Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Jurnal Ilmu Ekonomi ISSN 2302-0172

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 11 Pages pp. 44- 54

ANALISIS PENGARUH DANA PERIMBANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN


PDRB DI PROVINSI ACEH

Zulfa Eliza1), Said Muhammad2), Muhammad Nasir3)


1)
Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2,3)
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Abstract: The purpose of this research is to examine the relationship of fiscal decentralization to
economic growth in Indonesia during the years 2005-2009. The data used is panel data that
includes data General Allocation Fund, Special Allocation Fund, and Revenue Sharing Fund as
well as the data of Gross Regional Domestic Product (GRDP) with all regencies/cities in Aceh
Province. Analysis model used is the method of panel data with four variables, they are: Gross
Regional Domestic Product (GDP) as the dependent variable while the General Allocation Fund
(DAU), Special Allocation Fund (DAK) and Revenue Sharing Fund (DBH) as independent
variables. Data are grouped into three areas, they are, (1). North-East, (2). Middle, and (3). West-
South. The purpose of grouping is to see the difference in the results for the three regions. In
general, the General Allocation Fund (DAU) and Revenue Sharing Fund have positive effect on
GDP. While the Special Allocation Fund has no effect on GDP (the estimation is not significant).
Based on these results, the provincial government needs to ensure the sustainability of fiscal
transfers to regions that have been proven to encourage regions economic growth. For local
governments need to maximize the use of the transfer by looking at the scale of development
priorities that aim to accelerate the region's economic development can be realized .

Keywords: General Allocation Fund, Special Allocation Fund, Revenue Sharing Fund, and
Regional Gross Domestic Product.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan desentralisasi fiskal dengan
pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun 2005-2009. Data yang digunakan adalah data panel
yang mencakup data Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi khusus, dan Dana Bagi Hasil serta data
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) seluruh Kabupaten/Kota di provinsi Aceh. Model
analisis yang digunakan adalah metode analisis data panel dengan empat variabel yaitu Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai variabel terikat (dependent variable) sedangkan Dana
Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana BAgi Hasil (DBH) sebagai
variabel bebas (independent variable). Data dikelompokkan atas tiga wilayah yaitu, (1). Timur-
Utara, (2). Tengah dan (3). Barat-Selatan. Tujuan pengelompokkan ini adalah untuk melihat
perbedaan hasil untuk tiga wilayah tersebut. Secara umum, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana
Bagi Hasil berpengaruh positif terhadap PDRB. Sedangkan Dana Alokasi Khusus tidak
berpengaruh terhadap PDRB (hasil estimasi tidak signifikan). Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
pemerintah provinsi perlu menjamin kelangsungan transfer fiskal ke daerah yang terbukti telah
mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. bagi pemerintah daerah perlu memaksimalkan
penggunaan transfer ini dengan melihat skala prioritas pembangunan sehingga tujuan untuk
mempercepat pembangunan ekonomi daerah dapat terwujud.

Kata kunci: DAU, DAK, DBH dan PDRB.

PENDAHULUAN kebijakan perdagangan luar negeri yang


Pertumbuhan ekonomi adalah salah dikendalikan oleh pemerintah menjadi
satu indikator yang lazim digunakan untuk instrumen utama dalam usaha menstimulus
melihat keberhasilan pembangunan suatu pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain perbaikan
bangsa. Kebijakan fiskal dan moneter serta sistem kelembagaan pemerintah juga memiliki
Volume 2, No. 1,Februari 2014 - 44
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

