Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

1

KAJIAN POTENSI OBJEK WISATA ALAM TIRTA DESA BUKIT


LAWANG KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN
LANGKAT SUMATERA UTARA

(Potential Study of Nature Tourism Object Tirta Bukit Lawang Village Bahorok
District Langkat Regency North Sumatera)

1
Desti Natalia Simbolon, 2Hesti Wahyuningsih, 3Yoes Soemaryono
1
Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia, 20155
Email: Destinataliasimbolon045@gmail.com
2
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia, 20155
3
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia, 20155

ABSTRACT

Nature Tourism Object Tirta Bukit Lawang Village is a tourist place that
utilizes the beauty and potential of the Bahorok River located in Langkat regency of
North Sumatera. This research aims to determine the potential of Bahorok River
tourism and how the visitor's perception of the tourist area. This research was
conducted at Bahorok River in January - February 2017. The Bahorok River located
in Tirta Bukit Lawang tourism is utilized by visitors to perform relaxed activities,
natural baths and traditional rafting, of these activities will certainly be supported by
the potential on the tour. The carrying capacity of Tirta Bukit Lawang tourism area is
470 people / day. The Tourist Suitability Index for the relaxed category includes the
corresponding S2 group, the bathing category belonging to the S1 group is very
suitable and the traditional rafting category is included into the S2 group. The quality
of Bahorok River is relatively clear so it is potential to support tourism activities.

Keywords : Bahorok River, The carrying capacity area, Tourist Sustaibility Index,
Relax Sit, Natural Baths and Tradistional Rafting.

PENDAHULUAN Potensi alam berupa sungai banyak


Latar Belakang tersebar di berbagai wilayah di
Bukit Lawang merupakan salah Indonesia khususnya di wilayah
satu objek wisata sungai yang terdapat di Sumatera Utara yang memiliki prospek
Kabupaten Langkat. Air Sungai Bukit bagus untuk dikembangkan sebagai
Lawang berasal dari aliran Sungai tempat objek wisata alam. Karakteristik
Bahorok. Sungai Bahorok merupakan sungai di wilayah Sumatera Utara ini
sungai yang terletak di Kabupaten menyimpan satu daya tarik tersendiri
Langkat Provinsi Sumatera Utara. dan sangat sering menjadi pilihan untuk
Sungai selain memiliki manfaat dikembangkan menjadi tempat objek
sebagai habitat organisme perairan juga wisata alam.
dapat dijadikan sebagai objek wisata.
2

Objek wisata alam tirta Bukit Alat dan Bahan Penelitian


Lawang memiliki beberapa keunikan, Adapun alat yang digunakan
seperti airnya yang jernih, terdapat batu- adalah kamera digital, Global Position
batu besar di sepanjang sungai dan System (GPS), buku, kalkulator, secchi
dihiasi jembatan titi gantung yang disk, cool box, alat tulis, bola duga,
menjadi daya tarik wisatawan. Selain itu meteran dan peralatan analisa kualitas
di Bukit Lawang terdapat juga adanya air seperti thermometer, pH meter dan
aktivitas arung jeram dengan Pancing.
menggunakan ban mobil yang Bahan yang digunakan dalam
dikombinasikan sedemikian rupa penelitian adalah sampel air, MnSO4,
sehingga bisa menampung beberapa KOH-KI, H2SO4, Na2S2O3, amilum,
orang. Terdapat pula penginapan bagi aquades, serta kuisioner yang dibagikan
wisatawan yang akan bermalam. kepada wisatawan.
Berdasarkan penjelasan di atas,
dan belum adanya informasi dan data Teknik Pengumpulan Data
mengenai potensi dan pengaruh aktivitas Teknik pengumpulan data yang
objek wisata alam tirta Bukit Lawang digunakan dalam pembahasan adalah
maka perlu dilakukan kajian terkait sebagai berikut:
potensi objek wisata yang terdapat di 1. Penelitian Lapangan, berupa:
Bukit Lawang tersebut. Oleh karena itu a. Pengukuran parameter kualitas
diperlukan suatu kajian mengenai air, yang dilakukan di lapangan
potensi wisata dan daya dukung kawasan dan di dalam laboratorium.
untuk kegiatan berwisata di Objek b. Pengukuran Kesesuaian Wisata
Wisata Bukit Lawang yang terletak di 2. Penelitian Kepustakaan,
Kabupaten Langkat. pengumpulan data dengan cara
membaca serta menelaah literatur.
Tujuan Penelitian 3. Lembar pertanyaan terstruktur,
Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui potensi wisata sungai Deskripsi Area
Bahorok yang terdapat pada Objek Lokasi penelitian dan
Wisata Alam Tirta Bukit Lawang, pengambilan sampel berada di daerah
mengetahui atau menilai persepsi objek wisata alam tirta Desa Bukit
pengunjung dan pengelola terhadap Lawang Kecamatan Bahorok Kabupaten
aktivitas wisata Alam Tirta Bukit Langkat,Sumatera Utara. Metode yang
Lawang dan menganalisis pengaruh digunakan dalam penentuan lokasi
aktivitas wisata terhadap perubahan adalah purposive sampling yang dibagi
kualitas air Sungai Bahorok di Bukit menjadi 3 stasiun yang berbeda
Lawang. berdasarkan aktivitas masyarakat yaitu
daerah kontrol, daerah pusat wisata serta
METODE PENELITIAN daerah pertanian dan pemukiman
Waktu dan Tempat Penelitian penduduk.
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Januari-Februari 2017. Penelitian Pengukuran Faktor Fisika, Kimia,
ini akan dilaksanakan di Objek Wisata dan Biologi Perairan
Alam Tirta Desa Bukit Lawang Pengukuran parameter fisika,
Kecamatan Bahorok Kabupaten kimia dan biologi air dilakukan dengan
Langkat, Sumatera Utara. dua cara, yakni langsung (insitu) dan
tidak langsung (eksitu) di Balai Teknik
3

