Professional Documents
Culture Documents
Skripsi Full
Skripsi Full
1
ii
SKRIPSI
ii
iii
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan belum
pernah dikumpulkan orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang
Mojokerto,
Yang Menyatakan
iii
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah atau Skripsi ini telah disetujui untuk disajikan dalam
NIM : 201601152
Pada Tanggal :
Oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
iv
v
v
vi
ABSTRACT
vi
ABSTRAK
PRESEPSI PERAWAT TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA
RUANG SELAMA PANDEMI COVID 19
Virus corona atau Covid 19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang
dimakan manusia hingga terjadi penularan. Virus corona bukan kali ini saja
membuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-sama mirip flu, virus
corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal
organ. Sebuah upaya untuk peran pemimpin yang efektif yaitu perlunya
menyesuaikan diri dengan gaya-gaya kepemimpinannya terhadap situasi.
Pemimpin diruangan salah satu unsur yang sangat berpengaruh terhadap kelompok
atau organisasi untuk menentukan dan mencapai keberhasilan suatu kelompok.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Persepsi Perawat Tentang Gaya
Kepemimpinan Kepala Ruang Selama Pandemi Covid 19 di Rs Anwar Medika
Sidoarjo. Metodologi penelitian ini menggunakan metode penelitian metode
kualitatif Jumlah partisipan beberapa perawat di RS Anwar Medika Sidoarjo
sebanyak 7 informan. Dengan teknik Purposive Sampling. Alat ukur menggunakan
wawancara. Hasil penelitian ini didapatkan dengan cara mengambil keputusan
selama pandemi Covid 19, kepala ruang Rs Anwar Medika menggunakan tiga cara
yaitu musyawarah, menganjurkan, dan memaksakan kehendak. Cara kepala ruang
dalam menggerakkan bawahannya dengan menggunakan 4 cara yaitu langsung
dirembugkan, dipanggil satu-satu, mengarahkan dan rapat. Kepribadian kepala
ruang selama pendemi Covid 19 adalah mengingatkan, lebih ketat, dipantau dan
mewanti-wanti. Kemampuan kepala ruang dalam berkomunikasi adalah tegas,
menggunakan Bahasa yang sopan, menghargai bawaan dan menegur bawahan.
Hubungan kepala ruang dengan bawahan selama masa pendemi Covid 19 adalah
baik, netral, harmonis dan aman-aman saja. Sikap kepala ruang dalam menerima
masukan selama masa pendemi Covid 19 adalah welcome, lapang dada,
mendengarkan masukan, tidak pernah marah dan terbuka. Suasana lingkungan
rumah sakit selama masa pendemi Covid 19 adalah representative, nyaman,
kondusif, damai, dan kebersamaan. Pengecekan keabsahan dilakukan dengan
Keajegan pengamatan, Triangulasi data Gaya kepemiminan kepala ruangan
keperawatan memiliki tanggung jawab menggerakkan perawat pelaksana. Oleh
karena itu, kepala ruangan juga memiliki tugas untuk melakukan evaluasi terhadap
kinerja perawat.
vii
KATA PENGANTAR
viii
11. Responden yang telah meluangkan waktu dan bekerja sama untuk memberikan
data yang dibutuhkan oleh peneliti.
Akhirnya penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna,
karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun yang
diharapkan akan menyempurnakan Skripsi ini.
ix
MOTTO
“Tidak ada seseorang hamba pun yang mendapat amanah dari Allah untuk
x
PERSEMBAHAN
kepada Allah Subhanahuwata’ala pemilik apa yang ada di langit dan bumi dan juga
1. Ayahku tercinta Bapak Boiman, M.Pd dan Ibuku (Almh) P. W. Nurdiana yang
2. Ayah dan Ibu mertuaku terkasih yaitu H. Muflich Hasym, M.Pd dan Hj. Wiji
3. Suamiku papa Rizki El Mubarak dan anakku Syafa Fayruzia El Mubarak yang
terkasih dan tersayang yang telah memberikan materi, motivasi, dan semangat
tiada tara.
