Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Biocelebes, Agustus, 2018 Volume 12 Nomor 2

STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT


PADA MASYARAKAT SUKU KAILI RAI DI DUSUN SISERE, DESA LABUAN TOPOSO,
KECAMATAN LABUAN, KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH

Agung)1*, Samsurizal M. Suleman)2 dan Ramadhanil Pitopang)1


1
) Jurusan Biologi, Fakultas MIPA Universitas Tadulako,
)2 Jurusan Biologi, Fakultas FKIP Universitas Tadulako
Kampus Bumi Tadulako Tondo, Jl.Sukarno Hatta km 9 Palu Sulawesi Tengah
Telepon/Fax : 0451-422844,
*Koresponden author :E-mail : agung.pongas@gmail.com

ABSTRACT
A research entitled “Ethnobotanical Studies of Medicinal Plant in the Kaili Rai ethnic
group in Sisere Hamlet, Labuan Toposo Village, District Labuan, Donggala Regency,
Central Sulawesi” has been carried out from July until September 2016. The research
objective was to obtain the information of plants diversity and its organ that utilized as
traditional medicine. The research was done by two methods that is using semi structure
interview technique to 38 respondents with quetioeners sheet and direct interview to village
Shaman. The result showed that there were 51 plants species that used by the Kaili Rai
ethnic group in the studied area The highest percentase that used in the part of plants were
65,07% of leaves and the level of community knowledge for using the plant as a traditional
medicine a much as 100%. The type of the illness that can be threated are chronic,
infections, non-infections and also to health care.
Keyword : Kaili Rai Ethnic, Labuan Toposo Village, Donggala Central Sulawesi,
Ethnobotanical Medicinal Plant

PENDAHULUAN Sulawesi Tengah merupakan bagian


Provinsi Sulawesi Tengah merupakan dari pulau Sulawesi yang dari aspek
salah satu propinsi di Indonesia yang biologi data lengkap tentang
memiliki keanekaragaman hayati yang keanekaragaman tumbuhannya kurang
unik di Indonesia. Posisinya yang terletak banyak dikatahui, hal ini tercermin dari
di bioregion ”Wallacea” banyak publikasi flora dari kawasan ini yang masih
menyimpan kekayaan flora-fauna yang kurang (Keßler et al. 2002 ; Gradstein et
persebarannya hanya terbatas di wilayah al. 2005 ; Thomas and Schuiteman, 2002;
ini (Ramadanil dan Gradstein, 2003; Whitmore dan Tantra, 1989 ; Poulsen,
Pitopang dan Ramawangsa, 2016). 2012 ; Pitopang dkk 2011 ).

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 1


Agung dkk. Biocelebes. Desember. 2018. Volume 12 Nomor 3, Halaman 1-13

Dalam bidang taksonomi dan ekologi samping dibanding dengan menggunakan


tercatat bebarapa penelitian yang telah obat-obat modern atau obat-obatan dari
dilakukan di kawasan ini yang bahan kimia. Mengingat khasiatnya
menghasilkan temuan-temuan yang telah terbukti ampuh menyembuhkan penyakit
memberi sumbangan yang signifikan dan penggunaannya lebih efektif, efisien,
terhadap perkembangan sain manapun aman dan ekonomis maka sudah saatnya
(Pitopang et al 2008, 2012 ; Utami and disosialisasikan kepada masyarakat
Wiriadinata, 2002 ; Kessler et al 2005; secara terus menerus, sehingga tertanam
Roos et al 2004; Cannon et al. 2007; budaya menggemari tanaman obat
Culmsee and Pitopang, 2009; Mogea sebagai pilihan yang sejajar dengan
2002, 2005; Lee et al., 2009 ; Cicuzza et pengobatan medis (Leonardo, 2013).
al, 2011; Thomas et al, 2010, Thomas et Salah satu Suku di Sulawesi Tengah yang
al 2011 ; Poulsen, 2012). Sedangkan dari masih memanfaatkan berbagai jenis
aspek etnobotani khususnya kajian tumbuhan sebagai obat tradisional adalah
tentang pemanfaatan tumbuhan sehari- etnis Kaili Rai di Dusun Sisere, Desa
hari secara tradisional oleh masyarakat Labuan Toposo, Kabupaten Donggala,
adat untuk pemenuhan kebutuhannya Sulawesi Tengah.
mulai banyak dilakukan (Pitopang dkk, Mengingat jarak antara pemukiman
2012a, 2012b, Pitopang and Safaruddin, warga dan pelayanan kesehatan yang
2012 ; Nurfitriyani dkk., 2013 ; Sukmawati terbilang sangat jauh oleh karena itu
dkk.., 2013 ; Yuliarsih dkk., 2013 ; penelitian ini perlu dilakukan agar segala
Murahmi dkk., 2015 ; Paik et al. 2013 ; informasi mengenai pemanfaatan
Tapundu dkk. 2015 ; Yonathan dkk., 2015 tumbuhan dapat terhimpun untuk dapat
; Arham dkk, 2016 ; Fathurahman et al. memberi kesadaran banyak pihak agar
2016 ; Gailea et al., 2016 ; Purwanti dkk., memelihara, menjaga keutuhan dan
2016 ; Pitopang dan Ramawangsa, 2016). keberadaan tumbuhan. Kajian etnobotani
Sulawesi Tengah terdapat paling tidak tumbuhan obat ini dapat menjadi solusi
sebanyak 19 subsuku asli, diantaranya bagi upaya pencapaian kemandirian dan
adalah Suku “Kaili Rai” yang hidup dan kedaulatan masyarakat khususnya
menetap terutama di kabupaten Donggala masyarakat desa yang tinggal di sekitar
dan Parigi Moutong (Camang, 2003). hutan.
Seiring dengan semakin tingginya
tingkat kesadaran masyarakat akan METODE PENELITIAN
kesehatan, penggunaan obat yang berasal A. Jenis Penelitian
dari tumbuhan atau pengobatan dengan Jenis penelitian ini adalah
cara tradisional atau alami lebih digemari, penelitian deskriptif dengan penyajian
karena lebih murah dan minim efek data secara kuantitatif dan kualitatif.