Kesehatan Lingkungan (BTKL) Medan. Rumput /


Parameter kualitas air dan metode pasir
3
Hamparan Berbatu
analisis pengukuran dapat dilihat pada 3.
dataran
3
Tanah
2
Tabel 1. 1
liat/Lump
Tabel 1. Parameter Kualitas Air dan ur
Metode Analisa Tidak ada
Tempat 1 s.d 3 3
Parameter Satuan Alat Biota
Analisis 4. 3 jenis 2
berbahaya
Fisika Lebih dari 1
3 jenis
0 Thermome
Suhu C In Situ Sumber : Modifikasi Yulianda (2007)
ter
Secchi Parameter kesesuaian
Kecerahan M In Situ
disk sumberdaya untuk pemandian dapat
Warna dilihat pada Tabel 3.
- Visual In Situ
perairan
Tabel 3. Parameter kesesuaian
Arus m/det Bola duga In Situ
sumberdaya untuk pemandian
Indera
Bau - In Situ No. Parameter Bobot Kategori Skor
Pencium
0 - 3 meter
Kedalaman M - In Situ Kedalama 3
>3 - 5
Kimia n Perairan 5 2
1. meter
(m) 1
Nitrat mg/L - Ex Situ > 5 meter
Fosfat mg/L - Ex Situ >30 meter
10 - 30 3
pH - pH Meter In Situ Lebar
2. 5 meter 2
DO Winkler Ex Situ sungai (m)
1 - <10 1
BOD Winkler Ex Situ meter
Biologi Pasir
Ikan Jurung Material Karang 3
- - In Situ 3. dasar 3 Berpasir 2
(Tor spp.)
perairan Pasir 1
Berlumpur
Analisis Indeks Kesesuaian Wisata >5 meter
Parameter kesesuaian Kecerahan 3
>3 – 10
4. Perairan 1 2
sumberdaya untuk duduk santai dapat (m)
meter
1
dilihat pada Tabel 2. <3 meter
Tidak Ada
Tabel 2. Parameter kesesuaian Satu
sumberdaya untuk duduk santai 3
Biota Spesies
No 5. 3 2
Berbahaya Lebih Dari
. Parameter Bobot Kategori Skor 1
Satu
x≥8 3 Spesies
Lebar tepi
1. 1 4≥x<8 2 Tidak
sungai
1≤x<4 1 berbau 3
Sungai, 6. Bau 5 Sedikit 2
hutan, berbau 1
pegununga Berbau
n, air Kehijauan
terjun Cokelat 3
2 s.d 3 3 Warna
Pemandan 7. 5 Muda 2
2. 5 dari 4 2 perairan
gan Cokelat 1
pemandan 1 Pekat
gan Sumber : Modifikasi Yulianda (2007)
Satu dari
4 Parameter kesesuaian
pemandan sumberdaya untuk Arung Jeram
gan
4

Tradisional (AJT) dapat dilihat pada <2 m


Tabel 4. >15 m
Tabel 4. Parameter kesesuaian 10 – 15 4
sumberdaya untuk Arung Jeram Lebar m 3
9. 2
Sungai (m) 3 - <10 2
Tradisional (AJT)
m 1
No. Parameter Bobot Kategori Skor
<3 m
0–1
m/det Sumber : Modifikasi Yulianda (2007)
4 Berdasarkan Yulianda (2007),
>1- 1,5
Kecepatam 3
1.
Arus (m/det)
4 m/det
2 persamaan yang digunakan untuk
> 1,5-2 kesesuaian wisata adalah:
1
m/det
>2 m/det IKW =
0–4
Keterangan
m/km
5 – 10 4 IKW = Indeks Kesesuaian Wisata
Kemiringan Ni = Nilai Parameter ke-i (bobot x
m/km 3
2. sungai 4
>10 – 15 2 skor)
(m/km)
m/km 1 Nmaks = Nilai maksimum dari suatu
>15
kategori wisata
m/km
0 – 25 i = Parameter kesesuaian
m3/det n = Jumlah jenis parameter
>25 –
150 4 Analisis Daya Dukung Kawasan
Debit
m3/det 3
3. Sungai 4 Perhitungan DDK dalam bentuk
>150 – 2
(m3/det) rumus adalah sebagai berikut (Yulianda,
300 1
m3/det 2007) :
>300 DDK = K x x
m3/det
0–3m Keterangan :
4
>3 – 6 m DDK : Daya Dukung Kawasan
Kedalaman 3
4. 3 >6 – 10
Sungai (m)
m
2 K : Potensi ekologis pengunjung
1 per satuan unit area
>10 m
Kelas I 4 Lp : Luas area atau panjang area
Tingkat
5. Kesulitan 3
Kelas II 3 yang dapat dimanfaatkan
Kelas III 2 Lt : Unit area untuk kategori
Sungai
Kelas IV 1
tertentu
Permane
n Wt : Waktu yang disediakan oleh
4 kawasan untuk kegiatan wisata dalam
Periodik
3
6. Tipe Sungai 3 Intermite
2 satu
n hari
1
Epherma
Wp : Waktu yang dihabiskan oleh
l
Batu pengunjung untuk setiap kegiatan
Batu 4 tertentu
Material
Berpasir 3
7. Dasar 3
Pasir 2 Pengunjung
Perairan
Lumpur 1
Pemilihan sampel harus
Lumpur
>10 m 4 mewakili populasi dengan kriteria cukup
Kecerahan >5 – 10 3 dewasa (umur 17 tahun ke atas), sehat
8. 2
Perairan (m) m 2 jasmani dan mampu berkomunikasi
3–5m 1
5

