Kepdirjen Yankes44052020

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 50
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA e DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN Jalan H.R. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4-9 Jakarta 12950 Telepon : (021) 5201590 (Hunting), Faksimile : (021) 5261814, 5203872 Websitesvnm.yankes kes gid GERMAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN, NOMOR : HK.02.02/1/4405/2020 TENTANG PEDOMAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI KESIAPAN RUMAH SAKIT PADA MASA PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyediaan pelayanan keschatan yang optimal terutama untuk pasien kasus terkonfirmasi sakit ringan, sakit sedang, sakit berat/kritis, memperlambat dan menghentikan laju transmisi/penularan, serta menunda penyebaran penularan dibutuhkan fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan memperhatikan keselamatan pasien; b. bahwa rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan bagi penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) perlu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan secara berencana dan berkelanjutan sesuai standar; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b_perlu menetapkan Keputusan Direktur —_Jenderal Pelayanan Kesehatan tentang Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Kesiapan Rumah Sakit Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19); Mengingat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3237); Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 10. i 12. 13. Undang Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298); Undang Undang Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 128); Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Standard Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 6178) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 308); Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 857); Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2019 Tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1781); Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 ‘Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1146); Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID - 19); Menetapkan KESATU KEDUA 14. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 ‘Tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional; 15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK 01.07/Menkes/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID 19); MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN TENTANG PEDOMAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI KESIAPAN RUMAH SAKIT PADA MASA PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) Menetapkan Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Kesiapan Rumah Sakit Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang selanjutnya disebut Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Kesiapan Rumah Sakit Pada Masa Pandemi COVID-19 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini. Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Kesiapan Rumah Sakit Pada Masa Pandemi COVID-19 sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU menjadi acuan bagi Pemerintah Pusat, pemerintah daerah _ provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, pimpinan rumah sakit, dan pemangku kepentingan terkait dalam mendukung kesiapan Rumah sakit menghadapi COVID- 19 dan mengoptimalkan kemampuan pelayanan rumah sakit sebagai bagian dari komitmen rumah sakit untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan dan keselamatan pasien. KETIGA, KEEMPAT : Kementerian Kesehatan, dinas Kesehatan daerah provinsi, dan/atau dinas Kesehatan —_daerah kabupaten/kota melakukan — pembinaan — dan pengawasan terhadap —pelaksanaan — Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Kesiapan Rumah Sakit Pada Masa Pandemi COVID-19 sesuai dengan kewenangan masing-masing dan ketentuan peraturan perundang- undangan, serta dapat melibatkan masyarakat. Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal : 27 Nopember 2020 ls FF | LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN NOMOR : Hk ,02.02/1/4405/2020 TENTANG PEDOMAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI KESIAPAN RUMAH SAKIT PADA MASA PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) telah menetapkan kejadian Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19} pada tanggal 11 Maret 2020. Pada saat penetapan Pandemi tersebut, wabah COVID-19 telah melanda 114 negara dengan jumlah kasus 118.000 dan 4.291 kasus kematian. Pemerintah Indonesia pada tanggal 31 Maret 2020 telah menetapkan COVID-19 sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat melalui Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020, dan disusul dengan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 Tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai bencana nasional pada tanggal 13 April 2020. Data sampai dengan tanggal 25 September jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 266.845 dan diantaranya 60.431 kasus (22,6%) dalam status aktif, Tercatat sebanyak 196.196 kasus (73,5%) dinyatakan sembuh, 10.218 kasus (3,8%) dinyatakan meninggal. Sesuai dengan Kepmenkes Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), bahwa tujuan dari penanggulangan pandemi COVID 19 adalah: 1. Memperlambat dan menghentikan laju transmisi/penularan, dan menunda penyebaran penularan. 