pengaruh terhadap pembangunan ekonomi. Secara terpisah, pemerintah Indonesia


Salah satu aspek reformasi yang juga telah mengeluarkan Undang-Undang No.
mendapat perhatian penting dalam kerangka 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintah Aceh,
pembangunan daerah hingga sekarang adalah sesuai dengan amanat Memorandum of
persoalan kebijakan otonomi daerah. Otonomi Understanding (MoU) Helsinki antara
daerah yang sedang bergulir sebagai bagian dari pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan
adanya reformasi atas kehidupan bangsa yang Aceh Merdeka (GAM). Otonomi khusus
oleh pemerintah pusat telah ditampung dalam merupakan suatu bentuk otonomi yang
Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 dirancang dengan suatu tawaran melebihi dari
(perubahan kedua atas UU Nomor 32 / 2004) otonomi biasa. Dalam Undang-Undang
Tentang Pemerintah Daerah. Otonomi Aceh, daerah Aceh selain
Perdebatan yang mengemuka mendapatkan kekuasaan lebih besar dalam
dikalangan praktisi ekonomi berkaitan dengan menentukan sistem pengadilan dan
desentralisasi fiskal telah berlangsung cukup pendidikannya sendiri, juga memperoleh bagian
lama. Isu utama yang menarik untuk senantiasa pendapatan yang lebih besar dari penerimaan
dikaji adalah mengenai keterkaitan antara pertambangan minyak dan gas bumi dengan
desentralisasi fiskal dengan salah satu indikator persentase masing-masing sebesar 55 persen
kesejahteraan masyarakat, yakni pertumbuhan dan 40 persen.
ekonomi. Terdapat dua teori yang bertentangan Jumlah dan perkembangan Dana
dalam membahas masalah tersebut. Dalam teori Perimbangan yang di transfer dari pemerintah
konvensional (Traditional Theory) dijelaskan pusat kepada Provinsi Aceh yang mencakup
bahwa desentralisasi fiskal tidak hanya Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi
menimbulkan kesenjangan antar daerah, namun Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil Pajak
juga tidak baik untuk pertumbuhan ekonomi (DBH) baik bagi hasil pajak maupun yang
dan dapat mengganggu stabilitas. Namun bukan hasil pajak. Tabel di bawah ini meringkas
demikian, dalam teori perspektif baru (New secara keseluruhan dana perimbangan dari
Perspective Theory) menilai bahwa pusat kepada provinsi Aceh sebagai berikut :
desentralisasi fiskal dapat meningkatkan
efisiensi dan mereduksi kesenjangan antar
daerah serta mempercepat pertumbuhan
ekonomi. Penerapan desentralisasi dapat
menempatkan daerah pada posisi yang lebih
baik darisisi keuangan dan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat (Widhiyanto,
2008 : 19).

45 - Volume 2, No. 1, Februari 2014


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Tabel persen.
Perkembangan Dana Perimbangan
Kondisi ini menarik untuk dikaji lebih
Provinsi Aceh Tahun 2005-2009
(Dalam Jutaan Rupiah) mendalam mengenai keterkaitan antara Dana
Tahu DAU( DAK DBH(R Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus
n Rp) (Rp) p)
(DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH) dengan
2005 2,830, 229,5 693,727
2006 725 50 1,331,4 pertumbuhan PDRB. Hal ini sangatlah penting
2007 4,559, 592,8 45 mengingat tujuan otonomi daerah itu sendiri
2008 998 00 1,369,3
5,178, sebagai alat untuk mendorong pemerintah
2009 800,6 60
437 daerah dalam upaya peningkatan pertumbuhan
88 1,435,7
5,791,
428 969,6 66 ekonomi. Maka berdasarkan latar belakang
46 1,005,1
penelitian di atas penulis mencoba untuk
6,323, 992,1 01
08 meneliti tentang masalah tersebut dengan judul
828
penelitian “Analisis Pengaruh Dana Alokasi

Dari data di atas dapat di lihat bahwa pada Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),

tahun 2006, Dana alokasi Umum meningkat dan Dana Bagi Hasil (DBH) Terhadap

sangat drastis sebesar Rp. 4.559.998 juta dari Pertumbuhan PDRB di Provinsi Aceh.”

tahun sebelumnya sebesar Rp. 2.830.725 juta.


Sedangkan Dana Alokasi Khusus, peningkatan RUMUSAN MASALAH

yang sangat signifikan terjadi pada tahun 2007 Berdasarkan latar belakang penelitian

sebesar Rp.800.668 juta dari tahun sebelumnya yang telah dijelaskan di atas maka dapat

sebesar Rp. 592.800 juta. Dan Dana Bagi Hasil dirumuskan masalah penelitian adalah seberapa

mengalami penurunan yang signifikan pada besar pengaruh dana alokasi umum, dana

tahun 2009 sebesar Rp. 1.005.101 dari tahun alokasi khusus dan dana bagi hasil terhadap

sebelumnya yaitu tahun 2008 sebesar Rp. pertumbuhan PDRB di Provinsi Aceh. Sehingga

