Deskripsi Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas Viii SMP Muhammadiyah Tambak Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA

SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH TAMBAK


PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

Oleh: Fenia Permatasari, Kusno


Program Studi Pendidikan Matematika Fakutlas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto

E-mail: feniapermatasari@gmail.com

ABSTRCT

This research aimed at describing 1) learning difficulties shown by the


process of learning mathematics and 2) students' learning difficulties shown
by learning the result of mathematics (THB) of students at grade VIII of
SMP Muhammadiyah Tambak. The data source in this research was
purposive sampling. Students were grouped into three categories; those
were students with high, medium, and low learning achievement. The data
collection techniques used in this research were test, questionnaire,
interview and documents. The result showed that 1) low group tended to
have difficulty in understanding questions and finishing the questions. In the
learning process, the low achievement group also had more diverse
problems compared with subjects in medium or high achievement group. 2)
medium group tended to do mistakes because they were less careful in
reading and counting the questions. In the learning process, the students in
this group actually had the same ability as the subjects in the high group
except this group tended to be lazier in following the lesson. 3) high group
could understand the material well and could answer the questions
correctly. Moreover, in the learning process, this
group had no significant difficulty because this group could follow the
lesson well.
Keywords: Students' Learning Difficulty, Three Dimensional Geometry,
SMP Muhammadiyah Tambak
A. PENDAHULUAN
Dalam jurnal OECD, kemampuan matematika siswa Indonesia berada
pada peringkat 57 dari 65 negara menurut survey yang dilakukan oleh PISA
(Programme for International Student Assessment) pada tahun 2015. Fakta
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa Indonesia masih
rendah. Selain itu pada tahun 2016 lalu, nilai UN untuk mata pelajaran
matematika mengalami penurunan untuk siswa SMP yakni sebesar 6,04 poin
berdasarkan artikel pada koran Antara News.
SMP Muhammadiyah Tambak merupakan sekolah SMP Swasta yang
terletak di jalan Karangpucung, Tambak, Banyumas. Sekolah ini berbasis islam
sebagai pegangan utama dalam pendidikan agamanya. Berdasarkan Laporan
Hasil Ujian Nasional yang didapat dari data nilai UN SMP Muhammadiyah
Tambak tahun 2014/2015, SMP Muhammadiyah Tambak mendapatkan
peringkat 68 dari sekolah-sekolah SMP di kabupaten Banyumas, dengan rata-
rata nilai matematika adalah 43,88. Nilai tertinggi adalah 70,00 dan nilai
terendah adalah 25,00. Dengan total jumlah siswa 21 anak rentang nilai yang
diperoleh 3 anak mendapatkan nilai antara 60 sampai 70, sedangkan 8 anak
mendapatkan nilai antara 40 sampai 55, dan anak yang mendapatkan 30 sampai
39,9 yaitu diperoleh 7 anak, dan 2 anak mendapatkan nilai 20 sampai 29,9.
Dengan data-data tersebut siswa mengalami masalah dalam proses
belajar. Kesulitan siswa dalam proses pembelajaran sangat memungkinkan
mengalami masalah yang berbeda-beda. Seperti halnya gaya belajar siswa,
setiap siswa pasti memiliki gaya belajar yang berbeda, selain gaya belajar,
perkembangan fisik, dan kecerdasan seperti kecerdasan emosi, spiritual,
intelektual, dan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran juga sangat
berlainan antara siswa satu dengan siswa lainnya. Dengan kemampuan yang
berbeda tersebut, kesulitan yang dihadapi siswa juga berbeda pula, maka dari
itu perlu adanya analisis untuk mengatasi masalah siswa dalam kesulitan
belajar, khususnya pada saat proses pembelajaran. Dengan demikian maka
diharapkan guru mampu meningkatkan kemampuan siswa dan juga dapat
mengatasi masalah siswa dalam berkesulitan belajar.
Penyebab terjadinya kesulitan belajar pada proses pembelajaran tersebut
dapat dilihat dari faktor intern dan ekstern siswa. Faktor intern yaitu masalah
yang muncul pada diri siswa secara fisik seperti penglihatan, pendengaran,
motorik, ataupun komunikasi siswa. Faktor ekstern atau dari luar diri siswa
seperti keluarga, sekolah, dan lingkungan sosial siswa. Secara umum siswa
yang sudah merasa bosan dan jenuh dengan pembelajaran yang diikutinya lebih
tertarik bermain sendiri dan tidak memperhatikan guru, salah satu ulah siswa
pada saat proses pembelajaran adalah bermain headphone, atau membuat
keributan di kelas. Selain itu materi yang terlalu abstrak atau belum sesuai
dengan kemampuan siswa seringkali membuat siswa enggan mengikuti
pembelajaran di kelas karena tidak paham dengan apa yang sedang
dipelajarinya. Masalah-masalah tersebut menunjukkan adanya hambatan pada
saat proses pembelajaran sehingga terjadinya kesulitan belajar pada siswa saat
proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika SMP
Muhammadiyah Tambak menunjukkan bahwa masih sulit siswa dalam
mengerjakan soal matematika, ditunjukkan dengan hasil belajar yang dicapai
masih terlalu rendah, lambatnya dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru, terkadang siswa tidak memperhatikan terhadap tugas yang diberikan, dan
tidak adanya ketertarikan pada saat pembelajaran berlangsung. Hal tersebut
berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai. Oleh sebab itu untuk mengetahui
sejauh mana kesulitan dan kesalahan-kesalahan yang dialami siswa perlu
dilakukan penelitian tentang kesulitan belajar siswa.
Kesulitan belajar merupakan salah satu masalah dalam dunia pendidikan,
terlihat bahwa di lapangan siswa yang memiliki kesulitan belajar baik pada saat
proses pembelajaran ataupun hasil yang kurang memuaskan atau nilai yang
tidak sesuai dengan keinginan siswa. Dalam penelitian ini peneliti
menginginkan supaya guru mampu mengatasi siswa yang mengalami masalah
dalam proses pembelajaran sehingga mendapatkan hasil belajar yang sesuai
harapan dengan siswa. Masalah yang terjadi pada siswa saat proses
pembelajaran tersebut penting untuk segera diatasi, jika guru tidak
memperhatikan maka akan menimbulkan masalah besar, untuk itu perlu
diadakan penelitian. Dengan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Deskripsi Kesulitan Belajar Matematika
Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Tambak Pada Materi Bangun Ruang
Sisi Datar”.

B. METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VIII SMP Muhammadiyah
Tambak, yang dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2016/2017.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian
adalah deskriptif kualitatif, dalam penelitian ini bermaksud untuk
menggambarkan tentang kesulitan belajar yang dialami siswa pada saat
proses pembelajaran dan juga hasil dari nilai siswa yang mengalami
kesulitan belajar.
3. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini menggunakan desain
penelitian kualitatif yaitu:
a. Menentukan sekolah yang akan digunakan sebagai tempat peneliti yaitu
SMP Muhammadiyah Tambak.
b. Menentukan kelas yang akan digunakan sebagai tempat penelitian yaitu
kelas VIII SMP Muhammadiyah Tambak.
c. Menentukan pokok bahasan yang akan di buat tes yaitu materi Bangun
Ruang Sisi Datar.
d. Menyusun instrumen penelitian berupa angket, soal tes dan pedoman
wawancara.
e. Memberikan tes untuk mengetahui kesalahan siswa dalam materi bangun
ruang sisi datar.
f. Memberikan angket untuk mengetahui kesalahan dalam proses belajar
siswa
g. Membagi siswa ke dalam tiga kelompok berdasarkan nilai tes yang sudah
diberikan, berdasarkan hasil belajar yang terdiri dari siswa dengan hasil
belajar tinggi, sedang, dan rendah masing-masing dari kategori diambil
tiga siswa sebagai subjek penelitian.
h. Patokan pengelompokan siswa menjadi tiga kelompok yaitu tinggi,
sedang dan rendah dengan menggunakan rumus Standar Deviasi (SD).
Pengelompokan Nilai Siswa
Dengan ketentuan

