Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2009

TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN (STUDI KASUS PADA


KENDARAAN BERTONASE BERAT)

Syafria Ningsih
Email: ningsih.syafria@yahoo.com

Pembimbing: Dr. Harapan Tua R.F.S, M.Si


Bibliografi: 19 Buku, 1 Skripsi
Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas KM 12,5, Kel. Simpang Baru, Pekanbaru

ABSTRACT
This research was conducted at the Departement of Trasportation in Pekanbaru is The
Implementation Local Regulation Number 2 of 2009 About Trafficand Road Transport In The
City of Pekanbaru (Case Study Have A Tonnage). The purpose of this study was to determine
and analyze the Implementation Local Regulation Number 2 of 2009 About Trafficand Road
Transport In The City of Pekanbaru (Case Study Have A Tonnage) And the factors that affect
The Implementation Local Regulation Number 2 of 2009 About Trafficand Road Transport In
The City of Pekanbaru (Case Study Have A Tonnage ).
The concept of the theory of implementation by Merilee S. Grindle (Agustino:2012) : 1.
Type of benefit, 2. Site of decision making, 3. Resources committed, 4. Institution and regime
characteristic, 5. Compliance and responsiveness. This research uses qualitative research
methods to the studi of descriptive data. In data collection, the author uses interview
technique of triangulation as a source in the validaty of the data.
The result of this research indicate that Implementation Local Regulation Number 2 Of
2009 About Trafficand Road Transport In The City of Pekanbaru (Case Study Have A
Tonnage) yet feels maximum. Looked at violation prohibition of traffic sign by have a
tonnage in Pekanbaru every years cause of society awareness. Not consistent in decision
making, human resources make control of implementation be not maximum, not compliance
and responsive by society.
The factors that affect the Implementation Local Regulation Number 2 of 2009 About
Trafficand Road Transport In The City of Pekanbaru (Case Study A Have Tonnage) is spread
less socialization and sanction enforcement is not explicit.
Keywords : Implementation. Trafficand Road Transport

JOM FISIP Vo. 2 No. 2- Oktober 2015 Page 1


PENDAHULUAN Pelaksanaan Perda No 2 Tahun
2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Sistem Pemerintah Negara Jalan dilaksanakan oleh Dinas
Kesatuan Republik Indonesia menurut Perhubungan Komunikasi dan Informatika
Undang-Undang Dasar 1945 memberikan Kota Pekanbaru. Dishubkominfo Kota
keleluasaan kepada daerah untuk Pekanbaru bertugas melakukan penetapan
menyelenggarakan otonomi daerah.Dalam sasaran dan arah kebijakan sistem lalu
penyelenggaraan otonomi daerah, lintas dan angkutan jalan di Kota
dipandang perlu untuk menekankan pada Pekanbaru serta melakukan pengawasan
prinsip-prinsip demokrasi peran serta terhadap pelaksanaan lalu lintas dan
masyarakat, pemerataan dan keadilan serta angkutan jalan di Kota Pekanbaru tersebut.
memperhatikan potensi dan Dikeluarkannya Perda No 2 Tahun
keanekaragaman daerah.Pembangunan 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
daerah merupakan salah satu kebijakan Jalan di Kota Pekanbaru ternyata tidak
strategis dalam otonomi daerah dengan dapat sepenuhnya memberikan keadaan
menyususn suatu perencanaan berlalu lintas dan penggunaan angkutan
pembangunan yang terpadu dan yang bebas dari hambatan dan kemacetan
komperensif dengan melibatkan seluruh di jalan. Pelaksanaan Perda No 2 Tahun
unsur selaku pembangunan terpadu dan 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
mempertimbangkan potensi serta peluang Jalan di Kota Pekanbaru dirasakan belum
yang ada didaerah bersangkutan sehingga maksimal. Hal tersebut di buktikan dengan
terwujud pembangunan yang multi sektor. tingkat pelanggran lalu lintas di Kota
Kota Pekanbaru sebagai Ibu Kota Pekanbaru yang sangat tinggi.
Provinsi Riau mengalami pertumbuhan Kesemerawutan kota seperti kemacetan
dan perkembangan daerah dengan masih sering terjadi, dan tingkat
diberlakukannya Undang-Undang kecelakaan yang tinggi.
Otonomi Daerah.Hal ini dapat kita lihat Salah satu permasalahan lalu lintas
pada pembangunan daerah di Kota dan angkutan jalan yang harus ditangani
Pekanbaru yang berkembang cukup pesat. oleh Dishubkominfo Kota Pekanbaru saat
Pertumbuhan penduduk dan meningkatnya ini adalah meningkatnya jumlah kendaraan
kebutuhan ekonomi menjadi salah satu bertonase berat yang ada di Kota
pemicu lajunya arus urbanisasi di Kota Pekanbaru.Peningkatan jumlah kendaraan
Pekanbaru, yang secara tidak langsung bertonase berat saat ini berdampak
berdampak pada meningkatnya kebutuhan terhadap ketertiban lalu lintas di Kota
akan transportasi. Pekanbaru. Kendaraan bertonase berat
Lalu lintas dan angkutan jalan yang sering melewati jalan dalam kota
sebagai bagian dari sistem transportasi membuat pengguna jalan lainnya merasa
nasional harus dikembangkan potensi dan terganggu. Berikut jumlah kendaraan
perannya untuk mewujudkan keamanan, bertonase berat yang ada di Kota
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran Pekanbaru :
berlalu lintas dan angkutan jalan dalam
rangka mendukung pembangunan ekonomi
dan pengembangan wilayah. Lalu lintas
dan angkutan jalan mempunyai peran
starategis dalam mendukung pembangunan
dan integrasi nasional sebagai bagian dari
upaya memajukan kesejahteraan umum
sebagaimana yang diamanatkan oleh
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun1945.

