Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

Efektifitas Balance Exercise Dan Square Stepping Exercise Terhadap Penurunan Resiko

Jatuh Pada Lansia Di Desa Kaliacar Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo


Dina Firnanda, Ns Rizka Yunita S.Kep.,M.Kep, Dr Grido Handoko Sriyono
1. Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan, Stikes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong,
Probolinggo Email : dinafirnanda16@gmail.com
2. Dosen Profesi Ners Stikes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo
3. Dosen Profesi Ners Stikes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo

The risk of falling can be a serious complication in the elderly because falls in the elderly
can cause serious injury and disability. The handling that can be applied to reduce the risk of
falling is by balance exercise and square stepping exercise. The purpose of this study was to
analyze the effectiveness of balance exercise and square stepping exercise to reduce the risk of
falling in the elderly in Kaliacar Village, Gading, Probolinggo.This type of research is a quasi-
experimental method with a cross over group design approach. The population was 125 people
with 36 respondents who met the research inclusion requirements, was selected by random
sampling technique. The instrument used the Berg balance scale observation sheet and then the
data was collected through the process of editing, coding, scoring and tabulating. The data
obtained were analyzed using the independent samples T test hypothesis and the paired samples
T test hypothesis for both groups. The results showed that the value of ρV 0.000 in the group
given the square stepping exercise and the value of ρV 0.000 in the group given the balance
exercise. For the comparison test, the sig(2-tailed) value was 0.966 in the first period (before
the cross over) and 0.683 in the second period (after the cross over) in both groups with sig(2-
tailed) > 0.05. So there is no difference between balance exercise and square stepping exercise
toward the reducing risk of falling in the elderly. BE and SSE are a series of movements to
improve muscle strength and balance in elderly. Thus, to apply the two therapies, by providing
only one intervention to each respondent.

Keywords: elderly, risk of falling, balance exercise, Square stepping exercise

1. Pendahuluan Statistik (BPS) (2018) di Indonesia


Pada lansia akan mengalami proporsi penduduk usia 60 tahun ke atas
penurunan fungsi tubuh dari berbabai sebesar 24.754.500 jiwa (9,34%)
sistem, salah satunya penurunan dari segi (Riskesdas, 2018). Sedangkan di Wilayah
fisiologis. Penurunan yang terjadi Jawa Timur tahun 2018 tercatat 13,06%
meliputi sistem neurologis, sensori dan atau sejumlah 84.360 lansia. (Permatasari,
juga muskuloskeletal (Annafisah, 2013). 2018). Sementara itu, di Kota Probolinggo
Penurunan pada sistem muskuloskeletal tahun 2021 prevalensi penduduk diatas 60
dimana terjadi penurunan jumlah dan tahun sebanyak 24,100 jiwa sekitar
ukuran serabut otot sehingga mengalami 10,15% dan di Kecamatan Gading tercatat
penurunan kekuatan otot ekstremitas 1,846 lansia atau sekitar 5,10%.
bawah mulai dari ketahanannya, Berdasarkan laporan dari
koordinasinya, terbatasnya range of Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
motion serta penuruna keseimbangan memperkirakan bahwa di Indonesia pada
(Nugroho, 2018. Penurunan tahun 2019 prevalensi kejadian jatuh pada
keseimbangan pada lansia dapat usia 60 tahun keatas mencapai 67,1% atau
menyebabkan lansia tidak percaya diri sejumlah 735 juta jiwa. Sementara itu di
dalam beraktifitas sehingga resiko tinggi Wilayah Jawa Timur tercatat 6,72% atau
mengalami jatuh (Stanley, 2016). sejumlah 75.490 jiwa lansia yang berisiko
Menurut World Health jatuh (Pramitha, 2019).
Organization (WHO), proporsi penduduk Berdasarkan hasil studi
di atas 60 tahun di dunia pada tahun 2017 pendahuluan yang dilakukan pada tanggal
sebanyak 765 juta sekitar 12% dan 14 Januari 2021 didapatkan data lansia di
meningkat pada tahun 2019 sebanyak 984 Puskesmas Condong, Desa Kaliacar,
juta sekitar 16%. Menurut Badan Pusat Kecamatan Gading, Kabupaten

STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong (2021) 1


Probolinggo, Jawa Timur pada bulan Mekanisme tersebut akan meningkatkan
Januari sampai Mei 2021 terdapat 125 kesadaran akan posisi tertentu, sehingga
lansia. Desa yang memiliki penduduk mampu meningkatkan keseimbangan
lansia terbanyak adalah desa Kaliacar, seseorang (Shigematsu et all, 2018)
Desa Mojolegi, dan di Desa Wangkal. 2. Metode Penelitian
Mulai usia 40-70 tahun, perubahan Penelitian ini menggunakan jenis
usia akan mempengaruhi kekuatan otot, penelitian eksperimental dengan
daya tahan, dan koordinasi. Pada usia rancangan penelitian quasy-
tersebut, fungsi alat `tubuh akan berada experimental dengan metode pendekatan
dalam kondisi tetap utuh beberapa saat cross over group design.. Populasi pada
kemudian menurun sedikit demi sedikit penelitian ini adalah 125 orang dan
sesuai bertambahnya umur. Penurunan sampel penelitian sebanyak 36 orang,
kekuatan otot, kontraksi otot, elastisitas dengan tekhnik sampling random
otot, fleksibilitas otot, kecepatan gerak sampling. Pengumpulan data
dan waktu reaksi gerakan menjadi lambat. menggunakan lembar observasi berg
Kekuatan otot menurun secara bertahap, balance scale uji statistik menggunakan
menghasilkan penurunan keseluruhan uji hipotesis paired t test pada kedua
30% hingga 80% pada usia 80 tahun kelompok dan uji hipotesis independent
terutama penurunan kekuatan otot pada Samples T-test pada kelompok 1 dan
ekstremitas bawah (Miller, 2012). Pada kelompok II dengan tingkat signifikan
lansia yang jatuh maka akan membatasi <0,05.
aktifitasnya karena takut, sehingga 3. Hasil dan Pembahasan
penurunan fungsi tubuhnya akan semakin 3.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
menurun yang disebabkan oleh kurangnya Tempat penelitian di Desa Kaliacar
mobilisasi (pergerakan). Kejadian jatuh Kecamatan Gading Kabupaten
yang dialami lansia akan mengakibatkan Probolinggo. Menurut data dari
tidak kooperatif, tidak mampu untuk Puskesmas Condong, Desa Kaliacar
menerima atau beradaptasi, hilangnya merupakan salah satu desa dengan
kemandirian dan pengendalian, ansietas, jumlah lansia terbanyak Kecamatan
menarik diri dari kegiatan sosial, sindrom Gading.
setelah jatuh, falafobia (fobia jatuh), 3.2 Gambaran Karakteristik Responden
perasaan rentan dan rapuh (Stanley, 3.2.1 Gambaran Karakteristik Responden
2016). Berdasarkan usia
Dengan demikian untuk Tabel 3.1: Distribusi Frekuensi
mengurangi risiko terjadinya resiko jatuh Karakteristik Responden
yaitu aktifitas atau latihan fisik (Indah, Berdasarkan Usia pada lansia
2018). Latihan fisik berupa balance dengan resiko jatuh Di Desa
exercise merupakan latihan khusus untuk Kaliacar Kecamatan Gading
membantu meningkatkan kekuatan oto pada bulan Juni 2021
pada anggota gerak bawah dan sistem Kategori Kelompok I Kelompok
vestibular atau keseimbangan tubuh Usia II
(Jowir, 2016). Ʃ % Ʃ %
Selain balance exercise, terdapat
60-69 10 27.8 12 33,3
alternatif lain yaitu square stepping
tahun
exercise yang juga dapat meningkatkan
kebugaran ekstremitas bawah pada lansia, ≥70 8 22,2 6 16,7
dengan cara meningkatkan sistem tahun
propioseptik yang ada di persendian dan
juga sistem sensori visual, Sehingga Total 18 100.0 18 100.0
apabila fungsi dari kedua sistem tersebut
meningkat akan mampu meningkatkan Berdasarkan tabel 3.1 diatas, dapat
keseimbangan pada lansia. Informasi disimpulkan bahwa pada kelompok I,
propioseptik yang diterima melalui responden yang mengalami resiko jatuh
kolumna dorsalis pada medula spinalis paling banyak terjadi pada rentang usia
akan disalurkan ke otak. Di otak akan 60-69 tahun sebanyak 10 orang (27,8%)
diterima pada cerebelllum dan sebagian dan paling sedikit terjadi pada rentang
akan disalurkan ke kortek serebri. usia ≥70 tahun sebanyak 8 orang
STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong (2021) 2
(22,2%). Sedangkan pada kelompok II, Total 18 100.0 18 100.0
responden yang mengalami resiko jatuh
paling banyak terjadi pada rentang usia Berdasarkan tabel 3.3 diatas, dapat
60-69 tahun sebanyak 12 orang (33,3%) disimpulkan bahwa pada kelompok I,
dan paling sedikit terjadi pada rentang responden yang mengalami resiko jatuh
usia ≥70 tahun sebanyak 6 orang paling banyak terjadi pada petani
(16,7%) yang mengalami resiko jatuh. sebanyak 9 orang (25%), pada
wiraswasta sebanyak 4 orang (11,1%),
3.2.2 Gambaran Karakteristik Responden pada lansia yang tidak bekerja
Berdasarkan Jenis Kelamin sebanyak4 orang (11,1%) dan paling
Tabel 3.2: Distribusi Frekuensi sedikit terjadi pada PNS sebanyak 1
Karakteristik Responden orang (2,8%). Sedangkan, pada
Berdasarkan Jenis Kelamin pada kelompok II, responden yang mengalami
lansia dengan resiko jatuh Di resiko jatuh paling banyak terjadi pada
Desa Kaliacar Kecamatan petani sebanyak 10 orang (27,8%),
Gading bulan juni 2021 paling sedikit terjadi pada pekerja
Jenis Kelompok Kelompok II wiraswasta sebanyak 2 orang (5,6%)
Kelami I pada lansia yang tida bekerja sebanyak
n Ʃ % Ʃ % 6 orang (16,7%), sementara pada lansia
yang PNS tidak ada yang mengalami
Pria 10 27,8 8 22,2 resiko jatuh yaitu 0 (0%).
Wanita 8 22,2 10 27,8 3.2.4 Gambaran Karakteristik Responden
Berdasarkan Pekerjaan
Total 18 100.00 18 100.00
Tabel 3.4: Distribusi Frekuensi
Berdasarakan tabel 3.2 diatas, dapat Karakteristik Responden
disimpulkan bahwa pada kelompok I, Berdasarkan Pekerjaan lansia
responden yang mengalami resiko jatuh dengan resiko jatuh di Desa
paling banyak terjadi pada jenis kelamin Kaliacar Kecamatan Gading
pria sebanyak 10 orang (27,8%) dan pada bulan Juni 2021
paling sedikit terjadi pada jenis kelamin Pendidika Kelompok 1 Kelompok
wanita sebanyak 8 orang (22,2%). n II
Sedangkan, pada kelompok II, Ʃ % Ʃ %
responden yang mengalami resiko jatuh
paling banyak terjadi pada jenis kelamin Tidak 2 5.6 4 11.1
wanita sebanyak 10 orang (27,8%) dan sekolah
paling sedikit terjadi pada jenis kelamin SD 1 33.3 1 36.1
pria sebanyak 8 orang (22,2%). 2 3
3.2.3 Gambaran Karakteristik Responden SMP 2 5.6 1 2.8
Berdasarkan Pendidikan SMA 1 2.8 0 0
Tabel 3.3: Distribusi Frekuensi Sarjana 1 2.8 0 0
Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan Total 1 100. 1 100.
Terakhir lansia dengan resiko 8 0 8 0
jatuh di Desa Kaliacar
Berdasarkan tabel 3.4 diatas, dapat
Kecamatan Gading pada bulan
disimpulkan bahwa pada kelompok I,
Juni 2021
responden yang mengalami jatuh paling
Pekerjaan Kelompok Kelompok banyak terjadi pada tingkat pendidikan
I II SD sebanyak 12 orang (33,3%)
Ʃ % Ʃ % sementara pada lansia yang tidak sekolah
Petani 9 25 10 27.8 sebanyak 2 orang (5,6%), pada lansia
tingkat pendidikan SMP sebanyak 2
Wiraswasta 4 11.1 2 5.6 orang (5,6%) paling sedikit terjadi pada
Tidak 4 11.1 6 16.7 tingkat pendidikan SMA dimana
Bekerja/IRT 1 2.8 0 0 responden yang mengalami resiko jatuh
PNS sebanyak 1 orang (2.8%) dan pada
pendidikan sarjana sebanayk 1 orang

STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong (2021) 3


(2,8%). Sedangkan, pada kelompok II, Berdasarkan tabel 3.6 diatas,
responden yang mengalami resiko jatuh dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata
paling banyak terjadi pada tingkat resiko jatuh sebelum diberikan terapi
pendidikan SD sebanyak 13 orang balance exercise adalah 32,06,
(36,1%), sementara untuk lansia yang sedangkan nilai tengah resiko jatuh
tidak sekolah sebanyak 4 orang (11,1%), sebelum diberikan terapi balance
untuk pendidikan SMP sebanyak 1 orang exercise adalah 31,00 dan nilai yang
(2,8%) dan paling sedikit terjadi pada sering muncul di nilai resiko jatuh
tingkat pendidikan SMA dan sarjana sebelum diberikan terapi balance
dimana tidak ada responden yang exercise adalah 30.
mengalami resiko jatuh (0%). 3.4.2 Skor resiko jatuh sebelum diberikan
3.2.5 Gambaran Karakteristik Responden balance exercise periode 1
Berdasarkan Status Pernikahan Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi skor
Tabel 3.5: Distribusi Frekuensi resiko jatuh sebelum diberikan
Karakteristik Responden balance exercise periode 1
Berdasarkan Status Pernikahan (sebelum cross over)
pada lansia dengan resiko jatuh Statistic N Mean Median Mode
di Desa Kaliacar Kecamatan
POST1 18 34,06 34,00 40
Gading Probolinggo pada bulan
Juni 2021 Berdasarkan tabel 3.7 diatas, dapat
Status Kelompok Kelompok disimpulkan bahwa nilai rata-rata resiko
Perkawinan I II jatuh sesudah diberikan terapi balance
Ʃ % Ʃ % exercise adalah 34,06, sedangkan nilai
Menikah 18 100.0 18 100.0 tengah resiko jatuh sesudah diberikan
Belum 0 0 0 0 terapi balance exercise adalah 34,00 dan
menikah nilai yang sering muncul di nilai resiko
Total 18 100.0 18 100.0 jatuh sesudah diberikan terapi balance
exercise adalah 40.
Berdasarkan tabel 3.5 diatas, dapat
3.4.3 Skor resiko jatuh sebelum diberikan
disimpulkan bahwa pada kelompok I,
square stepping exercise periode 1
responden yang mengalami resiko jatuh
Table 3.8 Distribusi Frekuensi skor
paling banyak terjadi pada responden
resiko jatuh sebelum diberikan
dengan status menikah sebanyak 18
square stepping exercise periode 1
orang (100%) dan paling sedikit terjadi
(sebelum cross over)
pada responden dengan status belum
menikah dimana tidak ada responden Statisti N Mea Media Mod
yang mengalami resiko jatuh(0%). c n n e
Sedangkan, pada kelompok II, PRE2 1 30,67 30,50 30
responden yang mengalami resiko jatuh 8
paling banyak terjadi pada responden
dengan status menikah sebanyak 18 Berdasarkan tabel 3.8 diatas, dapat
orang (100%) dan paling sedikit terjadi disimpulkan bahwa nilai rata-rata resiko
pada responden dengan status belum jatuh sebelum diberikan terapi square
menikah dimana tidak ada responden stepping exercise adalah 30,67,
yang mengalami resiko jatuh(0%). sedangkan nilai tengah resiko jatuh
3.4 Data Khusus sebelum diberikan terapi square
3.4.1 Skor resiko jatuh sebelum diberikan stepping exercise adalah 30,50 dan nilai
balance exercise periode 1 yang sering muncul di nilai resiko jatuh
Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi skor sebelum diberikan terapi square
resiko jatuh sebelum diberikan stepping exercise adalah 30.
balance exercise periode 1
(sebelum cross over)
Statisti N Mea Media Mod 3.4.4 Skor resiko jatuh sesudah diberikan
c n n e square stepping exercise periode 1
PRE1 1 32,06 31,00 30 Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi skor resiko
8 jatuh sesudah diberikan square
stepping exercise periode 1 (sebelum
cross over)
STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong (2021) 4
Statistic N Mean Median Mode Tabel 3.12 Distribusi Frekuensi skor
resiko jatuh sebelum diberikan
POST2 18 33,94 34,50 39
balance exercise periode II
Berdasarkan tabel 3.9 diatas, dapat (sesudah cross over)
disimpulkan bahwa nilai rata-rata resiko Statisti N Mea Media Mod
jatuh sesudah diberikan terapi square c n n e
stepping exercise adalah 33,94, PRE2 1 34,06 34,50 39
sedangkan nilai tengah resiko jatuh 8
sesudah diberikan terapi square stepping Berdasarkan tabel 3.12 diatas, dapat
exercise adalah 34,50 dan nilai yang disimpulkan bahwa nilai rata-rata resiko
sering muncul di nilai resiko jatuh jatuh sebelum diberikan terapi balance
sesudah diberikan terapi square stepping exercise adalah 34,06, sedangkan nilai
exercise adalah 39 tengah resiko jatuh sebelum diberikan
3.4.5 Skor resiko jatuh sebelum diberikan terapi balance exercise adalah 34,50 dan
square stepping exercise periode II nilai yang sering muncul di nilai resiko
Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi skor resiko jatuh sebelum diberikan terapi balance
jatuh sebelum diberikan square stepping exercise adalah 39.
exercise periode II (sesudah cross over) 3.4.8 Skor resiko jatuh sesudah diberikan
Statisti N Mea Media Mod balance exercise periode II
c n n e . Tabel 3.13 Distribusi Frekuensi skor
PRE1 1 34,11 34,00 40 resiko jatuh sesudah diberikan
8 balance exercise periode II
(sesudah cross over)
Berdasarkan tabel 3.10 diatas, dapat Statisti N Mea Media Mod
disimpulkan bahwa nilai rata-rata resiko c n n e
jatuh sebelum diberikan terapi square POST2 1 36,44 36,00 36
stepping exercise adalah 34,11, 8
sedangkan nilai tengah resiko jatuh Berdasarkan tabel 3.13 diatas, dapat
sebelum diberikan terapi square disimpulkan bahwa nilai rata-rata resiko
stepping exercise adalah 34,00 dan nilai jatuh sesudah diberikan terapi balance
yang sering muncul di nilai resiko jatuh exercise adalah 36,44, sedangkan nilai
sebelum diberikan terapi square tengah resiko jatuh sesudah diberikan
stepping exercise adalah 40. terapi balance exercise adalah 36,00 dan
3.4.6 Skor resiko jatuh sesudah diberikan nilai yang sering muncul di nilai resiko
square stepping exercise periode II jatuh sesudah diberikan terapi balance
Tabel 3.11 Distribusi Frekuensi skor exercise adalah 36.
resiko jatuh sesudah diberikan 3.5 Hasil Analisa Data
square stepping exercise periode 3.5.1 Uji Hipotesis
II (sesudah cross over) Tabel 3.14 Hasil uji analisa data
Statisti N Mea Media Mod sebelum dan sesudah penelitian
c n n e Efektivitas balance exercise dan
POST1 1 37,50 38,00 27 square stepping exercise pada
8 lansia dengan resiko jatuh di Desa
Berdasarkan tabel 3.11 diatas, dapat Kaliacar Kecamatan Gading pada
disimpulkan bahwa nilai rata-rata resiko bulan Juni-Juli 2021 periode I
jatuh sesudah diberikan terapi square (sebelum cross over)
stepping exercise adalah 37,50, Median Mean Nilai
sedangkan nilai tengah resiko jatuh (Minimum- ρV
sesudah diberikan terapi square stepping Maksimum
exercise adalah 38,00 dan nilai yang Pre test (18-46) 32,06
sering muncul di nilai resiko jatuh balance
sesudah diberikan terapi square stepping exercise 0,000
exercise adalah 27. Post test (20-49) 34,06
3.4.7 Skor resiko jatuh sebelum diberikan balance
balance exercise periode II exercise
Pre test (16-44) 30,67

STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong (2021) 5


square (2-tailed),<0,05 maka H0 ditolak dan H1
stepping 0,000 diterima dan sebaliknya jika nilai sign.
exercise (2-tailed) >0,05, maka H0 diterima dan
Post test (20-49) 33,94 H1 ditolak. Dari hasil analisis dapat
square disimpulkan bahwa ada pengaruh
stepping balance exercise dan square stepping
exercise exercise terhadap penurunan resiko jatuh
pada lansia di Desa Kaliacar Kecamatan
Gading Kabupaten Probolinggo.
Berdasarkan tabel 3.14 tabel hasil uji Sehingga berdasarkan nilai ρ signifikan
statistik dengan menggunakan windows dapat disimpulkan bahwa nilai resiko
SPSS 22 dengan menggunakan uji jatuh pada periode pertama dan kedua
paired T test didapatkan nilai ρ value kelompok responden yang diberikan
(asymp. sign. 2 tailed) sebesar 0,000 terapi square stepping exercise dan
dengan taraf signifikan jika nilai sign. balance exercise adalah sama. Maka
(2-tailed),<0,05 maka H0 ditolak dan H1 untuk mencari perbedaan mean antara
diterima dan sebaliknya jika nilai sign. dua kelompok tidak berpasangan yaitu
(2-tailed) >0,05, maka H0 diterima dan uji independent samples test untuk
H1 ditolak. Dari hasil analisis dapat membandingkan skor post test kedua
disimpulkan bahwa ada pengaruh kelompok yang tidak berpasangan.
balance exercise dan square stepping Adapun ringkasan uji independent
exercise terhadap penurunan resiko jatuh samples test responden yang diberikan
pada lansia di Desa Kaliacar Kecamatan balance exercise dan responden yang
Gading Kabupaten Probolinggo. diberikan terapi square stepping
exercise ditunjukkan oleh tabel berikut :
Table 3.15 Hasil uji analisa data
sebelum dan sesudah penelitian Tabel 3.16 Hasil uji analisa data post test
Efektivitas balance exercise dan penelitian Efektivitas balance
square stepping exercise pada exercise dan square stepping
lansia dengan resiko jatuh di Desa exercise pada lansia dengan resiko
Kaliacar Kecamatan Gading pada jatuh di Desa Kaliacar Kecamatan
bulan Juni-Juli 2021 periode II Gading pada bulan Juni-Juli 2021
(sesudah cross over) periode I (sebelum cross over) dan
Median Mean Nilai II (sesudah cross over)
(Minimum- ρV Mean Mea Nilai
Maksimum differenc n sig
Pre test (21-49) 34,11 e
square Kelompo 34,06
stepping 0,000 k 1 0,96
exercise balance 6
Posttest (24-53) 37,50 exercise 0,111 37,50
square Kelompo
stepping k II
exercise square
Pre test (20-49) 34,06 stepping 33,94
balance exercise
exercise 0,000 Kelompo
Posttest (22-49) 36,44 k 1 1.056 0,68
balance square 36,44 3
exercise stepping
exercise
Berdasarkan tabel 5.15 tabel hasil uji Kelompo
statistic dengan menggunakan windows k II
SPSS 22 dengan menggunakan uji balance
paired T test didapatkan nilai ρ value exercise
(asymp. sign. 2 tailed) sebesar 0,000
dengan taraf signifikan jika nilai sign.
STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong (2021) 6
Berdasarkan tabel 5.16 dapat Balance exercise adalah serangkaian
disimpulkan bahwa ringkasan uji gerakan yang dilakukan dengan tujuan
independent samples test post-test untuk meningkatkan keseimbangan baik
diketahui diperiode pertama rata-rata statis maupun dinamis melalui
kelompok 1 responden yang diberikan peregangan dan kekuatan (Kloos &
balance exercise 34,06 dan kelompok II Heiss, 2019). Pada saat melakukan
yang diberikan square stepping exercise gerakan balance exercise maka terjadi
sebesar 33,94 dan nilai mean difference penurunan derajat kekuatan otot pada
0,111 dengan nilai sig(2-tailed) 0,966 lansia yang mengoptimalkan otak dan
>0,05 . Sedangkandiperiode kedua rata- tulang yang bekerja sama menjaga
rata kelompok I responden yang keseimbangan tubuh. Hal ini bisa
diberikan square stepping exercise mencegah kehilangan massa otot dan
diperiode pertama sebesar 37,50 akan meningkatkan kekuatan otot.
dankelompok II yang diberikan balance Melalui gerakan peregangan serta
exercise sebesar 36,44 dan nilai mean kekuatan maka akan meningkatkan
difference 1.056 dengan nilai sig(2- keseimbangan postural pada lansia dan
tailed) 0,683 >0,05. juga kemampuan berkonsentrasi
Sehingga dapat disimpulkan (Mendes, 2018).
berdasarkan nilai sig(2-tailed) di periode Setelah melakukan latihan
1 (sebelum cross over) dan periode II keseimbangan secara rutin menunjukkan
(sesudah cross over) antara kelompok I kemampuan mempertahankan
dan kelompok II yaitu >0,05 yang keseimbangan posturalnya. Latihan ini
artinya tidak ada perbedaan antara membantu lansia meningkatkan
pemberian balance exercise dan square kesigapan secara bertahap sehingga
stepping exercise terhadap penurunan dapat mengontrol perubahan posisi
resiko jatuh baik sebelum dan sesudah tubuh, serta berdampak peningkatan
cross over. kekuatan otot pada daerah kaki sehingga
jatuh pada lansia dapat dicegah.
3.6 Pembahasan Sehingga sangat penting lansia
3.6.1 Skor resiko jatuh sebelum dan melakukan latihan keseimbangan ini.
sesudah diberikan balance exercise
periode 1 (sebelum cross over) 3.6.2Skor resiko jatuh sebelum dan sesudah
Berdasarkan tabel 3.6 diperiode diberikan square stepping exercise
pertama menunjukkan bahwa nilai rata- periode 1 (sebelum cross over)
rata pretest balance exercise pada Berdasarkan tabel 3.8 nilai rata-rata
kelompok I adalah sebesar 32,06 pre-test square stepping exercise pada
dengan skor keseimbangan yang kelompok II adalah sebesar 30,67
mengontrol gerakan duduk dengan dengan nilai keseimbangan yang berdiri
tangan ketika berdiri ke duduk, mampu menggunakan support tangan ketika
berpindah dengan aman menggunakan duduk ke berdiri, mengontrol gerakan
kedua tangan ketika berpindah dari kursi duduk dengan paha belakang menopang
yang memiliki sandaran tangan ke kursi kursi ketika berdiri ke duduk, dapat
tanpa sandaran tangan, mampu berputar meraih<5 cm ketika meraih kedepan
360 derajat dengan aman tetapi perlahan dengan lurus secara penuh, melihat
ketika berbalik 360 derajat. belakang kanan dan kiri dengan
Berdasarkan tabel 7.7 menunjukkan pergeseran yang baik ketika berbalik
bahwa nilai rata-rata post test balance untuk melihat ke belakang.
exercise kelompok I periode pertama Berdasarkan tabel 3.9 menunjukkan
adalah sebesar 34,06 dengan skor bahwa nilai rata-rata post test square
keseimbangan yang berdiri stabil dengan stepping exercise kelompok II periode
mandiri ketika duduk ke berdiri, mampu pertama adalah sebesar 33,94 dengan
berdiri selama 3 detik ketika berdiri tak nilai keseimbangan yang mampu berdiri
tersangga dengan mata tertutup, mampu selama 3 detik ketika berdiri tak
menempatkan kaki secara mandiri dan tersangga dengan mata tertutup,
berdiri 30 detik ketika berdiri tak membutuhkan bantuan memposisikan
tersangga dengan kaki rapat. kedua kaki, mampu berdiri 15 detik
ketika berdiri tak tersangga dengan kaki
STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong (2021) 7
rapat, mengontrol gerakan duduk dengan kebelakang kanan dan kiri dengan
tangan ketika berdiri ke duduk, mampu pergeseran yang baik.
duduk selama 10 detik ketika duduk tak Sistem sensori yang terstimulasi dalam
tersangga tetapi kaki tersangga pada latihan ini adalah sistem propioseptik
lantai atau stoll. yang ada di persendian, dan juga sistem
SSE adalah latihan melangkah persegi sensori visual. Apabila fungsi dari kedua
yang jenis latihannya banyak melibatkan sistem tersebut meningkat akan mampu
sistem sensori. Gerakan-gerakan SSE meningkatkan keseimbangan pada lansia.
terdiri dari beberapa pola langkah arah Informasi propioseptik yang diterima
yang dilakukan diatas alas tipis dan melalui kolumna dorsalis pada medula
termasuk jinjit kaki atau pola berjalan spinalis akan disalurkan ke otak. Di otak
yang kompleks sebagai suatu akan diterima pada cerebelllum dan
perkembangan (Sebastio, 2017). sebagian akan disalurkan ke kortek
Sehingga, dengan dilakukannya SSE serebri. Mekanisme tersebut akan
merangsang bagian otot-otot dan sendi meningkatkan kesadaran akan posisi
maka akan menigkatkan kelincahan, tertentu, sehingga mampu meningkatkan
koordinasi, keseimbangan, kecepatan dan keseimbangan seseorang. Square stepping
daya tahan serta kebugaran pada exercise juga mampu meningkatkan
ekstremitas bawah(Indah, 2018). fungsi motorik dengan aktifasi perbaikan