Skor Kesulitan Belajar


X > mean + SD Tinggi
Mean – SD ≤ x ≤ mean + SD Sedang
X < mean – SD Rendah
(Arikunto, 2010)
i. Melakukan wawancara kepada 9 sampel yang telah dipilih sebagai subjek
penelitian
j. Menganalisis data hasil penelitian
4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel pada siswa
kelas VIII SMP Muhammadiyah Tambak tahun ajaran 2016/2017.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Angket
Angket di berikan untuk mengetahui mengapa siswa merasa
kesulitan dalam proses pembelajaran dan apa saja faktor yang
mempengaruhi kesulitan belajar siswa tersebut.
b. Tes
Peneliti menggunakan tes untuk mengumpulkan informasi
mengenai kesulitan belajar yang dialami siswa berdasarkan tingkatan
taksonomi bloom.
c. Wawancara
Wawancara dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui secara
lebih jelas tentang kesulitan yang dihadapi siswa dari angket dan tes yang
telah diberikan, yang ditunjukkan kepada 9 siswa sebagai sampel
penelitian yang telah mengisi angket dan melaksanakan tes tersebut.
d. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang telah
diperoleh dari hasil pengisian angket, tes dan wawancara. Metode ini
digunakan untuk mengumpulkan data berupa gambar, tulisan, atau
dokumen lain yang diperlukan oleh peneliti.
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah
menggunakan model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2014), yaitu :
a. Data Reduction Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Reduksi data merupakan proses berfikir
sensitif yang memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang
tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data
dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli.
b. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplay data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan
selanjutnya berdasarkan apa yang terjadi tersebut.
c. Menarik kesimpulan dan verifikasi
Langkah ke tiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan
yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan
data, maka kesimpulan yang di kemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.
7. Uji Validasi Hasil Analisis (Uji Triangulasi)
Peneliti memeriksa keabsahan data dengan menggunakan
triangulasi teknik. Triangulasi dapat diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagi waktu. Dengan
demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data,
dan waktu. Triangulasi teknik dalam penelitian ini yaitu dengan
mengumpulkan data dari hasil wawancara dengan angket dan wawancara
dengan hasil tes siswa.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan nilai tes hasil belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah
Tambak tahun pelajaran 2016/2017, siswa dikelompokan menjadi 3 kelompok
menurut perangkingan yang terdiri dari siswa kelompok hasil prestasi belajar
rendah, sedang, dan tinggi. Dari masing-masing kelompok tersebut dipilih 3
orang siswa sebagai subyek penelitian. Subyek penelitian dipilih berdasarkan
diskusi dan pertimbangan dari guru matematika, yaitu siswa yang dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti, serta yang dapat mampu
berkomunikasi baik dengan peneliti. Dari hasil perhitungan diperoleh Standar
Deviasi sebesar 11,37 dengan rata-rata nilai tes = 76,94
Berdasarkan pengkategorian yang sudah dihitung dan di tetapkan di atas,
maka dapat diperoleh pengkategorian hasil prestasi belajar siswa sebagai
berikut :
1. Kelompok kemampuan rendah yaitu siswa yang memperoleh nilai <
65,57
2. Kelompok kemampuan sedang yaitu siswa yang memperoleh 65,57 ≤
nilai ≤ 88,31
3. Kelompok kemampuan tinggi yaitu siswa yang memperoleh nilai > 88,31
Berdasarkan keterangan-keterangan yang diperoleh dari hasil tes dan
wawancara, serta hasil angket dan wawancara peneliti dapat
mengklasifikasikan kesulitan belajar matematis siswa berdasarkan kategori
prestasi belajar siswa sebagai berikut :

Perbedaan Kesulitan Belajar Matematika Ditinjau dari Kelompok Rendah,


Sedang dan Tinggi Berdasarkan Hasil Tes
Kelompo Kesulitan belajar yang ditunjukkan dari hasil belajar matematika
k
Rendah Subjek pada kelompok rendah cenderung melakukan kesalahan dalam
memahami soal dan tidak mengetahui cara penyelesaian dari soal
tersebut yang tepat, sehingga secara umum subjek dalam kelompok
rendah lebuh banyak melakukan kesalahan seperti kesalahan konsep,
kesalahan interpretasi bahasa, kesalahan prosedur dan kesalahan hitung
Sedang Subjek pada kelompok sedang cenderung melakukan kesalahan dalam
membaca apa maksud dari soal atau tidak teliti dalam membaca soal,
sehingga mengakibatkan kesalahan pemaknaan dan kurangnya jawaban
yang ditanyakan dari soal, secara umum subjek pada kelompok sedang
melakukan kesalahan interpretasi bahasa dan kesalahan prosedur
Tinggi Subjek pada kelompok tinggi sebagian besar sudah memahami soal dan
menjawab pertanyaan dengan benar dan runtut, tetapi subjek pada
kelompok tinggi kurang cermat dalam menghitung atau memberikan
satuan pada jawaban akhir soal tersebut, sehingga subjek kelompok
tinggi melakukan kesalahan hitung