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 2


Agung dkk. Biocelebes. Desember. 2018. Volume 12 Nomor 3, Halaman 1-13

Penyajian kualitatif digunakan untuk


n= ( )²
mengetahui penggunaan tumbuhan
Keterangan:
sebagai obat tradisional dengan teknik
n = Sampel yang ditentukan
wawancara, sedangkan penyajian
N= Jumlah populasi di daerah
kuantitatif digunakan untuk jenis
penelitian (jumlah Kepala
tumbuhan dari hasil identifikasi.
Keluarga)
B. Waktu dan Tempat Penelitian
e = Nilai kritis (batas ketelitian)
Penelitian ini akan dilaksanakan
yang diinginkan
dari bulan Juli 2016 – September
Dengan demikian besarnya
2016 di Dusun Sisere Desa Labuan
sampel adalah sebagai berikut:
Toposo Kecamatan Labuan
n = ( , )
Kabupaten Donggala Sulawesi
Tengah. n = ( , )
C. Alat dan Bahan
n =
,
Alat dan bahan yang digunakan
dalam penelitian ini antara lain yaitu n = .

buku lapangan dan perlengkapan n = 37,76


tulis, kamera, gunting stek, parang, n = 38
tali Rafia, label gantung, kertas koran, Dengan demikian jumlah
Spritus, Kantung plastik dan Karung. sampel dalam penelitian ini adalah
D. Prosedur Kerja 38 orang masyarakat Suku Kaili
1. Observasi Rai di Dusun Sisere, Desa Labuan
Penelitian ini diawali dengan Toposo, Kecamatan Labuan,
melakukan observasi ke Kabupaten Donggala, Sulawesi
lapangan/lokasi penelitian untuk Tengah.
mengetahui kondisi lokasi 2. Wawancara
penelitian dan menentukan sampel Wawancara dilakukan
berdasarkan jumlah Kepala terhadap masyarakat yang
Keluarga yang ada. Masyarakat mengetahui tentang pengunaan
Desa disini berperan sebagai tumbuhan sebagai obat. Kemudian
sampel untuk menggali informasi mencari informasi dari masyarakat
yang dapat ditentukan jumlahnya tersebut tentang nama lokal dari
dengan menggunakan rumus tumbuhan tersebut, organ/bagian
Slovin. tumbuhan yang digunakan, manfaat
Penentuan jumlah sampel dalam mengobati penyakit dan cara
dengan menggunakan rumus pengolahan/pemakaiannya.
(Umar, 2000) di bawah ini :