Saat lansia beraktivitas fisik, otot-otot fungsi motorik yang ada dalam pusat
tubuh membantu sirkulasi darah bekerja kortikal. Perbaikan dalam pusat kortikal
lebih cepat ke seluruh tubuh. Sirkulasi akan mempengaruhi vestibular dan
yang meningkat membuat otot jantung kontrol arah sehingga keseimbangan dan
berpacu lebih cepat. Dengan demikian, mobilitas akan meningkat, terutama pada
aktivitas fisik mendorong pasokan usai lanjut (Shigematsu et all, 2018).
oksigen dua kali lipat ke seluruh tubuh Latihan SSE mendorong tubuh untuk
melalui kelancaran sirkulasi darah. mengalami situasi hampir jatuh seperti ini
Manfaat ini tentunya mendukung tubuh dalam intensitas yang cukup tinggi.
lansia tetap bugar sehingga latihan SSE Tubuh akan didorong untuk
sangat bagus untuk latihan fisik pada menyeimbangkan diri dengan cepat.
lansia. Reaksi cepat yang terus dilatih ini pun
akan berdampak pada respon tubuh.
3.6.3Skor resiko jatuh sebelum dan sesudah Hasilnya, kemampuan tubuh untuk
diberikan square stepping exercise merespon jadi meningkat.
periode II (sesudah cross over)
Berdasarkan tabel 3.10 diperiode 3.6.4 Skor resiko jatuh sebelum dan
kedua bahwa nilai rata-rata pretest square sesudah diberikan balance exercise
stepping exercise pada kelompok I adalah periode II (sesudah cross over)
sebesar 34,11 dengan nilai keseimbangan Berdasarkan tabel 3.12 periode kedua
yang berdiri stabil dengan mandiri ketika bahwa nilai rata-rata pretest balance
duduk ke berdiri, mampu berdiri selama 3 exercise kelompok II adalah sebesar
detik ketika berdiri tak tersangga dengan 34,06 dengan nilai keseimbangan yang
mata tertutup, mampu menempatkan kaki berdiri stabil dengan mandiri ketika
secara mandiri dan berdiri 30 detik ketika duduk ke berdiri, mampu berdiri selama
berdiri tak tersangga dengan kaki rapat. 3 detik ketika berdiri tak tersangga
Berdasarkan tabel 3.11 menunjukkan dengan mata tertutup, mampu
bahwa nilai rata-rata post test square menempatkan kaki secara mandiri dan
stepping exercise kelompok I periode berdiri 30 detik ketika berdiri tak
kedua adalah sebesar 37,50 dengan nilai tersangga dengan kaki rapat.
keseimbangan yang berdiri aman mandiri Berdasarkan tabel 3.13 menunjukkan
selama 2 menit ketika berdiri tak bahwa nilai rata-rata post test balance
tersangga, dapat meraih <12 cm ketika exercise kelompok II periode kedua
meraih kedepan dengan lengan lurus adalah sebesar 36,44 dengan nilai
secara penuh, mampu berputar 360 keseimbangan yang berdiri
derajat dengan aman tetapi perlahan menggunakan support tangan ketika
ketika berbalik 360 derajat, melihat duduk ke berdiri, mampu berdiri 10 detik
dengan pengawasan ketika berdiri tak
STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong (2021) 8
tersangga dengan mata tertutup, dapat keseimbangan postural pada lansia dan
meraih <5 cm ketika meraih kedepan juga kemampuan berkonsentrasi dan
dengan lengan lurus secara penuh, waktu pemberian intervensi selama 2
mampu menempatkan dengan jarak minggu sebanyak 4 kali dalam satu
langkah kecil, mandiri selama 30 detik minggu.
ketika berdiri dengan satu kaki didepan Pendapat ini sesuai dengan yang
kaki lainnya. diungkapkan oleh Kaesler (dikutip dalam
Latihan balance exercise ini Kloos, 2017) bahwa balance exercise
dimaksudkan untuk meningkatkan merupakan serangkaian gerak yang
kekuatan otot pada anggota gerak bawah dirancang untuk meningkatkan
dan sistem vestibular, karena melalui keseimbangan postural, baik untuk
gerakan-gerakan balance exercise maka keseimbangan statis maupun
akan memperbaiki koordinasi tubuh keseimbangan dinamis. Pada saat
pada lansia sehingga tidak akan dilakukan serangkaian gerakan ini ada
mengalami masalah pada suatu proses di otak, yang disebut dengan
keseimbangannya (Jowir, 2016). central compensation, yaitu otak akan
Latihan balance exercise memiliki berusaha menyesuaikan adanya
manfaat besar bagi lansia. Tidak hanya perubahan sinyal sebagai akibat dari
mengurangi risiko cedera dan jatuh, rangkaian gerakan ini untuk beradaptasi.
beberapa jenis latihan juga sekaligus 3.6.6Analisis efektifitas square stepping
berguna untuk mencegah hilangnya exercise terhadap penurunan resiko
massa otot lansia serta membangun jatuh periode 1 (sebelum cross over)
kembali kekuatannya. Menjalani seluruh Berdasarkan hasil penelitian pada tabel
latihan ini mungkin sulit pada awalnya. 3.16 di atas, menunjukkan bahwa rata-
Akan tetapi, latihan yang rutin dan rata kelompok II yang diberikan square
konsisten akan membuat lansia lebih stepping exercise nilai rata rata pretest
cepat terbiasa. Manfaatnya bagi sebesar 30,67 dan post test sebesar 33,94
kesehatan pun akan sangat membantu dengan nilai ρ signifikan 0,000.
lansia dalam menjalani masa senja. Sehingga dapat disimpulkanberdasarkan
nilai ρ signifikan 0,000<0,05 bahwa ada
3.6.5Analisis efektifitas balance exercise pengaruh pemberian square stepping
terhadap penurunan resiko jatuh exercise terhadap penurunan resiko jatuh
periode 1 (sebelum cross over) pada lansia.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel Pelatihan SSE memvisualisasikan dan
3.16, menunjukkan bahwa kelompok menghafal urutan dan kemudian
responden pada periode pertama yang mengikuti urutan di atas tikar, yang
diberikan terapi balance exercise membutuhkan perhatian, ingatan, dan
kelompok I rata rata nilai pretest sebesar perencanaan untuk dilakukan dengan
32,06 dan post test sebesar 34,06 dengan benar. Selain itu, peserta perlu
nilai ρ signifikan 0,000. Sehingga dapat mengenali kesalahan dan
disimpulkanberdasarkan nilai ρ signifikan memperbaikinya jika perlu. Selama sesi
0,000<0,05 bahwa ada pengaruh square stepping exercise, peserta
pemberian balance exercise terhadap didorong untuk memperhatikan urutan,
penurunan resiko jatuh pada lansia. yang berpotensi menambah kesulitan,
Balance exercise digunakan untuk karena program melibatkan sesi
menjaga atau meningkatkan kelompok. Namun, kebutuhan untuk
keseimbangan dinamis maupun statis fokus ini mungkin telah membantu
sehingga pada saat melakukan gerakan- meningkatkan perhatian terkonsentrasi,
gerakan balance exercise maka terjadi yang diamati pada kelompok square
penurunan derajat kekuatan otot pada stepping exercise. Ini penting karena,
lansia yang mengoptimalkan otak dan seperti kebanyakan fungsi kognitif,
tulang yang bekerja sama menjaga perhatian menurun seiring bertambahnya
keseimbangan tubuh. Hal ini bisa usia.
mencegah kehilangan massa otot dan Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
akan meningkatkan kekuatan otot. (Shimada et al, 2017 ) tentang efek
Melalui gerakan peregangan serta khusus dari latihan langkah persegi,
kekuatan maka akan meningkatkan Badan literatur saat ini memberikan
STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong (2021) 9
bukti tentang manfaat umum dari latihan disimpulkanberdasarkan nilai ρ signifikan
olah raga untuk lansia. Aktivitas fisik 0,000<0,05 bahwa ada pengaruh
berdampak positif pada peningkatan pemberian balance exercise terhadap
keseimbangan karena pentingnya penurunan resiko jatuh pada lansia.
melakukan aktivitas fisik dalam Balance exercise dapat
meningkatkan kemampuan bekerja dan mengkompensasi penurunan fungsi
dengan demikian meningkatkan atau sistem muskuloskeletal. Secara fisiologis
mempertahankan kemampuan individu latihan keseimbangan dapat
untuk menopang aktivitas. meningkatkan range of motion, kekuatan
3.6.7Analisis efektifitas square stepping otot, total kalsium tubuh, memperbaiki
exercise terhadap penurunan resiko koordinasi tubuh, mencegah kehilangan
jatuh periode II (sesudah cross over) massa otot dan memperbaiki fungsi
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel tubuh. Hal ini akan meningkatkan
3.17 di atas, menunjukkan bahwa di kualitas hidup karena lansia merasa lebih
periode kedua (sesudah cross over) rata- sehat untuk beraktifitas (Miller, 2012).
rata kelompok I yang diberikan square Dengan melakukan latihan
stepping exercise nilai rata rata pretest keseimbangan tubuh, kesadaran tubuh
sebesar 34,11 dan post test sebesar 37,50 akan ruang akan semakin meningkat.
dengan nilai ρ signifikan 0,000. Sehingga Seiring dengan meningkatnya kesadaran