JOM FISIP Vo. 2 No. 2- Oktober 2015 Page 2


Tabel 1.I lalu lintas guna kepentingan pengaturan
Data Jumlah Kendaraan jalan dan kelancaran lalu lintas dan
Bertonase Berat di Kota angkutan jalan, daya dukung untuk
Pekanbaru pada Dinas menerima muatan sumbu terberat. Setiap
Perhubungan Komunikasi dan kendaraan harus berjalan pada jalur jalan
Informatika Kota Pekanbaru yang telah ditetapkan. Dishubkominfo
Tahun 2012-2014 Kota Pekanbaru melalui Pasal 200 Perda
No 2 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan
Tahun Angkutan Jalan, menyatakan bahwa :
N Jenis 201 201 201
o Kendaraa 2 3 4 a. Kendaraan bermotor beroda 3 (tiga) /
n Becak Bermotor baik yangdigunakan
1 TruckSu 101 103 141 sebagai angkutan orang maupun
mbu 2 25 10 83 barang dilarangberoperasi di Wilayah
2 TruckSu 605 118 118 Kota Pekanbaru, kecuali kendaraan
mbu 3 4 4 bagipenyandang cacat.
3 Tanki 420 420 347 b. Bagi kendaraan angkutan barang
Sumbu 2 dengan MST (Muatan
SumbuTerberat) lebih dari 3000 Kg
4 Tanki 92 213 180
yang dapat mengganggu kelancaran
Sumbu 3
lalulintas, mengakibatkan penurunan
5 Trucror 120 293 249
tingkat pelayanan jalan
Head
danmengakibatkan kerusakan jalan
6 Jumlah 113 124 161
harus mendapat izin penggunaan jalan
62 20 43
dari Dinas Perhubungan Komunikasi
Sumber : Dishubkominfo Kota Pekanbaru dan Informatika.
Berdasarkan tabel di atas dapat c. Penggunaan jalan selain dari fungsi
disimpulkan bahwa berdasarkan data yang jalan yang diduga dapatmenggangu
diperoleh dari Dishubkominfo Kota keselamatan, kelancaran lalulintas dan
Pekanbaru jumlah kendaraan bertonase mengakibatkanpenurunan tingkat
berat di Kota Pekanbaru setiap tahunnya pelayanan jalan harus mendapat izin
mengalami peningkatan. Secara penggunaanjalan dari Dinas
keseluruhan jumlah peningkatan Perhubungan, Komunikasi dan
kendaraan bertonase berat di Kota Informatika
Pekanbaru melebihi 1000 kendaraan dari Berdasarkan pasal 200 ayat (2)
tahun 2012 ke tahun 2013. Jumlah tersebut diterangkan bahwa bagi kendaraan
kendaraan tersebut semakin meningkat yang dengan muatan lebih dari 3000 kg
pada tahun 2013 yaitu mencapai 3000 yang dapat mengganggu kelancaran lalu
kendaraan. Kenaikan jumlah kendaraan lintas, penurunan tingkat pelayanan jalan
bertonase berat pada 2 tahun terakhir, dan mengakibatkan kerusakan jalan harus
menunjukkan kenaikan yang signifikan. seizin dari Dishubkominfo Kota
Tingginya pertumbuhan kendaraan Pekanbaru. Secara tidak langsung
bertonase berat tersebut akan berdampak kendaraan bertonase berat tidak
pada kesemerawutan, kemacetan dan dibenarkan untuk melewati jalan-jalan
bahkan kecelakaan lalu lintas yang dalam kota. DishubkominfoKota
merugikan pengguna jalan apabila tidak di Pekanbaru telah menetapkan bahwa jalan
tata dengan baik. lingkar kota yaitu Jalan Garuda Sakti dan
Penggunaan jalan harus Jalan Kubang Raya sebagai jalan yang
disesuaikan dengan fungsi dan intensitas dikhususkan untuk kendaraan angkutan
barang dengan tonase berat.

JOM FISIP Vo. 2 No. 2- Oktober 2015 Page 3


Dinas Perhubungan Komunikasi ketertiban lalu lintas di Kota Pekanbaru,
dan Informatika Kota Pekanbaru telah seperti terjadinya kemacetan sehingga
melakukan sosialisasi terhadap pengalihan mengganggu aktifitas pengguna jalan
arus kendaraan angkutan tonase berat lainnya.Salah satu jalan yang sering
dengan menempatkan anggotanya di titik- mengalami kemacetan tersebut adalah
titik pintu masuk Kota Pekanbaru, dan jalan HR SoebrantasPanam. Hal ini tentu
pemasangan rambu-rambu dan marka tidak sesuai dengan pasal 201 Perda No 2
jalan. Akan tetapi meskipun demikian 7DKXQ \DQJ EHUEXQ\L µ¶Mobil berat
pelanggaran rambu larangan masuk kota dan / atau kendaraan bermotor yang
masih tetap terjadi. Berikut data jumlah mengangkut alat-alatberat dengan volume
pelanggaran kendaraan bertonase berat ukuran dan dimensi yang diperkirakan
yang masuk jalan dalam Kota Pekanbaru. dapat mengakibatkan kemacetan lalu
lintas atau kerusakan jalan yang akan
Tabe dilalui harus mendapat izin penggunaan
l 1.2 jalan dari DinasPerhubungan,
.RPXQLNDVL GDQ ,QIRUPDWLND ¶¶
Data Pelanggaran Rambu-Rambu
Selain menyebabkan kemacetan,
Larangan Masuk Kota oleh Kendaraan
kendaraan bertonase berat juga
Bertonase Berat di Kota
menyebabkan menurunnya kualitas jalan
PekanbaruTahun 2012-2014
yang ada di dalam Kota Pekanbaru, seperti
Jalan Soekarno Hatta tepatnya didepan
Jenis Kendaraan pasar pagi yang mengalami kerusakan
Tah Truc Truc Tank Tank Juml akibat sering dilewati oleh kendaraan
un k k i i ah bertonase berat, juga pada ruas jalan HR
Sum Sum Sum Sum Soebrantas menyebabkan banyaknya jalan
bu 2 bu 3 bu 2 bu 3 yang bergelombang.Keadaan ini akan
201 292 22 menyebabkan kecelakaan yang
24 15 503 membahayakan keselamatan semua
2
201 137 110 pengguna jalan. Oleh karena itu
8 6 261 Pelaksanaan Perda No 2 Tahun 2009
3
201 150 159 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di
3 7 319 Kota Pekanbaru perlu dimaksimalkan
4
pelaksanaannya dalam mewujudkan
Sumber: Olahan Dari Berbagai Sumber
ketertiban lalu lintas dan angkutan jalan
Berdasarkan tabel diatas dapat
yang lancar, terib, aman dan nyaman.
ambil kesimpulan bahwa masih banyak
Saat melakukan observasi di
kendaraan bertonase berat yang melintasi
lapangan penulis menemukan beberapa
jalur-jalur dalam Kota Pekanbaru, seperti
fenomena-fenomena yang berhubungan
pada tahun 2012 terdapat 503 kendaraan
dengan kurang maksimalnya Pelaksanaan
bertonase berat yang melanggar rambu-
Perda No 2 Tahun 2009 Tentang Lalu
rambu larangan masuk Kota Pekanbaru.
Lintas dan Angkutan Jalan di Kota
Pada tahun 2013 jumlah kendaraan yang
Pekanbaru pada kendaraan bertonase berat.
melanggar larangan masuk kota
Fenomena tersebut adalah sebagai berikut
mengalami penurunan hingga 50 persen.
:Pertama, Dishubkominfo Kota Pekanbaru
Akan tetapi pada tahun 2014 pelanggaran
belum menyediakan tempat membongkar
tersebut kembali meningkat hingga lebih
dan memuat barang. Tempat yang
dari 50 kendaraan yang melakukan
dimaksudkan adalah seperti Terminal
pelanggaran.
Cargo. Setiap kendaraan angkutan barang
Pelanggaran terhadap rambu-rambu
wajib melakukan pembongkaran dan
larangan masuk kota oleh kendaraan
memuat barang di tempat yang ditetapkan
bertonase berat berdampak terhadap