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 3


Agung dkk. Biocelebes. Desember. 2018. Volume 12 Nomor 3, Halaman 1-13

Pada observasi awal, bertindak sebagai verifikator yang


dilakukan penelitian kualitatif yaitu akan memverifkasi kebenaran dari
pengumpulan data tentang pemanfaatan jenis-jenis tumbuhan
tumbuhan obat kepada penduduk obat yang digunakan oleh
dengan cara wawancara semi masyarakat suku Kaili Rai tersebut.
terstruktur melalui pembagian Pemilihan informan pada
kuisioner (Martin, 1995). Dalam hal tahap wawancara ini dilakukan
ini dilakukannya pembagian dengan metode snowball sampling
kuisioner tentang pemanfaatan yaitu teknik pemilihan informan
tumbuhan obat kepada masyarakat berdasarkan rekomendasi informan
sebanyak 38 sampel kepala kunci dalam hal ini Kepala Adat,
keluarga yang seluruhnya terdiri dari Dukun dan ahli pengobatan desa.
suku Kaili Rai asli yang terdapat di Informasi tentang calon informan
Dusun Sisere, Desa Labuan Toposo, berikutnya didapat dari informan
Kecamatan Labuan, Kabupaten sebelumnya (Sugiyono, 2007).
Donggala, Sulawesi Tengah. Sesudah pengumpulan data,
Teknik pemilihan informan dilakukan pengumpulan spesimen
kedua yang digunakan dalam tumbuhan yang diambil langsung di
observasi awal ini adalah metode lokasi tumbuhnya dengan dibantu
purposive sampling yaitu teknik oleh seorang informan kunci.
pemilihan informan dengan Spesimen dikoleksi, difoto dan
pertimbangan tertentu, dalam hal ini diidentifikasi (Santhyami dkk, 2015).
orang yang dianggap paling tahu 3. Pengambilan Sampel
tentang tumbuhan obat. Tokoh yang Sampel dari jenis tumbuhan
dipilih melalui metode ini untuk yang digunakan sebagai obat
diwawancarai adalah Kepala Adat, diambil secara individu sesuai
Dukun dan ahli pengobatan desa dengan bagian organ tumbuhan
(Sugiyono, 2007). yang digunakan sebagai obat,
Dari observasi awal ini kemudian tumbuhan yang digunakan
diketahui data-data calon informan sebagai obat tersebut di
untuk tahap selanjutnya yang layak dokumentasikan secara utuh seluruh
diwawancarai berdasarkan bagian tubuh tumbuhan tersebut
rekomendasi dari Kepala Adat, untuk mempermudah dalam teknik
Dukun dan ahli pengobatan desa identifikasi.
(Santhyami, 2015). Dalam hal ini 4. Identifikasi
Kepala Adat, Dukun dan ahli Mencocokkan sampel
pengobatan di Dusun Sisere tumbuhan yang didapat dengan

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 4


Agung dkk. Biocelebes. Desember. 2018. Volume 12 Nomor 3, Halaman 1-13

buku-buku acuan Kurdi (2010) c. Batang


Tanaman Herbal Indonesia, Sherley ∑ batang tumbuhan yang dimanfaatkan
x 100%
(2008) Taksonomi Koleksi Tanaman
∑ seluruh bagian tumbuhan yang
Obat dan Kebun Tanaman Obat dan dimanfaatkan

ahli tumbuhan di Jurusan Biologi d. Daun


∑ daun tumbuhan yang dimanfaatkan
FMIPA Universitas Tadulako. x 100%
∑ seluruh bagian tumbuhan yang
E. Analisis Data dimanfaatkan
Analisis data dilakukan melalui
tahapan sebagai berikut: e. Bunga
∑ bunga tumbuhan yang dimanfaatkan
1. Analisis Persentase Pengetahuan x 100%
atau Penggunaan Tumbuhan. ∑ seluruh bagian tumbuhan yang
dimanfaatkan
Persentase pengetahuan f. Buah
atau pengggunaan setiap ∑ buah tumbuhan yang dimanfaatkan
x 100%
tumbuhan yang digunakan dapat ∑ seluruh bagian tumbuhan yang
dimanfaatkan
dihitung menggunakan rumus g. Biji
sebagai berikut: ∑ biji tumbuhan yang dimanfaatkan
x 100%
a ∑ seluruh bagian tumbuhan yang
dimanfaatkan
X= x 100%
3. Peresentase penggunaan
n
tumbuhan obat :
Keterangan :
jumlah responden yang menggunakan
X = Angka rata-rata tumbuhan sebagai obat
a = Jumlah jawaban mengenai x 100
tumbuhan yang diketahui dan %
jumlah seluruh keluarga yang menjadi
digunakan.
responden
n = jumlah responden ket : jumlah responden dihitung
berdasarkan jumlah Kepala Keluarga
Penulisan data persentase yang ada.
pengetahuan atau penggunaan
dari tumbuhan yang dimanfaatkan HASIL DAN PEMBAHASAN

sebagai obat dalam tabel (Pieroni, A. Keadaan Geografis

2002). Letak Desa Labuan Toposo

2. Persentase bagian tumbuhan yang berada di wilayah Kecamatan Labuan,

digunakan. Kabupaten Donggala, Provinsi

a. Akar Sulawasi Tengah yang terletak 5 Km

∑ akar tumbuhan yang dimanfaatkan ke arah selatan dari Ibu Kota


x 100%
∑ seluruh bagian tumbuhan yang dimanfaatkan Kecamatan. Desa Labuan Toposo
b. Rimpang
secara orbitasi atau jarak dari pusat
∑ rimpang tumbuhan yang dimanfaatkan
x 100% pemerintahan adalah sebagai berikut:
∑ seluruh bagian tumbuhan yang
dimanfaatkan

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 5


Agung dkk. Biocelebes. Desember. 2018. Volume 12 Nomor 3, Halaman 1-13

 Jarak ke Ibu Kota Provinsi : 33 Desa Labuan Toposo Kecamatan


Km Labuan.
 Jarak ke Ibu Kota Kabupaten : 36 B. Keadaan Demografis
Km Jumlah Penduduk
 Jarak ke Ibu Kota Kecamatan: 5 Desa Labuan Toposo
Km mempunyai jumlah penduduk 2738
jiwa, yang tesebar dalam 5 Dusun.
Batas Wilayah secara administratif Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang
Desa Labuan Toposo adalah : paling banyak menempati dusun
 Sebelah Utara : Kabupaten Parigi dalika yaitu sebanyak 313 KK.
Moutong C. Spesies Tumbuhan yang

