Professional Documents
Culture Documents
Pola Pendayagunaan Zakat Pada Lembaga Amil Zakat, Infak Sedekah Muhammadiyah (LAZISMU) Sumatera Barat
Pola Pendayagunaan Zakat Pada Lembaga Amil Zakat, Infak Sedekah Muhammadiyah (LAZISMU) Sumatera Barat
Email : thaheransyah1988uinimambonjol@gmail.com
2Dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
Email : syaasy1284@yahoo.com
3 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
Email : 1990zahirman@gmail.com
ABSTRACT
The existence of zakat institutions is one form of implementation of Islamic teachings.
Specifically, the management of zakat becomes the main pillar in the Islamic pillars related
to the obligation to pay zakat. West Sumatra LAZISMU is an Islamic philanthropic
institution dedicated to empowering people and humanity through the utilization of zakat,
infaq, shadaqah, waqf and other philanthropic funds from individuals, institutions,
companies and other agencies. LAZISMU is a response to the fact that the Indonesian
people are still largely in a state of poverty, social structures are increasingly fragile, social
disparities are increasingly large and geographically located in disaster prone areas. In the
meantime, West Sumatra, whose population is predominantly Muslim and still holds strong
religious principles, has the potential for zakat, infaq, shadaqah, waqf and others which are
quite high. However, this great potential has not been managed and utilized optimally so
that it has not yet had a significant impact on the resolution of poverty and solving existing
problems. The research method used is field research (field research) researchers using the
Phenomenological approach, data collected through observation, documents and
interviews, then will be analyzed sequentially and interactionally consisting of three stages,
namely: 1) Data reduction, 2) Data presentation, 3) Conclusions withdrawal or verification.
The results revealed that the pattern of zakat utilization by LAZISMU West Sumatra is
focused on productive utilization which consists of: 1. Microeconomic Empowerment 2.
Empowerment of agriculture and animal husbandry (Agriculture and Livestock
Empowerment) 3. Educational Development (Education Development) 4 Social Service and
Da'wah (Social and Da'wah Services). It can be concluded that LAZISMU West Sumatra has
tried well and planned in an effort to utilize zakat so that it is able to overcome the
problems experienced by mustahik.
ABSTRAK
Keberadaan lembaga zakat merupakan salah satu bentuk implementasi dari ajaran Islam.
Secara khusus pengelolaan zakat menjadi pilar utama dalam rukun Islam terkait
kewajiban membayar zakat. LAZISMU Sumatera Barat adalah lembaga filantropi Islam
yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat dan kemanusiaan melalui
pendayagunaan zakat, infak, shadaqah, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari
perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya. LAZISMU merupakan jawaban
terhadap fakta yang menyatakan bahwa masyarakat Indonesia sebagian besar masih
berada dalam kondisi lilitan kemiskinan, bangunan sosial yang semakin rapuh,
kesenjangan sosial yang s emakin besar dan secara geografis berada pada wilayah rawan
bencana. Dalam pada itu, Sumatera Barat yang penduduknya mayoritas muslim dan masih
kuat memegang prinsip-prinsip agama memiliki potensi zakat, infak, shadaqah, wakaf dan
dan lainnya yang terbilang cukup tinggi. Namun, potensi yang besar tersebut belum
terkelola dan didayagunakan secara maksimal sehingga belum memberi dampak yang
signifikan bagi penyelesaian lilitan kemiskinan dan penyelesai masalah yang ada. Metode
penelitian yang digunakan adalah field research (penelitian lapangan) peneliti
menggunakan pendekatan Phenomenologis, data dikumpulkan melalui observasi,
dokumen dan wawancara, kemudian akan dianalisis secara berurutan dan interaksionis
yang terdiri dari tiga tahap, yaitu: 1) Reduksi data, 2) Pernyajian data, 3) Penarikan
simpulan atau verifikasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pola pendayagunaan
zakat oleh LAZISMU Sumatera Barat difokuskan pada pendayagunaan zakat produktif
yang terdiri atas: 1. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Micro Economic Empowerment)
2. Pemberdayaan pertanian dan peternakan (Agriculture and Livestock Empowerment) 3.
Pengembangan Pendidikan (Education Develelopment) 4. Pelayan Sosial dan Dakwah
(Social and Dakwah Services). Dapat disimpulkan bahwa LAZISMU Sumatera Barat telah
berupaya secara baik dan terencana dalam upaya melakukan pendayagunaan zakat
sehingga mampu mengatasi persoalan yang dialami oleh mustahik.