1.435.776 juta. tujuan penelitian ini adalah Adapun tujuan

Terjadinya fluktuasi pertumbuhan penelitian ini adalah untuk mengetahui

PDRB juga mengakibatkan terjadinya fluktuasi pengaruh dana alokasi umum, dana alokasi

pertumbuhan PDRB per kapita. Pada tahun khusus, dana bagi hasil terhadap pertumbuhan

2006 PDRB per kapita Aceh mengalami PDRB di Provinsi Aceh.

pertumbuhan yang sangat kecil yaitu sebesar


2,37 persen, tetapi pada tahun 2007 dan 2008 STUDI KEPUSTAKAAN

PDRB per kapita Aceh mengalami penurunan Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

sebesar 3,98 persen dan 6,82 persen. Sementara Pertumbuhan ekonomi berarti

pada tahun 2009 PDRB per kapita Aceh perkembangan kegiatan dalam perekonomian

kembali mengalami penurunan sebesar 0,07 yang menyebabkan barang dan jasa yang

Volume 2, No. 1, Februari 2014 - 46


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

diproduksikan dalam masyarakat meningkat diakuisebagai penambahan nilai kekayaan


(Sukirno, 1994 : 10). bersih dalam periode tahun anggaran
Otonomi daerah tidak hanya berhenti bersangkutan. Sedangkan pada butir 14
pada pembagian dana pembangunan yang sebelumnya juga disebutkan bahwa Anggaran
relatif adil antara pemerintah pusat dan daerah Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya
yang diwujudkan dalam bentuk dana disebut APBD adalah rencana keuangan
perimbangan (balance fund), tetapi keberhasilan tahunan pemerintah daerah yang ditetapkan
otonomi daerah juga diukur dari berapa besar dengan peraturan daerah.
produksi yang dapat disumbangkan masyarakat Sumber pendapatan daerah menurut
terhadap pertumbuhan ekonomi daerah atau UU No. 32 tahun 2004 pasal 157, dan UU No.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). 33 tahun 2004 pasal 6Tentang Perimbangan
Keuangan antara Pusat dan daerah. Menurut
Keuangan Daerah undang-undang dan Peraturan Pemerintah
Keuangan daerah dalam PP No. 105 tersebut pendapatan daerah terdiri dari
tahun 2000 adalah : ”semua hak dan kewajiban 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri
daerah dalam rangka penyelenggaraan dari:
pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan a. Hasil pajak daerah
uang termasuk di dalamnya segala bentuk b. Hasil retribusi daerah
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah
kewajiban daerah tersebut dalam kerangka yang dipisahkan
APBD”. d. Lain-lain PAD yang sah
Sistem pembiayaan pemerintah mencakup 2. Dana perimbangan
pembagian keuangan antara pemerintah pusat 3. Lain-lain pendapatan yang sah.
dan daerah serta pemerataan antara daerah Lebih rinci pada pasal 10 Undang-
secara adil dan proposional,demokratis dan undang No. 33 tahun 2004 disebutkan bahwa
transparan, dengan tetap memperhatikan yang menjadi sumber-sumber pembiayaan
potensi, kondisi dan kebutuhan daerah sejalan untuk pembangunan daerah (capital investment),
dengan kewajiban dan pembagian kewenangan antara lain berasal dari dana perimbangan yang
tersebut termasuk pengelolaan dan pengawasan diterima oleh daerah-daerah pemerintah pusat.
keuangannya. Dana perimbangan tersebut berupa:
a. Dana Bagi Hasil (DBH)
Penerimaan Daerah b. Dana Alokasi Umum (DAU)
Menurut UU No. 32 Tahun 2004 pasal c. Dana Alokasi Khusus
1 butir 15 menjelaskan bahwa pendapatan Disamping dana perimbangan yang
daerah adalah semua hak daerah yang berasal dari pemerintah pusat, daerah juga dapat