 Sebelah Selatan : Desa Labuan Dimanfaatkan Oleh Masyarakat

Panimba Kecamatan Labuan Suku Kaili Rai Sebagai Obat

 Sebelah Barat : Desa Dalaka Tradisional

Kecamatan Sindue Berdasarkan pada tabel 4.4,

 Sebelah Timur : Desa Labuan terlihat persentase tertinggi dari

Lumbubaka Kecamatan Labuan pengetahuan masyarakat suku Kaili

Desa labuan Toposo Rai tentang tumbuhan yang

mempunyai luas wilayah seluas 6060 digunakan sebagai obat tradisional

Ha. Terdiri dari tanah sawah, tanah adalah tumbuhan “simagulaya” (A.

kering, tanah perkebunan, conyzoides) yaitu dengan persentase

perkantoran dan prasarana umum sebanyak 73,68% dengan nilai

lainnya. Penggunaan tanah di Desa pengetahuan sebanyak 28 orang.

Labuan Toposo sebagian besar Sedangkan persentase terendah dari

diperuntukan untuk tanah pertanian pengetahuan masyarakat suku Kaili

sawah, palawija dan perkebunan Rai tentang tumbuhan yang

sedangkan sisanya untuk tanah kering digunakan sebagai obat tradisional

yang merupakan bangunan dan adalah tumbuhan “daun gula”

fasilitas-fasilitas lainnya. (C. nutans) yaitu dengan persentase

Iklim Desa Labuan Toposo, sebanyak 28,94% dengan nilai

sebagaimana desa-desa lain di pengetahuan sebanyak 11 orang.

wilayah Indonesia mempunyai iklim D. Jumlah Pengetahuan Tentang

kemarau dan penghujan, hal tersebut Pemanfaatan Jenis Tumbuhan

mempunyai pengaruh langsung Sebagai Obat Tradisional.

terhadap pola tanam yang ada di Berdasarkan data pada tabel


4.3 dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan tentang pemanfaatan

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 6


Agung dkk. Biocelebes. Desember. 2018. Volume 12 Nomor 3, Halaman 1-13

tumbuhan sebagai obat tradisional (O. aristatus), “keji beling” (S. crispa),
yang terbanyak adalah pengetahuan “bangkara” (L. camara), “kayu
yang dimiliki oleh ahli pengobatan mbalasa” (S. podophyllum), “lemo”
kampung yaitu sebanyak 50, 47 dan (C. aurantifolia), “daun gula”
40 jenis tumbuhan dibandingkan (C. nutans), “akar kucing” (A. indica.),
dengan pengetahuan yang dimiliki “anggune” (C. odorata), “baulu” (P.
oleh masyarakat umum di desa betle.), “kanggamu” (C. halicacabum),
tersebut. “jaramele” (P. aciduss), “jambu jembo”
E. Persentase Pengetahuan (S. aqueum), “lapa lapa tana” (E.
Tumbuhan obat scaber), “lidah buaya” (A. vera),
Berdasarkan pada Gambar 4.2 “kulalo lei” (J. gossypifolia),
diatas, terlihat dengan jelas “mangenujara” (M. officinalis), “kayu
persentase tertinggi dari penggunaan manuru” (S. alata), “marisa”
bagian tumbuhan sebagai obat (C. annuum), “bito-bito”
tradisional oleh masyarakat suku Kaili (Pseuderanthemum sp.), “sikuri” (K.
Rai di dusun Sisere adalah bagian galanga), “jitilala” (B. pinnatum),
daun, dimana nilai persentase yang “Kadombuku” (J. gendarussa) dan
didapat sebanyak 65,07% atau lebih “siranindi” ( K. pinnata).
dari setengah penggunaan seluruh Kemudian persentase yang
bagian tumbuhan. Adapun jenis atau memiliki nilai tertinggi setelah daun
spesies tumbuhan yang dimanfaatkan yaitu persentase pada batang sebesar
bagian daunnya berjumlah 41 jenis 14,28%. Adapun jenis atau spesies
yang terdiri dari : “Sambiloto” tumbuhan yang dimanfaatkan bagian
(A. paniculata), “Sarakaya” (A. batangnya berjumlah 9 jenis yang
muricata), “Tampede” (A. spinosus.), terdiri dari : “panuntu” (P. niruri),
“Mayana” (P. scutellarioides), “Jambu “mantalalu” (E. hirta), “tumbavani”
Puti” (P. guajava), “Banggudu” (M. (C. citratus), “pamanu” (E. indica),
citrifolia), “Sangenuvia” (M. jalapa), “kulalo” (J. curcas), “laluna” (C. myxa),
“panuntu” (P. niruri), “simagulaya” (A. “kayu cina” (L. coromandelica), “lonja”
conyzoides), “mantalalu” (E. hirta), (L. parasiticum) dan “mangenujara”
“keloro” (M. oleifera), “patodo” (M. officinalis).
(C. pubescens), “kayu lana” (T. Selanjutnya bagian akar
pandacaqui), “sumambu” (H. memiliki nilai persentase yaitu 7,93%.
capitata), “paria” (M. charantia), Dimana dari setiap bagian yang
“tomoloku mengandele” (I. batatas), dimanfaatkan tersebut terdapat 5
“bantaya” (D. metel), “besule” spesies tumbuhan yang terdiri dari :
(F. septica), “kumis kucing” “panuntu” (P. niruri), “simagulaya” (A.