xi
DAFTAR ISI
SKRIPSI ...................................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................... iv
ABSTRACT .................................................................................................v
MOTTO........................................................................................................x
PERSEMBAHAN ...................................................................................... xi
BAB 1...........................................................................................................1
BAB 2...........................................................................................................8
xii
2.2.1 Definisi Perawat .....................................................................10
BAB 3.........................................................................................................36
xiii
3.6 Teknik Analisis Data ....................................................................40
BAB 4.........................................................................................................44
BAB 5.........................................................................................................60
5.2 Saran.............................................................................................61
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
radang paru-paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan
dengan pasar hewan Huanan di wuhan yang menjual berbagai jenis daging
binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan
berbagai jenis tikus. Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak
ditemukan di pasar hewan tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa
kelelawar dan hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Dengan
latar belakang tersebut, Virus Corona bukan kali ini saja membuat warga dunia
panik. Memiliki gejala yang sama-sama mirip flu, virus Corona berkembang cepat
hingga mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal organ. Pemimpin diruangan
salah satu unsur yang sangat berpengaruh terhadap kelompok atau organisasi untuk
menentukan dan mencapai tujuan. Sebuah upaya untuk peran pemimpin yang
terhadap situasi. Dalam sebuah organisasi di rumah sakit, kepala ruangan yang
rawat inap merupakan unsur suatu proses dalam manajemen rumah sakit ( Kadek,
2014).
menggerakkan perawat pelaksana. Oleh karena itu, kepala ruangan juga memiliki
1
2
kesehariannya. Gaya kepemimpinan dapat dipilih sesuai dengan situasi dan kondisi
biasanya mereka punya satu yang mereka gunakan lebih dari yang lain. Kepala
karyawan, faktor situasi, dan tujuan organisasi (Vesterinen, 2012). Apabila gaya
kepemimpinan yang diterapkan kurang sesuai dengan kondisi yang ada diruangan
kurang maksimal. Menurut Veliu, (2017) gaya yang berbeda diperlukan untuk
situasi yang berbeda dan masing-masing pemimpin perlu tahu kapan harus
kepemimpinan mereka dengan situasi serta orang-orang yang dipimpin. Apabila hal
tersebut sudah terpenuhi maka seorang perawat juga akan memiliki persepsi yang
baik terhadap kepala ruangan. Baiknya persepsi tersebut akan menjadikan seorang
perawat termotivasi untuk bekerja dengan baik. Makadari itu penelitian ini akan
Sidoarjo.
pada pelayanan keperawatan serta mutu pelayanan RS. Perawat yang memiliki
penelitian dari Prasetyo, (2010) di RSUP Dr. Soeradji yang dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara persepsi gaya kepemimpinan
Hal serupa juga didapatkan dari hasil penelitian Veliu, (2017) menunjukkan bahwa
otokratis dan transformasional memiliki efek positif pada kinerja karyawan dengan
(r = 0,213; 0,018 dan 0,108: df = 54; P <0,001). Sedangkan dari hasil penelitian
lain, perawat staf percaya bahwa mereka dikelola oleh atasan mereka dengan
responden (1,38). Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya
4
beberapa orang tidak menyukainya dan dua yang lain mengatakan gaya
kepemimpinan kepala ruang dalam kategori demokratis. Hal ini berbanding terbalik
dengan yang memiliki persepsi gaya kepemimpinan liberal akan tetapi pada
mendapatkan peluang besar unutk kinerja yang baik dibandingkan persepsi. Gaya
kepemimpinan yang demokratis lebih menekan stress kerja pada perawat menurut
Mamonto, (2013) pada penelitiannya di ruang rawat inap RSUD Bitung. Pada
penelitian ini dilakukan studi kasus terhadap perawat ruang rawat inap RS Anwar
RS Anwar Medika adalah rumah sakit umum milik swasta dan salah ssatu
rumah sakit tipe C di wilayah Krian, Sidoarjo. RS Anwar Medika terletak di Jl.
Bypass Krian, KM 33 Balong bendo Krian Sidoarjo. Pada tahun 2019 RS Anwar
Medika telah meraih banyak kesuksesan, salah satunya lulus akreditasi tingkat
paripurna versi snars edisi 1. Dibalik prestasi dan kesuksesan tersebut tentunya
tidak luput dari gaya kepemimpinan kepala ruang yang di terapkan di RS Anwar
Medika, oleh sebab itu penelitian mengenai persepsi perawat tentang gaya
5
peraturan dan juga mengadakan sistem reward and punishment sehingga membuat
perawat selalu berusaha mencapai target untuk mendapatkan reward. Dan di masa
pandemik ini kepala ruangan sangat perhatian kepada perawat tentang menjaga
Pada studi pendahuluan tersebut dapat diketahui jika setiap orang memiliki
kecenderungan dalam melihat benda yang sama namun dengan cara yang berbeda-
lebih dikarenakan dia tidak tahu visinya seperti apa, tidak tahu nantinya akan
menghasilkan apa, sehingga tidak akan bergerak kemana-mana. Namun jika dia
mengubah sudut pandangnya dan berfikir bahwa dia mampu melangkah, segalanya
akan lebih mudah baginya. Informasi itu yang seringkali tidak didapatkan sehingga
resikonya jika tidak bisa dan apa manfaatnya jika bisa. Mereka akan senang
diberikan pilihan karena prinsip dasar manusia adalah memilih. Lalu diberikan
gambaran informasi lebih detail yang akan menguatkan pilihannya. Jika hal ini
6
sudah melibatkan emosi seseorang, maka keinginannya akan menjadi sangat kuat
Hal ini yang mendasari penulis untuk meneliti “ Persepsi Perawat Tentang
Medika Sidoarjo”.
