Evaluation Standard Health Promotion in Islamic Hospital Surabaya

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

EVALUASI STANDAR PROMOSI KESEHATAN DI

RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

EVALUATION STANDARD HEALTH PROMOTION IN


ISLAMIC HOSPITAL SURABAYA

Monica Galih Prahesti


Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya
Email: monicagalih17@yahoo.com

Abstract: On July 3, 2015, Islamic Hospital Surabaya has won awards certificate and gold medal from
Indonesian platinum in hospital category with excellent service. Hospital Health Promotion (HPH)
is also a program that can not be separated from a hospital service. This study aims to analyze the
implementation of HPH at Islamic Hospital Surabaya according to standards determined by the Ministry
of Health. This research is a descriptive observational qualitative research. The place of research is at
Islamic Hospital Surabaya. Sources of information in this study are primary data in the form of direct
interviews to informants and secondary data from Islamic Hospital Surabaya. Informants in this research
are the head of HPH in 2015, chairman of HPH in 2016, head of public relations and marketing and
head of marketing unit. The guidance used in interviews and observations refers to the 2011 HPH
standard and technical guidance of HPH 2014 established by Decree of the Minister of Health of the
Republic of Indonesia No. 004/Menkes/SK/II/2012. Data collection techniques used in-depth interviews
and observations followed by triangulation of data. The result of the research shows that Islamic Hospital
Surabaya does not yet have special member which focused in HPH PKRS implementation. The HPH
team that has been formed consists of health workers who have dual duties in addition to taking on the
task of becoming a HPH team as well as other health workers, such as doctors, nurses, midwives etc.
In addition, the implementation of HPH activities in Islamic Hospital Surabaya does not fully meet the
reference standards of the HPH Standard by the Health Promotion Center in 2011. Therefore, Islamic
Hospital Surabaya is advised to form HPH team from health officer specially assigned to be responsible
in HPH activity and make schedule implementation of HPH activity in Islamic Hospital Surabaya in
detail.

Keywords: health promotion, HPH, Islamic Hospital Surabaya

Abstrak: Pada tanggal 03 Juli 2015, Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya telah meraih sertifikat
penghargaan dan medali emas dari platinum Indonesia dengan kategori rumah sakit dengan pelayanan
prima. Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) juga merupakan suatu program yang tidak dapat
dipisahkan dari sebuah pelayanan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan
PKRS di RSI Surabaya sesuai standar yang telah ditentukan oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat observasional deskriptif. Tempat
penelitian yaitu di Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya. Sumber informasi dalam penelitian ini adalah data
primer berupa wawancara langsung kepada informan dan data sekunder dari RSI Surabaya. Informan
pada penelitian ini yaitu ketua PKRS tahun 2015, ketua PKRS tahun 2016, kepala bagian humas dan
pemasaran dan ketua unit pemasaran. Panduan yang digunakan dalam wawancara dan observasi mengacu
pada standar PKRS tahun 2011 dan petunjuk teknis PKRS tahun 2014 yang ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 004/Menkes/SK/II/2012. Teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara mendalam dan observasi yang dilanjutkan dengan trianggulasi data. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa RSI Surabaya belum mempunyai anggota khusus yang difokuskan dalam
pelaksanaan PKRS. Tim PKRS yang telah terbentuk terdiri dari petugas kesehatan yang memiliki tugas
ganda selain mengemban tugas menjadi tim PKRS juga menjadi petugas kesehatan lain, misalnya dokter,
perawat, bidan dll. Selain itu, dalam pelaksanaan kegiatan PKRS di RSI Surabaya belum sepenuhnya
memenuhi standar acuan dari standar PKRS oleh Pusat Promosi Kesehatan tahun 2011. Oleh karena itu,
RSI Surabaya disarankan untuk membentuk tim PKRS dari petugas kesehatan yang khusus ditugaskan
untuk bertanggung jawab dalam kegiatan PKRS serta membuat jadwal pelaksanaan kegiatan PKRS di
RSI Surabaya dengan rinci.

Kata kunci: promosi kesehatan, PKRS, RSI Surabaya

23
24 Jurnal Promkes, Vol. 6, No. 1 Juli 2018: 23–34

PENDAHULUAN Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).


Berdasarkan Undang-Undang No. Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk
44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, pengembangan PKRS. Kegiatan yang
Rumah sakit dikembangkan untuk dilakukan antara lain meliputi penyusunan
meningkatkan kemampuan setiap orang pedoman PKRS, advokasi dan sosialisasi
agar bisa mengendalikan dan memperbaiki PKRS kepada direktur rumah sakit
kesehatan dirinya serta menjadikan rumah pemerintah, pelatihan PKRS, pengembangan
sakit sebagai tempat kerja yang sehat. Hal dan distribusi media serta pengembangan
ini bertujuan untuk menjamin dan menjaga model PKRS (Kemenkes, 2010).
keselamatan hidup pasien, staf, pengunjung PKRS berusaha mengembangkan
dan masyarakat. Rumah sakit dalam pengertian pasien, keluarga, dan
meningkatkan mutu pelayanan memerlukan pengunjung rumah sakit tentang penyakit
standar untuk memaksimalkan proses dan pencegahannya (Depkes RI, 2010).
pelayanan melalui Promosi Kesehatan Selain itu, PKRS juga berusaha menggugah
Rumah Sakit (PKRS) (Depkes RI, 2011). kesadaran dan minat pasien, keluarga, dan
Promosi kesehatan mempunyai pengunjung rumah sakit untuk berperan
pengertian dan arti yang sangat relevan. secara positif dalam usaha penyembuhan
Pengertian promosi kesehatan adalah dan pencegahan penyakit. Namun demikian
proses memberdayakan atau memandirikan pelaksanaan PKRS dalam kurun waktu
masyarakat untuk memelihara, lebih dari 15 tahun belum memberikan hasil
meningkatkan dan melindungi kesehatannya yang maksimal dan berkesinambungan. Hal
melalui peningkatan kesadaran, kemauan ini disebabkan pada kuat atau tidaknya
dan kemampuan, serta pengembangan komitmen direktur rumah sakit dalam
lingkungan yang sehat. Promosi kesehatan menjaga pelaksanaan PKRS dengan
mencakup aspek perilaku, yaitu upaya baik. Berdasarkan hal tersebut, beberapa
untuk memotivasi, mendorong dan hal strategis yang berkaitan dengan
membangkitkan kesadaran akan potensi PKRS, yaitu: (1) PKRS dijadikan rumah
yang dimiliki masyarakat agar mereka sakit sebagai salah satu kebijakan upaya
mampu memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit, (2)
kesehatannya (Notoatmodjo, 2010). Rumah sakit memberikan hak pasien untuk
Sedangkan pengertian dari PKRS menurut mendapatkan informasi tentang pencegahan
Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan dan pengobatan yang berhubungan dengan
Rumah Sakit atau yang biasa disingkat penyakitnya, (3) Rumah sakit mewujudkan
menjadi Juknis PKRS tahun 2014 adalah tempat kerja yang aman, bersih dan sehat,
upaya rumah sakit untuk meningkatkan (4) Rumah sakit menggalang kemitraan
kemampuan pasien, klien, dan kelompok- untuk meningkatkan upaya pelayanan yang
kelompok masyarakat, agar pasien dapat bersifat preventif dan promotif.
mandiri dalam mempercepat kesembuhan Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya
dan rehabilitasinya, klien dan kelompok- merupakan rumah sakit induk yang
kelompok masyarakat dapat mandiri dalam mempelopori terbentuknya Rumah Sakit
meningkatkan kesehatan, mencegah masalah Islam di Jemursari. Rumah Sakit Islam di
kesehatan, dan mengembangkan upaya Jemursari sebagai cabang perluasan RSI
kesehatan bersumber daya masyarakat, Surabaya. RSI Surabaya menerapkan dasar-
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dasar Islam dalam pelayanannya, Rumah
dan bersama mereka, sesuai sosial budaya sakit ini dinaungi oleh Yayasan Rumah Sakit
mereka, serta didukung kebijakan publik Islam Surabaya (YARSIS). Pada tanggal 03
yang berwawasan kesehatan. juli 2015, RSI Surabaya meraih sertifikat
Promosi kesehatan di Rumah Sakit penghargaan dan medali emas dari platinum
telah diselenggarakan sejak tahun 1994 Indonesia dengan kategori rumah sakit
dengan nama Penyuluhan Kesehatan dengan pelayanan prima. Sedangkan PKRS
Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS). Seiring pun merupakan suatu kegiatan yang tidak
dengan perkembangannya pada tahun dapat dipisahkan dari sebuah pelayanan di
2003, istilah PKMRS berubah menjadi rumah sakit. Oleh karena itu, peneliti ingin
Monica Galih Prahesti, Evaluasi Standar Promosi Kesehatan… 25