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 7


Agung dkk. Biocelebes. Desember. 2018. Volume 12 Nomor 3, Halaman 1-13

conyzoides), “mantalalu” (E. hirta), merupakan warisan turun-temurun


“pamanu” (E. indica) dan “netu” yang telah dipercaya berkhasiat
(L. circinatum). menyembuhkan, menghemat waktu
Kemudian pada bagian buah dan biaya, serta mudah didapatkan
memiliki nilai persentase yaitu 6,34%. karena sebagian tumbuh-tumbuhan
Dimana dari setiap bagian yang tersebut pada umumnya tumbuh liar
dimanfaatkan tersebut terdapat 4 disekitar desa dan sebagiannya lagi
spesies tumbuhan. Adapun jenis dibudidayakan oleh masyarakat di
tumbuhan tersebut yaitu : ”banggudu” kebun atau pekarangan milik mereka
(M. citrifolia), ”patodo” agar tidak hilang dari alam sekitar
(C. pubescens ), “tungga tumangi” (H. yang merupakan salah satu upaya
indicum) dan “pangana” (A. catechu). yang dilakukan oleh masyarakat suku
Bagian rimpang memiliki nilai Kaili Rai dalam memanfaatkan
persentase yaitu 4,76%. Dimana dari tumbuhan obat tersebut.
setiap bagian yang dimanfaatkan Berdasarkan hasil wawancara
tersebut terdapat 3 spesies tumbuhan. kepada masyarakat suku Kaili Rai
Adapun jenis tumbuhan tersebut yaitu melalui pembagian lembar kuesioner
: “tumbavani” (C. citratus), “kuni” (C. dapat disimpulkan bahwa
longa) dan “sikuri” (K. galanga). pengetahuan akan jenis-jenis dan
Bagian biji memiliki nilai pemanfaatan tumbuhan sebagai obat
persentase 1,58%. Dimana dari setiap tradisional oleh masyarakat suku Kaili
bagian yang dimanfaatkan tersebut Rai di Dusun Sisere lebih banyak
terdapat 1 spesies tumbuhan yaitu diketahui oleh ahli pengobatan
“keloro” (M. oleifera). kampung dibandingkan masyarakat
F. Persentase Penggunaan Tumbuhan umumnya (Tabel 4.3).
Obat UCAPAN TERIMAKASIH
Berdasarkan hasil wawancara Terimakasih diucapkan kepada
pada masyarakat suku Kaili Rai di saudara Sahlan, S.Si. yang telah
dusun Sisere bahwa seluruh keluarga membantu dalam proses identifikasi
yang menjadi responden memilih sampel.
menggunakan tumbuhan sebagai
obat tradisional yaitu dengan
persentase 100%. Hal ini disebabkan DAFTAR PUSTAKA
karena jarak antara tempat pelayanan Arham S., R. Pitopang dan A. Khumaidi.
2016. Keanekaragaman Jenis
kesehatan dan dusun Sisere sangat
Tumbuhan obat tradisional dan
jauh sehingga masyarakat lebih pemanfaatannya pada suku
Kulawi di desa Mataue, kawasan
memilih obat tradisional yang

