani maka
petani. semakin tinggi keikut sertaan petani dalam
Tabel 3. Faktor-faktor yang berpengaruh melakukan kegiatan diluar usaha taninya. Hal
terhadap Tingkat Kapasitas Petani ini juga sejalan dengan pendapat dari Saridewi
Variabel Nilai Sig. Keterangan (2018) bahwa usia dapat mempengaruhi fungsi
R² 0.784
(Constant) 2.430 ,290 biologi dan psikologi dari petani itu sendiri
Umur 0.013 ,028 Signifikan dalam menjalankan usaha taninya. Pendidikan
Pendidikan 0.001 ,931 Tidak Signifikan
Luas Lahan -0.075 ,346 Tidak Signifikan formal dan luas lahan pada penelitian ini tidak
Lama Usaha
-0.021
,000 Signifikan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
Tani
Faktor ,000 Signifikan
tingkat kapasitas petani. Hal ini terjadi karena
1.228
External tinggi atau tidaknya pendidikan yang diikuti
Kegiatan ,030 Signifikan petani tidak akan berpengaruh terhadap tingkat
-0.806
Penyuluhan
Berdasarkan hasil analisis Pada Tabel 3 kapasitas petani karena petani sudah memiliki
diketahui bahwa karakteristik petani, faktor pengalaman yang cukup dan belajar dari
eksternal dan faktor kegiatan penyuluhan pengalaman yang telah mereka lakukan
memberikan pengaruh terhadap tingkat sebelumnya.
kapasitas petani dalam pengendalian organisme Pengalaman usaha tani menunjukkan
pengganggu tanaman pada budidaya cabai pengaruh yang sangat nyata (0,000<0,01). Hal
merah Sig 0,000 (Sig <0,05). Nilai R Square ini berarti semakin tinggi pengakaman petani
sebesar 0,784 menunjukkan bahwa 78,4% maka semakin tinggi juga kapasitas petani
tingkat kapasitas petani dalam penegndalian dalam pengendalian OPT. Petani responden
OPT dapat dijelaskan oleh umur, pendidikan yang ada di Desa Nawangsasi sebagian besar
formal, luas lahan, lama usaha tanai, faktor sudah memiliki pengalaman yang sangat lama
eksternal dan faktor kegiatan penyuluhan dalam melakukan kegiatan usaha taninya
sedagkan sisanya 21,6% dipengaruhi oleh sehingga mereka sudah sangat berpengalaman
faktor lain yang tidak dijelaskan oleh model dalam teknik budidaya, pengendalian hama dan
yang diteliti. Berdasarakan analisis penyakit serta menjual hasil panennya.
menunjukkan bahwa dari 6 variabel ada 2 Biasanya petani yang sudah memiliki
variabel yang memberikan pengaruh signifikan pengalaman yang tinggi akan lebih dewasa
(α<0,05) terhadap tingkat kapasitas petani, 2 dalam menghadapi persoalan pada usaha
variabel yang memberikan pengaruh sangat taninya. hal ini sejalan dengan penelitian yang
signifikan (α<0,01) terhadap tingkat kapasitas dilakukan oleh Muchtar et al (2014), bahwa
petani dan 2 variabel tidak memberikan semakain berpengalaman petani dalam
pengaruh secara signifikan terhadap tingkat melakukan usahataninya, mereka semakin
kapasitas petani. memahami bagaimana cara mengelola
usahataninya.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 653
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Faktor external memberikan pengaruh cara pelaksanaan petak percontohan. Dengan
yang sangat nyata terhadap tingkat kapasitas adanya petak percontohan tersebut petani dapat
petani dalam melakukan pengendalian ikut serta dalam kegiatan pelaksanaannya
organisme pengganggu tanaman pada budidaya sehingga petani dapat melihat dan mersakan
cabai merah dengan nilai siginifikansi 0,000 sevara langsung. Untuk melihat seberapa
(α<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa semakin peningkatan kapasitas yang terjadi maka
tinggi dukungan yang diberikan dari faktor dilakukan pengukuran pengetahuan petani.