Sidoarjo.
1. Bagi Perawat
pengembangan diri.
7
TINJAUAN PUSTAKA
penelitian ini diantaranya : 1.) konsep dasar persepsi, 2.) konsep dasar perawat, 3.)
konsep dasar kepemimpinan, 4.) konsep dasar gaya kepemimpinan dan 5.) kerangka
pikir
langsung dari serapan tertentu atau prises seseorang untuk mengetahui beberapa hal
adalah: (1) proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan
bantuan indera, (2) kesadaran dan proses-proses organis, (3) tichener satu
masalalu, (4) variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari
merupakan pandangan yang datang dari luar atau dari dalam suatu subjek terhadap
sesuatu terdahap suatu objek tertentu atau prasangka seseorang dalam menilai
8
9
tindakan orang lain, tetapi pandangan tersebut masih bersifat subjektif sebab belum
tentu kebenarannya.
berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi objek adalagh
dirinya sendiri.
tidak secara bersamaan, perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua
objek yang menarik bagi kita. Karena keterbatasan daya serap persepsi kita,
maka kita terpaksa hanya bisa memusatkan perhatian kita pada satu atau
rangsangan yang akan timbul dengan cara tertentu. Perbedaan mental set
ini tampak seperti hal yang mudah, dan semua orang tahu. Tetapi hal itu
4. Sistem nilai, sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau
dalam obyek atau target yang dipersepsikan, atau dalam konteks situasi
perawat adalah seseorang yang telah lulus Pendidikan perawat, baik didalam
2014). Secara sederhana perawat adalah orang yang mengasuh dan merawat orang
Peran perawat diartikan sebagaitingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi
kompleks.
kepada klien dalam hal ini individu, keluarga, serta masyarakat sebagai upaya
kemampuan yang harus dimiliki seorang perawat sebagai syarat utama, yaitu
profesional.
5. Kolaborator, peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain berupaya
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan
melakukan riset keperawatan. Ada beberapa hal yang harus dijadikan prinsip
oleh perawat dalam melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik dan benar.
perannya (KBBI, 2020). Fungsi utama perawat adalah membantu pasien/klien baik
dalam kondisi sakit maupun sehat, untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui
layanan keperawatan (Novilia, 2018). Fungsi perawat adalah suatu pekerjaan atau
yaitu :
1. Fungsi independent, merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang
dasar manusia.
yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan lain (Budiono, 2016).
14
Kepemimpinan berasal dari bahasa inggris yaitu leadership yang berasal dari
kata led yang berarti “pergi”. Secara umum, pemimpin memiliki gambaran ke mana
akan “pergi”, suatu arah dengan adanya seseorang yang di pengaruhi untuk
memengaruhi orang lain untuk bekeja sama secara produktif dan dalam kondisi
suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota
1.Teori Sifat.
baik apa bila mempunyai sifat-sifat yang lebih daripada yang lain. Disamping
2. Teori Perilaku
perilaku pemimpin dalam hubungan kerja antara dirinya dengan yang dipimpin dan
3. Teori Situasional.
petunjuk dan pengarahan (perilaku tugas) yang diberikan pemimpin dan sejumlah
4. Teori Keturunan
keturunan atau warisan. karena orang tuanya seorang pemimpin, maka anaknya
5. Teori Bakat
Yang disebut juga teori ekologis, menyatakan bahwa pemimpin itu lahir
karena bakatnya. Dia menjadi pemimpin karena mempunyai bakat untuk menjadi
6. Teori Kelebihan
kelebihan yang dimiliki oleh seorang pemimpin ada tiga hal yaitu yang pertama;
kelebihan ratio; ialah kelebihan cara pola berfikir, kelebihan tentang hakikat tujuan
pekertinya kepada para bawahan. Seorang pemimpin harus mempunyai moral yang
tinggi karena pada dasarnya pemimpin merupakan panutan para pengikutnya dan
Gaya didefinisikan sebagai hak istiwewa tersendiri dari si ahli dengan hasil akhir
para ahli, terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang bdapat diterapkan dalam
(Veithzal,2013).
