Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 12

16 Identifikasi Waste Pada Whole Stream……..

(Rahmawati)

IDENTIFIKASI WASTE PADA WHOLE STREAM PERUSAHAAN ROKOK


DI PT.X16

Rakhmawati
Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian,Universitas Trunojoyo
Korespodensi : Jl.Raya Telang PO.BOX 2 Kamal-Bangkalan 69162, Email : rakhma_ub@yahoo.co.id

ABSTRACT

Identify to be done by using method of lean manufacturing. This research aimed at


identify waste and formulate effort reduction of waste production process smoke in PT.X. The
data were collected from manufacturer records, study to determine processing time, as well as
interview and quisioners which were distributed to workers in each department. Big picture
mapping and value stream mapping tools (VALSAT) were then utilised to process the data.
Result of from research got that during once production process can reduce from 152.59 minute
become 149.59 time and minute every order 26 day become 19 day. From result of waste
workshop known that type extravagance of cause the happening of production process time
depth ( 3 highest ) is defect, waiting time and excessive transportation, so that appliance (tool)
matching with the extravagance type is mapping filter quality with successive wight 96,6 : 55,86
: and 23,32. According to the result found also cause of extravagance for example, to the
number of time used for the activity of inspection between aktifitas so that cause production
process time become Ilama, existence of distance which among tobacco warehouse with process
of perajangan resulting the happening of movement of bolak return worker so that add
production process time become llama. One of the ways to improve it is by applying pull system
(Kanban).
Keywords: Value Stream Mapping Tools (VALSAT), Lean, Big Picture Mapping.

PENDAHULUAN semakin tinggi, maka proses produksi tersebut


Dewasa ini perkembangan industri tidak efisien dan tata letak pabrik apabila
sangat pesat, dalam dunia industri para pelaku terencana dengan sembarangan maka akan
bisnis diwajibkan untuk memberikan ikut menghambat efisiensi dan menjaga
perhatian yang penuh atas produknya. Pada kelangsungan hidup atau kesuksesan kerja
saat ini konsumen sangat selektif dalam suatu industri.
memilih produk yang dibutuhkan, ditinjau Perusahaan ini (PT.X) merupakan
dari segi manfaat dan biaya. Produk industri kecil manufaktur yang memproduksi
berkualitas dengan harga murah dan ketepatan rokok kretek. PT. X dalam memproduksi
waktu sesuai dengan waktu permintaan produk
mutlak harus dipenuhi ketika perusahaan - produk tersebut, mempunyai
menginginkan untuk tetap survive dalam beberapa aktivitas dalam proses produksi
persaingan pasar. Sebuah sistem produksi untuk menghasilkan produknya, tentunya
harus didukung oleh strategi produksi yang produk rokok yang baik dan berkualitas
tinggi. Dalam proses produksi terdapat
tepat agar kinerja perusahaan berjalan optimal
aktivitas sebagai nilai tambah (value added),
dan efisien. Sehingga perlu mengadakan suatu bukan nilai tambah (non value added).
evaluasi khususnya proses produksi agar Adanya berbagi aktivitas - aktivitas tersebut,
berkesinambungan Proses produksi. dalam maka PT.X harus mampu mengevaluasi dari
perusahaan manufaktur terdapat aktivitas aktivitas yang terdapat pada sistem proses
bukan nilai tambah (non value added) atau produksi guna mengurangi aktivitas yang
pemborosan (waste) akan mengakibatkan bukan nilai tambah (non value added).
pemakaian sumber daya mulai dari energi, Munculnya persoalan pada proses
sumber daya manusia, dan waktu yang produksi seperti lamanya proses produksi
AGROINTEK Volume 5, No. 1 Maret 2011 17