eksternal (kelembagaan petani, fasilitas yang Pengukuran Pengetahuan Petani
dibutuhkan petani, ketersediaan informasi serta Pengukuran pengetahuan petani ini
dukungan tenaga ahli pertanian) ini maka dilakukan dua kali yaitu pada saat sebelum dan
semakin tinggi juga tingkat kapasitas petani. sesudah dilakukannya kegiataan petak
Begitupun juga dengan faktor kegiatan percontohan dan kegiatan penyuluhan.
penyuluhan yang memberikan pengaruh secara Pengukuran pengetahuan petani ini dilakukan
signifikan dengan nilai skor signifikansinya secara pre test dan post test dengan
0,030 ((α<0,05). memberikan soal kepada 20 orang responden.
Intensitas penyuluhan yang dilakukan Pengukuran pengetahuan petani ini dilakukan
oleh penyuluh jarang dilakukan karena dengan membagi menjadi 3 kriteria yaitu,
penyuluh baru memberikan materi apabila kurang, cukup dan sangat baik dengan skor
petani yang meminta sedangkan petani yang masing-masing soal 0-10, kemudian hasil pre
ada di Desa Nawangsasi tidak terlalu aktif test dan post test diolah dengan menggunakan
dalam kegiatan kelompok. Selain itu, materi SPSS 2.0 dengan uji paired sample T test untuk
yang biasanya disampaikan oleh penyuluh melihat apakah ada berubahan dari hasil pre test
jarang seklai dietrima dengan baik oleh petani dan post test. Hasil uji paired sample T test
karena petani kesulitan dalam mencerna materi dapat dilihat pada Tabel 4.
tersebut dan penyuluh juga tidak pernah Tabel 4. Hasil Uji Paired Sample T Test
menggunakan media pendukung dalam
penyampaian materi sehingga dengan adanya
hal tersebut kegiatan penyuluhan jarang sekali Hasil keseluruhan dari pengekuran
dilakukan. Hal ini juga diperkuat dengan pengetahuan petani yang dilakukan dapat
penelitian yang dilakukan oleh Veronice et al dilihat dari nilai signifikansi (2-tailed) yang
(2018) kelemahan tenaga penyuluhan tidak menunjukkan 0,000<0,05 yang artinya bahwa
hanya dalam aspek kuantitas tetapi juga secara hasil pre test dan post test mengalami
kualitas cukup mengkhawatirkan. Dalam hal perubahan yang signifikan. Dengan
ini, semakin tinggi kegiatan penyuluhan yang diketahuinya tingkat pengetahuan petani maka
dilakukan oleh penyuluh maka semakin tinggi dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
pula pengaruh yang diberikan terhadap tingkat kegiatan petak percontohan pengendalian OPT
kapasitas petani. Dengan demikian, jika ramah lingkungan dan kegiatan penyuluhan
intensitas kegiatan penyuluhan dilakukan dengan materi pentingnya pergiliran tanaman
dengan baik dan tingkat partisipasi petani juga dan pengendalian OPT ramah lingkungan dapat
tinggi maka diharapkan tingkat kapasitas petani memberikan peningkatan kapasitas dan
dalam melakukan pengendalian organisme pengetahuan petani dalam pengendalian
pengganggu tanaman pada budidaya cabai organisme pengganggu tanaman pada budidaya
merah dapat meningkat. cabai di Desa Nawangsasi Kecamatan
Meningkatkan Kapasitas Petani melalui Tugumulyo. Peningkatan pengetahuan petani
Petak Percontohan dapat dilihat dari 2 indikator yang digunakan
Peningkatan kapasitas petani dalam dalam penilaian pre test dan post test adalah
pengendalian organisme pengganggu tanaman sebagai berikut :
pada budidaya cabai merah dilakukan dengan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
654 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
1. Pola Tanam dan Sistem tanam kapasitas perlu dikembangkan untuk
Teknologi ini disampaikan untuk membangun potensi manfaat dalam
memberikan informasi kepada petani bahwa peningkatan informasi dan transfer pengetahun.