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 8


Agung dkk. Biocelebes. Desember. 2018. Volume 12 Nomor 3, Halaman 1-13

Taman Nasional Lore Lindu asiatica L.) Di Suku Dayak Bukit


Sulawesi Tengah. Biocelebes. Desa Haratai 1 Laksado, Biologi
Vol.10, no. 2. FKIP Universitas Lambung
Mangkurat Banjarmasin,
Ariyanto, N., 2012. Jurnal Kajian Kalimantan Selatan.
Etnobotani Pada Masyarakat
Suku Lauje Di Desa Palasa, Fakhrozi, I. 2009. Etnobotani Masyarakat
Kecamatan Palasa, Kabupaten Suku Melayu Tradiosonal Di
Parigi Moutong, Sulawesi sekitar Taman Nasional Bukit
Tengah. Biologi FMIPA Tigapuluh. IPB : Bogor.
Universitas Tadulako, Sulawesi
Tengah. Fathurrahman, J. Nursanto, A. Madjid and
R. Ramadanil. 1986.
Balai Desa Labuan Toposo, 2012. Profil Ethnobotanical study of Kaili Inde
Desa Labuan Toposo, Tribe in Central Sulawesi
Kecamatan Labuan Kabupaten Indonesia. Emirate Journal of
Donggala Sulawesi Tengah. Food Agriculture. (Accepted
March 2016)
Bauwo, 2012. Atura Nuada Ante Givu
Nuada To Kaili Ri Livuto Nu Palu Gailea R., A.A. Bratawinata, R. Pitopang
(Hukum Dan Sanksi Adat Kaili Di and I.W. Kusuma. 2016. The use
Kota Palu). Badan Penelitian Dan of various plant yypes as
Pengembangan Daerah Provinsi medicines by local community in
Sulawesi Tengah. the enclave of the Lore Lindu
National Park of Central
Camang N, (2003) Tau Taa Wana Sulawesi, Indonesia. Global Res.
Bulang. Bergerak untuk berdaya. Med. Plants and Indig. Med. Vol.
Merah Putih Foundation, Palu 5. Issue 1, 29-40
on co-operation with
Regnskogsfonder Indonesia Gradstein S.R., B. Tan, C. King, R.L.
Zhu, C. Drubert and R. Pitopang.
Cannon, C. H., M. Summer, J. R. Hartig 2005. Catalogue of the
and P.J.A. Kessler, 2007. Bryophytes of Sulawesi,
Developing conservation priorities Indonesia. Hattori Bot. Lab. 98:
based on forest type, condition, 213-257
and threats in a poorly known Kessler, M., P.J.A. Keßler, S.R.
ecoregion : Sulawesi, Indonesia. Gradstein, K. Bach, M. Schmull
Biotropica, 39 :747-759 and R. Pitopang. 2005. Tree
diversity in different land use
Ciccuza D., M. Kessler, Y. Clough, R. systems in Central Sulawesi,
Pitopang, D. Leitner and S.S. Indonesia. Biodiversity and
Tjitrosudirdjo. 2011. Conservation Conservation.
of cacao agroforestry systems for
teresterial herbaceus species in Keßler, P.J.A., M. Bos, S.E.C. Sierra
Central Sulawesi Indonesia. Daza, L.P.M. Willemse,
Biotropica. 1-8 R.Pitopang, and S.R. Gradstein.
2002. Checklist of Woody plants
Culmsee, H and R. Pitopang, 2009 : Tree of Sulawesi, Indonesia. Blumea
diversity in sub montane and Suplement 14: 1-160.
lower montane primary rain forest
in Central Sulawesi. Blumea 54. Kessler, M., P.J.A. Keßler, S.R. Gradstein,
119-123 K. Bach, M. Schmull and R.
Pitopang . 2005. Tree diversity in
Dharmono, 2007, Kajian Etnobotani different land use systems in
Tumbuhan Jalukap (Centella

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 9


Agung dkk. Biocelebes. Desember. 2018. Volume 12 Nomor 3, Halaman 1-13

Central Sulawesi, Indonesia. Tolitoli. Sulawesi Tengah.


Biodiv. and Conser. 14: 547-560 Biocelebes. Vol. 10, No.1

Kurdi, A. 2010. Tanaman Herbal Nurfitriyani, R. Pitopang dan E. Yuniati.


Indonesia. SMKN 1 Tanjung 2013. Pemanfaatan Tumbuhan
Sebagai Obat Tradisional Pada
Lee C, S. McPherson, G. Bourke, M. Suku Tolitoli di Desa Pinjan
Mansur dan C. Clarke. 2009. Sulawesi Tengah. Biocelebes.
Nepenthes pitopangii Vol.7 No.2.
(Nepenthaceae), a New Species
from Central Sulawesi. Submitted Paik, J.H., J. Lee, S. Choi, B. Marwoto, F.
to Singapore Botanic Garden. Juniarti, D. Irawan and R.
Pitopang. 2013. Medicinal of Lore
Leonardo, 2013. Kajian Etnobotani Lindu National Park, Sulawesi
Tumbuhan Obat Di Desa Indonesia (Vol. I). KRIBB-BPPT-
Sekabuk Kecamatan Sadaniang Tadulako University. PT. Alimindo
Kabupaten Pontianak Sejati. Bekasi Indonesia
(Ethnobotany Study of Medicinal
Plants in Sekabuk Village Pieroni, A., Quave, C., Nebel, S., dan
Sadaniang District Pontianak Hendrich, M., 2002.
Regency), Fakultas Kehutanan Ethnopharmacy Of The Ethnic
Universitas Tanjungpura, Albanians (Arbereshe) Of
Pontianak. Northern Basilicata, Italy.
Fitpterapia. 72: 217-241.
Martin, G.J., 1995. Ethnobotany : A
‘People and Plant’ Conservation Pitopang R., H. Culmsee, H. Mangopo, M.
Manual. Chapman and Hall. Kessler and S. R. Gradstein.
London 2008. Structure and floristic
composition of old growth
Mogea, J.P. 2002. Preliminary studi on the secondary forest in Lore Lindu
palm flora of the Lore Lindu National Park, Central Sulawesi,
National Park, Central Sulawesi, Indonesia. In : Proceedings of
Indonesia, Biotropia. 18 : 1-20 International Symposium of
Tropical Rainforests and
Mogea JP. 2005. Diversity and density Agroforests under Global
palms and rattans in primary Change. October 5-9, 2008, Kuta
forest, old secondary forest, and Bali Indonesia
recent established traditional
cacao and coffee garden in Pitopang R, I Lapandjang and I.
Central Sulawesi, Indonesia. Burhanuddin. 2011. Profil
Abstract : Proceedings Herbarium Celebense Dan
International Symposium “The Deskripsi 100 Jenis Pohon Khas
stability of tropical rainforest Sulawesi. Editor : Z Basri . Edisi
margins: Linking ecological, kedua; UNTAD Press. Palu
economic and social constrains of
land use and conservation” Pitopang R, I Lapandjang, I Taha dan
Georg-August-University of Safaruddin. 2012b. Ten Years of
Goettingen. September 19-23. The Herbarium Celebense (CEB)
2005. Universitas Tadulako. Proc. Soc.
Indon. Biodiv. Intl. Conf. | vol. 1 |
Murahmi, A. S. Anam dan R. Pitopang. pp. 209-214 | July 2012 | ISSN
2015. Etnobotani masyarakat 2252-617X
Bugis di desa Lempe kecamatan
Dampal Selatan kabupaten Pitopang, R. 2012. Impact of forest
disturbance on the structure and