dengan baik. Jika subjek penelitian atau N : Ukuran populasi


wisatawan kurang dari 100 maka lebih e : Margin error yang
baik diambil semuanya sebagai sampel diperkenankan (10%)
dan jika jumlah sampel lebih dari 100
maka sampel dapat diambil antara 10%- HASIL DAN PEMBAHASAN
15% sebagai ukuran sampel. Dengan Hasil
rumus Slovin diacu dalam Nugraha Daya Dukung Kawasan
(2007) : Luas daerah wisata alam tirta
Bukit Lawang yang dapat dimanfaatkan
oleh wisatawan untuk melakukan
Keterangan: kegiatan wisata dapat dilihat pada Tabel
n : Ukuran sampel yang 5.
dibutuhkan
Tabel 5. Daya Dukung Kawasan Pada wisata alam tirta Bukit Lawang
No. Jenis Kegiatan K Lt (m2) Wp (Jam) Wt (Jam) Lp (m2) DDK
1. Duduk Santai 1 10 10 24 1000 240
2. Pemandian 1 600 4 11 27.250 125
3. AJT 1 40.875 0,28 11 109.000 105
Jumlah 470
Wisata alam tirta Bukit Lawang daya dukung 125 orang, dan untuk
memiliki jumlah daya dukung kawasan kegiatan AJT luas daerah yang dapat
sebanyak 470 orang untuk tiga aktivitas dimanfaatkan sebesar 109.000 m2
wisata yakni duduk santai, pemandian dengan daya dukung 105 orang.
dan AJT. Luas daerah wisata alam tirta
Bukit Lawang yang dapat dimanfaatkan
oleh wisatawan untuk kegiatan duduk Parameter Fisika Kimia Perairan
santai yaitu 1000 m2 dengan daya Berdasarkan penelitian yang
dukung 240 orang. Luas daerah yang telah dilakukan diperoleh hasil
dapat dimanfaatkan untuk kegiatan parameter kualitas air yang dapat dilihat
Pemandian adalah 27.250 m2 dengan pada Tabel 6.

Tabel 6. Nilai Parameter Pengamatan Kualitas Perairan


Baku Mutu Stasiun
Parameter Satuan
(Kelas III) I II III
Fisika
Suhu °C deviasi 3 23,66 28,16 24,16
Kecerahan M - 0,65 0,64 0,55
Kedalaman cm - 65,16 64 55
Arus m/s - 1,46 1,35 1,75
Warna - - Hijau Jernih Kehijauan Kehijauan
Tidak Tidak Tidak
Bau - -
Berbau Berbau Berbau
Kimia
Nitrat mg/L 10 <0,5 <0,5 <0,5
Posfat mg/L 0,20 <0,03 <0,03 <0,03
pH - 6-9 7,1 7,36 6,96
DO mg/L 4 8,43 7 6,8
BOD mg/L 3 4,93 3,25 3,05
Berdasarkan Tabel 6 dapat kecerahan yang diperoleh tertinggi
diketahui bahwa suhu tertinggi terdapat terdapat pada stasiun I yaitu 0,65.
pada stasiun III yaitu 28,16°C. Tingkat Kecepatan arus atau arus tertinggi
6

terdapat pada stasiun III yaitu 1,75 m/s. Berdasarkan hasil pengamatan
Warna yang diperoleh hampir sama pada yang dilakukan terdapat hanya 1 jenis
setiap stasiun yaitu kehijauan. Bau yang ikan yang terdapat di Wisata Alam
diperoleh pada setiap stasiun sama yaitu Sungai Bahorok yaitu Ikan Jurung (Tor
tidak berbau. Semua stasiun memiliki spp).
nilai nitrat yang sama yaitu <0,5 mg/L,
dengan tingkat kesuburan perairan yang Kesesuaian Wisata
dinyatan kurang subur. pH yang Parameter yang diukur dan
diperoleh dari penelitian masih berada diamati untuk mendapatkan indeks
pada batas baku mutu perairan untuk kesesuaian wisata yang diamati di wisata
dijadikan tempat wisata. Nilai posfat alam tirta Bukit Lawang adalah lebar
yang diperoleh sama pada setiap tepi sungai, pemandangan, hamparan
stasiunnya yaitu 0,03 mg/L, dengan daratan, biota berbahaya, kedalaman
tingkat kesuburan sedang. Nilai perairan, lebar wisata sungai, material
kandungan oksigen terlarut tertinggi dasar perairan, kecerahan perairan, bau,
terdapat pada stasiun I sebesar 8,43 warna, kecepatan arus, kemiringan
mg/L dengan derajat pencemaran rendah sungai, debit sungai, tingkat kesulitan
dan dikategorikan sebagai perairan yang sungai, tipe sungai dan lebar sungai.
baik, dan memiliki nilai BOD yaitu 4,93 Hasil pengukuran dan pengamatan setiap
mg/L dengan tingkat pencemaran parameter kegiatan wisata dan nilai
rendah. indeks kesesuaian wisata dapat dilihat
pada Tabel 7.
Parameter Biologi Perairan
Tabel 7. Hasil Perhitungan Indeks Kesesuaian Wisata Sungai Bahorok
Parameter Bobot Hasil Skor Ni
Lebar Tepi Sungai (m) 1 4≥x<8 2 2
Sungai, Hutan,
Pemandangan 5 Pegunungan dan air 2 10
Terjun
Hamparan Daratan 3 Berbatu 2 6
Biota Berbahaya 3 Tidak Ada 3 9
Kedalaman Perairan (m) 5 0-<2 1 5
Lebar Wisata Sungai (m) 5 10-30 2 10
Material Dasar Perairan 3 Pasir 3 9
Kecerahan Perairan (m) 1 0,55-0,65 1 1
Bau 5 Tidak Berbau 3 15
Warna Perairan 5 Kehijauan 3 15
Kecepatan Arus (m/det) 4 0,75 4 16
Kemiringan Sungai 4 0-4 m/km 4 16
Debit Sungai (m3/det) 4 >300 m3/det 1 4
Tingkat Kesulitan Sungai 3 Kelas I 4 12
Tipe Sungai 3 Permanen 4 12
Lebar Sungai 2 >15 m 4 8
Total Skor 193 150
Indeks Kesesuaian Wisata 77,72%
Tingkat Kesesuaian Wisata S2
Keterangan : S1 (Sangat Sesuai), S2 (Sesuai), S3 (Sesuai Bersyarat) dan TS (Tidak Sesuai)
Pengukuran berdasarkan di wisata alam tirta Bukit Lawang
parameter yang mempengaruhi aktivitas Sesuai (S2). Tingkat kesesuaian wisata
wisata pada kegiatan duduk santai pada kegiatan wisata duduk santai dapat
dinyatakan bahwa kegiatan duduk santai dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Parameter kesesuaian sumberdaya untuk duduk santai
7