mengetahui lebih dalam tentang PKRS di pelayanan. Sedangkan menurut kelasnya,


RSI Surabaya. RSI Surabaya termasuk dalam kategori
RSI Surabaya memiliki tujuan untuk rumah sakit kelas C, karena rumah sakit ini
“Mewujudkan Rumah Sakit Islam Surabaya mampu memberikan pelayanan kedokteran
yang representatif dan dapat dibanggakan subspesialis terbatas. Terdapat empat macam
dalam memberikan upaya promotif, pelayanan spesialis yang disediakan oleh
preventif, kuratif, edukatif dan rehabilitatif RSI Surabaya yaitu pelayanan bedah,
demi tercapainya derajat kesehatan yang pelayanan penyakit dalam, pelayanan
optimal bagi seluruh masyarakat”. Penelitian kesehatan anak, serta pelayanan kebidanan
ini memiliki tujuan umum untuk mendalami dan kandungan.
upaya apa saja yang telah dilakukan oleh RSI Surabaya berada di bawah naungan
RSI Surabaya terkait upaya promotif, Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya
preventif dan edukatif melalui pemenuhan (YARSIS) dengan pendirinya antara lain:
standar PKRS RSI Surabaya. Sedangkan KH. Zaki Goefron, KH. Abdul Majib
tujuan khusus dari penelitian ini yaitu Ridwan, KH. Thohir Syamsudin, H. Husaini
mendeskripsikan gambaran umum RSI Tiway dan tokoh-tokoh Islam yang lain. RSI
Surabaya, mendeskripsikan pemenuhan Surabaya termasuk rumah sakit tipe kelas C
standar PKRS di RSI Surabaya, dan dengan kapasitas 20 tempat tidur. Lokasi
menganalisis pemenuhan standar PKRS di RSI Surabaya sangat strategis, tepatnya di
RSI Surabaya. Jl. Jendral A. Yani 2–4 Surabaya. Dari awal
berdirinya rumah sakit ini telah mengalami
pergantian direktur sebanyak 7 (tujuh) kali
METODE
(Profil RSI Surabaya, 2015)
Penelitian ini merupakan penelitian Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
kualitatif yang bersifat observasinal data primer yaitu wawancara mendalam
deskriptif. Tempat penelitian yaitu di RSI pada ketua PKRS 2015, ketua PKRS 2016
Surabaya. dan kepala unit pemasaran diketahui bahwa
Sumber informasi dalam penelitian penanggung jawab PKRS di RSI Surabaya
ini adalah data primer berupa wawancara adalah unit pemasaran. Hal ini dikarenakan
langsung kepada informan dan data menurut pihak rumah sakit tugas tim PKRS
sekunder dari RSI Surabaya. Informan pada dan unit pemasaran tidak jauh berbeda yaitu
penelitian ini yaitu ketua PKRS tahun 2015 untuk promosi kesehatan hanya saja tim
untuk menanyakan terkait kegiatan PKRS PKRS melakukan promosi kesehatan secara
sebelum terjadi perombakan tim PKRS, internal di rumah sakit dan unit pemasaran
ketua PKRS tahun 2016 untuk menanyakan melakukan promosi kesehatan di luar rumah
keberlangsungan kegiatan PKRS setelah sakit. Hal ini sesuai dengan salah satu
tim direvisi, kepala bagian humas dan ungkapan informan sebagai berikut:
pemasaran dan ketua unit pemasaran terkait
perbedaan tanggung jawab unit pemasaran “sama aja mbak, promosi kesehatan yang
dan tim PKRS dalam pelaksanaan kegiatan dilakukan tim PKRS sama unit pemasaran,
PKRS di RSI Surabaya. hanya saja tim PKRS melakukan promosi
Teknik pengumpulan data menggunakan kesehatan di dalam rumah sakit sedangkan unit
pemasaran melakukan promosi kesehatan di luar
wawancara mendalam kepada informan
rumah sakit” (RI, 28, 2016).
terpilih. Selanjutnya menggunakan metode
trianggulasi data dari hasil wawancara
mendalam dengan observasi dengan Pada tahun 2010 telah terbentuk Surat
panduan. Keputusan (SK) tentang PKMRS namun
kurang berjalan optimal, hingga pada Juli
2015 terbentuk tim PKRS berdasarkan SK
HASIL DAN PEMBAHASAN direksi yang baru. Beberapa penghargaan
RSI Surabaya berdasarkan jenis yang di dapat menunjukkan bahwa RSI
pelayanannya termasuk jenis rumah sakit Surabaya memiliki fasilitas dan pelayanan
umum karena memiliki lebih dari satu jenis yang baik serta terjangkau baik dari
26 Jurnal Promkes, Vol. 6, No. 1 Juli 2018: 23–34