Allah diserahkan kepada orang-orang yang pengembangan sumber daya dan pelayanan
berhak” disamping berarti “mengeluarkan dakwah dan sosial.
jumlah tertentu itu sendiri.” Jumlah yang Lazismu Sumatera Barat dikukuhkan
dikeluarkan dari kekayaan itu disebut zakat pada tanggal 31 Juli 2010 oleh PP
karena yang dikeluarkan itu “menambah Muhammadiyah, merupakan jejaring
banyak, membuat lebih berarti dan LAZISMU PP Muhammadiyah (berdiri sejak
melindungi kekayaan itu dari kebinasaan” 2002 dengan SK Menteri agama Nomor:
(Qardawi, 2011.) Dalam Undang-undang 457/21 November 2002) dengan nomor
Pengelolaan Zakat disebutkan, zakat registrasi 0301. LAZISMU merupakan
merupakan harta yang wajib dikeluarkan jawaban terhadap fakta yang menyatakan
oleh seorang muslim atau badan usaha untuk bahwa masyarakat indonesia sebagian besar
diberikan kepada yang berhak menerimanya masih berada dalam kondisi lilitan
sesuai dengan syariat Islam (Nomor, 23). kemiskinan, bangunan sosial yang semakin
Dalam pendistribusian zakat, terdapat dua rapuh, kesenjangan sosial yang semakin
sifat/ bentuk penyaluran zakat diantaranya besar dan secara geografis berada pada
zakat konsumtif dan zakat produktif. Zakat wilyah rawan bencana.
konsumtif yaitu pemberian zakat untuk Dalam pada itu, Sumatera Barat yang
memenuhi keperluan konsumsi sehari-hari penduduknya mayoritas muslim dan masih
(Hafidhuddin, 2002). Sedangkan zakat kuat memegang prinsip-prinsip agama
produktif ialah pemberian zakat yang dapat memiliki potensi zakat, infak, shadaqah,
membuat penerimanya menghasilkan wakaf dan dana lainnya yang terbilang cukup
sesuatu secara terus-menerus, dengan harta tinggi. Namun, potensi yang besar tersebut
zakat yang diterimanya. Zakat produktif belum terkelola dan didayagunakan secara
demikian adalah zakat dimana harta atau maksimal sehingga belum memberi dampak
dana zakat yang diberikan kepada para yang signifikan bagi penyelesaian lilitan
mustahiq tidak dihabiskan akan tetapi kemiskinan dan penyelesai masalah yang ada.
dikembangkan dan digunakan untuk Kecendrungan masyarakat
membantu usaha mereka, sehingga dengan mendistribusikan dana zakat, infak dan
usaha tersebut mereka dapat memenuhi shadaqah serta dana lainnya secara langsung
kebutuhan hidup secara terus menerus. kepada penerimanya secara empiris belum
Lazismu Sumatera Barat adalah dapat mengeluarkan para dhua’fa dari
lembaga filantropi Islam yang berkhidmat kemiskinannya secara efektif, bahkan
dalam pemberdayaan masyarakat dan terkesan seakan kemiskinan terpelihara. apa
kemanusiaan melalui pendayagunaan zakat, yang menjadi maqashid al-syari’ah dari zakat
infak, shadaqah, wakaf dan dana belum lagi terwujud secara maksimal karena
kedermawanan lainnya baik dari perorangan, belum teroganisir, terkelola, terencana dan
lembaga, perusahaan dan instansi lainnya. tersistem dengan baik.
Lebih berkonsentrasi pada langkah strategis, Oleh sebab itu, pendirian LAZISMU
yaitu penghimpunan dana ziswaf dan dimaksudkan sebagai institusi pengelola
bantuan kemanusiaan lainnya, zakat, infak, shadaqah, wakaf dan dana
pemberdayaan ekonomi masyarakat, dermawan lainnya dengan manajemen
modern yang dapat menghantarkan potensi
besar ini menjadi bagian dari penyelesai Namun dalam periodisasi 3 tahun terakhir,
masalah kondisi kebangsaan yang terus LAZISMU lebih memprioritaskan pada bidang
mendera. Ekonomi dan Pendidikan, tanpa melepas
Spirit khalifat Umar bin Abdul Aziz bidang-bidang yang lain dan tetap
dalam mengelola potensi besar ini dan berorientasi pada pembentukan masyarakat
teologi al-ma’un yang dikembangkan oleh yang mandiri.
Muhammadiyah adalah juga memberikan Adapun program LAZISMU Sumatera
inspirasi untuk melakukan kreatifitas yang Bart sebagai wujud pola pendayagunaan
mampu menjawab tantangan perubahan dan zakat adalah sebagai berikut:
problem sosial masyarakat yang semakin
kompleks. PROGRAM PENGEMBANGAN EKONOMI
Dengan memetik pengalaman 12 MASYARAKAT
tahun LAZISMU Pusat dalam mengelola
ZISWAF secara profesional dan amanah, dan Program ini di titik beratkan pada
didukung oleh jaringan multilini, yaitu pengembangan ekonomi masyarakat yang
sebuah jaringan konsolidasi lembaga zakat produktif, melalui permodalan dalam bentuk
mulai dari tingkat pusat, provinsi, daerah dan revolving fund pada cluster-cluster usaha
cabang/ kecamatan, dan tenaga profesional yang dibentuk oleh lazis baik melalui
dapat mewujudkan program pendayagunaan kelompok masyarakat, kelompok pemuda,
zakat, infak, shadaqah, dan dana lainnya perorangan, maupun pada lembaga-lembaga
secara cepat, amanah, terfokus, tersistem dan jejaring lazis (Baitul Maal dsb).