JOM FISIP Vo. 2 No. 2- Oktober 2015 Page 4


dan dengan menggunakan alat sesuai 3. Informan Penelitian
dengan sifat dan bentuk barang yang Adapun yang dianggap mengetahui
diangkut. Kedua, lemahnya pengawasan dengan mendalam serta dapatmemberikan
dan pengendalian yang dilakukan keterangan yang dapat dipercayai adalah :
Dishubkominfo Kota Pekanbaru.Ketiga,
kondisi jalan lingkar Kota Pekanbaru yang a. Kepala Bidang Pengawasan dan
rusak, menyebabkan kendaraan bertonase Pengendalian Lalu Lintas Dinas
berat masuk ke dalam jalan Kota Perhubungan Komunikasi dan
Pekanbaru. Informatika Kota Pekanbaru
Berdasarkan latar belakang diatas b. Kepala Urusan Pengawasan dan
maka penulis tertarik untuk melakukan Pengendalian Lalu Lintas
penelitian dengan judul µ¶Pelaksanaan c. Kepala Seksi Managemen dan
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 Rekayasa Lalu Lintas
tentang Lalu Lintas dan Angkutan d. Sopir kendaraan bertonase berat
Jalan di Kota Pekanbaru (Studi Kasus e. Masyarakat Kota Pekanbaru sebagai
pada .HQGDUDDQ %HUWRQDVH %HUDW µ¶ pengguna jalan.
Konsep Teoritis 4. Jenis Data
Setelah data-data yang diperlukan
Metode Penelitian dalam penelitan diperoleh, maka hasil
data-data tersebut dikelompokkan,
1. Jenis Penelitian diklasifikasikan dan dianalisa sesuai
Jenis penelitian ini adalah dengan jenis-jenis data yang diperlukan.
deskriptifkualitatif. Menurut Moleong Adapun jenis-jenis data dalam penelitian
(2009:4), penelitian dengan pendekatan tersebut adalah sebagai berikut :
kualitatif untuk menafsirkan fenomena
yang terjadi dan dilakukan dengan a. Data Primer
melibatkan berbagai metode penelitian b. Data Sekunder
yang ada, yaitu wawancara, pengamatan, 5. Teknik Pengumpulan Data
dan pemanfaatan dokumentasi. Penelitian Adapun metode pengumpulan data
deskriptif, yaitu suatu penelitian yang yang penulis gunakan dalam penelitian ini
mendeskripsikan, mencatat, menganalisa adalah :
dan menginterprestasikan kondisi-kondisi
a. Observasi
yang sekarang ini terjadi (Pasalong, 2012
b. Wawancara
: 75-76)
c. Dokumentasi
Dengan demikian penelitian 6. Analisa Data
deskriptif dengan pendekatan kualitatif, Dalam penelitian ini analisis data
yaitu menggambarkan dan melukiskan menggunakan metode deskriptif
keadaan subjek dan objek, baik seseorang, kualiatatif, yaitu data yang diperoleh akan
lembaga, masyarakat, dan lain sebagainya dibahas secara menyeluruh berdasarkan
serta didasarkan atas hasil observasi yang kenyataan yang terjadi di instansi atau
dilakukan serta memberikan argumentasi kantor tempat penelitian dilaksanakan.
terhadap apa yang ditemukan dilapangan Kemudian dibandingkan dengan konsep
dan dihubungkan dengan konsep teori maupun teori-teori yang mendukung
yang relevan. pembahasan terhadap permasalahan dalam
penelitian ini, dan kemudian mengambil
2. Lokasi Penelitian kesimpulan yang berlaku umum. Untuk
Untuk lokasi penelitian ini meningkatkan tingkat kepercayaan dan
bertempat di Dinas Perhubungan devaliditas terhadap penelitian ini, penulis
Komunikasi dan Informatika Kota melakukan teknik triangulasi.
Pekanbaru.

JOM FISIP Vo. 2 No. 2- Oktober 2015 Page 5


Teori Kebijakan Publik menyentuh pengelolaan sumber daya
publik.
Menurut Nigro dan Nigrodalam
Islamy (2001), administrasi negara Menurut Wiliam N. Dunn
mempunyai peranan penting dalam (2003:39) bahwa kebijakan publik adalah
merumuskan kebijakan dan ini merupakan suatu rangkaian pilihan-pilihan yang saling
bagian dari proses politik. Administrasi berhubungan yang dibuat oleh lembaga
negara dalam mencapai tujuan dengan atau pejabat pemerintah pada bidang-
membuat program dan melaksanakan bidang yang menyangkut tugas
berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan pemerintah, seperti pertahanan keamanan,
dalam bentuk kebijakan. energy, kesehatan, pendidikan,
kesejahteraan masyarakat, kriminalitas,
Menurut Joko Widodo (2006) perkotaan, dan lain-lain.
secara etimologis istilah kebijakan berasal
dari bahasa yunani, sansekerta, dan latin. Kebijakan publik dalam bentuk
Semenjak masalah analisis kebijakan Undang-Undang atau Perda adalah jenis
menjadi disiplin disiplin intelektual kebijakan publik yang memerlukan
terapan terhadap masalah publik, kebijakan publik penjelas atau sering yang
kebijakan telah menjadi fokus utama yang diistilahkan sebagai peraturan pelaksana.
berhubungan dengan analisis kebijkan, Kebijakan publik yang bisa langsung
termasuk pengertian dan substansi operasional antara lain Keppres, Inpres,
kebijkan. Kepmen, Keputusan Kepala Dinas, dan
lain-lain Nugroho (2003:159). Defenisi
Friederick dalam Anggara kebijakan publik menurut Winarno
(2012:503)memaparkan bahwa kebijakan (2007:6) dapat dibagi menjadi dua
adalah serangkaian tindakan yang kelompok, yaitu :
diusulkan oleh seseorang, kelompok atau
pemerintah dalam suatu lingkungan a) Kebijakan dalam bentuk peraturan-
tertentu dengan menunjukkan hambatan peraturan yang ditulis dalam bentuk
dan kesempatan terhadap pelaksanaan perundang-undangan dan tidak tertulis
ususlan kebijaksanaan dalam rangka namun disepakati.
mencapai tujuan tertentu. b) Berkenaan dengan substansi dan
berkenaan dengan prosedur.
Kebijakan berkenaan dengan Kemudian menurut Nasucha
keputusan tentang apa yang harus dalam Agustino (2012) menyatakan
dikerjakan. Untuk memproses sebuah bahwa kebijakan publik adalah
keputusan yang benar dibutuhkan kewenangan pemerintah dalam pembuatan
serangkaian prinsip rasionalitas dan politis. suatu kebijakan yang digunakan kedalam
Output dari proses tersebut dapat berupa perangkat peraturan hukum. Kebijakan
keputusan tentang alternatif terbaik yang tersebut bertujuan untuk menyerap
siap untuk diimplementasikan.,karena dinamika sosial dalam masyarakat, yang
kebijakan ini adalah kebijakan publik akan dijadikan acuan perumusan kebijakan
maka yang ditekankan disini adalah agar tercipta hubungan sosial yang
masalah, kebutuhan dan aspirasi dari harmonis. Dari defenisi tersebut dapat
masyrakat yang seharusnya dikatakan bahwa : (1) kebijakan publik
dilayani(Keban 2004: 57). Menurut dibuat oleh pemerintah yang berupa
Suharto (2008:3) kebijakan atau policy tindakan-tindakan pemerintah, (2)
adalah sebuah instrument pemerintah, kebijakan publik harus berorientasi pada
bukan saja dalam arti government yang kepentingan publik, dan (3) kebijakan
hanya menyangkut Aparatur Negara, publik adalah tindakan pemilihan
melainkan pula governance yang alternativ untuk dilaksanakan atau tidak