47 - Volume 2, No. 1, Februari 2014


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

membiayai pelaksanaan pembangunan daerah Di mana:


melalui PAD berupa Pajak Daerah, Retribusi Yi = PDRB riil di Kabupaten/kota i
Daerah, BUMD dan lain PAD yang sah. Akan β1 = Konstanta
tetapi dapat dikatakan bahwa PAD inilah yang βi = Konstanta dari tiap cross-section
sebenarnya menjadi barometer utama suksesnya β2β3β4 = Koefisien Regresi
pelaksanaan otonomi daerah. Diharapkan DAUit = Jumlah Dana Alokasi Umum di
dengan adanya otonomi, kemandirian daerah kabupaten/kota selama periode t
dapat diwujudkan yang dimanifestasikan lewat DAKit = Jumlah Dana Alokasi Khusus di
struktur PAD yang kuat. kabupaten/kota selama periode t
DBHit = Jumlah Dana Bagi Hasil di
METODE PENELITIAN kabupaten/kota selama periode t
Ruang Lingkup Penelitian
POPit =Jumlah penduduk dari
kabupaten/kota selama periode t
Penelitian ini terbatas pada data dan
ei = error terms
informasi mengenai variabel bebas yaitu DAU,
Adapun untuk mengetahui model
DAK, dan DBH serta variabel nilai Produk
estimasi yang sesuai dilakukan dengan langkah-
Domestik Regional Bruto (PDRB) riil propinsi
langkah sebagai berikut :
Aceh sebagai variabel terikat selama periode
1. Estimasi dengan model Fixed
2005 sampai tahun 2009. Data yang digunakan
Effect
dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
2. Dilakukan Redundant Test untuk
diperoleh dari instansi yang terkait dengan
mengetahui apakah model yang
penelitian ini.
sesuai adalah Pool Least Square
atau Fixed Effect. Hipotesis nol
Model Analisis
dari test ini adalah bahwa model
Untuk melihat bagaimana pengaruh
yang sesuai adalah Pool Least
dana perimbangan terhadap pertumbuhan
Square.
PDRB di Propinsi Aceh dilakukan dengan
3. Estimasi dengan model Random
menggunakan alat ukur analisa data panel.
Effect.
Adapun persamaan umum data panel adalah
4. Dilakukan Hausman Test untuk
sebagai berikut:
mengetahui apakah model yang
Y= β1 + β2X2i + β3X3i +β4X4i + Ui
sesuai adalah Fixed Effect atau
Yang dapat diubah menjadi, Random Effect. Hipotesis nol dari
test ini adalah bahwa model yang
Yi = β1 + βi + β2DAUit + β3DAKit + β4DBHit +
sesuai adalah Random Effect.
ei

Volume 2, No. 1, Februari 2014 - 48


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

5. Setelah model yang sesuai diperoleh, analisa panel data untuk semua kabupaten/kota
estimasi yang digunakan adalah estimasi di provinsi Aceh.
yang diperoleh berdasarkan hasil uji
panel data tersebut. Dari hasil pengujian Redundant test
dan Haussman test diketahui bahwa model
HASIL PENELITIAN DAN yang sesuai untuk estimasi adalah model fixed
PEMBAHASAN effect. Dari hasil estimasi panel data diatas
dapat dianalisis berdasarkan koefisien-
Tabel koefisiennya sebagai berikut:
Hasil Estimasi PengaruhDAU, DAK, dan
DBH Terhadap Pertumbuhan PDRB di Y = 30509438 + 4,93 DAU – 13,22 DAK
Provinsi Aceh + 2,53 DBH

Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui


bahwa :

1. Jika variabel DAU meningkat Rp.


1.000.000, maka nilai PDRB Riil akan naik
sebesar 4,93 Juta Rupiah, dengan asumsi
bahwa variabel DAK dan DBH dianggap
konstan.
2. Jika variabel DAK meningkat Rp.
1.000.000, maka nilai PDRB riil akan turun
sebesar 13,22 Juta Rupiah, dan dengan
asumsi bahwa variabel DAU dan DBH
dianggap konstan.