segi lokasi yang strategis maupun harga substandar yang harus dipenuhi oleh rumah
pelayanan. PKRS yang ada di RSI Surabaya sakit. Substandar tersebut antara lain rumah
tidak dapat dipisahkan dari pelayanan yang sakit harus memiliki kebijakan tertulis
tersedia di rumah sakit, sehingga PKRS juga tentang PKRS, Rumah sakit membentuk unit
turut mengambil peran dalam perbaikan kerja PKRS, Rumah sakit memiliki tenaga
pelayanan. Pelaksanaan PKRS di RSI pengelola PKRS, Rumah sakit memiliki
Surabaya dilakukan di tiap unit oleh petugas alokasi anggaran untuk pelaksanaan
masing-masing unit, sudah terlaksana kegiatan PKRS, Rumah sakit memiliki
penyuluhan dan pemberian informasi di perencanaan kegiatan secara berkala,
tiap unit, namun pelaporan masih belum Rumah sakit memiliki sarana atau peralatan
terdokumentasi secara rapi dan sistemastis. untuk pelaksanaan PKRS, Rumah sakit
Anggaran yang diperlukan oleh tim mensosialisasikan PKRS ke seluruh jajaran
PKRS juga masih bergantung pada unit rumah sakit, Rumah sakit meningkatkan
pemasaran, karena memang tidak ada kapasitas tenaga pengelola PKRS, Rumah
anggaran khusus untuk tim PKRS melainkan sakit melaksanakan pemantauan dan
masih gabung menjadi satu dengan unit evaluasi pelaksanaan PKRS (Kemenkes,
pemasaran. Pada pelaksanaan PKRS di 2010).
rumah sakit seharusnya ada acuan untuk Substandar yang pertama menurut
melihat sudahkan terpenuhinya standar standar Juknis PKRS tahun 2014 adalah
promosi kesehatan yang ada di rumah rumah sakit harus memiliki kebijakan
sakit. Hal ini berkaitan dengan akreditasi tertulis tentang PKRS. Hal ini telah
rumah sakit dan juga kepuasan pasien dan dipenuhi oleh RSI Surabaya, tepatnya
lainnya. Menurut Kemenkes Republik telah ada SK direktur mengenai tim PKRS
Indonesia pada Juknis PKRS tahun 2014 yang dilengkapi rincian tugas dan rencana
standar PKRS disusun sebagai upaya untuk kegiatan PKRS sesuai dengan payung hukum
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan tentang pelaksanaan, standar, kegiatan
di rumah sakit dan menjalankan amanah PKRS sebagaimana telah ditetapkan oleh
Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
rumah sakit. Standar PKRS yang telah Namun rencana PKRS yang terdapat pada
dikembangkan dan dapat menjadi acuan Surat Keputusan Direksi RSI Surabaya
dalam penyusunan instrumen akreditasi No. AY.A.SKR.2275.12.15 Tentang Revisi I
rumah sakit yang berhubungan dengan Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit Islam
promosi kesehatan. Maka dari itu penting Surabaya lebih ditekankan pada pengadaan
dilakukan analisa pemenuhan standar PKRS. media seperti pembuatan leaflet, banner dll.
Acuan yang digunakan dalam penelitian ini Kebijakan yang tertulis pada SK direktur
yaitu standar PKRS oleh Pusat Promosi tersebut masih bersifat formalitas karena
Kesehatan tahun 2011 dan didukung dengan pada kenyataannya di lapangan petugas
Juknis PKRS tahun 2014 sesuai Keputusan lebih terfokus pada tugas utama semula
Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang diberikan. Perlu ada aturan lebih lanjut
No. 004/Menkes/SK/II/2012. Pada standar untuk mengenai kebijakan yang sudah ada
tersebut ada 5 (lima) poin acuan yang tertera sehingga karyawan dan civitas rumah sakit
yaitu (1) Kebijakan manajemen (2) Kajian dapat bersama-sama melakukan PKRS.
kebutuhan masyarakat rumah sakit (3) Substandar yang kedua dari acuan yang
Pemberdayaan masyarakat rumah sakit (4) pertama adalah rumah sakit membentuk unit
Kemitraan (5) Tempat kerja yang aman, kerja PKRS. Namun pada RSI Surabaya
bersih dan sehat. Pada paragraf selanjutnya belum memiliki unit tersendiri untuk
akan dibahas hasil yang telah didapatkan pelaksanaan PKRS, tetapi baru terbentuk
dari penelitian yang telah dilakukan dengan tim PKRS. Anggota tim PKRS sebanyak 20
mengacu pada standar tersebut. orang yang terdiri dari berbagai lintas unit
Acuan yang pertama dari standar PKRS yang terbagi dalam tim umum, tim rawat
oleh Kementerian Kesehatan tahun 2011 jalan, tim rawat inap dan tim penunjang
yaitu pemenuhan kebijakan manajemen. medis. Pembagian tim ini tidak diatur oleh
Pada standar pertama ini ada berbagai Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Monica Galih Prahesti, Evaluasi Standar Promosi Kesehatan… 27

melainkan kebijakan dari tiap rumah sakit. mewujudkan lingkungan rumah sakit yang
Dasar pengadaan tim-tim tersebut yaitu aman, bersih dan sehat, 4) Kreatif, inovatif,
untuk mempermudah pelaksanaan PKRS supel, dan mampu menerima kritik, 5)
di tiap unit sehingga nantinya juga akan Berperilaku hidup bersih dan sehat karena
mempermudah pelaksanaan pemantauan akan menjadi teladan, 6) Jujur, rajin dan
dan evaluasi. Pemantauan dan evaluasi mampu bekerja secara tim, 7) Menguasai
pelaksanaan PKRS tiap unit akan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
dilaksanakan oleh pihak manajemen rumah promosi kesehatan.
sakit sekaligus dilaksanakan pemantauan Substandar yang ketiga dan keempat
dan evaluasi tentang kinerja tenaga medis dari acuan yang pertama adalah rumah sakit
maupun kesehatan di tiap unit (Masyrifah, memiliki tenaga pengelola PKRS dan rumah
2015). sakit memiliki alokasi anggaran untuk
Pada RSI Surabaya belum terbentuk pelaksanaan kegiatan PKRS. Sudah terdapat
unit PKRS tersendiri melainkan hanya tenaga pengelola PKRS sesuai SK direktur
berupa tim yang mana petugas dalam tim yaitu tim PKRS RSI Surabaya. Namun, Tim
PKRS tersebut memiliki tugas ganda yaitu PKRS RSI Surabaya yang telah terbentuk
menjalankan tugasnya sebagai Dokter / belum memiliki tenaga kesehatan yang di
Perawat/Bidan dll dan bertugas sebagai tim fokuskan untuk menangani PKRS di RSI
PKRS. Sehingga tenaga kesehatan yang Surabaya. Melainkan tenaga kesehatan
terpilih menjadi tim PKRS belum bisa yang terpilih masih menjabat ganda yaitu
bertugas secara optimal. Hal ini ditunjukkan menjalankan tugasnya sebagai Dokter/
dengan kegiatan PKRS selama ± 2 bulan Perawat/Bidan dll dan bertugas sebagai
terakhir vakum, belum ada rencana tim PKRS. Hal ini menyebabkan tenaga
kegiatan yang dijadwalkan. Tim PKRS di kesehatan yang terpilih menjadi tim PKRS
RSI Surabaya berada pada naungan unit belum melaksanakan kegiatan PKRS
pemasaran. Hal ini sesuai yang diungkapkan secara optimal karena belum fokus. Belum
oleh salah satu informan sebagai berikut: adanya tenaga kesehatan yang difokuskan
pada PKRS dikarenakan masih kurangnya
“PKRS di RSI Surabaya belum mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM). Padahal
unit tersendiri mbak, baru punya tim PKRS menurut standar sebaiknya dibentuk unit
saja” (RI, 28, 2016). tersendiri dalam pelaksanaan kegiatan PKRS
agar tenaga kesehatan tidak merangkap
Ungkapan tersebut juga di dukung oleh tugas dan bisa lebih fokus.
pernyataan informan lain sebagai berikut: Namun berdasarkan penuturan pihak
dari RSI Surabaya, adanya jabatan rangkap
“tim PKRS masih dibawah unit pemasaran, ini membuat RSI Surabaya lebih efektif
PKRS belum mempunyai unit tersendiri” (GA, dan efisien dalam memanfaatkan sumber
29, 2016). daya yang dimiliki meninjau rumah sakit ini
termasuk masih rumah sakit tipe C. Sumber
Beberapa hal yang mungkin dapat daya yang dimaksudkan meliputi tenaga
menjadi pertimbangan dalam memilih kesehatan dan dana yang disediakan. Tenaga
anggota tim PKRS, berikut syarat- kesehatan di RSI Surabaya telah bekerja
syarat kemampuan yang harus dipenuhi sesuai dengan tugas yang telah tertera pada
untuk menjadi pengelola PKRS menurut deskripsi tugasnya masing-masing petugas
Departemen Kesehatan Republik Indonesia kesehatan. Hal ini sesuai dengan ungkapan
(2005) yaitu: 1) Melakukan identifikasi, salah satu informan sebagai berikut:
analisis serta menerapkan intervensi
promosi kesehatan yang tepat, 2) “gak perlu mbak tenaga kesehatan akeh-
Mengelola kegiatan advokasi, bina suasana akeh kan rumah sakit ini jenis rumah sakit tipe
dan gerakan pemberdayaan masyarakat C. Pegawai yang sedikit juga malah menghemat
dalam berperilaku hidup bersih dan sehat, SDM supaya bisa efektif dan efisien. Toh mereka
3) Mempunyai wawasan tentang upaya semua bekerja sudah sesuai deskripsi tugasnya
masing masing” (LR, 45, 2016).
28 Jurnal Promkes, Vol. 6, No. 1 Juli 2018: 23–34