JOM FISIP Vo. 2 No. 2- Oktober 2015 Page 6


dilaksanakan oleh pemerintah demi bahwa implementasi kebijakan merupakan
kepentingan publik. suatu kebijakan yang menekankan kepada
suatu tindakan baik yang dilakukan pihak
Kebijakan publik adalah keputusan pemerintah, maupu individu (atau
otoritas negara yang bertujuan mengatur kelompok) swasta yang diarahkan untuk
hidup bersama yang tentunya perlu mencapai tujuan-tujuan yang telah
diimplementasikan dengan baik. Menurut ditetapkan dalam suatu keputusan
Sinambela, Dkk (2008:14)kebijakan kebijakan sebelumnya. Pada suatu saat
publik adalah segala sesuatu yang tindakan ini berusaha mentransformasikan
diputuskan oleh pemerintah untuk keputusan-keputusan menjadi pola-pola
dikerjakan atau tidak dikerjakan.Menurut operasional serta melanjutkan
Tangkilasan (2003:6) pembuatan usahatersebut untuk mencapai suatu
kebijakan merupakan sebuah aktivitas perubahan, baik besar maupun kecil yang
yang diarahkan tujuannya yang memiliki diamanatkan oleh keputusan kebijakan
ciri-ciri tersendiri dari aktivitas fisik dan tertentu.
ekspresif murni yang bertujuan untuk
mempengaruhi prospektif Menurut Nakamura dan
Smallwood dalam Sujianto (2008),
Gordon dalam Keban mengemukakan bahwa ada tiga cara yang
(2004),Implementasi kebijakan berkenaan dominan untuk mengetahui keberhasilan
dengan berbagai kegiatan yang diarahkan implementasi program. Pertama, perspektif
pada realisasi program, dalam hal ini, yang menilai keberhasilan implementasi
administrator mengatur cara untuk dari aspek kepatuhan aparat biroktar
mengorganisisr, menginterprestasikan dan bawahan kepada atasan, kedua,
menerapkan kebijakan yang telah keberhasilan dari segi berfungsinya
diseleksi. Mengorganisir bearti mengatur prosedur-prosedur rutin dalam
sumber daya, unit-unit, dan metode- implementasi kebijakan dan tidak hanya
metode untuk melaksanakan program. konflik. Ketiga, yaitu implementasi dikihat
Melakukan interprestasi berkenaan dengan dari segi pencapaian tujuan-tujuan
menterjemahkan bahasa dan istilah-istilah programatis yang diharapkan dari dampak
program kedalam rencana-rencana dan program..
petunjuk-petunjuk yang dapat diterima.
Menurut Merilee S. Grindle dalam
Solichin Abdul Wahab Agustino (2012) keberhasilan
mendifinisikan implementasi sebagai implementasi suatu kebijakan publik dapat
output, atau sejauh mana derajat dukungan diukur dari proses pencapaian hasil akhir
terhadap suatu program (Wahab, 2012 : (outcome), yaitu tercapai atau tidaknya
143). Implementasi kebijakan merupakan tujuan yang ingin dicapai. Dimana
sutu tahapan dari sebuah kebijakan yang pengukuran keberhasilan implementasi
merupakan kelanjutan dari proses kebijakan tersebut dapat dilihat dari dua
formulasi kebijakan dan sebagai suatu hal, yaitu :
proses melaksanakan keputusan kebijakan
agar mempunyai dampak atau tujuan yamg 1. Dilihat dari prosesnyna.
diimginkan. Imlementasi pada sisi yag lain
merupakan fenomena yang kompleks yang 2. Apakah tujuan kebijakan tercapai.
mungkin dapat dipahami sebagai proses, Dimensi ini diukur dengan melihat dua
keluaran (output) maupun hasil. faktor, yaitu :
a. Impakatau efeknya pada
Selain itu, menurut Donald S. masyarakat secara individu dan
Van Meter dan Carl E. Van Horn dalam kelompok
(Agustino :2012) yang menjelaskan