pergiliran tanaman sangat baik untuk dilakukan Berdasarkan hasil analisis data yang telah
karena dapat memutus rantai dari serangan dilakukan maka diperoleh tingkat kapasitas
hama pada tanaman sebelumnya. Penerapan petani dalam melakukan pengendalian
sistem tanam tumpoang sari dengan tanaman organisme pengganggu tanaman masih
refugia juga dapat mengurangi jumlah hama tergolong kedalam kategori sedang. Dengan
dan juga dapat melestarikan lingkungan di adanya hal tersebut, maka diperlukan sebuah
sekitar areal tanaman utama sehingga musuh strategi yang tepat untuk meningkatkan
alami dapat tumbuh dengan baik. Setelah kapasitas petani tersebut. Adapun rumusan
dilakukannya kegiatan petak percontohan yang stategi yang dapat digunakan sebagai model
didukung juga dengan penyuluhan, petani dapat adalah sebagai berikut :
mengetahui pentingnya pergiliran tanaman dan Gambar 1. Model Strategi Peningkatan
menerapkan sistem tanam yang tepat guna kapasitas Petani
mengurangi jumlah dan serangan OPT pada
tanaman cabai.
2. Pengendalian OPT
Sebelum dilakukannya petak
percontohan dan kegiatan penyuluhan,
sebagian besar petani tidak pernah melakukan
pengmatan secara rutin dan petani hanya Faktor eksternal merupakan faktor
melihat sekilas kemudian langsung melakukan pendukung petani dalam menjalankan kegiatan
penyemprotan menggunakan pestisida kimia usahatani khususnya dalam pengendalian OPT,
sehingga dalam pengendalian OPT yang artinya peningkatan kapasitas petani akan
dilakukan oleh petani sering tidak tepat waktu berhasil apabila faktor pendukung tersebut
dan sasaran. Setelah dilakukannya petak yang meliputi dukungan kelompoktani,
percontohan dan penyuluhan, Petani dapat ketersediaan informasi, ketersediaan
mengetahui pentingnya pengamatan tanaman infrastruktur dan dukungan ahli pertanian
secara rutin dan dapat melakukan pengamatan memberikan konstribusi dan memadai bagi
setiap minggunya serta petani juga dapat petani. Begitupun juga dengan kegiatan
mengetahui pengendalian OPT secara ramah penyuluhan, kapasitas petani akan meningkat
lingkungan. apabila penyuluh wilayah binaan tersebut
melakukan tugas dengan baik dan penuh rasa
Strategi Peningkatan Kapasitas Petani tanggung jawab. Selain itu, kapasitas petani
Dalam Pengendalian Organisme akan meningkat apabila penyuluh memberikan
Pengganggu Tanaman Pada Budidaya materi yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan
Cabai Merah petani dengan menggunakan media dan metode
Kapasitas petani merupakan yang tepat dan penyampaian materi tersebut
penggambaran daya atau kemampuan personal dilakukan dengan intensitas penyuluhan yang
yang dimiliki petani dalam menunjang kegiatan teratur. Dalam hal ini tidak hanya penyuluh,
bertaninya. Kapasitas petani perlu ditingkatkan tetapi antusias dari petani juga sangat
baik itu dalam hal pengetahuan dan diperlukan sehingga dengan adanya sinergi
keterampilan sehingga petani mampu antara penyuluh dan petani maka tujuan
mengembangkan usaha taninya menjdi lebih peningkatan kapasitas petani dalam
baik lagi. Hal ini sejalan dengan pendapat pengendalian organisme pengganggu tanaman
Ayele S (2009) yang mengatakan bahwa pada budidaya cabai dapat tercapai.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 655
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Berdasarkan hasil kajian dari data pengkajian ini sehingga dalam penyampaian
primer bahwasanya petani yang ada didesa materi penyuluhan juga menjadi terbatas. Pada
nawangsasi tergolong kategori madya atau tingkat kapasitas petani yang terdiri dari lima
masih berada pada usia produktif dan juga indikator ini termasuk kedalam kategori sedang
memiliki pengalaman usahatani yang tinggi sehingga kelima indikator tersebut hendaknya
karena sudah lebih dari 15 tahun berusahatani. menjadi pertimbangan bahan materi yang
Dapat disimpulkan bahwa dengan nantinya akan disampaikan kepada petani.