Sedangkan alokasi anggaran dana promosi kesehatan, 7) VCD/DVD player di


khusus untuk tim PKRS belum ada. Hal ini tiap ruang tunggu atau ruang promkes, 8)
kembali lagi untuk keefektifan dan efisiensi. Computer dan Printing, 9) Laptop dan LCD
Tidak harus terbentuk unit atau dana khusus projector untuk presentasi, 10) Gadgets
untuk pelaksanaan kegiatan PKRS, yang kelengkapan laptop untuk presentasi, 11)
terpenting adalah operasional pelaksanaan Public Address System (PSA)/ Megaphone.
kegiatan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan Pada RSI Surabaya sarana dan prasarana
ungkapan salah satu informan sebagai untuk menunjang keberlangsungan PKRS
berikut: telah terpenuhi dengan sangat baik. Adapun
sarana dan prasarana yang telah dipenuhi
“belum ada alokasi anggaran khusus untuk tersebut digolongkan sebagai berikut: 1)
tim PKRS mbak. Anggaran dananya masih jadi Sarana perkantoran, 2) Sarana media
satu dengan unit pemasaran soalnya yang promkes, 3) Sarana tempat intervensi PKRS,
bertanggungjawab untuk tim PKRS ya unit 4) Sarana penyimpanan dokumen, media,
pemasaran” (GA, 27, 2016). peralatan, pencatatan pelaporan PKRS, 5)
Sarana melakukan PKRS di luar kurang
Pada Juknis PKRS Tahun 2014 juga memadai karena dalam renovasi rumah
mencantumkan bahwa untuk dana atau sakit.
anggaran PKRS memang sulit ditentukan Substandar yang ketujuh dari
standar, namun demikian diharapkan rumah acuan yang pertama adalah rumah sakit
sakit dapat menyediakan dana/anggaran mensosialisasikan PKRS ke seluruh
yang cukup untuk melaksanakan kegiatan jajaran rumah sakit. RSI Surabaya sudah
PKRS. melakukan sosialisasi PKRS ke seluruh
Substandar yang kelima dari acuan jajaran rumah sakit. Hal ini terbukti
yang pertama adalah rumah sakit memiliki dengan setiap perwakilan unit pelayanan
perencanaan kegiatan secara berkala. RSI medis dan penunjang medis telah menjadi
Surabaya telah memiliki perencanaan bagian dari tim PKRS. Namun lebih baik
secara berkala sebelumnya, tetapi setelah jika perwakilan setiap unit di RSI Surabaya
pergantian atau revisi tim PKRS belum ada menjadi bagian dari tim PKRS. Sosialisasi
perencanaan secara berkala. Tapi sudah ada dengan media belum secara menyeluruh
sedikit rencana kegiatan yang telah disusun dilaksanakan di RSI Surabaya. Hal tersebut
atau bahkan telah dilaksanakan untuk dapat terlihat dari belum tersebarnya media
mengaktifkan kembali tim PKRS di RSI promosi kesehatan secara merata di semua
Surabaya. Rancangan PKRS tersebut yakni: tempat..
1) Pembuatan brosur, leaflet dan X – banner, Substandar yang kedelapan dari
2) Penyuluhan rawat jalan, 3) Penyuluhan acuan yang pertama adalah rumah sakit
rawat inap, 4) Penyuluhan melalui meningkatkan kapasitas tenaga pengelola
audiovisual, 5) Penyuluhan keagamaan, 6) PKRS. Pada Kementerian Kesehatan
Pemasangan poster atau banner. Republik Indonesia No. 850 Tahun 2000
Substandar yang keenam dari acuan tentang Kebijakan Pengembangan Tenaga
yang pertama adalah rumah sakit memiliki Kesehatan Tahun 2000-2010 menyatakan
sarana atau peralatan untuk pelaksanaan bahwa dalam pengembangan kapasitas
PKRS. Pada Juknis PKRS tahun 2014 tenaga kesehatan ada 3 (tiga) macam
telah disajikan daftar mengenai standar yaitu meliputi: 1) Pengembangan karir, 2)
sarana dan peralatan yang dibutuhkan Pendidikan berkelanjutan, 3) In-Service
dalam pelaksanaan PKRS di rumah sakit. Training. Pada tim PKRS di RSI Surabaya
Daftar standar sarana atau peralatan yang belum ada pelatihan khusus bagi tim PKRS
dibutuhkan dalam pelaksanakan PKRS untuk meningkatkan kapasitas kinerjanya.
adalah sebagai berikut: 1) Over Head Jenis pengembangan kapasitas tiga macam
Projektor (OHP), 2) Amplifier dan wireless yang disebutkan di atas sudah dilakukan,
microphone, 3) Layar yang dapat digulung, meskipun tidak untuk petugas yang
4) Kamera foto, 5) Cassette recorder atau menjabat sebagai tim PKRS, melainkan
player, 6) TV di tiap ruang tunggu dan ruang untuk peningkatan dan pengembangan
Monica Galih Prahesti, Evaluasi Standar Promosi Kesehatan… 29