JOM FISIP Vo. 2 No. 2- Oktober 2015 Page 7


b. Tingkat perubahan yang terjadi e) Program Implementer(pelaksana
serta penerimaan kelompok program)
sasaran dan perubahan yang Dalam menjalankan suatu
terjadi. kebijakan atau program harus didukung
keberhasilan suatu implementasi dengan adanya pelaksana kebijakan yang
kebijakan publik, juga menurut Grindle kompeten dan kapabel demi keberhasilan
ditentukan oleh tingkat implementability suatu kebijakan. Dan ini harus sudah
kebijakan itu sendiri, yang terdiri atas terdata atau terpapar dengan baik pada
content of policy dan context of policy. bagian ini.
1) Content of Policy (isi kebijakan) f) Resources Committed(sumber-
menurut Grindle adalah : sumber daya yang digunakan)
a) Interest Affected(kepentingan- Pelaksanaan suatu kebijakan juga
kepentingan yang mempengaruhi) harus didukung oleh sumberdaya-
Interest affected berkaitan dengan sumberdaya yang mendukung agar
berbagai kepentingan yang mempengaruhi pelaksanaannya berjalan dengan baik.
suatu implementasi kebijakan dalam
pelaksanaannya pasti melibatkan banyak 2) Context of Policymenurut Grindle
kepentingan, dan sejauhmana kepentingan- adalah :
kepentingan tersebut membawa pengaruh a) Power, Interest, and Strategy Of
terhadap implementasinya, hal inilah yang Actor Involved(kekuasaan,
ingin diketahui lebih lanjut. kepentingan-kepentingan, dan
strategi dari aktor yang terlibat)
b) Type of Benefits(tipe manfaat) Dalam suatu kebijakan perlu
Pada poin ini content of policy diperhitungkan pula kekuatan atau
berupaya untuk menunjukkan atau kekuasaan, kepentingan, serta strategi yang
menjelaskan bahwa dalam suatu kebijakan digunakan oleh para aktor yang terlibat
harus terdapat beberapa jenis manfaat yang guna memperlancar jalannya pelaksanaan
menunjukkan dampak positif yang suatu kebijakan. Bila hal ini tidak
dihasilkan oleh pengimplentasian diperhitungkan dengan matang sangat
kebijakan yang hendak dilaksanakan. besar kemungkinan program yang hendak
diimplementasikan akan jauh arang dari
c) Extent of Change Envision(derajad api.
perubahan yang ingin dicapai)
Setiap kebijakan mempunyai target b) Institution and Regime
yang hendak dan ingin dicapai. Content of Characteristic(karakteristik
policy yang ingin dijelaskan pada poin ini lembaga dan rezim yang berkuasa)
adalah adalah seberapa besar perubahan Lingkungan dimana suatu
yang ingin atau hendak dicapai melalui kebijakan tersebut dilaksanakan juga
suatu implementasi kebijakan harus berpengaruh terhadap keberhasilannya,
mempunyai skala yang jelas. maka pada bagian ini dijelaskan
karakteristik dari suatu lembaga yang akan
d) Site of Decision Making(letak turut mempengaruhi suatu kebijakan.
pengambilan keputusan)
Pengambilan keputusan dalam c) Compliance and Responsiveness
suatu kebijakan memegang peranan (kepatuhan dan daya tanggap)
penting dalam pelaksanaan suatu Hal lain yang dirasa penting dalam
kebijakan, maka pada bagian ini harus proses pelaksanaan suatu kebijakan adalah
dijelaskan dimana letak pengambilan kepatuhan atau respon dari para pelaksana,
keputusan dari suatu kebijakan yang akan maka yang hendak dijelaskan pada poin ini
diimplementasikan. adalah sejauhmana kepatuhan dan respon

JOM FISIP Vo. 2 No. 2- Oktober 2015 Page 8


dari pelaksana dalam menganggapi 1. Type of Benefit (Tipe Manfaat)
kebijakan. Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi di lapnagn disimpulkan bahwa
PEMBAHASAN tujuan adanya larangan kendaraan
bertonase berat melewati jalur-jalur utama
A. Pelaksanaan Peraturan Daerah
dalam kota adalah yang pertama, agar
Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Lalu
menghindari kemacetan di Kota
Lintas dan Angkutan Jalan di Kota
Pekanbaru. Kota Pekanbaru memiliki
Pekanbaru (Studi Kasus Pada
jalan-jalan yang sangat rawan dengan
Kendaraan Bertonase Berat)
kemacetan. Kepala Bidang Pengawasan
Didalam bab ini akan menyajikan
Dan Pengendalian Lalu Lintas menyatakan
data-data yang diperoleh dari hasil
bahwa hampir semua jalan yang ada di
penelitian melalui observasi dan
Kota Prekanbaru rawan akan kemacetan.
wawancara di Dinas Perhubungan
Kedua, untuk mencegah terjadinya
Komunikasi dan Informatika Kota
kecelakaan di jalan raya, dengan kapasitas
Pekanbaru dengan Kepala Bidang
beban dan rangkanya besar akan
Pengawasan dan Pengendalian Lalu Litas,
membahayakan bagi pengguna jalan di
Kepala Urusan Pengawasan dan
jalan raya. Ketiga, menghindari terjadinya
Pengendalian Lalu Lintas dan Angkutan
kerusakan jalan, hal ini disebabkan oleh
Jalan, dan Kepala Seksi Bidang
beban muatan kendaraan tersebut yang
Managemen dan Rekayasa Lalu Lintas
besar, sehingga akan membuat
beserta dengan beberapa orang pengendara
menurunnya tingkat pelayanan jalan
kendaraan bertonase berat dan masyarakat
sehingga menyebabkan kerusakan jalan.
telah terpilih menjadi informan untuk
Rusaknya jalan seperti bergelombang dan
memberikan penjelasan mengenai
berlobang akan membahayakan bagi
Pelaksanaan Perda Nomor 2 Tahun 2009
pengendara, sehingga kecelakaan
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
diperkirakan akan sering terjadi.
dalam hal ini terhadap pengendalian
kendaraan bertonase berat di Kota 2. Site of Decision Making (Letak
Pekanbaru. Dari hasil penelitian terkumpul Pengambilan Keputusan)
sejumlah data yang diperlukan tentang Kedudukan pembuat kebijakan
bagaimana Pelaksanaan Perda No 2 Tahun mempengaruhi bagaimana pengambilan
2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan keputusan dalam suatu kebijakan
Jalan terkait dengan kendaraan bertonase memegang peranan penting dalam
berat di Kota Pekanbaru oleh pihak yang pelaksanaan suatu kebijakan, maka pada
berwenang. bagian ini menjelaskan bagaimana
pengambilan keputusan dari suatu
Pelaksanaan Peraturan Daerah No
kebijakan yang akan diimplementasikan.
2 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Dalam suatu kebijakan perlu
Angkutan Jalan di Kota Pekanbaru
diperhitungkan bagaimana kedudukan dari
khususnya pada kendaraan bertonase berat
pembuat kebijakan. Dishubkominfo Kota
sangatlah diperlukan karena bertujuan
Pekanbaru merupakan implementor atau
untuk menghindari kesemerawuta lalu
pelaksana dari Perda Nomor 2 Tahun 2009
lintas di Kota Pekanbaru. Agar lebih jelas
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
mengenai Pelaksanaan Perda Nomor 2
Dishubkominfo Kota Pekanbaru sebagai
Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
implementor bertanggung jawab terhadap
Angkutan Jalan di Kota Pekanbaru melalui
keberhasilan pelaksanaan perda tersebut
studi kasus pada kendaraan bertonase
dengan memastikan terciptanya ketertiban
berat, maka penulis akan menguraikan
lalu lintas dan angkutan jalan di Kota
secara rinci indikatornya, yaitu sebagai
Pekanbaru.
berikut :