Perbedaan Kesulitan Belajar Matematika Ditinjau dari Kelompok Rendah,


Sedang dan Tinggi Berdasarkan Hasil Angket
Kelompo Kesulitan belajar pada proses pembelajran
k
Rendah Subjek pada kelompok rendah lebih banyak mengalami kesulitan dalam
proses pembelajaran seperti merasa pusing dalam proses pembelajaran
berlangsung, merasa bosan dan tidak memperhatikan guru dalam
mengajar, jarang membaca buku pendukung pembelajaran, kurang
dorongan untuk melakukan pembelajaran dari orang tua, sulit dalam
menangkap pembelajaran, dan suasana belajar yang tidak nyaman. Hal-
hal tersebut berdampak pada hasil belajar subjek yang kurang
memuaskan.
Sedang Subjek pada kelompok sedang sebenarnya mampu mengikuti proses
pembelajaran dengan baik apabila pada saat proses pembelajaran
berlangsung sesuai dengan yang diharapkan oleh subjek seperti
pembelajaran dengan diskusi, tetapi subjek dengan kelompok sedang ini
juga cenderung merasa malas dalam mengikuti pembelajaran apabila
materi yang sedang diajarkan sulit dipelajari dan soal yang sulit untuk
dipecahkan.
Tinggi Subjek pada kelompok tinggi mampu mengikuti pembelajaran dengan
baik pada saat proses pembelajaran berlangsung, dan subjek dengan
kelompok tinggi ini mampu mengontrol konsentrasi belajarnya sehingga
mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. Meskipun ada yang
menyebabkan kesulitan belajar pada proses pembelajaran seperti tulisan
yang dijelaskan oleh guru tidak jelas, atau kelas yang berisik, selain itu
subjek dengan kelompok tinggi ini juga merasa kesulitan pada saat
mendapati materi dan soal yang sulit dipahami atau dikerjakan.