kinerja petugas sesuai jawaban awal yang Berdasarkan hasil kuisioner kepuasan
tertera pada uraian tugasnya. Juni 2015, pelayanan dengan kepuasan
Substandar yang kesembilan dari tertinggi adalah di unit fisioterapi dan yang
acuan yang pertama adalah rumah terendah adalah di unit farmasi (Data internal
sakit melaksanakan pemantauan dan RSI Surabaya, 2015). Aspek keramahan
evaluasi pelaksanaan PKRS. Evaluasi petugas rumah sakit yang meliputi senyum,
yang dilaksanakan oleh tim PKRS RSI sapa, salam, memperkenalkan nama,
Surabaya belum dilakukan secara formal. berdoa sebelum melakukan tindakan dan
Melainkan masih dilakukan secara non- pelayanan yang islami merupakan bekal
formal dan belum ada pelaporan secara petugas dalam melakukan upaya promosi
berkala. Seharusnya pemantauan dan kesehatan sehingga mudah diterima oleh
evaluasi dilakukan secara berkala karena klien (pasien dan keluarga pasien) sehingga
untuk pemantauan efficacy dari promosi mempermudah interaksi petugas rumah
kesehatan itu sendiri dan sebagai alat bantu sakit. Namun, instrumen yang digunakan
untuk membuat perencanaan selanjutnya RSI Surabaya belum memenuhi kajian
(Notoadmojo, 2005). 5W + 1H (what, why, where, when, who,
Berdasarkan SK direktur, monitoring how) karena terlalu sederhana dan kurang
PKRS dan evaluasi PKRS dilakukan mendalam. Kotak saran yang berjumlah
bersamaan dengan monitoring setiap 3 bulan 8 buah juga kurang diminati masyarakat
sekali dan pelaporan penyuluhan dilakukan rumah sakit. Sehingga jarang ada isinya
oleh petugas penyuluh sesaat setelah selesai yang memicu petugas juga jarang untuk
melakukan penyuluhan. Mindset mengenai memeriksanya. Pengumpulan info dan data
kegiatan PKRS masih sangat sederhana yaitu untuk kajian masyarakat rumah sakit lebih
hanya berupa penyuluhan. Padahal PKRS sering dilakukan pihak RSI Surabaya dengan
kegiatannya sangat kompleks dan beragam. wawancara langsung melalui lisan, karena
Dibutuhkan pemahaman dan kerja sama masyarakat lebih nyaman dan senang saat
secara keseluruhan agar yang direncanakan diajak berbicara secara langsung daripada
dan dilaksanakan dapat selaras. dengan kuesioner. Sebaiknya petugas yang
Acuan yang kedua yaitu kajian melakukan wawancara secara langsung
kebutuhan masyarakat rumah sakit. dilatih supaya hasil yang diperoleh lebih
Pada standar yang kedua ini juga ada maksimal.
beberapa substandar yang harus dipenuhi. Substandar yang ketiga dari acuan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang kedua yaitu rumah sakit mempunyai
(2014) menyatakan bahwa ada tiga rancangan promosi kesehatan bagi pasien,
substandar yang harus dipenuhi dalam acuan keluarga pasien, pengunjung rumah sakit
yang kedua ini, substandar yang pertama serta masyarakat sekitar rumah sakit. Pada
yaitu rumah sakit menyediakan instrumen RSI Surabaya juga telah memiliki rancangan
kajian kebutuhan pasien, keluarga pasien, promosi kesehatan bagi pasien, keluarga
pengunjung rumah sakit serta masyarakat pasien, pengunjung rumah sakit serta
rumah sakit. Sedangkan substandar yang masyarakat rumah sakit. Namun rancangan
kedua yakni rumah sakit melakukan kajian tersebut belum secara berkala dan mendetail
promosi kesehatan. Instrumen kajian dikarenakan baru saja terlaksana perombakan
yang digunakan RSI Surabaya lebih pada anggota tim PKRS. Sehingga, petugas yang
kebutuhan pelayanan, kritik dan saran. Nilai terpilih belum terfokus pada pelaksanaan
yang menjadi acuan untuk survei kepuasan PKRS. Rancangan promosi kesehatan bisa
yang telah ditetapkan oleh direktur yaitu dilakukan sesuai pendapat Notoadmojo pada
sebesar 90%. Hal tersebut sesuai ungkapan bukunya yang berjudul Promosi Kesehatan
salah satu informan sebagai berikut: - Teori dan Aplikasi yaitu ada tiga metode
yang dapat dilakukan dalam melaksanakan
“acuan yang digunakan untuk mengukur promosi kesehatan yaitu metode promosi
keberhasilan sudah ditetapkan oleh direktur individual, metode promosi kelompok dan
sini mbak, angka acuan yaitu sebesar Sembilan metode promosi kesehatan massa. Media
puluh persen” (RI,28, 2016).
30 Jurnal Promkes, Vol. 6, No. 1 Juli 2018: 23–34