Parameter Bobot Hasil Skor Ni


Lebar Tepi Sungai (m) 1 <1 hingga >5 2 2
Sungai, Hutan,
Pemandangan 5 Pegunungan dan air 2 10
Terjun
Hamparan Daratan 3 Berbatu 2 6
Biota Berbahaya 3 Tidak Ada 3 9
Total Skor 36 27
Indeks Kesesuaian Wisata 75%
Tingkat Kesesuaian Wisata S2
Pengukuran berdasarkan Sangat Sesuai (S1). Hasil pengukuran
parameter yang mempengaruhi aktivitas berdasarkan parameter yang
wisata pada kegiatan pemandian mempengaruhi kegiatan wisata
dinyatakan bahwa kegiatan pemandian pemandian dapat dilihat pada Tabel 9.
di wisata alam tirta Bukit Lawang
Tabel 9. Parameter kesesuaian sumberdaya untuk pemandian
Parameter Bobot Hasil Skor Ni
Kedalaman Perairan (m) 5 0-<2 2 10
Lebar Wisata Sungai (m) 5 10-30 2 10
Material Dasar Perairan 3 Pasir 3 9
Kecerahan Perairan (m) 1 0,55-0,65 1 1
Biota Berbahaya 3 Tidak Ada 3 9
Bau 5 Tidak Berbau 3 15
Warna Perairan 5 Kehijauan 3 15
Total Skor 81 69
Indeks Kesesuaian Wisata 85,18%
Tingkat Kesesuaian Wisata S1
Pengukuran berdasarkan bahwa kegiatan AJT di wisata alam tirta
parameter yang mempengaruhi aktivitas Bukit Lawang Sesuai (S2). Hasil
wisata pada kegiatan AJT dinyatakan pengukuran dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Parameter kesesuaian sumberdaya untuk Arung Jeram Tradisional (AJT)
Parameter Bobot Hasil Skor Ni
Kecepatan Arus (m/det) 4 1,75 2 8
Kemiringan Sungai 4 0-4 m/km 4 16
Debit Sungai (m3/det) 4 >300 m3/det 1 4
Kedalaman Perairan (m) 5 0-<2 4 12
Tingkat Kesulitan Sungai 3 Kelas I 4 12
Tipe Sungai 3 Permanen 4 12
Material Dasar Perairan 3 Pasir 3 9
Kecerahan Perairan (m) 1 0,55-0,65 1 1
Lebar Sungai 2 >15 m 4 8
Total Skor 112 82
Indeks Kesesuaian Wisata 73,21%
Tingkat Kesesuaian Wisata S2

Persepsi Wisatawan telah dilakukan sebanyak 8 orang


Jumlah responden yang wisatawan menyatakan potensi wisata
dibagikan kuisioner yakni sebanyak 90 cukup, 57 orang wisatawan menyatakan
orang, diperoleh dari data wisatawan baik dan 25 orang wisatawan
dalam satu tahun. mengatakan sangat baik (Gambar 1).
Persepsi wisatawan terhadap Pengembangan terhadap potensi wisata
potensi wisata alam tirta Bukit Lawang alam tirta Bukit Lawang masih perlu
baik. Berdasarkan hasil responsi yang dibenahi.
8

Gambar 6. Persepsi wisatawan terhadap Gambar 3. Persepsi wisatawan terhadap


potensi wisata. kenyamanan kegiatan wisata.
Persepsi wisatawan terhadap Persepsi wisatawan terhadap
keindahan di wisata alam tirta Bukit kejernihan air pada wisata alam tirta
Lawang relatif tinggi. Berdasarkan hasil Bukit Lawang sebesar 8 orang
responden yang telah dilakukan hanya 3 wisatawan menyatakan perairan wisata
orang yang menyatakan kurang indah, alam tirta Bukit Lawang keruh (cukup),
42 orang menyatakan cukup indah dan 40 orang wisatawan menyatakan
45 orang yang menyatakan indah perairan baik (tidak terlihat sampai
(Gambar 7). Keindahan yang terdapat di dasar) dan 42 orang wisatawan
wisata alam tirta Bukit Lawang ini relatif menyatakan perairan sangat baik
tinggi karena kualitas airnya yang masih (terlihat sampai dasar) (Gambar 4).
natural/jernih.