dapat disimpulkanberdasarkan nilai ρ tubuh, kemungkinan untuk salah
signifikan 0,000<0,05 bahwa ada perhitungan hingga mengakibatkan
pengaruh pemberian square stepping cedera juga jadi semakin kecil.
exercise terhadap penurunan resiko jatuh
pada lansia. 3.6.9Analisis Efektivitas balance exercise
Square stepping exercise juga mampu dan square stepping exercise Terhadap
meningkatkan fungsi motorik dengan Penurunan resiko jatuh pada lansia
aktifasi perbaikan fungsi motorik yang Berdasarkan hasil penelitian tabel 3.18
ada dalam pusat kortikal. Perbaikan didapatkannilai rata rata kelompok I yang
dalam pusat kortikal akan mempengaruhi diberikan balance exercise sebesar 34,06
vestibular dan kontrol arah sehingga sementara kelompok II yang diberikan
keseimbangan dan mobilitas akan square stepping exercise sebesar 33,94 dan
meningkat, terutama pada usai lanjut nilai mean difference 0,111 dengan nilai
(Shigematsu et all, 2018). sig(2-tailed) 0,966 diperiode pertama
Sistem koordinasi yang lemah (sebelum cross over). Sedangkan pada
membuat lansia mudah terjatuh saat periode kedua (sesudah cross over)
beraktivitas, ketika ia berjalan, naik didapatkan nilai rata rata kelompok I yang
sepeda, atau mengangkat barang. diberikan square stepping exercise sebesar
Lemahnya sistem koordinasi juga terkait 37,50 dan kelompok II yang diberikan
dengan proses kehilangan massa otot dan balance exercise sebesar 36,44 dan nilai
fleksibilitas. Untuk mengatasinya, latihan mean difference 1.056 dengan nilai sig(2-
SSE dapat membantu meningkatkan tailed) 0,683.
koordinasi dan keseimbangan lansia. Sehingga dapat disimpulkan
Dengan begitu, ia mampu berkegiatan berdasarkan nilai sig(2-tailed) di periode 1
lebih optimal karena koordinasi tubuhnya (sebelum cross over) dan periode II
terlatih seimbang dan tidak mudah jatuh. (sesudah cross over) antara kelompok I
dan kelompok II yaitu >0,05 yang artinya
3.6.8Analisis efektifitas balance exercise tidak ada perbedaan antara pemberian
terhadap penurunan resiko jatuh balance exercise dan square stepping
periode II (sesudah cross over) exercise terhadap penurunan resiko jatuh.
Berdasarkan hasil penelitian pada Sehingga tidak ada yang lebih efektif
tabel 3.17 di atas, menunjukkan bahwa untuk menurunkan resiko jatuh pada lansia
kelompok responden pada periode kedua antara balance exercise dan square
(sesudah cross over) yang diberikan stepping exercise. Jadi setelah dilakukan
terapi balance exercise kelompok II rata dengan metode cross over (silang)
rata nilai pretest sebesar 34,06 dan post pemberian balance exercise dan square
test sebesar 36,44 dengan nilai ρ stepping exercise pada kedua kelompok
signifikan 0,000. Sehingga dapat
STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong (2021) 10
yaitu tidak ada perbedaan yang lebih Bagi institusi pendidikan
efektif dari kedua intervensi tersebut. disarankan hasil penelitian ini dapat
Hal ini dikaitkan dengan adanya carry dijadikan sebagai tambahan referensi
over effect dimana efek perlakuan pertama dalam proses belajar mengajar baik
belum hilang pada saat perlakuan kedua. untuk kalangan mahasiswa, pendidikan
Sebuah study yang dilakukan oleh Suharno sarjana maupun profesi mengenai
(2018) yang menunjukkan bahwa terjadi intervensi untuk mengurangi resiko
validitas ekstrenal antara lain interaksi jatuh pada lansia melalui latihan
perlakuan dan perlakuan, dimana balance exercise dan square stepping
kelemahan ini terjadi apabila pengalaman exercise pada lansia.
responden lebih dari satu perlakuan. 2. Bagi Profesi Perawat
Seseorang yang dipilih sebagai obyek Bagi profesi keperawatan
eksperimen mungkin memang mengalami disarankan hasil penelitian ini dapat di
eksperimen yang sama maka pengamatan implimentasikan dalam intervensi dan
kedua terhadap responden tersebut akan implementasi keperawatan sebagai
menjadi bias. salah satu pilihan intervensi untuk
3.7 Kesimpulan dan Saran mengurangi risiko jatuh melalui
3.7.1 Kesimpulan latihan balance exercise dan square
Berdasarkan hasil penelitian yang stepping exercise pada lansia.
berjudul “Efektifitas balance exercise dan 3. Bagi Lahan Penelitian
square stepping exercise terhadap Bagi lahan penelitian
penurunan resiko jatuh pada lansia di Desa disarankan hasil penelitian ini dapat
Kaliacar Kecamatan Gading Kabupaten diterapkan di lingkungan sekitar
Probolinggo”, didapatkan kesimpulan dengan dibentuknya kader yang
sebagai berikut : membuat jadwal latihan balance
1.Rata-rata nilai resiko jatuh pada lansia exercise dan square stepping exercise
sebelum diberikan balance exercise sehingga dapat mengedukasikan
sebesar 32,06 dan rata rata sesudah latihan balance exercise dan square
diberikan balance exercise sebesar stepping exercise pada lansia kepada
34,06 pada periode I (sebelum cross masyarakat untuk mengurangi resiko
over). jatuh seperti dibentuknya Posyandu
2.Rata-rata nilai resiko jatuh pada lansia Lansia di Desa Kaliacar Kecamatan
sebelum diberikan square stepping Gading.
exercise sebesar 30,67 dan rata rata 4. Bagi Responden
sesudah diberikan square stepping Bagi reponden penelitian
exercise sebesar 33,94 pada periode I disarankan hasil penelitian ini dapat
(sebelum cross over). melakukan latihan secara rutin dan
3.Rata-rata nilai resiko jatuh pada lansia dilaksanakan untuk jangka panjang
sebelum diberikan square stepping tidak hanya di lakukan pada saat
exercise sebesar 34,11 dan rata rata penelitian sebagai latihan fisik untuk
sesudah diberikan square stepping mengurangi resiko jatuh melalui
exercise sebesar 37,50 pada periode II latihan balance exercise dan square
(sesudah cross over). stepping exercise pada lansia sehingga
4.Rata-rata nilai resiko jatuh pada lansia responden dapat merasakan manfaat
sebelum diberikan balance exercise dari intervensi ini
sebesar 34,06 dan rata rata sesudah
diberikan balance exercise sebesar
36,44 pada periode II (sesudah cross
over).
5.Tidak ada perbedaan efektifitas antara
pemberian balance exercise square
stepping exercise terhadap penurunan
nilai resiko jatuh pada lansia sebelum
dan sesudah cross over, dimana nilai
sig(2-tailed)>0,05.
1.4.1 Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong (2021) 11
5. Bagi Peneliti Jowir, Rico (2016). Perbedaan Pengaruh
Bagi peneliti disarankan hasil Balance Strategy Exercise Dan
penelitian ini dapat menambah Latihan Peregangan Terhadap
wawasan dan mengimplementasikan Keseimbangan Dinamis Lansia.
ilmu yang telah didapat di bangku
perkuliahan serta mampu KEMENKES, R. (2015). Kementerian
mengidentifikasi dan menganalisis Kesehatan RI. Bul. Jendela, Data dan
efektivitas balance exercise dan Info. Kesehatan. Epidemiol. Malar. di
square stepping exercise terhadap Indonesia. Jakarta Bhakti Husada.
penurunan resiko jatuh pada lansia di
Desa Kaliacar Kecamatan Gading Kiik, S. M., Sahar, J., & Permatasari, H.
Kabupaten Probolinggo. (2018). Peningkatan kualitas hidup
6. Bagi peneliti selanjutnya lanjut usia (lansia) di kota depok
Bagi peneliti selanjutnya dengan latihan keseimbangan. Jurnal
disarankan hasil penelitian ini dapat Keperawatan Indonesia, 21(2), 109-
dijadikan sebagai penambah informasi 116.
untuk pengembangan penelitian lebih
lanjut, khususnya bagi peneliti Komisi Etik Penelitian dan Pengembangan
keperawatan yang ingin melakukan Kesehatan Nasional Kemenkes RI.
pengembangan penelitian tentang 2017. Pedomann dan Standar Etik
balance exercise dan square stepping Penelitian dan Pengembangan
exercise yaitu menerapkan kedua Kesehatan Nasional. Jakarta:
latihan tersebut dengan memberikan KEPPKN Kemenkes RI.
satu latihan dalam setiap masing
masing responden. Lee, J. (2020). The association between
physical activity and risk of falling in
older adults: A systematic review and
3.8 Daftar Pustaka meta-analysis of prospective cohort
Annafisah, Z,. Rosdiana, I,. (2013). studies. Geriatric Nursing, 41(6), 747-
Pengaruh Senam Lansia Terhadap 753.
Keseimbangan Tubuh Yang Diukur https://doi.org/10.1016/j.gerinurse.202
Menggunakan Romberg Test Pada 0.05.005
Lansia Sehat. Sains Medika. 4(2):142-
146). Mauk K.L. (2014). Gerontological
Nursing: Compentencies for Care.
Depkes RI. 2013 . Gambaran Kesehatan (2nd ed). Canada: Jones and Bartlett
Lanjut Usia di Indonesia Publishers.