yang digunakan juga dapat beragam sesuai pada pengunjung dan juga akan diletakkan
dengan kegunaannya (Masyrifah, 2015). di tempat leaflet yang ada di rawat jalan dan
Acuan yang ketiga yaitu pemberdayaan rawat inap. Hal ini sesuai dengan ungkapan
masyarakat rumah sakit. Standar ketiga ini salah satu informan sebagai berikut:
bertujuan agar meningkatnya daya serta
peran masyarakat dalam mencegah atau “nek ada tren penyakit itu, langsung
mengatasi penyakit yang dihadapinya. dibuat leaflet mbak. Trus leaflet tersebut
Menurut Juknis PKRS tahun 2014 akan dibagi atau ditaruh di tempat leaflet
pada acuan yang ketiga ini ada tiga supaya dibaca oleh pasien, keluarga atau
substandar yang pertama adalah rumah pengunjung rumah sakit” (SR, 35, 2016).
sakit memberikan informasi secara jelas
mengenai kondisi pasien termasuk Kemudian akan dibuat juga poster
pengobatan, perawatan, dan faktor-faktor atau x-banner yang akan ditaruh di tempat-
yang mempengaruhi kesehatan mereka. tempat strategis agar dapat di akses oleh
Pada substandar ini RSI Surabaya telah pengunjung RSI Surabaya.
melaksanakan sesuai acuan yang tertera Substandar yang ketiga rumah sakit
pada Juknis PKRS tahun 2014 tetapi belum melaksanakan PKRS di dalam dan di luar
semua unit melaksanakan hal tersebut. gedung rumah sakit. Pelaksanaan PKRS di
Ada beberapa hal yang telah dilaksanakan dalam gedung memanfaatkan ruang-ruang
oleh RSI Surabaya, misalnya dengan yang ada dan dilakukan oleh petugas-petugas
memberikan informasi secara langsung yang rumah sakit seiring dengan pelayanan
dilakukan oleh dokter kepada pasien saat yang dilakukan oleh petugas rumah sakit.
selesai periksa atau memberikan penyuluhan PKRS di dalam gedung menurut Juknis
langsung saat pasien berada di ruang tunggu. PKRS Tahun 2014 terdiri dari 6 (enam)
Informasi tersebut juga dapat diberikan tidak poin. Enam poin tersebut yaitu: 1) PKRS
secara langsung yaitu dengan adanya poster di ruang Pendaftaran/Administrasi,
yang tertempel di dinding, banner yang di yaitu di ruang dimana pasien/klien harus
taruh di pojok-pojok tertentu, leaflet yang melapor/mendaftar sebelum mendapatkan
diberikan kepada pengunjung rumah sakit pelayanan rumah sakit. 2) PKRS dalam
dan masih banyak yang lainnya. Tetapi ada pelayanan rawat jalan bagi pasien, yaitu
beberapa hal juga yang belum dilaksanakan di poliklinik-poliklinik seperti poliklinik
yaitu RSI Surabaya belum secara maksimal kebidanan dan kandungan, poliklinik anak,
menyediakan akses di setiap unit pelayanan poliklinik mata, poliklinik bedah, poliklinik
untuk merespons kebutuhan informasi penyakit dalam, poliklinik Telinga Hidung
pasien, keluarga pasien, pengunjung rumah Tenggorokan (THT), dan lain-lain. 3) PKRS
sakit dan masyarakat sekitar rumah sakit. dalam pelayanan rawat inap bagi pasien,
Dari hasil observasi diketahui bahwa akses yaitu di ruang-ruang rawat darurat, Rawat
pelayanan untuk merespons kebutuhan intensif, dan Rawat inap. 4) PKRS dalam
informasi pasien, keluarga pasien, pelayanan penunjang medik bagi pasien,
pengunjung rumah sakit dan masyarakat yaitu terutama di pelayanan obat apotik,
sekitar rumah sakit banyak dilakukan di pelayanan laboratorium, dan pelayanan
customer care. Seharusnya semua unit rehabilitasi medik, bahkan juga kamar
pelayanan menyediakan akses pelayanan mayat. 5) PKRS dalam pelayanan bagi klien
untuk hal tersebut. (orang sehat), yaitu seperti di Pelayanan
Substandar yang kedua dari acuan Keluarga Berencana (KB), Konseling gizi,
yang ketiga adalah rumah sakit memastikan Bimbingan senam, Pemeriksaan kesehatan
bahwa masyarakat rumah sakit memiliki (check up), Konseling kesehatan jiwa,
akses mengenai informasi faktor-faktor yang Konseling kesehatan remaja, dan lain - lain.
mempengaruhi kesehatan mereka. Pada RSI 6) PKRS di ruang pembayaran rawat inap,
Surabaya akan dibuat leaflet setiap terjadi yaitu di ruang dimana pasien rawat inap
tren penyakit, atau banyaknya kunjungan harus menyelesaikan pembayaran biaya
pasien karena beberapa penyakit tertentu. rawat inap, sebelum meninggalkan rumah
Selanjutnya, leaflet tersebut akan disebarkan sakit.
Monica Galih Prahesti, Evaluasi Standar Promosi Kesehatan… 31

Hasil yang diperoleh dari observasi sekitar rumah sakit. 6) Ruang pembayaran
di RSI Surabaya mengenai pelaksanaan rawat inap bersebelahan dengan ruang
promosi kesehatan didalam gedung yaitu: pendaftaran atau bahkan bisa dikatakan satu
1) Pada loket pendaftaran/administrasi ruang dengan ruang pendaftaran. Karena
belum ada promosi kesehatan yang modelnya tidak seperti ruangan tapi bagian
dilakukan melainkan hanya melakukan sehingga berderet dan bersebelahan antara
pendaftaran pasien saja. Sebenarnya pada pendaftaran dan pembayaran. Jadi bisa
loket pendaftaran sudah terdapat sarana dikatakan promkes yang dilakukan di loket
berupa televisi yang dapat digunakan untuk pendaftaran atau pembayaran sama.
menampilkan pesan-pesan kesehatan. Tetapi Menurut Juknis PKRS tahun 2014
sarana tersebut belum di gunakan secara pelaksanaan promkes diluar gedung rumah
optimal untuk menampilkan pesan-pesan sakit ada 5 (lima) poin yaitu: 1) PKRS di
kesehatan berupa Iklan Layanan Masyarakat tempat parkir, promosi kesehatan di tempat
(ILM) melainkan baru digunakan sebagai parkir sebaiknya dilakukan yang bersifat
sarana hiburan bagi pasien atau klien umum. Misalnya tentang pentingnya
supaya tidak bosan dengan menampilkan melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
sinetron atau acara-acara yang biasa (PHBS), Seruan presiden tentang kesehatan,
ditayangkan di saluran - saluran TV swasta. himbauan untuk menggunakan obat
2) Pada poin yag kedua PKRS dilakukan generic berlogo, bahaya merokok, bahaya
di poliklinik-poliklinik di rawat jalan. mengkonsumsi minuman keras, bahaya
Sudah dilakukan promosi kesehatan di menggunakan napza dll. Promosi kesehatan
Poliklinik RSI Surabaya misalnya sosialisasi di tempat parkir RSI Surabaya masih sedikit
terbuka, siaran langsung radio, dll. Hal ini diterapkan, misalnya bahaya merokok, dan
dilakukan pada hari yang sekiranya banyak seruan mengenai Kawasan Tanpa Rokok
pengunjungnya. Pada pelayanan penunjang (KTR) yang berupa banner yang ditaruh di
medik (pelayanan obat apotik, pelayanan dinding tempat parkir. 2) PKRS di Taman
laboratorium, dan pelayanan rehabilitasi rumah sakit, pada RSI Surabaya banyak
medik) sudah dilakukan promosi kesehatan. sudut-sudut yang digunakan untuk taman
Misalnya pemasangan poster karena yang ditanami tanaman yang berkhasiat
kepala unit termasuk tim PKRS. 3) PKRS sebagai obat dan juga ada tanaman yang
yang dilakukan di rawat inap meliputi hanya untuk mempercantik lingkungan
penempatan leaflet mengenai penyakit- rumah sakit. 3) PKRS di dinding luar rumah
penyakit yang sering di derita oleh pasien sakit, pada hari-hari tertentu misalnya hari
rawat inap, pemberdayaan masyarakat yang kesehatan nasional, hari AIDS sedunia,
dilakukan dengan bekerja sama dengan Hari Tanpa Tembakau (HTT) sedunia dan
unit bina rohani untuk melakukan bina lain-lain, di dinding luar rumah sakit juga
suasana terhadap pasien dan keluarga pasien dapat ditampilkan pesan-pesan promosi
di dalam ruangan rawat inap. 4) PKRS kesehatan. RSI Surabaya juga telah
dalam pelayanan penunjang medik bagi menerapkan hal tersebut saat ada peringatan
Pasien sudah ada meskipun hanya sedikit. hari – hari tertentu khususnya hari yang
Misalnya saja PKRS dengan media cetak berkaitan dengan kesehatan. 4) PKRS
yang berbentuk poster. 5) PKRS bagi orang di tempat-tempat umum di lingkungan
sehat misalnya konseling di RSI Surabaya rumah sakit misalnya tempat ibadah
belum ada. Tetapi RSI Surabaya melakukan yang tersedia di rumah sakit (masjid atau
bina suasana dan pemberdayaan masyarakat musholla) dan di kantin/toko-toko/kios-
sekitar rumah sakit. Pemberdayaan yang kios. Promosi kesehatan dapat dilakukan
telah dilakukan salah satunya adalah di semua tempat khususnya di rumah sakit.
dilakukannya senam diabetes bagi lansia Promosi kesehatan di rumah sakit dapat
yang telah dikoordinir dan dilaksanakan dilakukan di semua sudut rumah sakit tidak
setiap seminggu sekali. RSI Surabaya terkecuali di tempat ibadah. Tempat ibadah
juga telah melakukan penyuluhan lewat di RSI Surabaya sangat rapi, nyaman dan
media massa misal radio atau majalah sangat bersih. Jadi meskipun tidak ada
untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat pesan-pesan kesehatan secara langsung
32 Jurnal Promkes, Vol. 6, No. 1 Juli 2018: 23–34