1. System Otoriter
2. System Benevolent-Otoritatif
memotivasi bawahannya dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak selalu, dan
3. System Konsultatif
dua arah dan menerima keputusan spesifik yang dibuat oleh bawahan.
4. System Partisipatif
1. Direktif
tugas.Gaya ini mengandung arti bahwa pemimpin selalu berorientasi pada hasil
2. Suportif
terhadap bawahan.
3. Partisipatif
4. Berorientasi tujuan
peranan hawahan dan menunjukkan kepada bawahan: apa yang harus dikerjakan,
bagaimana cara mengerjakan, kapan harus dilaksanakan pekerjaan itu dan dimana
19
kepada bawahan. Pengawasan dilakukan secara ketat. Gaya ini disebut juga gaya
2. Gaya Konsultatif
Pemimpin gaya ini masih memberikan direktif atau pengarahan yang cukup
3. Gaya Participating
dan bawahan dalam keadaan seimbang. Pemimpin dan bawahan sama-sama terlibat
dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Komunikasi dua arah lebih
kecakapan dan pengetahuan yang cukup untuk penyelesaian tugas. Gaya ini disebut
4. Gaya Delegating
Gaya kepemimpinan ini banyak memiliki para pengikut yang terpacu untuk
menjadi pemimpin yang heroik atau yang luar biasa ketika mereka mengamati
meningkatkan kerjasama tim sehingga akan meningkatkan kerja tim sehingga akan
kepemimpinan didapat dari luar diri pemimpin itu.Secara umum, ada dua konsep
pemberian wewenang kepemimpinan dilihat dari arahnya, yaitu dari atas dan dari
Manajer puncak
Manajer yang
lebih bawah
Gambar 2.1 Top- down autority ( kewenangan dari atas ke bawah ) ( Suarli, 2014).
Manajer
Wewenang dari atas umumnya berasal dari atasan, misalnya seorang direktur
rumah sakit menunjuk seorang perawat yang dinilai mampu menjadi kepala bagian
disebut Top-down authority atau kewenangan dari atas ke bawah. Konsep yang
kedua adalah Bottom-up authority atau kewenangan dari bawah ke atas, yang
berdasarkan pada teori penerimaan (receptance theory). Pada konsep ini, pemimpin
dipilih oleh mereka yang akan menjadi bawahannya. Apabila seorang dipilih
sebagai pimpinan dan diberi wewenang untuk memimpin, maka para bawahan akan
wakil yang mewakili nilai-nilai yang mereka anggap penting (Suarli, 2014).
1. Pengaruh
menjadikan sang pemimpin diikuti dan membuat orang lain tunduk pada apa yang
2. Kekuasaan/Power:
Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain karena dia memiliki
kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin, tentunya tidak ada orang
pemimpin ini menjadikan orang lain akan tergantung pada apa yang dimiliki sang
pemimpin, tanpa itu mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Hubungan ini
3. Wewenang.
melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, sehingga bawahan diberi
kepercayaan untuk melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari sang pemimpin.
4. Pengikut.
24
tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut yang
berada di belakangnya yang memberi dukungan dan mengikuti apa yang dikatakan
sang pemimpin. Tanpa adanya pengikut maka pemimpin tidak akan ada. Pemimpin
dan pengikut adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri
berpandangan luas, motivasi tinggi, bersikap positif dalam mengenal orang lain,
kepemimpinan.
25
seseorang karena setiap situasi adalah unik sifatnya maka perlu penanganan
tugas, fasilitas yang ada. Jadi pimpinan harus fleksibel dan mempunyai
A. Tugas Pemimpin
Tugas dan Peran kepemimpinan yaitu sebagai berikut (Dee pree, 2010).
jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf,
luarorganisasi.
stafnyatanpa kegagalan.
B. Peran Pemimpin
konsultasi.
bicara.
Corona virus yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru
dari Corona virus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja,
baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui
(Paules, 2020).
Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan dikota
Wuhan, Cina, pada akhir desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah
Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti
flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa berupa gejala flu,
seperti demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu,
gejala bisa memberat. Pasien bisa mengalam demam tinggi, batuk berdahak bahkan
berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh
Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang
2. Batuk
3. Sesak napas
Segera ke dokter bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona (COVID-
19) seperti yang disebutkan di atas, terutama jika gejala muncul 2 minggu setelah
kembali dari daerah yang memiliki kasus COVID-19 atau berinteraksi dengan
Bila Anda mungkin terpapar virus Corona namun tidak mengalami gejala apa
pun, anda tidak perlu memeriksakan diri ke rumah sakit, cukup tinggal di rumah
kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus,
flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti
manusia ke manusia.
1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita
COVID-19
2. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah
berjabat tangan
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih
berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang
yang sedang sakit, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah.
menanyakan gejala yang dialami pasien. Dokter juga akan bertanya apakah pasien
30
bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum
gejala muncul.
lanjutan berikut:
Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah
2. Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi
penderita.
Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa
1. Pneumonia
3. Gagal ginjal
6. Kematian
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau
COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan
menghindari.
yaitu:
distancing).
3. Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang
tempat umum.
6. Hindari kontak dengan hewan, terutama hewan liar. Bila terjadi kontak dengan
8. Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang
9. Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
10. Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan.
Jangan biarkan imun dalam tubuhmu menurun, karena virus akan mudah
menyerang ketika imun menurun. Ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan
c. Kelola stress
d. Rutin berolahraga minimal 30 menit sehari, bisa dimulai dari berjalan kaki.
Kamu pasti sudah mengetahui bahwa cuci tangan merupakan cara yang
ampuh untuk membunuh kuman atau virus yang ingin masuk ke dalam tubuh.
Usahakan mencuci tangan menggunakan air yang mengalir dengan sabun ya,
33
minimal selama 20 detik. Jika kamu kesulitan mendapatkan air, kamu bisa
menggunakan hand sanitizer dan tisu basah yang mengandung minimal 70%
alkohol.
Tutup mulut dengan tisu jika kamu saat batuk & bersin. Jika kamu sedang
tidak membawa tisu atau masker, kamu bisa menutup mulutmu dengan telapak
tangan. Tapi, pastikan kamu tidak menyentuh bagian muka atau bersentuhan
dengan orang lain dan segeralah mencuci tangan hingga bersih. Hal ini dilakukan
Ayo dukung keluarga, teman, kerabat dimulai dari diri kita sendiri untuk tidak
Tidak ada yang lebih tahu tubuh kita kecuali diri kita sendiri. Jika kamu mulai
merasa kurang enak badan seperti batuk-batuk dan bersin, pastikan kamu
memakai masker ya, Apalagi kalau kamu sedang berada ditempat umum. Ini
merupakan pencegahan virus Corona terpenting nih. Dan pastikan masker bekas
kategori ODP (orang dalam pemantauan), ada beberapa langkah yang bisa
pernapasan yang disertai demam atau memenuhi kriteria PDP (pasien dalam
pengawasan).
c. Usahakan untuk tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila
tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda
d. Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda
sedang sakit.
f. Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta
g. Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau
h. Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu
Kerangka pikir pada gambar 2.1 dibawah ini merupakan Rumusan Masalah
EKSTERNAL PERCEPTION
PERSEPSI PERAWAT
PERSEPSI
Gambar 2. 3 Kerangka Pikir
BAB 3
METODE PENELITIAN
holistik berdasarkan realitas sosial yang ada di lahan penelitian RS Anwar Medika
ilmiah yang lebih dimaksudkan untuk memahami berbagai masalah manusia dalam
melakukan setting yang alamiah tanpa adanya intervensi apapun dari peneliti
(Sugiyanto, 2018). Sesuai dengan karakteristik data yang bersifak kualitatif maka
studi kasus agara dapat menangkap fenomena yang ada dilapangan kemudian dikaji
lebih mendalam lagi. Realitas yang ada dilapangan (persepsi perawat tentang gaya
masalah proses dan makna. Informasi atau data tersebut berupa keterangan,
36
37
ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain (Moleong, 2006). Kemudian menurut Patton (2002:4) terdapat tiga
Sedangkan yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari
datanya maka sumber datanya disebut informan, yaitu orang yang merespon atau
menggunakan observasi maka sumber datanya adalah berupa benda, gerak, atau
Adapun sumber data yang digunaakan dalam penelitian ini adalah sumber
1. Data Primer
Data yang berupa jawaban langsung dari informan. Data ini berupa hasil
2. Data Sekunder
Fakta yang diperoleh dari sumber tertulis, misalnya media massa, arsip hasil
penelitian sebagai tambahan data. Adapun arsip yang diperoleh dari tenpat
penelitian diantaranya adalah data statistic tentang jumlah perawat dan Kepala
Ruangan di RS Anwar Medika, visi dan misi setiap ruangan di RS Anwar Medika,
Kemudian dari pada itu subjek yang dipilih dalam penelitian kualitatif ini
secara purposive sampling artinya teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu
tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan
2018). Adapun kriteria subjek yang dipilih dalam penelitian ini diantaranya:
Medika Sidoarjo.