JOM FISIP Vo. 2 No. 2- Oktober 2015 Page 9


Berdasarkan hasil wawancara di pada kemampuan memanfaatkan sumber
Dinas Perhubungan Komunikasi dan daya manusia dan sumber daya non
Informatika Kota Pekanbaru berkoordinasi manusia atau material. Tanpa adanya peran
dengan Sat Lantas Polresta Pekanbaru. serta dari sumber daya tersebut maka
Penertiban yang dilakukan berpedoman implementasi suatu program akan
kepada SOP yang ada. Ketika akan terhambat.
melakukan pengawasan di lapangan para
anggota juga diberikan arahan terlebih a. Sumber Daya Manusia
dahulu. Pengawasan langsung yang Berdasarkan hasil wawancara dan
dilakukan oleh dishubkominfo sudah observasi menunjukkan bahwa setiap
menyebar dibeberapa titik yang ditetapkan organisasi atau instansi memiliki hal yang
menjadi daerah rawan pelanggaran oleh mendasar bahwa kebutuhan akan sumber
kendaraan bertonase berat. Dishubkominfo daya manusia sangatlah vital apabila suatu
Kota Pekanbaru melalui Bidang organisasi atau instansi mengalami
Pengawasan dan Pengendalian Lalu Lintas kekurangan sumber daya manusia yang
melakukan pengawasan dibeberapa titik berkompeten dibidangnya atau tidak
rawan pelanggaran yang dilalui oleh sebanding personil yang bertugas dengan
kendaraan bertonase berat seperti di Jalan jumlah pekerjaan yang dikerjakan akan
Soebrantas, Jalan Soekarno-Hatta, Jalan membuat hasilnya akan kurang baik atau
Sudirman dekat Harapan Raya, Jalan maksimal. Dengan demikian
Arengka. Dibeberapa titik tersebut Dishubkominfo Kota Pekanbaru
Dishubkominfo Kota Pekanbaru khususnya pada Bidang Pengawasan dan
mendirikan posko penjagaan. Pengawasan Pengendalian Lalu Lintas dapat
yang dilakukan oleh Dishubkominfo melakukan penambahan jumlah personil
merupakan tugas yang penting, karena lalu agar pengawasan yang dilakukan dapat
lintas dan angkutan jalan merupakan berjalan dengan maksimal. Pada
sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan Dishubkominfo Kota Pekanbaru masih
karena angkutan jalan ikut mempengaruhi ditemui adanya kekeurangan personil
kondisi lalu lintas dan angkutan jalan di dalam melakukan pengawasan, sehingga
Kota Pekanbaru. Kendala yang dialami hasil nya kurang maksimal.
adalah bahwa dalam pengawasan yang
b. Biaya Atau Dana
dilakukan oleh dishubkominfo kota
berdasarkan hasil wawancara dan
pekanbaru tidak boleh terlepas dari Sat
observasi menerangkan bahwa
Lantas Polresta Kota Pekanbaru.
Dishubkominfo Kota Pekanbaru
Dishubkominfo Kota Pekanbaru tidak
memiliki keterbatasan anggaran dalam
dibenarkan melakukan kegiatan yang
pelaksanaan program. hal ini dapat
berhubungan dengan lalu lintas tanpa
dilihat terhambatnya penambahan
adanya dampingan dari Kepolisisan Lalu
jumlah personil dalam melakukan
Lintas. Terutama dalam penindakan
pengawasan.
terhadap kendaraan yang melanggar
c. Fasilitas Pendukung
aturan, Dishubkominfo tidak bisa
Fasilitas pendukung yang
memberhentikan kendaraan begitu saja
dimaksud adalah adanya sebuah tempat
saat melintas.
bongkar muat barang yang disediakan oleh
3. Resources Committed (Sumber Daya ) Dishubkominfo Kota Pekanbaru berupa
Dalam suatu implementasi terminal Cargo. namun dalam
kebijakan perlu adanya dukungan sumber kenyataannya hal tersebut belum dapat
daya, baik sumber daya manusia, material diwujudkan.
dan metode. Keberhasilan proses fasilitas yang selanjutnya adalah
implementasi kebijakan sangat tergantung kendaraan operasional. kendaraan
operasional yang ada di