karena jarak antara tempat produksi bahan oleh responden. Responden dipilih dengan
siap pakai dengan tempat proses produksi metode purposive sampling, sehingga
pelintingan sekitar ± 500 meter dan adanya kuisioner hanya diberikan kepada
cacat kertas pembungkus pada stasiun responden yang dianggap mewakili. Dasar
pelintingan ± 63 lembar tiap produksi penentuannya adalah responden dipilih
sehingga menjadikan PT. X harus melakukan berdasarkan tingkat pemahaman dan
suatu tindakan guna mendapatkan aktivitas mengerti proses produksi rokok PT.X,
apa saja yang bukan nilai tambah (non value atas arahan dari jajaran personalia
added) dan aktifitas apa yang bernilai tambah perusahaan responden tersebut adalah
juga penyebabnya sehingga PT.X dapat pengawas dan operator pada setiap
meningkatkan sistem proses produksinya dan departemen produksi.
pihak perusahaan pun tidak mengalami
Tahap Pengolahan dan Analisa Data
kerugian yang disebabkan dari adanya
1. Pembuatan Big Picture Mapping; Adapun
pemborosan (waste).
tahapan dalam membuat big picture
Salah satu konsep untuk
mapping tool adalah sebagai berikut:
meminimakan weste pada proses produksi
Menambahkan dan menggambarkan
adalah dengan menerapkan pemodelan lean
aliran fisik yang berupa aliran material
manufacturing yang berfungsi sebagai salah
atau produk dalam perusahaan, waktu
usaha meningkatan efesiensi waktu proses
yang diperlukan untuk menyelesaikan
produksi dengan cara mengidentifikasi
satu aktivitas, titik terjadinya inventori
pemborosan (waste). Hasil dari pemodelan
dan inspeksi, jumlah produk yang
lean manufacturing nantinya dapat dijadikan
dilakukan inspeksi tiap waktu, jumlah
salah satu usaha untuk menghilangkan
operator dalam setiap stasiun kerja, waktu
pemborosan (weste).
yang diperlukan produk dipindahkan dari
stasiun kerja yang lain, tempat dimana
METODE PENELITIAN
inventory diadakan dan jumlahnya.
Tahap Pengumpulan Data Menghubungkan aliran informasi dan
Adapun data-data yang diperlukan aliran fisik dengan anak panah yang dapat
pada penelitian ini adalah data-data yang memberi informasi jadwal yang
diperoleh dari perusahaan, berikut ini digunakan, instruksi kerja yang
beberapa pokok data yang diperlukan: dihasilkan, dari dan untuk siapa informasi
1. Diagram alir proses saat konsumen mulai dan instruksi dikirim, kapan dan dimana
memesan hingga konsumen menerima biasnya terjadi masalah dalam aliran fisik.
produk yang telah dipesanan, yang saat ini 2. Melengkapi peta atau gambar aliran
masih diterapkan oleh perusahaan, informasi dan aliran fisik dilakukan
termasuk di dalamnya proses pemesanan dengan menambahkan lead time dan value
dan proses produksi beserta informasi adding time dibawah gambar aliran yang
yang mengalir (waktu, jumlah, sumber dibuat.
daya, peralatan, dan lain sebagainya). 3. Identifikasi Waste dengan Value Stream
2. Tata letak mesin dan area produksi dalam Mapping Tools
pabrik, data produksi serta data - data lain Pada tahapan ini dilakukan pembobotan
yang mendukung. waste yang sering terjadi dalam value
3. Hasil workshop waste dan interview stream produksi, dimana pembobotan
dengan responden dan jajaran personalia didasarkan pada seven waste pada value
PT.X mengenai waste yang terjadi pada stream mapping. Data yang digunakan
proses.Pembuatan kuisioner dilakukan dalam tahapan ini adalah data hasil
untuk menyusun pertanyaan yang workshop waste tanpa dilakukan uji
digunakan dalam workshop waste. validitas. Bobot waste diperoleh dari rata-
Kuisioner berisikan pertanyaan yang rata kemuculan waste, yaitu dengan cara
mencakup tujuh waste. Kuisioner dibuat
dengan sederhana agar mudah dimengerti
18 Identifikasi Waste Pada Whole Stream……..(Rahmawati)

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

membagi total nilai setiap jenis waste


dengan jumlah kuisioner yang disebarkan. 6. Pembuatan Fishbone diagram atau Cause
Hasil dari pembobotan tersebut Effect Diagrams
dirangking sehingga diperoleh urutan Pada tahap ini peneliti akan merumuskan
waste tertinggi hingga terendah dan tiga usulan perbaikan dengan menganalisa
jenis waste tertinggi yang diidentifikasi penyebab terjadinya waste berdasarkan
lanjutan. hasil interview dengan responden dan
4. Dari hasil pembobotan waste, kemudian jajaran personalia PR. PAHALA dengan
dilakukan pemilihan tool yang tepat menggunakan fishbone diagram atau
dengan menggunakan value stream cause effect diagrams
analysis tool (VALSAT). Pemilihan tool
Tahap Akhir
menggunakan matriks VALSAT.
Pada tahap ini akan ditarik
Pemilihannya dilakukan dengan cara
kesimpulan dari penelitian yang dilakukan,
mengalikan bobot masing-masing waste
rumusan perbaikan.untuk penelitian
dengan nilai korelasi pada matriks
selanjutnya.
VALSAT, kemudian dilalukan
penjumlahan dan dirangking. Tiga tool
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang memiliki nilai tertinggi setelah
dirangking merupakan tool yang terpilih Aliran Informasi
dan akan digunakan dalam identifikasi Informasi distribusi pada Perusahaan
lanjutan. rokok PT.X dapat dijelaskan mulai dari
Analisa Waste Menggunakan Tool konsumen mengirimkan order ke pabrik
Terpilih hingga konsumen menerima produk rokok
5. Analisa waste atau identifikasi lanjutan yang berlangsung selama 29 hari. Informasi
dilakukan dengan mengunakan tiga tool order yang dikirim oleh konsumen akan
yang terpilih berdasarkan rangking waste diterima oleh bagian marketing melalui
serta hasil pembobotan VALSAT. bagian adminitrasi dan keuangan pada hari
pengiriman order. Persetujuan penerimaan
order hanya bisa dilakukan oleh general
AGROINTEK Volume 5, No. 1 Maret 2011 19