39
3. Leraknya tidak jauh dari kediaman peneliti sehibgga secara metodologis lokasi
perolehan data.
Kemudian daripada itu penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data atau
informasi yang lebih lengkap dengan maksud agar hasil penelitian benar benar
dapat dipertanggung jawabkan. Peneliti akan mulai mengambil data pada bulan
cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, dimana cara
tersebut menunjukan pada suatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan dalam benda
Suharsimi, 2008).
Dalam hal pengumpulan data ini, peneliti terjun langsung pada objek
penelitian untuk mendapatkan data yang valid, maka peneliti menggunakan Metode
yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan
sama, dan merasa bebas berbicara dan dapat memberikan informasi yang
penelitian.
partisipan.
sesuai dengan tujuan khusus penelitian dan memilih kata kunci pada
menemukan esensi atau makna dari kata kunci untuk membentuk kategori.
kembali kepada partisipan dan membacakan kisi-kisi hasil analisis tema. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui apakah gambaran tema yang diperoleh sebagai
partisipan.
42
tidak alamiah, juga merupakan unsure yang tidak terpisahkan dari tubuh
penelitian alamiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Adapun ujia keabsahan data
yang dilaksanakan adalah credibility atau uji kepercayaan terhadap data hasil
penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil yang dilakukan tidak meragukan
berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentative.
Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat
dan unsu-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang
sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
2. Triangulasi data
memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau
43
sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi data dengan sumber
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif
(Moleong, 2006).
kegiatan penelitian dari awal sampai akhir penelitian”. Prosedur penelitian yang
dilakukan meliputi empat tahap, yaitu : data collection, data display, data reduction,
membuat catatan lapangan (field note), (d) menyajikan dan menganalisis data yang
Berikut adalah uraian hasil penelitian yang telah didapatkan dari hasil
wawancara mendalam yang telah dilakukan oleh peneliti yang telah dibagi
dalam 7 kategori.
sebagai berikut :
…………(P1)
ruangan………” (P3)
mbak”…....(P4)
mbak” ……(P5)
44
45
suhunya………”(P6)
bareng-bareng…..”(P1)
(P2)
sebagai berikut:
(P4)
terus……” (P6)
ramah…..” (P1)
tegas….”(P5)
pendemi COVID-19. Dengan kata kunci baik, netral, harmonis dan aman-
“….Baik…..”(P2)
“….Harmonis…..” (P3)
aja mbak…...”(P5)
“……Selama ini yang aman saja mbak, gak pernah ada konflik yang
disembunyikan…..” (P1)
perawat…..” (P3)
(P1)
menurut saya…..”(P3)
Analisis pada data penelitian adalah analisis pada data dengan tujuan
dengan draf wawancara yang telah dibuat oleh peneliti. Berdasarkan wawancara
persepsi perawat tentang gaya kepemimpinan kepala ruang di selama masa pendemi
didapatkan meliputi:
COVID-19.
50
pendemi COVID-19.
19.
COVID-19.
19.
meliputi :
pendemi COVID-19.
Adapun hasil dari wawancara mendalam yang telah peneliti lakukan kepada
tujuh informan ini adalah munculnya persepsi perawat tentang kemampuan kepala
ruang dalam mengambil keputusan selama masa pendemi COVID-19. Yang mana
dalam hal ini peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa dalam mengambil
kehendak.
51
Kemudian daripada itu dengan hasil temuan tersebut , memperkuat teori yang
pimpinan dan bawahan dalam keadaan seimbang. Pemimpin dan bawahan sama-
dua arah lebih meningkat pemimpin makin mendengarkan secara intensif terhadap
tugas. Gaya ini disebut juga gaya rendah tugas tinggi hubungan.
pendemi COVID-19
Adapun hasil dari wawancara mendalam yang telah peneliti lakukan kepada
tujuh informan ini adalah munculnya persepsi perawat tentang cara kepala ruang
dalam hal ini peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa cara kepala ruang dalam
Kemudian daripada itu dengan hasil temuan tersebut, memperkuat teori yang
motivasi dan pengarahan kepada staff untuk mencapai tujuan organisasi. Motivasi
mempertahankan motivasi bawahan pada tingkat tinggi. Gaya ini disebut juga gaya
kepemimpinan konsultif menurut Hersey dan Blanchard yang dikutip oleh (Basuki,
2018). Pemimpin gaya ini masih memberikan direktif atau pengarahan yang cukup
terhadap bawahan. Gaya ini disebut juga gaya tinggi tugas tugas tinggi hubungan.