2. Menyediakan pelayanan kesehatan yang optimal untuk pasien, terutama kasus kritis. 3. Meminimalkan dampak dari pandemi COVID-19 terhadap sistem kesehatan, pelayanan sosial, kegiatan di bidang ekonomi, dan kegiatan sektor lainnya. Beberapa hal yang harus mendapat perhatian dalam penanganan COVID-19 ini yaitu: 1. Sistem pelayanan kesehatan Pada masa pandemi COVID-19 sistem pelayanan kesehatan mengalami perubahan seperti terjadinya penundaan pada pelayanan esensial. Pelayanan esensial yang mengalami penundaan antara lain pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan penyakit menular, dan pelayanan penyakit tidak menular. Disisi lain terjadi peningkatan kebutuhan atau surge capacity pada beberapa jenis pelayanan yang berhubungan dengan COVID-19 yaitu kebutuhan ruang Intensive Care Unit (ICU), ruang isolasi dan peningkatan kebutuhan tenaga kesehatan. 2. Meminimalkan risiko infeksi pada petugas dan mengendalikan risiko infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan. Salah satu tantangan terbesar dalam penanganan COVID-19 adalah tingginya angka penularan COVID-19 pada petugas di fasilitas pelayanan kesehatan. Sampai awal September 2020 di Indonesia tercatat 103 dokter, 8 dokter gigi. 76 perawat, 18 bidan dinyatakan meninggal dunia akibat COVID-19. 3. Menyediakan pelayanan yang berkualitas Mutu pelayanan sangat penting untuk mengadaptasi kegiatan dalam pandemi sekaligus memastikan kesinambungan layanan esensial dan memastikan respons efektif terhadap COVID-19. Salah satu studi menunjukan bahwa lebih banyak pasien meninggal karena pelayanan kesehatan yang bermutu rendah dibandingkan dengan keterbatasan akses. Untuk itu, fasilitas pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan yang aman, efektif, efisien, tepat waktu, berkeadilan, berorientasi pada kepentingan pasien serta terintegrasi. Salah satu upaya meningkatkan kualitas pelayanan adalah melalui akreditasi. Kegiatan akreditasi dapat menunjang kesiapan rumah sakit dalam menghadapi pandemi COVID-19, akan tetapi proses pelaksanaannya sulit dilakukan pada masa pandemi COVID-19, karena akan menimbulkan perkumpulan orang. Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/Menkes/455/2020 tentang Perizinan dan Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan Penetapan Rumah Sakit Pendidikan pada masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), memberikan relaksasi_ kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan persiapan dan survei akreditasi rumah sakit dimana kegiatannya akan mulai dilakukan kembali setelah status Bencana Nasional atau Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dinyatakan dicabut oleh Pemerintah. Dengan kebijakan ini maka dibutuhkan pedoman agar komitmen pimpinan rumah sakit dalam menjaga dan melakukan upaya peningkatan mutu dapat terpenuhi, Memprioritaskan keberlanjutan pelayanan esensial selama situasi pandemi, agar terjadi keseimbangan antara pemenuhan penanganan COVID-19 dan pelayanan kesehatan rutin. . Melakukan edukasi kepada masyarakat untuk mengikuti protokol kesehatan Pemerintah telah menetapkan 835 rumah sakit sebagai rujukan penanganan COVID-19 dengan rincian 132 rumah sakit rujukan nasional yang ditetapkan Kementrian Kesehatan dan 703 rumah sakit rujukan Provinsi/Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Gubernur. Selain rumah sakit yang ditetapkan tersebut, melalui Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/Menkes/275/2020 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu, Pemerintah juga membuka ruang bagi rumah sakit lain yang mampu untuk dapat melakukan penatalaksanaan, dan pelayanan keschatan rujukan pasien dan spesimen Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Pada tanggal 23 Maret 2020 Presiden meresmikan penggunaan Wisma Atlet menjadi rumah sakit lapangan dan membangun rumah sakit di Pulau Galang Kepulauan Riau yang berfungsi sebagai rumah sakit darurat rujukan COVID-19. Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan untuk penanganan COVID-19 harus dibarengi dengan menghadirkan _kualitas pelayanan yang baik yang mengutamakan keselamatan pasien dan petugas. Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan beberapa protokol, pedoman dan petunjuk teknis di bidang Kesehatan seperti Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Diseases (COVID- 19), Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD), Petunjuk Teknis Pelayanan COVID-19 di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan beberapa pedoman lain. Pandemi COVID-19 diperkirakan akan berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama sampai vaksinasi virus ini ditemukan, sehingga diharapkan kesiapsiagaan Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat dalam mengantisipasi__segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi terutama dalam bidang kesehatan. -10- Penguatan sistem pelayanan kesehatan dengan menjaga kualitas pelayanan kesehatan merupakan cara yang tepat dalam mengatasi pandemi COVID-19. Kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit pada penanganan COVID-19 menjadi salah satu fokus utama dalam menentukan mutu pelayanan kesehatan pada masa pandemi ini. Pemerintah selaku regulator secara berkala perlu melakukan pemantauan dan evaluasi kesiapan rumah sakit dalam menghadapi pandemi COVID-19 sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Tujuan 1. Tujuan a. Umum Tujuan penyusunan pedoman adalah menyediakan acuan yang terstandar bagi Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan daerah provinsi, dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, rumah sakit dan pemangku kepentingan lain dalam mempersiapkan rumah sakit menghadapi pandemi Covid-19 dan mempertahankan mutu pelayanan rumah sakit pada masa pandemi COVID-19. b. Khusus : 1) Menjadi acuan dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi bagi Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan daerah _provinsi, dinas_—skesehatan —daerah kabupaten/kota, rumah sakit dan pemangku kepentingan lain dalam menilai dan mengidentifikasi kesenjangan kemampuan pelayanan rumah sakit dalam menghadapi COVID-19 secara__efektif,_serta keberlangsungan pelayanan Kesehatan esensial. 2) 3) lle Menjadi acuan bagi Kementerian Kesehatan, dinas Kesehatan daerah provinsi, dinas keschatan daerah kabupaten/kota, dan pemangku kepentingan lain dalam penetapan kebijakan terkait_penanganan pandemi COVID-19 di rumah sakit. Menjadi acuan bagi rumah sakit dalam mengkaji kesiapan kemampuan pelayanan yang dimilikinya pada masa pandemi COVID-19 -12- BABII TATA LAKSANA PEMANTAUAN DAN EVALUASI KESIAPAN RUMAH SAKIT DALAM MASA PANDEMI Kegiatan pemantauan dan evaluasi kesiapan kesiapan rumah sakit selama masa pandemi COVID-19 merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan secara berkala oleh Kementerian Kesehatan, dinas Kesehatan daerah provinsi, dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, pemangku kepentingan terkait, dan rumah sakit. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai representasi intansi_pemberi in dan merupakan bagian kegiatan pembinaan dan pengawasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kementerian Kesehatan melakukan pemantauan dan evaluasi untuk rumah sakit kelas A dan rumah sakit Penanaman Modal Asing, Dinas Kesehatan daerah provinsi untuk rumah sakit kelas B , Dinas Kesehatan daerah kabupaten/kota untuk rumah sakit kelas C dan kelas D. Pemantauan dan evaluasi dilakukan secara berkala berdasarkan self assessment yang diisi rumah sakit, yang dapat dilakukan secara online ataupun offline dengan mempertimbangkan kebutuhan, kemampuan, dan kondisi perkembangan COVID-19. _Metode pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan mengumpulkan data di lapangan, telaah dokumen, observasi dan wawancara. Hasil pemantauan dan evaluasi diberikan dalam bentuk rekomendasi kepada pimpinan rumah sakit dan digunakan sebagai bahan evaluasi selanjutnya dan pemetaan kondisi kesiapan rumah sakit pada wilayah kerja masing masing instansi pemberi izin. Dalam pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi, Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan daerah provinsi, dan dinas keschatan daerah kabupaten/kota dapat melibatkan rumah sakit setingkat diatasnya maupun surveior setempat. -13- Instrumen Monitoring evaluasi kesiapan rumah sakit menghadapi COVID- 19 dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa daftar tilik yang formatnya dapat diunduh pada http://bit.ly/INSTRUMEN- KESIAPAN-RS. Datftar Tilik Kesiapan Rumah Sakit Dalam Pelayanan Selama Masa Pandemi COVID-19 diadopsi dari Rapid Hospital Readiness Checklist (WHO, 2020). Daftar tilik ini dapat menilai kesiapan tata kelola, struktur, rencana, dan protokol rumah sakit dalam menanggapi pandemi COVID-19 dan mengidentifikasi area utama yang memerlukan tindakan dan pembinaan lebih lanjut. Adapun komponen-komponen dalam Daftar Tilik meliputi: Kepemimpinan dan Sistem Manajemen Insiden Koordinasi dan Komunikasi Surveilans dan Manajemen Informasi Komunikasi Risiko dan Keterlibatan Masyarakat Administrasi, Keuangan dan Kelangsungan Bisnis Sumber Daya Manusia ‘Surge Capacity/Lonjakan Kapasitas Keberlangsungan Dukungan Pelayanan Esensial SPAN Aa seve 9. Manajemen Klinis Pasien 10. Kesehatan Kerja, Kesehatan Mental dan Dukungan Psikososial 11. Identifikasi dan Diagnosis Cepat 12, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Komponen-komponen tersebut menggambarkan fungsi dan pendukung operasional rumah sakit secara komprehensif dan terintegrasi dalam menghadapi pandemi Covid-19. Persiapan Pelaksanaan 1. Kementerian Kesehatan, dinas_ Kesehatan —daerah provinsi/kabupaten/kota sebagai representasi intansi pemberi izin sesuai dengan kewenangannya__—smasing-masing menyampaikan pemberitahuan akan diselenggarakannya -14- pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kesiapan rumah sakit dalam masa Pandemi COVID-19 kepada rumah sakit dan keharusan untuk mengisi secara mandiri formulir daftar tilik. Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan daerah provinsi, dan dinas kesehatan daerah Kabupaten/Kota dapat membentuk tim pemantauan dan evaluasi, yang beranggotakan unsur masing- masing instansi pemberi izin dimaksud dengan dapat melibatkan rumah sakit setingkat diatasnya, surveior dan/atau pemangku kepentingan lain. Setelah menerima hasil daftar tilik dari rumah sakit, instansi pemberi izin atau Tim berkoordinasi dengan Rumah Sakit dan menetapkan waktu pelaksanaan, jadwal kunjungan_ serta mekanisme pelaksanaan pemantauan dan evaluasi. Cc. Pelaksanaan 1 Instansi pemberi izin atau Tim melakukan verifikasi terhadap hasil self assessment dari daftar tilik rumah sakit yang diterimanya baik secara online, atau offline. Berdasarkan self assessment tersebut Tim dapat melakukan verifikasi data secara online yang dilakukan dengan menggunakan telepon, zoom, dan media online lainnya. Selanjutnya bila dalam verifikasi online ditemukan ketidaksesuaiann antara data self assessment dengan hasil verifikasi yang dilakukan secara offline Tim dapat melakukan kunjungan ke rumah sakit. Kunjungan yang dilakukan Tim tergantung pada perkembangan COVID-19 di wilayah rumah sakit tersebut dan tetap memperhatikan protokol kesehatan. 2. Pelaksanaan kegiatan verifikasi terdiri dari : a. Pimpinan Rumah Sakit mempresentasikan hasil self assesment kesiapan rumah sakit menghadapi pandemi COVID-19. 2152 b. Instansi pemberi izin atau Tim melakukan telaah dokumen yang diperlukan. c. Instansi pemberi izin atau Tim dapat melakukan telusur lapangan dan mengumpulkan data dengan wawancara. D. Paska Pemantauan dan Evaluasi 1 Setelah kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan, Instansi pemberi izin atau tim menyusun hasil pemantauan dan evaluasi dan menyampaikan hasil tersebut bersama dengan rekomendasi yang dapat digunakan oleh rumah sakit untuk melakukan upaya perbaikan. ‘Temuan pada kegiatan monitoring dan evaluasi dianalisa untuk mendapatkan kesimpulan dan menyusun rencana tindak lanjut bagi setiap pemangku kepentingan Laporan hasil dan rekomendasi disampaikan secara tertulis baik secara online, atau offline kepada pimpinan rumah sakit. Dilakukan rekapitulasi Laporan Hasil dan pemetaan kesiapan rumah sakit yang ada di wilayahnya masing- masing, kemudian hasil rekapitulasi dan pemetaan tersebut dikirimkan ke Kementerian Kesehatan -16- BAB III PENILAIAN DAFTAR TILIK SECARA MANDIR Penilaian daftar tilik secara mandiri dilakukan dengan menggunakan instrumen yang dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Untuk melakukan penilaian daftar tilik secara mandiri/self assessment, rumah sakit dapat membentuk tim asesor internal atau dengan memfungsikan tim yang ada. Tim beranggotakan unsur dari perwakilan manajemen, tenaga kesehatan (dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya), dan tenaga pendukung (staf sarana prasarana, administrasi, keuangan dan sebagainya) 2. Sebelum melakukan penilaian daftar tilik secara mandiri/self assessment, tim terlebih dahulu melakukan pertemuan dan mempelajari dahulu daftar tilik secara bersama. 3. Tim mempelajari hasil penilaian secara bersama-sama dengan cara melakukan analisis bagan laba-laba dan narasi yang terdapat pada kolom Rincian Tindakan Prioritas yang akan menjadi bagian dari laporan untuk menunjukkan kesiapan dasar rumah sakit menghadapi pandemi COVID-19. Baseline ini akan digunakan untuk memantau kemajuan pengembangan kapasitas di rumah sakit. 4. Tim menyusun usulan rencana kesiapsiagaan rumah sakit berdasarkan tindakan prioritas yang tercantum dalam daftar tilik untuk disampaikan kepada Pimpinan /Direktur Rumah Sakit. 5. Hasil penilaian daftar tilik secara_ mandiri/self assessment dikirimkan ke Dinas Kesehatan daerah kabupaten/kota, Dinas Kesehatan daerah provinsi, atau ke Kementerian Kesehatan (untuk Rumah Sakit vertikal) setiap 3 (tiga) bulan. -17- BABIV PEMBIAYAAN Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Kesiapan Rumah Sakit Pada Masa Pandemi COVID-19 dibiayai olen APBN, APBD, dan/atau pembiayaan lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. -18- BAB V PENUTUP Kesiapan rumah sakit dalam masa pandemi COVID-19 tetap dituntut agar dapat memberikan pelayanan bermutu dengan mengedepankan faktor keselamatan pasien dan petugas. Pedoman ini akan melengkapi Pedoman atau Petunjuk Teknis yang telah di terbitkan oleh Kementerian