tepat sasaran. Program ini di bagi menjadi menjadi
Visi 2 (dua) sub program, yaitu:
Lembaga yang terpercaya dalam mengelola dan
mendayagunakan dana zakat, infak, 1. Pengembangan Usaha Mikro
shadaqah, wakaf dan dana lainnya dalam Sebelumnya pengembangan usaha mikro
rangka memuzakikan mustahik. atau PUM merupakan upaya produktif
Misi mendayagunakan dana ZIS melalui
a. Optimalisasi kualitas pemberian pinjaman modal usaha (qordhul
pengelolaan dan pendayagunaan hasan) secara bergilir dengan menggunakan
ZISWAF yang amanah, profesional, skema revolving fund kepada masyarakat
transparan, kreatif, inovatif dan miskin melalui lembaga (baitul maal) atau
produktif. sejenisnya yang kemudian di salurkan pada
b. Optimalisasi pelayanan donasi mustahik dengan beragam usaha dengan
dan pengembangan kemitraan pemetaan 1 kecamatan. Maka pada tahun ini
dengan masyarakat, perusahaan, kami mencoba merancang perluasan serta
pemerintah, dan lembaga swadaya pengembangan program yang lebih di
masyarakat dalam dan luar negeri. tujukan pada usaha komunitas yang berada
di dalam satu area (Desa Mandiri / Desa
Secara garis besar core program LAZISMU
Berdaya), dengan harapan usaha tersebut
tetap merujuk pada core Muhammadiyah
nantinya tidak saja mampu menghidupi
secara menyeluruh, yaitu: Ekonomi,
keluarga mustahik namun juga mampu
Pendidikan, Kesehatan, Sosial dan Dakwah.
menggali potensi SDM serta menciptakan Program ini merupakan upaya untuk
lapangan pekerjaan di desa tersebut. memberikan akses bagi generasi muda yang
dengan melalui “desa binaan” sehingga hasil yang memiliki potensi dan keinginan kuat dalam
tercapai akan lebih terlihat dan terukur. mengembangkan usaha melalui pemberian
Melalui pengorganisasian di tingkat akar pinjaman modal usaha sesuai dengan prinsip-
diharapkan program ini dapat digerakkan prinsip syariah. Kemandirian yang dibangun
secara terukur dan sistematis. Para pengelola dengan persemaian entrepreneur muda ini
lembaga pelaksana (organizer) sebelumnya akan mampu memberikan dampak bagi
diwajibkan mengikuti generasi muda yang lain untuk berkarya.
Pelatihan Manajemen Zakat Produktif agar dana Output yang diharapkan adalah munculnya
yang digulirkan tidak konsumtif sekaligus tenaga-tenaga muda dinamis yang tekun
mendorong terbentuknya lembaga amil yang berusaha dan raj in beramal.
produktif dan profesional. • Sasaran: kalangan muda potensial yang
Output program ini diharapkan mampu kekurangan modal
mendorong mobilitas ekonomi di
tingkat grass root. FARM AND AGRICULTURE
• Sasaran: fakir-miskin berusia produktif EMPOWERMENT
• Fasilitator: PCM melalui Baitui Maal atau
lembaga sejenis. Pemberdayaan Pertanian dan Peternakan
memiliki nama aksi : Tani Bangkit ! yaitu
2. Pendamping Kemandirian Program pemberdayaan dengan model one
Kerja-kerja sosial melakukan edukasi hingga stop empowerment yang terdiri atas
monev melalui pendampingan secara community development, pendampingan
kontinyu pada tingkat tertentu sangat pengelolaan pertanian dan permodalan. Visi
dibutuhkan dalam mendorong kemandirian utama pemberdayaan ini adalah membangun
umat. Proses rekruitmen, training hingga kemandirian dan menciptakan sistem
pembiayaan pendampingan dilakukan berkeadilan bagi Petani.
sebagai upaya menjaga kelangsungan
Pemberdayaan ini merupakan sinergi aksi
mobilitas usaha mikro agar dapat berjalan
antara MPM Muhammadiyah dengan
dengan baik dan terukur. Kebutuhan SDM
LAZISMU yang bergerak dalam bidang
kreatif dan dinamis dapat direkrut melalui
pertanian, perkebunan, peternakan dan
kemitraan dengan PTM yang telah mendapat
perikanan.
bekal ilmu cukup maupun aktivis muda
Muhammadiyah yang memiliki naluri sosial 1 . Pertanian & Perkebunan
yang kuat. Dalam bidang pertanian dan perkebunan. Tani
• Sasaran: peserta Program Pengembangan bangkit memiliki aktifitas program
Usaha Mikro pemberdayaan yang meliputi :
• Fasilitator: Volunteer Pendamping
1. Pendampingan pengelolaan
3. Youth Entrepreneur (Pembibitan pertanian/perkebunan, yang meliputi :
Pengusaha Muda) a. Pendampingan pengelolaan lahan
b. Pendampingan pemupukan organic