ditetapkannya petani yang memiliki usia Sesuai dengan teknologi yang ingin
produktif dan petani yang memiliki disampaikan kepada petani, maka materi
pengalaman usahatani yang tinggi sebagai penyuluhan yang disampaikan kepada
pembimbing, tutor ataupun pelopor serta responden merupakan bagian dari teknologi
adanya dukungan dari faktor eksternal yang dalam masalah teknis. Materi yang
memadai untuk kemudahan kegiatan usahatani disampaikan yaitu penyingnya pergiliran
dan kegiatan penyuluhan yang lebih sering tanaman dan pengendalian OPT ramah
dilakukan oleh penyuluh, maka diharapkan lingkungan.
dapat mempercepat proses peningkatan Media yang digunakan pada kegiatan
kapasitas petani dalam pengendalian OPT pada penyuluhan ini yaitu brosur/leaflet, powerpoint
budidaya cabai merah. dan video. Media penyuluhan seperti
Rancangan Dan Pelaksanaan Kegiatan brosur/leaflet dibagikan ke petani sebelum
Penyuluhan dilaksanakan kegiatan penyuluhan supaya pada
Rancangan Kegiatan Penyuluhan saat kegiatan pemberian materi berlangsung
Rancangan kegiatan penyuluhan ini petani bisa mendengarkan penjelasan sekaligus
dilakukan untuk merencanakan atau melihat materi yang ada di brosur/leaflet.
mempersiapkan segala sesuatu yang Sedangkan media powerpoint dan video
berhubungan dengan kegiatan penyuluhan dan digunakan sebagai alat bantu untuk
Perancangan ini dilakukan sebelum menjelaskan materi kepada petani agar petani
dilaksanakannya penyuluhan agar kegiatan dapat lebih paham dengan apa yang
penyuluhan dapat terlaksana dengan efektif dan disampaikan. Dalam pelaksanaan kegiatan
juga efisien. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan penyuluhan, metode yang digunakan yaitu
dilakukan dari tanggal 01 Juni hingga 01 Juli metode diskusi, anjangsana dan petak
2020. Sasaran pada kegiatan penyuluhan ini percontohan. Dalam hal ini metode ceramah
yaitu kelompoktani sukses bertani, rukun tani dengan mengumpulkan anggota kelompok
dan remaja guna yang ada di Desa Nwangsasi. tidak dapat dilakukan karena adanya
Dalam hal ini materi yang disampaikan pada keterbatasan (covid-19) sehingga metode
petani merupakan materi yang berkaitan anjangsana merupakan metode paling efektif
dengan kebutuhan dan berdasarkan masalah untuk digunakan.