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 10


Agung dkk. Biocelebes. Desember. 2018. Volume 12 Nomor 3, Halaman 1-13

composition of vegetation in Ramadanil dan Gradstein. 2003.


tropical rainforest of Central Herbarium Celebense (CEB) dan
Sulawesi, Indonesia. Peranannya dalam menunjang
Biodiversitas 13 (4), 179-189 penelitian taksonomi tumbuhan di
Sulawesi. Biodiversitas. Vol.6,
Pitopang R, Ariyanto dan Eny Yuniati, no.1. 36-41
2012a. Kajian Etnobotani Pada
Masyarakat “Laudje” Di Sulawesi Ramadhanil, S.S. Tjitrosudirdjo and D.
Tengah, Indonesia. Prosiding Setiadi. 2008. Structure and
Seminar Biologi, Medan 11 Mei composition of understory plant
2012 assemblages of six land use
types in the Lore Lindu National
Pitopang, R and Safaruddin. 2012. Park, Central Sulawesi Indonesia.
Ethnoecological system of Tao Bangladesh Journal of Plant
Taa Wana tribe in the Morowali Taxonomy. 15(1): 1-12
Nature Reserve, Central
Sulawesi, Indonesia. Proc Soc Roos M, P.J.A. Keβler, S.R. Gradstein
Indon Biodiv Intl Conf | vol. 1 | pp. and P. Baas. 2004. Species
209-214 | July 2012 | ISSN 2252- diversity and endemism of 5
617X major Malesian islands: diversity-
area relationships. Biogeogr. 31:
Pitopang R dan P. Ramawangsa. 2016. 1893-1908
Potensi Penelitian Etnobotani Di
Sulawesi Tengah Indonesia Santhyami, E. S., 2015. Jurnal Etnobotani
(Potencial of Ethnobotanical Tumbuhan Obat oleh Masyarakat
Studies in Central Sulawesi Adat Kampung Dukuh, Garut,
Indonesia). Online Journal of Jawa Barat. School of Life
Natural Sciences. Vol 5 (2) ; 111- Science & Technology, Bandung
131 Institute of Technology,
Indonesia, Jl. Ganesa No. 10
Poulsen A D. 2012. Etlingera of Sulawesi. Bandung, Indonesia
Natural History Publications
(Borneo) Kota Kinabalu in Sherley, 2008. Taksonomi Koleksi
association with Royal Botanic Tanaman Obat Kebun Tanaman
Garden Edinburgh and natural Obat Citeureup. Badan
History Museum, University of Pengawas Obat dan Makanan
Oslo. Kota Kinabalu, Sabah. 278. Republik Indonesia Deputi Bidang
Pengawasan Obat Tradisional,
Purwanti, Miswan dan Ramadanil. 2016. Kosmetik, dan Produk
Studi etnobotani pada proses Komplemen Direktorat Obat Asli
ritual adat masyarakat suku Indonesia Jl. Percetakan Negara
Saluan di desa Pasokan No. 23, Jakarta Pusat
kecamatan Walea besar
kabupaten Tojo Una-una Simbala, Herny. 2009. Analisis Senyawa
Sulawesi Tengah. Biocelebes. Alkaloid Beberara Jenis
Vol. 11, No1 Tumbuhan Obat Sebagai Bahan
Aktif Fitofarmaka. Manado.
Rahayu Mulyati, Siti Sunarti, 2006. Pacific Journal. Juli 2009. Vol:
Pemanfaatan Tumbuhan Obat 1(4): 489 – 494.
Secara Tradisional Oleh
Masyarakat Lokal di Pulau Soekarman, Riswan S. 1992. Status
Wawonii, Sulawesi Tenggara. Pengetahuan Etnobotani di
Bogor. Biodiversitas Vol: 7, No. 3, Indonesia. Prosiding Seminar dan
Juli 2006, hal. 245-250 Lokakarya Nasional Etnobotani.
Cisarua, 19-20 Februari 1992.