Sumber: Hasil Analisa Panel Data Provinsi 3. Jika variabel DBH meningkat Rp.
Aceh 1.000.000, maka nilai PDRB Riil akan naik
sebesar 2,53 Juta Rupiah, dan dengan
Dari hasil penelitian menunjukkan
asumsi bahwa variabel DAU dan DAK
bahwa pelimpahan keuangan dan urusan
dianggap konstan.
perpajakan dari pemerintah pusat ke daerah
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah
Koefisien determinasi (R2) pada
selama periode penelitian 2005-2009. Hal ini
variabel PDRB Riil adalah 0,99 yang berarti
dapat dilihat dari hasil penelitian melalui

49 - Volume 2, No. 1, Februari 2014


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

99,5% nilai PDRB Riil oleh variabel diperoleh hasil β1 = 4,93 (β1 ≠ 0), dengan nilai
independen (DAU, DAK, dan DBH). t hitung > t tabel (5,05 > 1,65) . Hal ini
Sedangkan heterogenitas dari tiap-tiap menunjukkan bahwa variabel DAU
Kabupaten/Kota di Aceh sangat beragam. berpengaruh terhadap PDRB riil. Variabel
Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh yang DAK diperoleh hasil β2 =13,22 (β2 ≠ 0),
mempunyai heterogenitas positif adalah Aceh dengan nilai mutlak t hitung > t tabel (-2,23 >
timur, Aceh Barat. Hal ini berarti kelima 1,65) . Hal ini menunjukkan bahwa variabel
Kabupaten/Kota tersebut mempunyai model DAK berpengaruh terhadap PDRB Riil.
estimasi dengan nilai konstan yang lebih tinggi Sedangkan variabel DBH diperoleh hasil β3
dari rata-rata di Aceh. Sedangkan =2,53 (β3 ≠ 0), dengan t hitung > t tabel (4,47 >
Kabupaten/Kota lain mempunyai heterogenitas 1,65).
negatif, atau dengan kata lain dapat dikatakan
bahwa Kabupaten/Kota tersebut mempunyai
model estimasi dengan nilai konstan yang lebih
rendah dari rata-rata di Aceh.

Pembuktian Hipotesis Secara Simultan


Hipotesis penelitian ini
menyatakan terdapat pengaruh faktor-faktor
independen (DAU, DAK, dan DBH) terhadap
PDRB Riil secara simultan. Uji-F dilakukan
dengan membandingkan Fhitung denga Ftabel.
Dengan kriteria pengujian, jika Fhitung >
Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima,
sehingga membuktikan bahwa variabel DAU,
DAK dan DBH memberi pengaruh terhadap
PDRB riil secara simultan.

Pembuktian Hipotesis Secara Parsial

Uji ini dilakukan untuk


mengetahui adanya pengaruh yang signifikan
secara parsial antara variabel independen
terhadap PDRB Riil secara parsial. Berdasarkan
hasil analisis pada tabel di atas, variabel DAU

Volume 2, No. 1, Februari 2014 - 50


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Tabel Alokasi Umum memiliki pengaruh yang negatif


Hasil Estimasi Pengaruh DAU, DAK,
terhadap pertumbuhan ekonomi atau PDRB
dan DBH Terhadap PDRB di Wilayah Pantai
Barat Selatan Riil, hal ini terjadi karena Dana Alokasi Khusus
jauh lebih kecil dari Dana Alokasi khusus dan
Coef Std. t- Dana Bagi Hasil.
Variable ficient Error Statistic Prob.

1327 738 17.98 Model persamaan estimasi panel data


C 9445 531.9 087 0.0000
- - berdasarkan tabel di atas adalah:
0.43600 0.45 0.94942 Y = 13279445 - 0,44 DAU + 5,86 DAK
DAU_ 6 9230 7 0.3461
5.85 2.25 2.597 + 1,34 DBH
DAK_ 8018 5555 152 0.0118
1.33 0.17 7.603
DBH_ 6580 5787 415 0.0000 Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui
Effects bahwa :
Specification