Kesehatan, organisasi profesi dan asosiasi fasilitas kesehatan yang telah ada sebelumnya sehingga dapat menjadi panduan bagi rumah sakit dalam memberikan pelayanan selama masa pandemi COVID-19. Seluruh pemangku kepentingan baik Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan daerah Provinsi, Dinas Kesehatan daerah Kabupaten/Kota, dan pemangku kepentingan lain yang terkait dengan pelayanan rumah sakit agar memanfaatkan pedoman ini sebagai bahan dalam mengambil kebijakan pelayanan COVID-19 baik di rumah sakit maupun di wilayah kerjanya. DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN, -19- DAFTAR TILIK KESIAPAN RUMAH SAKIT PADA MASA CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) ] RENCANA KOMPONEN TINDAKAN BUKTI STATUS TINDAK KUNCI REKOMENDASI VERIFIKASI | LANJUT . Rumah sakit | | memiliki program | bencana COVID- 19, dan memiliki Satgas/ tim | Bencana, atau | kombinasi dari | kedua hal tersebut. Satgas/ Tim ini terdiri antara lain dari Komite PPI, Komite/Tim 3, Dokter, Perawat, Nakes lain, 1. Ke fepemimpinan | apoteker, | dan Sistem . | Penunjang | Manajemen es ot | ccarenya (Logistik, Gizi, | SDM, Keuangan), | dll | 12, Tersedia_ruangan/ | posko sebagai | Pusat Kendali | Operasional | pandemi Covid-19 | | yang aman, | terlindung dan | mudah _—_diakses oleh staf untuk | melakukaan | |__pertemuaan dan -20- RENCANA KOMPONEN ‘TINDAKAN BUKTI STATUS TINDAK KUNCI REKOMENDASI VERIFIKASI LANJUT koordinasi 13. Telah ditetapkan Ketua Satgas / Tim untuk —memimpin kesiapan dan kesiapsiagaan rumah sakit dalam mengelola _risiko Pandemi Covid-19 1. Ketua Satgas / Tim yang ditunjuk memastikan mendapatkan | masukkan yang | tepat dalam mengambil keputusan, koordinasi dan komunikasi dan dalam — mengelola pandemic Covid 19 yang berbasis bukti | Program Bencana Pandemi Covid 19 telah diuji_ melalui Latihan simulasi 1.6. Rumah sakit | memiliki | mekanisme | koordinasi ke pusat, daerah (Provinsi/Kab/Kota ) serta ke | ! -21- RENCANA KOMPONEN ‘TINDAKAN BUKTI STATUS TINDAK KUNCI REKOMENDASI VERIFIKASI LANJUT masyarakat terkait pencegahan, kesiapsiagaan, kesiapan, respon | tanggap —darurat dan pemulihan COVID-19 | 17. Tersedia_ regulasi2 pengelolaan risiko | COvID-19 Komunikasi Internal (di dalam Rumah Sakit) 2.1. RS telah memiliki dan menerapkan program dan SPO komunikasi internal baik bagi | staf RS, pasien maupun _ bagi pengunjung. Di | Dalam SPO tersebut juga menjelaskan tentang —_peran, tanggw Staf serta memuat data para staf (kompetensi, wab nomor __telepon, | alamat email dan 2. identitas lain) Koordinasi dan sa 2.2. Peralatan dan komunikasi sistem komunikasi RS dalam. -22- KOMPONEN KUNCI TINDAKAN BUKTI | STATUS REKOMENDASI VERIFIKASI RENCANA | TINDAK LANJUT penanganan Covid 19 tersedia dan berfungsi dengan | optimal (kualitas dan _kuantitas). Peralatan komunikasi dapat | terdiri dari telepon, | pager, dan sebagainya 2.3. Semua staf rumah | sakit (medis dan | non-medis} telah diberi __pelatihan | tentang kebijakan dan prosedur darurat COVID-19 sehingga _terjadi | komunikasi 2 arah antara manajemen rumah sakit, staf, dan pengunjung Koordinasi dan komunikasi eksternal 2.4. Satgas COVID-19/ | Tim Bencana RS telah melaksanakan koordinasi dan komunikasi dengan Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, _ serta | -23- KOMPONEN KUNCI TINDAKAN REKOMENDASI STATUS BUKTI VERIFIKASI RENCANA TINDAK LANJUT intansi berwenang lainnya untuk memastikan manajemen COVID-19 berjalan dengan baik 2.5. Telah —— ditunjuk | secara resmi juru bicara RS untuk} memberikan informasi tentang COVID-19 2.6. Telah _disusun daftar semua pemangku kepentingan (mis. kementerian/siste m, —_ pemerintah daerah, organisasi kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi_profesi, petugas ystem an,) yang terlibat dalam penanganan Covid 19 termasuk media agar dapat melakukan komunikasi tepat waktu -24- KOMPONEN KUNCI TINDAKAN REKOMENDASI STATUS BUKTI VERIFIKASI RENCANA TINDAK | LANJUT 3. Surveilans dan Manajemen Informasi Surveilan .Staf RS telah diinformasikan dan diberikan pelatihan tentang definisi operasional kasus COVID-19 (Kasus Suspek, Kasus Probable, Kasus Konfirmasi, Kontak Erat, Pelaku Perjalanan, Discarded, Selesai Isolasi, dan Kematian) [3.2. Tersedia Formulir Laporan Notifikasi Penemuan Kasus Covid-19 untuk disampaikan setiap hari kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 3.3. Terdapat SPO tentang Pengumpulan, Konfirmasi dan validasi data Covid 19 Manajemen Informasi Rumah Sakit |. Terdapat staf yang ditunjuk untuk mengumpulkan, -25- KOMPONEN KUNCI TINDAKAN REKOMENDASI STATUS BUKTI VERIFIKASI RENCANA TINDAK LANJUT menganalisa dan mendesiminasikan Data & Kasus Covid 19 serta Pelayanan yang ada sesuai ketentuan perundangan 3.5. Rumah sakit memiliki system untuk mendokumentasik an, menyimpan dengan aman serta sistem back up | data Covid 19 (3.6. Terdapat mekanisme pengumpulan umpan_ balik dari pasien dan pengunjung tentang penanganan COVID-19 4. Komunikasi