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 11


Agung dkk. Biocelebes. Desember. 2018. Volume 12 Nomor 3, Halaman 1-13

Bogor: Departemen Pendidikan Thomas D C, W. H. Ardi dan M. Hughes.


dan Kebudayaan RI, Departemen 2011. Nine of new species of
Pertanian RI, Lembaga Ilmu Begoniaceae, from South and
Pengetahuan Indonesia dan West Sulawesi, Indonesia.
Perpustakaan RI. hlm: 1-7. Edinburg J. of Bot. 68 (2) ; 225-
255
Somantri L. 2008. Mengenal Suku Bangsa
di Pegunungan Tengah Papua. Umar, 2000. Metodologi Penelitian,
Seminar dengan Tema “Papua Aplikasi dalam Pemasaran. PT.
Sudah”; Gedung PKM UPI, 19 Gramedia Pustaka Utama,
November 2008. Papua: UPI. Jakarta
hlm. 1-14.
Utami, N and H. Wiriadinata, 2002. A new
Sugiyono, 2007. Memahami Penelitian species of Impatiens
Kualitatif. Alfabeta, Bandung (Balsaminaceae) From Central
Sulawesi (Blumea 47 (2002) 391-
Sukmawati N., E. Yuniati dan R. Pitopang. 393.
2013. Studi Etnobotani Tumbuhan
Obat Pada Masyarakat Suku Kaili Wardah dan Setyowati. 2007.
Rai di Desa Toga Kecamatan Keanekaragaman Tumbuhan
Ampibabo Kabupaten Parigi Obat Masyarakat Talang Mamak
Moutong Sulawesi Tengah. Vol.7. Di Sekitar Taman Nasional Bukit
No.2 Tigapuluh. Riau.Volume-8

Tapundu, A.S, 2015. Jurnal Studi Wartika, Y, 2013. Jurnal Kajian Etnobotani
Etnobotani Tumbuhan Obat Pada pada masyarakat Adat Rongkong
Suku Seko Di Desa Tanah Di Desa Rinding Allo Kecamatan
Harapan, Kabupaten Sigi, Limbong Kabupaten Luwu Uttara
Sulawesi Tengah. Biologi FMIPA Sulawesi Selatan . Biologi FMIPA
Universitas Tadulako, Sulawesi Universitas Tadulako, Sulawesi
Tengah. Tengah.

Tapundu, A. S., S. Anam dan R. Pitopang. Whitmore,T.C., I.G.M. Tantra. 1989. Tree
2015. Studi etnobotani tumbuhan Flora of Indonesia ,Checklist For
obat pada suku Seko di desa Sulawesi. Published By Agency
Tanah harapan, kabupaten Sigi for Research and Development
Sulawesi Tengah. Biocelebes. Forest Research and
Vol.9, No2. Development Center Bogor
Indonesia
Thomas ,S and A.Scuiteman. 2002.
Orchids of Sulawesi and maluku; Yonathan B. Y., I.N. Suwastika dan R.
A Preliminary Cataloque. Pitopang. 2015. Kajian etnobotani
Lyndleyana. The Scientific tumbuhan pangan pada
Journal of the American Orchids masyarakat suku Seko di desa
Society. Vol 17 (1): 1-72.2002 Tanah harapan kecamatan Palolo
kabupaten Sigi Sulawesi Tengah.
Thomas D C. 2010. Phylogenetic and Biocelebes. Vol.10, no.1
historical biogeography of
Southeast Asian Begonia L Yuliasih, E. Yuniati dan R. Pitopang. 2013.
(Begoniaceae). Thesis of Studi Etnobotani suku Tajio di
Philosophy of Doctor.. Division of desa Sienjo Kecamatan Toribulu,
Environmental and Evolution of Kabupaten Parigi Moutong
Biology. The University of Sulawesi Tengah. Biocelebes.
Glasgow. United Kingdom Vol. 7, No.2

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 12


Agung dkk. Biocelebes. Desember. 2018. Volume 12 Nomor 3, Halaman 1-13

Zuhud, E.A.M. & Haryanto, 1994,


Pelestarian Pemanfaatan
Keanekaragaman Tumbuhan
Obat Hutan Tropika Indonesia,
Kerjasama Jurusan Konservasi
Sumber Daya Hutan, Fakultas
Kehutanan IPB dengan Lembaga
Alam Tropika, Bogor.

Zulfiani, 2013. Jurnal Kajian Etnobotani


Suku Kaili Tara di Desa Binangga
Kecamatan Parigi Tengah
Kabupaten Parigi Moutong
Sulawesi Tengah. Biologi FMIPA
Universitas Tadulako.

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 13

You might also like