Gambar 4. Persepsi wisatawan terhadap


kejernihan perairan.
Gambar 7. Persepsi wisatawan terhadap Warna perairan dinilai secara
keindahan alam sungai. visual dengan indra penglihat oleh
Persepsi wisatawan untuk wisatawan sebanyak 42 orang wisatawan
kenyamanan saat melakukan kegiatan di menyatakan hijau jernih dan 45 orang
wisata alam tirta Bukit Lawang cukup wisatawan menyatakan cukup jernih dan
nyaman. Berdasarkan hasil responden 3 orang wisatawan menyatakan keruh
yang telah dilakukan hanya 5 orang (Gambar 5). Semakin jernih suatu
wisatawan yang menyatakan kurang perairan maka akan semakin tinggi daya
nyaman, 50 orang wisatawan tarik wisatawan untuk berkunjung ke
menyatakan cukup nyaman melakukan suatu objek wisata air. Warna perairan
kegiatan wisata dan 35 orang wisatawan merupakan salah satu faktor penentu
yang menyatakan nyaman (Gambar 8). suatu daerah dinobatkan sebagai tempat
wisata.
9

Gambar 5. Persepsi wisatawan terhadap


Gambar 7. Persepsi wisatawan terhadap
warna perairan.
transportasi menuju wisata alam tirta
Wisatawan yang datang ke
Bukit Lawang.
wisata alam tirta Bukit Lawang memiliki
Tingginya persentase wisatawan
tujuan yang berbeda-beda, sebesar 75
yang menyatakan kurang baik karena
orang wisatawan menyatakan tujuan
akses jalan menuju wisata alam tirta
mengunjungi daerah wisata ini untuk
Bukit Lawang yang buruk. Berdasarkan
rekreasi (refreshing), 10 orang
hasil responsi dengan wisatawan
wisatawan menyatakan tujuan
sebanyak 74 orang wisatawan
mengunjungi daerah ini untuk
menyatakan jalan kurang baik, 16 orang
pendidikan seperti belajar konservasi
wisatawan menyatakan cukup baik dan 0
alam dan satwa dan 5 orang wisatawan
wisatawan yang menyatakan baik
menyatakan tujuan berkunjung untuk
(Gambar 8).
aktivitas penelitian (Gambar 6).

Gambar 6. Tujuan wisatawan Gambar 8. Persepsi wisatawan terhadap


mengunjungi wisata tirta Bukit Lawang. kondisi jalan menuju wisata alam tirta
Hasil responsi dengan wisatawan Bukit Lawang.
menyatakan bahwa sebanyak 40 orang Kesadaran masyarakat terhadap
wisatawan menyatakan transportasi kelestarian sungai cukup baik, hal ini
kurang, 45 orang wisatawan dibuktikan dengan banyaknya tersedia
menyatakan cukup dan 5 orang tempat sampah di sekitar wisata alam
wisatawan menyatakan baik (Gambar 7). tirta Bukit Lawang. Persepsi wisatawan
Wisatawan yang berkunjung ke tempat terhadap kesadaran masyarakat sebanyak
wisata alam tirta Bukit Lawang 46 orang wisatawan menyatakan cukup,
menggunakan kendaraan pribadi dan bus 44 orang wisatawan mengatakan baik
(angkutan Umum). dan 0 yang mengatakan buruk (Gambar
9).
10

di sepanjang stasiun I sampai dengan


stasiun II. Kegiatan pemandian
kebanyakan dilakukan pada sore hari.
Kegiatan wisata pemandian dapat
dilakukan di sepanjang Sungai Bahorok
(stasiun I sampai dengan stasiun II) yang
luasnya 27.250 m2. Wisatawan dapat
melakukan kegiatan wisata pemandian
dengan nyaman membutuhkan luas 600
m2. Waktu yang disediakan oleh pihak
pengelola bagi wisatawan untuk kegiatan
Gambar 9. Persepsi wisatawan terhadap
pemandian 11 jam/hari. Wisatawan
bagaimana kesadaran masyarakat sekitar
membutuhkan waktu untuk wisata
pemandian selama 4 jam. Berdasarkan
Pembahasan
perhitungan daya dukung diperoleh nilai
Daya Dukung Kawasan
daya dukung untuk kegiatan wisata
Wisata duduk santai merupakan
pemandian sebanyak 125 orang. Nilai
jenis kegiatan wisata yang dapat
daya dukung tersebut diperkirakan
dilakukan diatas daratan sepanjang
jumlah wisatawan yang dapat melakukan
pinggiran Sungai Bahorok baik di bawah
kegiatan wisata pemandian dengan
pondok dengann menyewa pondok-
nyaman.
pondok yang disediakan pengelola
Wisata AJT yang terdapat di
ataupun di kafe kecil yang terdapat di
wisata alam tirta Bukit Lawang
pinggiran sungai. Kegiatan duduk santai
merupakan jenis arung jeram yang masih
dapat dilakukan di sepanjang wisata
bersifat tradisional dengan menggunakan
alam tirta Bukit Lawang tepatnya di
ban (ban mobil) yang disusun
pinggiran Sungai Bahorok dengan luas
sedemikian rupa sebagai pengganti
1000 m2. Wisatawan membutuhkan
perahu karet. Alat dayung yang
waktu untuk duduk santai selama 10
digunakan berupa balok kayu sepanjang
jam. Waktu yang disediakan pihak
4 m berdiameter 4cm-5cm yang juga
pengelola bagi wisatawan untuk kegiatan
berfungsi untuk mengarahkan alur
duduk santai adalah 24 jam/hari.
kegiatan pengarungan. Kegiatan AJT di
Wisatawan dapat mekakukan kegiatan
wisata alam tirta Bukit Lawang
duduk santai waktunya seharian
dilakukan oleh 2 orang yang bertugas
penuh/24 jam di pondok yang sudah
sebagai pembawa arah (leader) berada di
disediakan atau berduduk santai sambil
bagian depan dan bagian belakang. Hal
minum dan makan di kafe yang tersedia
ini sesuai dengan literatur Darsiharjo
di pinggiran sungai. Agar dapat
dkk (2016) yang mengatakan saat
melakukan aktivitas wisata duduk santai
kegiatan arung jeram berlangsung, dua
dengan nyaman diperkirakan
orang yang bertugas sebagai medical dan
membutuhkan luas areal 10 m.
tecnical support selalu standby
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai
disepanjang jalur pengarungan. Adapun
daya dukung untuk kegiatan wisata
jumlah ban yang disusun secara
duduk santai sebanyak 240 orang dengan
bergandengan tersebut tergantung
luas 1000 m2.
banyaknya wisatawan yang akan
Kegiatan wisata pemandian dapat
bermain arung jeram tradisonal tersebut.
dilakukan di sepanjang pinggiran aliran
Tempat untuk menitipkan barang-barang
sungai tempat wisata pemandian yang
seperti handphone atau barang-barang
telah disediakan oleh pengelola tepatnya
11