Tabel 1. Hasil Workshop Waste di PT. X


No Jenis Waste Total Score Rangking
1 Overproduction 57 1.9 4
2 Waiting Time / Delay 89 2.97 2
3 Excessive Transportation 83 2.77 3
4 Inappropriate Processing 54 1.8 7
5 Unecessary Inventory 72 2.4 5
6 Unecessary Motion 55 1.83 6
7 Defact 95 3.17 1

Tabel 2. Hasil Pembobotan Value Stream Mapping Tools


No Jenis Tool Bobot Ranking
1 Process Activity Mapping 96.6 1
2 Supply Chain Response Matrix 55.86 2
3 Production Variety Funnel 26.37 5
4 Quality Filter Mapping 32.23 4
5 Demand Amplification Mapping 36.21 3
6 Decesion Point Analysis 23.61 6
7 Physical Structure 5.17 7

manager atas sepengetahuan direktur, material yang diperoleh dari pantauan proses
kemudian melakukan konfirmasi dengan produksi rokok beserta aliran informasi yang
konsumen. Kesepakatan harga produk mengalir didalamnya.
dilakukan oleh bagian adminitrasi dan
Pemetaan Value Stream Mapping tools
keuangan dengan persetujuan Direktur dan
Workshop waste dilakukan dengan
Genaral Manager. Biasanya konsumen harus
cara menyebaran kuisioner workshop waste
memberikan 75% dari total harga order
kepada responden yang dipilih dan dianggap
keseluruhan dibayar dimuka dan sisanya
paham pada setiap departemen produksi
selama proses pengerjaan hingga jatuh tempo,
ditambah departemen bahan baku, gudang dan
melalui bank negosiasi yang telah ditentukan
kantor. Responden dalam workshop waste ini
oleh kedua belah pihak. Adapun harga rokok
adalah pengawas pegawai pada setiap
sangatlah bervarisi tergantung kualitas yang
departemen produksi. Adapun hasil dari
dinginkan. Sehingga, pemenuhan order ini
workshop waste sebagaimana terlihat pada
dilakukan dengan pengiriman berkala,
tabel berikut ini tabel 1.
biasanya 29 hari setelah pemesanan produk
rokok sudah diterima konsumen. Pemilihan Value Stream Mapping Tools
Pemetaan value stream mapping
Big Picture Mapping
tools selain untuk mengetahui jenis
Hasil dari penggambaran whole
pemborosan (waste) yang terjadi selama
stream proses produksi rokok di PT.X dengan
proses produksi rokok juga digunakan untuk
menggunakan big picture mapping adalah
menentukan alat (tool) yang dipergunakan
total lead time produksi 152.59 menit dan
untuk mengidentifikasi lebih lanjut.
82.24 menit diantaranya merupakan value
Penentuan alat (tool) dilakukan dengan cara
added. Hal ini mengandung arti proses
pembobotan value stream mapping tools.
produksi atau aliran material terjadi selama
Pembobotan dilakukan dengan cara
152.59 menit dan hanya 82.24 menit material
mengalikan bobot waste (score) dengan
benar-benar mengalami penambahan nilai.
kolerasi tingkat penyelesaian suatu tool dalam
Sedangkan aliran informasi yang terjadi mulai
matriks value stream mapping tool terhadap
dari pemesanan order hingga pengiriman
waste. Nilai korelasi penyelesaian suatu tool
order kepada komsumen berlangsung selama
ditunjukkan dengan tiga skala. Korelasi skala
29 hari. Adapun data yang berkaitan dengan
rendah bernilai 1, skala sedang bernilai 3 dan
big picture mapping ini antara lain, data aliran
skala tinggi bernilai 9. Berikut hasil
20 Identifikasi Waste Pada Whole Stream……..(Rahmawati)