JOM FISIP Vo. 2 No. 2- Oktober 2015 Page 10


Didhubkominfo Kota Pekanbaru belum lintas dalam kota ditujukan agar tidak
memadai karena banyak kerusakan. terjadi kesemerawutan di jalan raya,
4. Institution and Regime (Karakteristik karena keberadaan kendaraan bertonase
Lembaga atau Rezim yang Berkuasa ) berat akan mengakibatkan terjadinya
Lembaga atau rezim yang berkuasa kemacetan di jalan raya, karena ukurannya
merupakan agen pelaksana merupakan yang besar dan berat beban yang
lembaga dan penguasa. Institusi dibawanya akan menyebabkan kendaraan
pemerintah adalah institusi pembuat tersebut melaju dalam kecepatan yang
kebijakan sekaligus juga institusi rendah, selain itu keberadaannya juga
pelaksana kebijakan. Fokusnya berpotensi menyebabkan kecelakaan bagi
memberikan pelayanan kepada publik, pengguna jalan lainnya, dan menyebabkan
dalam segi prinsip politik dan memahami menurunnya kualitas jalan sehingga akan
dengan baik lingkungan dimana mereka berdampak buruk bagi pengguna jalan
melaksanakan kebijakan dan program lainnya. Sesuai dengan hasil observasi dan
publik. Agen pelaksana dalam hal ini wawancara bahwa respond an daya
adalah Dishubkominfo Kota Pekanbaru. tanggap kelompok sasaran masih kurang,
Karakteristik dari suatu lembaga akan turut masih banyak para pengendara itu sendiri
mempengaruhi suatu kebijakan. yang memasuki jalur dalam kota.
Karakteristik yang dimiliki oleh
implementor dapat berupa sikap seperti, B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
komitmen dan kejujuran dari pelaksana Pelaksanaan Perda No 2 Tahun 2009
dalam mengimplementasikan kebijakan Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
yang ada. Jalan Di Kota Pekanbaru (Studi
Kasus pada Kendaraan Bertonase
5. Compliance and Responsivenes Berat)
(Kepatuhan dan Daya Tanggap 1. Sosialisasi
Kelompok ) Kegiatan sosialisasi merupakan
Hal ini berkaitan dengan langkah utama dan sangat berpengaruh
sejauhmana kepatuhan dan respon dari terhadap keberhasilan sebuah kebijakan
kelompok sasaran dalam menanggapi intu diimplementasikan. Kegiatan
kebijakan. Tingkat kepatuhan dan daya sosialisasi mengenai cara berlalu lintas
tanggap kelompok sasaran dapat dilihat yang baik dan benar serta aturan-aturan
dari sejauhmana kelompok sasaran terlibat yang mengatur lalu lintas dan angkutan
dalam suatu kebijakan. Kelompok sasaran jalan di Kota Pekanbaru.
diharapkan dapat berperan aktif terhadap
kebijakan yang dijalankan pemerintah, Berdasarkan hasil wawancara dan
karena hal ini akan sangat mempengaruhi obsrvasi lapangan menunjukkan bahwa
pelaksaan program kebijakan dari sosialisasi yang di lakukan oleh
pemerintah. Dalam hal ini kelompok Dishubkominfo Kota Pekanbaru belum
sasaran ditujukan kepada pengendara merata, masih ada dari pengendara
kendaraan bertonase berat atau pengendara kendaraan bertonase berat yang tidak
angkutan barang untuk dapat terlibat mengetahui ada nya larangan truk masuk
dalam menjaga ketertiban lalu lintas, kota tersebut. Mereka berpendapat tidak
keamanan, dan keselamatan dalam berlalu pernah melihat spanduk-spanduk larangan
lintas dengan tidak melewati jalan-jalan yang biasanya sering dipasang apabila ada
yang tidak dibenarkan dilalui oleh suatu larangan tertentu. Hal tersebut
kendaraan bertonase berat terutama jalan- menunjukkan bahwa sosialisasi yang
jalan lintas dalam Kota Pekanbaru. Pada dilakukan oleh Dishubkominfo masih
dasarnya kebijakan tentang larangan belum maksimal sehingga pelanggaran
kendaraan bertonase berat memasuki jalur masih terjadi. Pengendara truk
mengeluhkan sosialisasi menggunakan

JOM FISIP Vo. 2 No. 2- Oktober 2015 Page 11


spanduk masih kurang, mereka bahkan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal
tidak melihat spanduk-spanduk larangan 267 terhadap pelanggaran ketentuan dalam
truk masuk kota tersebut di pinggir jalan. peraturan daerah ini dapat dikenakan
Selain itu soaislisasi menggunakan media sanksi administrasi berupa pencabutan izin
sosial juga terasa kurang efektif, karena pengusahaan, pencabutan izin operasi dan/
untuk melihat informasi-informasi yang atau izin trayek serta rekomendasi
seperti itu jarang di lakukan oleh pencabutan izin usaha.
pengendara kendaraan tonase tersebut,
biasa nya mereka hanya mengetahui dari Namun berhasilkan hasil
sesama rekan sopir saja. wawancara dan observasi dilapangan
bahwa sanksi yang diberikan belum sesuai
Dari keterangan diatas , soaialisasi dengan ketentuan yang ada.
memiliki peranan penting, untuk itu dishubkominfo sendiri belum dapat
kegiatan sosialisasi mengenai larangan menegakkan sanksi yang sesuai dengan
tentang kendaraan bertonase berat pedoman dalam Perda No 2 Tahun 2009
memasuki jalur dalam kota perlu tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan.
ditingkatkan lagi demi menjamin
keamanan dan keselamatan bagi pengguna BAB VI
jalan lainnya. Dishubkominfo dalam hal PENUTUP
ini bidang pengawasan dan pengendalian A. Kesimpulan
harus lebih giat lagi melakukan sosialisasi Berdasarkan hasil penelitian yang
secara langsung kepada para pengendara dilakukan oleh penulis yang diuraikan
kendaraan bertonase berat. pada bab sebelumnya, mengenai
Pelaksanaan Perda No 2 Tahun 2009
2. Sanksi Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di
Tindakan yang dilakukan terhadap Kota Pekanbaru (Studi Kasus pada
penyimpangan atau pelanggaran yang Kendaraan Bertonase Berat), maka
dilakukan oleh pengendara kendaraan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
bertonase berat adalah dengan
memeberikan sanksi. Sanksi ini diberikan 1. Pelaksanaan Peraturan Daerah
langsung oleh Dishubkominfo Kota Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Lalu
Pekanbaru dengan tujuan agar tidak ada Lintas dan Angkutan Jalan di Kota
lagi pelanggaran-pelanggaran yang sama Pekanbaru (Studi Kasus Pada
dilakukan. Sanksi yang diberikan terhadap Kendaraan Bertonase Berat) dinilai
pelanggaran yang dilakukan tentu tidak belum maksimal. Sampai saat ini
terlepas dari pedoman Perda No 2 Tahun kesadaran dari para pengendara
2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan kendaraan bertonase berat terhadap
Jalan. Dalam Perda No 2 Tahun 2009 tujuan larangan tonase masuk kota
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan masih belum terlihat jelas. Dari
tepatnya diatur Pada Bab XXV Tentang segi kedudukan atau kewenangan
Ketentiuan Pidana, Pasal 267 (1) yang dimiliki oleh Dishubkominfo
pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan Kota Pekanbaru tidak penuh,
dalam peraturan daerah ini dapat diancam Dishubkominfo Kota Pekanbaru
dengan pidana kurungan paling lama 3 tidak dapat melaksanakan
(tiga) bulan atau denda sebanyak ± penertiban tanpa dampingan dari
banyaknya Rp. 50.000.000.- (lima puluh Polisis Lalu Lintas, selain itu
juta rupiah). (2) tindak pidana kurangnya konsistensi dalam
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pengambilan keputusan. Sumber
adalah pelanggaran. Kemudian pada Bab daya, seperti yang telah dikemukan
XXVI Tentang Sanksi Administratif, Pasal bahwa sumber daya yang tersedia
268 menerangkan bahwa selain ketentuan belum mencukupi. Jumlah personil