1. Jika besarnya koefisien DAU sebesar 0,44


Cross-section fixed (dummy variables)
juta rupiah dapat diartikan bahwa setiap
0.99 Mean 15402 peningkatan DAUsebesar Rp. 10.000.000
R-squared 1093 dependent var 288
Adjusted R- 0.98 S.D. 13030 akan mendorong meningkatnya PDRB riil
squared 8464 dependent var 086 sebesar 4,4 juta rupiah dengan asumsi
S.E. of 139 Akaike info 31.344
regression 9481. criterion 95 bahwa variabel yang lain dianggap konstan
Sum 1.19 Schwarz 31.910 atau ceteris paribus.
squared resid E+14 criterion 68
- 2. Jika besarnya koefisien DAK sebesar 5,86
Log 1234.7 377.07 juta rupiah dapat diartikan bahwa setiap
likelihood 98 F-statistic 66
Durbin- 1.81 Prob(F- 0.0000 kenaikan DAK sebesar Rp. 10.000.000
Watson stat 0413 statistic) 00 akan mendorong meningkatnya PDRB riil
sebesar 58,6 juta rupiah dengan asumsi
Sumber: Hasil Analisa Panel Data Wilayah
ceteris paribus.
pantai Barat Selatan
3. Dan jika besarnya koefisien DBH sebesar

Hasil Estimasi Untuk Wilayah Pantai Barat 1,34 juta rupiah dapat diartikan bahwa

Selatan setiap kenaikan DBH sebesar Rp.

Hasil penelitian untuk 10.000.000 akan mendorong meningkatnya

wilayah pantai barat selatan memiliki pengaruh PDRB riil sebesar 13,4 juta rupiah dengan
positif terhadap pertumbuhan ekonomi atau asumsi ceteris paribus.
PDRB Riil di seluruh kabupaten kota dalam
wilayah pantai barat selatan. Sedangkan Dana

51 - Volume 2, No. 1, Februari 2014


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Sedangkan koefisien determinasi (R2) atau KESIMPULAN DAN SARAN


Rsquare pada variabel PDRB Riil adalah Kesimpulan
0,9910 yang berarti 99,10% nilai PDRB Riil 1. Transfer keuangan dari pemerintah pusat
yang mempengaruhi variabel independen kepada pemerintah daerah sejak era
(DAU, DAK, dan DBH). desentralisasi jumlahnya terus meningkat,
baik itu dalam bentuk Dana Alokasi Umum,
Pembuktian Hipotesis Secara Simultan Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil.
Hipotesis secara simultan ini melihat Disisi lain angka pertumbuhan ekonomi pun
bagaimana pengaruh faktor-faktor independen terus meningkat, secara umum pertumbuhan
terhadap faktor dependen yaitu PDRB riil ekonomi selama periode penelitian
secara simultan. Pengujian kebenaran hipotesis menunjukkan nilai positif.
inindilakukan dengan uji F. Dengan kriteria 2. Secara umum, Dana Alokasi Umum dan
pengujian, jika F hitung > F tabel ( 72,773 > Dana Bagi Hasil berpengaruh positif
2,725) maka Ho ditolak yang berarti variabel terhadap PDRB Riil. Sedangkan Dana
DAU, DAK, dan DBH berpengaruh terhadap Alokasi Khusus tidak berpengaruh terhadap
PDRB riil secara simultan. PDRB Riil (hasil estimasi tidak signifikan).
3. Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus
Pembuktian Hipotesis Secara Parsial dan Dana bagi hasil dimasing-masing
Uji ini dilakukan untuk mengetahui wilayah, ada yang berpengaruh positif
adanya pengaruh yang signifikan secara parsial maupun tidak berpengaruh antar
antara variabel independen terhadap PDRB Riil wilayah,terkadang di wilayah yang satu
secara parsial. Berdasarkan tabel 4.4 hasil berbeda dengan wilayah yang lainnya.
analisis dari DAU diperoleh hasil β1 = 0,44 (β1 4. Dari hasil estimasi secara parsial, wilayah
≠ 0), dengan thitung > ttabel (0,95 > 1,67) pada pantai Utara-Timur dan wilayah Tengah
semua variabel DAU. Dana Alokasi Umum secara statistik tidak
Hasil analisis dari DAK diperoleh berpengaruh terhadap PDRB Riil. Untuk
hasil β2 = 5,86 dengan nilai mutlak thitung < wilayah pantai Barat-Selatan, Dana Alokasi
ttabel (2,59 < 1,67) pada semua variabel DAK Umum secara statistik tidak berpengaruh
sehingga menunjukkan variabel DAK tidak terhadap PDRB Riil.
berpengaruh terhadap PDRB riil. Sedangkan Saran
pada analisis dari DBH akan menghasilkan β3 = 1. Pemerintah pusat harus menjamin
1,34 dan dengan nilai mutlak t hitung > t tabel kelangsungan transfer fiskal ke daerah,
(7,6 > 1,67) pada semua variabel juga tidak karena terbukti dana perimbangan
berpengaruh terhadap PDRB riil. mampu mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi daerah dan selanjutnya