28.57142857
NVA 6

28.57142857
NNVA 6

42.85714286
VA
9

0 10 20 30 40 50

Jumlah Aktifitas Persentase

Gambar 2. Hasil PAM Berdasarkan Jenis Aktifitas

25.67346136
NVA 39.17

20.4234122
NNVA
31.16

54.0342138
VA
82.44

0 20 40 60 80 100

Jumlah Waktu Presentase

Gambar 3. Hasil PAM Berdasarkan Jumlah Waktu Aktivitas

pembobotan value stream mapping tool, dapat digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi
dilihat pada tabel 2. waste lebih lanjut, sehingga diperoleh solusi
Hasil pembobotan value stream penyelesaian waste.
mapping tools menunjukkan process activity
Process Activity Mapping
mapping, supply chain response matrix dan
Process activity mapping sebagai
quality filter mapping sebagai tool terpilih
tool terpilih pertama digunakan untuk
untuk menyelesaikan tiga jenis waste tertinggi
menggambarkan seluruh aktifitas yang terjadi
dari hasil workshop waste. Masing-masing
sepanjang produksi rokok di PT.X. Tujuan
tool memiliki korelasi penyelesaian tinggi
dari pemetaan dengan process activity
untuk salah satu dari tiga jenis waste tertinggi.
mapping ini adalah untuk mengatahui kondisi
Process activity mapping merupakan tool
operasional perusahaan mulai dari jenis
yang berkorelasi tinggi untuk menyelesaikan
aktivitas yang termasuk dalam jenis value
jenis waste waiting time/delay dan excessive
adding activity, non value adding activity dan
transportation, supply chain response matrix
necessary but non value adding activity.
tool yang berkorelasi tinggi untuk
Berdasarkan process activity mapping yang
menyelesaikan jenis waste waiting time/delay,
telah dibuat, dapat diidentifikasi adanya 21
begitupun dengan demand amplifica mapping
aktivitas yang dilakukan untuk membuat 1
yang juga memiliki korelasi tinggi untuk
batang rokok, dari 21 aktivitas tersebut
menyelesaikan jenis waste defect. Sehingga,
42.86% atau 9 aktivitas termasuk dalam jenis
ketiga tool tersebut dinilai tepat untuk
AGROINTEK Volume 5, No. 1 Maret 2011 21

D 28.57142857
6

S 00

I 4.761904762
1

T 5 23.80952381

O 42.85714286
9

0 10 20 30 40 50

Jumlah Aktifitas Persentase

Gambar 4. Hasil PAM Berdasarkan Jenis Aktifitas

D
25.67346136
S 39.17
0
I 0
2.038408599
T 3.11
18.3850036
O 28.05
54.0342138
82.44

0 20 40 60 80 100

Waktu Aktifitas Pesentase


Gambar 5. Hasil PAM Berdasarkan Waktu Aktifitas

value adding activity, 28.57% atau 6 aktivitas termasuk dalam jenis necessary but non value
termasuk dalam jenis non value adding adding activity. Gambar 3.
activity, dan 28.57% atau 6 aktivitas lainnya Pemetaan dengan process activity
termasuk dalam jenis necessary but non value mapping menunjukkan jenis aktivitas operasi
adding activity. Hasil PAM berdasarkan (O), terdiri atas 9 aktivitas atau 42.86%, delay
jumlah jenis aktivitas dapat dilihat pada (D) terdiri atas 6 aktivitas atau 28.58%,
Gambar 2. transportasi (T) terdiri atas 5 aktivitas atau
Hasil PAM berdasarkan jumlah 23.80%, inspkesi (I) terdiri atas 1 aktivitas
waktu aktivitas dapat dilihat pada Gambar. 3, atau 4.76% dan aktivitas storage (S) tidak
diidentifikasi untuk membuat 1 batang rokok, terjadi, seperti yang terlihat pada Gambar 4.
dengan pemetaan waktu 54.03% atau 82.44 Pemetaan dengan process activity
menit termasuk dalam jenis value adding mapping juga menunjukkan waktu operasi
activity, (O), terdiri atas 82.44 menit atau 54.03%,
20.42% atau 13.79 menit termasuk delay (D) terdiri atas 39.17 menit atau
dalam jenis non value adding activity, dan
25.67% atau 31.16 menit aktivitas lainnya 25.67%, transportasi (T) terdiri atas 28.05
22 Identifikasi Waste Pada Whole Stream……..(Rahmawati)