lainnya supaya tidah basah juga Kedalaman tertinggi berada pada


disediakan oleh penyedia jasa arung stasiun I yaitu 0,65 m, sedangkan di
jeram tradisional tersebut. stasiun II yaitu 0,64 m, dan di stasiun III
Kegiatan AJT dapat dilakukan di yaitu 0,55 m. Kedalaman suatu sungai
semua stasiun sepanjang aliran sungai merupakan salah satu faktor penentuan
yang berarus yang luasnya 109.000 m2. suatu lokasi wisata seperti di wisata alam
Wisatawan dapat melakukan kegiatan tirta Bukit Lawang. Di wisata alam tirta
AJT ini dengan nyaman dan maksimal Bukit Lawang memiliki kisaran
membutuhkan 40.875 m2. Waktu yang kedalaman yang relatif dangkal sehingga
disediakan oleh pihak pengelola untuk dapat dijadikan sebagai tempat wisata
kegiatan AJT yakni 11 jam/hari. seperti wisata pemandian. Kedalaman
Wisatawan membutuhkan waktu untuk perairan juga berpengaruh terhadap
kegiatan AJT selama 0,28 jam. kegiatan AJT yang terdapat di wisata
Berdasarkan perhitungan daya dukung alam tirta Bukit Lawang. Akan tetapi
diperoleh nilai daya dukung untuk dengan kedalaman yang relatif dangkal
kegiatan AJT sebanyak 105 orang. Nilai tersebut tidak menjadi penghalang untuk
daya dukung tersebut diperkirakan dilakukannya kegiatan wisata AJT
jumlah wisatawan dapat melakukan dengan menggunakan ban yang dirakit
kegiatan AJT dengan baik dan nyaman. di tempat wisata tersebut.
Arus tercepat berada pada stasiun
Kualitas Perairan III yaitu 1,75 m/det sedangkan tertinggi
Parameter Fisika kedua di stasiun I yaitu 1,46 m/det, dan
Hasil penelitian yang telah terendah di stasiun II yakni 1,35 m/det.
dilakukan, suhu tertinggi berada pada Kecepatan arus dalam suatu badan
stasiun II yaitu 28,16°C sedangkan pada sungai tidak dapat ditentukan dengan
stasiun I sebesar 23,66°C dan di stasiun pasti karena arus pada suatu sungai
III yaitu 24,16°C, ketiga stasiun ini sangat mudah berubah, menurut Barus
memiliki kisaran suhu yang tidak terlalu (2004) sangat sulit membuat suatu
tinggi dan masih memenuhi suhu batasan mengenai kecepatan arus karena
perairan normal yakni 26°C - 28°C. Suhu di suatu ekosistem air sangat
sekeliling mempunyai pengaruh yang berfluktuasi dari periode ke periode
kuat terhadap kelarutan oksigen dalam tergantung dari fluktuasi aliran air serta
air. Dengan demikian, kelarutan oksigen kondisi substrat yang ada. Pada musim
dalam air akan menurun sesuai dengan penghujan akan mempengaruhi
meningkatnya suhu (Connel dan Miller, kecepatan arus.
2006). Warna perairan yang diperoleh
Hasil dari penelitian yang telah dari pengamatan yakni kehijauan atau
dilakukan, kecerahan stasiun I yaitu 0,65 jernih pada ketiga stasiun sehingga
m, pada stasiun II yaitu 0,64 m dan di sangat cocok untuk dijadikan tempat
stasiun III yaitu 0,55 m. Nilai kecerahan wisata secara visual. Air yang normal
yang diperoleh dari setiap stasiun sama tampak jernih, tidak berwarna, tidak
dengan kedalaman sungai dikarenakan berasa dan tidak berbau (Nugroho,
air sungai di wisata alam tirta Bukit 2006). Bau yang diperoleh dari
Lawang jernih sehingga penetrasi cahaya pengamatan dengan menggunakan
sampai kedasar perairan. Karateristik indera yakni tidak berbau, hal ini
sungai yang dangkal menyebabkan dikarenakan aktivitas di wisata alam tirta
cahaya matahari dapat masuk hingga ke Bukit Lawang belum banyak yang
bagian paling dalam perairan. menyebabkan bau. Bau air dapat
12