Adapun hasil dari wawancara mendalam yang telah peneliti lakukan kepada
tujuh informan ini adalah munculnya persepsi perawat tentang kepribadian kepala
ruang selama masa pendemi COVID-19. Yang mana dalam hal ini peneliti dapat
Kemudian daripada itu dengan hasil temuan tersebut, memperkuat teori yang
telah dipaparkan oleh Basuki, (2018) tentang kepemimpinan menurut teori sifat
yaitu teori yang bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang
pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki oleh
pemimpin itu. Sifat-sifat tersebut dapat berupa sifat fisik dan dapat pula sifat
psikologis. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi
sifat yang dimiliki pemimpin. Gaya kepemimpinan ini disebut gaya kepemimpinan
transaksional seperti yang telah dipaparkan oleh Basuki, (2018) bahwa pemimpin
mereka menuju sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas persyaratan peran dan
53
Adapun hasil dari wawancara mendalam yang telah peneliti lakukan kepada
tujuh informan ini adalah munculnya persepsi perawat tentang kemampuan kepala
Yang mana dalam hal ini peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa kemampuan
kepala ruang dalam berkomunikasi adalah tegas, menggunakan Bahasa yang sopan,
Kemudian daripada itu dengan hasil temuan tersebut, memperkuat teori yang
telah dipaparkan oleh (McEachen & Keogh, 2018) bahwa kepala ruang atau
pemimpin harus memiliki kecerdasan emosional yang baik dan mengelola emosi
dan harmonis. Gaya kepemimpinan ini di sebut juga dengan gaya kepemimpinan
COVID-19
Adapun hasil dari wawancara mendalam yang telah peneliti lakukan kepada
tujuh informan tentang persepsi hubungan kepala ruang dengan bawahan selama
masa pendemi COVID-19. Yang mana dalam hal ini peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa hubungan kepala ruang dengan bawahan selama masa pendemi
Hersey dan Blanchard tentang gaya konsultif yaitu pemimpin yang sudah
pemimpin. Gaya kepemimpinan ini juga di sebut juga gaya tinggi tugas tinggi
hubungan.
Tema 6: Sikap kepala ruang dalam menerima masukan selama masa pendemi
COVID-19.
Adapun hasil wawancara mendalam yang telah peneliti lakukan kepada tujuh
informan tentang persepsi sikap kepala ruang dalam menerima masukan selama
masa pendemi COVID-19. Yang mana dalam hal ini peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa sikap kepala ruang dalam menerima masukan selama masa
Hersey dan Blanchard tentang gaya particioating yang dimana komunikasi dua arah
tugas. Gaya ini disebut juga gaya rendah tugas tinggi hubungan.
55
Adapun hasil wawancara mendalam yang telah peneliti lakukan kepada tujuh
informan tentang persepsi suasana lingkungan rumah sakit selama masa pendemi
COVID-19. Yang mana dalam hal ini peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa
(Carter & Collen M. Seifert, 2018) tentang external perception yaitu persepsi yang
Musyawarah
Menganjurkan
Langsung Dirembugkan
Dipanggil satu-satu
Pembinaan Secara Cara kepala ruang dalam
Langsung Kepala Ruang menggerakan/memimpin bawahan
Mengarahkan
Rapat
57
Mengingatkan
penggunaan APD
Lebih ketat
Sikap Kepala Ruang Terhadap Kepribadian Karu
Dipantau Bawahan Selama Pandemi COVID-19
Mewanti-wanti
Tegas
Menegur
Baik
Netral
Hubungan Kepala Ruang Dengan Hubungan Kepemimpinan
Bawahan Selama Pandemi COVID-19 dalam organisasi/ RS
Harmonis
Aman-aman saja
58
Lapang dada
Kepala Ruang Menerima Masukan Sikap Karu dalam menerima
Mendengarkan Selama Pandemi COVID-19
masukan
Tidak pernah
Terbuka
Representatif
Nyaman
Damai
Lingkungan Rs Anwar Medika
Sidoarjo Suasana lingkungan Rumah Sakit
Kondusif
Harmonis
Kebersamaan
menunjukan :
bawahan.