yang telah diketahui dari hasil kajian yang telah Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan
dilakukan yang mana masih sedangnya Pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini
kapasitas petani yang meliputi kemampuan merupakan tindak lanjut yang dilakukan pada
dalam merencanakan, kemampuan dalam kegiatan pengkajian. Berdasarkan dari kegiatan
menerapkan teknologi pengendalian OPT, penyuluhan yang telah dilakukan maka
kemampuan mengatasi masalah, kemampuan diperoleh hasil bahwa kegiatan penyuluhan
mengevaluasi dan kemampuan menjalin mitra. dilakukan pada tiga kelompok yang berbeda
Dengan disampaikannya materi dan dengan waktu yang berbeda tetapi materi
penyuluhan ini diharapkan kegiatan yang disampaikan sama. Pelaksanaan
penyuluhan yang dilakukan dapat penyuluhan dilakukan sebanyak dua kali pada
meningkatkan kapasitas petani. Namun,dengan masing-masing kelompok dengan materi
adanya keterbatasan waktu pada saat kegiatan pertama kali yang disampaikan yaitu

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
656 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
pentingnya pergiliran tanaman untuk memutus digunakan dalam peningkatan kapasitas petani
rantai serangan hama dan penyakit pada dalam pengendalian organisme pengganggu
tanaman cabai merah dan materi yang kedua tanaman pada budidaya cabai merah yaitu
adalah pengendalian OPT ramah lingkungan. dengan menetapkan pembimbing atau tutor
Media yang digunakan pada saat yang berasal dari petani itu sendiri serta
penyuluhan yaitu berbetuk leaflet agar petani dukungan dari faktor eksternal yang memadai
dapat membaca langsung dan juga dapat dan kegiatan penyuluhan yang sering dilaukan
dimanfaatkan untuk pencatatan atau dokumen oleh penyuluh.
apabila nanti petani lupa tergadap materi yang
disampaikan. Metode yang diguakan pada saat DAFTAR PUSTAKA
penyampaian materi yaitu metode diskusi [1] Hasyim Ahsol dan Liferdi Lukman. 2015.
dengan mengobrol seperti biasa dengan petani Technological Innovation of Sustainable
sehingga terjadi komunikasi dua arah dan Pest and Disease Managemant on Chili
petani dapat bertanya langsung apabila ada Peppers: An Alternative Effort to Establish
yang tidak dipahami mengenai materi yang Harmonious Ecosystems. Junal
disampaikan. Kegiatan penyuluhan yang Pengembangan Inovasi Pertanian, Vol.8
dilakukan di Desa Nawangsasi tidak dapat (1) : 1-10.
dilaksanakan secara berkelompok karena [2] Aminah S. 2015. Pengembangan Kapasitas
keterbatasan adanya pandemi covid-19 Petani Kecil Lahan Kering Untuk
sehingga kegiatan penyuluhan hanya dapat Mewujudkan Ketahanan Pangan. Jurnal
dilakukan dengan anjangsana dan kegiatan Bina Praja. Vol 7 (3): 197 – 210.
penyuluhan juga didukung dengan adanya [3] Anantanyu, S. 2011. Kelembagaan
petak percontohan yang digunakan sebagai Petani :Peran dan Strategi Pengembangan
gambaran nyata dilapangan. Kapasitasnya. SEPA : Vol 7 (2): 102-109.
[4] Anantanyu Sapja. 2008. Capacity Building
PENUTUP of Farmer’s Institution, Case: Province
Kesimpulan Central Java. Journal Of Sustainable
Tingkat kapasitas petani dalam Agriculture. Vol 23 :68-77.
pengendalian organisme pengganggu tanaman [5] Ayele S, Wield. 2005. Science and
(OPT) pada budidaya cabai merah di Desa Technology Capacity Building and
Nawangsasi Kecamatan Tugumulyo masih Partnership in African Agriculture:
tergolong kedalam kategori sedang karena Perspectives on Mali and Egypt. Journal of
kurangnya kemampuan perencanaan kegiatan, International Development. Vol 17, 631–
penerapan teknologi, mengatasi permasalahan, 646 .