disebabkan oleh bahan-bahan kimia juga telah melebihi baku mutu untuk
terlarut, ganggang, plankton, tumbuhan daerah wisata air berdasarkan Peraturan
air, baik yang masih hidup maupun yang Pemerintah Nomor 82 tahun 2001,
mati (Nugroho, 2006). Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
Parameter Kimia
Nilai Nitat yang diperoleh pada Parameter Biologi
setiap stasiun yaitu sebesar <0,5 mg/L Pada daerah tempat wisata ini
dan dikategorikan sebagai perairan terdapat ikan yaitu Ikan Jurung (Tor
kurang subur. Hal ini disebabkan oleh spp). Ikan ini termasuk sebagai satu
arus sepanjang sungai sehingga selalu objek yang menambah keinginan
terjadi pencampuran air di sungai wisatawan untuk berwisata di objek
tersebut. Nilai nitrat belum melebihi wisata alam tirta Bukit Lawang. Ikan
batas baku mutu perairan untuk wisata Jurung memiki nilai ekonomi karena
air berdasarkan Peraturan Pemerintah selain memiliki karakteristik tubuh dan
Nomor 82 Tahun 2001 tentang warna yang khas juga mempunyai cita
pengelolaan kualitas air dan rasa yang gurih dan enak (Wahyuningsih
pengendalian pencemaran air. Nilai dan Suprihartini, 2004).
nitrat sangat berpengaruh terhadap
tingkat kesuburan perairan (Yuliastuti, Indeks Kesesuaian Wisata
2011). Indeks kesesuaian wisata di
Nilai fosfat yang diperoleh pada wisata alam tirta Bukit Lawang
setiap stasiun yaitu <0,03 mg/L dan dipengaruhi oleh kondisi parameter-
dikategorikan sebagai perairan dengan parameter berikut yakni lebar tepi
tingkat kesuburan sedang. Fosfat dan sungai, pemandangan, hamparan
nitrat dibutuhkan untuk mendukung daratan, biota berbahaya, kedalaman
organisme dalam pertumbuhan dan perairan, lebar wisata sungai, material
perkembangan hidupnya (Patty, 2015). dasar perairan, kecerahan perairan, bau,
Oksigen terlarut tertinggi warna, kecepatan arus, kemiringan
terdapat pada stasiun I yaitu 8,43 mg/L, sungai, debit sungai, tingkat kesulitan
hal ini dikarenakan stasiun ini berada di sungai, tipe sungai dan lebar sungai.
bagian hulu sungai yang masih bersifat Pengukuran parameter dilakukan secara
lebih natural dan memungkinkan langsung dilapangan dan persepsi
terjadinya pengikatan oksigen dari udara wisatawan terhadap kegiatan wisata
akibat kemiringan sungai dibandingkan melalui wawancara menggunakan
dengan stasiun II dan stasiun III. Kadar kuisioner yang sudah disediakan.
oksigen terlarut berfluktuasi tergantung Wisatawan yang berkunjung ke
pada pencampuran dan pergerakan wisata alam tirta Bukit Lawang lebih
massa air. Kondisi oksigen terlarut pada dominan melakukan kegiatan wisata
ketiga stasiun pengamatan relatif tinggi pemandian. Hal ini didukung karena
karena pengaruh pergerakan massa air kegiatan pemandian tersebut tergolong
(Yuliastuti, 2011). Oksigen terlarut sangat sesuai (S1) pada saat pengukuran.
sangat menentukan biota perairan untuk Kegiatan pemandian dilakukan di
respirasi dan fotosintesis. sepanjang pinggiran aliran sungai
BOD tertinggi terdapat pada (stasiun I sampai stasiun II) yang berarus
Stsiun I yaitu 4,93 mg/L, sedangkan relatif kecil. Lebar sungai untuk
pada stasiun II yakni 3,25 mg/L stasiun melakukan kegiatan wisata pemandian
III 3,05 mg/L. BOD untuk daerah wisata 10 m – 30 m. Hal ini dapat menjadi salah
13