Berdasarkan keterangan-keterangan yang diperoleh dari hasil tes dan


wawancara, peneliti dapat mengklasifikasikan berdasarkan kesulitan belajar
subjek dari hasil tes kesulitan belajar matematika dan kesulitan belajar pada
proses pembelajaran yaitu sebagai berikut :
1. Kelompok rendah
Berdasarkan tes hasil belajar siswa dan hasil wawancara, yang
bertujuan untuk mengukur kesulitan siswa pada hasil belajar siswa yaitu
diperoleh bahwa subjek kelompok rendah cenderung melakukan kesalahan
dalam memahami soal dan tidak mengetahui cara penyelesaian dari soal
tersebut yang tepat, sehingga secara umum subjek dalam kelompok rendah
lebih banyak melakukan kesalahan seperti kesalahan konsep, kesalahan
interpretasi bahasa, kesalahan prosedur dan kesalahan hitung. Sedangkan
dari hasi angket dan dijelaskan dengan wawancara sengan subjek yang
bersangkutan, diperoleh bahwa subjek pada kelompok rendah lebih banyak
mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran seperti merasa pusing
dalam proses pembelajaran berlangsung, merasa bosan dan tidak
memperhatikan guru dalam mengajar, jarang membaca buku pendukung
pembelajaran, kurang dorongan untuk melakukan pembelajaran dari orang
tua, sulit dalam menangkap pembelajaran, dan suasana belajar yang tidak
nyaman. Hal-hal tersebut berdampak pada hasil belajar subjek yang
kurang memuaskan.
2. Kelompok sedang
Dari hasil tes dan wawancara yang dilakukan dengan subjek
kelompok rendah diperoleh bahwa kesulitan belajar pada hasil
pembelajaran yaitu subjek cenderung melakukan kesalahan dalam
membaca apa maksud dari soal atau tidak teliti dalam membaca soal,
sehingga mengakibatkan kesalahan pemaknaan dan kurangnya jawaban
yang ditanyakan dari soal, secara umum subjek pada kelompok sedang
melakukan kesalahan interpretasi bahasa dan kesalahan prosedur. Dan dari
hasil angket dan wawancara yang dilakukan pada subjek kelompok sedang
diperoleh bahwa penyebab kesulitan belajar siswa pada proses
pembelajaran yaitu subjek pada kelompok sedang sebenarnya mampu
mengikuti proses pembelajaran dengan baik apabila pada saat proses
pembelajaran berlangsung sesuai dengan yang diharapkan oleh subjek
seperti pembelajaran dengan diskusi, tetapi subjek dengan kelompok
sedang ini juga cenderung merasa malas dalam mengikuti pembelajaran
apabila materi yang sedang diajarkan sulit dipelajari dan soal yang sulit
untuk dipecahkan.
3. Kelompok tinggi
Berdasarkan hasil dari tes bekesulitan belajar siswa dan hasil dari
wawancara pada subjek kelompok tinggi diperoleh bahwa yang
menyebabkan subjek mengalami kesulitan belajara pada tes hasil belajar
yaitu subjek pada kelompok tinggi ini sebagian besar sudah memahami
soal dan menjawab pertanyaan dengan benar dan runtut, tetapi subjek pada
kelompok tinggi kurang cermat dalam menghitung atau memberikan
satuan pada jawaban akhir soal tersebut, sehingga subjek kelompok tinggi
melakukan kesalahan hitung. Sedangan berdasarkan hasil dari angket dan
wawancara subjek pada kelompok tinggi ini sebenarnya mampu mengikuti
pembelajaran dengan baik pada saat proses pembelajaran berlangsung, dan
subjek dengan kelompok tinggi ini mampu mengontrol konsentrasi
belajarnya sehingga mampu mengikuti pembelajaran dengan baik.
Meskipun ada yang menyebabkan kesulitan belajar pada proses
pembelajaran seperti tulisan yang dijelaskan oleh guru tidak jelas, atau
kelas yang berisik, selain itu subjek dengan kelompok tinggi ini juga
merasa kesulitan pada saat mendapati materi dan soal yang sulit dipahami
atau dikerjakan.
Daftar pustaka
Abdurrahman, Dr, Mulyono. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan
Belajar, Jakarta: Asdi Mahasatya.
Anderson, L.W dan Krathwohl, D.R. (2001). Revisi Taksonomi Bloom.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara
Burhani, Ruslan (2016, 10 Juni). Penurunan Nilai UN SMP di semua mata
pelajaran, Antara News [Online]. Tersedia: http://www.antaranews.com.
[8 April 2017]
Burton, D,T dan Keppenberg, John. (2010). “Response to Intervention: The
Teachers’ Role in Distinguishing Between Mathematics Difficulty and
Mathematics Disability Candraningrum”. Insights on Learning Disabilities.
7, (2), 53-64
Candraningrum, E,S. (2010). Kajian Kesulitan Siswa Dalam Mempelajari
Geometri Dimensi Tiga Kelas X MAN Yogyakarta I. Skripsi pada
Universitas Negeri Yogyakarta : diterbitkan.
Dalyono,M. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Murtadlo, Ali. (2013). Kesulitan Belajar (Learning Difficult) Dalam
Pembelajaran Matematika. Edu-Math. (4).
Mustaqim dan Wahid, Abdul. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Riani, W.S. (2007). Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan
Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Di Kecamatan Wonosari
Kabupaten Gunungkidul. Tesis pada Universitas Sebelas Maret :
diterbitkan.
Hati, Sartika. (2015). Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Operasi Hitung
Bilangan Bulat Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Di kelas VII SMP Negeri
2 Limboto
Isgiyanto, Awal. (2011). “Diagnosis Kesalahan Siswa Berbasis Penskoran
Politomus Model Partial Credit Pada Matematika”. Jurnal Penelitian dan
Pendidikan. 2, (15), 308-325
Lestari, K.E dan Yudhanegara, M.R. (2015) Penelitian Pendidikan Matematika.
Bandung: Refika Aditama.
Karagiannakis G, Baccaglini-frank A and Papadatos Y. (2014). “Mathematical
learning difficulties subtypes classification”. Frontiers in Human
Neuroscience. 8:57. doi:10.3389/fnhum.2014.00057
Kumalasari, Ade. dan Putri, R.O.P.E. (2013). “Kesulitan Belajar Matematika
Siwa Ditinjau Dari Segi Kemampuan Koneksi Matematika”. Prosiding
Seminar Nasional Matematika FMIPA UNY. 9, (4), 7-14
PISA, (2015). PISA 2015 Result in Focus. Rusia: OECD 2016
Sa’idah, Nusrotus. (2016). Problematika Kesulitan Belajar Statistik. Proseding
Seminar Nasional PGSD UPY. 54-61
Santrock, John, W. (204). Psikologi Pendidikan Educational Psychologi. Jakarta:
Salemba Humanika.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

You might also like