di mushola tersebut. Namun pesan secara fungsi masing-masing, 2) Saling mengakui


tersirat untuk menjaga lingkungan agar tetap kapasitas dan kemampuan masing-masing,
bersih terlihat sangat jelas meskipun tidak 3) Saling berupaya untuk membangun
tertulis secara langsung. Sedangkan untuk hubungan, 4) Saling berupaya untuk
PKRS di kantin/toko-toko/kios-kios dari mendekati, 5) Saling terbuka terhadap kritik/
hasil observasi yang peneliti lakukan, RSI saran, serta mau dibantu dan membantu, 6)
Surabaya tidak memiliki kantin tetapi hanya Saling mendukung upaya masing-masing, 7)
mempunyai koperasi kecil yang menjual Saling menghargai upaya masing-masing.
kebutuhan cukup lengkap. Koperasi tersebut Menurut Notoadmojo (2005) ada tiga
menjual makanan ringan, makanan berat, kunci dalam kemitraan yaitu: 1) kerjasama
minuman, obat-obatan, kebutuhan harian antara kelompok, organisasi, individu, 2)
yang sekiranya dibutuhkan oleh pasien, bersama-sama mencapai tujuan tertentu
keluarga yang menunggu pasien, atau orang (yang disepakati bersama), 3) saling
yang hanya berkunjung ke RSI Surabaya menanggung risiko dan keuntungan. Tiga
misalnya untuk melakukan penelitian atau kunci dalam kemitraan tersebut telah
mengunjungi pasien, 5) Selain di dinding diterapkan oleh RSI Surabaya. RSI Surabaya
luar RSI Surabaya juga menempel spanduk telah menjalin kerja sama dengan banyak
atau banner dengan pesan-pesan kesehatan pihak dari berbagai lintas sektor. Perusahaan
di pagar pembatas kawasan rumah sakit. yang menjalin kerja sama dengan RSI
Acuan yang keempat adalah Surabaya kurang lebih ada 80 instansi atau
kemitraan, pada acuan keempat ini ada perusahaan negara maupun swasta. Sektor
3 (tiga) substandar yang harus dipenuhi lain selain perusahaan atau asuransi yang
yaitu 1) Rumah sakit mengidentifikasi menjalin kerja sama misalnya Radio Suara
mitra potensial dalam rangka menggalang Muslim, SAS FM, Buletin Nurani. Hal ini
kemitraan berkaitan dengan pelaksanaan dilakukan untuk bersama-sama mencapai
PKRS, 2) Rumah sakit memiliki jejaring tujuan yang telah disepakati sebelumnya.
kerjasama dengan sektor lain, dunia Perusahaan yang menjalin kemitraan
usaha dan swasta lainnya, 3) Rumah sakit dengan RSI Surabaya sejauh ini berkaitan
mempunyai program kerja sama dengan dengan pasien yang bekerja atau pensiunan
sektor lain, dunia usaha dan swastra yang menggunakan asuransi perusahaan
lainnya. RSI Surabaya telah memenuhi tiga tersebut. Jadi keuntungan bagi RSI
substandar yang menjadi poin pada standar Surabaya yaitu meningkatkan jumlah
kemitraan ini. Menurut Notoadmojo (2005) pengunjung. Sedangkan keuntungan bagi
kemitraan adalah suatu kerja sama yang perusahaan tersebut yaitu memudahkan
formal antara individu-individu, kelompok- anggota pekerja dari perusahaan tersebut
kelompok atau organisasi-organisasi untuk dalam memperoleh pelayanan medis di RSI
mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan Surabaya. Sedangkan keuntungan sektor
menurut Rachmawati dkk. (2013) pada lain yang menjalin kerja sama dengan RSI
Buku Saku Perilaku Hidup Bersih dan Surabaya yaitu untuk menjalankan kegiatan
Sehat (PHBS) dan Promosi Kesehatan yang telah dirancang dan demi mendapat
Rumah Sakit (PHBS) menyatakan bahwa profit lainnya dari kemitraan tersebut.
kemitraan dikembangkan antara petugas Acuan terakhir dari lima standar untuk
rumah sakit dengan sasarannya (pasien/ menganalisis pelaksanaan PKRS yaitu
kliennya atau pihak lain) dalam pelaksanaan rumah sakit menjamin tempat kerja yang
pemberdayaan, bina suasana dan advokasi. aman, bersih dan sehat. Oleh karena itu
Kemitraan yang dilakukan oleh RSI rumah sakit memastikan upaya-upaya yang
Surabaya mempunyai tujuan-tujuan tertentu menyangkut kebersihan dan kelengkapan
yang harus dicapai dan dipenuhi sesuai sarana dan prasarana yang ada untuk
acuan pada Juknis PKRS tahun 2014. Acuan melaksanakan PHBS. Hal ini juga di dukung
tersebut dikenal dengan “tujuh saling” yang oleh UU No. 44 Tahun 2009 tentang rumah
harus diperhatikan dan dipraktekkan dalam sakit yang menyatakan bahwa rumah
menjalin kerja sama dengan pihak lain yaitu sakit dikembangkan untuk meningkatkan
1) Saling memahami kedudukan, tugas dan kemampuan setiap orang agar bisa
Monica Galih Prahesti, Evaluasi Standar Promosi Kesehatan… 33