JOM FISIP Vo. 2 No. 2- Oktober 2015 Page 12


yang dibutuhkan belum mencukupi Penindakan terhadap semua
dengan cakupan wilayah jenis kendaraan bertonase berat
pekanbaru. Untuk segi dana tidak masih belum merata, untuk
mencukupi. Fasilitas seperti kendaraan tonase berjenis
Terminal Cargo belum ada di Kota angkutan bahan bangunan dan
Pekanbaru. Seperti kendaraan makanan masih sering di
operasional belum mencukupi, izinkan masuk.
karena banyak yang mengalami B. Saran
kerusakan. Dengan demikian Berdasarkan hasil penelitian dan
pengawasan terhadap kendaraan pembahasan mengenai Pelaksanaan Perda
tonase berat tersebut belum No 2 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
maksimal di lakukan. Daya Angkutan Jalan Di Kota Pekanbaru (Studi
tanggap dan respon dari Kasus Pada Kendaraan Bertonase Berat),
masyarakat khusus pengenmudi penulis dapat memberikan saran sebagai
tonase berat masih rendah. berikut :
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Pelaksanaan Perda No 2 Tahun 1. Dishubkominfo Kota Pekanbaru
2009 Tentang Lalu Lintas dan harus lebih konsistensi dalam
Angkutan Jalan di Kota Pekanbaru pengambilan keputusan.
(Studi Kasus Pada Kendaraan Penambahan jumlah anggota atau
Bertonase Berat) : personil harus di lakukan
a. Faktor sosialisasi, sosialisasi secepatnya, karena pengawasan
yang dilakukan oleh langsung yang dilakukan
Dishubkominfo Kota dilapangan sangat penting, jumlah
Pekanbaru terhadap larangan personil yang kurang akan
tonase berat masuk kota belum membuat pengawasan yang
merata. Hal ini dibuktikan oleh dilakukan tidak maksimal. Dari
masih ada dari pengendara segi dana atau biaya, hendaknya
tonase berat tersebut yang tidak anggaran untuk Dishubkominfo
mengetahui ada nya larangan Kota Pekanbaru ditingkatkan agar
tonase berat masuk kota. pengawasan dapat berjalan lebih
b. Sanksi, berdasarkan hasil efektif. Untuk segi fasilitas
wawancara bahwa pemberian pendukung seperti kendaraan
sanksi memang sudah operasional harus di tambahkan
dilakukan oleh Dishubkominfo lagi, karena sudah banyak yang
Kota Pekanbaru berupa sanksi rusak dan pembangunan Terminal
tilang. Untuk pemberian denda Cargo harus secepatnya
dikeluarkan oleh Pengadilan dilakukan.
Negeri, akan tetapi sanksi 2. Sosialisasi harus lebih
denda yang diberikan tersebut dimaksimalkan, pemasangan
tidak memberikan efek jera rambu-rambu dan spanduk-
terhadap pelanggar kendaraan spanduk pemberitahuan adanya
tonase tersebut karena denda larangan atau kebijakan
yang diterapkan tidak sesuai kendaraan bertonase berat harus
dengan apa yang tertulis pada di perbanyak lagi dan ditempatkan
Perda No 2 Tahun 2009 pada pintu-pintu masuk ke dalam
Tentang Lalu Lintas dan kota. Penegakan sanksi perlu di
Angkutan Jalan. Denda yang perkuat kembali. Sanksi yang
diberikan jauh lebih kecil dari diberikan harus memberikan efek
apa yang seharusnya diberikan. jera bagi pelanggar lalu lintas.

JOM FISIP Vo. 2 No. 2- Oktober 2015 Page 13


Pemerintah melalui Nawawi, Ismail. 2009. Public Policy
dishubkominfo kota pekanbaru (Analisis, Strategi, Advokasi Teori
sudah sewajarnya membuat aturan dan Praktek). Surabaya: PNM.
baru atau aturan khusus terhadap
kendaraan bertonase berat seperti Nugroho, Riant D, 2003. Kebijakan Publik
mobil molen, angkutan bahan Untuk Negara-Negara
bangunan dan makanan yang Berkembang. Jakarta : Elex Media
masih diizinkan masuk oleh Kompetindo.
Dishubkominfo Kota Pekanbaru,
Pasolong, Harbani, 2012. Metode
agar tidak ada lagi tebang pilih
Penelitian Administrasi
terhadap kendaraan bertonase
Publik.Bandung: Alfabeta
berat. Peraturan yang ada harus di
berikan secara adil kepada semua Sinambela, Lijan Poltak, 2008. Reformasi
jenis kendaraan bertonase berat. Pelayanan Publik. Bumi Aksara Jakarta
Suharto, Edi, 2008. Kebijakan Sosial
DAFTAR PUSTAKA Sebagai Kebijakan Publik.
Bandung : Alfabet
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Buku : Kuantitatif dan Kualitatif R dan D.
Agustino, Leo. 2012. Dasar-Dasar Bandung: Alfabeta
Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta
Sujianto, 2008, Implementasi Kebijakan
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Publik, Konsep Teori Dan Praktek,
Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Alaf Riau dan Program Studi Ilmu
Kebijakan Administrasi (Psia) Pasca Sarjana
Universitas Riau, Pekanbaru
Publik dan Ilmu Sosial Lainnya.
Jakarta : Kencana Prenada Media Sumaryadi, Nyoman, 2005. Efektifitas
Grup. Kebijakan Otonomi Daerah.
Jakarta : Citra Utama
Dunn, Wiliam N. 2003. Pengantar
Analisis Kebijakan Publik. Tangkilasan, Hassel Nogi S. 2003.
Yogyakarta University Press. Evaluasi Kebijakan Publik.
Balairuang : Yogyakarta
Islamy, M. Irfan. 2001. Prinsip-Prinsip
Kebijakan Negara. Jakarta : Bumi Aksara Wahab, Solichin Abdul, 2005. Analisis
Kebijaksanaan Dari Formulasi
Keban, Yoremias T. 2004. Enam Dimensi Keimplementasian Kebijaksanaan
Strategis Administrasi Publik Negara. Jakarta : Bumi Aksara
Konsep, Teori Dan Isu. Yogyakarta
: Gava Media Widodo, Joko. 2006. Analisis Kebijakan
Publik. Sidoardjo : Bayu Media
LAN, 2005. Sistem Administrasi Negara Publishing
Republik Indonesia. Jakarta :
Rajawali Press Winarno, Budi, 2007. Kebijakan Publik :
Teori dan Proses. Yogyakarta :
Moleong, Lexi J. 2009. Metodologi Media Pressindo
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Skripsi :

JOM FISIP Vo. 2 No. 2- Oktober 2015 Page 14


Ramadhani, Melisa .2014. Implementasi
Perda Nomor 8 Tahun 2012
Tentang Retribusi Izin Gangguan
(Studi Kasus Usaha Peternakan
Ayam Dan Babi), Skripsi :
Pekanbaru

Dokumen :
Perda No 2 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.

JOM FISIP Vo. 2 No. 2- Oktober 2015 Page 15

You might also like