satu daya tarik wisatawan untuk tergolong dalam kategori sesuai (S2)
berkunjung menikmati wisata dengan indeks kesesuaian wisata sebesar
pemandian. 77,72%. Kesesuaian wisata berdasarkan
Wisatawan yang berkunjung ke hasil pengukuran parameter perairan
wisata alam tirta Bukit Lawang setelah yang ada di objek wisata alam tirta Bukit
menikmati wisata pemandian umumnya Lawang masih terdapat kegiatan yang
mereka akan melakukan kegiatan duduk kurang sesuai untuk melakukan kegiatan
santai sambil makan dan minum. wisata air. Parameter yang termasuk di
Kegiatan wisata duduk santai juga tak dalamnya adalah kecepatan arus perairan
kalah banyak digemari wisatawan di yang mana parameter ini terlalu tinggi
wisata alam tirta Bukit Lawang. Hal ini untuk kegiatan berenang tetapi kurang
dudukung karena pada daerah wisata untuk aktivitas AJT.
alam tirta Bukit Lawang kegiatan duduk
santai tergolong sesuai (S2). Wisatawan Rekomendasi Pengelolaan
dapat menikmati pemandangan sungai, Wisatawan berharap adanya
air terjun, hutan dan pegunungan sambil pengembangan lebih lanjut pada daerah
duduk santai. Kegiatan duduk santai wisata alam tirta Bukit Lawang yang
dapat dilakukan diatas daratan pinggiran dapat dilihat dari hasil kuisioner
sungai yakni di bawah pondok-pondok wisatawan terbesar yang menyatakan
yang telah disediakan oleh pengelola suatu hambatan saat melakukan ataupun
dengan melakukan penyewaan. Selain saat menuju tempat wisata tersebut. Ada
melakukan wisata duduk santai di bawah beberapa yang harus dikembangkan
pondok yang disediakan pengelola, yaitu seperti kondisi jalan menuju daerah
wisatawan juga dapat duduk santai di wisata yang kurang baik dapat menjadi
kafe yang tersedia di atas daratan hambatan bagi wisatawan menuju daerah
pinggiran sungai, umumnya dilakukan wisata dan perbaikan jembatan layang
oleh wisatawan asing. dan dinding beton yang sudah mulai
Kegiatan AJT yang terdapat di rusak dan bahkan besi (fondasi) sudah
wisata alam tirta Bukit Lawang juga ada yang mencuat keluar atau bahkan
memiliki banyak peminat baik dapat mengganggu kegiatan wisata dan
wisatawan lokal maupun asing. melukai wisatawan. Tempat wisata
Wisatawan yang melakukan perjalanan tersebut akan lebih nyaman dan bagus
sampai kehulu sungai akan melakukan apabila dinding beton yang sudah rusak
kegiatan AJT pulang ke daerah pusat tersebut dibenahi.
wisata (stasiun II) sebelum mereka
pulang. Pada stasiun II terdapat banyak KESIMPULAN DAN SARAN
toko-toko souvenir, sehingga sebelum Kesimpulan
wisatawan kembali mereka pasti 1. Potensi wisata alam tirta Bukit
berkunjung ke tempat ini. Hal ini Lawang mendukung bagi
didukung karena pada daerah wisata kelangsungan kegiatan berwisata
alam tirta Bukit Lawang kegiatan wisata sungai.
AJT tergolong sesuai (S2). Wisatawan 2. Persepsi pengunjung terhadap
dapat melakukan kegiatan olahraga air aktivitas wisata alam tirta Bukit
yang memacu adrenalin melalui kegiatan Lawang relatif memuaskan karena
AJT yang tentunya berbeda dengan potensi wisata yang memiliki
arung jeram pada umumnya. keindahan sedangkan pengelola
Daerah objek wisata alam tirta mengatakan bahwa aktivitas wisata
Bukit Lawang secara keseluruhan masih di objek wisata alam tirta Bukit
14

Lawang masih kurang maksimal


mendapat perhatian. Nugraha, S. 2007. Penentuan Ukuran
3. Kualitas air Sungai Bahorok jernih Sampel Memakai Rumus Slovin
memenuhi baku mutu air untuk Dan Krejcie-Morgan: Telaah
aktivitas wisata sehingga wisata Konsep dan Aplikasi,
alam tirta Bukit Lawang dijadikan disampaikan pada diskusi
sebagai tujuan wisata/tempat ilmiah. Fakultas Peternakan
wisata. Unpad. Bandung.

Saran Nugroho, A. 2006. Bioindikator Kualitas


1. Perlunya pengelolaan untuk Air. Universitas Trisakti,
meningkatkan kesesuaian wisata Jakarta.
sehingga pemanfaatan daya
dukung kawasannya dapat Patty, S. L. 2015. Karakteristik Fosfat,
dimaksimalkan. Nitrat dan Oksigen Terlarut di
2. Untuk pengembangan wisata lebih Perairan Selat Lembeh
lanjut dibutuhkan pengelolaan Sulawesi Utara. Jurnal Pesisir
yang tepat untuk setiap kegiatan dan laut tropis. Vol 2 (1).
wisata air supaya kegiatan-
kegiatan yang ada di daerah Bukit Yulianda, F. 2007. Ekowisata Bahari
Lawang dapat berlangsung secara Sebagai alternatif Pemanfaatan
ekologis dan wisatawan merasa Sumberdaya Pesisir Berbasis
puas berwisata. Konservasi. Fakultas Perikanan
3. Untuk aktivitas wisata AJT dan Ilmu Kelautan. Institut
diperlukan pembenahan terhadap Pertanian Bogor, Bogor.
perlengkapan alat-alatnya. Jenis
Arung Jeram yang terdapat di Yuliastuti, E. 2011. Kajian Kualitas Air
daerah Bukit Lawang hanya Sungai Ngringo Karanganyar
menggunakan ban bukan perahu dalam Upaya Pengendalian
karet. Pencemaran air. Magister Ilmu
Lingkungan. Universitas
DAFTAR PUSTAKA Diponegoro, Semarang.
Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi
Studi Tentang Ekosistem Air Wahyuningsih, H dan D. Suprihartini.
Daratan. USU Press, Medan. 2004. Kepadatan Populasi Ikan
Jurung (Tor sp.) di Sungai
Connel dan Miller. 2006. Kimia dan Bahorok Kabupaten Langkat.
Etoksikologi Pencemaran. UI Jurnal Komunikasi Penelitian.
Press, Jakarta. Vol 16 (5).

Darsiharjo, W. Kastolani dan G. N. P.


Nayaon. 2016. Strategi
Pengembangan Wisata Minat
Khusus Arung Jeram di Sungai
Palayangan. Fakultas
Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial. Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.

You might also like