Fisseha, B., Janakiraman, B., Yitayeh, A., Miller, T., Birch, M., Mauthner, M., &
& Ravichandran, H. (2017). Effect of Jessop, J. (Eds.). (2012). Etika dalam
square stepping exercise for older penelitian kualitatif . Sage.
adults to prevent fall and injury related
to fall: systematic review and meta- Nugroho, W. 2018. Keperawatan Gerontik
analysis of current evidences. Journal & Geriatrik Edisi 3. Jakarta: EGC.
of exercise rehabilitation, 13(1), 23.
doi: 10.12965/jer.1734924.462 Pramita, I. (2020, January). Square
Stepping Exercise Improve Short-term
Godi, M., Franchignoni, F., Caligari, M., Memory In Elderly. In International
Giordano, A., Turcato, A. M., & Conference on Fundamental and
Nardone, A. (2013). Comparison of Applied Research (I-CFAR).
reliability, validity, and responsiveness
of the mini-BESTest and Berg Balance Pramita, I., & Samben, R. K. R. (2019,
Scale in patients with balance October). Pelatihan Square Stepping
disorders. Physical therapy, 93(2), Exercise Bagi Lanjut Usia Di Banjar
158-167. Tainsat. In Seminar Nasional Aplikasi
Iptek (SINAPTEK).

STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong (2021) 12


Pramita, I., & Susanto, A. D. (2018). 2016. The Lancet Infectious
Pengaruh Pemberian Square Stepping Diseases, 18(11), 1211-1228.
Exercise Untuk Meningkatkan
Keseimbangan Dinamis Pada Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett
Lansia. Sport and Fitness Beare. (2016). Buku Ajar
Journal, 6(3), 1-7. Keperawatan Gerontik, Edisi 2.,
Jakarta: EGC.
Quijoux, F., Vienne-Jumeau, A., Bertin-
Hugault, F., Zawieja, P., Lefevre, M., Stanley, Mickey dkk. 2017. Buku Ajar
Vidal, P. P., & Ricard, D. (2020). Keperawatan Gerontik. Edisi 2.
Center of pressure displacement Jakarta :EGC
characteristics differentiate fall risk in
older people: A systematic review with Teixeira, C. V. L., Gobbi, S., Pereira, J. R.,
meta-analysis. Ageing research Ueno, D. T., Shigematsu, R., & Gobbi,
reviews, L. T. B. (2013). Effect of square‐
https://doi.org/10.1016/j.arr.2020.1011 stepping exercise and basic exercises
17 on functional fitness of older
adults. Geriatrics & gerontology
RI SUPAS. (2015). Kementerian international, 13(4), 842-848.
Kesehatan RI. Bul. Jendela, Data dan https://doi.org/10.1111/ggi.12011
Inf. Kesehat. Epidemiol. Malar. di
Indonesia. Jakarta Bhakti Husada. Yusselda, M & Wardani, I (2016)
.Dampak Dukungan keluarga
Rogers & Dwiningtyas, M. (2016). Terhadap Kualitas Hidup Lansia.
Gambaran fungsi kognitif pada lansia Jurnal Keperawatan, 8(1),9-13
di UPT Panti Werdha Mojopahit https://doi.org/https://doi.org/10.32583
kabupaten Mojokerto. Jurnal /keperawatan.8.1.2016.9-1
Metabolisme, 2(2), 1-6.

Sebastião, E., McAuley, E., Shigematsu,


R., & Motl, R. W. (2017). Feasibility
study design and methods for a home-
based, square-stepping exercise
program among older adults with
multiple sclerosis: The SSE-MS
project. Contemporary clinical trials
communications, 7, 200-207.
https://doi.org/10.1016/j.conctc.2017.0
7.012

Shigematsu, R., Okura, T., Nakagaichi,


M., Tanaka, K., Sakai, T., Kitazumi,
S., & Rantanen, T. (2008). Square-
stepping exercise and fall risk factors
in older adults: a single-blind,
randomized controlled trial. The
Journals of Gerontology Series A:
Biological Sciences and Medical
Sciences, 63(1), 76-82.
https://doi.org/10.1093/gerona/63.1.76
Shigematsu. R & Reiner Jr, R. C. (2018).
Estimates of the global, regional, and
national morbidity, mortality, and
aetiologies of diarrhoea in 195
countries: a systematic analysis for
the Global Burden of Disease Study

STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong (2021) 13


STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong (2021) 14

You might also like