ristko dan keterlibatan. masyarakat Tersedia _protokol dan SPO komunikasi_risiko Covid 19 tentang PPI, yang tersedia untuk semua staf, pasien, pengunjung, para -26- RENCANA KOMPONEN ‘TINDAKAN BUKTI STATUS TINDAK KUNCI REKOMENDASI VERIFIKASI LANJUT pemangku kepentingan, dan masyarakat 4.2. Pesan kunci yang digunakan dalam komunikasi_risiko Covid 19 disusun dan diperbaharui secara berkala sesuai dengan perkembangan situasi dan panduan __tehnis yang berbasis bukti 4.3. Terdapat Stat rumah sakit yang ditunjuk untuk memperbaharui secara _berkala bahan dan prosedur komunikasi_risiko dalam — mengelola rumor dan memastikan semua orang terinformasi dengan benar tentang pandemi Covid-19 44, Staf rumah sakit secara, berkala mendapat -27- KOMPONEN KUNCI ‘TINDAKAN REKOMENDASI STATUS BUKTI VERIFIKASI RENCANA | ‘TINDAK LANJUT penjelasan singkat tentang pesan- pesan komunikasi risiko Covid-19 dan kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat 8. Administrasi, keuangan, dan kelangsungan bisnis 5.1. 5.2. Semua mekanisme administrasi, pengelolaan keuangan dan pengadaan barang jasa untuk pengelolaan Covid 19 tersedia Terdapat Kebijakan dan panduan untuk memberi tanda _ peringatan bagi staf rumah sakit sebagai perlindungan terhadap pandemi Covid 19 5.3. 5.4, Cakupan jaminan pembiayaan, rekruitmen SDM dan —_pemberiaan SIP sementara telah direview .Terdapat sistem pembebasan_biaya pelayanan -28- RENCANA KOMPONEN TINDAKAN BUKTI STATUS TINDAK KUNCI REKOMENDASI VERIFIKASI LANJUT kesehatan bagi penderita COVID- | 19 (mis. | Pemeriksaan | laboratorium dan manajemen kasus). (5.5. Pengaturan jadwal | penugasan dan istirahat staf telah dimasukkan ke | dalam strategi rumah sakit untuk menghindari kelelahan staf akibat beban kerja dalam pelayanan COVID-19 serta untuk memastikan kesinambungan layanan 5.6. Terdapat sistem untuk untuk mengantisipasi lonjakan asus Covid dengan mengkaji dan mengidentifikasi kebutuhan pengembangan rawat inap, rawat jalan dan kapasitas ICU (termasuk ketersediaan -29- KOMPONEN KUNCI TINDAKAN REKOMENDASI STATUS VERIFIKASI | RENCANA TINDAK LANJUT ruangan, SDM, APD, BMHP, dll) 5.7. Terdapat mekanisme untuk merujuk atau mengalihkan pelayanan _pasien non kritikal 5.8. RBA Rumah Sakit telah disesuaikan dengan pandemic Covid 19 6. Sumber daya manusia 6.1. Daftar staf rumah sakit telah diperbarui (kompetensi, no telpon, dll) untuk digunakan Satgas / Tim Covid 19 dan untuk —memenuhi kebutuhan SDM dalam — mengelola pasien COVID-19 6.2. Untuk meningkatkan kompentensi dan keselamatan Staf, staf selalu diberi pelatihan dan pendidikan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya -30- RENCANA KOMPONEN TINDAKAN BUKTI STATUS TINDAK KUNCI REKOMENDASI VERIFIKASI LANJUT terutama ‘materi tentang PPI dan tata kelola klinis | 6.3. Manajemen rumah sakit telah memperkirakan kapasitas © SDM | yang dimiliki | untuk | mempersiapkan | dan menanggapi potensi — lonjakan | kebutuhan kasus COVID-19 | 6.4. Rumah sakit telah | mengidentifikasi | jumlah staf yang optimal (medis dan non-medis) yang diperlukan untuk memastikan kelangsungan proses pelayanan- pelayanan yang penting —selama pandemi COVID-19 6.5.Adanya prosedur sistematis dalam pengaturan dan penugasan staf rumah sakit sebagai salah satu Bi: KOMPONEN KUNCI TINDAKAN REKOMENDASI STATUS BUKTI VERIFIKASI RENCANA TINDAK LANJUT strategi untuk keberlangsungan pelayanan seperti teleworking bagi staf yang berisiko tinggi 6.6. Adanya SOP untuk memantau_potensi bahaya kesehatan di lingkungan kerja dan memastikan dilakukan — upaya untuk mengurangi risiko COVID-19 bagi staf. 7 Kapasitas lonjakan Gala Rumah sakit mempunyai program untuk mengantisipasi Lonjakan Kasus (Surge Capacity) yang antara lain berisi penambahan SDM, __peralatan dan logistik, peningkatan kompetensi area kritis, penambahan jumlah tempat tidur 7.2. Rumah Sakit menerapkan kebijakan -32- KOMPONEN KUNCI TINDAKAN REKOMENDASI STATUS BUKTI VERIFIKASI RENCANA TINDAK LANJUT Lonjakan’ Kapasitas yang ditetapkan 7.3. Manajemen rantai pasokan dilaksanakan dalam pemenuhan obat-obat esensial, diagnostik (termasuk reagen yang dibutuhkan pada pemeriksaan laboratorium, APD dan alat uji) serta persediaan untuk kebutuhan pelayanan Kesehatan 74. Pengadaan saat terjadi —lonjakan kasus dilaksanakan sesuai peraturan peraturan, perundangan {seperti ventilator mekanik, tabung oksigen, seperti pengadaan) Tb Terdapat data SDM terbaru (kompetensi, nama, nomor -33- {termasuk TT di ICU); ketersediaan penambahan ruangan; kamar mayat;kantong mayat;listik; | KOMPONEN ‘TINDAKAN | goer |fece | KUNCI rexomenpast | °"“7S| verrereasr| “PAK | LANJUT kontak — termasuk daftar tenaga relawan (seperti tenaga yang sudah pensiun, mahasiswa kedokteran dan keperawatan, tenaga relawan lain) 8.1.Rumah ——‘Sakit mengidentifikasi dan menetapkan pelayanan esensial yang perlu tersedia setiap saat 8.2. Rumah Sakit mengidentifikasi sumber daya cadangan —_-yang diperlukan dalam mempertahankan 8. pelayanan esensial