Gambar 6. Hasil Pemetaan SCRM

menit atau 18.38%, inspkesi (I) terdiri atas


3.11 menit atau 2.03% dan Waktu storage (S) bulannya rata dikirim 47.65 kg/hari dengan
tidak terjadi, seperti yang terlihat pada rata-rata packing 45.38 m3/hari. Dengan
Gambar 5. demikian day physical stock sebesar 1.05 hari
dengan rata-rata lead time 3 hari.
Supply Chain Response Matrix
Supply chain response matrix Perhitungan day’s physical stock
sebagai tool terpilih ke dua yang digunakan
Gudang Bahan Baku
untuk mengetahui kenaikan atau penurunan
Jumlah material
Rata-rata bahan baku 5
tingkat persediaan dan panjang lead time pada Kedatangan/Hari = bulan
setiap area supply chain dalam proses Hari aktif kerja
produksi PT.X. Adapun data yang digunakan 4900 kg
dalam pemetaan dengan supply chain =
130 hari
response matrix, antara lain: Data penerimaan
bahan baku, Data produksi, Data packing, 37.69 kg/hari
Data pengiriman. =
Berikut ini penjelasan supply chain Rata-rata
JumlahPengambilan
response matrix dan Hasil pemetaaannya = produksi/hari x
Material 5 bulan
dapat dilihat pada Gambar 6.Pada gudang hari aktif kerja
bahan baku terdapat total bahan baku sebesar =
37.69 kg/hari x
4900 kg terhitung mulai dari bulan Juni 130 hari
hingga Oktober. Sementara itu total = 4900 kg
pengambilan 4900 kg. Apabila selama bulan
Juni hingga Oktober terdapat 130 hari kerja Jumlah
maka rata-rata kedatangan bahan baku sebesar pengambilan
Rata-rata
37.69 kg/hari dan rata-rata pengambilan 37.69 = materaial 5
pengambilan/Hari
kg/hari. Dengan demikian day physical stock bulan
sebesar 1 hari dengan rata-rata lead time 12 Hari aktif kerja
hari. = 4900 kg
Pada area produksi (work in 130 hari
process) setiap bulannya rata-rata dihasilkan = 37.69 kg/hari
37.69 kg/hari dengan rata-rata pengambilan
37.69 kg/hari. Dengan demikian day physical
stock sebesar 1 hari dengan rata-rata lead time
1 hari.Pada gudang produk jadi setiap
AGROINTEK Volume 5, No. 1 Maret 2011 23

Tabel 3. Rekapitulasi Data Cacat Selama Lima Bulan


Defact
No Bulan (Reject) Selection Ratio
1 Juni 122 1321 9.24
2 Juli 151 1315 11.48
3 Agustus 128 1437 8.91
4 September 112 1750 6.40
5 Oktober 121 1325 9.13
Rata-rata 126.8 1429.6 8.87

Rata-rata Kedatangan inventory yang kemudian akan menjadikan


dps Gudang Materaial/hari pergerakan material selama proses menjadi
=
Bahan Baku Rata-rata terhambat (waiting time). Fenomena ini
pengambilan/hari terlihat jelas ketika material akan memasuki
37.69 kg/hari proses pelintingan dan penggilingan hingga
= proses packing, pada proses ini inventory
37.69 kg/hari
= 1hari tinggi sehingga waiting time juga tinggi.
Selama proses ini, material dalam jumlah
Produksi (WIP) tertentu saja yang langsung diproses, sebagian
Rata-rata menunggu sehingga secara langsung
dps Produksi pengambilan/hari meningkatkan inventory dan menimbulkan
=
(WIP) Rata-rata antrian yang cukup panjang (waiting time).
produksi/hari
37.69 kg/hari Quality Filter Mapping
= Quality filter mapping sebagai tool
37.69 kg/hari
= 1 hari terpilih yang digunakan untuk
mengidentifikasi cacat yang terjadi dalam
Gudang Produk Jadi aliran produksi rokok PT.X. Terdapat tiga
dps gudang
produk jadi = Rata-rata packing/hari macam cacat (defect) yang dapat
Rata-rata kirimi/hari diidentifikasi oleh tool ini, sebagaimana
47.65 kg/hari
= penjelasan sebelumnya yaitu product defect,
45.38 kg/hari scrap defect, dan service defect. Berikut ini
= 1, 05 hari yang menunjukkan rekapitulasi scrap defect
Berdasarkan hasil supply chain yang terjadi selama 5 bulan di PT.X.
response matrix yang telah dibuat, maka dapat Proses rework dilakukan pada
dilihat peningkatan maupun penurunan tingkat semua jenis cacat yang termasuk dalam scrap
persediaaan dan waktu distribusi pada setiap defect. Menurut hasil wawancara dengan
area supply chain. Hasil supply chain general manager perusahaan, product defect
response matrix memberikan informasi, tidak pernah terjadi, tidak pernah ada
menjelaskan bahwa waktu rata-rata yang pengembalian produk yang telah dikirim
diperlukan oleh PT. X untuk memenuhi order meskipun ada biasanya tetap dibeli konsumen.
rokok adalah 19 hari.
Jika terdapat product defect bukanlah produk
Pemborosan atau waste yang dapat
tersebut cacat ketika akan dikirim tetapi
di identifikasi menggunakan tool ini adalah
karena sebelum pengiriman telah dilakukan
waiting time atau delay dan inventory.
inspeksi. Hasil quality filter mapping
Sepanjang proses produksi rokok,
memaparkan rasio terjadinya scrap defect
pemborosan waiting time (delay) cukup tinggi
yang terjadi pada produksi PT. X sepanjang
terjadi dan berhubungan dengan tingginya
bulan Juni hingga Oktober 2009, dan
pemborosan inventory yang terjadi. Hal ini
diketahui rasio rata-rata produk reject adalah
bisa dipengaruhi oleh kapasitas mesin, area
8.87 ini membuktikan bahwa cacat yang
simpan, dan kecepatan proses. Bila ketiga
terjadi selama proses tinggi.
faktor tersebut tidak berimbang akan
menyebabkan terjadinya pemborosan
24 Identifikasi Waste Pada Whole Stream……..(Rahmawati)