kemampuan mengevaluasi dan kemampuan [6] BPP Tugumulyo. 2019. Programa
menjalin mitra. Faktor umur, pendidikan Kecamatan Tugumulyo 2019. Musi
formal, luas lahan, lama usaha tani, faktor Rawas : Balai Penyuluhan Pertanian
eksternal dan kegiatan penyuluhan secara Tugumulyo.
bersama-sama memberikan pengaruh yang [7] BPS. 2019. Provinsi Sumatera Selatan
sangat nyata terhadap tingkat kapasitas petani Dalam Angka 2019. Sumatera Selatan :
dalam pengendalian OPT pada budidaya cabai Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera
merah. Secara parsial, faktor yang memberikan Selatan.
pengaruh nyata terhadap tingkat kapasitas [8] BPS. 2019. Kabupaten Musi Rawas Dalam
petani dalam pengendalian organisme Angka 2019. Musi Rawas : Badan Pusat
pengganggu tanaman pada budidaya cabai yaitu Statistik Kabupaten Musi Rawas.
faktor umur, lama usaha tani, faktor eksternal [9] Brain R.G, Irani T.A, Monroe M.C. 2013.
dan kegiatan penyuluhan. Strategi yang Researching and communicating

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.3 Agustus 2020 657
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
environmental issues among farmers and Management Approach. Journal of Apllied
ranchers: Implications for extension Agricultural Science and Technology. Vol
outreach. Journal of Extension, vol.51(3): 2 (2): 1-10.
34-49. [20] Yahya, M. 2016. Pengaruh Pembelajaran
[10] Delki U.A, Aida Vitayala S.H, dan Anna Berbasis Kerja Terhadap Wawasan
Fatchiya. 2015. Capacity of Cocoa Wirausaha. Jurnal Pendidikan Vol. 46.hal/
Farmer’s ex-Coalmining In Sawahlunto 29-40. Yogyakarta :LPPM Universitas
City. Jurnal Penyuluhan. Vol 11 (2): 143- Negeri.
158.
[11] Fatchiya, Anna. 2010. Tingkat Kapasitas
Pembudidayaan Ikan Dalam Mengelola
Usaha Akuakultur Secara Berkelanjutan.
Jurnal Penyuluhan Vo. 6. No.1.
[12] Herawati, dkk. 2018. Kapasitas Petani Padi
Sawah Irigasi Teknis Dalam Menerapkan
Prinsip Pertanian Ramah Lingkungan di
Sulawesi Tengah. Jurnal Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian, Vol.
20 (2) : 155-170.
[13] Muchtar K, Purnaningsih N, dan Susanto
D. 2014. Komunikasi Partisipatif Pada
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman
Terpadu (SL-PTT). Jurnal Komunikasi
Pembangunan: Vol.12 (2) 1-14.
[14] Rotani Nasution. 2003. Teknik sampling.
FKM Universitas Sumatera Utara.
[15] Sadono, Dwi. 2012. Model Pemberdayaan
Petani Dalam Pengelolaan Usahatani Padi
Di Kabupaten Karawang Dan Cianjur
Provinsi Jawa Barat. Institut Pertanian
Bogor.
[16] Sari, M,D dan Surraya .M. 2018. Jenis
Media Penyuluhan Pertanian. BPTP
Balitbangtan. Sumsel.
[17] Subagio, H. 2008. Peran Kapasitas Petani
Dalam Mewujudkan Keberhasilan
Usahatani. Kasus Petani Sayuran dan Padi
di Kabupaten Malang dan Pasuruan
Provinsi Jawa Timur.
[18] Tahitu M.E. 2015. Pengembangan
Kapasitas Pengelola Sagu dalam
Peningkatan Pemanfaatan Sagu di Maluku
Tengah Provinsi Maluku. [Disertasi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
[19] Veronice, Helmi, Henmaidi dan Ernita A.
2018. Capacity And Institutions Bulding of
Small Farmer’s In The Cluster Area of
Agriculture Through Knowledge

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
658 Vol.1 No.3 Agustus 2020
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

You might also like