Keberlangsungan antara lain : SDM; Dukungan keuangan; Pelayanan perbekalan; Esensial ‘Tempat tidur -34- KOMPONEN KUNCI RENCANA TINDAKAN BUKTI STATUS TINDAK REKOMENDASI VERIFIKASI LANJUT komunikasi; air; dan _pelayanan linen 8.3. Tersedia sistem untuk — mengelola inventaris, bahan makanan, 02, bahan2 pembersih, desinfektan, dll 8.4. Sistem kemananan Rumah Sakit mengidentifikasi potensi2 yang akan mempengaruhi kemanan dan keselamatan RS, termasuk untuk memelihara akses ke RS yang aman; menjaga —jarak minimal 1 meter penggunaan masker _sesuai protokol Kesehatan, — alur pasien, area parkir dan akses untuk pengunjung, serta cadangan —_obat2 untuk — pelayanan esensial. Rumah sakit juga mem: program — mitigasi -35- KOMPONEN KUNCI TINDAKAN REKOMENDASI STATUS VERIFIKASI RENCANA TINDAK LANJUT terhadap _resiko2 keamanan 8.5. Rumah sakit melakukan pengujiaan rencana perluasan manajemen__klinis (mis. Rencana darurat untuk membangun bangsal _isolasi tambahan); dan pengelolaan limbah rumah sakit yang terhubung dengan sistem pengelolaan air setempat, sistem sanitasi dan kebersihan. (8.6. Sistem informasi Rumah sakit menyediakan mekanisme untuk memonitor keberlangsungan pelayanan esensial dengan menggunakan indikator-indikator yang telah ditetapkan (KMK 413) 236: KOMPONEN KUNCI | TINDAKAN REKOMENDASI STATUS BUKTI VERIFIKASI RENCANA | TINDAK LANJUT 9. Manajemen Pasien OL . Rumah Sakit memiliki protokol pelayanan kesehatan esensial terkini untuk pasien- _pasien dengan COVID-19, yang sesuai dengan Pedoman tata laksana. Protokol _tersebut tersedia bagi semua semua pemberi pelayanan Kesehatan dan dilaksanakan | | | 9.2. Prosedur Penerimaan dan Pemindahan pasien ke ke area2 dalam rumah sakit tersedia dan berfungsi (mis. ruang _isolasi); Pelayanan penunjang diagnostik dan terapeutik lainnya juga tersedia dan berfungsi 9.3. Staf rumah sakit memiliki protokol -37- RENCANA KOMPONEN ‘TINDAKAN BUKTI STATUS TINDAK KUNCI REKOMENDASI VERIFIKASI LANJUT perawatan pasien untuk uji_ Klinis yang telah disetujui secara etis (Ethical clearence} 94.Stal rumah sakit menerapkan protokol pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) untuk layanan transportasi pra dan pasca rujukan rumah sakit, termasuk memindahkan pasien untuk Home care 10.1.Seluruh staf di rumah sakit diberikan pelatihan dan 10. diberikan Kesehatan kerja, Jenali erlengkapan kesehatan aaaiaaih el sesuai den; mental dan oa penilaian | dukungan | risikonya dalam psikososial | memberikan pelayanan pasien pada sitiasi pandemi COVID- -38- KOMPONEN KUNCI TINDAKAN REKOMENDASI STATUS VERIFIKASI | RENCANA TINDAK LANJUT 19 (pasien suspek / probable/ atau konfirmasi COVID-19) termasuk menyediakan skrining primer, resusitasi, stabilisasi__ awal, terapi_ —_suportif awal dan pencegahan komplikasi) 10.2.Rumah sakit memiliki kebijakan dan kemampuan untuk —mengelola Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang terintegrasi dengan upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PP) yang bertujuan untuk melindungi staf rumah sakit yang meliputi a. pengaturan jam kerja. dan jam istirahat; b. upaya -39- KOMPONEN TINDAKAN BUKTI sabe STATUS ‘TINDAK KUNCI REKOMENDASI VERIFIKASI LANJUT pencegahan tindaken kekerasan di tempat kerja; c. Upaya keselamatan dan keamanan selama perjalanan (berangkat/pulang ); d. Pemantauan status kesehatan bagi seluruh staf Rumah Sakit; Deteksi dini terkait dugaan kasus COVID-19 pada seluruh staf rumah sakit, keluarga dan contact tracingnya; i Memberi kebebasan kepada seluruh staf untuk melaporkan gejala COVID-19 yang timbul tanpa dipersalahkan; _g. Tidak memberikan stigma pada staf dan dilakukan tindaklanjut sesuai _standar -40- KOMPONEN ‘TINDAKAN suen o|ece STATUS TINDAK KUNCI REKOMENDASI VERIFIKASI LANJUT operasional al prosedur. 10.3.Rumah sakit | menyediakan layanan kesehatan jiwa dan psikososial yang sesuai dan memberikan umpan balik untuk staf, pasien dan keluarga 10.4.Rumah Sakit A memiliki SPO untuk —— skrining Kesehatan —_jiwa pada pasien COVID-19, keluarga dan staf rumah sakit dan kesiapan RS jika ada peningkatan kasus darurat 10.5.Seluruh staf rumah sakit telah dilatih tentang dasar-dasar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan pertolongan pertama psikologis serta mengetahui -41- RENCANA KOMPONEN TINDAKAN BUKTI STATUS TINDAK KUNCI REKOMENDASI VERIFIKASI LANJUT Kapan harus mencari layanan dukungan —_jika diperlukan. 