Oktober 9.13 121

September 6.40
112

Agustus 8.91
128

Juli 11.48
151

Juni 9.24 122

0 50 100 150 200

Defact Rasio

Gambar 7. Hasil QFM Antara defact dan rasio

Gambar 8. Penyebab Terjadinya Pemborosan


Analisa Penyebab Waste dan Rekomendasi
Faktor Manusia
Perbaikan
Manusia adalah faktor terpenting
Analisa Penyebab Waste dalam proses produksi yang mempunyai peran
Faktor material (bahan baku), besar dalam berjalannya proses sesuai dengan
manusia (pekerja), peralatan, metode, dan keinginan. Namun, banyak hal dapat
lingkungan merupakan beberapa pemborosan. menurunkan performa manusia (tenaga kerja)
Masing-masing faktor tersebut tersusun atas sehingga berpengaruh terhadap kualitas proses
beberapa faktor penyebab yang lebih kecil. maupun kualitas produk. Kedisiplinan tenaga
Pemborosan yang terjadi selama proses kerja merupakan salah satu penyebabnya,.
produksi akan berpengaruh terhadap kualitas Sebagai contoh, tenaga kerja tidak
proses. Bila digambarkan penyebab terjadinya mengindahkan prosedur kerja yang dalam
pemborosan pada proses produksi rokok di proses pelintingan mengakibatkan hasil yang
PT.X terlihat pada fishbone diagrams berikut kurang maksimal. Selain itu, pemahaman
ini. tenaga kerja terhadap kualitas dan kebersihan
juga penyebab terjadinya waste.
AGROINTEK Volume 5, No. 1 Maret 2011 25

Berdasarkan hasil wawancara dan serta melakukan perbaikan secara terus-


melihat proses secara langsung, diketahui menerus.
bahwa terjadinya reparasi dan rework 3. Memaksimalkan sistem sirkulasi udara
diakibatkan dari ketidaksesuaian kualitas. yang telah ada.
Kondisi seperti ini memang terasa wajar, 4. Melakukan koreksi terhadap sistem
namun perusahaan secara tidak langsung kebersihan sisa-sisa proses, serta
merugi begitupun dengan konsumen. melakukan perbaikan secara terus-
Perusahaan merugi karena waktu penyelesaian menerus.
order akan lebih lama dan bedampak pada
Faktor Material
pemborosan biaya dan tenaga serta waktu.
Material yang kurang baik seperti
Bagi konsumen kondisi seperti ini lebih
adanya kotoran atau benda-benda kecil yang
memberatkan karena beban biaya rework akan
menempel pada tembakau atau saos akan
mempengaruhi harga produk.
menimbulkan pemborosan. Kondisi seperti ini
Adapun cara yang dapat ditempuh
akan beresiko terhadap tingginya kecacatan
untuk mengurangi terjadinya pemborosan
atau ketidak sesuaian produk yang dihasilkan.
seperti yang dijelaskan sebelumnya, antara
Hal ini dapat dimnimalkan dengan melakukan
lain:
inspeksi yang baik pada waktu penerimaan
1. Membuat SOP sebagai kontrol proses
bahan baku. Pada proses pembersihan, sering
pada setiap departemen dengan
kali ditemui kotoran atau benda-benda kecil
pelaksanaan yang terkontrol pula.
yang menempel sehingga menyebabkan
2. Memperkuat fungsi kontrol manajemen
banyak terjadi penambahan berat bahan baku.
bagi yang tidak mengindahkan.
Hal ini dapat diminimalkan dengan
3. Memberikan pemahaman kepada tenag
melakukan tindakan preventif yaitu
kerja tentang arti penting kualitas proses,
membersihkan material yang akan masuk atau
kualitas produk, dan kedisiplinan.
keluar proses.
4. Memberikan pengertian kepada tenaga
kerja mengenai dampak pemborosan bagi Faktor Mesin dan Peralatan
perusahaan dan konsumen, serta bagi Mesin merupan salah satu
tenaga kerja. komponen penting dalam industri khusunya
proses produksi rokok. Oleh karenanya,
Faktor Lingkungan dan Metode Kerja
kondisi mesin yang kurang baik dapat
Faktor lingkungan dan metode kerja
mempengaruhi kualitas proses dan kualitas
yang digunakan juga berpengaruh. Kondisi
produk. Hal ini dipengaruhi oleh umur mesin
lingkungan atau metode kerja yang kurang
dan permasalahan mekanis. Permasalahan
ergonomis akan menurunkan motivasi atau
mekanis timbul sebab perencanaan
secara langsung akan menurunkan performa
penggunaan mesin, perencanaan perbaikan
tenaga kerja dalam melakukan aktivitas. Hal
mesin dan pergantian komponen mesin yang
ini tentu akan berpengaruh langsung terhadap
kurang tepat. Dengan perawatan yang baik
kualitas proses dan kualitas produk yang
dapat mengurangi resiko less production yang
dihasilkan. Kondisi lingkungan seperti berlebih, material kotor ketika reparasi mesin,
ruangan yang panas, sempit akan dan permasalahan kurang baiknya kualitas.
mempengaruhi performa manusia (tenaga Selanjutnya, faktor ergonomis mesin atau
kerja). Kedua faktor ini akan dapat peralatan lain akan berpengaruh terhadap
menimbulkan terjadinya pemborosan (waste). performansi dan konsistensi tenaga kerja
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk dalam melakukan aktivitas.
mengurangi pengaruh faktor lingkungan dan
metode kerja terhadap timbulnya pemborosan,
antara lain: Rekomendasi Perbaikan
1. Memberikan pemahaman terhadap tenaga Waiting Time (Delay)
kerja mengenai arti penting kebersihan. 1. Minimalisasi pemborosan waiting time
2. Melakukan koreksi terhadap lingkungan (delay) sepanjang proses produksi rokok.
dan metode kerja yang kurang ergonomis, 2. Menyesuaikan input dan ouput antar
proses.
26 Identifikasi Waste Pada Whole Stream……..(Rahmawati)

