Professional Documents
Culture Documents
30 - Devia Arbarista Rismawati - 1401421072 - Resume IPS Perjuangan Bangsa Indonesia Menuju Kemerdekaan
30 - Devia Arbarista Rismawati - 1401421072 - Resume IPS Perjuangan Bangsa Indonesia Menuju Kemerdekaan
Nim: 1401421072
Rombel: B
Pada abad ke-15 bangsa barat datang ke dunia timur yang didalamnya termasuk Indonesia
antara Portugis dan Spanyol. Spanyol dan Portugis mengadakan perjanjian Tradatos de
Tordesilla yang menyebabkan adanya kolonialisme dan imperalisme. Indonesia mengalami
penjajahan oleh bangsa barat yaitu :
1. Penjajahan Portugis (1511-1575)
2. Penjajahan Spanyol (1522-1529)
3. Penjajahan Belanda (1596-1907)
4. Penjajahan perancis (1907-1811)
5. Penjajahan Inggris (1811-1816)
6. Penjajahan Belanda II (1816-1942)
7. Penjajahan Jepang (1942-1945)
Kedatangan bangsa barat di sambut dengan baik, karena masyarakat Indonesia saat itu masih
bersifat kerajaan yang menjunjung tinggi sopan santun. Sebab, kedatangan duta atau tamu
dari bangsa lain sudah biasa terjadi dalam suatu kerajaan.
Saya Davina Ardiyanti NIM 1401421067 dari kelompok 9 izin menambahkan jawaban
kelompok 11 mengenai pertanyaan mbak Fatza tentang bagaimana jika negara kita tidak
dijajah bangsa barat?
Kemungkinan yang terjadi yaitu:
1. Indonesia tidak mungkin terbentuk.
Kerajaan-kerajaan sebelum kedatangan bangsa Eropa selalu mencoba menaklukkan
Nusantara, tapi tidak pernah berhasil. Nusantara yang konon sempat dikuasai Majapahit pun
berbeda dengan Nusantara yang sekarang. Kalau Indonesia menjadi negara dengan mengikuti
wilayah sebagaimana wilayah kekuasaan Majapahit pada masa raja Hayam Wuruk, beberapa
wilayah Filipina akan masuk wilayah Indonesia juga. Namun, karena penaklukan Nusantara
dilakukan melalui kekerasan dan tidak ada kepentingan bersama, seperti saat mengusir
penjajah, maka Nusantara akan sangat rentan pemberontakan.
Bahkan nama Indonesia juga pemberian dari bangsa Eropa, loh. Jadi, kita tidak mungkin
menjadi Indonesia tanpa dijajah bangsa Eropa.
2. Tidak mengenal alfabet Latin
Sebelum kedatangan bangsa Eropa, kita tidak mengenal alfabet Latin. Dahulu kita punya
abjad sendiri seperti Pallawa, Aksara Jawa, Aksara Bali, Surat Batak, Aksara Sunda Kuno,
Lontara, dan lain-lain. Masyarakat kita baru mengenal alfabet Latin setelah kedatangan
bangsa Eropa. Dahulu penjajah dari negeri asing itu kesulitan berkomunikasi dengan
masyarakat kita, sehingga mereka pun mengajarkan kita alfabet Latin. Maka
berterimakasihlah pada penjajah karena kini kamu menikmati hasil pelajaran dari penjajah
tersebut, berupa alfabet Latin yang selalu kamu gunakan setiap hari.
3. Nusantara akan terdiri dari banyak sekali negara, bukan hanya satu negara Indonesia saja.
Seperti yang saya sampaikan pada poin pertama, akibat dari tidak adanya kepentingan
bersama, ditambah dengan bentuk wilayah kita yang merupakan negara kepualuan, maka
sangat mungkin satu negara Indonesia terpecah menjadi banyak sekali negara tanpa
kedatangan bangsa Eropa. Bahkan mungkin hampir setiap pulau besar di Nusantara ini bakal
menjadi sebuah negara.