11.1Staf rumah sakit | telah dilatih untuk melaksanakan | identifikasi_ yang akurat, cepat, dan | skrining secara tepat waktu pada kasus yang dicurigai_ COVID- 19, dengan pelaporan _tepat waktu kepada | 11. | -yang berwenang di Identifikasidan | RS diagnosis yang [11.2.Telah tersedianya | cepat sistem | Komunikasi dan | pemantauan yang memungkinkan | peringatan kewaspadaan dan pelaporan kasus yang dicurigai COVID-19 dilaksanakan tepat waktu di setiap area rumah sakit, meliputi titik-titik tempat -42- KOMPONEN TINDAKAN pur |e STATUS TINDAK KUNCI REKOMENDASI VERIFIKASI LANJUT masuk ke dalam fasilitas serta di area kedatangan | dan penerimaan | pasien. | 11.3.Telah —— tersedia | ] prosedur triase di | unit gawat darurat, terutama | untuk identifikasi | cepat, isolasi dan | untuk — menguji | pasien dengan tanda dan gejala | infeksi pernapasan akut | 11.4.Staf rumah sakit telah dilatih | i dengan prosedur | | terstandar untuk | mengambil sampel dan mengirimkannya ke — laboratorium rujukan —sesuai rekomendasi terkini, serta prosedur rujukan laboratorium 11.5.Jika laboratorium pengujian tersedia | di rumah sakit, | maka rumah sakit -43- KOMPONEN KUNCI TINDAKAN REKOMENDASI STATUS BUKTI VERIFIKASI RENCANA TINDAK LANJUT telah mengadopsi sistem terstandar untuk —pengujian COvID-19, didukung oleh reagen dan alat uji yang terjamin aksesnya 11.6.Telah tersedia informasi dan poster tentang alat pelindung diri dan pengukuran keamanan biologis yang diletakkan pada tempat- tempat strategis di laboratorium dan area penerimaan pasien guna penanganan sampel yang aman termasuk pembuangan limbahnya* 12. Pencegahan dan pengendalian infeksi 12.1 Protokol pencegahan dan pengendalian infeksi dengan prosedur standar untuk —mengelola COVID-19 tersedia -44- KOMPONEN TINDAKAN BUKTI | . STATUS KUNCI REKOMENDASI verirmast) "PAK LANJUT dan berfungsi, dan semua staf rumah sakit telah dilatih tentang protokol tersebut, respirator N95 atau FFP2, sarung tangan, gaun pelindung dan pelindung mata} tersedia dan mudah — diakses oleh semua staf rumah sakit yang ditunjuk untuk berinteraksi | | yang harus | mencakup | mekanisme | pemantauan berkala 12.2. Alat pelindung diri yang memadai | (masker _medis dan bedah, dugaan COVID-19 dengan asus COVID-19. | 12.3.Staf dilatih untuk mengenali dan menskrining | | | semua kasus | -45- KOMPONEN KUNCI TINDAKAN REKOMENDASI STATUS BUKTI VERIFIKASI RENCANA ‘TINDAK | LANJUT pada titik Kontak mereka dengan rumah sakit, dan pemeriksaan ini mencakup semua pasien, pengunjung, dan staf rumah sakit 724.Ruang _Isolasi tersedia utk pasien —_ suspect, probable, dan konfirmasi dengan petunjuk/tanda yang jelas, perlengkapan yang memadai dan ventilasi yang cukup 12.5. Kewaspadaan airborne disiapkan dengan menggunakan ruang bertekanan negatif dengan setidaknya 12 pergantian udara 7 jam dan arah aliran udara terkendali saat menggunakan ventilasi_mekanis (Tekanan negatif -46- ] RENCANA KOMPONEN TINDAKAN BUKTI STATUS TINDAK KUNCI REKOMENDASI VERIFIKASI LANJUT diharuskan untuk mencegah kontaminasi silang dari satu ruangan ke ruangan lain) 12.6. Kewaspadaan standar dan | kewaspadaan | transmis diterapkan untuk | manajemen kasus dan untuk menerima dan mentransfer pasien —_suspek, | probable maupun confirm COVID-19 | 12.7.Staf rumah sakit | menggunakan kewaspadaan airborne — selama prosedur yang | menimbulkan aerosol untuk | COVID-19, seperti | intubasi — trakea, ventilasi non- invasif, trakeotomi, resusitasi kardiopulmoner, ventilasi manual -47- KOMPONEN TINDAKAN porn | STATUS TINDAK KUNCI REKOMENDASI VERIFIKASI LANJUT sebelum intubasi, bronkoskopi, pengambilan sampel _aspirasi dan otopsi. 12.8. Menyediakan sarana dan prasarana_ untuk penerapan kebersihan tangan pada area masuk rumah sakit | seperti tempat cuci tangan dengan air | mengalir/hand sanitizer; tempat sampah tertutup pada lokasi-lokasi strategis 12.9.Tersedia Poster protokol Kesehatan dan dengan ilustrasi di dalam rumah sakit dan di lokasi strategis di sekitar rumah sakit; termasuk informasi_ tentang | mencuci tangan, etika pernapasan, | -48- RENCANA KOMPONEN TINDAKAN BUKTI STATUS ‘TINDAK KUNCI REKOMENDASI VERIFIKASI LANJUT dan jaga jarak. 12.10.Tersedia protokol tentang cara menghindari pergerakan pasien COVID-19 keluar dari kamar mereka 12.11.Staf rumah sakit telah dilatih, baik secara_langsung maupun — secara online, tentang panduan — teknis pencegahan dan pengendalian infeksi, terutama tentang kebersihan tangan, kebersihan pernapasan, etika batuk, jarak sosial (menjaga —_jarak minimal 1 m) dan penggunaan lat pelindung 112.12 Kebijakan tersedia dan telah diterapkan yang memastikan semua tempat tidur rumah sakit -49- KOMPONEN TINDAKAN sunt | RENCANA KUNCI REKOMENDASI STATUS | verrrrkast| "NPAK | LANJUT | ditempatkan | dengan jarak minimal 1 m 12.13.Semua permukaan —di| rumah sakit dan di ambulans secara rutin dibersihkan dan didisinfeksi, sesuai dengan pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi 12.14.Rumah —_ sakit memiliki infrastruktur dan protokol untuk pengelolaan limbah, termasuk pengelolaan limbah __biologis dan klinis. orang yang masuk keruangan perawatan pasien COVID- 19; (data yang dicatat seperti nama, alamat -50- KOMPONEN KUNCI ‘TINDAKAN REKOMENDASI STATUS BUKTI VERIFIKASI RENCANA TINDAK LANJUT rumah, alamat email, nomor ponsel yang bisa dihubungi) 12.16.Tersedia ruangan yang cukup dan pedoman untuk mengelola jenazah orang yang meninggal karena COVID- 19, termasuk pedoman untuk menyediakan pemakaman yang aman dan bermartabat

You might also like