3. Standarisasi waktu setiap proses. 1. Mengevalusi metode kerja dan


4. Menyesuaikan kapasitas dan kecepatan menyerdehanakan proses dengan
produksi dengan menentukan jumlah pergerakan yang efektif (ergonomis).
mesin yang digunakan 2. Menyesuaikan panel kontrol pada tempat
yang mudah dijangkau oleh tenaga kerja.
Defect (Scrap Defect)
3. Meletakkan material (bahan yang akan
Tindakan yang dapat dilakukan
diproses, peralatan proses) pada tempat
untuk mengurangi terjadinya defact pada
yang mudah dijangkau
produksi rokok, antara lain:
1. Meningkatkan kedisiplinan kerja baik Unnecessary Inventory
kepada semua tenaga kerja. Upaya minimalisasi pemborosan
2. Membersihkan material sebelum atau unnecessary inventory pada produksi rokok,
sesudah proses. antara lain:
3. Menyesuaikan ruang gerak dengan alat 1. Menyesuaikan jumlah mesin yang
angkut maupun tenaga kerja. digunakan pada proses dengan melakukan
4. Mengoptimalkan penggunaan mesin penjadwalan panggunaan mesin.
perajangan pada proses perajangan. 2. Standarisasi material yang akan masuk
5. Melengkapi alat angkut dengan atau keluar dari proses, serta memberi
pengamanan terhadap benturan dan jatuh label.
3. Menyeimbangkan antara aliran material
Excessive Transportation
selama proses, dengan cara mengevaluasi
Tindakan yang dapat dilakukan
aliran material dan perbaikkan.
untuk mengurangi terjadinya excessive
transportation pada produksi rokok, anta lain: Inappropriate Processing
1. Mengoptimalkan penggunaan mesin Upaya meminimalkan pemborosan
perajangan pada proses perajangan. inappropriate processing yang terjadi pada
2. Mengevaluasi dan mengatur rute produksi rokok dapat dilakukan dengan
pengangkutan yang efektif dan melakukan standarisasi material dan pemberian informasi
perbaikan. agar penanganannya tidak salah.
3. Alat pengangkut hanya digunakan untuk
satu jenis pengangkutan. KESIMPULAN DAN SARAN
4. Memberikan informasi material (tujuan Kesimpulan
pengangkutan) 1. Aliran material selama proses produksi
Over Production rokok terjadi selama 152.59 menit dan
Upaya minimalisasi pemborosan 82.24 menit diantaranya merupakan value
overproduction yang terjadi pada produksi adding activity, sedangkan aliran
rokok, antara lain: informasi selama 29 hari terhitung
1. Mengatur kesesuaian input dan output konsumen mulai memesan hingga
setiap tahapan proses dengan pengiriman produk.
mempertimbangakan kapasitas dan 2. Proses produksi rokok terdiri atas dari 21
kecepatan proses. aktivitas tersebut 42.86% atau 9 aktivitas
2. Menentukan area space material pada termasuk dalam jenis value adding
input dan output proses dengan activity, 28.57% atau 6 aktivitas termasuk
memperhatikan keseimbangan proses dan dalam jenis non value adding activity, dan
potensi penumpukan material. 28.57% atau 6 aktivitas lainnya termasuk
3. Menekankan penyelesaian proses yang dalam jenis necessary but non value
tepat waktu dan tepat jumlah dengan adding activity.
melakukan control 3. Penyebab terjadinya pemborosan ada lima
indikasi yaitu manusia, mesin, metode,
Unnecessary Motion
material dan lingkungan, sehingga
Upaya minimalisasi pemborosan
perbaikan proses produksi dapat
unnecessary motion yang terjadi pada proses
dilakukan dengan melakukan perbaikan
produksi rokok, antara lain:
pada lima aspek tersebut.
AGROINTEK Volume 5, No. 1 Maret 2011 27