Volume 2, No. 1, Februari 2014 - 52


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

pertumbuhan ekonomi nasional.di sisi perimbangan khusus Provinsi Aceh yang


lain pemerintah pusat juga memperluas utama adalah dirumuskannya aturan
kewenangan bagi pemerintah daerah main yang baku yang mengikat seluruh
dalam mengurus rumah tangga sendiri. proses pengelolaan dana tersebut.
Implementasi terhadap Undang-Undang Selanjutnya yang juga penting
Nomor 32 tentang Pemerintah daerah adalah bagaimana agar dana yang
perlu menindaklanjuti dengan berbagai disalurkan sampai ke tingkat kampung
aturan pelaksana, sehingga pembangunan tersebut terserap dengan baik dan
di tingkat daerah benar-benar memberikan dampak bagi kemajuan
dilaksanakan sesuai dengan aspirasi masyarakat.
masyarakat lokal.
2. Pemerintah provinsi perlu mengkaji
kembali kebijakan pemberian Dana DAFTAR PUSTAKA
Alokasi khusus kepada daerah, sehingga
ini mampu menunjang pertumbuhan Arsyad dan Erwin, (2006). Dampak
Desentralisasi Fiskal Di Indonesia
perekonomian daerah. karena pada
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
dasarnya seluruh transfer yang diberikan Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB),
Perpustakaan Universitas Indonesia
ke kabupaten/kota bertujuan untuk
(UI), Tesis – S2.
memperkuat basis ekonomi daerah dan
Arsyad, L. (1999). Ekonomi Pembangunan.
meningkatkan kemampuan keuangan
Edisi ke-4, Sekolah Tinggi Ilmu
pemerintah kabupaten/kota. Ekonomi. YKPN, Yogyakarta.
3. Pemerintah Kabupaten/kota perlu
Astuti, E.S., Haryanto, J.T. (2005). Analisis
mengoptimalkan penggunaan dana Dana Alokasi Umum (DAU) dalam Era
Otonomi Daerah Studi Kasus 30
transfer dari pemerintah pusat sesuai
Provinsi, Manajemen Usahawan
dengan tujuan penggunaannya, sehingga Indonesia, TH XXXV (12), 45-54.
dengan dana tersebut mampu mendorong
_________________. (2006). Aceh Dalam
pertumbuhan ekonomi lebih cepat dan Angka Tahun 2005 : Badan Pusat
Statistik Kota Banda Aceh, Aceh.
dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat lokal. Bahl, R.W dan Linn, J.F. (1992). Urban Public
Finance in Developing Countries,
4. Penanganan kendala antara lain dengan
Oxford University Press Oxford
memberikan bantuan asistensi pada
Basri,Faisal (2002). Perekonomian Indonesia..
tingkat distrik untuk menata manajemen
Erlangga, Jakarta.
dan pertanggungjawaban pengelolaan
Boediono. (2002). Kebijakan Pengelolaan
dana perimbangan Khusus Provinsi Aceh.
Keuangan Negara Dalam Rangka
5. Harapan terkait pengelolaan dana Pelaksanaan Azas Desentralisasi Fiskal,

53 - Volume 2, No. 1, Februari 2014


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Jakarta: Makalah yang disampaikan


dalam rapat koordinasi pendayagunaan
aparatur negara tingkat nasional.

Dornbusch, R.S. Fischer dan R.Startz. (2004).


Macroeconomics, 9th ed, McGraw-Hill.

Feltenstein, A., dan Iwata, S. (2005).


Decentralization and Macroeconomic
Performance in China: Regional
Autonomy and its Costs. Journal of
Development Economics. Elsevier:
Great Britain.

Gujarati, D.N., dan porter D.C. (2009). Basic


Econometrics. Fifth edition, McGraw-
Hill Companies, New York.

Volume 2, No. 1, Februari 2014 - 54

You might also like