60
61
5.2 Saran
Agar institusi kesehatan menjadikan hasil penelitian ini sebagai literatur untuk
Sidoarjo.
Supaya hasil penelitian ini dijadikan tambahan literatur dalam kajian ilmu
Sidoarjo.
Penelitian ini agar dijadikan sebagai acuan atau refrensi untuk lebih
Medika Sidoarjo
Medika Sidoarjo.
DAFTAR PUSTAKA
Albagawi, B., Laput, V., Pacis, C., & AlMahmoud, T. (2017). Nurses’ Perceptions
of Nurse Manager Leadership Styles. American Journal of Nursing Research,
5(1), 22–31. https://doi.org/10.12691/ajnr-5-1-3
Basuki, D. (2018). Buku Ajar Manajemen Keperawatan Untuk Mahasiswa Dan
Praktisi.
Borkowski, N. (2015). Perilaku Organisasi. In Manajemen Pelayanan Kesehatan.
Budiono. (2016). Konsep Dasar Keperawatan.
Carter, K., & Collen M. Seifert. (2018). psikologi umum.
Depkes, R. (2014). Undang-Undang RI No.38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan.
Departemen Kesehatan RI.
Fitriani, A. (2017). Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Militer Dengan
Kinerja Pewrawat Di RS TK.II 07.05.01 Pelamonia Makassar. Journal of
Chemical Information and Modeling.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Goh, andy M. J., Ang, S. Y., & Della, P. R. (2018). Leadership style of nurse
managers as perceived by registered nurses: A cross-sectional survey.
Proceedings of Singapore Healthcare, 27(3), 205–210.
https://doi.org/10.1177/2010105817751742
Hao, M. J., & Yazdanifard, R. (2015). How Effective Leadership can Facilitate
Change. Global Journal of Management and Business Research: A
Administration and Management, 15(9), 0–6.
Hastuti, A. T. (2014). Hubungan Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Kemampuan
Supervisi Kepala Ruang Dengan Kinerja Perawat Di Instalasu Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Kita Semarang. FiKkes Jurnal Keperawatan,
7(2). https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk ilmu ilmu sosial.
KBBI. (2020). kamus besar bahasa indonesia.
Mamonto, N., Robot, F., & Hamel, R. (2013). Hubungan Gaya Kepemimpinan
Kepala Ruangan Dengan Tingkat Stres Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap
Rsud Bitung. Jurnal Keperawatan UNSRAT, 1(1).
McEachen, I., & Keogh, J. (2018). Manajemen Keperawatan.
Novilia, T. (2018a). Persepsi Perawat Tentang Gaya Kemimpinan Kepala Ruang
RS Goeteng.
Novilia, T. (2018b). persepsi perawat tentang gaya kepemimpinan.
Nursalam. (2011). Manajeme Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional.
Prasetyo, A. J. (2010). HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN STRES
KERJAPADAPERAWAT RSUP. DR. SOERADJI TIRTONEGORO.
Priyoto. (2014). Teori Sikap&Perilaku dalam kesehatan.
Rachmawati, P. E. (2017). Hubungan Lama Kerja Dengan Gaya Kepemimpinan
Kepala Ruang Menurut Persepsi Perawat Pelaksana Di Rumah Sakit Umum
62
63
Daerah Boyolali.
Ramli, A. J. K. (2017). Pengaruh Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional
Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Di PT Borneo Alam Semesta, Desa Adong
Melak Kutai Barat Kalimantan Timur.
Siagian, S. . (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Sugiyanto. (2018). su.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kualitatif (S. Y. Suryandari, Ed.). Bandung:
ALFABETA CV.
Suni, A. (2018). Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan.
Veliu, L., Manxhari, M., Demiri, V., & Jahaj, L. (2017). the Influence of Leadership
Styles on Employee’S Performance. Journal of Management Social Sciences
Vadyba Journal of Management, 31(231), 59–69.
Vesterinen, S., Suhonen, M., Isola, A., & Paasivaara, L. (2012). Nurse Managers’
Leadership Styles in Finland. Nursing Research and Practice, 2012, 1–8.
https://doi.org/10.1155/2012/605379
W.Sarwono, S. (2010). Pengantar Psikologi Umum.
Wulangun, D. R. (2013). Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari
http://etd.repository.ugm.ac.id/.
64
Kode :
Judul :
Informan :
Tempat :
Waktu :
65