4. Tidak ada ikan-ikan Gupi di parit.
Ikan-ikan kecil yang sekarang hidup subur di setiap parit itu adalah spesies asli dari benua
Amerika. Ikan itu dulunya dibawa oleh orang Belanda sekitar tahun 1920-an. Awalnya, ikan
Gupi adalah ikan hias yang biasa dipelihara oleh orang Eropa di dalam Aquarium. Tapi
kemudian dilepaskan di alam bebas, kemungkinan tujuannya untuk mengurangi populasi
nyamuk. Entah bagaimana, ikan Gupi ternyata sangat cocok dengan kondisi perairan kita
sehingga saat ini kita bisa menjumpai ikan Gupi hampir di setiap parit atau sungai.
5. Tidak ada Singkong
Singkong (ketela pohon) pada mulanya adalah tanaman dari benua Amerika. Pada abad ke-
16, orang Portugis membawa singkong ke wilayah kita. Singkong begitu mudah ditanam dan
dianggap sebagai makanan penyelamat di kala paceklik. Sehingga keberadaannya sangat
populer bagi masyarakat. Tanpa penjajah, mungkin budidaya singkong tidak akan kita kenal
seperti sekarang.
6. Animisme dan dinamisme banyak terjadi
Salah satu hal yang dilakukan oleh bangsa Eropa di tanah kita adalah menyebarkan agama
Kristen. Meskipun ada dugaan bahwa Kristen Nestorian pernah ada di Sumatera sejak abad
ke-7, namun tidak ada data yang mendukung terhadap dugaan itu. Yang tercatat sejarah
adalah bahwa agama Kristen masuk di wilayah kita sekitar tahun 1500an, dibawa oleh
Portugis. Mengingat bahwa Misionaris menyebarkan agama Kristen hingga ke tempat-tempat
terpencil di Nusantara, maka sangat mungkin bila tanpa penjajahan, animisme dan dinamisme
masih akan banyak terlihat.
Saya Heny Puspita Dia Nofa NIM 1401421068 izin menambahkan jawaban dari
pertanyaan radita.
Hikmah secara sederhana dapat kita artikan pelajarah (ibrah) dari sebuah peristiwa yang
dapat kita ambil untuk dijadikan pembelajaran agar peristiwa yang sama tidak terulang
kembali di masa mendatang.
Hikmah atau pelajaran yang dapat kita ambil dari penjajahan yang pernah dialami oleh
Indonesia adalah:
1. Persatuan dan Kesatuan
Di masa lalu, kita dijajah oleh bangsa luar karena kita belum memiliki rasa persatuan sebagai
komunitas bangsa. Misalnya, ketika Imam Bonjol memerangi Belanda di Sumatera Barat
Pangeran Diponegoro juga tengah melakukan hal yang sama di Jawa. Namun karena tiadanya
persatuan, sebuah gerakan bersama atau solidaritas, baik Imam Bonjol dan Diponegoro
akhirnya dapat ditaklukkan.
2. Kepentingan bersama di atas kepentingan lain
Sebenarnya penjajahan Belanda tidak terjadi begitu saja dalam hitungan tahun, namun abad.
Misalnya Peritiwa Giyanti yang menyebabkan kerajaan Mataram Islam terpecah antara pihak
Surakarta dan Yogyakarta. Pecahnya kerajaan tersebut yang juga melemahkan legitimasi
kerajaan terjadi karena tujuan kekuasaan bukan demi kepentingan bersama, namun untuk
memuaskan segelitar orang yang berkuasa atau kekuasaan.
3. jangan mudah diadu domba
Kerajaan Banten pecah menjadi dua. Kerajaan Cirebon menjadi tiga. Mataram Islam menjadi
empat. Maka lemahlah kekuasaan kerajaan lokal tersebut. Satu pihak diprovokasi dengan
pihak yang lain oleh Belanda. Sehingga yang terjadi Belanda dapat mengambil keuntungan
dari situasi tersebut
4. Ilmu pengetahuan sebagai sumber kekuatan
Kesadaran nasional yang ditumbuhkan dari organisasi Budi Utomo adalah bukti bahwa peran
ilmu pengetahuan itu vital. Dengan ilmu pengetahuan kita dapat kritis dan sadar bahwa rakyat
nusantara memiliki hak untuk mengatur kehidupan mereka sendiri.