mengendalikan dan memperbaiki kesehatan Juknis PKRS Tahun 2014. Pada standar
dirinya serta menjadikan rumah sakit sebagai PKRS tahun 2011 terdapat 5 (lima) acuan
tempat kerja yang sehat. Menurut standar standar yaitu: 1) pemenuhan kebijakan
PKRS tahun 2011 pada acuan kelima ini manajemen, 2) Kajian kebutuhan masyarakat
ada dua substandar yang harus dipenuhi rumah sakit, 3) pemberdayaan masyarakat
yaitu 1) Rumah sakit memelihara sarana dan rumah sakit, 4) Kemitraan, 5) Rumah sakit
prasarana kesehatan lingkungan rumah sakit menjamin tempat kerja yang aman, bersih
beserta kelengkapannya, 2) Rumah sakit dan sehat.
menjadi Kawasan Tanpa Rokok (KTR). RSI Surabaya telah memiliki tim
RSI Surabaya telah berusaha PKRS sesuai surat keputusan direksi yang
menciptakan tempat kerja yang aman, bersih terdiri dari tenaga kesehatan di tiap unit
dan sehat. Oleh karena itu, RSI Surabaya pelalayanan medis dan penunjang medis.
telah menyediakan tempat sampah yang Petugas yang terpilih menjadi tim PKRS
tertutup dan berbeda antara sampah biasa masih merangkap tugas atau jabatan lain,
yang tidak berbahaya seperti sisa makanan, sehingga petugas belum melaksanakan
bungkus makanan dan juga limbah rumah kegiatan PKRS secara optimal. Pelaksanaan
sakit seperti bekas alat suntik, infus dan PKRS belum optimal dikarenakan pergantian
lain sebagainya, telah terdapat juga formasi tim PKRS. Jadi untuk jadwal dan
larangan untuk tidak membuang sampah kegiatan pelaksanaan kegiatan PKRS baru
sembarangan, terdapat larangan untuk tidak sedikit terlaksana. Evaluasi dan pelaporan
merokok, RSI Surabaya juga telah menjadi yang dilakukan pada kegiatan PKRS
Kawasan Tanpa Rokok (KTR), terdapat di RSI Surabaya juga belum dilakukan
poster langkah cuci tangan yang baik dan secara formal dan berkala, melainkan baru
benar juga tersedia handsanityzer bagi dilakukan evaluasi secara non formal. Hal
petugas, pasien maupun pengunjung yang ini menyebabkan pemantauan terhadap
datang ke RSI Surabaya. RSI Surabaya telah kegiatan PKRS belum optimal.
mewujudkan lingkungan tempat kerja atau Penanggung jawab kegiatan PKRS
pelayanan yang aman, bersih dan sehat,serta belum sepenuhnya berada pada tim
menjamin kecukupan sarana dan prasarana PKRS melainkan masih terbagi dengan
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Unit Pemasaran. Hal ini tercermin pada
pembagian tugas yang ada pada Unit
Pemasaran yang juga mencakup PKRS
SIMPULAN
eksternal, PKRS seharusnya dilakukan
RSI Surabaya terletak pada lokasi yang secara merata ke seluruh bagian rumah sakit,
strategis yaitu di Jalan Jendral A. Yani 2–4 akan tetapi penanggung jawab utama dan
Surabaya. Rumah sakit ini termasuk rumah laporan kegiatan tetap dikoordinir oleh tim
sakit tipe C. Rumah sakit ini menerapkan PKRS. Kemitraan yang dilakukan oleh RSI
dasar - dasar Islami dalam pelaksanaan Surabaya sudah sangat baik. RSI Surabaya
pelayanannya. Rumah sakit ini dinaungi bekerja sama dengan instansi, LSM, radio,
oleh Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya bulletin dan masih banyak lainnya dalam
(YARSIS). pelaksanaan PKRS. RSI Surabaya telah
RSI Surabaya telah meraih sertifikat menjadi tempat kerja yang aman, bersih
penghargaan dan medali emas dari platinum dan sehat, hal ini ditunjukkan dengan
Indonesia dengan kategori rumah sakit larangan membuang sampah sembarangan,
dengan pelayanan prima. Pelaksanaan dilarang merokok, terdapat tempat sampah
PKRS juga merupakan suatu kegiatan berpenutup, RSI Surabaya juga memelihara
yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah sarana dan prasarana kesehatan lingkungan
pelayanan rumah sakit. Pada pelaksanaan dengan baik.
PKRS di rumah sakit seharusnya ada acuan Saran dari penelitian ini untuk RSI
untuk melihat sudahkah standar promosi Surabaya adalah membentuk tim PKRS
kesehatan yang ada di rumah sakit. Acuan dari petugas kesehatan khusus yang
yang digunakan dalam penelitian ini adalah ditugaskan untuk bertanggung jawab
standar PKRS tahun 2011 didukung dengan dalam kegiatan PKRS serta membuat
34 Jurnal Promkes, Vol. 6, No. 1 Juli 2018: 23–34

jadwal pelaksanaan kegiatan PKRS di Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan:


RSI Surabaya dengan rinci, kegiatan yang teori dan aplikasi. Jakarta: Rineka
sudah ada seperti pembagian leaflet di ruang Cipta.
tunggu rawat jalan dan juga di rawat inap Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian
lebih dioptimalkan lagi, peletakan poster Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
mengenai promosi kesehatan juga lebih Permenkes RI Nomor 1426 Tahun 2006
diperbanyak lagi. Selain itu, RSI Surabaya tentang Petunjuk Teknis Promosi
hendaknya dapat lebih memanfaatkan Kesehatan Rumah Sakit Tahun 2010.
sarana dan prasarana yang tersedia untuk Jakarta: Menteri Kesehatan.
meningkatkan PKRS. Permenkes RI Nomor 004 Tahun. 2012
tentang Petunjuk Teknis Promosi
Kesehatan Rumah Sakit Tahun 2014.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: Menteri Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI. 2011. Standar Profil Rumah Sakit Islam Surabaya. 2017.
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS). Pusat Promosi Kesehatan, 2008. Promosi
Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan. Kesehatan Rumah Sakit. Jakarta:
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 850/ Departemen kesehatan Republik
Menkes/SK/V/2000 Tentang Kebijakan Indonesia.
Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun Pusat Promosi Kesehatan. 2010. Petunjuk
2000–2010. Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Masyrifah, 2015. Analisis Pemenuhan (PKRS). Jakarta: Departemen Kesehatan
Standar Promosi Kesehatan di Rumah Republik Indonesia.
Sakit Islam Surabaya Tahun 2015. Skripsi. Rachmawati, E., 2013. Buku Saku: Perilaku
Surabaya: Universitas Airlangga. Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan
Mubarak, W.I. dkk. 2007. Promosi Promosi Kesehatan RumahSakit (PKRS).
Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses Jakarta: Kemenkes RI.
Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Surat Keputusan Direksi RS Islam Surabaya
Yogjakarta: Graha Ilmu. No. AY.A.SKR.2275.12.15 tahun 2015
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Tentang Revisi I Tim Promosi Kesehatan
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka RS Isam Surabaya.
Cipta. Undang-undang Republik Indonesia Nomor
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Cipta.

You might also like