Saran Gaspersz V. 2007. Lean Six Sigma for


1. Melalukan inspeksi berkelanjutan pada Manufacturing and Service Industries.
tiap proses produksi guna meminimalisasi Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
terjadinya waste. Hicks H, Mc Govern, dan Donnelly. 2004. A
2. Kombinasi metode lean dan metode pull functional model of supply chains and
system (Kanban) digunakan sebagai salah waste. Int. J. Production Economics 89
satu alternatif dalam mengurangi (2004)165-174.
penumpukan pada tiap proses produksi. Jain S, P.Agarwal, dan Bhandari. 2008.
Essentials of Lean Production: Value
DAFTAR PUSTAKA Stream Mapping. Mechanical
Anonymous. 2009. Engineering Department, Samrat Ashok
http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/tmi/ Technological Institute (Degree),
2007/jiunkpe-ns-s1-2007-25402014- Vidisha (M P) 464001.
3862-produktivitas_lean-chapter2.pdf. Lian YH dan HV Landeghem. 2002. An
[diakses pada tanggal 13 Juli 2009] Application of Simulation and Value
Belova I dan Z. Yangsong. 2008. Value Stream Mapping in Lean
Stream Mapping for Waste Redusction Manufacturing. Department of
in Playing System Components Flow : Industrial Management Ghent
Leaning The Value Stream of Origo University Technologiepark, 903, B-
Family Components at HAGS Aneby 9052, Ghent, Belgium.
AB. [Master Thesis in International Mayers S. 2002. Motion and Time Study of
Logistic and Supply Chain Lean Manufacturing 3rd Edition,
Management, Jonkoping International Pittsburg: Prentice Hall co. Ltd.
Business Schooll. Jonkoping Moses S dan V Permata. Pendekatan Lean
University] Thinking dalam Meminimasi Waste
Creese R. 2001. Cost Management in Lean pada Sistem Pemenuhan Order Guna
Manufacturing Enterprises and The Mengurangi Biaya Dan Waktu (Studi
Effects Upon Small and Medium Kasus : PT Kasa Husada Wira Jatim),
Enterprises. Proceedings of The Fourth Prosiding Seminar Nasional
SMESME International Conference. Manajemen Teknologi VII, Program
Czarnecki H dan N Loyd. 2001. Simulation of Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari
Lean Assembly Line for High Volume 2008
Manufacturing. Center for Automation Moses S dan UJ Marpaung. Pengurangan
and Robotics University of Alabama in Waste di Lantai Produksi dengan
Huntsville Huntsville. Alabama. Penerapan Lean Manufacturing Guna
Elias S, B Waller, dan G Williams. 2000. Meningkatkan Produktivitas Kerja
Downstream Distribution Big Picture Perusahaan Studi Kasus : PT Barata
Mapping an analysis of the generic Indonesia (Persero). Prosiding Seminar
current customer order-fulfilment Nasional Manajemen Teknologi VIII,
system from Sale to Manufacturer, and Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2
Manufacturer to delivery. Lean Agustus 2008
Enterprise Research Centre, ICDP Vanany I. 2005. Aplikasi Pemetaan Aliran
Evans JR. dan WM Lindsay. 2007. An Nilai di Industri Kemasan Semen.
Introduction to Sig Sixma and Process Journal Jurusan Teknik Industri,
Improvement, Pengantar Sig Sixma. Fakultas Teknologi Industri,
Jakarta : Salemba Empat. Universitas Kristen Petra. Surabaya.

You might also like